Uji sifat fisik urine dan kandungan zat dalam urine
1. Nama Kelompok :
Desak Made Dwi Agustini (02)
Kadek Nia Daniarta Prima Sari (10)
Luh Putu Eviyani (18)
Made Yuliarta Sari (23)
Ni Made Sri Laksmi (25)
Putu Kiki Rizky Putri (32)
Tahun 2012
2. Uji Sifat Fisik Urine dan Kandungan Zat dalam Urine
I. Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik urine (pH urine).
2. Mengetahui kandungan glukosa, protein, amonia dan klorida dalam urine.
II. Kajian Teori
Setiap makhluk hidup selalu menghasilkan sampah hasil metabolisme yang
harus dibuang atau dikeluarkan. Jika hasil metabolisme ini tidak dikeluarkan, maka
akan berbahaya bagi tubuh karena dapat meracuni sel dan jaringan tubuh. Pada manusia
berlangsung tiga proses pengeluaran zat, yaitu defekasi, sekresi dan ekskresi. Sistem
ekskresi pada manusia terdiri atas paru-paru, hati, kulit dan ginjal. Paru-paru
merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme berupa gas CO2 dan H2O. Hati sebagai
penghasil empedu yang mengeluarkan zat ekskresi berupa koresterol, pigmen bilirubin
(hijau biru) dan biliverdin (kuning kecoklatan) yang berfungsi memberi warna urine
dan tinja. Kulit merupakan alat pengeluaran air, urea dan garam tertentu berupa
keringat. Ginjal mengeluarkan air, NH3, urea dan asam urat.
Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi utama yang berjumlah sepasang dan
letaknya di dekat tulang pinggang. Berbentuk seperti kacang ercis yang memiliki
panjang kurang lebih 10 cm. Tiap ginjal dilengkapi dengan saluran urine (ureter) yang
menuju ke kantong urine. Dari kantong urinelah urine dikeluarkan melalui uretra.
Ginjal dibagi menjadi empat bagian, yaitu korteks (kulit ginjal), medula(sumsum
ginjal) dan pelvis (corong ginjal). Proses pembentukan urine melalui tiga tahap yaitu
filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, maka akan
menyebabkan gangguan pada kerja ginjal.
III. Alat dan Bahan
Alat : 1. Tabung reaksi 4 buah 4. Kertas indikator universal
2. Pembakar spiritus 5. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi 6. Korek api
Bahan : 1. Urine
2. Larutan biuret
3. Larutan Benedict/Fehling A dan Fehling B
4. Larutan AgNO3
3. IV. Langkah Kerja
1. Uji Sifat Fisik Urine
a. Menyiapkan urine 1 mL hingga 2 mL dalam tabung reaksi 1.
b. Memasukkan kertas indikator universal ke dalam urine.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
d. Mengocok warna dengan standar pH, kemudian mencatat pH dan artinya.
e. Mengamati pula warna, bau dan kekentalan.
2. Uji Glukosa dalam Urine
a. Menyediakan 2 mL urine dan memasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
b. Menambahkan 5 tetes larutan Benedict atau larutan Fehling A dan Fehling B.
c. Menjepit dengan penjepit, kemudian memanaskan dengan lampu spiritus.
Mencatat perubahan warna yang terjadi.
3. Uji Protein dalam Urine
a. Menyediakan 2 mL urine dan memasukkan ke dalam tabung reaksi 3.
b. Menambahkan 5 tetes larutan biuret, membiarkan selama 5 menit.
c. Mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatat hasilnya.
4. Uji Amonia dalam Urine
a. Menyediakan 2 mL urine dan memasukkan ke dalam tabung reaksi 4.
b. Menjepit dengan penjepit tabung reaksi, memanaskan dengan lampu spiritus.
c. Mencium bau yang keluar dengan mengibas-ngibaskan udara di atas tabung
reaksi (jangan mencium bau terlalu dekat).
V. Data Hasil Pengamatan
Uji Urine Hasil Pengamatan
Uji Fisik Urine
Warna urine : Kuning bening
pH : 6
Kekentalan : Tidak Kental
Bau : Pesing
Uji Glukosa dalam Urine
Warna : Keruh (tidak
mengandung glukosa)
Uji Protein dalam Urine
Warna : Bening (tidak
mengandung protein ungu)
Uji Amonia dalam Urine Bau : Pesing
4. VI. Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan uji urine, dapat diketahui hasil pengamatan uji
fisik urine yaitu : urine berwarna kuning bening, dengan pH-nya 6, berbau pesing dan
tidak kental. Ketika dilakukan uji glukosa dalam urine, urine tersebut tidak
mengandung glukosa, karena warnanya keruh. Jika urine tersebut mengandung glukosa,
maka saat dicampur dengan Benedict, urine tersebut akan berwarna merah bata. Saat
dilakukan uji protein dalam urine, urine tersebut berwarna bening. Hal ini menunjukkan
bahwa urine tidak mengandung protein. Jika mengandung protein, maka urine tersebut
akan berubah warna menjadi ungu. Ketika dilakukan uji amoni dalam urine, urin
tersebut berbau pesing.
VII. Permasalahan
1. Bagaimana pH, bau, dan kekentalan dari urine yang Anda amati? Apakah sifat fisik
urine tersebut menunjukkan urine normal atau abnormal?
Uji fisik urine menunjukkan urine normal. Dengan pH-nya 6, warnanya kuning
bening dan tidak kental.
2. Apakah warna urine setelah uji glukosa? Apakah urine tersebut mengandung
glukosa? Jika mengandung glukosa, bagian ginjal apakah yang terganggu kerjanya?
Warna urine keruh. Hal ini menunjukkan urine tidak mengandung glukosa dan tidak
ada gangguan pada kerja ginjal.
3. Apakah warna urine setelah uji protein? Apakah urine tersebut mengandung
glukosa? Jika mengandung protein, bagian ginjal apakah yang terganggu kerjanya?
Urine tidak berwarna (bening). Hal ini menunjukkan urine tidak mengandung
protein dan tidak ada gangguan pada kerja ginjal.
4. Bau apakah yang Anda rasakan saat urine dalam tabung reaksi dipanaskan?
Bau pesing.
VIII. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpukan bahwa pH pada urine yang
kami amati adalah 6. Urine yang kami amati tidak mengandung glukosa, protein
maupun amonia. Hal ini menunjukkan urine tersebut normal dan tidak terjadi gangguan
pada kerja ginjal.
5. Daftar Pustaka
Kirana, Candra. 2006. LKS Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Surabaya:
VIVA PAKARINDO.
Priadi, Arif. 2006. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Yatim, Wildan. 2003. Kamus Biologi. Bandung: Yayasan Obor Indonesia.