SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1
TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)
DALAM PERSPEKTIF
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT *
Oleh :
ALI HANAPIAH MUHI **
1. Latar Belakang
Ada indikasi bahwa penduduk (masyarakat) Indonesia mengalami
penurunan atau bahkan kehilangan daya untuk membangun kreativitas dalam
upaya untuk bisa bertahan di masa mendatang, Indikasi terjadinya
ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi perubahan dan permasalahan
terakumulasi dan menimbulkan frustrasi sosial, terlihat dengan semakin
luasnya keresahan sosial (sosial unrest), kerusuhan atau kekerasan (riot), serta
terjadinya gejala disintegrasi sosial. Fakta juga memperlihatkan adanya krisis
pada masyarakat yaitu bertambahnya penduduk miskin, terbelakang, terpencil,
dan terpuruk. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kelaparan,
kekurangan gizi, yang bermuara pada kehilangan fungsi sosial masyarakat
serta kehilangan potensi dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti kebutuhan
pangan, sandang, papan, kesehatan serta pendidikan (Goeritno,Arief dkk,
2003).
Teknologi tepat guna merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi masyarakat. Teknologi tersebut harus berpotensi
memenuhi beberapa kriteria antara lain : (a) mengkonversi sumberdaya alam,
(b) menyerap tenaga kerja, (c) memacu industri rumah tangga, dan
(d) meningkatkan pendapatan masyarakat.
Secara nasional, bahwa untuk mempercepat pemulihan ekonomi
nasional, mempercepat kemajuan desa dan menghadapi persaingan global
dipandang perlu melakukan percepatan pembangunan perdesaan melalui
pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang yang didukung oleh penerapan
dan pengembangan teknologi tepat guna.
2
2. Konsepsi Teknologi Tepat Guna
Teknologi Tepat Guna (TTG) lahir sebagai jawaban (respons positif)
para ilmuan, peneliti, pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebutuhan, dan tantangan hidup
masyarakat.
Tujuan Teknologi Tepat Guna :
Menerapkan konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek
(dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil
produksi/pendapatannya.
Filosofinya :
Manusia perlu hidup sejahtera, oleh karenanya perlu mengolah Sumber
Daya (SD) yang tersedia secara optimal.
Pada masa lalu :
?
POTENSI SDA
POTENSI SDM
POTENSI SDB
KESEJAHTERAAN
Pada saat tingkat pertumbuhan
penduduk rendah (jumlah
penduduk masih sedikit)
Kebutuhan Sandang,
Papan, Pangan juga masih
sederhana.
Sehingga Proses Pengelolaan/
Pengolahan SD berlangsung
sederhana.
3
Pada masa sekarang dan mendatang :
Bagaimana jika jumlah penduduk meningkat ?
Kebutuhan akan Pangan, Sandang dan Papan tentunya juga akan
semakin meningkat bahkan semakin kompleks.
Sebaliknya ketersediaan Sumber Daya Alam cenderung semakin
berkurang dibandingkan dengan jumlah manusia.
Hal ini mendorong munculnya kesadaran untuk memperoleh hasil yang
optimal :
Seperti, Bagaimana caranya dengan lahan yang ada bisa memperoleh
hasil yang optimal.
Permasalahannya, sebagian anggota masyarakat masih belum muncul
kesadaran atau kesadarannya sudah muncul tetapi kemampuannya terbatas.
Kondisi tersebut, menuntut perlunya peran serta berbagai komponen
masyarakat lainnya untuk memfasilitasi kesadaran yang telah muncul dan
berkembang atau merangsang muncul dan berkembangnya kesadaran tersebut.
Untuk menciptakan hasil yang optimal (melimpah ruah), diperlukan :
Sarana dan Prasarana Pendukung, diantaranya :
Perlu mengetahui teknik/caranya (bagaimana konsepnya)
Sumber Daya Manusia yang terlatih
Alat
Di sini, diperlukan sentuhan ilmu pengetahuan, kemampuan khusus/skill,
seperti :
Kemampuan mendeteksi kandungan zat-zat yang terkandung dalam air
(bagi mereka yang menyadari akan pentingnya air yang bersih dan
sehat, sehingga bisa mengolah sumber air yang ada menjadi air yang
memenuhi syarat kesehatan dan memiliki potensi yang bernilai
ekonomi tinggi).
Kemampuan mendeteksi kandungan zat atau bahan konsumsi (vitamin
dan mineral) dan sifat-sifat produk yang terkandung dalam hasil
pertaniannya (bagi petani yang mengusahakan budidaya pertanian,
sehingga bisa mengolahnya menjadi potensi yang bernilai ekonomi
tinggi).
Kemampuan mendeteksi fenomena/gejala-gejala seputar proses
produksi pertanian yang dijalankan.
Dan sebagainya.
4
Bagaimana esensi ilmu dan implementasi konsep TTG terhadap hasil
rekayasa ilmu dan teknologi. Sebagai ilustrasi, mari kita lihat gambar berikut :
Gambar : Kerangka Pikir TTG Model Pohon Berantai
Pertanian
PenyakitGulma
Iklim
Iklim
Air
TanahUnsur
Hara
Tanaman
Pempukan
Pengairan
Pemberan-
tasan Hama
Sistem
Tanam
Hasil
Pemberanta-
san Penyakit
Pemberan-
tasan GulmaPengolahan
Hasil
Pemanenan
Penyimpanan
Produk
Olahan
Sifat Hasil
Packing
Pemasaran
Kedele
Pisang
Singkong
dsb…
dsbnya…
..
Ilmu
Untuk memahaminya
perlu ilmu
Untuk mengoptimalkan
hasil diperlukan teknologi
Pasca Panen
Tahu
Keripik
Tapioka
dstnya…
..
Hama
Pengolah-
an Tanah
5
Ilustrasi diatas hanya sebagai salah satu model, dan tidak berarti bahwa
ilmu dan teknologi tepat guna hanya untuk bidang pertanian saja. Berbagai
bidang kehidupan manusia relevan dan urgen untuk dikembangkan/diterapkan
ilmu dan teknologi tepat guna.
Sentuhan teknologi (dalam hal ini teknologi tepat guna) bisa diterapkan
pada semua bagian dalam model pohon berantai di atas, misalnya :
 Pengolahan Tanah
 Pembibitan
 Pemupukan
 Pengendalian Gulma
 Pengairan
 Pemberantasan hama dan penyakit
 Pemanenan
 Penanganan Pasca Panen
 Pengolahan Hasil menjadi Produk Baru
 dan seterusnya.
Bagaimana caranya supaya dapat penanganan yang tepat dan berguna ?
Jawabannya :
Diperlukan : - Metode/Teknik/Cara
- Alat
Hampir semua orang kalau mendengar istilah teknologi, yang
terbayangkan adalah teknologi canggih. Terkesan bahwa peralatan/mesin yang
rumit, harga yang mahal, membutuhkan keahlian/keterampilan khusus (tinggi)
untuk mengoperasionalkannya, serta dihasilkan oleh pabrik yang memiliki
modal yang besar.
Padahal, kata teknologi tidak selalu mengacu pada hal-hal yang
canggih, rumit, dan mahal. Hal-hal yang sederhana juga dapat disebut
teknologi. Mari kita lihat pengertian teknologi. Teknologi atau pertukangan
memiliki lebih dari satu definisi :
1. Salah satunya, teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat,
mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya.
2. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru
ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama juga dapat disebut
teknologi.
Teknologi
6
3. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat
dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana
menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang
diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi).
Bagaimanakah bentuk teknologi yang cocok atau sesuai?
Jawabannya :
Mahal
Teknologi : Canggih Rumit
Murah
Mudah
Murah
Teknologi : Sederhana
Mudah
Yang perlu kita perkenalkan dan kembangkan pada masyarakat adalah
teknologi yang murah, mudah, ramah lingkungan serta memiliki nilai guna
(manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi masyarakat.
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak
lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup
(Impres No. 3 Tahun 2001).
3. Fasilitating Teknologi Tepat Guna dalam Konteks
Pemberdayaan Masyarakat
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki
sejumlah potensi yang bersifat dinamis. Karena sifatnya yang dinamis inilah
yang memungkinkan terjadinya perubahan dalam diri manusia dan
masyarakat.
Manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dalam dirinya yang
bersifat instinktif. Instink ini yang menggerakkan manusia (individu) untuk
hidup di dalam dunianya dengan prinsip “kesenangan”, dimana manusia
berusaha memuaskan dirinya sepanjang hidupnya.
Manusia sebagai makhluk yang reaktif dan berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, sehingga banyak tingkah laku manusia yang
Teknologi
Tepat
Guna
7
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya (lingkungan).
Tingkah laku lebih banyak merupakan hasil belajar dari lingkungan, baik
melalui pembiasaan (conditioning) maupun melalui peniruan (imitation and
modeling).
Manusia sebagai makhluk rasional dan memiliki dorongan untuk
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Manusia memiliki kemampuan
mengontrol dirinya sendiri, dan bila situasi memungkinkan dan ia diberi
kesempatan, maka individu dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih
positif atau pribadi yang baik. Di sini, manusia dipandang sebagai suatu
kesatuan potensi yang terus berkembang menuju ke arah yang lebih sempurna
dalam proses pencarian dan pembentukan diri. Manusia dalam kehidupannya
digerak rasa tanggung jawab sosial dan sebagian lagi oleh kebutuhan internal
untuk mencapai sesuatu. Manusia selalu berusaha agar dunianya dapat
menjadi dunia yang lebih baik untuk ditempati. Dunia yang lebih baik inilah
yang dikenal dengan kesejahteraan yang menjadi impian setiap orang.
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya merupakan upaya dalam
membantu masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan sosial
sebagai suatu keadaan yang digambarkan sebagai suatu tatanan (tata
kehidupan) yang meliputi material dan spiritual, dengan tidak menempatkan
satu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi lebih pada adanya
keseimbangan. Keseimbangan jasmaniah dan rohaniah atau keseimbangan
aspek material dan dan spritual.
Pada dasarnya menginduksi suatu metode/teknik/cara baru (termasuk
teknologi tepat guna) ke dalam masyarakat merupakan bagian dari proses
perubahan masyarakat sekaligus sebagai suatu upaya pemberdayaan
masyarakat. Mengapa perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat ?
Jawabannya adalah dikarenakan dalam kehidupan masyarakat (terkait dengan
pengetahuan) ada empat golongan manusia :
1. Golongan I : orang yang tahu bahwa dirinya tahu.
2. Golongan II : orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu.
3. Golongan III : orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu.
4. Golongan IV : orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
Di sini peran fasilitator sangat penting dan strategis untuk mendorong
perubahan atau memperkuat perubahan yang terjadi dalam masyarakat ke arah
yang lebih baik. Pada Golongan I, fasilitator memperkuat pengetahuan dan
keyakinan klien, sehingga ia mampu menerapkan perubahan (adopsi TTG)
dengan penuh percaya diri. Pada Golongan II, fasilitator berperan dalam
menyadarkan mereka bahwa sebetulnya klien memiliki pengetahuan yang
cukup tentang sesuatu, menumbuhkan rasa percaya diri klien agar mau dan
dapat memanfaatkan kelebihannya untuk meraih kesuksesan. Pada Golongan
8
III, fasilitator berperan dalam membantu klien agar ia memperoleh
pengetahuan/keterampilan tentang sesuatu (TTG). Sehingga dengan
pengetahuan/keterampilan tersebut klien dapat melakukan perubahan untuk
meraih kesuksesan. Pada Golongan IV, fasilitator perlu melakukan pendekatan
khusus agar klien muncul kesadarannya, ketuk hatinya agar ia sadar. Setelah
sadar beri pengetahuan/keterampilan tentang sesuatu (TTG) padanya, agar ia
dapat melakukan perubahan untuk meraih kesuksesan.
Yang lebih penting lagi adalah fasilitator dan masyarakat secara
bersama-sama menggali potensi yang ada di masyarakat. Terkait dengan
teknologi tepat guna, ada beberapa kemungkinan potensi yang terkandung
dalam masyarakat, antara lain :
Pertama, teknologi tersebut mungkin sudah ada/tersedia dalam masyarakat
setempat, namun belum sempurna. Maka, teknologi tersebut dapat
dikaji/didalami lebih lanjut untuk dikembangkan menjadi teknologi tepat guna
yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat.
Kedua, Teknologinya belum ada di masyarakat setempat. Akan tetapi potensi
sumber daya cukup tersedia. Maka, teknologi dapat diadopsi dari teknologi
yang sudah ada yang berasal dari daerah lain/lembaga perguruan
tinggi/lembaga penelitian atau yang diproduksi oleh industri.
Ketiga, Potensi sumber daya di masyarakat cukup tersedia. Akan tetapi
teknologinya belum tersedia di masyarakat setempat, dan juga belum ada
diproduksi oleh lembaga perguruan tinggi/lembaga penelitian dan industri.
Maka, perlu dilakukan penelitian/pengkajian secara seksama oleh
lembaga/pusat kajian yang terkait untuk dapat menginovasi penciptaan
teknologi tepat guna yang baru.
Apakah setelah diperkenal/dikembangkan teknologi tepat guna kepada
masyarakat, kehidupan masyarakat akan berubah menjadi lebih baik secara
sosial ekonomi ?
Inilah pertanyaan yang sering menggelitik bagi banyak pihak
(pemerintah, para pakar, peneliti dan orang-orang yang memiliki kepedulian).
Hal ini muncul, dikarenakan berbagai pengalaman dan kasus memberikan
fakta bahwa seringkali suatu teknologi tepat guna yang telah diperkenalkan/
difasilitasi kepada masyarakat berujung pada ketidakberhasilan dalam
merubah/memperbaiki kehidupan masyarakat. Berbagai faktor yang
memungkin itu terjadi, disebabkan antara lain :
9
Ketidaksiapan masyarakat. Hal ini terindikasi dari ketidakseriusan/
lemahnya keterlibatan masyarakat dalam menerapkan teknologi tepat
guna. Disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan
pengetahuan, masih rendahnya keterampilan/skill, keterbatasan modal,
dan sebagainya.
Pola pikir masyarakat yang sulit berobah. Hal ini terindikasi dari
sulitnya masyarakat melepaskan diri dari tradisi/metode/teknik/
cara-cara yang telah diterapkan oleh masyarakat selama ini. Maka,
disini perlu dibangun personal mastery (pribadi yang mampu menjadi
spirit bagi kelompok/lingkungannya) dalam diri anggota masyarakat
tersebut.
Fasilitating yang tidak sepenuh hati. Hal ini terindikasi dari
ketidakseriusan fasilitator dalam menggerakkan/memberikan bantuan
teknis operasional kepada masyarakat pengguna teknologi tepat guna,
sehingga tercipta kesan bahwa fasilitasi yang asal-asalan. Apa yang
menjadi esensi dari kegiatan fasilitasi tidak tergarap secara baik. Antara
fasilitator dengan audiennya tidak tercipta komunikasi dan hubungan
yang baik.
Pembinaan yang tidak berkesinambungan. Hal ini terdindikasi dari
pembinaan yang dilakukan hanya sebatas teknologi sampai ke tangan
masyarakat, dan tidak ditindaklanjuti dengan pembinaan secara
terus-menerus sampai pada tahap yang dapat meyakinkan bahwa
teknologi tersebut betul-betul telah dapat dioperasionalkan secara baik
oleh masyarakat. Sering terjadi teknologi yang sudah sampai di tangan
masyarakat tidak memberikan manfaat apa-apa, dikarenakan tidak
dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat.
4. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebgai berikut :
 Teknologi Tepat Guna (TTG) bertujuan untuk menerapkan
konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan
perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/
pendapatannya.
 Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat,
10
tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan
aspek lingkungan hidup. Teknolgi tersebut bersifat murah dan mudah
serta memiliki nilai guna (manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi
masyarakat.
 Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu instrumen penting dalam
pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan.
 Proses facilitating merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam
pengadopsian dan pengembangan teknologi tepat guna oleh
masyarakat.****
BAHAN BACAAN :
Anonim, 2000. Teknologi Tepat Guna. Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa
kerjasama dengan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri. Jakarta.
Anonim, 2009. Panduan Program Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat
Guna. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Semarang
Goeritno,A. dkk., 2003. Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif
Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Sumberdaya Air (Concept of application
of applied technology as an alternative in working out the effects of water
resource damage). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kastaman, R. dkk., 2002. Rancangan pengembangan Sistem pengelolaan Reaktor
sampah terpadu (silarsatu). Divisi Pengembangan Informasi dan Penerapan
Teknologi Tepat-Guna Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Padjadjaran (TTG LPM UNPAD). Bandung.
Kastaman, R. dan Adimihardja, K., 2002. Iplementasi Teknologi Tepat Gunayang
Responsif Gender di Masyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Padjadjaran. Bandung.
Munaf, D.R., dkk., 2008. Peran Teknologi Tepat Guna Untuk Masyarakat Daerah
Perbatasan (Kasus Propinsi Kepulauan Riau). Jurnal Sosioteknologi Edisi 13
Tahun 7, April 2008.
11
Rukminto, I., 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.
Tasrif, M., 2004. Systems Thinking : Dalam Analisis Kebijakan Publik. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Penerapan dan
Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan.
* Makalah, disampaikan pada Acara Temu Karya Pendampingan Masyarakat Pedesaan
dalam Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di Kabupaten Bekasi
pada tanggal 13 April 2009 dan tanggal 7 Mei 2009.
** Ali Hanapiah Muhi adalah staf pengajar/pelatih pada Institut Pemerintahan Dalam
Negeri (IPDN), Jatinangor.

More Related Content

What's hot

Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalMakalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalSeptian Muna Barakati
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaJoel mabes
 
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)AndreMandala
 
Strategi E Development
Strategi E DevelopmentStrategi E Development
Strategi E DevelopmentTatang Taufik
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanSalma Van Licht
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Yossy Suparyo
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanMukhrizal Effendi
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)nurul khaiva
 
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copyFrans Dione
 
modernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasimodernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasiRatna Yunita
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Islamic University
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianJoel mabes
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaanfadilah rahmi
 
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikKelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikMitha Ye Es
 

What's hot (20)

Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Adopsi inovasi
Adopsi inovasiAdopsi inovasi
Adopsi inovasi
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modalMakalah sumber daya alam, manusia dan modal
Makalah sumber daya alam, manusia dan modal
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
 
Strategi E Development
Strategi E DevelopmentStrategi E Development
Strategi E Development
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunan
 
Politik ekonomi-rayhan
Politik ekonomi-rayhanPolitik ekonomi-rayhan
Politik ekonomi-rayhan
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
 
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
 
modernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasimodernisasi dan komunikasi
modernisasi dan komunikasi
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan
 
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politikKelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
Kelompok3c perspektif global dari visi ekonomi & politik
 

Viewers also liked (20)

Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -
 
KDK III Modul 4 Kb 1
KDK III Modul 4 Kb 1KDK III Modul 4 Kb 1
KDK III Modul 4 Kb 1
 
Pkn 3 modul kb 1
Pkn 3 modul kb 1Pkn 3 modul kb 1
Pkn 3 modul kb 1
 
Pkn 3 modul kb 2
Pkn 3 modul kb 2Pkn 3 modul kb 2
Pkn 3 modul kb 2
 
Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3
 
B.inggris 1
B.inggris 1B.inggris 1
B.inggris 1
 
Topic2 2
Topic2 2Topic2 2
Topic2 2
 
Modul 3 kwn kb 1
Modul 3 kwn kb 1Modul 3 kwn kb 1
Modul 3 kwn kb 1
 
TIK 5
TIK 5TIK 5
TIK 5
 
Topic3 1
Topic3 1Topic3 1
Topic3 1
 
Teknologi tepat guna gizi & kesehatan
Teknologi tepat guna gizi & kesehatanTeknologi tepat guna gizi & kesehatan
Teknologi tepat guna gizi & kesehatan
 
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
Modul 2   pedoman praktek laboratoriumModul 2   pedoman praktek laboratorium
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
 
Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1
 

Similar to TTG DALAM PEMBERDAYAAN

4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkunganbodarianna
 
Makalah perkembangan teknologi
Makalah perkembangan teknologiMakalah perkembangan teknologi
Makalah perkembangan teknologidecontru
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanNur Angraini
 
Matriks Paradigma Pembangunan.PPT
Matriks Paradigma Pembangunan.PPTMatriks Paradigma Pembangunan.PPT
Matriks Paradigma Pembangunan.PPTDiditSuryo1
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhanHamdani Fauzi
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)Jean Tambunan
 
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxTTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxrustaneffendy1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1lufvifebrianti
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanLSP3I
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunlenovo110
 
Masa depan ilmu ppt
Masa depan ilmu pptMasa depan ilmu ppt
Masa depan ilmu pptedenafajar
 
Dampak ipa dan teknologiterhadap masyarakat
Dampak  ipa dan teknologiterhadap masyarakatDampak  ipa dan teknologiterhadap masyarakat
Dampak ipa dan teknologiterhadap masyarakat085753889956
 
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)Ilmu sosial budaya dasar (isbd)
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)Papua Merdeka
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionbustomibustom
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 

Similar to TTG DALAM PEMBERDAYAAN (20)

4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
 
Makalah perkembangan teknologi
Makalah perkembangan teknologiMakalah perkembangan teknologi
Makalah perkembangan teknologi
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
 
Isbd 12
Isbd 12Isbd 12
Isbd 12
 
Matriks Paradigma Pembangunan.PPT
Matriks Paradigma Pembangunan.PPTMatriks Paradigma Pembangunan.PPT
Matriks Paradigma Pembangunan.PPT
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)
 
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxTTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
 
Masa depan ilmu ppt
Masa depan ilmu pptMasa depan ilmu ppt
Masa depan ilmu ppt
 
Dampak ipa dan teknologiterhadap masyarakat
Dampak  ipa dan teknologiterhadap masyarakatDampak  ipa dan teknologiterhadap masyarakat
Dampak ipa dan teknologiterhadap masyarakat
 
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)Ilmu sosial budaya dasar (isbd)
Ilmu sosial budaya dasar (isbd)
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacion
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 

Recently uploaded

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

TTG DALAM PEMBERDAYAAN

  • 1. 1 TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT * Oleh : ALI HANAPIAH MUHI ** 1. Latar Belakang Ada indikasi bahwa penduduk (masyarakat) Indonesia mengalami penurunan atau bahkan kehilangan daya untuk membangun kreativitas dalam upaya untuk bisa bertahan di masa mendatang, Indikasi terjadinya ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi perubahan dan permasalahan terakumulasi dan menimbulkan frustrasi sosial, terlihat dengan semakin luasnya keresahan sosial (sosial unrest), kerusuhan atau kekerasan (riot), serta terjadinya gejala disintegrasi sosial. Fakta juga memperlihatkan adanya krisis pada masyarakat yaitu bertambahnya penduduk miskin, terbelakang, terpencil, dan terpuruk. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kelaparan, kekurangan gizi, yang bermuara pada kehilangan fungsi sosial masyarakat serta kehilangan potensi dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan serta pendidikan (Goeritno,Arief dkk, 2003). Teknologi tepat guna merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat. Teknologi tersebut harus berpotensi memenuhi beberapa kriteria antara lain : (a) mengkonversi sumberdaya alam, (b) menyerap tenaga kerja, (c) memacu industri rumah tangga, dan (d) meningkatkan pendapatan masyarakat. Secara nasional, bahwa untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mempercepat kemajuan desa dan menghadapi persaingan global dipandang perlu melakukan percepatan pembangunan perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang yang didukung oleh penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna.
  • 2. 2 2. Konsepsi Teknologi Tepat Guna Teknologi Tepat Guna (TTG) lahir sebagai jawaban (respons positif) para ilmuan, peneliti, pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebutuhan, dan tantangan hidup masyarakat. Tujuan Teknologi Tepat Guna : Menerapkan konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/pendapatannya. Filosofinya : Manusia perlu hidup sejahtera, oleh karenanya perlu mengolah Sumber Daya (SD) yang tersedia secara optimal. Pada masa lalu : ? POTENSI SDA POTENSI SDM POTENSI SDB KESEJAHTERAAN Pada saat tingkat pertumbuhan penduduk rendah (jumlah penduduk masih sedikit) Kebutuhan Sandang, Papan, Pangan juga masih sederhana. Sehingga Proses Pengelolaan/ Pengolahan SD berlangsung sederhana.
  • 3. 3 Pada masa sekarang dan mendatang : Bagaimana jika jumlah penduduk meningkat ? Kebutuhan akan Pangan, Sandang dan Papan tentunya juga akan semakin meningkat bahkan semakin kompleks. Sebaliknya ketersediaan Sumber Daya Alam cenderung semakin berkurang dibandingkan dengan jumlah manusia. Hal ini mendorong munculnya kesadaran untuk memperoleh hasil yang optimal : Seperti, Bagaimana caranya dengan lahan yang ada bisa memperoleh hasil yang optimal. Permasalahannya, sebagian anggota masyarakat masih belum muncul kesadaran atau kesadarannya sudah muncul tetapi kemampuannya terbatas. Kondisi tersebut, menuntut perlunya peran serta berbagai komponen masyarakat lainnya untuk memfasilitasi kesadaran yang telah muncul dan berkembang atau merangsang muncul dan berkembangnya kesadaran tersebut. Untuk menciptakan hasil yang optimal (melimpah ruah), diperlukan : Sarana dan Prasarana Pendukung, diantaranya : Perlu mengetahui teknik/caranya (bagaimana konsepnya) Sumber Daya Manusia yang terlatih Alat Di sini, diperlukan sentuhan ilmu pengetahuan, kemampuan khusus/skill, seperti : Kemampuan mendeteksi kandungan zat-zat yang terkandung dalam air (bagi mereka yang menyadari akan pentingnya air yang bersih dan sehat, sehingga bisa mengolah sumber air yang ada menjadi air yang memenuhi syarat kesehatan dan memiliki potensi yang bernilai ekonomi tinggi). Kemampuan mendeteksi kandungan zat atau bahan konsumsi (vitamin dan mineral) dan sifat-sifat produk yang terkandung dalam hasil pertaniannya (bagi petani yang mengusahakan budidaya pertanian, sehingga bisa mengolahnya menjadi potensi yang bernilai ekonomi tinggi). Kemampuan mendeteksi fenomena/gejala-gejala seputar proses produksi pertanian yang dijalankan. Dan sebagainya.
  • 4. 4 Bagaimana esensi ilmu dan implementasi konsep TTG terhadap hasil rekayasa ilmu dan teknologi. Sebagai ilustrasi, mari kita lihat gambar berikut : Gambar : Kerangka Pikir TTG Model Pohon Berantai Pertanian PenyakitGulma Iklim Iklim Air TanahUnsur Hara Tanaman Pempukan Pengairan Pemberan- tasan Hama Sistem Tanam Hasil Pemberanta- san Penyakit Pemberan- tasan GulmaPengolahan Hasil Pemanenan Penyimpanan Produk Olahan Sifat Hasil Packing Pemasaran Kedele Pisang Singkong dsb… dsbnya… .. Ilmu Untuk memahaminya perlu ilmu Untuk mengoptimalkan hasil diperlukan teknologi Pasca Panen Tahu Keripik Tapioka dstnya… .. Hama Pengolah- an Tanah
  • 5. 5 Ilustrasi diatas hanya sebagai salah satu model, dan tidak berarti bahwa ilmu dan teknologi tepat guna hanya untuk bidang pertanian saja. Berbagai bidang kehidupan manusia relevan dan urgen untuk dikembangkan/diterapkan ilmu dan teknologi tepat guna. Sentuhan teknologi (dalam hal ini teknologi tepat guna) bisa diterapkan pada semua bagian dalam model pohon berantai di atas, misalnya :  Pengolahan Tanah  Pembibitan  Pemupukan  Pengendalian Gulma  Pengairan  Pemberantasan hama dan penyakit  Pemanenan  Penanganan Pasca Panen  Pengolahan Hasil menjadi Produk Baru  dan seterusnya. Bagaimana caranya supaya dapat penanganan yang tepat dan berguna ? Jawabannya : Diperlukan : - Metode/Teknik/Cara - Alat Hampir semua orang kalau mendengar istilah teknologi, yang terbayangkan adalah teknologi canggih. Terkesan bahwa peralatan/mesin yang rumit, harga yang mahal, membutuhkan keahlian/keterampilan khusus (tinggi) untuk mengoperasionalkannya, serta dihasilkan oleh pabrik yang memiliki modal yang besar. Padahal, kata teknologi tidak selalu mengacu pada hal-hal yang canggih, rumit, dan mahal. Hal-hal yang sederhana juga dapat disebut teknologi. Mari kita lihat pengertian teknologi. Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi : 1. Salah satunya, teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. 2. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama juga dapat disebut teknologi. Teknologi
  • 6. 6 3. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Bagaimanakah bentuk teknologi yang cocok atau sesuai? Jawabannya : Mahal Teknologi : Canggih Rumit Murah Mudah Murah Teknologi : Sederhana Mudah Yang perlu kita perkenalkan dan kembangkan pada masyarakat adalah teknologi yang murah, mudah, ramah lingkungan serta memiliki nilai guna (manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi masyarakat. Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup (Impres No. 3 Tahun 2001). 3. Fasilitating Teknologi Tepat Guna dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki sejumlah potensi yang bersifat dinamis. Karena sifatnya yang dinamis inilah yang memungkinkan terjadinya perubahan dalam diri manusia dan masyarakat. Manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dalam dirinya yang bersifat instinktif. Instink ini yang menggerakkan manusia (individu) untuk hidup di dalam dunianya dengan prinsip “kesenangan”, dimana manusia berusaha memuaskan dirinya sepanjang hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang reaktif dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga banyak tingkah laku manusia yang Teknologi Tepat Guna
  • 7. 7 dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya (lingkungan). Tingkah laku lebih banyak merupakan hasil belajar dari lingkungan, baik melalui pembiasaan (conditioning) maupun melalui peniruan (imitation and modeling). Manusia sebagai makhluk rasional dan memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Manusia memiliki kemampuan mengontrol dirinya sendiri, dan bila situasi memungkinkan dan ia diberi kesempatan, maka individu dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih positif atau pribadi yang baik. Di sini, manusia dipandang sebagai suatu kesatuan potensi yang terus berkembang menuju ke arah yang lebih sempurna dalam proses pencarian dan pembentukan diri. Manusia dalam kehidupannya digerak rasa tanggung jawab sosial dan sebagian lagi oleh kebutuhan internal untuk mencapai sesuatu. Manusia selalu berusaha agar dunianya dapat menjadi dunia yang lebih baik untuk ditempati. Dunia yang lebih baik inilah yang dikenal dengan kesejahteraan yang menjadi impian setiap orang. Pemberdayaan masyarakat sebenarnya merupakan upaya dalam membantu masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan yang digambarkan sebagai suatu tatanan (tata kehidupan) yang meliputi material dan spiritual, dengan tidak menempatkan satu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi lebih pada adanya keseimbangan. Keseimbangan jasmaniah dan rohaniah atau keseimbangan aspek material dan dan spritual. Pada dasarnya menginduksi suatu metode/teknik/cara baru (termasuk teknologi tepat guna) ke dalam masyarakat merupakan bagian dari proses perubahan masyarakat sekaligus sebagai suatu upaya pemberdayaan masyarakat. Mengapa perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat ? Jawabannya adalah dikarenakan dalam kehidupan masyarakat (terkait dengan pengetahuan) ada empat golongan manusia : 1. Golongan I : orang yang tahu bahwa dirinya tahu. 2. Golongan II : orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu. 3. Golongan III : orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu. 4. Golongan IV : orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Di sini peran fasilitator sangat penting dan strategis untuk mendorong perubahan atau memperkuat perubahan yang terjadi dalam masyarakat ke arah yang lebih baik. Pada Golongan I, fasilitator memperkuat pengetahuan dan keyakinan klien, sehingga ia mampu menerapkan perubahan (adopsi TTG) dengan penuh percaya diri. Pada Golongan II, fasilitator berperan dalam menyadarkan mereka bahwa sebetulnya klien memiliki pengetahuan yang cukup tentang sesuatu, menumbuhkan rasa percaya diri klien agar mau dan dapat memanfaatkan kelebihannya untuk meraih kesuksesan. Pada Golongan
  • 8. 8 III, fasilitator berperan dalam membantu klien agar ia memperoleh pengetahuan/keterampilan tentang sesuatu (TTG). Sehingga dengan pengetahuan/keterampilan tersebut klien dapat melakukan perubahan untuk meraih kesuksesan. Pada Golongan IV, fasilitator perlu melakukan pendekatan khusus agar klien muncul kesadarannya, ketuk hatinya agar ia sadar. Setelah sadar beri pengetahuan/keterampilan tentang sesuatu (TTG) padanya, agar ia dapat melakukan perubahan untuk meraih kesuksesan. Yang lebih penting lagi adalah fasilitator dan masyarakat secara bersama-sama menggali potensi yang ada di masyarakat. Terkait dengan teknologi tepat guna, ada beberapa kemungkinan potensi yang terkandung dalam masyarakat, antara lain : Pertama, teknologi tersebut mungkin sudah ada/tersedia dalam masyarakat setempat, namun belum sempurna. Maka, teknologi tersebut dapat dikaji/didalami lebih lanjut untuk dikembangkan menjadi teknologi tepat guna yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Kedua, Teknologinya belum ada di masyarakat setempat. Akan tetapi potensi sumber daya cukup tersedia. Maka, teknologi dapat diadopsi dari teknologi yang sudah ada yang berasal dari daerah lain/lembaga perguruan tinggi/lembaga penelitian atau yang diproduksi oleh industri. Ketiga, Potensi sumber daya di masyarakat cukup tersedia. Akan tetapi teknologinya belum tersedia di masyarakat setempat, dan juga belum ada diproduksi oleh lembaga perguruan tinggi/lembaga penelitian dan industri. Maka, perlu dilakukan penelitian/pengkajian secara seksama oleh lembaga/pusat kajian yang terkait untuk dapat menginovasi penciptaan teknologi tepat guna yang baru. Apakah setelah diperkenal/dikembangkan teknologi tepat guna kepada masyarakat, kehidupan masyarakat akan berubah menjadi lebih baik secara sosial ekonomi ? Inilah pertanyaan yang sering menggelitik bagi banyak pihak (pemerintah, para pakar, peneliti dan orang-orang yang memiliki kepedulian). Hal ini muncul, dikarenakan berbagai pengalaman dan kasus memberikan fakta bahwa seringkali suatu teknologi tepat guna yang telah diperkenalkan/ difasilitasi kepada masyarakat berujung pada ketidakberhasilan dalam merubah/memperbaiki kehidupan masyarakat. Berbagai faktor yang memungkin itu terjadi, disebabkan antara lain :
  • 9. 9 Ketidaksiapan masyarakat. Hal ini terindikasi dari ketidakseriusan/ lemahnya keterlibatan masyarakat dalam menerapkan teknologi tepat guna. Disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan pengetahuan, masih rendahnya keterampilan/skill, keterbatasan modal, dan sebagainya. Pola pikir masyarakat yang sulit berobah. Hal ini terindikasi dari sulitnya masyarakat melepaskan diri dari tradisi/metode/teknik/ cara-cara yang telah diterapkan oleh masyarakat selama ini. Maka, disini perlu dibangun personal mastery (pribadi yang mampu menjadi spirit bagi kelompok/lingkungannya) dalam diri anggota masyarakat tersebut. Fasilitating yang tidak sepenuh hati. Hal ini terindikasi dari ketidakseriusan fasilitator dalam menggerakkan/memberikan bantuan teknis operasional kepada masyarakat pengguna teknologi tepat guna, sehingga tercipta kesan bahwa fasilitasi yang asal-asalan. Apa yang menjadi esensi dari kegiatan fasilitasi tidak tergarap secara baik. Antara fasilitator dengan audiennya tidak tercipta komunikasi dan hubungan yang baik. Pembinaan yang tidak berkesinambungan. Hal ini terdindikasi dari pembinaan yang dilakukan hanya sebatas teknologi sampai ke tangan masyarakat, dan tidak ditindaklanjuti dengan pembinaan secara terus-menerus sampai pada tahap yang dapat meyakinkan bahwa teknologi tersebut betul-betul telah dapat dioperasionalkan secara baik oleh masyarakat. Sering terjadi teknologi yang sudah sampai di tangan masyarakat tidak memberikan manfaat apa-apa, dikarenakan tidak dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat. 4. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebgai berikut :  Teknologi Tepat Guna (TTG) bertujuan untuk menerapkan konsep-konsep manajemen modern ke dalam praktek (dunia nyata dan perilaku masyarakat) dalam upaya optimalisasi hasil produksi/ pendapatannya.  Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat,
  • 10. 10 tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Teknolgi tersebut bersifat murah dan mudah serta memiliki nilai guna (manfaat/kemaslahatan) yang tinggi bagi masyarakat.  Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu instrumen penting dalam pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan.  Proses facilitating merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pengadopsian dan pengembangan teknologi tepat guna oleh masyarakat.**** BAHAN BACAAN : Anonim, 2000. Teknologi Tepat Guna. Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa kerjasama dengan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri. Jakarta. Anonim, 2009. Panduan Program Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Semarang Goeritno,A. dkk., 2003. Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Sumberdaya Air (Concept of application of applied technology as an alternative in working out the effects of water resource damage). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kastaman, R. dkk., 2002. Rancangan pengembangan Sistem pengelolaan Reaktor sampah terpadu (silarsatu). Divisi Pengembangan Informasi dan Penerapan Teknologi Tepat-Guna Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran (TTG LPM UNPAD). Bandung. Kastaman, R. dan Adimihardja, K., 2002. Iplementasi Teknologi Tepat Gunayang Responsif Gender di Masyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran. Bandung. Munaf, D.R., dkk., 2008. Peran Teknologi Tepat Guna Untuk Masyarakat Daerah Perbatasan (Kasus Propinsi Kepulauan Riau). Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008.
  • 11. 11 Rukminto, I., 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta. Tasrif, M., 2004. Systems Thinking : Dalam Analisis Kebijakan Publik. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan. * Makalah, disampaikan pada Acara Temu Karya Pendampingan Masyarakat Pedesaan dalam Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di Kabupaten Bekasi pada tanggal 13 April 2009 dan tanggal 7 Mei 2009. ** Ali Hanapiah Muhi adalah staf pengajar/pelatih pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor.