1. BAB
PENDAHULUAN
Tujuan Percobaan dan Dasar Teori
Merupakan pemeriksaan penyaring untuk mengetahui adanya gula dalam urine
dan sifatnya semi kuantitatif. Salah satu reagen yang dapat digunakan untuk
melakukan tes ada tidaknya glukosa adalah dengan benedict yang menggunakan sifat
glukosa sebagai sifat pereduksi. Benedict adalah reagen yang berwarna biru jernih
(karena mengandung kupri, Cu2+) tetapi ketika dicampurkan lalu dipanaskan hingga
mendidih dengan suatu substrat yang mengandung glukosa dirantai kimianya, ion
kupri akan direduksi menjadi Cu2+ atau kupro lalu dioksidasi menjadi Cu2O. hasil
oksidasi ini akan menghasilkan substrat yang berwarna orange-kecoklatan yang tidak
bias dilarutkan di air.
Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, dimana
glukosa memiliki electron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen
benedict) akan menerima electron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah
perubahan warna. Selama proses ini Cu2+ tereduksi menjadi Cu+. Ketika Cu
mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi.
Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai
gula pereduksi.
Pemeriksaan dengan reagen benedict paling sering untuk mendeteksi diabetes
mellitus dengan melihat ada tidaknya glukosa dalam urin pasien. Penderita diabetes
mensekresikan glukosa di dalam urine karena pada diabetes, glukosa tidak dapat
diabsorsi secara maksimal ke dalam sel-sel atau jaringan. Jika hasil benedict
memberikan hasil yang positif pada seorang pasien, alangkah baiknya jika dilakukan
pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis. Pada keadaan normal karbohidrat
diekskresi lewat urine dalam jumlah yang kecil (<50 mg/ml).
2. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau
gangguan metabolism dan gangguan organ-organ atau factor-faktor yang
berhubungan dengan metabolisme tersebut.
Untuk mengetahui kandungan glukosa yang terdapat didalam urine baik secara
normal maupun patologis.
Glukosa didalam urine dapat diukur. Penanganan glukosa di ginjal bergantung
pada transportasi yang diperantarai oleh pembawa, karena glukosa difiltrasi secara
bebas menembus kapiler glomerulus. Pada orang non diabetes, semua glukosa yang
difiltrasi ke dalam urine akan diserap secara aktif kembali ke dalam darah. Glukosa
urine dalam keadaan normal adalah nol. Apabila kadar glukosa > darah, seperti
yang dapat terjadi pada diabetes, maka pengangkut glukosa di ginjal yang membawa
glukosa keluar urine untuk masuk kembali ke darah mengalami kejenuhan. Dengan
demikian, pengangkut-pengangkut tersebut tidak dapat mengangkut glukosa lebih
banyak. Setiap glukosa yang lebih dari > akan keluar melalui urine.
Referensi : (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin:hlm.456)
Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Tabung ukur
3. Pipet ukur
4. Rak tabung reaksi
5. Penjepit tabung reaksi
6. Api Bunsen
7. Korek api
Bahan :
1. 2,5 ml pereaksi benedict kualitatif
2. Urine normal dan patologis (masing-masing 4 tetes)
Prosedur Percobaan
3. 1. Siapkan urine yang akan diperiksa beserta semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Siapkan tabung ukur lalu ukurlah pereaksi benedict kualitatif sebanyak 2,5 ml
3. 2,5 ml pereaksi benedict kualitatif tersbut dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. Teteskan urine sebanyak 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 2,5 ml
pereaksi benedict kualitatif
5. Nyalakan api Bunsen
6. Didihkan urine dan pereaksi benedict kualitatif yang telah dicampur tersebut diatas
api Bunsen selama 1 menit
7. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan
8. Lakukan penafsiran dan catat hasil percobaan
Skema Kerja
Analisis Percobaan
WARNA PENILAIAN KADAR
4. BIRU - -
HIJAU + <0,5 %
KUNING ++ 0,5 – 1,0 %
JINGGA +++ 1,0 – 2,0 %
MERAH ++++ >2 %
Hasil Pengamatan
TABUNG WARNA PENILAIAN KAD
1. Benedict + lar. Glukosa 0,5% Biru + sedikit endapan + -
2. Benedict + lar. Glukosa 1% Biru tua + sedikit endapan ++ -
3. Benedict + lar. Glukosa 2% Biru kemerahan + sedikit endapan +++ -
4. Benedict + lar. Glukosa 3% Merah bata ++++ >2%
5. Benedict + lar. Urine normal Biru - -
6. Benedict + lar. Urine patologis Hijau lumut + <0,5
BAB II
PEMBAHASAN
5. Test glukosa urine merupakan tes atau pemeriksaan pada sampel urine untuk
mengetahui ada atau tidaknya glukosa yang terkandung didalamnya. Pemeriksaan ini
termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis.
Urine adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urine adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Ekskresi oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urine disaring dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih dan akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula atau
karbohidrat pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monoksakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltose. Uji ini dapat dilakukan pada urine
untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat
menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula
pereduksi, test lebih jauh harus dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa
yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
Pada praktikum ini, menggunakan enam tabung reaksi yang sudah berisi
larutan benedict sebanyak 2,5 ml. Pada tabung pertama ditambahi dengan
memasukkan empat tetes larutan glukosa 0,5%, tabung kedua diisi larutan glukosa
1%, tabung ketiga berisi larutan glukosa 2%, tabung keempat diisi larutan glukosa
3%, tabung kelima diisi dengan urine normal dan tabung keenam diisi urine patologis.
Setelah itu dipanaskan ± 5 menit dan pada tabung pertama menghasilkan warna biru +
sedikit endapan [+], tabung kedua menghasilkan warna biru tua + sedikit endapan
[++], tabung ketiga menghasilkan warna merah kebiruan + sedikit endapan [+++],
tabung keempat menghasilkan warna merah bata [++++], pada tabung kelima
diperoleh hasil [-] karena tidak terjadi perubahan warna atau tetap berwarna biru
jernih serta pada tabung keenam diperoleh hasil [+] karena terjadi perubahan warna
dari biru menjadi hijau lumut. Hal ini menunjukkan adanya glukosa pada urine
dengan kadar glukosa <0,5%.
6. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
o Tabung 1 samoai 4 sebagai control positif [+] yang menunjukkan perubahan
warna yang mengindikasikan adanya glukosa pada larutan dengan berbagai
konsentrasi
o Tabung 5 menunjukkan hasil [-] karena tetap berwarna biru dan disimpulkan
bahwa pada tabung ini tidak mengandung glukosa
o Tabung 6 berisi urine patologis yang menunjukkan hasil [+] maka terdapat
glukosa sekitar <0,5%