Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Infografis pengobatan hiv
1. siRNA adalah RNA double stranded yang
terdiri dari 21 -23 pasangan basa yang
mampu membentuk komplement dengan
target sekuen spesifik mRNA. SiRNA
berasosiasi dengan molekul helikase dan
nuclease membentuk kompleks dengan
RISC (RNA-inducing silencing compleks)
yang akan melepaskan komplemen
siRNA membentuk ss-siRNA dan
kemudian kompleks ini akan dapat
berkomplement dengan mRNA target,
sehingga akan memotong mRNA target.
Selanjutnya potongan-potongan mRNA
akan didegradasi oleh enzim RNase
(Kitabwalla dan Ruprecht, 2002).
HIV adalah retrovirus yang menggunakan RNA sebagai genom. Untuk masuk ke
dalam sel, virus ini berikatan dengan receptor (CD4) yang ada di permukaan sel.
Artinya, virus ini hanya akan menginfeksi sel yang memiliki receptor CD4 pada
permukaannya. Karena biasanya yang diserang adalah sel T lymphosit (sel yang
berperan dalam sistem imun tubuh), maka sel yang diinfeksi oleh HIV adalah sel T
yang mengekspresikan CD4 di permukaannya (CD4+ T cell).
Salah satu strategi dalam menyembuhkan penderita
HIV/AIDS dengan terapi antisense adalah dengan
menggunakan short interfering RNA (siRNA).
Prinsip dari terapi ini adalah menggunakan small RNA
yang dapat menghambat ekspresi beberapa gen spesifik
virus HIV/AIDS, sehingga dapat menghentikan sintesis
protein yang digunakan virus untuk bertahan hidup,
diantaranya adalah protein yang terlibat dalam replikasi.
Selain itu, terapi dengan siRNA juga dapat menghambat
ekspresi gen spesifik pada sintesis protein yang
mendukung infeksi virus HIV/AIDS ke dalam sel host.
Terapi pasien yang terinfeksi virus HIV/AIDS
saat ini didasari pada ekspresi beberapa
protein penting dalam virus HIV/AIDS yang
mendukung infeksi virus ke dalam sel host,
replikasi dan pembentukan lapisan kapsid,
serta protein-protein yang terlibat pada
tahap akhir replikasi dan protein yang
dibutuhkan untuk proses lisis (keluar dari
sel).
Beberapa protein yang mendukung
proses infeksi ke dalam host (disebut
juga sebagai protein kofaktor selular)
diantaranya adalah NF-B, CD4
reseptor HIV, co-reseptor CXCR4 dan
CCR5. Berbagai protein ini bisa
dijadikan sebagai target dalam terapi
HIV/AIDS dengan menggunakan
siRNA.
Efek samping siRNA
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian siRNA dapat memicu beberapa
efek samping, diantaranya adalah memicu aktifitas sistem immun dan
penghambatan ekspresi gen normal lainnya yang terjadi secara tidak sengaja.
Aktifasi sistem immun yang berlebihan karena pemberian siRNA bisa mengakibatkan
efek toksik bagi tubuh.
Perkembangan dunia formulasi obat dan sintesis obat berdasarkan ”struktur
based design” atau ”rasional drug design” cukup memungkinkan untuk
menghindari efek samping pada terapi dengan siRNA. Dengan menggunakan
strategi sistem penghantaran terikat antibodi (antibody delivery system) atau
melapisi siRNA dalam liposom terbukti mampu menghambat ekspresi gen
memicu aktifasi sistem immun (Song, et.al., 2005).
Penghancuran mRNA virus HIV/AIDS
yang dimediasi oleh siRNA selanjutnya
akan menghentikan sintesis protein
yang essensial bagi virus untuk
melakukan replikasi di dalam sel host
dan atau tidak dapat keluar dari sel
host, sehingga akan membatasi infeksi
pada sel-sel sehat lainnya.
Aplikasi Terapi Gen Pada
Pengobatan HIV
Terapi siRNA pada penderita HIV/ AIDS
Solusi untuk efek samping siRNA
Strategi lainnya adalah dengan melakukan modifikasi struktur basa
dari siRNA, sehingga mampu mengurangi resiko efek samping dan
lebih spesifik hanya mampu berikatan dengan mRNA virus HIV/AIDS
BIOTEKNOLOGI
FARMASI
SALNI NINDITA
1843057022