Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
1. 10/15/2014
1
PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
PARAGRAF
UNSUR PARAGRAF
1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan
paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain.
a. Terletak di kalimat utama
- Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf
(induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran);
- Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi.
b. Terletak di seluruh kalimat
- Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif.
2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
utama.
- Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat.
- Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
- Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi,
kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik.
Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau
apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi.
2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
• Kesatuan: memiliki satu pikiran utama
•
• Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun
struktur (kohesif).
• Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3
kalimat..
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Umum-khusus
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2. 10/15/2014
2
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga
55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang
terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara
di kota metropolitan sudah sangat tercemar.
(1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2)
Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan
jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah.
(4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan.
Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.
PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM
Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka
memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan
berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak
ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa
SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam.
PENGEMBANGAN ANALOGI
Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki
beberapa persamaan.
Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau
pengibaratan.
Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung…
Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung.
PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT
• Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat.
Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik
(A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah
kami tidak bisa dielakkan.
JENIS PARAGRAF
• Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup.
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
10
11
12
13
14
15
16
3. 10/15/2014
3
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
• Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris.
KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF
FAKTA
• Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan
opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji.
• Ciri-ciri fakta:
1. Benar-benar terjadi
2. Bersifat objektif
3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.
4. Diperkuat dengan angka-angka.
• Contoh fakta:
Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v
yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL.
•
OPINI
• Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena
bentuknya masih berupa pendapat.
• Ciri-ciri opini:
1. Belum terjadi (baru rencana)
2. Berupa pendapat
3. Bersifat subjektif
4. Keterangannya belum jelas.
Contoh Opini :
Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab
rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah.
•
BIOGRAFI
• Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
• Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh.
• Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
17
18
19
20
21
4. 10/15/2014
4
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis
menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak.
•
LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK
a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas.
b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta.
c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau
keberpihakan penulis.
4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL
Isi
Simpulan
GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya
ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi.
4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu
memperjelas proses kerja
6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat
MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Membaca dan memahami judul
2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada
3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal
4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
21
22
23
24
25
26
27
28
5. 10/15/2014
5
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
UNSUR PEMBENTUK SASTRA
Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur
dalam)
Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut
antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.
PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan Memetik
Pendekatan Objektif
Pendekatan Pragmatik
Memetik
Ekspresif Pragmatik
GENRE/JENIS SASTRA
a. Prosa
Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi
Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen
b. Puisi
• Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl.
• Baru: Konvensional dan kontemporer
c. Drama
• Naskah
• Teater/Pertunjukan/Pementasan
UNSUR INTRINSIK PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Alur/plot
Karakter/tokoh dan penokohan
Setting
Sudut pandang
Gaya
Tema
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
28
29
30
31
32
33
34
6. 10/15/2014
6
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami
peristiwa di dalam cerita.
Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di
dalam cerita.
CARA PENGGAMBARAN TOKOH
a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung
bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan
sebagainya.
b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung
gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui :
- dialog antar tokoh
- reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral,
- gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral,
- aktivitas tokoh sentral,
- jalan pikiran tokoh sentral.
JENIS TOKOH
• Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh
pembantu/bawahan/pelengkap
• Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis;
tokoh tritagonis
• Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character
>< tokok melingkar/Round Character
• Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh
statis
• Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana
•
LATAR
• Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana
peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
• Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa.
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
33
34
35
36
37
38
39
40
41
7. 10/15/2014
7
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita.
• Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut
pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan
tokoh lain yang lebih penting.
• Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan
menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan
pembacanya.
• Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang
terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang
menjadi tumpuan cerita.
GAYA
• Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa
yang digunakan.
Misalnya: menggunakan bahasa
sehari-hari, kalimat panjang-
panjang, bahasa puitis, dll
TEMA
• Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll.
•
AMANAT
• Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
LANGKAH MEMAHAMI PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Memahami alur
Memahami setting
Memahami karakter/tokoh dan penokohan
Memahami sudut pandang
Memahami gaya
Memahami tema, nilai, pesan/amanat.
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik
UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
40
41
42
43
44
45
46
47
8. 10/15/2014
8
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik
UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
Karakter
Tema
Dialog dan lakuan
UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER
Naskah
Pelaku/Aktor
Pentas
Sutradara
Para Desainer
Penonton
Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan?
Didik : Jadi apa?
Anton : …
Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan
SMA "Bunga Indah," kan!
Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ...
Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...
A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman.
B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI.
C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah."
D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI.
E. Menonton pertandingan bola basket.
BERMAIN TEATER
a. Studi Naskah
•Membaca secara intensif:
•Mendiskusikan:
gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok
persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai-
nilai).
makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik
(gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak
pemecahan masalah/resolusi)
latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
jenis konflik dan jenis lakon
nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
46
47
48
49
50
51
9. 10/15/2014
9
pemecahan masalah/resolusi)
latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
jenis konflik dan jenis lakon
nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi
tiap baris dialog.
(b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan
tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/
over-statemant,
2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan
pementasan" (stage design)
3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung
makna dan fungsi tiap baris dialog.
4) Latihan gerak dan oratori.
Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan
kelompok, atau kooperatif.
PUISI
• Unsur intrinsik
• Isi puisi lama
• Isi Pantun
• Isi Gurindam
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
• Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
UNSUR INTRINSIK PUISI
a. Unsur Bentuk
b. Unsur Makna
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
a. Bentuk:
• Bunyi/rima
• Kata/diksi atau pilihan kata/citraan
• Baris/larik
• Bait
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
51
52
53
54
55
10. 10/15/2014
10
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
• Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca
• Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi
• Tema: Ide dasar yang melandasi puisi
• Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair
•
CITRA
Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi.
JENIS CITRAAN
SUASANA/FEELING
• Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya
puisi tersebut.
AMANAT
Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang
penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
TEMA
Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi
LANGKAH MEMAHAMI PUISI
a.Memahami judul
b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah
dan sebagainya)
c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia ,
dia, kita, mereka)
d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis)
e.Memahami baris/larik
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
55
56
57
58
59
60
61
62
63
11. 10/15/2014
11
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
• Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi. Contoh:
• Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
• Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
• Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
MENULIS
PARAGRAF
• Menulis paragraf padu
• Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
• Melengkapi paragraf dengan kata baku
• Melengkapi paragraf dengan kata serapan
• Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan,
• Melengkapi paragraf dengan kata ulang
• Melengkapi paragraf dengan ungkapan
• Melengkapi paragraf dengan peribahasa
UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud
dalam arti kias.
Contoh:
a. Ungkapan dengan bagian tubuh
kecil hati = penakut
tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
b. Ungkapan dengan kata indra
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
uang panas = uang yang tidak halal
c. Ungkapan dengan nama warna
1) lampu merah = isyarat yang membahayakan
2) masih hijau = belum berpengalaman
d. Ungkapan dengan benda-benda alam
1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
63
64
65
66
67
12. 10/15/2014
12
1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1) sebatang kara = hidup seorang diri
2) naik daun = mendapat nasib baik
g. Ungkapan dengan kata bilangan
1) berbadan dua = sedang mengandung
2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun
PERIBAHASA
• Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang
digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu.
• contoh peribahasa:
Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan
orang yang berkuasa atau mulia.
Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang
mati = menghadapi persoalan yang
semuanya mengandung resiko
Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak
lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja.
•
TEKS PIDATO
Melengkapi teks pidato
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
67
68
69
70
13. 10/15/2014
13
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
bahasa indonesia
TUJUAN
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
METODE PIDATO
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
71
72
73
74
14. 10/15/2014
14
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
MENYUNTING
Penggunaan kalimat
Penggunaan frasa
Penggunaan kata penghubung
Penggunaan istilah dalam paragraf.
PENGERTIAN
Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat
kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi
bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi
(isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995).
Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan
kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga
aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3)
bahasa.
CONTOH 1:
PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN
HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF
DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.
• Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.
74
75
76
77
78
79
15. 10/15/2014
15
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.
SUNTINGAN:
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT
BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN-
KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK
SEPERTI BERIKUT INI.
Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan
lafaz
PERBAIKAN:
• Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“
Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus
bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi
naskah ini.
Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
79
80
81
82
83
16. 10/15/2014
16
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
•
Semarang, oktober 2004
•
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2)
TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL
DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI
TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT.
Suntingan:
PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
84
85
17. 10/15/2014
17
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah
satu bagian dari bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar
menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan
susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang Oktober 2003
•
PENYUNTINGAN PENULISAN KATA
Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek
penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan,
penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.
CONTOH 3
AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3),
APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA
PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN
PARTIKEL?
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
85
86
87
88
18. 10/15/2014
18
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik
Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
SUNTINGAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation
sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan
dibidang ke tenaga kerjaan.
Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat
baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
88
89
90
19. 10/15/2014
19
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu
dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi
sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan
di bidang ketenagakerjaan.
Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah
untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain
dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik,
dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala
prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional
untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut
hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi
dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih
rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan
pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar
kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).
CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN
Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini
disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam
perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari
bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock,
assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita
usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah
ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
90
91
92
93
20. 10/15/2014
20
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa
Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if,
akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti
standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata
standar, efek, dan implemen.
Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh
karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita
terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa
Indonesia.
AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A
DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT?
Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat
A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap.
B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap
A. Anak itu menangis saja sepanjang malam.
B. Anak itu melolong saja sepanjang malam.
A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi.
B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi
pagi.
C.
MENULIS SURAT RESMI
Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1)
SURAT RESMI
• Kepala surat
• Tempat dan tanggal surat
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
93
94
95
96
97
21. 10/15/2014
21
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS
KARYA ILMIAH
Menulis judul
Menulis latar belakang
Menulis rumusan masalah
Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan
Masyarakat Yogyakarta
Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ...
A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan
laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan.
B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan
mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia,
C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka
dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali.
D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah
mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab
budaya untuk memohon keselamatan.
E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk
memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.
KRITIK
Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau
keadaan.
SARAN
Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.
Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran
dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan
melaksanakannya.
Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
98
99
100
101
102
103
22. 10/15/2014
22
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
ESAI
Suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang masalah tertentu yang
coba dinilainya berdasarkan data dan fakta yang logis
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu
bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan
bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara
langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius.
Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
ADA ENAM TIPE ESAI,
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat
menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu,
tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini
mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat
kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan
Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak
perlu disertai dengan nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan
beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat
cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi
yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-
bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
ADA ENAM TIPE ESAI,
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis
sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya
adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan
saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik
yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan,
dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
BAGIAN-BAGIAN ESAI
103
104
105
106
107
23. 10/15/2014
23
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
BAGIAN-BAGIAN ESAI
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa
observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Contoh Judul Esai:
Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum
SEBUAH ESAI DASAR BISA DIBAGI MENJADI TIGA BAGIAN
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa
observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
RESENSI
Ulasan / penilaian / pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau
karya yang lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada
pembaca Mengenai suatu karya apakah layak dibaca.
HAL-HAL YANG DITANGGAPI DALAM RESENSI BUKU
1. Kualitas isi
2. Penampilan
3. Unsur-unsur / struktur penyajian
4. Bahasa
5. Manfaat bagi pembaca/masyarakat
UNSUR-UNSUR ATAU SISTEMATIKA RESENSI
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran
pertanyaan, dll)
4. Inti/isi resensi
* Pokok-pokok isi
* Keunggulan buku
* Kekurangan buku
5. Penutup
* Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku
107
108
109
110
111
24. 10/15/2014
24
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran
pertanyaan, dll)
4. Inti/isi resensi
* Pokok-pokok isi
* Keunggulan buku
* Kekurangan buku
5. Penutup
* Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku
dan keterbacaan
IDENTITAS BUKU
1. judul buku
2. Penulis buku
3. Penerbit buku
4. kota terbit
5. tahun terbit
6. tebal buku
KRITIK
Kritik sastra adalah tanggapan objektif dari seseorang terhadap suatu karya orang
lain dengan menguraikan secara rinci baik buruknya sebuah karya.
Judul novel : Lelaki Tua dan Laut/The Old Man and The Sea
Pengarang/Penerjemah : Ernest Hemingway/ Sapardi Djoko Damono
Penerbit : PT Dunia Pustaka
Di sisi lain, untaian kata-kata Hemingway mengalir, mengayun membuai,
menghempas membuat pengalaman tersendiri pada pembaca persis seperti gerakan
ombak laut. Dengan kemampuannya, pembaca tanpa dipaksa seolah-olah sedang
berhadapan dengan teror hiu yang ingin menguasai tangkapan ikan.
Kalimat resensi yang tepat untuk menyatakan keunggulan novel tersebut adalah ...
A. Sedikit sekali penulis yang berani mengangkat ide cerita dari kaum pinggiran seperti
nelayan. Namun, Hemingway berani mengangkatnya menjadi sebuah cerita yang
penuh ketegangan ditinjau dari kekuatan bahasanya.
B. Penulis agak lambat menciptakan ketegangan-ketegangan dalam cerita. Pembaca
menjadi kurang bergairah karena setting yang disuguhkan terlalu monoton, yaitu
laut dan laut.
C. Hemingway dan ketangkasannya berbahasa tak perlu diragukan lagi. Hanya saja,
khusus pada novel ini tema yang diambil kurang menarik.
D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat
persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu.
E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang
kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.
PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
112
113
114
115
116
117
118
25. 10/15/2014
25
D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat
persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu.
E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang
kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.
PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
PARAGRAF
UNSUR PARAGRAF
1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan
paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain.
a. Terletak di kalimat utama
- Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf
(induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran);
- Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi.
b. Terletak di seluruh kalimat
- Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif.
2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
utama.
- Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat.
- Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
- Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi,
kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik.
Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau
apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi.
2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
• Kesatuan: memiliki satu pikiran utama
•
• Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun
struktur (kohesif).
• Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3
kalimat..
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Umum-khusus
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
26. 10/15/2014
26
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga
55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang
terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara
di kota metropolitan sudah sangat tercemar.
(1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2)
Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan
jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah.
(4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan.
Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.
PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM
Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka
memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan
berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak
ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa
SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam.
PENGEMBANGAN ANALOGI
Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki
beberapa persamaan.
Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau
pengibaratan.
Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung…
Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung.
PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT
• Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat.
Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik
(A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah
kami tidak bisa dielakkan.
JENIS PARAGRAF
• Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup.
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
126
127
128
129
130
131
132
27. 10/15/2014
27
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
• Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris.
KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF
FAKTA
• Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan
opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji.
• Ciri-ciri fakta:
1. Benar-benar terjadi
2. Bersifat objektif
3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.
4. Diperkuat dengan angka-angka.
• Contoh fakta:
Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v
yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL.
•
OPINI
• Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena
bentuknya masih berupa pendapat.
• Ciri-ciri opini:
1. Belum terjadi (baru rencana)
2. Berupa pendapat
3. Bersifat subjektif
4. Keterangannya belum jelas.
Contoh Opini :
Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab
rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah.
•
BIOGRAFI
• Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
• Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh.
• Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
133
134
135
136
137
28. 10/15/2014
28
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis
menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak.
•
LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK
a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas.
b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta.
c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau
keberpihakan penulis.
4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL
Isi
Simpulan
GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya
ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi.
4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu
memperjelas proses kerja
6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat
MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Membaca dan memahami judul
2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada
3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal
4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
137
138
139
140
141
142
143
144
29. 10/15/2014
29
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
UNSUR PEMBENTUK SASTRA
Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur
dalam)
Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut
antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.
PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan Memetik
Pendekatan Objektif
Pendekatan Pragmatik
Memetik
Ekspresif Pragmatik
GENRE/JENIS SASTRA
a. Prosa
Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi
Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen
b. Puisi
• Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl.
• Baru: Konvensional dan kontemporer
c. Drama
• Naskah
• Teater/Pertunjukan/Pementasan
UNSUR INTRINSIK PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Alur/plot
Karakter/tokoh dan penokohan
Setting
Sudut pandang
Gaya
Tema
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
144
145
146
147
148
149
150
30. 10/15/2014
30
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami
peristiwa di dalam cerita.
Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di
dalam cerita.
CARA PENGGAMBARAN TOKOH
a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung
bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan
sebagainya.
b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung
gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui :
- dialog antar tokoh
- reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral,
- gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral,
- aktivitas tokoh sentral,
- jalan pikiran tokoh sentral.
JENIS TOKOH
• Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh
pembantu/bawahan/pelengkap
• Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis;
tokoh tritagonis
• Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character
>< tokok melingkar/Round Character
• Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh
statis
• Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana
•
LATAR
• Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana
peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
• Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa.
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
149
150
151
152
153
154
155
156
157
31. 10/15/2014
31
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita.
• Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut
pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan
tokoh lain yang lebih penting.
• Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan
menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan
pembacanya.
• Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang
terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang
menjadi tumpuan cerita.
GAYA
• Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa
yang digunakan.
Misalnya: menggunakan bahasa
sehari-hari, kalimat panjang-
panjang, bahasa puitis, dll
TEMA
• Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll.
•
AMANAT
• Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
LANGKAH MEMAHAMI PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Memahami alur
Memahami setting
Memahami karakter/tokoh dan penokohan
Memahami sudut pandang
Memahami gaya
Memahami tema, nilai, pesan/amanat.
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik
UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
156
157
158
159
160
161
162
163
32. 10/15/2014
32
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik
UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
Karakter
Tema
Dialog dan lakuan
UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER
Naskah
Pelaku/Aktor
Pentas
Sutradara
Para Desainer
Penonton
Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan?
Didik : Jadi apa?
Anton : …
Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan
SMA "Bunga Indah," kan!
Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ...
Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...
A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman.
B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI.
C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah."
D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI.
E. Menonton pertandingan bola basket.
BERMAIN TEATER
a. Studi Naskah
•Membaca secara intensif:
•Mendiskusikan:
gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok
persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai-
nilai).
makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik
(gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak
pemecahan masalah/resolusi)
latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
jenis konflik dan jenis lakon
nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
162
163
164
165
166
167
33. 10/15/2014
33
pemecahan masalah/resolusi)
latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
jenis konflik dan jenis lakon
nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi
tiap baris dialog.
(b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan
tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/
over-statemant,
2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan
pementasan" (stage design)
3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung
makna dan fungsi tiap baris dialog.
4) Latihan gerak dan oratori.
Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan
kelompok, atau kooperatif.
PUISI
• Unsur intrinsik
• Isi puisi lama
• Isi Pantun
• Isi Gurindam
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
• Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
UNSUR INTRINSIK PUISI
a. Unsur Bentuk
b. Unsur Makna
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
a. Bentuk:
• Bunyi/rima
• Kata/diksi atau pilihan kata/citraan
• Baris/larik
• Bait
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
167
168
169
170
171
34. 10/15/2014
34
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
• Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca
• Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi
• Tema: Ide dasar yang melandasi puisi
• Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair
•
CITRA
Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi.
JENIS CITRAAN
SUASANA/FEELING
• Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya
puisi tersebut.
AMANAT
Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang
penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
TEMA
Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi
LANGKAH MEMAHAMI PUISI
a.Memahami judul
b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah
dan sebagainya)
c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia ,
dia, kita, mereka)
d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis)
e.Memahami baris/larik
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
171
172
173
174
175
176
177
178
179
35. 10/15/2014
35
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
• Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi. Contoh:
• Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
• Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
• Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
MENULIS
PARAGRAF
• Menulis paragraf padu
• Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
• Melengkapi paragraf dengan kata baku
• Melengkapi paragraf dengan kata serapan
• Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan,
• Melengkapi paragraf dengan kata ulang
• Melengkapi paragraf dengan ungkapan
• Melengkapi paragraf dengan peribahasa
UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud
dalam arti kias.
Contoh:
a. Ungkapan dengan bagian tubuh
kecil hati = penakut
tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
b. Ungkapan dengan kata indra
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
uang panas = uang yang tidak halal
c. Ungkapan dengan nama warna
1) lampu merah = isyarat yang membahayakan
2) masih hijau = belum berpengalaman
d. Ungkapan dengan benda-benda alam
1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
179
180
181
182
183
36. 10/15/2014
36
1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1) sebatang kara = hidup seorang diri
2) naik daun = mendapat nasib baik
g. Ungkapan dengan kata bilangan
1) berbadan dua = sedang mengandung
2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun
PERIBAHASA
• Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang
digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu.
• contoh peribahasa:
Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan
orang yang berkuasa atau mulia.
Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang
mati = menghadapi persoalan yang
semuanya mengandung resiko
Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak
lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja.
•
TEKS PIDATO
Melengkapi teks pidato
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
183
184
185
186
37. 10/15/2014
37
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
bahasa indonesia
TUJUAN
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
METODE PIDATO
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
187
188
189
190
38. 10/15/2014
38
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
MENYUNTING
Penggunaan kalimat
Penggunaan frasa
Penggunaan kata penghubung
Penggunaan istilah dalam paragraf.
PENGERTIAN
Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat
kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi
bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi
(isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995).
Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan
kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga
aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3)
bahasa.
CONTOH 1:
PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN
HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF
DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.
• Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.
190
191
192
193
194
195
39. 10/15/2014
39
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.
SUNTINGAN:
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT
BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN-
KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK
SEPERTI BERIKUT INI.
Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan
lafaz
PERBAIKAN:
• Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“
Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus
bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi
naskah ini.
Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
195
196
197
198
199
40. 10/15/2014
40
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
•
Semarang, oktober 2004
•
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2)
TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL
DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI
TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT.
Suntingan:
PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
200
201
41. 10/15/2014
41
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah
satu bagian dari bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar
menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan
susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang Oktober 2003
•
PENYUNTINGAN PENULISAN KATA
Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek
penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan,
penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.
CONTOH 3
AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3),
APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA
PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN
PARTIKEL?
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
201
202
203
204
42. 10/15/2014
42
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik
Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
SUNTINGAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation
sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan
dibidang ke tenaga kerjaan.
Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat
baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
204
205
206
43. 10/15/2014
43
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu
dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi
sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan
di bidang ketenagakerjaan.
Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah
untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain
dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik,
dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala
prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional
untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut
hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi
dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih
rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan
pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar
kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).
CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN
Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini
disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam
perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari
bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock,
assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita
usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah
ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
206
207
208
209
44. 10/15/2014
44
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa
Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if,
akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti
standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata
standar, efek, dan implemen.
Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh
karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita
terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa
Indonesia.
AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A
DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT?
Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat
A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap.
B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap
A. Anak itu menangis saja sepanjang malam.
B. Anak itu melolong saja sepanjang malam.
A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi.
B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi
pagi.
C.
MENULIS SURAT RESMI
Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1)
SURAT RESMI
• Kepala surat
• Tempat dan tanggal surat
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
209
210
211
212
213
45. 10/15/2014
45
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS
KARYA ILMIAH
Menulis judul
Menulis latar belakang
Menulis rumusan masalah
Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan
Masyarakat Yogyakarta
Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ...
A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan
laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan.
B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan
mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia,
C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka
dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali.
D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah
mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab
budaya untuk memohon keselamatan.
E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk
memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.
KRITIK
Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau
keadaan.
SARAN
Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.
Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran
dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan
melaksanakannya.
Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
214
215
216
217
218
219