ITE adalah penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik yang diatur dalam undang-undang untuk mendukung perdagangan dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat, asalkan dilakukan secara aman dan memperhatikan nilai-nilai sosial budaya Indonesia. UU ITE mengatur tentang pengakuan hukum informasi elektronik, larangan penyebaran konten negatif, dan ancaman hukum bagi pelanggaran.
Pengguna media sosial perlu mengetahui bahwa mendistribusikan (mengirimkan/menyebarkan), mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diakses informasi (buatan sendiri atau orang lain) yang mengandung unsur pornografi, berita bohong (hoax), penipuan, pencemaran nama baik, permusuhan, kekarasan (bullying) melalui media sosial atau sistem elektronik lainnya dapat dikenakan hukuman denda maksimum 750 juta/1 milyar dan/atau penjara maksimum 4/6 tahun. Wartawan atau jurnalis yang dilindungi oleh UU Pers juga perlu tahu UU ITE terkait media sosial ini agar tidak menjadi "korban" UU ITE.
Beberapa Contoh Kasus UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Indriyatno Banyumurti
Presentasi tentang Perbuatan yang Dilarang dan Sanksi Pidananya yang ada di dalam UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Serta beberapa contoh kasus yang terjadi di Indonesia
Pengguna media sosial perlu mengetahui bahwa mendistribusikan (mengirimkan/menyebarkan), mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diakses informasi (buatan sendiri atau orang lain) yang mengandung unsur pornografi, berita bohong (hoax), penipuan, pencemaran nama baik, permusuhan, kekarasan (bullying) melalui media sosial atau sistem elektronik lainnya dapat dikenakan hukuman denda maksimum 750 juta/1 milyar dan/atau penjara maksimum 4/6 tahun. Wartawan atau jurnalis yang dilindungi oleh UU Pers juga perlu tahu UU ITE terkait media sosial ini agar tidak menjadi "korban" UU ITE.
Beberapa Contoh Kasus UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Indriyatno Banyumurti
Presentasi tentang Perbuatan yang Dilarang dan Sanksi Pidananya yang ada di dalam UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Serta beberapa contoh kasus yang terjadi di Indonesia
Dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan Pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban konstitusional melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tujuan bernegara tersebut diwujudkan dalam bentuk perlindungan data pribadi dari setiap penduduk atau warga negara Indonesia
1. Apa yang dimaksud dengan Cyber Space, Cyber Crime, Cyber Law, dan apakah hubungan dari ketiganya, Jelaskan!
2. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang Cyber Law di Indonesia!
3. Sebutkan esensi kandungan Cyber Law di Indonesia!
4. Sebutkan Alat Bukti menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
5. Syarat apakah suatu Alat Bukti dikatakan Sah menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
Perlindungan privasi dan data pribadi sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi digital di suatu negara, tanpa terkecuali Indonesia. Perlindungan tersebut merupakan faktor penentu akan adanya kepercayaan daring (online trust), yang merupakan hal penting dalam transaksi digital. Privasi dan data pribadi menjadi sebuah hal yang penting karena pengguna dalam jaringan tidak akan melakukan sebuah transaksi digital apabila merasa keamanan akan privasi dan data pribadinya terancam. Salah satu perlindungan privasi dan data pribadi tersebut berkenaan bagaimana data pribadi tersebut akan diproses termasuk data sensitif dari pengguna yang apabila disebarkan ke pihak yang tidak bertanggung jawab akan berpotensi menimbulkan kerugian finansial, bahkan mengancam keamanan dan keselamatan pemiliknya. Ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan privasi dan data pribadi tersebut memiliki korelasi garis lurus dengan pertubuhan ekonomi yang dihasilkan dari transaksitransaksi dalam jaringan (online)
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPUnggul Sagena
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia bukan tidak ada. Saat ini ada PP No 71/2019 untuk sementara, sebelum RUU PDP Disahkan yang saat ini (Juni 2020) masih dibahas di parlemen.
Dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan Pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban konstitusional melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tujuan bernegara tersebut diwujudkan dalam bentuk perlindungan data pribadi dari setiap penduduk atau warga negara Indonesia
1. Apa yang dimaksud dengan Cyber Space, Cyber Crime, Cyber Law, dan apakah hubungan dari ketiganya, Jelaskan!
2. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang Cyber Law di Indonesia!
3. Sebutkan esensi kandungan Cyber Law di Indonesia!
4. Sebutkan Alat Bukti menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
5. Syarat apakah suatu Alat Bukti dikatakan Sah menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
Perlindungan privasi dan data pribadi sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi digital di suatu negara, tanpa terkecuali Indonesia. Perlindungan tersebut merupakan faktor penentu akan adanya kepercayaan daring (online trust), yang merupakan hal penting dalam transaksi digital. Privasi dan data pribadi menjadi sebuah hal yang penting karena pengguna dalam jaringan tidak akan melakukan sebuah transaksi digital apabila merasa keamanan akan privasi dan data pribadinya terancam. Salah satu perlindungan privasi dan data pribadi tersebut berkenaan bagaimana data pribadi tersebut akan diproses termasuk data sensitif dari pengguna yang apabila disebarkan ke pihak yang tidak bertanggung jawab akan berpotensi menimbulkan kerugian finansial, bahkan mengancam keamanan dan keselamatan pemiliknya. Ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan privasi dan data pribadi tersebut memiliki korelasi garis lurus dengan pertubuhan ekonomi yang dihasilkan dari transaksitransaksi dalam jaringan (online)
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi Melalui RUU PDPUnggul Sagena
Kebijakan Perlindungan Data Pribadi di Indonesia bukan tidak ada. Saat ini ada PP No 71/2019 untuk sementara, sebelum RUU PDP Disahkan yang saat ini (Juni 2020) masih dibahas di parlemen.
Masukan ict watch pd FGD Tayangan bermuatan SARA dan Terorisme, 21 september ...ICT Watch
Menyikapi perkembangan terkini terkait sebagaimana didiskusikan pada FGD yang diselenggarakan Kominfo tentang pembahasan tayangan video bermuatan SARA dan Terorisme, ICT Watch memberikan masukan resmi secara tertulis, sebagaimana yang bisa dibaca pada file ini.
Buku Tata Kelola Internet. Sumber awal dalam bahasa Inggris dan edisi terbaru dapat diunduh di http://www.diplomacy.edu/resources/books/introduction-internet-governance
UU 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik ITEYUSRA FERNANDO
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS U...temanna #LABEDDU
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
2021 Seminar- Polemik UU ITE dan Revisi UU ITEBambang
Seminar Nasional Polemik UU ITE dan Revisi UU ITE.
Dipresentasikan dalam rangka kegiatan Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh HMSI (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi) Insan Pembangunan.
Hari, Tanggal : Minggu, 19 September 2021
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
1.
2. Apa si itu ITE …………. ?
ITE ADALAH INFORMASI DAN TRANSKSI ELEKTRONIK DIMANA SUATU ATURAN
YANG DIBUAT OLEH NEGARA DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERPERAN PENTING DALAM PERDAGANGAN DAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN
NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
PERLU MENDUKUNG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI
INFRASTRUKTUR HUKUM DAN PENGATURANNYA SEHINGGA PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DILAKUKAN SECARA AMAN UNTUK MENCEGAH
PENYALAHGUNAANNYA DENGAN MEMPERHATIKAN NILAI-NILAI AGAMA DAN SOSIAL
BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
1
3. • TEKNOLOGI INFORMASI :
Suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
• DOKUMEN ELEKTRONIK :
Setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem
Elektronik
KETENTUAN UMUM
2
4. KETENTUAN UMUM
• SISTEM ELEKTRONIK :
Serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
• TANDA TANGAN ELEKTRONIK :
Tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang
digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikas
• SERTIFIKAT ELEKTRONIK :
Sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan
Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para
pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
3
5. ASAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK
Asas kepastian hukum berarti landasan hukum bagi pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik serta segala sesuatu
yang mendukung penyelenggaraannya yang mendapatkan
pengakuan hukum di dalam dan di luar pengadilan.
Asas manfaat berarti bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan
transaksi elektronik diupayakan untuk mendukung proses
berinformasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Asas hati-hati berarti para pihak yang bersangkutan harus
memperhatikan segenap aspek yang berpotensi mendatangkan
kerugian bagi dirinya maupun pihak lain dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan transaksi elektronik.
4
6. ASAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK
Asas itikad baik berarti para pihak dalam melakukan Transaksi
Elektronik tidak bertujuan untuk secara sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak lain tanpa
sepengetahuan pihak lain tersebut.
Asas netral teknologi berarti pemanfaatan teknologi informasi dan
transaksi elektronik tidak terfokus pada penggunaan teknologi
tertentu sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi di masa
mendatang
5
7. INFORMASI ELEKTRONIK
• Informasi Elektronik & / Dokumen Elektronik & / hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah, dan merupakan perluasan
dari alat bukti yang diatur dalam Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia.
• Informasi elektronik dapat berupa catatan elektronik, dokumen
elektronik, kontrak elektronik, surat elektronik, atau tanda tangan
elektronik.
• Informasi Elektronik & Dokumen Elektronik dinyatakan sah bila
mengguna-an Sistem Elektronik sesuai ketentuan dalam UU ITE
• Ketentuan tersebut dimaksudkan sebagai dasar timbulnya hak, yakni
:
• Menyatakan suatu hak,
• Memperkuat hak yang telah ada, atau
• Menolak hak orang lain
5
8. INFORMASI ELEKTRONIK
7
• Selain pengecualian sebelumnya yang mensyaratkan suatu
informasi elektronik harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi
Elektronik &/ Dokumen Elektronik dianggap sah bila informasi
yang tercantum didalamnya memenuhi ketentuan UU sbb :
1. Dapat terjamin keutuhannya dan dapat dipertanggung-jawabkan
Pesan yang dimaksud dalam informasi elektronik tersebut tidak
berubah isinya dalam proses penyimpanan, pengiriman, penerimaan
dan tampilannya.
2. Dapat diakses
Informasi elekronik tersebut dapat ditelusuri keberadaannya.
3. Dapat ditampilkan sehingga menerangkan suatu keadaan
Informasi elektronik tersebut memiliki makna tertentu atau
menjelaskan isi atau substansi yang dimaksud oleh penggunanya.
9. PERBUATAN YANG DILARANG
a. Mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan sbb :
• Melanggar kesusilaan.
• Perjudian.
• Penghinaan dan atau pencemaran nama baik.
• Pemerasan dan atau pengancaman.
(Penjelasan Pasal 27 UU RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi
elektronik)
b. Menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik. (Penjelasan Pasal 28 huruf a UU RI No 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik)
c. Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras,dan antar golongan (SARA). (Penjelasan Pasal 28 huruf b UU RI
No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik)
d. Mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.
(Penjelasan Pasal 29 UU RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi
elektronik)
8
10. PERBUATAN
YANG DILARANG
e. mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain
dengan cara apapun. (Penjelasan Pasal 30 UU RI No 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan transaksi elektronik)
f. melakukan intersepsi atau penyadapan. (Penjelasan Pasal 31 UU RI No
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik)
g. dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang
lain atau milik publik. (Penjelasan Pasal 32 UU RI No 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan transaksi elektronik)
h. melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya. (Penjelasan Pasal 33 UU RI No 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik.)
9
11. PERBUATAN
YANG DILARANG
i. memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan,
mengimpor, mendistribusi kan, menyediakan, atau memiliki :
perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang
dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk
memfasilitasi perbuatan yg dilarang UU ITE.
sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis
dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi
dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan yang
dilarang UU ITE.
(Penjelasan Pasal 34 UU RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan transaksi elektronik)
j. melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik dan/atauDokumen Elektronik
dengan tujuan agar Informasi Elektronikdan/atau Dokumen
Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
(Penjelasan Pasal 35 UU RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan transaksi elektronik)
10
12. KETENTUAN PIDANA
Pasal 45
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Pasal 46
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
11
13. KETENTUAN PIDANA
12
Pasal 47
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)
atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Pasal 49
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 48
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
14. KETENTUAN PIDANA
13
Pasal 50
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 51
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
maka dari itu hati hatilah dalam berucap yang tidak
positif
yang dituangkan dalam jejaring sosial atau informasi
elektronik
janganlah berfikir hanya saat ini saja tetapi
15. APAKAH MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL,
FACEBOOK, TWEETER, WECHAT, KAKAOTALK,
LAN, BLOG, YAHOO MASSANGER, CAMFROG,
SKYPE DAN YG LAINNYA DILARANG ???
SELAMA TIDAK MELANGGR ATURAN
YANG TERTUANG DALAM UU RI NO 11
TH 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK…….. YA GA
MASALAH……
14