Dokumen tersebut membahas mengenai etika dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta peraturan yang mengaturinya seperti Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai bentuk pelanggaran yang dilarang dalam undang-undang tersebut dan contoh kasusnya.
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and
communication technology) berorientasi pada perangkatnya, yaitu
komputer sebagai hardwarenya serta perkembangan softwarenya
sebagai perangkat lunak. Perangkat lunak merupakan bagian dari
kekayaan yang berasal dari pemikiran dan budidaya manusia.
3. Semakin banyak masalah
yang berhubungan dengan
etika dan hukum akan
bermunculan, mulai dari
penipuan, pelanggaran,
pembobolan informasi
rahasia, persaingan curang
sampai kejahatan yang
sifatnya pidana.
Semakin canggih Teknologi
Informasi
=
4. Untuk menghindari permasalahan tersebut, terdapat dua jenis
peraturan, yaitu:
Peraturan tidak tertulis
berupa norma yang
berlaku
Peraturan tertulis berupa
perundang-undangan yang secara
resmi disahkan oleh suatu lembaga
yang berwenang
6. “Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom)”
(Rahayu et al., 2015).
Etika merupakan nilai moral dan norma yang menjadi
pedoman, baik bagi suatu individu maupun suatu kelompok,
dalam mengatur tindakan atau perilaku.
7. UU Hak Cipta
Untuk melindung Hak Kekayaan
Intelektual (HaKI), pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan Undang-
Undang Hak Cipta Nomor 28 tahun
2014.
9. Hak Cipta (pasal 4) merupakan hak
eksklusif yang terdiri atas hak moral (pasal
5) dan hak ekonomi (pasal 8)
Yang dimaksud dengan "hak eksklusif"
adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi
Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang
dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa
izin Pencipta.
10. UU Informasi dan
Transaksi
Elektronik (ITE)
UU ITE pertama kali disahkan
melalui UU No. 11 Tahun 2008
sebelum akhirnya direvisi dengan
UU No. 19 Tahun 2016.
11. Sebagai UU yang mengatur informasi dan transaksi elektronik di
Indonesia, berikut beberapa manfaat UU ITE:
Menjamin kepastian
hukum untuk masyarakat
yang melakukan transaksi
elektronik
Salah satu upaya
mencegah adanya
kejahatan yang dilakukan
melalui internet
Melindungi masyarakat
dari berbagai tindak
kejahatan online
12. Menyebarkan
Video Asusila
Yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan. Ini diatur dalam pasal 27
ayat (1) UU ITE.
21. Berita Bohong
Berita bohong juga dilarang dalam pasal 28 ayat (1) UU ITE yang
berbunyi bahwa setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.
23. Ujaran
Kebencian
Orang yang menyebarkan
informasi dengan tujuan untuk
menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan
(SARA)
25. Teror Online
Pada pasal 29 UU ITE akan menjerat
setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mengirimkan informasi
elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang
ditujukan secara pribadi.
27. Perbuatan Lain yang
Dilarang UU ITE
• Mengakses, mengambil, dan meretas sistem elektronik milik
orang lain dengan cara apapun (pasal 30)
• Melakukan intersepsi atau penyadapan terhadap sistem
elektronik milik orang lain dari publik ke privat dan sebaliknya
(pasal 31)
• Mengubah, merusak, memindahkan ke tempat yang tidak
berhak, menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik,
serta membuka dokumen atau informasi rahasia (pasal 32)
28. Perbuatan Lain yang
Dilarang UU ITE
4. Mengganggu sistem elektronik (pasal 33)
5. Menyediakan perangkat keras atau perangkat lunak, termasuk
sandi komputer dan kode akses untuk pelanggar larangan yang
telah disebutkan (pasal 34)
6. Pemalsuan dokumen elektronik dengan cara manipulasi,
penciptaan, perubahan, penghilangan, dan pengrusakan (pasal 35).
29. Pelaksanaan UU ITE di Kehidupan Bermasyarakat
Semua transaksi dan
sistem elektronik serta
perangkat pendukung
memperoleh perlindungan
hukum
Masyarakat mampu
memaksimalkan potensi
ekonomi secara digital
Trafik internet yang
tersedia di Indonesia
dimanfaatkan untuk
kemajuan masyarakat
30. Kasus terbanyak (Tahun 2011 - 2018 sumber CNBC
Indonesia)adalah pidana yang berhubungan dengan
penghinaan dan pencemaran nama baik, sebagaimana
diatur pasal 27 ayat (3) UU ITE. Selanjutnya adalah kasus
ujaran kebencian yang tertera pada pasal 28 ayat (2)
UU ITE.
Pasal-pasal tersebut dikenal dengan sebutan pasal
karet. Pasal karet diartikan sebagai pasal yang
tafsirannya sangat subjektif dari penegak hukum
ataupun pihak lainnya sehingga bisa menimbulkan
tafsiran yang beragam alias multitafsir.
31. Pada akhirnya, kebebasan berekspresi masyarakat Indonesia
terancam. Berikut beberapa dampak negatif UU ITE:
Membatasi kebebasan
berpendapat, terutama
dalam beropini dan
memberikan kritik
Menjadi instrumen sebagian
kelompok dalam rangka balas
dendam, bahkan menjadi
senjata untuk menjebak lawan
politik
Memicu keresahan dan
perselisihan masyarakat
yang dengan mudah
melaporkan kepada
penegak hukum
32.
33.
34. Buatlah paper singkat
mengenai fenomena tersebut!
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Digunakan untuk apa uang hasil
pinjol tersebut? Adakah perlindungan hukum bagi pelaku pinjol?
s.id/PTIPinjol