SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Download to read offline
10/15/2014
1
PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
PARAGRAF
UNSUR PARAGRAF
1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan
paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain.
a. Terletak di kalimat utama
- Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf
(induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran);
- Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi.
b. Terletak di seluruh kalimat
- Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif.
2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
utama.
- Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat.
- Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
- Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi,
kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik.
Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau
apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi.
2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
• Kesatuan: memiliki satu pikiran utama
•
• Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun
struktur (kohesif).
• Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3
kalimat..
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Umum-khusus
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
10/15/2014
2
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga
55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang
terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara
di kota metropolitan sudah sangat tercemar.

(1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2)
Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan
jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah.
(4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan.
Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.

PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM
Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka
memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan
berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak
ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa
SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam.
PENGEMBANGAN ANALOGI
Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki
beberapa persamaan.
Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau
pengibaratan.
Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung…
Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung.
PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT
• Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat.
Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik
(A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah
kami tidak bisa dielakkan.
JENIS PARAGRAF
• Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup.
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
10
11
12
13
14
15
16
10/15/2014
3
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
• Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris.
KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF
FAKTA
• Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan
opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji.
• Ciri-ciri fakta:
1. Benar-benar terjadi
2. Bersifat objektif
3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.
4. Diperkuat dengan angka-angka.
• Contoh fakta:
Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v
yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL.
•
OPINI
• Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena
bentuknya masih berupa pendapat.
• Ciri-ciri opini:
1. Belum terjadi (baru rencana)
2. Berupa pendapat
3. Bersifat subjektif
4. Keterangannya belum jelas.
Contoh Opini :
Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab
rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah.
•
BIOGRAFI
• Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
• Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh.
• Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
17
18
19
20
21
10/15/2014
4
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis
menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak.
•
LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK
a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas.
b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta.
c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau
keberpihakan penulis.

4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL
Isi
Simpulan
GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya
ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi.
4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu
memperjelas proses kerja
6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat

MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Membaca dan memahami judul
2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada
3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal
4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
21
22
23
24
25
26
27
28
10/15/2014
5
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
UNSUR PEMBENTUK SASTRA
Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur
dalam)
Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut
antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.

PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan Memetik
Pendekatan Objektif
Pendekatan Pragmatik

Memetik
 Ekspresif Pragmatik

GENRE/JENIS SASTRA
a. Prosa
 Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi
 Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen
b. Puisi
• Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl.
• Baru: Konvensional dan kontemporer
c. Drama
• Naskah
• Teater/Pertunjukan/Pementasan
UNSUR INTRINSIK PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Alur/plot
Karakter/tokoh dan penokohan
Setting
Sudut pandang
Gaya
Tema
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
28
29
30
31
32
33
34
10/15/2014
6
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami
peristiwa di dalam cerita.
Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di
dalam cerita.
CARA PENGGAMBARAN TOKOH
a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung
bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan
sebagainya.
b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung
gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui :
- dialog antar tokoh
- reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral,
- gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral,
- aktivitas tokoh sentral,
- jalan pikiran tokoh sentral.
JENIS TOKOH
• Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh
pembantu/bawahan/pelengkap
• Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis;
tokoh tritagonis
• Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character
>< tokok melingkar/Round Character
• Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh
statis
• Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana
•
LATAR
• Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana
peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
• Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa.
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
33
34
35
36
37
38
39
40
41
10/15/2014
7
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita.
• Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut
pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan
tokoh lain yang lebih penting.
• Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan
menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan
pembacanya.
• Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang
terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang
menjadi tumpuan cerita.

GAYA
• Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa
yang digunakan.
Misalnya: menggunakan bahasa
sehari-hari, kalimat panjang-
panjang, bahasa puitis, dll
TEMA
• Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll.
•
AMANAT
• Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
LANGKAH MEMAHAMI PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Memahami alur
Memahami setting
Memahami karakter/tokoh dan penokohan
Memahami sudut pandang
Memahami gaya
Memahami tema, nilai, pesan/amanat.
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik

UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
40
41
42
43
44
45
46
47
10/15/2014
8
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik

UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
Karakter
Tema
 Dialog dan lakuan
UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER
Naskah
Pelaku/Aktor
Pentas
Sutradara
Para Desainer
Penonton
Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan?
Didik : Jadi apa?
Anton : …
Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan
SMA "Bunga Indah," kan!
Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ...
Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...
A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman.
B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI.
C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah."
D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI.
E. Menonton pertandingan bola basket.

BERMAIN TEATER
a. Studi Naskah
•Membaca secara intensif:
•Mendiskusikan:
 gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok
persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai-
nilai).
 makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik
(gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak
pemecahan masalah/resolusi)
 latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
 dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
 jenis konflik dan jenis lakon
 nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
46
47
48
49
50
51
10/15/2014
9
pemecahan masalah/resolusi)
 latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
 dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
 jenis konflik dan jenis lakon
 nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi
tiap baris dialog.
(b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan
tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/
over-statemant,
2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan
pementasan" (stage design)
3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung
makna dan fungsi tiap baris dialog.
4) Latihan gerak dan oratori.
Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan
kelompok, atau kooperatif.
PUISI
• Unsur intrinsik
• Isi puisi lama
• Isi Pantun
• Isi Gurindam
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
• Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
UNSUR INTRINSIK PUISI
a. Unsur Bentuk
b. Unsur Makna
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
a. Bentuk:
• Bunyi/rima
• Kata/diksi atau pilihan kata/citraan
• Baris/larik
• Bait
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
51
52
53
54
55
10/15/2014
10
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
• Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca
• Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi
• Tema: Ide dasar yang melandasi puisi
• Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair
•
CITRA
Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi.
JENIS CITRAAN
SUASANA/FEELING
• Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya
puisi tersebut.
AMANAT
Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang
penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
TEMA
Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi
LANGKAH MEMAHAMI PUISI
a.Memahami judul
b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah
dan sebagainya)
c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia ,
dia, kita, mereka)
d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis)
e.Memahami baris/larik
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
55
56
57
58
59
60
61
62
63
10/15/2014
11
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
• Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi. Contoh:
• Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
• Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
• Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
MENULIS
PARAGRAF
• Menulis paragraf padu
• Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
• Melengkapi paragraf dengan kata baku
• Melengkapi paragraf dengan kata serapan
• Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan,
• Melengkapi paragraf dengan kata ulang
• Melengkapi paragraf dengan ungkapan
• Melengkapi paragraf dengan peribahasa
UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud
dalam arti kias.
 Contoh:
a. Ungkapan dengan bagian tubuh
kecil hati = penakut
tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
b. Ungkapan dengan kata indra
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
 uang panas = uang yang tidak halal
c. Ungkapan dengan nama warna
 1) lampu merah = isyarat yang membahayakan
 2) masih hijau = belum berpengalaman
d. Ungkapan dengan benda-benda alam
 1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
 2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
63
64
65
66
67
10/15/2014
12
 1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
 2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1) sebatang kara = hidup seorang diri
2) naik daun = mendapat nasib baik
g. Ungkapan dengan kata bilangan
1) berbadan dua = sedang mengandung
2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun
PERIBAHASA
• Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang
digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu.
• contoh peribahasa:
Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan
orang yang berkuasa atau mulia.
Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang
mati = menghadapi persoalan yang
semuanya mengandung resiko
Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak
lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja.
•
TEKS PIDATO
Melengkapi teks pidato
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
67
68
69
70
10/15/2014
13
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
bahasa indonesia

TUJUAN
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

METODE PIDATO
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
71
72
73
74
10/15/2014
14
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

MENYUNTING
Penggunaan kalimat
Penggunaan frasa
Penggunaan kata penghubung
Penggunaan istilah dalam paragraf.
PENGERTIAN
Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat
kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi
bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi
(isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995).
Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan
kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga
aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3)
bahasa.

CONTOH 1:
PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN
HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF
DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.

• Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.

74
75
76
77
78
79
10/15/2014
15
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.

SUNTINGAN:
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT
BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN-
KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK
SEPERTI BERIKUT INI.
Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan
lafaz
PERBAIKAN:
• Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“
Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus
bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi
naskah ini.
Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.

CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
79
80
81
82
83
10/15/2014
16
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
•
Semarang, oktober 2004
•
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2)
TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL
DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI
TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT.
Suntingan:
PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
84
85
10/15/2014
17
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah
satu bagian dari bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar
menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan
susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang Oktober 2003
•
PENYUNTINGAN PENULISAN KATA
Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek
penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan,
penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.

CONTOH 3
AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3),
APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA
PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN
PARTIKEL?
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.

Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
85
86
87
88
10/15/2014
18

Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik
Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.

SUNTINGAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation
sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan
dibidang ke tenaga kerjaan.
Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat
baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
88
89
90
10/15/2014
19
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu
dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi
sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan
di bidang ketenagakerjaan.
Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah
untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain
dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik,
dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala
prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional
untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut
hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi
dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih
rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan
pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar
kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).

CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN
Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini
disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam
perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari
bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.

Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock,
assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita
usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah
ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
90
91
92
93
10/15/2014
20
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.

Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa
Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if,
akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti
standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata
standar, efek, dan implemen.
Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh
karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita
terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa
Indonesia.
AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A
DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT?
Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat
A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap.
B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap
A. Anak itu menangis saja sepanjang malam.
B. Anak itu melolong saja sepanjang malam.
A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi.
B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi
pagi.
C.
MENULIS SURAT RESMI
Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1)
SURAT RESMI
• Kepala surat
• Tempat dan tanggal surat
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
93
94
95
96
97
10/15/2014
21
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS
KARYA ILMIAH
Menulis judul
Menulis latar belakang
Menulis rumusan masalah

Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan
Masyarakat Yogyakarta
Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ...
A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan
laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan.
B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan
mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia,
C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka
dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali.
D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah
mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab
budaya untuk memohon keselamatan.
E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk
memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.

KRITIK
 Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau
keadaan.
SARAN
 Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
 Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.
 Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran
dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan
melaksanakannya.
 Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
98
99
100
101
102
103
10/15/2014
22
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
ESAI
Suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang masalah tertentu yang
coba dinilainya berdasarkan data dan fakta yang logis
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu
bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan
bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara
langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius.
Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.


ADA ENAM TIPE ESAI,
Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat
menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu,
tempat rekreasi dan sebagainya.
Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini
mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat
kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan
Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak
perlu disertai dengan nama penulis.
Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan
beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat
cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi
yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-
bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
ADA ENAM TIPE ESAI,
Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis
sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya
adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan
saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik
yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan,
dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
BAGIAN-BAGIAN ESAI
103
104
105
106
107
10/15/2014
23
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut
kritik sastra.
BAGIAN-BAGIAN ESAI
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa
observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Contoh Judul Esai:
Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum

SEBUAH ESAI DASAR BISA DIBAGI MENJADI TIGA BAGIAN
Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa
observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.

RESENSI
Ulasan / penilaian / pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau
karya yang lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada
pembaca Mengenai suatu karya apakah layak dibaca.
HAL-HAL YANG DITANGGAPI DALAM RESENSI BUKU
1. Kualitas isi
2. Penampilan
3. Unsur-unsur / struktur penyajian
4. Bahasa
5. Manfaat bagi pembaca/masyarakat

UNSUR-UNSUR ATAU SISTEMATIKA RESENSI
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran
pertanyaan, dll)
4. Inti/isi resensi
 * Pokok-pokok isi
 * Keunggulan buku
 * Kekurangan buku
 5. Penutup
 * Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku
107
108
109
110
111
10/15/2014
24
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran
pertanyaan, dll)
4. Inti/isi resensi
 * Pokok-pokok isi
 * Keunggulan buku
 * Kekurangan buku
 5. Penutup
 * Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku
 dan keterbacaan

IDENTITAS BUKU
1. judul buku
2. Penulis buku
3. Penerbit buku
4. kota terbit
5. tahun terbit
6. tebal buku

KRITIK
Kritik sastra adalah tanggapan objektif dari seseorang terhadap suatu karya orang
lain dengan menguraikan secara rinci baik buruknya sebuah karya.

Judul novel : Lelaki Tua dan Laut/The Old Man and The Sea
Pengarang/Penerjemah : Ernest Hemingway/ Sapardi Djoko Damono
Penerbit : PT Dunia Pustaka
Di sisi lain, untaian kata-kata Hemingway mengalir, mengayun membuai,
menghempas membuat pengalaman tersendiri pada pembaca persis seperti gerakan
ombak laut. Dengan kemampuannya, pembaca tanpa dipaksa seolah-olah sedang
berhadapan dengan teror hiu yang ingin menguasai tangkapan ikan.

Kalimat resensi yang tepat untuk menyatakan keunggulan novel tersebut adalah ...
A. Sedikit sekali penulis yang berani mengangkat ide cerita dari kaum pinggiran seperti
nelayan. Namun, Hemingway berani mengangkatnya menjadi sebuah cerita yang
penuh ketegangan ditinjau dari kekuatan bahasanya.
B. Penulis agak lambat menciptakan ketegangan-ketegangan dalam cerita. Pembaca
menjadi kurang bergairah karena setting yang disuguhkan terlalu monoton, yaitu
laut dan laut.
C. Hemingway dan ketangkasannya berbahasa tak perlu diragukan lagi. Hanya saja,
khusus pada novel ini tema yang diambil kurang menarik.
D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat
persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu.
E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang
kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.

PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
112
113
114
115
116
117
118
10/15/2014
25
D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat
persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu.
E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang
kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.

PENDALAMAN MATERI
MATERI DAN CAKUPAN
PARAGRAF
UNSUR PARAGRAF
1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan
paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain.
a. Terletak di kalimat utama
- Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf
(induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran);
- Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi.
b. Terletak di seluruh kalimat
- Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif.
2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
utama.
- Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat.
- Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
- Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi,
kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik.
Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau
apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi.
2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
• Kesatuan: memiliki satu pikiran utama
•
• Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun
struktur (kohesif).
• Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3
kalimat..
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Umum-khusus
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
10/15/2014
26
Khusus-umum (simpulan generalisasi)
Analogi
Sebab - akibat
PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF)
Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan
Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar
pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada
penciptanya.
CONTOH PARAGRAF
(1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat
dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga
55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang
terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara
di kota metropolitan sudah sangat tercemar.

(1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2)
Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan
jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah.
(4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan.
Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.

PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM
Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka
memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan
berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak
ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa
SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam.
PENGEMBANGAN ANALOGI
Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki
beberapa persamaan.
Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau
pengibaratan.
Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung…
Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung.
PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT
• Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat.
Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik
(A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah
kami tidak bisa dielakkan.
JENIS PARAGRAF
• Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup.
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
126
127
128
129
130
131
132
10/15/2014
27
• Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi.
• Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik:
- ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris,
argumentasi, persuasi.
- tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif .
• Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif,
campuran
• Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris.
KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF
FAKTA
• Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan
opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji.
• Ciri-ciri fakta:
1. Benar-benar terjadi
2. Bersifat objektif
3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.
4. Diperkuat dengan angka-angka.
• Contoh fakta:
Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v
yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL.
•
OPINI
• Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena
bentuknya masih berupa pendapat.
• Ciri-ciri opini:
1. Belum terjadi (baru rencana)
2. Berupa pendapat
3. Bersifat subjektif
4. Keterangannya belum jelas.
Contoh Opini :
Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab
rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah.
•
BIOGRAFI
• Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
• Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh.
• Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
133
134
135
136
137
10/15/2014
28
(keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan,
perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll).
•
TAJUK
Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan.
Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan.
Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal.
1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama
dan gagasan penjelas.
2) Opini dan fakta: membedakan opini dan
fakta.
3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis
menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak.
•
LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK
a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas.
b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta.
c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau
keberpihakan penulis.

4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL
Isi
Simpulan
GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya
ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi.
4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu
memperjelas proses kerja
6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat

MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA
1. Membaca dan memahami judul
2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada
3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal
4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
137
138
139
140
141
142
143
144
10/15/2014
29
5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal
6. Membahasakan dan menyimpulkan.
SASTRA
A. Kajian/Studi Sastra:
a. Teori Sastra
b. Sejarah Sastra
c. Kritik Sastra
d. Apresiasi sastra
UNSUR PEMBENTUK SASTRA
Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur
dalam)
Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut
antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.

PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan Memetik
Pendekatan Objektif
Pendekatan Pragmatik

Memetik
 Ekspresif Pragmatik

GENRE/JENIS SASTRA
a. Prosa
 Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi
 Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen
b. Puisi
• Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl.
• Baru: Konvensional dan kontemporer
c. Drama
• Naskah
• Teater/Pertunjukan/Pementasan
UNSUR INTRINSIK PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Alur/plot
Karakter/tokoh dan penokohan
Setting
Sudut pandang
Gaya
Tema
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
144
145
146
147
148
149
150
10/15/2014
30
Amanat (pesan)
ALUR
• Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.
• Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak,
resolusi, konklusi.
• Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara
lengkap
• Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai.
TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI
Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami
peristiwa di dalam cerita.
Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di
dalam cerita.
CARA PENGGAMBARAN TOKOH
a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung
bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan
sebagainya.
b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung
gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui :
- dialog antar tokoh
- reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral,
- gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral,
- aktivitas tokoh sentral,
- jalan pikiran tokoh sentral.
JENIS TOKOH
• Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh
pembantu/bawahan/pelengkap
• Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis;
tokoh tritagonis
• Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character
>< tokok melingkar/Round Character
• Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh
statis
• Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana
•
LATAR
• Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana
peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung.
• Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa.
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
149
150
151
152
153
154
155
156
157
10/15/2014
31
•
SUDUT PANDANG
• Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan.
• Ada empat tipe sudut pandang:
• Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita.
• Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut
pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan
tokoh lain yang lebih penting.
• Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan
menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan
pembacanya.
• Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang
terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang
menjadi tumpuan cerita.

GAYA
• Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa
yang digunakan.
Misalnya: menggunakan bahasa
sehari-hari, kalimat panjang-
panjang, bahasa puitis, dll
TEMA
• Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll.
•
AMANAT
• Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
LANGKAH MEMAHAMI PROSA
(ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN)
Memahami alur
Memahami setting
Memahami karakter/tokoh dan penokohan
Memahami sudut pandang
Memahami gaya
Memahami tema, nilai, pesan/amanat.
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik

UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
156
157
158
159
160
161
162
163
10/15/2014
32
DRAMA
Unsur intrinsik
Unsur ekstrinsik

UNSUR INTRINSIK DRAMA
Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra
Alur
Karakter
Tema
 Dialog dan lakuan
UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER
Naskah
Pelaku/Aktor
Pentas
Sutradara
Para Desainer
Penonton
Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan?
Didik : Jadi apa?
Anton : …
Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan
SMA "Bunga Indah," kan!
Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ...
Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ...
A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman.
B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI.
C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah."
D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI.
E. Menonton pertandingan bola basket.

BERMAIN TEATER
a. Studi Naskah
•Membaca secara intensif:
•Mendiskusikan:
 gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok
persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai-
nilai).
 makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik
(gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak
pemecahan masalah/resolusi)
 latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
 dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
 jenis konflik dan jenis lakon
 nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
162
163
164
165
166
167
10/15/2014
33
pemecahan masalah/resolusi)
 latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik;
suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.
 dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.
 jenis konflik dan jenis lakon
 nilai-nilai
B. LATIHAN KE ARAH TEATER
1) Membaca nyaring:
(a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama,
tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi
tiap baris dialog.
(b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan
tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/
over-statemant,
2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan
pementasan" (stage design)
3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung
makna dan fungsi tiap baris dialog.
4) Latihan gerak dan oratori.
Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan
kelompok, atau kooperatif.
PUISI
• Unsur intrinsik
• Isi puisi lama
• Isi Pantun
• Isi Gurindam
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
• Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias
• Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima
• Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas
UNSUR INTRINSIK PUISI
a. Unsur Bentuk
b. Unsur Makna
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
a. Bentuk:
• Bunyi/rima
• Kata/diksi atau pilihan kata/citraan
• Baris/larik
• Bait
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
167
168
169
170
171
10/15/2014
34
• Tipografi
UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU)
B. Isi/makna:
• Sense: sesuatu yang digambarkan
• Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan
• Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran
• Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca
• Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi
• Tema: Ide dasar yang melandasi puisi
• Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair
•
CITRA
Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi.
JENIS CITRAAN
SUASANA/FEELING
• Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya
puisi tersebut.
AMANAT
Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang
penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
TEMA
Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi
LANGKAH MEMAHAMI PUISI
a.Memahami judul
b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah
dan sebagainya)
c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia ,
dia, kita, mereka)
d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis)
e.Memahami baris/larik
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
171
172
173
174
175
176
177
178
179
10/15/2014
35
f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter)
g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi
h.Memahami totalitas makna dan amanat
i. Memahami tema
j.
j.
GURINDAM
• Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas:
• dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a)
yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
• Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi. Contoh:
• Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
• Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
• Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
MENULIS
PARAGRAF
• Menulis paragraf padu
• Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
• Melengkapi paragraf dengan kata baku
• Melengkapi paragraf dengan kata serapan
• Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan,
• Melengkapi paragraf dengan kata ulang
• Melengkapi paragraf dengan ungkapan
• Melengkapi paragraf dengan peribahasa
UNGKAPAN
Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud
dalam arti kias.
 Contoh:
a. Ungkapan dengan bagian tubuh
kecil hati = penakut
tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
b. Ungkapan dengan kata indra
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
 uang panas = uang yang tidak halal
c. Ungkapan dengan nama warna
 1) lampu merah = isyarat yang membahayakan
 2) masih hijau = belum berpengalaman
d. Ungkapan dengan benda-benda alam
 1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
 2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
179
180
181
182
183
10/15/2014
36
 1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas
 2) bintang lapangan = pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1) sebatang kara = hidup seorang diri
2) naik daun = mendapat nasib baik
g. Ungkapan dengan kata bilangan
1) berbadan dua = sedang mengandung
2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun
PERIBAHASA
• Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang
digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu.
• contoh peribahasa:
Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan
orang yang berkuasa atau mulia.
Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang
mati = menghadapi persoalan yang
semuanya mengandung resiko
Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak
lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja.
•
TEKS PIDATO
Melengkapi teks pidato
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut
hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
183
184
185
186
10/15/2014
37
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
bahasa indonesia

TUJUAN
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain
senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara
atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

METODE PIDATO
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya
kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
187
188
189
190
10/15/2014
38
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

BAGIAN-BAGIAN PIDATO
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

MENYUNTING
Penggunaan kalimat
Penggunaan frasa
Penggunaan kata penghubung
Penggunaan istilah dalam paragraf.
PENGERTIAN
Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat
kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi
bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi
(isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995).
Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan
kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga
aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3)
bahasa.

CONTOH 1:
PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN
HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF
DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.

• Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.

190
191
192
193
194
195
10/15/2014
39
•
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan
lafaz.

SUNTINGAN:
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT
BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN-
KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK
SEPERTI BERIKUT INI.
Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“
Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus
bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto
copy naskah ini.
Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan
lafaz
PERBAIKAN:
• Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di
Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini
perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“
Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus
bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi
naskah ini.
Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan
Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat
kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.

CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
195
196
197
198
199
10/15/2014
40
CONTOH 2:
AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN
PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF
MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH.
• PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
•
Semarang, oktober 2004
•
SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2)
TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL
DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI
TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT.
Suntingan:
PRAKATA
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan
petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai
salah satu bagian dari Bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar
menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
200
201
10/15/2014
41
perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi
dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang, oktober 2004
•
PERBAIKAN
• Prakata
• Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat
penulis selesaikan.
• Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam
pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan
ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para
mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah
satu bagian dari bahasa Indonesia.
• Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar
menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia pada umumnya.
• Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi
perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan
susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk
menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang.
• Semarang Oktober 2003
•
PENYUNTINGAN PENULISAN KATA
Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek
penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan,
penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.

CONTOH 3
AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3),
APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA
PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN
PARTIKEL?
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.

Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
201
202
203
204
10/15/2014
42

Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan.
Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip
dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke
tenaga kerjaan.
Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik
Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.

SUNTINGAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat
didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu
dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation
sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan
dibidang ke tenaga kerjaan.
Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk
menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun
tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial
Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di
tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan
kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat
baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di
tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang
yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu,
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
204
205
206
10/15/2014
43
seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi
(economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility)
semata-mata.
PERBAIKAN
Industrialisasi Manufaktur di Indonesia
Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang
sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh
pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu
dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi
sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan
di bidang ketenagakerjaan.
Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah
untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut
tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain
dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik,
dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala
prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional
untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu.
Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut
hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi
dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih
rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan
pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar
kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).

CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN
Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini
disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam
perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari
bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.

Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock,
assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita
usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah
ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
206
207
208
209
10/15/2014
44
dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah
seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud
1995:34).
Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan
penyunting. Dua hal itu sebagai berikut.
Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.

Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa
Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if,
akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti
standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata
standar, efek, dan implemen.
Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh
karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita
terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa
Indonesia.
AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A
DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT?
Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat
A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap.
B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap
A. Anak itu menangis saja sepanjang malam.
B. Anak itu melolong saja sepanjang malam.
A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi.
B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi
pagi.
C.
MENULIS SURAT RESMI
Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1)
SURAT RESMI
• Kepala surat
• Tempat dan tanggal surat
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
209
210
211
212
213
10/15/2014
45
• Nomor
• Lampiran
• Perihal
• Alamat
• Salam pembuka
• Tubuh surat (pembuka, isi, penutup)
• Salam penutup
• Tanda tangan
• Nama jelas
YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS
KARYA ILMIAH
Menulis judul
Menulis latar belakang
Menulis rumusan masalah

Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan
Masyarakat Yogyakarta
Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ...
A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan
laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan.
B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan
mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia,
C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka
dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali.
D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah
mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab
budaya untuk memohon keselamatan.
E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk
memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.

KRITIK
 Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan
pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau
keadaan.
SARAN
 Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
 Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.
 Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran
dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan
melaksanakannya.
 Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk
meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan.
TANGGAPAN
Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk
verbal.
Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki)
Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta
yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3)
melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan
tanggapan dalam bentuk kalimat
214
215
216
217
218
219
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA

More Related Content

What's hot

11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
busitisahara
 
Sistem dokumentasi_Sistem APA
Sistem dokumentasi_Sistem APASistem dokumentasi_Sistem APA
Sistem dokumentasi_Sistem APA
IPG
 

What's hot (19)

Materi Esai
Materi EsaiMateri Esai
Materi Esai
 
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xiiRangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
 
11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
 
Kutipan Tidak Langsung, Daftar Rujukan, Catatan Kaki, Penyuntingan
Kutipan Tidak Langsung, Daftar Rujukan, Catatan Kaki, PenyuntinganKutipan Tidak Langsung, Daftar Rujukan, Catatan Kaki, Penyuntingan
Kutipan Tidak Langsung, Daftar Rujukan, Catatan Kaki, Penyuntingan
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA ESAI
MAKALAH BAHASA INDONESIA ESAIMAKALAH BAHASA INDONESIA ESAI
MAKALAH BAHASA INDONESIA ESAI
 
Karya Tulis Ilmiah_Bahasa Indonesia
 Karya Tulis Ilmiah_Bahasa Indonesia Karya Tulis Ilmiah_Bahasa Indonesia
Karya Tulis Ilmiah_Bahasa Indonesia
 
Bahasa Indonesia : Esai
Bahasa Indonesia : EsaiBahasa Indonesia : Esai
Bahasa Indonesia : Esai
 
Tugas bi klas 10
Tugas bi klas 10Tugas bi klas 10
Tugas bi klas 10
 
Esai
EsaiEsai
Esai
 
Pedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essayPedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essay
 
Tulisan ilmiah
Tulisan ilmiahTulisan ilmiah
Tulisan ilmiah
 
Tugas 1 bahasa indonesia kelas 10
Tugas 1  bahasa indonesia kelas 10Tugas 1  bahasa indonesia kelas 10
Tugas 1 bahasa indonesia kelas 10
 
Sistem dokumentasi_Sistem APA
Sistem dokumentasi_Sistem APASistem dokumentasi_Sistem APA
Sistem dokumentasi_Sistem APA
 
Esai
EsaiEsai
Esai
 
Catatan Kaki atau Footnote sebagai Sistem Rujukan
Catatan Kaki atau Footnote sebagai Sistem RujukanCatatan Kaki atau Footnote sebagai Sistem Rujukan
Catatan Kaki atau Footnote sebagai Sistem Rujukan
 
Mengembangkan Teori yang Mendasari Sebuah Penelitian.
Mengembangkan Teori yang Mendasari Sebuah Penelitian.Mengembangkan Teori yang Mendasari Sebuah Penelitian.
Mengembangkan Teori yang Mendasari Sebuah Penelitian.
 
Kaedah penulisan ilmiah
Kaedah penulisan ilmiahKaedah penulisan ilmiah
Kaedah penulisan ilmiah
 
Bahasa indonesia Febrianti
Bahasa indonesia FebriantiBahasa indonesia Febrianti
Bahasa indonesia Febrianti
 
Modulpenulisanth2 62008
Modulpenulisanth2 62008Modulpenulisanth2 62008
Modulpenulisanth2 62008
 

Similar to Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA

Slide 3-karangan-ilmiah
Slide 3-karangan-ilmiahSlide 3-karangan-ilmiah
Slide 3-karangan-ilmiah
Aldon Samosir
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Karem Zulkifli
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Bogor
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
Irika Widiasanti
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
Apri Kusanto
 

Similar to Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA (20)

Slide 3-karangan-ilmiah
Slide 3-karangan-ilmiahSlide 3-karangan-ilmiah
Slide 3-karangan-ilmiah
 
Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
 
Penulisan Makalah Ilmiah
Penulisan Makalah IlmiahPenulisan Makalah Ilmiah
Penulisan Makalah Ilmiah
 
Keterampilan Berbahasa_Pelatihan "Professional Writing & Skill Development"
Keterampilan Berbahasa_Pelatihan "Professional Writing & Skill Development"Keterampilan Berbahasa_Pelatihan "Professional Writing & Skill Development"
Keterampilan Berbahasa_Pelatihan "Professional Writing & Skill Development"
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
 
IKHTISAR
IKHTISARIKHTISAR
IKHTISAR
 
Paragrafff
ParagrafffParagrafff
Paragrafff
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
 
Format jurnal ilmiah
Format jurnal ilmiahFormat jurnal ilmiah
Format jurnal ilmiah
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013
 
Modulpenulisanth2 6 yasbiha2012
Modulpenulisanth2 6 yasbiha2012Modulpenulisanth2 6 yasbiha2012
Modulpenulisanth2 6 yasbiha2012
 
TEKNIK MENULIS OPINI DI MEDIA MASSA PPT FIX
TEKNIK MENULIS OPINI DI MEDIA MASSA PPT FIXTEKNIK MENULIS OPINI DI MEDIA MASSA PPT FIX
TEKNIK MENULIS OPINI DI MEDIA MASSA PPT FIX
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Kti populer
Kti populerKti populer
Kti populer
 
Ppt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ipsPpt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ips
 
Unsur karangan
Unsur karanganUnsur karangan
Unsur karangan
 
Bhs indo
Bhs indoBhs indo
Bhs indo
 
Topik tema karangan
Topik tema karanganTopik tema karangan
Topik tema karangan
 
Topik tema karangan
Topik tema karanganTopik tema karangan
Topik tema karangan
 
Karya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptxKarya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptx
 

More from Enggita Aprilika Yustian

Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde BaruPerkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Enggita Aprilika Yustian
 
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
Enggita Aprilika Yustian
 

More from Enggita Aprilika Yustian (15)

60 Soal Kimia SMA
60 Soal Kimia SMA60 Soal Kimia SMA
60 Soal Kimia SMA
 
Bab 4 Basa Jawa : Kehidupan Sehari Hari
Bab 4 Basa Jawa : Kehidupan Sehari HariBab 4 Basa Jawa : Kehidupan Sehari Hari
Bab 4 Basa Jawa : Kehidupan Sehari Hari
 
Contoh soal Matematika SMA
Contoh soal Matematika SMAContoh soal Matematika SMA
Contoh soal Matematika SMA
 
Teori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan KimiaTeori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan Kimia
 
Uji asam basa larutan dengan indikator
Uji asam basa larutan dengan indikator Uji asam basa larutan dengan indikator
Uji asam basa larutan dengan indikator
 
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde BaruPerkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
 
Materi Bab 2 Berkarya Seni Rupa
Materi Bab 2 Berkarya Seni RupaMateri Bab 2 Berkarya Seni Rupa
Materi Bab 2 Berkarya Seni Rupa
 
Materi bab 1Berapresiasi Seni Rupa
Materi bab 1Berapresiasi Seni RupaMateri bab 1Berapresiasi Seni Rupa
Materi bab 1Berapresiasi Seni Rupa
 
How to Stop Smoking
How to Stop SmokingHow to Stop Smoking
How to Stop Smoking
 
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
Analytical Exposition Text "Why is Learning English Important?"
 
Laporan praktikum "PENGUJIAN KANDUNGAN GLUKOSA, AMILUM DAN PROTEIN DALAM BAHA...
Laporan praktikum "PENGUJIAN KANDUNGAN GLUKOSA, AMILUM DAN PROTEIN DALAM BAHA...Laporan praktikum "PENGUJIAN KANDUNGAN GLUKOSA, AMILUM DAN PROTEIN DALAM BAHA...
Laporan praktikum "PENGUJIAN KANDUNGAN GLUKOSA, AMILUM DAN PROTEIN DALAM BAHA...
 
Laporan praktikum "PENGARUH ASAM CUKA TERHADAP TULANG CEKER AYAM"
Laporan praktikum "PENGARUH ASAM CUKA TERHADAP TULANG CEKER AYAM"Laporan praktikum "PENGARUH ASAM CUKA TERHADAP TULANG CEKER AYAM"
Laporan praktikum "PENGARUH ASAM CUKA TERHADAP TULANG CEKER AYAM"
 
Kumpulan soal Biologi Kelas XIJaringan dan Otot
Kumpulan soal Biologi Kelas XIJaringan dan OtotKumpulan soal Biologi Kelas XIJaringan dan Otot
Kumpulan soal Biologi Kelas XIJaringan dan Otot
 
Materi Atom J.J. Thompson dan Rutherford
Materi Atom J.J. Thompson dan RutherfordMateri Atom J.J. Thompson dan Rutherford
Materi Atom J.J. Thompson dan Rutherford
 
Kumpulan soal Geografi SMA Kelas X
Kumpulan soal Geografi SMA Kelas XKumpulan soal Geografi SMA Kelas X
Kumpulan soal Geografi SMA Kelas X
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA

  • 1. 10/15/2014 1 PENDALAMAN MATERI MATERI DAN CAKUPAN PARAGRAF UNSUR PARAGRAF 1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain. a. Terletak di kalimat utama - Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf (induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran); - Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi. b. Terletak di seluruh kalimat - Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif. 2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. - Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat. - Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas. - Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi, kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial. KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS 1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik. Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi. 2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas SYARAT PARAGRAF YANG BAIK • Kesatuan: memiliki satu pikiran utama • • Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun struktur (kohesif). • Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3 kalimat.. PENGEMBANGAN PARAGRAF Umum-khusus Khusus-umum (simpulan generalisasi) Analogi Sebab - akibat PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF) Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada penciptanya. CONTOH PARAGRAF (1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
  • 2. 10/15/2014 2 Analogi Sebab - akibat PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF) Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada penciptanya. CONTOH PARAGRAF (1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga 55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara di kota metropolitan sudah sangat tercemar.  (1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2) Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah. (4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan. Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.  PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan. Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam. PENGEMBANGAN ANALOGI Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki beberapa persamaan. Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau pengibaratan. Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung… Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT • Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat. Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik (A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah kami tidak bisa dielakkan. JENIS PARAGRAF • Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup. • Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi. • Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik: - ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris, argumentasi, persuasi. - tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif . • Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif, campuran 10 11 12 13 14 15 16
  • 3. 10/15/2014 3 • Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi. • Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik: - ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris, argumentasi, persuasi. - tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif . • Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif, campuran • Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris. KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF FAKTA • Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji. • Ciri-ciri fakta: 1. Benar-benar terjadi 2. Bersifat objektif 3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas. 4. Diperkuat dengan angka-angka. • Contoh fakta: Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL. • OPINI • Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat. • Ciri-ciri opini: 1. Belum terjadi (baru rencana) 2. Berupa pendapat 3. Bersifat subjektif 4. Keterangannya belum jelas. Contoh Opini : Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah. • BIOGRAFI • Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. • Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh. • Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani (keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan, perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll). • TAJUK Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan. Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan. Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal. 1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. 2) Opini dan fakta: membedakan opini dan fakta. 17 18 19 20 21
  • 4. 10/15/2014 4 perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll). • TAJUK Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan. Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan. Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal. 1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. 2) Opini dan fakta: membedakan opini dan fakta. 3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak. • LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta. c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau keberpihakan penulis.  4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL Isi Simpulan GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA 1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran. 2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. 3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi. 4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. 5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu memperjelas proses kerja 6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat  MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA 1. Membaca dan memahami judul 2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada 3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal 4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal 5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal 6. Membahasakan dan menyimpulkan. SASTRA A. Kajian/Studi Sastra: a. Teori Sastra b. Sejarah Sastra c. Kritik Sastra d. Apresiasi sastra 21 22 23 24 25 26 27 28
  • 5. 10/15/2014 5 5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal 6. Membahasakan dan menyimpulkan. SASTRA A. Kajian/Studi Sastra: a. Teori Sastra b. Sejarah Sastra c. Kritik Sastra d. Apresiasi sastra UNSUR PEMBENTUK SASTRA Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur dalam) Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.  PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA Pendekatan Ekspresif Pendekatan Memetik Pendekatan Objektif Pendekatan Pragmatik  Memetik  Ekspresif Pragmatik  GENRE/JENIS SASTRA a. Prosa  Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi  Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen b. Puisi • Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl. • Baru: Konvensional dan kontemporer c. Drama • Naskah • Teater/Pertunjukan/Pementasan UNSUR INTRINSIK PROSA (ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN) Alur/plot Karakter/tokoh dan penokohan Setting Sudut pandang Gaya Tema Amanat (pesan) ALUR • Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. • Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak, resolusi, konklusi. • Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara lengkap • Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai. TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI 28 29 30 31 32 33 34
  • 6. 10/15/2014 6 Amanat (pesan) ALUR • Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. • Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak, resolusi, konklusi. • Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara lengkap • Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai. TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di dalam cerita. CARA PENGGAMBARAN TOKOH a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya. b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui : - dialog antar tokoh - reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, - gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, - aktivitas tokoh sentral, - jalan pikiran tokoh sentral. JENIS TOKOH • Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh pembantu/bawahan/pelengkap • Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis; tokoh tritagonis • Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character >< tokok melingkar/Round Character • Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh statis • Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana • LATAR • Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung. • Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa. • SUDUT PANDANG • Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan. • Ada empat tipe sudut pandang: • Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung 33 34 35 36 37 38 39 40 41
  • 7. 10/15/2014 7 • SUDUT PANDANG • Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan. • Ada empat tipe sudut pandang: • Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. • Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting. • Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. • Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang menjadi tumpuan cerita.  GAYA • Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa yang digunakan. Misalnya: menggunakan bahasa sehari-hari, kalimat panjang- panjang, bahasa puitis, dll TEMA • Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll. • AMANAT • Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya. LANGKAH MEMAHAMI PROSA (ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN) Memahami alur Memahami setting Memahami karakter/tokoh dan penokohan Memahami sudut pandang Memahami gaya Memahami tema, nilai, pesan/amanat. DRAMA Unsur intrinsik Unsur ekstrinsik  UNSUR INTRINSIK DRAMA Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra Alur 40 41 42 43 44 45 46 47
  • 8. 10/15/2014 8 DRAMA Unsur intrinsik Unsur ekstrinsik  UNSUR INTRINSIK DRAMA Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra Alur Karakter Tema  Dialog dan lakuan UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER Naskah Pelaku/Aktor Pentas Sutradara Para Desainer Penonton Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan? Didik : Jadi apa? Anton : … Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan SMA "Bunga Indah," kan! Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ... Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.  Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ... A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman. B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI. C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah." D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI. E. Menonton pertandingan bola basket.  BERMAIN TEATER a. Studi Naskah •Membaca secara intensif: •Mendiskusikan:  gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai- nilai).  makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik (gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak pemecahan masalah/resolusi)  latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik; suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.  dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.  jenis konflik dan jenis lakon  nilai-nilai B. LATIHAN KE ARAH TEATER 1) Membaca nyaring: (a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama, 46 47 48 49 50 51
  • 9. 10/15/2014 9 pemecahan masalah/resolusi)  latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik; suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.  dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.  jenis konflik dan jenis lakon  nilai-nilai B. LATIHAN KE ARAH TEATER 1) Membaca nyaring: (a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama, tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi tiap baris dialog. (b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/ over-statemant, 2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan pementasan" (stage design) 3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung makna dan fungsi tiap baris dialog. 4) Latihan gerak dan oratori. Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan kelompok, atau kooperatif. PUISI • Unsur intrinsik • Isi puisi lama • Isi Pantun • Isi Gurindam • Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias • Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima • Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas • Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias • Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang • Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima • Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas UNSUR INTRINSIK PUISI a. Unsur Bentuk b. Unsur Makna UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) a. Bentuk: • Bunyi/rima • Kata/diksi atau pilihan kata/citraan • Baris/larik • Bait • Tipografi UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) B. Isi/makna: • Sense: sesuatu yang digambarkan • Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan • Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran 51 52 53 54 55
  • 10. 10/15/2014 10 • Tipografi UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) B. Isi/makna: • Sense: sesuatu yang digambarkan • Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan • Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran • Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca • Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi • Tema: Ide dasar yang melandasi puisi • Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair • CITRA Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi. JENIS CITRAAN SUASANA/FEELING • Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut. AMANAT Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair. TEMA Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi LANGKAH MEMAHAMI PUISI a.Memahami judul b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah dan sebagainya) c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia , dia, kita, mereka) d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis) e.Memahami baris/larik f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter) g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi h.Memahami totalitas makna dan amanat i. Memahami tema j. j. GURINDAM • Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas: • dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a) 55 56 57 58 59 60 61 62 63
  • 11. 10/15/2014 11 f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter) g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi h.Memahami totalitas makna dan amanat i. Memahami tema j. j. GURINDAM • Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas: • dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a) yang merupakan satu kesatuan yang utuh. • Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh: • Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. • Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. • Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. MENULIS PARAGRAF • Menulis paragraf padu • Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu. • Melengkapi paragraf dengan kata baku • Melengkapi paragraf dengan kata serapan • Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan, • Melengkapi paragraf dengan kata ulang • Melengkapi paragraf dengan ungkapan • Melengkapi paragraf dengan peribahasa UNGKAPAN Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud dalam arti kias.  Contoh: a. Ungkapan dengan bagian tubuh kecil hati = penakut tebal muka = tidak mempunyai rasa malu b. Ungkapan dengan kata indra perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak  uang panas = uang yang tidak halal c. Ungkapan dengan nama warna  1) lampu merah = isyarat yang membahayakan  2) masih hijau = belum berpengalaman d. Ungkapan dengan benda-benda alam  1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas  2) bintang lapangan = pemain terbaik e. Ungkapan dengan nama binatang 1) kambing hitam = orang yang disalahkan 2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan 63 64 65 66 67
  • 12. 10/15/2014 12  1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas  2) bintang lapangan = pemain terbaik e. Ungkapan dengan nama binatang 1) kambing hitam = orang yang disalahkan 2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan 1) sebatang kara = hidup seorang diri 2) naik daun = mendapat nasib baik g. Ungkapan dengan kata bilangan 1) berbadan dua = sedang mengandung 2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun PERIBAHASA • Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu. • contoh peribahasa: Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan orang yang berkuasa atau mulia. Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang mati = menghadapi persoalan yang semuanya mengandung resiko Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja. • TEKS PIDATO Melengkapi teks pidato PENGERTIAN PIDATO Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 67 68 69 70
  • 13. 10/15/2014 13 terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. F. Kerangka Susunan Pidato Skema susunan suatu pidato yang baik : 1. Pembukaan dengan salam pembuka 2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) bahasa indonesia  TUJUAN Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini : 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi : 1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.  METODE PIDATO Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.  BAGIAN-BAGIAN PIDATO 1. Pembukaan dengan salam pembuka 71 72 73 74
  • 14. 10/15/2014 14 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.  BAGIAN-BAGIAN PIDATO 1. Pembukaan dengan salam pembuka 2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)  MENYUNTING Penggunaan kalimat Penggunaan frasa Penggunaan kata penghubung Penggunaan istilah dalam paragraf. PENGERTIAN Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi (isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995). Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3) bahasa.  CONTOH 1: PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.  • Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“ Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto copy naskah ini. • Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan lafaz.  74 75 76 77 78 79
  • 15. 10/15/2014 15 • Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan lafaz.  SUNTINGAN: SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN- KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK SEPERTI BERIKUT INI. Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“ Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto copy naskah ini. Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan lafaz PERBAIKAN: • Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“ Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi naskah ini. Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.  CONTOH 2: AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH. • PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. 79 80 81 82 83
  • 16. 10/15/2014 16 CONTOH 2: AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH. • PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai salah satu bagian dari Bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2) TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT. Suntingan: PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai salah satu bagian dari Bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • PERBAIKAN • Prakata 84 85
  • 17. 10/15/2014 17 perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • PERBAIKAN • Prakata • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah satu bagian dari bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang Oktober 2003 • PENYUNTINGAN PENULISAN KATA Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan, penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.  CONTOH 3 AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3), APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN PARTIKEL? Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan.  Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. 85 86 87 88
  • 18. 10/15/2014 18  Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata.  SUNTINGAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata. PERBAIKAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh 88 89 90
  • 19. 10/15/2014 19 seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata. PERBAIKAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan. Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik, dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).  CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.  Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock, assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud 1995:34). Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan penyunting. Dua hal itu sebagai berikut. Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir. 90 91 92 93
  • 20. 10/15/2014 20 dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud 1995:34). Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan penyunting. Dua hal itu sebagai berikut. Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.  Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if, akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen. Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa Indonesia. AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT? Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap. B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap A. Anak itu menangis saja sepanjang malam. B. Anak itu melolong saja sepanjang malam. A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi. B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi. C. MENULIS SURAT RESMI Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1) SURAT RESMI • Kepala surat • Tempat dan tanggal surat • Nomor • Lampiran • Perihal • Alamat • Salam pembuka • Tubuh surat (pembuka, isi, penutup) • Salam penutup • Tanda tangan • Nama jelas 93 94 95 96 97
  • 21. 10/15/2014 21 • Nomor • Lampiran • Perihal • Alamat • Salam pembuka • Tubuh surat (pembuka, isi, penutup) • Salam penutup • Tanda tangan • Nama jelas YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS KARYA ILMIAH Menulis judul Menulis latar belakang Menulis rumusan masalah  Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan Masyarakat Yogyakarta Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ... A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan. B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia, C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali. D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab budaya untuk memohon keselamatan. E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.  KRITIK  Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau keadaan. SARAN  Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.  Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.  Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan melaksanakannya.  Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan. TANGGAPAN Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk verbal. Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki) Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3) melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan tanggapan dalam bentuk kalimat 98 99 100 101 102 103
  • 22. 10/15/2014 22 meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan. TANGGAPAN Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk verbal. Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki) Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3) melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan tanggapan dalam bentuk kalimat ESAI Suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang masalah tertentu yang coba dinilainya berdasarkan data dan fakta yang logis Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.   ADA ENAM TIPE ESAI, Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian- bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. ADA ENAM TIPE ESAI, Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri. Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan. Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. BAGIAN-BAGIAN ESAI 103 104 105 106 107
  • 23. 10/15/2014 23 Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. BAGIAN-BAGIAN ESAI Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis. Contoh Judul Esai: Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum  SEBUAH ESAI DASAR BISA DIBAGI MENJADI TIGA BAGIAN Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.  RESENSI Ulasan / penilaian / pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca Mengenai suatu karya apakah layak dibaca. HAL-HAL YANG DITANGGAPI DALAM RESENSI BUKU 1. Kualitas isi 2. Penampilan 3. Unsur-unsur / struktur penyajian 4. Bahasa 5. Manfaat bagi pembaca/masyarakat  UNSUR-UNSUR ATAU SISTEMATIKA RESENSI 1. Judul resensi 2. Identitas buku yang diresensi 3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran pertanyaan, dll) 4. Inti/isi resensi  * Pokok-pokok isi  * Keunggulan buku  * Kekurangan buku  5. Penutup  * Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku 107 108 109 110 111
  • 24. 10/15/2014 24 1. Judul resensi 2. Identitas buku yang diresensi 3. Pendahuluan(memperkenalkan pengarang,tujuan pengarang buku,luncuran pertanyaan, dll) 4. Inti/isi resensi  * Pokok-pokok isi  * Keunggulan buku  * Kekurangan buku  5. Penutup  * Saran-saran yang mungkin ditambahkan dalam isi buku  dan keterbacaan  IDENTITAS BUKU 1. judul buku 2. Penulis buku 3. Penerbit buku 4. kota terbit 5. tahun terbit 6. tebal buku  KRITIK Kritik sastra adalah tanggapan objektif dari seseorang terhadap suatu karya orang lain dengan menguraikan secara rinci baik buruknya sebuah karya.  Judul novel : Lelaki Tua dan Laut/The Old Man and The Sea Pengarang/Penerjemah : Ernest Hemingway/ Sapardi Djoko Damono Penerbit : PT Dunia Pustaka Di sisi lain, untaian kata-kata Hemingway mengalir, mengayun membuai, menghempas membuat pengalaman tersendiri pada pembaca persis seperti gerakan ombak laut. Dengan kemampuannya, pembaca tanpa dipaksa seolah-olah sedang berhadapan dengan teror hiu yang ingin menguasai tangkapan ikan.  Kalimat resensi yang tepat untuk menyatakan keunggulan novel tersebut adalah ... A. Sedikit sekali penulis yang berani mengangkat ide cerita dari kaum pinggiran seperti nelayan. Namun, Hemingway berani mengangkatnya menjadi sebuah cerita yang penuh ketegangan ditinjau dari kekuatan bahasanya. B. Penulis agak lambat menciptakan ketegangan-ketegangan dalam cerita. Pembaca menjadi kurang bergairah karena setting yang disuguhkan terlalu monoton, yaitu laut dan laut. C. Hemingway dan ketangkasannya berbahasa tak perlu diragukan lagi. Hanya saja, khusus pada novel ini tema yang diambil kurang menarik. D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu. E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.  PENDALAMAN MATERI MATERI DAN CAKUPAN 112 113 114 115 116 117 118
  • 25. 10/15/2014 25 D. Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu. E. Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.  PENDALAMAN MATERI MATERI DAN CAKUPAN PARAGRAF UNSUR PARAGRAF 1.Gagasan utama/ide pokok: gagasan/masalah yang menjadi dasar pengembangan paragraf. Berupa pernyataan umum atau yang dijelaskan pernyataan lain. a. Terletak di kalimat utama - Terdapat di awal paragraf (deduktif) , di akhir paragraf (induktif), dan di awal dan akhir paragraf (campuran); - Terdapat pada jenis paragraf eksposisi, argumentasi, persuasi. b. Terletak di seluruh kalimat - Terdapat pada paragraf deskriptif dan naratif. 2. Gagasan penjelas/ide penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. - Pada umumnya dinyatakan lebih dari satu kalimat. - Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas. - Kalimat penjelas berisikan uraian-uraian kecil,contoh-contoh, ilustrasi-ilustrasi, kutipan-kutipan, atau gambaran-gambaran yang sifatnya parsial. KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS 1. Kalimat utama/kalimat topik: kalimat yang berisi gagasan utama atau topik. Dalam rumusan kalimat utama terdapat topik dan ide pengendali/pembatas atau apa yang dibicarakan dan apa yang membatasi. 2. Kalimat penjelas: kalimat yang berisi gagasan penjelas/ide pengendali/ide pembatas SYARAT PARAGRAF YANG BAIK • Kesatuan: memiliki satu pikiran utama • • Kepaduan: hubungan antar unsur kompak, baik secara semantik (koheren) maupun struktur (kohesif). • Kecukupan isi/pengembangan: pikiran utama terbahas secara lengkap minimal 3 kalimat.. PENGEMBANGAN PARAGRAF Umum-khusus Khusus-umum (simpulan generalisasi) Analogi Sebab - akibat PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF) Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada penciptanya. 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126
  • 26. 10/15/2014 26 Khusus-umum (simpulan generalisasi) Analogi Sebab - akibat PENGEMBANGAN UMUM-KHUSUS (DEDUKTIF) Semua mahluk ciptaan Allah harus selalu patuh pada penciptanya. Manusia ciptaan Allah, harus patuh pada pencipta-Nya. Hewan ciptaan Allah, tidak boleh ingkar pada-Nya. Begitu pula dengan tumbuhan, karena ia ciptaan Allah, harus patuh pada penciptanya. CONTOH PARAGRAF (1) Dalam survei antara tahun 2001-2003 tercatat bahwa udara bersih hanya dapat dinikmati beberapa hari saja dalam setahun. (2) Satu tahun hanya sekitar 22 hingga 55 hari masyarakat metropolitan dapat menikmati udara bersih. (3) Apalagi, ruang terbuka hijau (RTH) di kota metropolitan hanya sekitar 6 persen. (4) Kondisi udara di kota metropolitan sudah sangat tercemar.  (1) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jatim mencapai 7 persen pertahun. (2) Pertambahan luas, lebar, dan panjang jalan di bawah 4 persen. (3) Pertumbuhan jalan dan kendaraan sangat tidak seimbang sehingga sering menciptakan masalah. (4) Tingkat kepadatan jalan di Surabaya permenit mencapai 11.370 unit kendaraan. Jawa timur memang memegang rekor kemacetan.  PENGEMBANGAN KHUSUS-UMUM Pola generalisasi: pernyataan khusus yang sejenis, kemudian ditarik kesimpulan. Contoh: Siswa SMAN I Malang setiap Senin mengadakan upacara bendera. Mereka memakai baju putih dan bawahan abu-abu semua. Sepatu mereka semua hitan dan berkaos kaki putih. Baju mereka dimasukkan dan berikat pinggang hitam. Tak ketinggalan topi dan dasi mereka semua berwarna abu-abu. Dapat dikatakan siswa SMAN 1 Malang sewaktu upacara berpakaian seragam. PENGEMBANGAN ANALOGI Pengembangan dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki beberapa persamaan. Pengembangan dengan pola analogi: menggunakan perumpamaan atau pengibaratan. Contoh: Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung… Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. PENGEMBANGAN SEBAB-AKIBAT • Dimulai dengan fakta berupa sebab, lalu disusul dengan akibat. Hujan deras semalam mengguyur desa kami (s). Air sungai berangsur-angsur naik (A)1. Jalan dan halaman rumah kami digenagi air (A2). Akhirnya banjir di rumah kami tidak bisa dielakkan. JENIS PARAGRAF • Berdasarkan fungsi: paragraf pembuka, penghubung, isi, penutup. • Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi. • Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik: - ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris, argumentasi, persuasi. - tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif . • Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif, campuran 126 127 128 129 130 131 132
  • 27. 10/15/2014 27 • Berdasarkan tujuan penulis: eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi, deskripsi. • Berdasarkan ada tidaknya kalimat kalimat utama/kalimat topik: - ada kalimat utama/topik: eksposisi/ekspositoris, argumentasi, persuasi. - tidak ada kalimat utama/topik: naratif, deskriptif . • Berdasarkan letak kalimat utama/kaliamat topik: paragraf deduktif, induktif, campuran • Karya ilmiah lebih banyak memanfaatkan paragraf argumentatif dan ekspositoris. KARAKTERISTIK JENIS PARAGRAF FAKTA • Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji. • Ciri-ciri fakta: 1. Benar-benar terjadi 2. Bersifat objektif 3. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas. 4. Diperkuat dengan angka-angka. • Contoh fakta: Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL. • OPINI • Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat. • Ciri-ciri opini: 1. Belum terjadi (baru rencana) 2. Berupa pendapat 3. Bersifat subjektif 4. Keterangannya belum jelas. Contoh Opini : Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah. • BIOGRAFI • Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. • Buku biografi berisi riwayat hidup seorang tokoh. • Analisis buku biografi biasanya berkisar pada hal-hal positif yang dapat diteladani (keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan, perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll). • TAJUK Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan. Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan. Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal. 1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. 2) Opini dan fakta: membedakan opini dan 133 134 135 136 137
  • 28. 10/15/2014 28 (keistimewaan) dari seorang tokoh, misalnya: sifat, sikap hidup, kebiasaan, perkataan, tingkah laku, semangat hidup, dll). • TAJUK Pengertian tajuk merupakan opini tentang suatu masalah yang hangat dibicarakan. Namun, dalam opini juga menyajikan fakta-fakta yang diperlukan. Membaca tajuk berhubungan dengan beberapa hal. 1) Isi tajuk: menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. 2) Opini dan fakta: membedakan opini dan fakta. 3) Sikap subjektif penulis: keberpihakan penulis menjadi penting agar kita bisa bersikap lebih bijak. • LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI TAJUK a. Menemukan gagasan utama dan gagasan penjelas. b. Mengenali dan membedakan opini dan fakta. c. Mengenali sikap (subjektif) yang mungkin akan tercermin melalui tulisannya atau keberpihakan penulis.  4. GRAFIK, DIAGRAM, ATAU TABEL Isi Simpulan GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA 1. Grafik adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran. 2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. 3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi. 4. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. 5. Bagan adalah gambaran secara analisis yang digunakan untuk membantu memperjelas proses kerja 6. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat  MEMAHAMI GRAFIK, DIAGRAM, TABEL, MATRIK, BAGAN, PETA 1. Membaca dan memahami judul 2. Membaca dan memahami simbol dan keterangan yang ada 3. Membaca dan memahami informasi dalam ruas/ horisontal 4. Membaca dan memahami informasi dalam kolom/vertikal 5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal 6. Membahasakan dan menyimpulkan. SASTRA A. Kajian/Studi Sastra: a. Teori Sastra b. Sejarah Sastra c. Kritik Sastra d. Apresiasi sastra 137 138 139 140 141 142 143 144
  • 29. 10/15/2014 29 5. Memnghubungkan informasi yang horisontal dan vertikal 6. Membahasakan dan menyimpulkan. SASTRA A. Kajian/Studi Sastra: a. Teori Sastra b. Sejarah Sastra c. Kritik Sastra d. Apresiasi sastra UNSUR PEMBENTUK SASTRA Unsur intrinsik: unsur yang menandai karakteristik sastra secara otonom (unsur dalam) Unsur ekstrinsik: Unsur yang mempengaruhi diciptakannya sastra. Unsur tersebut antara lain: ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut.  PENDEKATAN DALAM KAJIAN KARYA SASTRA Pendekatan Ekspresif Pendekatan Memetik Pendekatan Objektif Pendekatan Pragmatik  Memetik  Ekspresif Pragmatik  GENRE/JENIS SASTRA a. Prosa  Lama: Hikayat, Silsilah, Biografi  Baru: Roman, Novel, Novelet, cerpen b. Puisi • Lama: Pantun, Syair, Gurindam, dl. • Baru: Konvensional dan kontemporer c. Drama • Naskah • Teater/Pertunjukan/Pementasan UNSUR INTRINSIK PROSA (ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN) Alur/plot Karakter/tokoh dan penokohan Setting Sudut pandang Gaya Tema Amanat (pesan) ALUR • Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. • Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak, resolusi, konklusi. • Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara lengkap • Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai. TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI 144 145 146 147 148 149 150
  • 30. 10/15/2014 30 Amanat (pesan) ALUR • Rangkaian/jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. • Struktur alur secara konvensional: eksposisi, komplikasi, konflik, klimaks, anti klimak, resolusi, konklusi. • Dalam cerita, tidak selalu unsur-unsur dalam struktur alur tersebut hadir secara lengkap • Jenis alur: Progresif/maju, regresif/mundur/flasback, episodik, berbingkai. TOKOH/KARAKTER DAN PENOKOHAN/KARAKTERISASI Karakter/tokoh: individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Karakterisasi/Penokohan: Cara penyajian watak tokoh atau penggambaran tokoh di dalam cerita. CARA PENGGAMBARAN TOKOH a. Secara langsung atau deskriptif/analitik :pengarang melukiskan secara langsung bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya. b. Secara tidak langsung atau dramatik: pengarang melukiskan secara tidak langsung gambaran sang tokoh. Sifat dan ciri fisik sang tokoh dilukiskan melalui : - dialog antar tokoh - reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, - gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, - aktivitas tokoh sentral, - jalan pikiran tokoh sentral. JENIS TOKOH • Kedudukan:Tokoh utama /sentral>< tokoh pembantu/bawahan/pelengkap • Kepentingan: Tokoh protagoni >< tokoh antagonis; tokoh tritagonis • Perkembangan nasib: Tokoh datar/flat character >< tokok melingkar/Round Character • Perkembangan masalah: Tokoh dinamis>< tokoh statis • Jumlah masalah: Tokoh kompleks >< Sederhana • LATAR • Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,, kapan, dan bagaimana peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung. • Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan peristiwa. • SUDUT PANDANG • Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan. • Ada empat tipe sudut pandang: • Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung 149 150 151 152 153 154 155 156 157
  • 31. 10/15/2014 31 • SUDUT PANDANG • Posisi pengarang dalam peristiwa-peristiwa di dalam cerita yang disampaikan. • Ada empat tipe sudut pandang: • Sudut pandang orang pertama sentral/utama: pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. • Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu/sampingan adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting. • Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. • Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang menjadi tumpuan cerita.  GAYA • Cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa yang digunakan. Misalnya: menggunakan bahasa sehari-hari, kalimat panjang- panjang, bahasa puitis, dll TEMA • Gagasan, ide dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. Misalnya: Pengorbanan orang tua, Cinta membawa duka, dll. • AMANAT • Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya. LANGKAH MEMAHAMI PROSA (ROMAN, NOVEL, NOVELET, CERPEN) Memahami alur Memahami setting Memahami karakter/tokoh dan penokohan Memahami sudut pandang Memahami gaya Memahami tema, nilai, pesan/amanat. DRAMA Unsur intrinsik Unsur ekstrinsik  UNSUR INTRINSIK DRAMA Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra Alur 156 157 158 159 160 161 162 163
  • 32. 10/15/2014 32 DRAMA Unsur intrinsik Unsur ekstrinsik  UNSUR INTRINSIK DRAMA Unsur Intrinsik Drama (Naskah) sebagai Karya Sastra Alur Karakter Tema  Dialog dan lakuan UNSUR DRAMA SEBAGAI KARYA TEATER Naskah Pelaku/Aktor Pentas Sutradara Para Desainer Penonton Anton : Dik, nanti sore jadi, bukan? Didik : Jadi apa? Anton : … Didik : Ah, ya! Aku hampir lupa. Untung kau ingatkan. Antara sekolah kita dengan SMA "Bunga Indah," kan! Anton : Betul. Kalau tidak menontonnya, rugi kita. Ha ... ha ... ha ... Didik : Ya, karena primadona kita akan turun nanti. OK, sampai nanti sore.  Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah ... A. Mengerjakan PR Matematika di rumah Nyoman. B. Menyaksikan pertandingan bola voli di TVRI. C. Kita menjenguk Handi di RSUP bersama Rita, anak SMA "Bunga Indah." D. Kita mendengarkan bersama siaran "Kreasi Remaja" di RRI. E. Menonton pertandingan bola basket.  BERMAIN TEATER a. Studi Naskah •Membaca secara intensif: •Mendiskusikan:  gagasan dan emosi pengarang (pokok persoalan, sikap penulis terhadap pokok persoalan, sikap penulis kepada pembaca, kehendak/ cerita penulis, dan nilai- nilai).  makna, bentuk, unsur-unsur: alur, pelaku-pelaku dan wataknya, gerak dramatik (gerak awal menuju konflik, gerak ketegangan menuju puncak konflik, gerak pemecahan masalah/resolusi)  latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik; suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.  dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.  jenis konflik dan jenis lakon  nilai-nilai B. LATIHAN KE ARAH TEATER 1) Membaca nyaring: (a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama, 162 163 164 165 166 167
  • 33. 10/15/2014 33 pemecahan masalah/resolusi)  latar (setting) dan atmosfir cerita: difungsikan menunjang gerak dramatik; suasana sayu, serah, gembira, tertekan, khusyuk, dan lain-lain.  dialog, sebagai: penanda watak, penanda tema.  jenis konflik dan jenis lakon  nilai-nilai B. LATIHAN KE ARAH TEATER 1) Membaca nyaring: (a) Pengucapan dialog dengan lagu, irama, tekanan, dan kesenyapan sesuai dengan fungsi tiap baris dialog. (b) Pengucapan dialog dengan ragam penggunaan tertentu (idiolek, dialek); solilok (solilogy); under/ over-statemant, 2) Penciptaan setting pentas dengan landasan pengetahuan tentang "perencanaan pementasan" (stage design) 3) Latihan berdialog, dengan disertai ekspresi suara, wajah, dan gerak pendukung makna dan fungsi tiap baris dialog. 4) Latihan gerak dan oratori. Kegiatan b1 sampai dengan b4 di atas dilaksanakan secara individual dan kelompok, atau kooperatif. PUISI • Unsur intrinsik • Isi puisi lama • Isi Pantun • Isi Gurindam • Melengkapi larik puisi lama dengan kata kias • Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima • Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas • Melengkapi larik puisi baru (dengan kata kias • Melengkapi larik puisi baru dengan kata berlambang • Melengkapi larik puisi lama dengan kata berima • Melengkapi larik puisi lama dengan kata bermajas UNSUR INTRINSIK PUISI a. Unsur Bentuk b. Unsur Makna UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) a. Bentuk: • Bunyi/rima • Kata/diksi atau pilihan kata/citraan • Baris/larik • Bait • Tipografi UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) B. Isi/makna: • Sense: sesuatu yang digambarkan • Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan • Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran 167 168 169 170 171
  • 34. 10/15/2014 34 • Tipografi UNSUR INTRINSIK KARYA PUISI (BARU) B. Isi/makna: • Sense: sesuatu yang digambarkan • Subject matter: pokok pikiran yang dikemukakan • Feeling /Suasana: sikap penyair terhadap pokok pikiran • Tone/Nada (sikap penyair): Sikap penyair terhadap pembaca • Totalitas makna: Keseluruhan makna puisi • Tema: Ide dasar yang melandasi puisi • Amanat: Pesan yang disampaikan oleh penyair • CITRA Pengungkapan/penggambaran dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi. JENIS CITRAAN SUASANA/FEELING • Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut. AMANAT Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair. TEMA Gasan utama atau ide dasar yang menjiwai/melandasi puisi LANGKAH MEMAHAMI PUISI a.Memahami judul b.Memahami latar (tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah dan sebagainya) c.Memahami kata ganti (demonstratif: ini dan itu serta kata ganti partisipan (saya, ia , dia, kita, mereka) d.Memahami majas (jenis, alasan, efek semantik dan estetis) e.Memahami baris/larik f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter) g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi h.Memahami totalitas makna dan amanat i. Memahami tema j. j. GURINDAM • Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas: • dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a) 171 172 173 174 175 176 177 178 179
  • 35. 10/15/2014 35 f. Memahami bait (sense, pokok pikiran/ subject matter) g.Memahami enjambemen dan tipogragrafi h.Memahami totalitas makna dan amanat i. Memahami tema j. j. GURINDAM • Satu bentuk puisi lama (Melayu) yang terdiri atas: • dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a,a) yang merupakan satu kesatuan yang utuh. • Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh: • Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. • Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. • Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. MENULIS PARAGRAF • Menulis paragraf padu • Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu. • Melengkapi paragraf dengan kata baku • Melengkapi paragraf dengan kata serapan • Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan, • Melengkapi paragraf dengan kata ulang • Melengkapi paragraf dengan ungkapan • Melengkapi paragraf dengan peribahasa UNGKAPAN Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud dalam arti kias.  Contoh: a. Ungkapan dengan bagian tubuh kecil hati = penakut tebal muka = tidak mempunyai rasa malu b. Ungkapan dengan kata indra perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak  uang panas = uang yang tidak halal c. Ungkapan dengan nama warna  1) lampu merah = isyarat yang membahayakan  2) masih hijau = belum berpengalaman d. Ungkapan dengan benda-benda alam  1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas  2) bintang lapangan = pemain terbaik e. Ungkapan dengan nama binatang 1) kambing hitam = orang yang disalahkan 2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan 179 180 181 182 183
  • 36. 10/15/2014 36  1) kabar angin = berita yang isinya belum jelas  2) bintang lapangan = pemain terbaik e. Ungkapan dengan nama binatang 1) kambing hitam = orang yang disalahkan 2) kuda hitam = pemenang yang tidak diunggulkan f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan 1) sebatang kara = hidup seorang diri 2) naik daun = mendapat nasib baik g. Ungkapan dengan kata bilangan 1) berbadan dua = sedang mengandung 2) diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun PERIBAHASA • Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu. • contoh peribahasa: Bagai anjing menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan orang yang berkuasa atau mulia. Bagai makan buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang mati = menghadapi persoalan yang semuanya mengandung resiko Habis manis sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja. • TEKS PIDATO Melengkapi teks pidato PENGERTIAN PIDATO Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 183 184 185 186
  • 37. 10/15/2014 37 terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. F. Kerangka Susunan Pidato Skema susunan suatu pidato yang baik : 1. Pembukaan dengan salam pembuka 2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) bahasa indonesia  TUJUAN Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini : 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan C. JENIS-JENIS / MACAM-MACAM / SIFAT-SIFAT PIDATO Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi : 1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.  METODE PIDATO Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.  BAGIAN-BAGIAN PIDATO 1. Pembukaan dengan salam pembuka 187 188 189 190
  • 38. 10/15/2014 38 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.  BAGIAN-BAGIAN PIDATO 1. Pembukaan dengan salam pembuka 2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)  MENYUNTING Penggunaan kalimat Penggunaan frasa Penggunaan kata penghubung Penggunaan istilah dalam paragraf. PENGERTIAN Menyunting dapat diartikan merapikan naskah agar siap cetak dengan melihat kembali, membaca, atau memperbaiki naskah itu secara keseluruhan, baik dari segi bahasa maupun dari segi materinya, penyajiannya, kelayakan dan kebenaran materi (isi) naskah yang akan diterbitkan (Depdikbud 1995:1; Rifai 1997: Erneste 1995). Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Ada tiga aspek yang harus disunting dalam tulisan, yaitu: (1) isi, (2) organisasi, dan (3) bahasa.  CONTOH 1: PENYUNTINGAN EJAAN PEMAKAIAN HURUF, TERUTAMA PENULISAN HURUF, SEPERTI HURUF ABJAD, HURUF VOKAL, HURUF KONSONAN, HURUF DIFTONG, GABUNGAN HURUF KONSONAN, DAN PEMENGGALAN KATA.  • Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu memp-unyai kekayaan bathin yang lebih luas.“ Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto copy naskah ini. • Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan lafaz.  190 191 192 193 194 195
  • 39. 10/15/2014 39 • Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bahkti, psisik, faluta, dan lafaz.  SUNTINGAN: SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA TULISAN (1) TERDAPAT BEBERAPA KESALAHAN PENULISAN HURUF. APABILA KESALAHAN- KESALAHAN ITU DITANDAI DENGAN PENANDA PENYUNTINGAN TAMPAK SEPERTI BERIKUT INI. Pada bulan Pebruari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada hasanah budhaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan bathin yang lebih luas.“ Walaupun jaman sudah moderen kita harus mengenal budhaya kita. Kita harus bersikap posetif terhadap bahasa national kita. Untuk itu, Anda harus memphoto copy naskah ini. Di Indonesia frekwensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa sholat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat komplex, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti aquarium, exemplar, taqwa, maghrib, bakhti, pisik, faluta, dan lafaz PERBAIKAN: • Pada bulan Februari tahun lalu kami mengikuti pelatihan bahasa Indonesia di Jakarta. Mula-mula kami diperkenalkan pada khasanah budaya Indonesia. Hal ini perlu, kata pelatih, “agar kamu mempunyai kekayaan batin yang lebih luas.“ Walaupun zaman sudah modern kita harus mengenal budaya kita. Kita harus bersikap positif terhadap bahasa nasional kita. Untuk itu, Anda harus memfoto kopi naskah ini. Di Indonesia frekuensi pelatihan akan diperbanyak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan ini akan berlangsung dari pagi sampai malam dan Anda bisa salat di sini pada waktu istirahat. Karena masalah penulisan ejaan sangat kompleks, penulisan unsur serapan pun harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti akuarium, eksemplar, takwa, magrib, bakti, fisik, valuta, dan lafal.  CONTOH 2: AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH. • PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. 195 196 197 198 199
  • 40. 10/15/2014 40 CONTOH 2: AMATI PULA TULISAN (2). TULISAN (2) JUGA TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF, SEPERTI PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. TELITI, CERMATI, DAN TANDAILAH. • PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai salah satu bagian dari Bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • SETELAH ANDA TELITI DAN CERMATI, TERNYATA DI TULISAN (2) TERDAPAT JUGA BEBERAPA KETIDAKTEPATAN PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING. KESALAHAN-KESALAHAN ITU BILA DITANDAI TAMPAK SEPERTI CONTOH BERIKUT. Suntingan: PRAKATA • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas bimbingan dan petunjuknya sehingga buku berjudul WACANA BAHASA INDONESIA telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, Penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang Pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini Penulis rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para Mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna dari WACANA sebagai salah satu bagian dari Bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para Mahasiswa agar benar-benar menghayati WACANA khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, Penulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • PERBAIKAN • Prakata 200 201
  • 41. 10/15/2014 41 perkuliahan BAHASA INDONESIA di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan buku ini belum sempurna, tetapi Penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang, oktober 2004 • PERBAIKAN • Prakata • Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga buku berjudul Wacana Bahasa Indonesia telah dapat penulis selesaikan. • Dengan penulisan ini, penulis ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan melalui bidang pendidikan berupa sarana buku untuk peningkatan ilmu. Buku ini kami rangkum dan sajikan sesederhana mungkin agar para mahasiswa dapat dengan mudah menghayati arti dan makna wacana sebagai salah satu bagian dari bahasa Indonesia. • Buku ini dapat memberikan landasan kepada para mahasiswa agar benar-benar menghayati wacana khusunya dan cara menyusun karangan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia pada umumnya. • Dengan terbitnya buku ini, punulis berharap dapat meningkatkan efisiensi perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penulis menyadari bahwa isi dan susunan dari buku ini belum sempurna, tetapi penulis akan berusaha untuk menyelaraskannya pada penerbitan yang akan datang. • Semarang Oktober 2003 • PENYUNTINGAN PENULISAN KATA Penulisan kata juga perlu mendapat perhatian untuk disunting. Aspek-aspek penulisan kata yang perlu mendapat perhatian antara lain: penulisan kata serapan, penulisan kata turunan dan kata ulang, serta penulisan kata depan dan partikel.  CONTOH 3 AMATILAH SECARA TELITI DAN CERMAT TULISAN (3). PADA TULISAN (3), APAKAH TERDAPAT KETIDAKTEPATAN PENULISAN KATA, TERUTAMA PENULISAN KATA TURUNAN DAN KATA ULANG, SERTA KATA DEPAN DAN PARTIKEL? Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan.  Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. 201 202 203 204
  • 42. 10/15/2014 42  Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. Maksud perombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata.  SUNTINGAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia BILA MANA kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri maka deregulation dan privatisation yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan inpres no. 4 tahun 1985 perlu dilanjutkan. Disamping itu, perlu di lakukan perombakan total dan rationalisation sistim intensip dan perlindungan, perdagangan, perijinan usaha, dan kebijaksanaan dibidang ke tenaga kerjaan. Maksud pperombakan sistim intensip perdagangan dan industriil itu ialah untuk menyehatkan structur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolokukur ekonomi hususnya agar dapat bersaing dipasar internasional. Ada pun tujuan lain dari industrialisasi diluar pertimbangan ekonomis itu seperti tujuan Sosial Politik, dan peningkatan pertahanan Nasional, perlu di pertajam lebih lanjut, di tentukan skala priority dan timbangan operasionilnyaserta di sesuaikan dengan kemampuan Nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan ahir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masarakat baik Nasional mau pun Dunia. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat di tingkatkan bila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, namun dengan tingkat yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata. PERBAIKAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh 204 205 206
  • 43. 10/15/2014 43 seyogianya lah bila rencana industrialisasi di dasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan tehnis (technical feasibility) semata-mata. PERBAIKAN Industrialisasi Manufaktur di Indonesia Bilamana kita benar-benar serius mengembangkan industri manufaktur yang sehat didalam negeri, deregulasi dan penswastaan yang telah di mulai oleh pemerintah sejak tahun 1983 sampai dengan Inpres No. 4 Tahun 1983, perlu dilanjutkan. Di samping itu, perlu dilakukan perombakan total dan rasionalisasi sistem intensif dan perlindungan, perdagangan, perizinan usaha, dan kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan. Maksud perombakan sistem intensif perdagangan dan industrial itu ialah untuk menyehatkan struktur industri manufakturing kita yang sudah ada menurut tolok ukur ekonomi agar dapat bersaing di pasar internasional. Adapun tujuan lain dari industrialisasi di luar pertimbangan ekonomis itu, seperti tujuan sosial politik, dan peningkatan pertahanan nasional, perlu dipertajam lebih lanjut, ditentukan skala prioritas dan timbangan operasionalnya, disesuaikan dengan kemampuan nasional untuk membayar dan memiliki industri-industri seperti itu. Tujuan akhir industrialisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kesejahteraan masyarakat tersebut hanya dapat ditingkatkan apabila mereka dapat meningkatkan jumlah konsumsi dengan mutu barang yang lebih tinggi, tetapi dengan tingkat harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, seyogianyalah apabila rencana industrialisasi didasarkan pada pertimbangan ekonomi (economic feasibility) dan bukan atas dasar kemampuan teknis (technical feasibility) semata-mata (Depdikbud 1995:27-28).  CARA-CARA MENYUNTING PENULISAN UNSUR SERAPAN Suatu tulisan kadang tidak bisa terlepaskan adanya unsur serapan. Hal ini disebabkan, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia dalam perkembangannya menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa Indonesia menyerap unsur (kata) dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.  Berdasarkan taraf integrasinya, ada dua macam unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Artinya, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisannya masih mengikuti cara asing, seperti shuttle cock, assalamu’alaikum, dan charter. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kita usahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga kita serap ke dalam bahasa Indonesia menjadi sistem, oktaf, dan aksesori. Jadi, kita hanya mengubah ejaannya seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud 1995:34). Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan penyunting. Dua hal itu sebagai berikut. Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir. 206 207 208 209
  • 44. 10/15/2014 44 dengan bentuk asalnya. Artinya, kita mengubah seluruh ejaannya, tetapi mengubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya (Lihat Depdikbud 1995:34). Dalam menyunting penulisan unsur serapan ada dua hal yang perlu diperhatikan penyunting. Dua hal itu sebagai berikut. Unsur asing (pungut) yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah, misalnya penulisan kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.  Akhiran asing, seperti –isasi, -asi, dan –if tidak kita serap ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, jika ada kata yang mempunyai akhiran –isasi, -asi, dan –if, akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Oleh karena itu, kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen. Jadi, bukan dari kata dasar standar, misalnya, mendapat akhiran –isasi,. Oleh karena itu, bentuk standarisasi, seperti juga pompanisasi, lelenisasi tidak dapat kita terima karena kita tidak menerima akhiran asing (isasi, -asi, -if) dalam bahasa Indonesia. AMATILAH CONTOH TULISAN BERIKUT MENGAPA KALIMAT A DIKATEGORIKAN SEBAGAI KALIMAT YANG PILIHAN KATANYA TEPAT? Pilihan Kata Tepat dan Pilihan Kata Tidak Tepat A. Pada zaman revolusi banyak kaki tangan Belanda yang ditangkap. B. Orang itu mempunyai kaki tangan yang lengkap A. Anak itu menangis saja sepanjang malam. B. Anak itu melolong saja sepanjang malam. A. Dia melihat langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi. B. Dia mengintip langsung temannya yang mengalami kecelakaan di jalan raya tadi pagi. C. MENULIS SURAT RESMI Menyunting kalimat dalam surat resmi. (1) SURAT RESMI • Kepala surat • Tempat dan tanggal surat • Nomor • Lampiran • Perihal • Alamat • Salam pembuka • Tubuh surat (pembuka, isi, penutup) • Salam penutup • Tanda tangan • Nama jelas 209 210 211 212 213
  • 45. 10/15/2014 45 • Nomor • Lampiran • Perihal • Alamat • Salam pembuka • Tubuh surat (pembuka, isi, penutup) • Salam penutup • Tanda tangan • Nama jelas YANG PERLU DIPERHATIKAN DLM SURAT DINAS KARYA ILMIAH Menulis judul Menulis latar belakang Menulis rumusan masalah  Tema karya tulis: Kirab Budaya sebagai Terapi Mental untuk Memulihkan Kepercayaan Masyarakat Yogyakarta Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah ... A. Kirab budaya adalah pawai dengan memberi persembahan ke Gunung Merapi dan laut selatan agar terhindar dari bencana yang lebih besar dan lebih mengerikan. B. Kirab budaya merupakan acara yang dipercaya masyarakat dapat membebaskan mereka dari bencana gunung berapi dan gempa bumi serta tsunami di Indonesia, C. Masyarakat Yogyakarta ingin memulihkan kepercayaan pemerintah kepada mereka dengan mengadakan kirab budaya sehingga wisatawan akan datang kembali. D. Aktivitas gunung merapi dan terjadinya gempa bumi akhir-akhir ini telah mengganggu masyarakat Yogyakarta sehingga pemerintah perlu mengadakan kirab budaya untuk memohon keselamatan. E. Pemerintah memandang perlunya mengadakan kirab budaya di Indonesia untuk memulihkan mental masyarakat yang terkena bencana alam di Indonesia.  KRITIK  Kritik adalah kecaman atau tanggapan/pembahasan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau keadaan. SARAN  Saran adalah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.  Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula.  Saran sebaiknya diajukan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran dan yang diberi saran bersedia dengan senang hati mempertimbangkan dan melaksanakannya.  Saran dan kritik disertai dengan rasional/alasan yang mendukung untuk meyakinkan kebenaran usulan yang kita berikan. TANGGAPAN Tanggapan adalah respon seseorang terhadap berbagai kejadian dalam bentuk verbal. Tanggapan harus (1) sesuai dengan yang ditanggapi, (2) logis, (3) realistis (dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang dimiliki) Tanggapan dibuat dengan cara (1) menentukan fokus informasi/ pendapat/ fakta yang akan ditanggapi, (2) menyatakan sikap/ pandangan dalam tanggapan, (3) melengkapi tanggapan dengan bukti yang sesuai, dan (4) mengungkapkan tanggapan dalam bentuk kalimat 214 215 216 217 218 219