SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
RUANG KOLABORASI
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)
LK 1.8
Kelompok 2 :
1. Meria Latifatun Nisa Azira
2. Rizka Arum Puspita
3. Salvinia Salvy Prihanta
Ruang Lingkup
Kompetensi
Pembelajaran Sosial dan
Emosional
Teknik Pembelajaran Kse SMK
Protokol
(Budaya atau
Tata Tertib)
Kesadaran diri pengenalan
emosi
1. Teknik :
a) Aktivitas refleksi pribadi : guru dapat mengintegrasikan refleksi pribadi seperti jurnal
emosi atau catatan perasaan dengan meminta siswa untuk mencatat pengalaman
emosional sehari-hari guna mengenali dan memahami emosi mereka.
b) Diskusi kelompok : berfokus pada pengenalan emosi dengan berbagi pengalaman tentang
tata tertib dan norma sosial untuk membangun pemahaman yang lebih baik dalam
mengelola emosi yang beragam
c) Penggunaan materi pembelajaran kontekstual : sesuai realitas budaya dan tata tertub
sekolah. Misalnya memilih studi kasus yang mencerminkan situasi kehidupan sehari-hari
di SMK untuk memperkuat pemahaman siswa tentang pengenalan emosi yang lebih
konkret
d) Pelatihan keterampilan sosial : siswa dilibatkan dalam peran bermain, peran atau
aktivitas berbasis tim yang mendukung pengembangan keterampilan komunikasi dan
Kerjasama.
2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
a) Guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengalaman
langsung dan situasi nyata yang relevan dengan budaya atau tata tertib sekolah sehingga
dapat melibatkan kegiatan observasi, refleksi, dan diskusi terbuka yang memungkinkan
siswa mengidentifikasi emosi mereka dalam konteks spesifik.
b) Guru dapat menggunakan alat bantu pembelajaran seperti film, cerita, atau rekaman
suara yang menggambarkan situasi emosional dalam kehidupan sehari-hari siswa di
SMK. Hal ini membantu siswa mengenali dan memahami berbagai ekspresi emosi dalam
konteks budaya yang dikenalinya.
c) Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan tata tertib sekolah dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Guru dapat menunjukkan bagaimana pemahaman emosi dan kesadaran
diri dapat diaplikasikan dalam konteks norma-norma dan aturan sekolah.
d) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan siswa dalam mengembangkan
kesadaran diri dan keterampilan pengenalan emosi. Guru dapat memberikan umpan balik
konstruktif dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperkuat.
3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid :
Dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, guru perlu memberikan pesan yang
mendukung kesadaran diri dan pengenalan emosi sesuai dengan budaya atau tata tertib
sekolah. Guru dapat mengatakan kepada murid, "Hari ini kita akan menjelajahi perasaan kita
dalam konteks budaya sekolah. Mari kita berbagi pengalaman dan diskusikan bagaimana
emosi kita dapat memengaruhi interaksi sosial. Penting untuk memahami diri sendiri dan
orang lain dengan lebih baik. Ingatlah, setiap emosi memiliki tempatnya, dan kita bisa belajar
mengelolanya dengan bijaksana. Mari jadikan kelas ini sebagai ruang aman untuk tumbuh
bersama dan memahami diri kita dalam konteks budaya yang kita alami bersama."
4. Penjelasan tentang tujuan :
Tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK pada kompetensi kesadaran diri dan
pengenalan emosi dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib adalah mengembangkan siswa
sebagai individu yang matang secara emosional dan sosial. Guru bertujuan untuk membantu
siswa memahami dan mengelola emosi mereka dengan bijaksana dalam konteks budaya atau
norma sekolah. Dengan mengacu pada kesadaran diri, tujuan utama adalah membantu siswa
mengenali perasaan mereka sendiri, mengidentifikasi faktor-faktor pemicu emosi, dan
memahami dampaknya pada perilaku. Pengenalan emosi dalam ruang lingkup budaya atau
tata tertib sekolah bertujuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar yang kontekstual.
Tujuan ini mencakup pemahaman siswa terhadap cara berinteraksi dengan sesama sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan aturan sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat
membangun keterampilan sosial yang kuat, menghormati keberagaman budaya, dan menjadi
individu yang dapat berkontribusi positif dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
Keseluruhan, tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK adalah membekali siswa dengan
keterampilan dan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri, serta mendorong
pengembangan sikap positif terhadap lingkungan budaya dan norma tata tertib sekolah.
Pengelolaan diri -
mengelola emosi dan
fokus
1. Teknik :
Dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, guru dapat menerapkan teknik pengelolaan
diri yang fokus pada mengelola emosi dan meningkatkan ketahanan terhadap distraksi,
dengan mempertimbangkan budaya atau tata tertib sekolah. Salah satu tekniknya adalah
melibatkan siswa dalam praktik meditasi atau mindfulness yang terkait dengan nilai-nilai
budaya. Dalam sesi ini, siswa diajak untuk meresapi momen dan mengenali emosi mereka,
sekaligus memahami bagaimana budaya atau aturan sekolah dapat memengaruhi tanggapan
emosional. Selain itu, guru dapat mengintegrasikan metode pelatihan keterampilan
manajemen stres yang dikemas dengan nilai-nilai lokal atau tradisional. Misalnya,
mengajarkan siswa teknik pernapasan dalam konteks seni bela diri tradisional yang
mencerminkan kebijaksanaan budaya lokal. Penting juga untuk memfasilitasi diskusi reflektif
mengenai bagaimana siswa dapat mempertahankan fokus mereka dalam belajar, sambil
memahami dampak budaya atau norma sekolah pada tingkah laku dan sikap. Dengan
demikian, teknik ini bukan hanya mengajarkan keterampilan pengelolaan diri, tetapi juga
memperkuat koneksi antara aspek emosional dan nilai-nilai budaya dalam pengalaman
belajar siswa di SMK.
2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
Guru harus memainkan peran kunci dalam membimbing siswa pada kompetensi pengelolaan
diri, khususnya dalam mengelola emosi dan fokus, dengan mempertimbangkan budaya atau
tata tertib sekolah. Guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam refleksi diri, diskusi kelompok, dan latihan praktis yang terintegrasi dengan nilai-nilai
budaya setempat. Selain itu, guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan
memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi. Hal ini dapat
melibatkan penggunaan contoh kasus atau situasi kehidupan nyata yang relevan dengan
budaya atau norma sekolah, sehingga siswa dapat mengenali dan mengelola emosi mereka
dengan cara yang sesuai dan konstruktif. Dengan memberikan umpan balik positif dan
memberikan dukungan, guru membantu siswa mengatasi hambatan emosional dan fokus
pada perkembangan pribadi mereka dalam konteks budaya dan tata tertib yang ada.
3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid :
Guru menyampaikan pesan kepada murid di SMK dalam pembelajaran sosial emosional,
"Hari ini kita akan fokus pada pengelolaan diri, khususnya mengelola emosi dan
meningkatkan fokus. Mari kita refleksikan bagaimana budaya sekolah memengaruhi respons
emosional kita. Penting untuk mengenali perasaan dan mengeksplorasi cara yang positif
dalam mengatasi tantangan. Saya akan memandu kita melalui latihan-latihan praktis dan
diskusi kelompok yang terkait dengan budaya kita. Ingat, pengelolaan emosi adalah kunci
untuk menghadapi pelajaran dan tantangan hidup. Mari bersama-sama membangun
keterampilan ini agar kita dapat tumbuh bersama sebagai individu yang lebih kuat secara
emosional dalam lingkungan sekolah kita."
4. Penjelasan tentang tujuan :
Tujuan dalam pembelajaran sosial emosional di SMK pada kompetensi pengelolaan diri,
khususnya mengelola emosi dan fokus dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib, adalah
membentuk siswa menjadi individu yang matang secara emosional dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan budaya sekolah. Guru bertujuan untuk mengajarkan siswa cara
mengidentifikasi, mengelola, dan mengarahkan emosi mereka secara positif, dengan
mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang berlaku. Selain itu, tujuan ini mencakup
pengembangan keterampilan fokus dan ketahanan terhadap distraksi dalam konteks tata tertib
sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menghadapi tantangan dengan baik,
menjaga keseimbangan emosional, dan berkontribusi positif dalam menjaga harmoni dalam
budaya atau tata tertib lingkungan belajar mereka.
Kesadaran sosial –
keterampilan berempati
1. Teknik :
Teknik yang efektif untuk mengembangkan kompetensi kesadaran sosial dan keterampilan
berempati dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib dapat dilakukan melalui pendekatan
praktis. Guru dapat memanfaatkan studi kasus yang relevan dengan lingkungan sekitar
sekolah atau budaya lokal. Siswa diajak untuk menganalisis situasi sosial dan
mengidentifikasi nilai-nilai budaya serta tata tertib yang berlaku. Melalui diskusi kelompok,
simulasi, dan role-playing, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana berinteraksi secara positif dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung kerja sama tim dan kepedulian terhadap keberagaman
budaya dapat memperkuat aspek kesadaran sosial dan empati dalam konteks kehidupan
sehari-hari di SMK.
2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
Guru dapat memulai dengan membuka diskusi mengenai nilai-nilai budaya yang berlaku di
masyarakat atau lingkungan sekitar sekolah. Dengan membawa studi kasus konkret, guru
memberikan contoh situasi sosial yang melibatkan aspek budaya atau tata tertib, mendorong
siswa untuk menganalisis dampaknya. Melalui kegiatan kelompok, guru memfasilitasi
diskusi mendalam untuk memahami perspektif beragam dan merangsang keterampilan
berempati. Siswa juga dapat diajak berpartisipasi dalam simulasi atau role-playing,
memungkinkan mereka mengalami secara langsung interaksi budaya yang berbeda. Guru
berperan sebagai fasilitator, memberikan umpan balik konstruktif, dan mengarahkan refleksi
siswa tentang pengalaman tersebut. Selain itu, guru dapat mengintegrasikan kegiatan
ekstrakurikuler atau proyek kolaboratif yang menekankan nilai-nilai sosial dan budaya,
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan kesadaran sosial dan
keterampilan berempati siswa di SMK.
3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid :
Guru secara penuh perhatian menyampaikan pesan kepada murid mengenai pentingnya
pengembangan kesadaran sosial dan keterampilan berempati dalam konteks budaya atau tata
tertib. Guru mengajak murid untuk merenung tentang nilai-nilai budaya yang mendefinisikan
masyarakat di sekitar mereka. Dalam diskusi kelompok, guru mendorong murid untuk
berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait perbedaan budaya serta mencari
pemahaman bersama. Guru memberikan contoh konkret melalui studi kasus,
mengilustrasikan bagaimana keberagaman budaya dapat memperkaya interaksi sosial.
Dengan penuh dukungan, guru mengajarkan murid untuk mendengarkan dengan empati,
menghargai perbedaan, dan membangun hubungan positif dengan orang-orang yang
memiliki latar belakang budaya berbeda. Pesan tersebut didorong melalui kegiatan praktis di
mana murid dapat merasakan secara langsung tantangan dan keberagaman dalam ruang
lingkup budaya atau tata tertib, memperkuat pemahaman dan keterampilan sosial emosional
mereka.
4. Penjelasan tentang tujuan :
Tujuan dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya pada kompetensi kesadaran
sosial dan keterampilan berempati dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib, adalah
mengembangkan siswa menjadi individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang
keberagaman, menghargai perbedaan budaya, dan mampu berinteraksi secara positif dalam
masyarakat. Melalui pembelajaran ini, SMK bertujuan membentuk siswa yang memiliki
kesadaran sosial tinggi, keterampilan berempati yang kuat, serta dapat menjalin hubungan
yang harmonis dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, sehingga mereka
siap menghadapi tantangan dunia kerja yang multikultural.
Keterampilan
berhubungan sosial – daya
lenting (resiliensi)
1. Teknik :
Pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya dalam kompetensi keterampilan
berhubungan sosial, mengedepankan teknik daya lenting atau resiliensi dalam konteks
budaya dan tata tertib sekolah. Guru dan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang mendorong
pemahaman dan pengembangan resiliensi, seperti diskusi kelompok tentang tantangan
sehari-hari di sekolah, peran model positif, dan simulasi situasi konflik. Selain itu,
pembelajaran juga melibatkan unsur budaya sekolah, dengan memfokuskan pada nilai-nilai
yang diterapkan dalam tata tertib. Guru memfasilitasi pembelajaran adaptif, mengajarkan
siswa untuk menghadapi ketidakpastian dengan positif, dan membangun rasa tanggung jawab
terhadap budaya sekolah. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan
beradaptasi, menyelesaikan konflik dengan bijak, dan memperkuat hubungan sosial yang
positif dalam lingkungan belajar mereka.
2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
Guru perlu memfokuskan pada keterampilan berhubungan sosial, terutama daya lenting
(resiliensi), dengan mengintegrasikan budaya dan tata tertib sekolah. Guru harus
menciptakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan siswa untuk mengatasi rintangan,
dan mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang dapat memperkuat resiliensi. Melalui diskusi,
simulasi, dan peran model positif, guru membimbing siswa dalam memahami dan mengatasi
konflik serta membangun hubungan positif. Dengan demikian, guru berperan kunci dalam
membentuk siswa SMK yang memiliki keterampilan berhubungan sosial dan daya lenting
yang kokoh dalam konteks budaya dan tata tertib sekolah.
3. Penjelasan tentang apa yang dilakukan pada murid :
Murid diajak untuk aktif mengembangkan keterampilan berhubungan sosial, khususnya daya
lenting atau resiliensi, dengan mempertimbangkan budaya dan tata tertib sekolah. Melalui
kegiatan diskusi, permainan peran, dan refleksi pribadi, murid belajar mengidentifikasi
tantangan dalam lingkungan sekolah dan mengembangkan strategi mengatasi masalah.
Mereka diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun solidaritas
dan pengertian terhadap budaya sekolah. Dengan demikian, murid tidak hanya meningkatkan
kemampuan interpersonal, tetapi juga mampu memperkuat daya lentingnya dalam konteks
nilai dan norma yang berlaku di sekolah.
4. Penjelasan tentang tujuan :
Tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya dalam keterampilan berhubungan
sosial dan daya lenting (resiliensi), adalah membekali murid dengan keterampilan
interpersonal dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Melalui pemahaman budaya dan
tata tertib sekolah, siswa diajarkan untuk membangun hubungan yang positif, menangani
konflik dengan bijak, dan menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan. Tujuan ini tidak
hanya menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, tetapi juga membantu siswa
mengembangkan kemampuan adaptasi yang diperlukan di dunia kerja. Dengan demikian,
pembelajaran sosial emosional bertujuan mendukung pertumbuhan holistik siswa SMK agar
menjadi individu yang tangguh dan dapat berkontribusi positif dalam masyarakat.
Pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab
1. Teknik :
Teknik yang efektif untuk mengembangkan kompetensi pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab dalam konteks budaya atau tata tertib sekolah melibatkan beberapa aspek.
Guru dapat memanfaatkan pendekatan kelas yang berpusat pada siswa, mempromosikan
kerjasama antar siswa, dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam setiap aktivitas
pembelajaran. Pertama, guru dapat mendorong diskusi kelompok yang melibatkan siswa
dalam merinci situasi keputusan yang berkaitan dengan budaya atau tata tertib sekolah.
Melalui dialog terbuka, siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang relevan dan
merumuskan keputusan yang bertanggung jawab. Selanjutnya, simulasi situasi nyata yang
terkait dengan tata tertib sekolah dapat membantu siswa mempraktikkan keterampilan
pengambilan keputusan secara kontekstual. Dengan mendekatkan pembelajaran pada realitas
budaya dan tata tertib sekolah, siswa dapat mengasah keterampilan sosial emosional mereka,
membentuk karakter yang tanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan membuat
keputusan yang bijak.
2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
Guru dalam pembelajaran sosial emosional di SMK fokus pada kompetensi pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelompok.
Mereka membimbing siswa untuk menganalisis situasi keputusan yang berkaitan dengan
budaya atau tata tertib sekolah, mempromosikan pemahaman nilai-nilai budaya, dan
mendorong siswa merumuskan keputusan yang tepat. Melalui simulasi situasi nyata, guru
memfasilitasi pengalaman praktis siswa dalam menghadapi tantangan keputusan sehari-hari
yang terkait dengan norma-norma budaya di sekolah. Pendekatan ini memberikan landasan
kuat bagi siswa SMK untuk mengembangkan keterampilan sosial emosional dan karakter
yang bertanggung jawab.
3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid :
Guru pada pembelajaran sosial emosional di SMK seharusnya memberikan arahan kepada
murid dengan mengedepankan nilai-nilai tanggung jawab dan budaya sekolah. Mereka dapat
mengatakan kepada murid bahwa pengambilan keputusan yang bijak harus
mempertimbangkan norma-norma budaya dan tata tertib di sekolah. Pesan-pesan seperti
menghargai keragaman, mematuhi aturan, dan memahami dampak keputusan terhadap
lingkungan sekolah menjadi fokus utama. Dengan mendukung dialog terbuka dan
simulasinya, guru mendorong murid untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
membentuk karakter yang bertanggung jawab, dan memahami pentingnya keputusan yang
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan norma sekolah.
4. Penjelasan tentang Tujuan :
Tujuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab terutama dengan fokus pada budaya
dan tata tertib sekolah, adalah membentuk siswa yang memiliki karakter tanggung jawab dan
sensitivitas terhadap nilai-nilai budaya. Melalui pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat
mengembangkan keterampilan interpersonal, memahami konsekuensi keputusan terhadap
lingkungan sekolah, dan merespons dengan bijaksana terhadap norma-norma budaya.
Dengan demikian, tujuan tersebut bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung perkembangan sosial emosional siswa, membekali mereka dengan keterampilan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam konteks budaya dan tata tertib di
sekolah.

More Related Content

Similar to Ruang Kolaborasi Kelompok 2 LK 1.8 Pembelajaran Sosial Emosional.pdf

Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
ppgsulastri91228
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
iskawia
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
iskawia
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
Stephanie Unsil
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Muhamad Yogi
 
jurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdfjurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdf
ZakiCell1
 
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
ISTAFIANI AMBARWATI
 

Similar to Ruang Kolaborasi Kelompok 2 LK 1.8 Pembelajaran Sosial Emosional.pdf (20)

Kompetensi Sosial Emosional.pdf
Kompetensi Sosial Emosional.pdfKompetensi Sosial Emosional.pdf
Kompetensi Sosial Emosional.pdf
 
Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7
 
Modul 2.2 Angkatan 9.pdf
Modul 2.2  Angkatan 9.pdfModul 2.2  Angkatan 9.pdf
Modul 2.2 Angkatan 9.pdf
 
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
Topik 2 Filosofi Pendidikan - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sos...
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Krem Kuning Cokelat Minimalis Tugas Kelompok Persentasi_20240405_220435_0000 ...
Krem Kuning Cokelat Minimalis Tugas Kelompok Persentasi_20240405_220435_0000 ...Krem Kuning Cokelat Minimalis Tugas Kelompok Persentasi_20240405_220435_0000 ...
Krem Kuning Cokelat Minimalis Tugas Kelompok Persentasi_20240405_220435_0000 ...
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
JURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2.docx
JURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2.docxJURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2.docx
JURNAL DWIMINGGUAN MODUL 2.2.docx
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
 
Ide Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Peserta Didik.pptx
Ide Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Peserta Didik.pptxIde Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Peserta Didik.pptx
Ide Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk Peserta Didik.pptx
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdfARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
 
jurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdfjurnal 1 modul 3.pdf
jurnal 1 modul 3.pdf
 
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
 
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
Uas mata kuliah perbandingan pendidikan share okt 2013
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Ruang Kolaborasi Kelompok 2 LK 1.8 Pembelajaran Sosial Emosional.pdf

  • 1. RUANG KOLABORASI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE) LK 1.8 Kelompok 2 : 1. Meria Latifatun Nisa Azira 2. Rizka Arum Puspita 3. Salvinia Salvy Prihanta Ruang Lingkup Kompetensi Pembelajaran Sosial dan Emosional Teknik Pembelajaran Kse SMK Protokol (Budaya atau Tata Tertib) Kesadaran diri pengenalan emosi 1. Teknik : a) Aktivitas refleksi pribadi : guru dapat mengintegrasikan refleksi pribadi seperti jurnal emosi atau catatan perasaan dengan meminta siswa untuk mencatat pengalaman emosional sehari-hari guna mengenali dan memahami emosi mereka. b) Diskusi kelompok : berfokus pada pengenalan emosi dengan berbagi pengalaman tentang tata tertib dan norma sosial untuk membangun pemahaman yang lebih baik dalam mengelola emosi yang beragam c) Penggunaan materi pembelajaran kontekstual : sesuai realitas budaya dan tata tertub sekolah. Misalnya memilih studi kasus yang mencerminkan situasi kehidupan sehari-hari
  • 2. di SMK untuk memperkuat pemahaman siswa tentang pengenalan emosi yang lebih konkret d) Pelatihan keterampilan sosial : siswa dilibatkan dalam peran bermain, peran atau aktivitas berbasis tim yang mendukung pengembangan keterampilan komunikasi dan Kerjasama. 2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru : a) Guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengalaman langsung dan situasi nyata yang relevan dengan budaya atau tata tertib sekolah sehingga dapat melibatkan kegiatan observasi, refleksi, dan diskusi terbuka yang memungkinkan siswa mengidentifikasi emosi mereka dalam konteks spesifik. b) Guru dapat menggunakan alat bantu pembelajaran seperti film, cerita, atau rekaman suara yang menggambarkan situasi emosional dalam kehidupan sehari-hari siswa di SMK. Hal ini membantu siswa mengenali dan memahami berbagai ekspresi emosi dalam konteks budaya yang dikenalinya. c) Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan tata tertib sekolah dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru dapat menunjukkan bagaimana pemahaman emosi dan kesadaran diri dapat diaplikasikan dalam konteks norma-norma dan aturan sekolah. d) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan siswa dalam mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan pengenalan emosi. Guru dapat memberikan umpan balik konstruktif dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperkuat. 3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid :
  • 3. Dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, guru perlu memberikan pesan yang mendukung kesadaran diri dan pengenalan emosi sesuai dengan budaya atau tata tertib sekolah. Guru dapat mengatakan kepada murid, "Hari ini kita akan menjelajahi perasaan kita dalam konteks budaya sekolah. Mari kita berbagi pengalaman dan diskusikan bagaimana emosi kita dapat memengaruhi interaksi sosial. Penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik. Ingatlah, setiap emosi memiliki tempatnya, dan kita bisa belajar mengelolanya dengan bijaksana. Mari jadikan kelas ini sebagai ruang aman untuk tumbuh bersama dan memahami diri kita dalam konteks budaya yang kita alami bersama." 4. Penjelasan tentang tujuan : Tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK pada kompetensi kesadaran diri dan pengenalan emosi dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib adalah mengembangkan siswa sebagai individu yang matang secara emosional dan sosial. Guru bertujuan untuk membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka dengan bijaksana dalam konteks budaya atau norma sekolah. Dengan mengacu pada kesadaran diri, tujuan utama adalah membantu siswa mengenali perasaan mereka sendiri, mengidentifikasi faktor-faktor pemicu emosi, dan memahami dampaknya pada perilaku. Pengenalan emosi dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib sekolah bertujuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar yang kontekstual. Tujuan ini mencakup pemahaman siswa terhadap cara berinteraksi dengan sesama sesuai dengan nilai-nilai budaya dan aturan sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat membangun keterampilan sosial yang kuat, menghormati keberagaman budaya, dan menjadi individu yang dapat berkontribusi positif dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
  • 4. Keseluruhan, tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK adalah membekali siswa dengan keterampilan dan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri, serta mendorong pengembangan sikap positif terhadap lingkungan budaya dan norma tata tertib sekolah. Pengelolaan diri - mengelola emosi dan fokus 1. Teknik : Dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, guru dapat menerapkan teknik pengelolaan diri yang fokus pada mengelola emosi dan meningkatkan ketahanan terhadap distraksi, dengan mempertimbangkan budaya atau tata tertib sekolah. Salah satu tekniknya adalah melibatkan siswa dalam praktik meditasi atau mindfulness yang terkait dengan nilai-nilai budaya. Dalam sesi ini, siswa diajak untuk meresapi momen dan mengenali emosi mereka, sekaligus memahami bagaimana budaya atau aturan sekolah dapat memengaruhi tanggapan emosional. Selain itu, guru dapat mengintegrasikan metode pelatihan keterampilan manajemen stres yang dikemas dengan nilai-nilai lokal atau tradisional. Misalnya, mengajarkan siswa teknik pernapasan dalam konteks seni bela diri tradisional yang mencerminkan kebijaksanaan budaya lokal. Penting juga untuk memfasilitasi diskusi reflektif mengenai bagaimana siswa dapat mempertahankan fokus mereka dalam belajar, sambil memahami dampak budaya atau norma sekolah pada tingkah laku dan sikap. Dengan demikian, teknik ini bukan hanya mengajarkan keterampilan pengelolaan diri, tetapi juga memperkuat koneksi antara aspek emosional dan nilai-nilai budaya dalam pengalaman belajar siswa di SMK. 2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru :
  • 5. Guru harus memainkan peran kunci dalam membimbing siswa pada kompetensi pengelolaan diri, khususnya dalam mengelola emosi dan fokus, dengan mempertimbangkan budaya atau tata tertib sekolah. Guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam refleksi diri, diskusi kelompok, dan latihan praktis yang terintegrasi dengan nilai-nilai budaya setempat. Selain itu, guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi. Hal ini dapat melibatkan penggunaan contoh kasus atau situasi kehidupan nyata yang relevan dengan budaya atau norma sekolah, sehingga siswa dapat mengenali dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sesuai dan konstruktif. Dengan memberikan umpan balik positif dan memberikan dukungan, guru membantu siswa mengatasi hambatan emosional dan fokus pada perkembangan pribadi mereka dalam konteks budaya dan tata tertib yang ada. 3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid : Guru menyampaikan pesan kepada murid di SMK dalam pembelajaran sosial emosional, "Hari ini kita akan fokus pada pengelolaan diri, khususnya mengelola emosi dan meningkatkan fokus. Mari kita refleksikan bagaimana budaya sekolah memengaruhi respons emosional kita. Penting untuk mengenali perasaan dan mengeksplorasi cara yang positif dalam mengatasi tantangan. Saya akan memandu kita melalui latihan-latihan praktis dan diskusi kelompok yang terkait dengan budaya kita. Ingat, pengelolaan emosi adalah kunci untuk menghadapi pelajaran dan tantangan hidup. Mari bersama-sama membangun keterampilan ini agar kita dapat tumbuh bersama sebagai individu yang lebih kuat secara emosional dalam lingkungan sekolah kita."
  • 6. 4. Penjelasan tentang tujuan : Tujuan dalam pembelajaran sosial emosional di SMK pada kompetensi pengelolaan diri, khususnya mengelola emosi dan fokus dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib, adalah membentuk siswa menjadi individu yang matang secara emosional dan mampu beradaptasi dengan lingkungan budaya sekolah. Guru bertujuan untuk mengajarkan siswa cara mengidentifikasi, mengelola, dan mengarahkan emosi mereka secara positif, dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang berlaku. Selain itu, tujuan ini mencakup pengembangan keterampilan fokus dan ketahanan terhadap distraksi dalam konteks tata tertib sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menghadapi tantangan dengan baik, menjaga keseimbangan emosional, dan berkontribusi positif dalam menjaga harmoni dalam budaya atau tata tertib lingkungan belajar mereka. Kesadaran sosial – keterampilan berempati 1. Teknik : Teknik yang efektif untuk mengembangkan kompetensi kesadaran sosial dan keterampilan berempati dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib dapat dilakukan melalui pendekatan praktis. Guru dapat memanfaatkan studi kasus yang relevan dengan lingkungan sekitar sekolah atau budaya lokal. Siswa diajak untuk menganalisis situasi sosial dan mengidentifikasi nilai-nilai budaya serta tata tertib yang berlaku. Melalui diskusi kelompok, simulasi, dan role-playing, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana berinteraksi secara positif dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kerja sama tim dan kepedulian terhadap keberagaman
  • 7. budaya dapat memperkuat aspek kesadaran sosial dan empati dalam konteks kehidupan sehari-hari di SMK. 2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru : Guru dapat memulai dengan membuka diskusi mengenai nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat atau lingkungan sekitar sekolah. Dengan membawa studi kasus konkret, guru memberikan contoh situasi sosial yang melibatkan aspek budaya atau tata tertib, mendorong siswa untuk menganalisis dampaknya. Melalui kegiatan kelompok, guru memfasilitasi diskusi mendalam untuk memahami perspektif beragam dan merangsang keterampilan berempati. Siswa juga dapat diajak berpartisipasi dalam simulasi atau role-playing, memungkinkan mereka mengalami secara langsung interaksi budaya yang berbeda. Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan umpan balik konstruktif, dan mengarahkan refleksi siswa tentang pengalaman tersebut. Selain itu, guru dapat mengintegrasikan kegiatan ekstrakurikuler atau proyek kolaboratif yang menekankan nilai-nilai sosial dan budaya, menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan kesadaran sosial dan keterampilan berempati siswa di SMK. 3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid : Guru secara penuh perhatian menyampaikan pesan kepada murid mengenai pentingnya pengembangan kesadaran sosial dan keterampilan berempati dalam konteks budaya atau tata tertib. Guru mengajak murid untuk merenung tentang nilai-nilai budaya yang mendefinisikan masyarakat di sekitar mereka. Dalam diskusi kelompok, guru mendorong murid untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait perbedaan budaya serta mencari
  • 8. pemahaman bersama. Guru memberikan contoh konkret melalui studi kasus, mengilustrasikan bagaimana keberagaman budaya dapat memperkaya interaksi sosial. Dengan penuh dukungan, guru mengajarkan murid untuk mendengarkan dengan empati, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan positif dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Pesan tersebut didorong melalui kegiatan praktis di mana murid dapat merasakan secara langsung tantangan dan keberagaman dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib, memperkuat pemahaman dan keterampilan sosial emosional mereka. 4. Penjelasan tentang tujuan : Tujuan dalam pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya pada kompetensi kesadaran sosial dan keterampilan berempati dalam ruang lingkup budaya atau tata tertib, adalah mengembangkan siswa menjadi individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang keberagaman, menghargai perbedaan budaya, dan mampu berinteraksi secara positif dalam masyarakat. Melalui pembelajaran ini, SMK bertujuan membentuk siswa yang memiliki kesadaran sosial tinggi, keterampilan berempati yang kuat, serta dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja yang multikultural. Keterampilan berhubungan sosial – daya lenting (resiliensi) 1. Teknik : Pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya dalam kompetensi keterampilan berhubungan sosial, mengedepankan teknik daya lenting atau resiliensi dalam konteks budaya dan tata tertib sekolah. Guru dan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang mendorong
  • 9. pemahaman dan pengembangan resiliensi, seperti diskusi kelompok tentang tantangan sehari-hari di sekolah, peran model positif, dan simulasi situasi konflik. Selain itu, pembelajaran juga melibatkan unsur budaya sekolah, dengan memfokuskan pada nilai-nilai yang diterapkan dalam tata tertib. Guru memfasilitasi pembelajaran adaptif, mengajarkan siswa untuk menghadapi ketidakpastian dengan positif, dan membangun rasa tanggung jawab terhadap budaya sekolah. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan beradaptasi, menyelesaikan konflik dengan bijak, dan memperkuat hubungan sosial yang positif dalam lingkungan belajar mereka. 2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru : Guru perlu memfokuskan pada keterampilan berhubungan sosial, terutama daya lenting (resiliensi), dengan mengintegrasikan budaya dan tata tertib sekolah. Guru harus menciptakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan siswa untuk mengatasi rintangan, dan mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang dapat memperkuat resiliensi. Melalui diskusi, simulasi, dan peran model positif, guru membimbing siswa dalam memahami dan mengatasi konflik serta membangun hubungan positif. Dengan demikian, guru berperan kunci dalam membentuk siswa SMK yang memiliki keterampilan berhubungan sosial dan daya lenting yang kokoh dalam konteks budaya dan tata tertib sekolah. 3. Penjelasan tentang apa yang dilakukan pada murid : Murid diajak untuk aktif mengembangkan keterampilan berhubungan sosial, khususnya daya lenting atau resiliensi, dengan mempertimbangkan budaya dan tata tertib sekolah. Melalui kegiatan diskusi, permainan peran, dan refleksi pribadi, murid belajar mengidentifikasi
  • 10. tantangan dalam lingkungan sekolah dan mengembangkan strategi mengatasi masalah. Mereka diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun solidaritas dan pengertian terhadap budaya sekolah. Dengan demikian, murid tidak hanya meningkatkan kemampuan interpersonal, tetapi juga mampu memperkuat daya lentingnya dalam konteks nilai dan norma yang berlaku di sekolah. 4. Penjelasan tentang tujuan : Tujuan pembelajaran sosial emosional di SMK, khususnya dalam keterampilan berhubungan sosial dan daya lenting (resiliensi), adalah membekali murid dengan keterampilan interpersonal dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Melalui pemahaman budaya dan tata tertib sekolah, siswa diajarkan untuk membangun hubungan yang positif, menangani konflik dengan bijak, dan menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan. Tujuan ini tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, tetapi juga membantu siswa mengembangkan kemampuan adaptasi yang diperlukan di dunia kerja. Dengan demikian, pembelajaran sosial emosional bertujuan mendukung pertumbuhan holistik siswa SMK agar menjadi individu yang tangguh dan dapat berkontribusi positif dalam masyarakat. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab 1. Teknik : Teknik yang efektif untuk mengembangkan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam konteks budaya atau tata tertib sekolah melibatkan beberapa aspek. Guru dapat memanfaatkan pendekatan kelas yang berpusat pada siswa, mempromosikan kerjasama antar siswa, dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam setiap aktivitas pembelajaran. Pertama, guru dapat mendorong diskusi kelompok yang melibatkan siswa
  • 11. dalam merinci situasi keputusan yang berkaitan dengan budaya atau tata tertib sekolah. Melalui dialog terbuka, siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang relevan dan merumuskan keputusan yang bertanggung jawab. Selanjutnya, simulasi situasi nyata yang terkait dengan tata tertib sekolah dapat membantu siswa mempraktikkan keterampilan pengambilan keputusan secara kontekstual. Dengan mendekatkan pembelajaran pada realitas budaya dan tata tertib sekolah, siswa dapat mengasah keterampilan sosial emosional mereka, membentuk karakter yang tanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan membuat keputusan yang bijak. 2. Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru : Guru dalam pembelajaran sosial emosional di SMK fokus pada kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelompok. Mereka membimbing siswa untuk menganalisis situasi keputusan yang berkaitan dengan budaya atau tata tertib sekolah, mempromosikan pemahaman nilai-nilai budaya, dan mendorong siswa merumuskan keputusan yang tepat. Melalui simulasi situasi nyata, guru memfasilitasi pengalaman praktis siswa dalam menghadapi tantangan keputusan sehari-hari yang terkait dengan norma-norma budaya di sekolah. Pendekatan ini memberikan landasan kuat bagi siswa SMK untuk mengembangkan keterampilan sosial emosional dan karakter yang bertanggung jawab. 3. Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid : Guru pada pembelajaran sosial emosional di SMK seharusnya memberikan arahan kepada murid dengan mengedepankan nilai-nilai tanggung jawab dan budaya sekolah. Mereka dapat
  • 12. mengatakan kepada murid bahwa pengambilan keputusan yang bijak harus mempertimbangkan norma-norma budaya dan tata tertib di sekolah. Pesan-pesan seperti menghargai keragaman, mematuhi aturan, dan memahami dampak keputusan terhadap lingkungan sekolah menjadi fokus utama. Dengan mendukung dialog terbuka dan simulasinya, guru mendorong murid untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, membentuk karakter yang bertanggung jawab, dan memahami pentingnya keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan norma sekolah. 4. Penjelasan tentang Tujuan : Tujuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab terutama dengan fokus pada budaya dan tata tertib sekolah, adalah membentuk siswa yang memiliki karakter tanggung jawab dan sensitivitas terhadap nilai-nilai budaya. Melalui pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan interpersonal, memahami konsekuensi keputusan terhadap lingkungan sekolah, dan merespons dengan bijaksana terhadap norma-norma budaya. Dengan demikian, tujuan tersebut bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan sosial emosional siswa, membekali mereka dengan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam konteks budaya dan tata tertib di sekolah.