1. LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN BENEDICT
KELOMPOK II:
ANISA DWI NOVIANA (103654050)
RATNA INDRAWATI (103654204)
CICIK WIJAYANTI (103654205)
SUSI DWI INDRIYAWATI (103654209)
NUR HAYATI (103654224)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETEAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
KETINTANG-SURABAYA
2012
2. PERCOBAAN BENEDICT
A. Tujuan
Menentukan kadar gula yang kecil dalam urin
B. KajianTeori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri
dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan
materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan
dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh.Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Selain warna, bau urin juga bisa
digunakan untuk mendeteksi penyakit.
Uji Benedict
Dalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi.
Semua monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif
bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro
oksida (Cu2O) yang berwarna hijau , merah, orange atau merah bata dan adanya endapan
merah bata pada dasar tabung reaksi.
3. ` Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kaprisulfat, natriumkarbonat,
dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu²⁺ dari kaprisulfat menjadi ion Cu⁺
yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat
membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna
hijau, kuning, atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi
karbohidrat yang dilakukan pada percobaan.
Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat,
Natrium Karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna
merah dari kupro oksida.
Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan Benedict ini tetap jernih sesudah
percobaan. Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi
terlihat sebelum dipanaskan.
Dalam percobaan ini yang terpenting adalah terjadinya kekeruhan (endapan halus/kasar)
dan bukan perubahan warna. Kemungkinan akan terlihat kekeruhan dengan hijau, kuning
atau merah tergantung dari halus kasarnya endapan Cu2O.
Berikut reaksi yangberlangsung:
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi kalor EndapanMerah Bata
KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 terbentuk Cu2O endapan merah bata.
4. C. Rancangan Percobaan
Dikocok + dipanaskan
5 tetes
5 tetes Urin 1 hasil
benedict
Dikocok + dipanaskan
5 tetes Urin 2 5 tetes
benedict hasil
1. Alat dan Bahan
Tabung reaksi 2 buah
Gelas Ukur 1 buah
Pipet 1 buah
Larutan Benedict (CuSO4 1,7%, Na2CO3 9%, Natrium sitrat 17 %) 1 Cc
Urin (1) 5 tetes
Urin (2) 5 tetes
2. Langkah-langkah percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukkan 1 cc larutan benedict ke dalam tabung reaksi A
c. Menambahkan 5 tetes urin (1) ke dalam tabung reaksi A, dikocok
d. Memanaskan diatas pemanas air selama 5 menit.
e. Mendinginkan berlahan-lahan.
f. Perhatikan perubahan warna yang terjadi
g. Mencatat apabila terjadi endapan
5. h. Memasukkan 1 cc larutan benedict ke dalam tabung reaksi B
i. Menambahkan 5 tetes urin (2) ke dalam tabung reaksi B, dikocok
j. Mengulangi langkah d-g
D. Tabel Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Bahan Perlakuan
Sebelum Sesudah
1 cc larutan Dikocok Larutan benedict: Larutan
benedict ditambah 5 Dipanaskan di Biru benedict: Hijau
tetes urin (1) atas pemanas air Urin (1): Kuning Urin (1) :
selama 5 menit terdapat
Didinginkan endapan kuning
perlahan-lahan
1 cc larutan Dikocok Larutan benedict: Larutan
benedict ditambah 5 Dipanaskan di Biru benedict: Hijau
tetes urin (2) atas pemanas air Urin (2): Kuning Urin (2) :
selama 5 menit terdapat
Didinginkan endapan kuning
perlahan-lahan
Hasil percobaan benedict pada urin (1) dan urin (2) setelah dipanaskan dan didinginkan
perlahan-lahan menghasilkan warna hijau dan terdapat endapan warna kuning. Dari
kedua urin tersebut berarti terdapat kandungan gula di bawah 0,1%.
E. Analisis Data
Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh hasil pada urin (1) setelah ditambah
dengan benedict kemudian dikocok, lalu dipanaskan selama 5 menit dan didinginkan
perlahan-lahan benedict yang awalnya berwarna biru dan urin yang awalnya berwarna
kuning, berubah menjadi hijau dan terdapat endapan kuning. Hasil yang sama juga terjadi
pada urin (2). Berdasarkan teori, endapan putih yang dihasilkan pada percobaan tersebut
berarti terjadi reduksi gugus aldehida dan keton yang bebas dengan terbentuknya CuO.
Dan warna hijau yang dihasilkan setelah reaksi menunjukkan bahwa urin (1) dan urin (2)
tersebut mengandung gula di bawah 0,1%.
F. Diskusi
Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa pada hasil akhir urin 1 dn urin 2
memiliki hasil yang hamper sama yakni terjadi perubahan urin menjadi warna hijau dan
terdapat endapan yang berwarna kuning Hal tersebut telah sesuai dengan teori bahwa
terjadi perubahan warna menjadi hijau dan terjadi endapan berwarna kuning keruh.
6. Namun hasil tersebut sedikit berbeda dengan teori karena warna endapan tidak berwarna
merah bata namun berwarna kuning.
Larutan urin 1 dan urin 2 berubah warna dari kuning menjadi hijau karena terjadinya
reduksi gugus aldehid dan keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu2O). larutan
berubah warna menjadi hujau setelah terjadinya reduksi karena dalam urin 1 dan urin 2
yang diuji coba hanya terdapat sedikit kandungan glukosa ( 0,1 ). Hal tersebut berarti
orang yang diuji sample urinnya dalam keadaan normal tidak memiliki diabetes. Pada
dasar tabung reaksi terdapat endapan karena Gula reduksi dengan larutan Benedict
(campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat) terjadi reaksi reduksi
oksidasi dan dihasilkan endapan merah bata dari kupro oksida. Endapan yang dihasilkan
dari reaksi antara campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat
karena Cu yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu endapan besifat sebagai basa
karena menerimah electron menjadi CuO sehingga warna merah bata pada endapan yang
dihasilkan menunjukkan sifat basa ( pada trayek pH, merah dapat menunjukkan sifat basa
suatu larutan ).
Namun pada hasil percobaan, endapan yang dihasilkan tidak berwarna merah
bata , akan tetapi berwarna kuning. Hal tersebut dimungkinkan karena kadar glukosa
pada urin tersebut hanya sedikit (0,1 %), sehingga Glukosa tidak dapat mereduksi ion
Cu²⁺ dari kaprisulfat menjadi ion Cu⁺dengan sempurna yang kemudian menghasilkan
mengendap sebagai Cu2O yang berwarna kuning. Seharusnya dengan adanya natrium
karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Namun
karena glukosa tidak mampu mereduksi ion Cu²⁺dengan baik, sehingga pada endapan
tersebut Cu sedikit bersifat sebagai asam karena memiliki bilangan oksidasi tinggi
sehingga akan mendonorkan sedikit elektronnya (larutan Cu bersifat sedikit sebagai asam
sehingga menghasilkan warna kuning. Warna kuning pada trayek pH dapat menunjukkan
sifat asam suatu larutan ).
Pada hasil percobaan belum sepenuhnya sama dengan teori. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan oleh beberapa factor lain selain rendahnya konsentrasi glukosa pada
urin tersebut, diantaranya adalah terjadinya oksidasi karena larutan uji ( sample ) yang
digunakan setelh direaksikan dengan larutan benedict ( yang memiliki unsure Cu alkalis
sehingga urin dapat mudah teroksidasi ) karena tabung reaksi yang digunakan untuk
7. meletakkan larutan sample tersebut tidak ditutup dengan aluminium foil sehingga
oksidasi dapat berlangsung dengan cepat, terjadinya kontaminasi dengan senyawa
senyawa lain karena kurang bersih dalam membersihkan alat – alat dan perlengkapan
yang digunakan saat praktikum ( pembersihan belum benar – benar bersih karena alat –
alat dan perkengapan tidak dicuci dengan sabun ), kurang teliti saat melalukan
pengambilan volume larutan benedict yang digunakan karena ketidak mampuan
menggunakan alat ukur gelas ukur dengan baik sehingga komposisi dari larutan sample
yang digunakan belum benar – benar akurat sesuai dengan prosedur yamg akhirnya
mempengaruhi hasil akhir dari percobaan.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pada sample larutan urin 1 dan urin 2 didapat hasil akhir
larutan berubah warna dari kuning menjadi hijau dan terdapat endapan berwarna kuning
keru. Larutan berubah warna menjadi hijau karena terjadinya reduksi gugus aldehid dan
keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu2O). larutan urin berwarna hijau berarti
dalam urin tersebut terdapat glukosa sebesar 0, 1 . Hal tersebut berarti orang yang diuji
sample urinnya dalam keadaan normal tidak memiliki diabetes.
Hal tersebut telah sesuai teori namun belum benar – benar sesuai karena
seharusnya endapan yang dihasilkan berwarna merah bata bukan berwarna kuning. Hal
tersebut dikarenakan konsentrasi glukosa pada urin tersebut rendah ( 0,1%) sehingga
glukosa tidak mampu mereduksi ion Cu²⁺ dari kaprisulfat menjadi ion Cu⁺dengan
sempurna yang kemudian menghasilkan mengendap sebagai Cu2O yang berwarna kuning
karena glukosa tidak mampu mereduksi ion Cu²⁺dengan baik, sehingga pada endapan
tersebut Cu sedikit bersifat sebagai asam karena memiliki bilangan oksidasi tinggi
sehingga akan mendonorkan sedikit elektronnya (larutan Cu bersifat sedikit sebagai asam
sehingga menghasilkan warna kuning. Warna kuning pada trayek pH dapat menunjukkan
sifat asam suatu larutan )
Hal tersebut juga dapat dikarenakan oleh beberapa factor diantaranya adalah
terjadinya oksidasi karena larutan uji ( sample ) yang digunakan setelah direaksikan
dengan larutan benedict tidak ditutup dengan aluminium foil, terjadinya kontaminasi
dengan senyawa - senyawa lain karena kurang bersih dalam membersihkan alat – alat dan
perlengkapan yang digunakan saat praktikum, kurang teliti saat melalukan pengambilan
volume larutan benedict yang digunakan karena ketidak mampuan menggunakan alat
ukur gelas ukur dengan baik.
8. DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Rudi. Percobaan urin. http://pharmacistmuslim.blogspot.com.Diakses: 22 April
2012
Anonim. Kadar Gula dalam Urin. http://dc390.4shared.com. Diakses: 22/04/2012
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Edisi ke 1. Thenawidjaya penerjemah; Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari: Pprinciples of Biochemistry.
9. LAMPIRAN
Bahan Sebelum reaksi Sesudah reaksi
Urin (1)
Benedict
Urin (2)
Benedict