Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan teknologi maju telah menuntut pengembangan nilai budaya dan norma sosial baru di Indonesia serta menimbulkan ketegangan akibat perubahan tatanan sosial dan kebudayaan masyarakat.
1. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA.
Masyarakat Indonesia sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai
akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada
kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat
pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan
nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila
masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami
kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan.
a) Penerapan teknologi maju.
Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32
tahun yang lalu telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial
disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang
mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan
penanaman modal yang besar (intensive capital investment). Modal yang besar itu
harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan
materi seoptimal mungkin karena itu juga memerlukan tenagakerja yang
berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan
(achievement orientation). Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu
perkembangan tatanan sosial di segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah
menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dalam proses
perkembangan sosial budaya itu, biasanya hanya mereka yang mempunyai berbagai
keunggulan sosial-politik, ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang
dalam persaingan bebas. Akibatnya mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin
terpuruk hidupnya, dan memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada
gilirannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik
sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.
b) Keterbatasan lingkungan (environment scarcity).
Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative
dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal
mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya,
mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu.
2. Pembabatan dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam,
demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah
menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang
diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya
mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan
kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran. Di samping itu
penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan geografik,
sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan
untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern, kesana
pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan
lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.
Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada
gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan
nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk
perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa
yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus
lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan
tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Source : http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/perkembangan-sosial-budaya-di-
indonesia.html
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
Kebudayaan berkaitan dengan dasar dan tata hukum suatu negara, manakala negara itu
meletakan dasarnaya negaranya sebagian sebuah lambang yg di ambil dari nilai-nilai luhur
dan logis suatu bangsa, secara bertanggung jawab menurut tata aturan dan UU yg dipatuhi
seluruh masyarakat negara tersebut. Di Indinesia sangat jelas kaitannya antara kebudayaan
dengan dasar negara dan UUD 1945.
3. Menurut UUD 1945 pasal 32, yaitu :
1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
2) Negara menghormati dan memelihara bangsa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional. Dari pasal tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat dengan keaneka ragaman yg kompleks.
Soure : http://indoborneonatural.blogspot.com/2015/03/kebudayaan-indonesia-menurut-
undang.html
MENGAPA KEMISKINAN DI INDONESIA MENJADI MASALAH YG
BERKELANJUTAN ?
Setiap permasalahan timbul pasti karna ada faktor yang mengiringinya yang menyebabkan
timbulnya sebuah permasalahan, begitu juga dengan masalah kemiskinan yang dihadapi oleh
negara indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan
menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) yaitu :
1) Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan
atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan
seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2) Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan
seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja
3) Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi
memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat
itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.
4. 4) Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat
maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan
suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
5) Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi
masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru
sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat
miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.
6) Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan
usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin
banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup
yang harus dipenuhi.
Source : https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
FILSAFAT INDONESIA
Filsafat Indonesia adalah sebutan umum untuk tradisi kefilsafatan yang dilakukan oleh
penduduk yang mendiami wilayah yang belakangan disebut Indonesia. Filsafat Indonesia
diungkap dalam pelbagai bahasa yang hidup dan masih dituturkan di Indonesia (sekitar 587
bahasa) dan 'bahasa persatuan' Bahasa Indonesia, meliputi aneka mazhab pemikiran yang
menerima pengaruh Timur dan Barat, disamping tema-tema filosofisnya yang asli.
Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' secara
berbeda, dan itu menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian Filsafat Indonesia. M.
Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata itu. Ia hanya menyatakan bahwa 'Filsafat
Indonesia' adalah bukan Barat dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam konsep-konsep
dan praktik-praktik asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, gotong-royong,
dan kekeluargaan.
Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Indonesia
5. KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, dan KELOMPOK SOSIAL.
Individu dan Kelompok Sosial.
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akbat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia
dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-
persyaratan tertentu. Macam-macam kelompok sosial meliputi :
a) klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
b) kelompok sosial dipandang dari sudut individu
c) in group dan out group
d) primary group dan secondary group
e) gemeinschalf dan geselfchaft
Konsep Waktu dan Sejarah Lokal
Sejarah bertugas untuk membuka kegelapan masa lampau manusia, memaparkan
kehidupan manusia, dalam berbagai aspek kehidupan. dan mengikuti perkembangannya dari
masa yang paling tua hingga kini dan untuk dijadikan pedoman di masa kini dan masa yang
akan datang.
Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau
jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran
manusia, terhadap waktu dibagi menjadi tiga, dimensi yaitu: waktu yang lalu, waktu
sekarang, dan waktu yang akan datang di dalam satu kontinuitas.
Dimensi waktu dalam sejarah adalah, penting sekali, karena, peristiwa yang
menyangkut masyarakat manusia terjadi atau berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu.
Akan tetapi karena, tak dapat ditentukan kapan waktu berawal dan dan kapan waktu berakhir,
maka terbatasnya konsep tentang kelangsungan waktu itu lalu dibatasi dengan awal dan akhir
atas dasar kesadaran manusia yang disebut periode atau kurun waktu atau babakan waktu.
Babakan waktu juga dinamai penzaman, seralisasi, periodesasi dan masa.
Sejarah lokal merupakan sejarah yang terjadi di satu tempat saja. Pengajaran sejarah lokal
sangat penting guna menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerahnya sendiri.
6. Pembelajaran Konsep Perubahan
Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia, tidak ada
satu masyarakat pun yang benar-benar statis, cepat atau lambat semua masyarakat akan
mengalami perubahan.
Ada dua macam perubahan, yaitu perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan sosial
adalah perubahan lembaga-lembaga, kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, dan sejenisnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk dan aliran-aliran
organisasi sosial.
Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama, yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perubahan itu ada yang
berjalan lambat ada juga yang berjalan cepat.
Di samping itu ada perubahan yang kecil pengaruhnya dan ada yang besar, serta ada
perubahan yang dikehendaki dan ada pula, perubahan yang tidak dikehendaki dan tidak
direncanakan.
Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri
dan ada yang berasal dari luar masyarakat. Di samping itu ada juga sejumlah faktor yang
mendorong jalanya perubahan dan ada juga sejumlah faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan.
Source : http://smamuhammadiyahtasikmalayasosiologi.blogspot.com/2010/01/konsep-
waktu-perubahan-dan-kelompok.html
7. Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan.
Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1) R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir
tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
2) Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia,
yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh
kebatinan satu sama lain.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
2) telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3) adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada
kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1) masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2) masyarakat merdeka, yg terbagi dalam :
a) masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti
gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
b) masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan.
Ada beberap cirri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1) kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa
2) orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
8. 3) pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata
4) kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa
5) interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa
factor pribadi
6) pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu
7) perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang
membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1) Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan
sosial dalam keluarga.
2) Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3) Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam
kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4) Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi
belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan
dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral
dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait,
pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra
ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin
menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Di pihak lain kota mempunya juga
9. peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam
kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala
regional maupun nasional.
Masyarakat Pedesaan
Suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri.
Menurut paul H.Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3) Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang
perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di
dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial
yang sering diistilahkan dengan :
1) Konflik
2) Kontraversi
3) Kompetisi
4) kegiatan pada masyarakat pedesaan
Kesimpualan :
Perbedaan desa dan kota :
1) Jumlah dan kepadatan penduduk
2) Lingkungan hidup
3) Mata pencaharian
4) Corak kehidupan sosial
5) Stratifikasi sosial
6) Mobilitas sosial
7) pola interaksi sosial
8) Solidaritas sosial
9) Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional