TOPIK 1_Eksplorasi konsep LK individu_Desi puspitasari.docx
1. Nama Mahasiswa : Desi Puspitasari
NIM : 2300103911855032
Kelas : Bisnis dan Pemasaran A
1. Jelaskan pembeda utama mekanisme penerimaan peserta didik berkebutuhan skema 1,
skema 2, dan skema 3!
Skema 1 : orang tua dating ke rumah sakit untuk meminta surat rekomendasi sebagai syarat
untuk mendaftar sekolah
Skema 2 : Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
bekerja sama dalam menyusun instrumen asesmen untuk peserta didik yang akan diterima.
Skema 3 : Unit Layanan Disabilitas (ULD) mendatangi pihak ULD untuk memperoleh surat
rekomendasi sebagai syarat pendaftaran sekolah.
2. Jelaskan perbedaan antar 5 kelas pembagian kelompok peserta didik berkebutuhan
khusus!
a. Kelas regular
Semua peserta didik, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, menghadiri kelas reguler
bersama-sama. Mereka menerima dukungan dan penyesuaian sesuai kebutuhan mereka.
b. Kelas regular dengan cluster atau kelompok
2. Peserta didik dengan kebutuhan khusus ditempatkan dalam kelas reguler, tetapi mereka
mungkin menghabiskan sebagian waktu mereka di kelas kecil dengan dukungan tambahan
untuk membantu mereka dalam pembelajaran.
c. Kelas Khusus dengan Integrasi Sebagian
Peserta didik dengan kebutuhan khusus menghabiskan sebagian besar waktu mereka di
kelas khusus, namun mereka diintegrasikan ke dalam kelas reguler untuk beberapa
kegiatan atau mata pelajaran tertentu.
d. Kelas Khusus Tanpa Integrasi
Peserta didik dengan kebutuhan khusus menghabiskan seluruh waktu mereka di kelas
khusus dan tidak diintegrasikan ke dalam kelas reguler.
e. Kelas Penuh Khusus Semua peserta didik berkebutuhan khusus menghadiri kelas khusus
yang terpisah dari sekolah umum.
3. Jelaskan perbedaan perbedaan fungsi antar pihak yang terlibat dalam penerimaan
peserta didik berkebutuhan khusus!
Perbedaan fungsi antar pihak yang terlibat dalam penerimaan peserta didik berkebutuhan
khusus dapat dilihat dari peran masing-masing pihak dalam mendukung pendidikan inklusif
dan menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi kebutuhan individu tersebut. Berikut
adalah perbedaan fungsi antar pihak yang terlibat dalam penerimaan peserta didik
berkebutuhan khusus:
a. Guru dan Tenaga Pendidik
Guru dan tenaga pendidik bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Mereka harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai untuk memberikan dukungan yang
dibutuhkan, seperti penyesuaian kurikulum, pembelajaran diferensial, dan penggunaan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu. Guru juga berperan sebagai
fasilitator pembelajaran inklusif di kelas, mempromosikan kolaborasi dan interaksi positif
antara semua peserta didik.
b. Orang Tua atau Wali Murid
3. Orang tua atau wali murid berperan sebagai mitra dalam pendidikan anak mereka. Mereka
memberikan informasi penting tentang kebutuhan anak mereka kepada sekolah, serta
berkolaborasi dalam merencanakan dan mengevaluasi program pendidikan yang sesuai.
Orang tua juga memiliki peran dalam memperjuangkan hak-hak pendidikan anak mereka,
memberikan dukungan di rumah untuk memperkuat pembelajaran yang terjadi di sekolah,
dan berpartisipasi dalam aktivitas pendidikan di sekolah.
c. Spesialis Pendidikan
Spesialis pendidikan, seperti psikolog, terapis wicara, terapis fisik, atau terapis okupasi,
memberikan dukungan tambahan dan layanan terapeutik kepada peserta didik
berkebutuhan khusus. Mereka bekerja sama dengan guru dan orang tua untuk
merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Spesialis pendidikan juga dapat memberikan pelatihan kepada guru dan tenaga pendidik
tentang cara terbaik untuk mendukung peserta didik dengan kebutuhan khusus.
d. Pengambil Kebijakan Pendidikan
Pengambil kebijakan pendidikan, seperti pejabat pendidikan di tingkat lokal, regional, atau
nasional, bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan pendidikan inklusif,
menetapkan standar, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung
implementasi pendidikan inklusif. Mereka juga berperan dalam mengawasi dan
mengevaluasi program pendidikan inklusif untuk memastikan bahwa semua peserta didik
mendapatkan akses yang setara dan kualitas pendidikan yang baik.
e. Unit Layanan Disabilitas
ULD memiliki fungsi Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah reguler dalam menangani peserta didik penyandang disabilitas. Menyediakan
pendampingan kepada peserta didik penyandang disabilitas untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran, Mengembangkan program kompensatorik, Menyediakan media
pembelajaran dan alat bantu yang diperlukan peserta didik penyandang disabilitas. ULD
memiliki kewenangan untuk melakukan pelatihan, workshop, lokakarya, seminar, dan lain
4. sebagainya. Fasilitator peningkatan kompetensi guru dan tanaga kependidikan tersebut,
bisa dari internal ULD, maupun dari tenaga ahli dari eksternal.
4. Kemukakan organisasi masyarakat sipil apa saja yang terlibat dalam proses penerimaan peserta
didik berkebutuhan khusus dan apa saja keterlibatannya!
Organisasi masyarakat sipil (NGO, LSM, atau lembaga swadaya masyarakat) memainkan
peran penting dalam mendukung penerimaan dan pendidikan peserta didik berkebutuhan
khusus. Berikut adalah beberapa organisasi masyarakat sipil yang terlibat dalam proses
tersebut beserta keterlibatannya:
a. Yayasan Peduli Anak Berkebutuhan Khusus
Organisasi semacam ini fokus pada advokasi dan dukungan langsung untuk anak-anak
berkebutuhan khusus dan keluarga mereka. Mereka menyediakan layanan informasi,
konseling, pelatihan, dan dukungan emosional bagi orang tua dan anak-anak, serta
berpartisipasi dalam advokasi kebijakan untuk memastikan hak-hak anak berkebutuhan
khusus diakui dan dilindungi.
b. Organisasi Pendidikan Inklusi
Organisasi ini berkomitmen untuk mempromosikan pendidikan inklusif yang
memungkinkan partisipasi semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki
kebutuhan khusus. Mereka melakukan kampanye advokasi untuk kebijakan pendidikan
inklusif, memberikan pelatihan kepada guru dan tenaga pendidik tentang praktik inklusif,
dan memberikan dukungan teknis kepada sekolah dan pemerintah dalam implementasi
pendidikan inklusif.
c. Forum Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus
Organisasi semacam ini adalah wadah bagi orang tua atau wali murid anak-anak
berkebutuhan khusus untuk berbagi pengalaman, informasi, dan sumber daya. Mereka
menyediakan dukungan sosial dan praktis kepada orang tua, memfasilitasi pertemuan dan
acara untuk membangun jaringan dukungan, serta memperjuangkan hak-hak pendidikan
anak-anak berkebutuhan khusus di tingkat lokal dan nasional.
d. Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia
5. Organisasi hak asasi manusia sering terlibat dalam advokasi untuk hak-hak pendidikan
semua individu, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Mereka melakukan riset,
membuat laporan, dan mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang
isu-isu pendidikan inklusif dan untuk memperjuangkan perlindungan hak-hak pendidikan
bagi mereka yang paling rentan.
e. Kelompok Difabel dan Organisasi Masyarakat Sipil Terkait
Organisasi yang mewakili atau beranggotakan orang dengan kebutuhan khusus sering
berperan dalam memperjuangkan akses yang setara dan memastikan bahwa perspektif
mereka diakui dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan. Mereka berpartisipasi
dalam advokasi, memberikan pelatihan, dan menyediakan dukungan peer-to-peer bagi
anggota mereka.