Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Merupakan virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang tidak dapat
hidup di luar tubuh manusia. Kerusakan
sistem kekebalan tubuh ini akan
menimbulkan kerentanan terhadap infeksi
penyakit
3. Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS)
Sekumpulan gejala, infeksi dan kondisi yang
diakibatkan infeksi HIV pada tubuh. Muncul
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah
menyerang tubuh dan dapat menyebabkan
kematian.
Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang
muncul akibat lemahnya system pertahanan
tubuh yang telah terinfeksi HIV atau oleh
4. Kandidiasis: infeksi jamur pada mulut,
tenggorokan, vagina.
Virus sitomegalia (CMV): menimbulkan penyakit
mata yang dapat menyebabkan kematian.
Herpes pada mulut atau alat kelamin.
Mycobacterium avium complex (MAC): infeksi
bakteri yang menyebabkan demam kambuhan.
Pneumonia pneumocystis (PCP): infeksi jamur yang
dapat menyebabkan radang paru.
Toksoplasmosis: infeksi protozoa otak.
Tuberkolosis (TB)
5. Golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV).
Pertama kali ditemukan tahun 1983 sebagai
retrovirus HIV-I
Tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2
HIV-2 kurang patogen dibandingkan HIV-I
untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
6. Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk
membasmi suatu infeksi dari benda asing,
misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan
jaringan asing dari binatang maupun manusia
lain (immune response) yang terdiri dari 2
proses yang kompleks yaitu kekebalan
humoral dan kekebalan cell-mediated.
Virus AIDS (HIV) mempunyai cara tersendiri
sehingga dapat menghindari mekanisme
pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan
kemudian dilumpuhkan.
7. Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan
bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh
dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4
mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper.
Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel
T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing
tersebut, reseptor sel T helper tidak berdaya; bahkan HIV bisa
pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum
sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah
dilumpuhkan.
HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper
sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang
sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan
membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang
RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
8. Dengan bantuan enzim reverse transcriptase, HIV akan
melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4
yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA
DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai
sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen
Fungsi T helper lumpuh genom dari HIV ((proviral DNA
)) dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper shg
menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan
perkembangan biakan sel T helper.
Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena
infeksi virus lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA,
keluar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk
menimbulkan penyakit AIDS.
T helper sudah lumpuh tidak ada mekanisme pembentukan
sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan
mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
9.
10. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah
infeksi. Tidak ada gejala.
Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan
gejala flu likes illness.
Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-1,5 atau lebih tahun dengan
gejala tidak ada.
Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala
demam, keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati,
lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS
pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat
dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi
neurologist.
11. AIDS dapat menyerang semua golongan
umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Resiko tinggi adalah :
Lelaki homoseksual atau biseks
Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
Orang yang ketagian obat intravena
Partner seks dari penderita AIDS
Penerima darah atau produk darah (transfusi).
14. BB menurun <10%
Kelainan kulit dan mukosa yang ringan
seperti dermatitis seboroik, prurigo,
onikomikosis, ulkus oral yang rekuren,
kheilitis angularis
Herpes zozter dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran nafas bagian atas seperti
sinusitis bakterial
Skala aktivitas; simptomatik, aktivitas normal
15. BB menurun >10%
Diare kronis yang berlangsung >1 bln
Demam berkepanjangan > 1 thn
Kandidiasis orofaringeal
Oral hairy leukoplakia
TB paru dalam tahun terakhir
Infeksi bakterial yg berat spt pneumonia dan
piomiositis
Skala aktivitas; pada umumnya lemah,
aktivitas di tempat tidur < 50%
17. Mikobakteriosis atipikal diseminata
Septikemia salmonelosis non tifoid
Tuberkulosis di luar paru
Limfoma
Sarkoma kafosi
Enselofati HIV
Skala aktivitas; pada umumnya sangat lemah,
aktivitas di tempat tidur > 50%
18. 1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA (Enzym-linked immunoabsorbent assay)
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
19. 1.Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
ELISA (positif; hasil tes yang positif dipastikan
dengan western blot)
Western blot (positif)
P24 antigen test (positif untuk protein virus
yang bebas)
Kultur HIV(positif; kalau dua kali uji-kadar
secara berturut-turut mendeteksi enzim
reverse transcriptase atau antigen p24
dengan kadar yang meningkat).
20. 2.Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a.LED (normal namun perlahan-lahan akan
mengalami penurunan)
b.CD4 limfosit (menurun; mengalami
penurunan kemampuan untuk bereaksi
terhadap antigen)
c.Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
d.Serum mikroglobulin B2 (meningkat
bersamaan dengan berlanjutnya penyakit)
e.Kadar immunoglobulin (meningkat)
21. PENATALAKSANAAN
1. Pengendalian Infeksi Oportunistik bertujuan
menghilangkan, mengendalikan, dan
pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial,
atau sepsis
2. Terapi Anti Retro Viral
3. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
4. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan
obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress, gizi yang kurang,
alkohol dan obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun.
22. Pengobatan
Obat Antiretrovirus (ARV) --> menghambat
replikasi (penggandaan diri) HIV.
Tujuan utama terapi :
Menekan jumlah virus secara maksimal dan
terus menerus mencegah dan/atau
mengembangkan fungsi imun.
Memperbaiki kualitas hidup
Mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat
infeksi HIV.
23. Indikasi :
Infeksi HIV telah dikonfirmasi dengan tes antibodi
Keputusan untuk mulai menggunakan ARV diambil
setelah pasien dan keluarga/ pendamping mendapatkan
informasi yang lengkap ttg dana yang dibutuhkan,
jaminan kepatuhan berobat yg tinggi, efek samping yg
mungkin tjd
Indikasi lab;
1) Penyakit HIV stadium IV tanpa memperhatikan jumlah
CD4
2) Jika tes CD4 dpt dilakukan, ART sebaiknya dimulai
sebelum jumlah CD4 dibawah 200
3) Jika tes CD4 tidak dapat dilakukan, ART sebaiknya
24. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NRTI)
Menghambat proses perubahan RNA virus
menjadi DNA (replikasi virus), Ex :: Zidovudine
(ZDV/AZT), Iamivudine (3TC), Didanosine (ddI),
Zalcitabine (ddC), Stavudine (d4T), Abacavir
(ABC)
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NNRTI)
Nevirapine (NVP), Evafirenz (EFZ), Delavirdine
(DLV),
Protease Inhibitor (PI)
25. Pendidikan kesehatan dan peningkatan
pengetahuan yang benar mengenai HIV
Kontak seksual antara homoseksual
sebaiknya dengan kondom
Kurangi jumlah pasangan atau pakai
kondom.
Tidak menggunakan alat suntik bersama-
sama.
Membersihkan alat suntik dengan cairan
pembersih atau mengganti jarum suntik.
26. Penggunaan alat pelindung pribadi untuk menurunkan risiko
terkena darah atau bahan-bahan lain yang mungkin
infeksius.
Setelah penggunaan alat pelindung, tangan harus dicuci
dengan sabun dan air.
Batasi resusitasi mouth to mouth, gunakan alat bantu mulut,
kantung resusitasi, dan lain-lain yang tersedia.
Cuci bagian tubuh yang terpapar cairan tubuh/mukosa
membran yang potensial menimbulkan infeksi dengan sabun
dan air.
Pemeriksaan HIV dan hepatitis bagi yang tertusuk jarum,
tergores pisau.
Dekontaminasi area kerja.
27. A (Abstinent): Puasa, jangan melakukan
hubungan seksual yang tidak sah
B (Be Faithful)Setialah pada pasangan,
melakukan hubungan seksual hanya
dengan pasangan yang sah
C (use Condom) Pergunakan kondom saat
melakukan hubungan seksual bila berisiko
menularkan/tertular penyakit
D (Don’t use Drugs) Hindari
penyalahgunaan narkoba
28. PRIORITAS KEPERAWATAN
a. Mencegah, memperkecil infeksi
b. Mempertahankan homeostatis.
c. Mengusahakan kenyamanan
d. Memberikan penyesuaian psikososial
e. Memberikan informasi mengenai proses
penyakit/ prognosis dan kebutuhan perawatan.
29. Perawatan komprehensif
berkesinambungan
Konseling dan tes HIV sukarela
Tatalaksana klinis dan diagnosa dini yang
memadai
Asuhan keperawatan yang mampu
memberikan kenyamanan pasien higienis,
mampu mengendalikan infeksi dengan baik,
memberikan perawatan paliatif dan menangani
kasus terminal, melatih dan mendidik keluarga
tentang perawatan di rumah dan pencegahan
penularan serta melakukan promosi kesehatan
30. Lanj
Perawatan di rumah dan di masyarakat
Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan
emosional, dukungan spiritual dan konseling
Membentuk kelompok dukungan masyarakat
Mengurangi dan menyingkirkan stigma, membangun
sikap positif dari masyarakat
Dukungan sosial atau rujukan kepada pelayanan sosial
Pendidikan dan pelatihan HIV-AIDS bagi pendamping
ODHA
Membangun kerjasama penyelenggara layanan klinis