PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur resusitasi neonatus yang meliputi penilaian awal bayi baru lahir, tindakan jika bayi tidak menangis, gangguan nafas pada neonatus beserta penatalaksanaannya, serta beberapa masalah yang sering dihadapi bayi baru lahir seperti hipotermi, kesulitan bernafas, dan masalah gastrointestinal.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas sindromatologi demam, termasuk pengaturan suhu tubuh, definisi demam, etiologi, patomekanisme, klasifikasi, dan penatalaksanaan demam. Demam didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan otak atau bahan toksik. Etiologi demam meliputi infeksi, toksimeia, keganasan, dan gangguan pusat regulasi suhu. Patomekanismenya melibatkan produ
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi vakum dan ekstraksi forsep. Ekstraksi vakum digunakan untuk membantu persalinan ketika kepala janin telah mengalami engagement namun tidak ada CPD, sedangkan ekstraksi forsep digunakan untuk membantu ekstraksi kepala janin ketika presentasi kepala dan pembukaan serviks lengkap. Kedua metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dalam membantu persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Laki-laki berusia 64 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil selama 1 hari dan sering ingin buang air kecil namun urine tidak keluar disertai nyeri perut bagian bawah. Pasien memiliki riwayat sulit buang air kecil selama 2 tahun terakhir ini.
Laporan kasus ini membahas kasus baru TB paru pada seorang perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan batuk berdahak putih kekuningan selama 2 bulan. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda infeksi pernapasan. Hasil pemeriksaan dahak dan foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat paru yang mendukung diagnosis TB paru aktif. Pasien mendapatkan terapi OAT kategori 1.
Pasien laki-laki berusia 53 tahun menderita diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan lipid yang diatur dengan diet, olahraga, dan obat-obatan. Diet pasien direncanakan sesuai prinsip diet diabetes untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki parameter gizi dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas sindromatologi demam, termasuk pengaturan suhu tubuh, definisi demam, etiologi, patomekanisme, klasifikasi, dan penatalaksanaan demam. Demam didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan otak atau bahan toksik. Etiologi demam meliputi infeksi, toksimeia, keganasan, dan gangguan pusat regulasi suhu. Patomekanismenya melibatkan produ
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi vakum dan ekstraksi forsep. Ekstraksi vakum digunakan untuk membantu persalinan ketika kepala janin telah mengalami engagement namun tidak ada CPD, sedangkan ekstraksi forsep digunakan untuk membantu ekstraksi kepala janin ketika presentasi kepala dan pembukaan serviks lengkap. Kedua metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dalam membantu persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Laki-laki berusia 64 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil selama 1 hari dan sering ingin buang air kecil namun urine tidak keluar disertai nyeri perut bagian bawah. Pasien memiliki riwayat sulit buang air kecil selama 2 tahun terakhir ini.
Laporan kasus ini membahas kasus baru TB paru pada seorang perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan batuk berdahak putih kekuningan selama 2 bulan. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda infeksi pernapasan. Hasil pemeriksaan dahak dan foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat paru yang mendukung diagnosis TB paru aktif. Pasien mendapatkan terapi OAT kategori 1.
Pasien laki-laki berusia 53 tahun menderita diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan lipid yang diatur dengan diet, olahraga, dan obat-obatan. Diet pasien direncanakan sesuai prinsip diet diabetes untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki parameter gizi dan kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses asuhan gizi terstandar untuk seorang pasien bernama Tn. Arma Batubara yang menderita penyakit ginjal kronik. Prosesnya meliputi asesmen status gizi pasien, diagnosis masalah gizi, perencanaan intervensi gizi, edukasi, dan rencana diet yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Laporan Case Obgyn dr Arie Widiyasa SpOGrikki oktrian
Dokumen tersebut berisi laporan kasus pasien bernama Ny. S usia 28 tahun dengan diagnosa GIIIP2A0 hamil 36-37 minggu dengan preeklamsia berat dan IUGR yang dirawat di RS TNI AL Dr. Mintohardjo.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Pasien mengalami konstipasi berat dan anemia. Pemeriksaan menunjukkan kadar Hb dan kolesterol rendah. Terapi meliputi infus cairan dan obat laksatif. NCP direncanakan untuk meningkatkan asupan zat besi, serat, dan cairan serta mengurangi asupan lemak jenuh.
Pasien perempuan berusia 16 tahun menderita tuberkulosis resisten obat yang sedang menjalani terapi. Ia mengalami ruam merah di seluruh tubuh selama dua hari yang diduga sindrom Steven Johnson sebagai efek samping dari obat. Pasien dirawat di rumah sakit untuk menghentikan obat-obatan dan mengobati gejala sindrom Steven Johnson. Berbagai konsultasi dilakukan untuk menangani kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen nutrisi parenteral yang mencakup makronutrien seperti protein, karbohidrat, dan lemak serta mikronutrien seperti elektrolit, vitamin, dan mineral. Juga dibahas mengenai perhitungan kebutuhan cairan, energi, protein, karbohidrat, lemak, elektrolit, vitamin, dan mineral untuk berbagai kondisi pasien. Diakhir dibahas mengenai produk nutrisi parenteral yang tersedia di pasaran dan pentingnya
Anak laki-laki berusia 8 tahun 7 bulan datang dengan keluhan demam, mual, dan muntah selama sehari. Pemeriksaan menunjukkan trombositopenia dan leukositosis, mengarah pada diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever grade I. Pasien dirawat inap dan diberi terapi infus cairan, antibiotik, antipyretik, dan antiemetik serta diet lunak.
Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri ulu hati dan sesak dada. Pemeriksaan menunjukkan adanya efusi pleura kiri dan peningkatan enzim hati. Pasien didiagnosis dengan gastritis erosif, pleuropneumonia kiri, dan hiperurisemia.
Pasien didiagnosis dengan preeklamsi berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan proteinuria tingkat berat. Tatalaksana yang diberikan seperti MgSO4 dan terapi antihipertensi sudah sesuai untuk mencegah komplikasi preeklamsi berat seperti kejang dan edema paru.
Teks tersebut merangkum kasus seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun yang dirawat di rumah sakit karena sesak nafas dan nyeri dada akibat miokard infark akut. Dokumen tersebut melakukan penilaian gizi pasien berdasarkan antropometri, biokimia, dan riwayat makan serta menetapkan diagnosis dan intervensi gizi yang dibutuhkan."
Pasien wanita berusia 52 tahun dengan diagnosis diabetes nefrotik, hipertensi, dan dislipidemia memiliki masalah kekurangan pengetahuan tentang gizi seimbang dan pola hidup yang tidak sehat yang ditandai dengan asupan makanan berlebih, nilai lab tidak normal, dan berat badan lebih. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan pengetahuan gizi pasien dan menyesuaikan pola makan dan gaya hidupnya.
1. Senin, 08 Mei 2023
An. FAL, 3 tahun, 18kg
Pasien datang dengan keluhan demam 3 hari, BAB cair lebih dari 5 kali per hari,
mual (+), muntah (+) dan nafsu makan menurun.
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
N : 138 x/mnt
RR : 22 x/mnt
T : 37,8m C
SPO2 : 96 %
s
O
P
A
• BB: 18 kg
• TB: 93 cm
obs febris H+3 + dehidrasi
IVFD RL XV tpm loading 200 ml
Inj. Paracetamol Flash 180 mg
Inj. Ondancentron 3,6 mg
• Hemoglobin : 13,7 g/dl
• Leukosit : 5000 ul
• Eritrosit : 4,6
• Hematokrit : 38 %
• Trombosit : 226.000 ul
• MCV : 83 fl
• MCH : 30 pg
• MCHC : 36
2. Inj PCT
• Dosis 10 – 15/KGBB
• Dosis pada kasus 180 – 270 mg/iv yg diberikan 180
mg/ml
Ondansentron
• Dosis 0,15 – 0,2 mg/kgBB.
• Dosis pada kasus 2,7 – 3,6 mg yang diberikan
3,6 mg
Rumus Holiday segar
BB 10 - 20 kg = 1000+((BB-10)x50)
= 1000 + ((18-10)x50)
= 1.400
Perhari= 1.400 : 24 jam = 58,3 ml
permenit= 58,3 : 60 Menit = 0,97 ml
MAKRO : 0,97 x 20 = 19,4 TPM
MIKRO : 0,97 x 60 = 58,2 TPM
3. Status Gizi
Kurva pertumbuhan CDC 2000 (BB/U)
• BB anak : 18 kg
• Precentile : P>95
• P50 : 14 kg
Interpretasi:
<P5 : BB Kurang
P5-P95 : BB Normal
>95 : BB Lebih
Kurva pertumbuhan CDC 2000 (TB/U)
• TB anak : 93 cm
• Precentile : P5-95
• P50 : 94 cm
Interpretasi:
<P5 : TB Kurang
P5-P95 : TB Normal
>95 : TB Lebih
4. STATUS GIZI (IMT)
BB= 18 kg, TB=93 cm
IMT= BB(kg) :𝑇𝐵2
m
= 18 : 0,932
= 18 : 0,86
= 20,9
Pada anak ini didapatlan penilaian IMT dengan persentil >95
sehingga kesan 0BESITAS
Berat Badan Kurang, Kurang dari 5 persentil
Berat Badan Normal, 5 persentil sampai dengan 85 persentil
Berat Badan Berlebih, 85 persentilsampai dengan 95 persentil
Obesitas, ≥95 persentil
5. Jumat , 12 Mei 2023
An. ATI, 5 tahun, 14 kg
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, muntah (+) > 10 kali,
lemas (+), BAB cair (+) 5 kali.
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
N : 120 x/mnt
RR : 24 x/mnt
T : 38,4 C
SPO2 : 98 %
s
O
P
A
• BB: 14 kg
• TB: 104 cm
obs febris H+3 + DCA
IVFD RL XVI tpm
Inj. Paracetamol Flash 140 mg
Inj. Ondancentron 2 mg
• Hemoglobin : 10,5 g/dl
• Leukosit : 29.900 ul
• Eritrosit : 3,8
• Hematokrit : 31 %
• Trombosit : 168.000 ul
• MCV : 82 fl
• MCH : 27 pg
• MCHC : 34
6. Inj PCT
• Dosis 10 – 15/KGBB
• Dosis pada kasus 140 – 210 mg/iv yg diberikan 140
mg/ml
Ondansentron
• Dosis 0,15 – 0,2 mg/kgBB.
• Dosis pada kasus 2,1 – 2,8 mg yang diberikan 2
mg
Rumus Holiday segar
BB 10 - 20 kg = 1000+((BB-10)x50)
= 1000 + ((14-10)x50)
= 1.200
Perhari= 1.200 : 24 jam = 50 ml
permenit= 50 : 60 Menit = 0,8 ml
MAKRO : 0,8 x 20 = 16 TPM
MIKRO : 0,97 x 60 = 58,2 TPM
7. Status Gizi
Kurva pertumbuhan CDC 2000 (BB/U)
• BB anak : 14 kg
• Precentile : P<5
• P50 : 18 kg
Interpretasi:
<P5 : BB Kurang
P5-P95 : BB Normal
>95 : BB Lebih
Kurva pertumbuhan CDC 2000 (TB/U)
• TB anak : 104 cm
• Precentile : P5-95
• P50 : 108 cm
Interpretasi:
<P5 : TB Kurang
P5-P95 : TB Normal
>95 : TB Lebih
8. STATUS GIZI (IMT)
BB= 14 kg, TB=104 cm
IMT= BB(kg) :𝑇𝐵2
m
= 14 : 1,042
= 14 : 1,08
= 12,9
Pada anak ini didapatlan penilaian IMT dengan persentil <5
sehingga kesan Berat Badan Kurang
Berat Badan Kurang, Kurang dari 5 persentil
Berat Badan Normal, 5 persentil sampai dengan 85 persentil
Berat Badan Berlebih, 85 persentilsampai dengan 95 persentil
Obesitas, ≥95 persentil