SlideShare a Scribd company logo
SPONDILITIS TUBERKULOSA
T. Bima Fasha. TS 2207601100003
Pembimbing :
dr. Nanta Aulia, SpOT (K) Spine
DEFINISI
• Spondilitis tuberkulosa (Pott’s disease) merupakan penyakit infeksi
disebabkan Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang belakang
• Terdapat :
- penyempitan ruang diskus intervertebralis dan badan vertebra yang
berdekatan
- runtuhnya elemen tulang belakang
- wedging anterior yang menyebabkan kifosis
- pembentukan gibbus
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
• Diperkirakan 20-30% dari penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis.
• Indonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah India dan China dengan
penemuan kasus baru 583.000 orang per tahun.
• TB ekstraparu hanya terdapat 10% sampai 15% dari semua kasus TB. TB skeletal
terjadi 1% hingga 3% dari kasus TB ekstraparu dan biasanya melibatkan tulang
belakang.
4TH
 BONES & JOINTS ARE THE COMMONST SITE
OF EXTRA PULMONARY TB
 CONSTITUTE ~10% OF EXTRA PULMONARY TB
 WEIGHT BEARING JOINTS ARE MOST
AFFECTED : 40%
: 13%
: 10%
SPINE
HIPS
KNEES
Etiologi
Spondilitis TB disebabkan oleh bakteri:
• Mycobacterium tuberculosis
• Mycobacterium bovis
Patogenesis Tuberculosis
M.Tb masuk-> makrofag alveolus fagosit TB. Bila makrofag tidak dapat
menghancurkan Tb-> Tb bereplikasi di makrofag-> makrofag lisis->
fokus primer Ghon.
Imunitas seluler terbentuk-> Tuberkel
Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan (caseous center).
Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi
pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam
bentuk dorman -> fokus Simon.
Imun ↓-> reaktivasi.
Paru: reaktivasi dapat sembuh tanpa
bekas, sembuh dengan fibrosis dan
kalsifikasi, atau kaverne.
Luar paru: bisa ke tulang belakang, ginjal,
sendi, otak, adrenal.
Patogenesis
Destruksi makrofag
Pembentukan tuberkel
Pecah
Resolusi
Kalsifikasi
Perkejuan
Kelenjar Limfe
Penyebaran hematogen
Lesi sekunder paru
Lesi di hepar, lien ,
ginjal,TULANG,
otak, dll
Basil TB berkembang biak
Destruksi basil TB
Inhalasi basil
TB Alveolus
Fagositosis oleh makrofag
Penyebaran ke Vertebra
Spondilitis TB merupakan
hasil dari fase reaktivasi.
Vertebra yang paling sering 
Torakolumbal.
Masuk melalui 3 jalur:
1.Jalur arteri
2.Jalur Vena
3.Jalur perkontinuitatum
Klasifikasi berdasarkan Lokasi
Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran Radiologis
Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2
vertebra yang
berdekatan. Diskus
intervertebralis akan
menyempit
Central Infeksi menyebar
sepanjang plexus Batson
Melibatkan bagian
tengah dari salah satu
vertebra, proksimal dan
diskus intervertebralis
intak.
Anterior marginal Perluasan abses melalui
ligament longitudinal
anterior dan periosteum
Dimulai dengan lesi
destruktif pada salah
satu margin anterior
dari corpus vertebrae,
hanya sedikit
melibatkan diskus
intervertebralis.
Perjalanan penyakit spondylitis TB dibagi dalam 5 stadium:
1.Stadium implantasi
2.Stadium destruksi awal
3.Stadium destruksi lanjut
4.Stadium gangguan neurologis
5.Stadium deformitas residual
1.Stadium implantasi
basil dari fokus primer
melalui aliran darah
mencapai ruang diskus
2. Stadium destruksi awal
Setelah terinfeksi, pusat
nukleus lunak dan
dinding annula yang
berserat melemah,
membusuk dan runtuh.
Hal ini menyebabkan
ruang diskus menutup,
menekan akar saraf
yang menyebabkan rasa
sakit
3. Stadium destruksi lanjut
Infeksi menyebar ke badan
vertebra di atas dan di
bawah disc
4. Stadium gangguan neurologis
tulang-tulang yang dilemahkan
oleh infeksi, hancur karena
beban tubuh manusia
5. Stadium gangguan
neurologis
tulang belakang yang
mengalami kecacatan
dapat menekan sumsum
tulang belakang, sehingga
menghasilkan gangguan
fungsional
6. Stadium gangguan neurologis
& deformitas
seiring berjalannya waktu,
tulang belakang yang
rusak/ cacat mengalami
kesembuhan dan menyatu.
ini selanjutnya dapat
menekan akar saraf,
menyebabkan nyeri dan
neufordefisient
Manifestasi Klinis
 Nyeri punggung
 Deformitas tulang belakang (kifosis)
 Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)
 Cold abscess
 Nyeri tekan
 Spasme otot
 Gerakan spinal yang terbatas
 Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat badan,
lemah, cepat lelah)
PEMERIKSAAN FISIK
• Look
Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat,
terdapat benjolan di punggung (gibbus) ,dan tulang belakang
terlihat bentuk kifosis (membungkuk)
• Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area tulang yang mengalami
infeksi
• Move
Motorik:
C-5: Fleksi dari sendi siku
C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan
C-7: Ekstensi dari sendi siku
C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger (jari tengah)
T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan
L-2: Fleksi dari sendi pinggul
L-3: Ekstensi dari sendi lutut
L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle
L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki
S-1: Fleksi dari telapak kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
1. Laju Endap Darah (LED)
2. Tuberculin skin test / Mantoux test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media Loweinstein-
Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Gold Standard
CT scan - guided needle
biopsy merupakan modalitas
gold standard untuk
diagnosis histopatologis awal
dari spondylitis TB
Radiologi
• Foto polos : deformitas yang tampak seperti
kifosis, fraktur
• CT scan : lesi diskus intervertrabralis dan abses
paravertebral.
• MRI merupakan pemeriksaan radiologis terbaik
untuk memvisualisasikan keterlibatan soft
tissue dan canalis spinalis. MRI digunakkan juga
untuk deteksi dini spondylitis TB
X Ray
 Signs of infection with lytic lucencies in anterior portion of vertebrae
 Disk space narrowing
 Erosions of the endplate
 Sclerosis resulting from chronic infection
 Compression fracture
 Kyphosis; gibbous (severe kyphosis)
Radiographs: Erosions
• Lucent area in lateral aspect of adjacent vertebral bodies
(erosions)
• Loss of intervertebral disk space
•Central lucency with surrounding sclerosis suggesting chronic
Radiographs: Endplate Destruction
Radiographs: Osteosclerosis
Radiographs: Atypical feature
Features on CT Scan
 Temuan jaringan lunak
- Abses dengan kalsifikasi adalah diagnostik TB
tulang belakang; CT adalah modalitas yang sangat
baik untuk memvisualisasikan kalsifikasi jaringan
lunak
 Pola dan tingkat keparahan kerusakan tulang
- Pola penghancuran tubuh vertebra - kerangka,
osteolitik, lokal dan sklerotik
 Digunakan untuk memandu jarum dalam biopsi jarum perkutan pada
abses paraspinal
CT : Calcification
Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification; these features are highly
diagnostic of spinal TB
CT: Bony Destruction
Noncontrast axial CT
Extensive vertebral body destruction causing bony fragments
MRI : Features
• 1. Sangat sensitif dan spesifik untuk TB tulang belakang
• 2. Memberikan deteksi dini
• 3. Pilihan terbaik untuk membedakan dengan tepat keterlibatan
sumsum tulang belakang dan jaringan lunak
Fitur
- Edema tulang belakang dan ruang diskus
- Tanda-tanda kompromais tulang belakang yaitu kompresi cord
- Catatan: visualisasi kalsifikasi yang buruk pada abses
MRI: Spinal Cord Involvement
Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4)
High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of
infection. Complete destruction of vertebral bodies with osseous
retropulsion into the spinal canal, causing cauda equina. On axial
view, note destruction of vertebral body with loss of circular shape
MRI : Gibbus Formation
“Gibbus formation” in the thoraco-lumbar region of a patient with
spinal TB (left). MRI shows spinal TB at T10-T12. Spinal TB causes the
destruction, collapse of vertebrae, and angulation of verteral column.
Differential Diagnosis
KOMPLIKASI
• Spinal cord injury
• Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pus
tuberkulosa, sequester tulang, sequester dari
diskus intervertebralis
• Ruptur abses paravertebral 
Sepsis
Complication
PENATALAKSANAAN
• TUJUAN
1. Eradikasi infeksi
2. Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis
3. Mencegah/mengobati defisit neurologis
• Prinsip Pengobatan
1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT).
2. Dekompresi medulla spinalis.
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi.
4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft).
1.Terapi konservatif
 a. Tirah baring (bed rest).
 b. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra/ membatasi
gerak vertebra.
 c. Memperbaiki keadaan umum penderita.
 d. Pengobatan antituberkulosa .
Terapi OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1
1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ
2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH
Jenis Obat Tiap
hari/mg
BB<50 kg
Tiap
hari/mg
BB>50 kg
3xseminggu
mg
Dosis per
Kg BB
R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12)
H-INH 300 400 600 5 (4-6)
E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20)
Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30)
S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18)
T-Thiazetazone - - 100 2.5
2. Terapi operatif
A. Tanpa komplikasi neurologis
 Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT
 Kegagalan dalam terapi konservatif.
 Evakuasi abses paravertebral
 Ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.
 Pencegahan kifosis parah pada anak-anak
 Large paraspinal abscess
B. Dengan komplikasi neurologis
 -Komplikasi saraf baru atau perburukan
atau kurangnya perbaikan dengan
pengobatan konservatif.
 -Paraplegia onset cepat atau paraplegia
parah.
 -Late-onset paraplegia.
 -Neural arch disease.
 -Nyeri paraplegia pada geriatri
 -Spinal tumor syndrome
Prosedur Bedah
(Jutte et all, 2006)
 Debridement lokasi yang terinfeksi.
 Pada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang.
 Debridement dengan stabilisasi tulang belakang
(spinal rekonstruksi).
 operasi dengan prosedur yang lebih luas
 rekonstruksi dengan cangkok tulang
 Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau titanium.
Hong Kong Operation
(debridement anterior
dan strut grafting) +
instrumentasi posterior
Keterangan : Gambar
(a,b) : X-ray pra
operasi, (c): MRI pra-
operasi, (d,e) : X-ray
post operas
Prognosis
 Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan intervensi
yang cepat
 Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan
deformitas neurologis.
 Studi varietas menunjukkan 82–95% kasus memberikan respon pada
terapi medikamentosa tunggal dengan berkurangnya nyeri,
peningkatan deficit neurologis dan koreksi deformitas
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Seascape Surveys
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Ariesta Mp
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
Kharima SD
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
Rizal_mz
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
Wina Rizky Arfi Insani
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
fikri asyura
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisIrna Wati
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
Ajo Yayan
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
Syscha Lumempouw
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
deky akbar
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
Muhammad Ihsanuddin
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
desierianto
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
CoassTHT
 

What's hot (20)

Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 

Similar to PPT_Spondilitis_TB.ppt

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tbgustiansa
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
khriesna
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
benyrw
 
Tuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulangTuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulang
Syiah Kuala University
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
Mohammad Alamsyah
 
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptxPPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
shelladepari
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
mutisav
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
Luisa Polanco
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
pjj_kemenkes
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
homeworkping7
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
ermawijaya
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
Amal641632
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
salmanalfarisi637456
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
FadlanKhuzaifa
 

Similar to PPT_Spondilitis_TB.ppt (20)

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tb
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
 
Tuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulangTuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulang
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
 
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptxPPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Tetanus abil
Tetanus abilTetanus abil
Tetanus abil
 

More from ssuser963a65

PPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptxPPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptx
ssuser963a65
 
burn and burn
burn and burnburn and burn
burn and burn
ssuser963a65
 
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptxASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ssuser963a65
 
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptxLEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
ssuser963a65
 
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptxPPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
ssuser963a65
 
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptxDERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
ssuser963a65
 

More from ssuser963a65 (6)

PPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptxPPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptx
 
burn and burn
burn and burnburn and burn
burn and burn
 
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptxASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
 
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptxLEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
 
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptxPPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
 
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptxDERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
 

Recently uploaded

04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
liamasliha1
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
SRIWIDOWATI5
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (9)

04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 

PPT_Spondilitis_TB.ppt

  • 1. SPONDILITIS TUBERKULOSA T. Bima Fasha. TS 2207601100003 Pembimbing : dr. Nanta Aulia, SpOT (K) Spine
  • 2. DEFINISI • Spondilitis tuberkulosa (Pott’s disease) merupakan penyakit infeksi disebabkan Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang belakang • Terdapat : - penyempitan ruang diskus intervertebralis dan badan vertebra yang berdekatan - runtuhnya elemen tulang belakang - wedging anterior yang menyebabkan kifosis - pembentukan gibbus
  • 4. EPIDEMIOLOGI • Diperkirakan 20-30% dari penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. • Indonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah India dan China dengan penemuan kasus baru 583.000 orang per tahun. • TB ekstraparu hanya terdapat 10% sampai 15% dari semua kasus TB. TB skeletal terjadi 1% hingga 3% dari kasus TB ekstraparu dan biasanya melibatkan tulang belakang.
  • 5. 4TH  BONES & JOINTS ARE THE COMMONST SITE OF EXTRA PULMONARY TB  CONSTITUTE ~10% OF EXTRA PULMONARY TB  WEIGHT BEARING JOINTS ARE MOST AFFECTED : 40% : 13% : 10% SPINE HIPS KNEES
  • 6. Etiologi Spondilitis TB disebabkan oleh bakteri: • Mycobacterium tuberculosis • Mycobacterium bovis
  • 7. Patogenesis Tuberculosis M.Tb masuk-> makrofag alveolus fagosit TB. Bila makrofag tidak dapat menghancurkan Tb-> Tb bereplikasi di makrofag-> makrofag lisis-> fokus primer Ghon. Imunitas seluler terbentuk-> Tuberkel
  • 8. Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan (caseous center). Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman -> fokus Simon. Imun ↓-> reaktivasi.
  • 9. Paru: reaktivasi dapat sembuh tanpa bekas, sembuh dengan fibrosis dan kalsifikasi, atau kaverne. Luar paru: bisa ke tulang belakang, ginjal, sendi, otak, adrenal.
  • 10. Patogenesis Destruksi makrofag Pembentukan tuberkel Pecah Resolusi Kalsifikasi Perkejuan Kelenjar Limfe Penyebaran hematogen Lesi sekunder paru Lesi di hepar, lien , ginjal,TULANG, otak, dll Basil TB berkembang biak Destruksi basil TB Inhalasi basil TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag
  • 11. Penyebaran ke Vertebra Spondilitis TB merupakan hasil dari fase reaktivasi. Vertebra yang paling sering  Torakolumbal. Masuk melalui 3 jalur: 1.Jalur arteri 2.Jalur Vena 3.Jalur perkontinuitatum
  • 12. Klasifikasi berdasarkan Lokasi Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran Radiologis Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2 vertebra yang berdekatan. Diskus intervertebralis akan menyempit Central Infeksi menyebar sepanjang plexus Batson Melibatkan bagian tengah dari salah satu vertebra, proksimal dan diskus intervertebralis intak. Anterior marginal Perluasan abses melalui ligament longitudinal anterior dan periosteum Dimulai dengan lesi destruktif pada salah satu margin anterior dari corpus vertebrae, hanya sedikit melibatkan diskus intervertebralis.
  • 13. Perjalanan penyakit spondylitis TB dibagi dalam 5 stadium: 1.Stadium implantasi 2.Stadium destruksi awal 3.Stadium destruksi lanjut 4.Stadium gangguan neurologis 5.Stadium deformitas residual
  • 14. 1.Stadium implantasi basil dari fokus primer melalui aliran darah mencapai ruang diskus
  • 15. 2. Stadium destruksi awal Setelah terinfeksi, pusat nukleus lunak dan dinding annula yang berserat melemah, membusuk dan runtuh. Hal ini menyebabkan ruang diskus menutup, menekan akar saraf yang menyebabkan rasa sakit
  • 16. 3. Stadium destruksi lanjut Infeksi menyebar ke badan vertebra di atas dan di bawah disc
  • 17. 4. Stadium gangguan neurologis tulang-tulang yang dilemahkan oleh infeksi, hancur karena beban tubuh manusia
  • 18. 5. Stadium gangguan neurologis tulang belakang yang mengalami kecacatan dapat menekan sumsum tulang belakang, sehingga menghasilkan gangguan fungsional
  • 19. 6. Stadium gangguan neurologis & deformitas seiring berjalannya waktu, tulang belakang yang rusak/ cacat mengalami kesembuhan dan menyatu. ini selanjutnya dapat menekan akar saraf, menyebabkan nyeri dan neufordefisient
  • 20. Manifestasi Klinis  Nyeri punggung  Deformitas tulang belakang (kifosis)  Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)  Cold abscess  Nyeri tekan  Spasme otot  Gerakan spinal yang terbatas  Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat badan, lemah, cepat lelah)
  • 21. PEMERIKSAAN FISIK • Look Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat, terdapat benjolan di punggung (gibbus) ,dan tulang belakang terlihat bentuk kifosis (membungkuk) • Feel Ditemukan adanya gibbus pada area tulang yang mengalami infeksi
  • 22. • Move Motorik: C-5: Fleksi dari sendi siku C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan C-7: Ekstensi dari sendi siku C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger (jari tengah) T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan L-2: Fleksi dari sendi pinggul L-3: Ekstensi dari sendi lutut L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki S-1: Fleksi dari telapak kaki
  • 23. PEMERIKSAAN PENUNJANG • LABORATORIUM 1. Laju Endap Darah (LED) 2. Tuberculin skin test / Mantoux test 3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media Loweinstein- Jensen 4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
  • 24.
  • 25. Gold Standard CT scan - guided needle biopsy merupakan modalitas gold standard untuk diagnosis histopatologis awal dari spondylitis TB
  • 26. Radiologi • Foto polos : deformitas yang tampak seperti kifosis, fraktur • CT scan : lesi diskus intervertrabralis dan abses paravertebral. • MRI merupakan pemeriksaan radiologis terbaik untuk memvisualisasikan keterlibatan soft tissue dan canalis spinalis. MRI digunakkan juga untuk deteksi dini spondylitis TB
  • 27. X Ray  Signs of infection with lytic lucencies in anterior portion of vertebrae  Disk space narrowing  Erosions of the endplate  Sclerosis resulting from chronic infection  Compression fracture  Kyphosis; gibbous (severe kyphosis)
  • 28. Radiographs: Erosions • Lucent area in lateral aspect of adjacent vertebral bodies (erosions) • Loss of intervertebral disk space •Central lucency with surrounding sclerosis suggesting chronic
  • 32. Features on CT Scan  Temuan jaringan lunak - Abses dengan kalsifikasi adalah diagnostik TB tulang belakang; CT adalah modalitas yang sangat baik untuk memvisualisasikan kalsifikasi jaringan lunak  Pola dan tingkat keparahan kerusakan tulang - Pola penghancuran tubuh vertebra - kerangka, osteolitik, lokal dan sklerotik  Digunakan untuk memandu jarum dalam biopsi jarum perkutan pada abses paraspinal
  • 33. CT : Calcification Noncontrast axial CT Large psoas abscess with central calcification; these features are highly diagnostic of spinal TB
  • 34. CT: Bony Destruction Noncontrast axial CT Extensive vertebral body destruction causing bony fragments
  • 35. MRI : Features • 1. Sangat sensitif dan spesifik untuk TB tulang belakang • 2. Memberikan deteksi dini • 3. Pilihan terbaik untuk membedakan dengan tepat keterlibatan sumsum tulang belakang dan jaringan lunak Fitur - Edema tulang belakang dan ruang diskus - Tanda-tanda kompromais tulang belakang yaitu kompresi cord - Catatan: visualisasi kalsifikasi yang buruk pada abses
  • 36. MRI: Spinal Cord Involvement Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4) High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of infection. Complete destruction of vertebral bodies with osseous retropulsion into the spinal canal, causing cauda equina. On axial view, note destruction of vertebral body with loss of circular shape
  • 37. MRI : Gibbus Formation “Gibbus formation” in the thoraco-lumbar region of a patient with spinal TB (left). MRI shows spinal TB at T10-T12. Spinal TB causes the destruction, collapse of vertebrae, and angulation of verteral column.
  • 39. KOMPLIKASI • Spinal cord injury • Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pus tuberkulosa, sequester tulang, sequester dari diskus intervertebralis • Ruptur abses paravertebral  Sepsis
  • 41. PENATALAKSANAAN • TUJUAN 1. Eradikasi infeksi 2. Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis 3. Mencegah/mengobati defisit neurologis • Prinsip Pengobatan 1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT). 2. Dekompresi medulla spinalis. 3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi. 4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft).
  • 42. 1.Terapi konservatif  a. Tirah baring (bed rest).  b. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra/ membatasi gerak vertebra.  c. Memperbaiki keadaan umum penderita.  d. Pengobatan antituberkulosa .
  • 43. Terapi OAT Spondilitis tuberkulosa kategori 1 1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ 2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH Jenis Obat Tiap hari/mg BB<50 kg Tiap hari/mg BB>50 kg 3xseminggu mg Dosis per Kg BB R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12) H-INH 300 400 600 5 (4-6) E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20) Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30) S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18) T-Thiazetazone - - 100 2.5
  • 44. 2. Terapi operatif A. Tanpa komplikasi neurologis  Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT  Kegagalan dalam terapi konservatif.  Evakuasi abses paravertebral  Ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.  Pencegahan kifosis parah pada anak-anak  Large paraspinal abscess
  • 45. B. Dengan komplikasi neurologis  -Komplikasi saraf baru atau perburukan atau kurangnya perbaikan dengan pengobatan konservatif.  -Paraplegia onset cepat atau paraplegia parah.  -Late-onset paraplegia.  -Neural arch disease.  -Nyeri paraplegia pada geriatri  -Spinal tumor syndrome
  • 46. Prosedur Bedah (Jutte et all, 2006)  Debridement lokasi yang terinfeksi.  Pada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang.  Debridement dengan stabilisasi tulang belakang (spinal rekonstruksi).  operasi dengan prosedur yang lebih luas  rekonstruksi dengan cangkok tulang  Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau titanium.
  • 47.
  • 48. Hong Kong Operation (debridement anterior dan strut grafting) + instrumentasi posterior Keterangan : Gambar (a,b) : X-ray pra operasi, (c): MRI pra- operasi, (d,e) : X-ray post operas
  • 49.
  • 50. Prognosis  Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan intervensi yang cepat  Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan deformitas neurologis.  Studi varietas menunjukkan 82–95% kasus memberikan respon pada terapi medikamentosa tunggal dengan berkurangnya nyeri, peningkatan deficit neurologis dan koreksi deformitas