SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Cakrawa.la Pendldlkan Nomor 2, Tahun X , Junl 1991
Tinjauan Buku Secara Kritikal:
ERICH FROMM: TO HAvE OR TO BE?
Judul Buku
Penulis, '
'Tebal Halaman
Bentuk Buku
Tahun Terbit
Penerbit
Kota
Peniiljau
: To Have or ToRe?
: Erich Fromm
: 203 halaman
: Ukuran kecil (pocket)
: Cetakan ke-2, Agustus 1-982
: Bantam Books'
: New York
: Sodiq A. Kuntoro
P~ngantar
, .. Buku yang ditulis oleh Erich Froinm,seorangahli psi-
koanalisis dengan judul: To Have or To Be?,inerupakan ana-
lisis kehidupanrriasyaratak industd y,mg' dipanc;lahg mengarah
pada kehidupan yang kurang sehat. Ma~yarakat j:ndustri "di
negara Barat mengembangkan pola kehidlipanyang bersifat
hedonistik seolah-olah terus menerus mengejar kepuasan
sebagai kebutuhan memenuhi keinginanyapg.tida.k terbatas~
Pengejaran kepuasan dari semua keinginari- bukan merupakan
kondisi yang baik bagi pengembangan manusia - yang sehat
dan bukan juga jalan bagi kebahagiaan. Kenikmatan sebagai
kepuasan suatu keinginan tidak dapat menjadi tujuan hidup
karena' kenikmatan semacam itu akandiikuti oleh -ketidak-
nikmatan dan dengan demikian membuat manusia tetap jauh
terhadap tujtian yang ingin dicapai.
Masyarakat ihdustri yang kapitalistik cenderung men-
_dasarkan kehidupan pada konsumsi 'yang" rriaksimal. -Konsumsi
maksimal ini tentu sajatidak ada batasnya. Sedang kemam-
puan sumber alam untu-k dapat memJ;jerikan bahan kebutuhan
inempunyai keterbatasan. Pengejaran konsumsi secara maksi-
mal ini akan mendorong pada terjadinya kerusakan lingkung-
an 'hidup manusia, dan lebih jauh akah menghancurkan sendi,-
sendi-"keIangsunga,n hidup manusia:. Kebutuhan hldup' bukan
'lagisebagai kebutuhan yang valid (bemir)objektif, -melainkan
lebih cenderung menjadi kebutuhan dirasakan secara,iubjek-
tyr. Kel;>utuhan dalam bentuk terakhir ini akan meinbaha-y.a-
.~>
130 Cakrawala Pendldlkan Nomar 2, Tahun X, Junl 1991
k"nbagi pertumbuhan 'manusia dan kebutuhan dalam bentuk
pertama lebih mendukung pertumbul1an manusia yang sehat.
Konsep kepuasan yang tidak terbatas membimgun
suatu kontradiksi Y1l-ng aneh, yaitu pt'merimaan terhadap etik
bekerja keras dan bermalas-rrwlas secara total pada <,vaktu'
liburan. Etika bekerja keras diterima sebagai kegiatan untuk
mengumpulkan dan, m'Cmiliki semaksimal mungkin benda atau
uang dan bermalas-malas S'ecara total untuk dapat apa yang
telah dimiliki. Rutinitas .·kerja k';ras dalam sistem birokrasi
'besar di satu sisi, dan menikmati TV, mobil, atau seks dalam
situasi bermalas-ma:Ias ,di sisi lain merupakan kontradiksi
yang diterima secarp',tidak ,dapat dihindarkan. Kepuasan
kedua-duanya seolah-olah menjadi tujuan hidup manusia abad
sekarang.
Dampak kehidupan masyarakat industri akan merr.pe-
ngaruhi perilaku orang dan lebih jauh akan mempengaruhi
perangainya '(karakternya). Egoisme berkembang, men'jadi. " / .
karakter masyarakat,industri kapitalistik. Egoisme berarti
bahwa orang (saya)" 'menginginkan semua untuk dirinya (diri
saya). Eg'oisme berarti memiliki bukan memberi, yaitu m,e-
miHki 'sesuatu yang ·memberi kepuasan., Begitu orang akan
menjadi tamak sebab tujuannya adalah memiliki, dan orang
menjacli antagonisfik ,denga!, orang lain, yang melihat.orang
lain se1:>agai objek yang dapat diperas, atau dimangsa untuk
mengejar kepuasanny1i,. Namun demikian, orang tidak, akan
menjadi puas karena ,tidak adaakhir dari kepuasan; Orang
menjadi 'cemburu padaorang lain yang memiliki lebih dim
menjadi takut terhadflp orang lain yang miskin. Akan tetapi,
orang' harus berpura"pura, menyembunyikan semua perasaan
itu dan berbuat setal'a tegar seolah seperti manusia yang
baik, rasional, danbijak.
Semangat. untuk memiliki' akan 'mendorong pad,a per"
musuhan atau pepetangan, antarkelompok, individu, atau,
,negara dalam /masyarakat dunia. Sebab, selama orang ingin
meiniliki lebih untuk diri mereka sendiri maka: tidak dapa:
dihindarkan akan terjadi perebutan, pengelompokan ~las
sosial, dan permusuhan. KetamaKan akan menghalangi per-
ciamaian. Ketamakan 'dan perdamaian tidak dapat hidup be'r-'
'dampingan ' karena '. bertentan:gan dalam prinsip. 'Masya:;'akat
komunis yang berpropaganda membangun' sistemnya bebas
dori, perbedaan kelas sosial ternyata merupakan suatu cerita.
Tinjauan Buku Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 131
rekaan (fiksi) karena sistem masyarakatnya tetap .didasarkan
pada prinsip konsumsi tidak terbatas sebagai tujuan hidup.
Masyarakat kapitalis dan komunis sama dalarnhal·pengejar-
an kepuasan material sebab apa yang ingin dicapai masya-
rakat komunis adalah melimpahnya' objekmaterial bagi
semua orang. Ini merupakan. bentuk. borjuasi bagi semua
orang. Masyarakat komunis sama dengan masyarakat kapita:I-
is mendasarkan pada ketamakan rilaterlai sehihgga tetap
menimbulkan pertentangan kelornpdk atau kelas. sosial.
Erich Fromm memandang bahwa karaktermasyarakat
yang bersifat tamak, egoisme, dan mementingkan;diti sendiri
adalah ,sebagai hasil da"i lingkungan.sosiaJ. D:;>larn masyara-
kat primitif karakter seperti itu .tidak· tarnpak.' Altan tetapi,
dalam masyarakat industri di·mana rnesinekohorni dipa.ndang
sebagai· wujud yang mandiri,' perkembangannya ,ditentukan
6leh'huktimhya sendiri (hukum ·ekonomi) rila.ka mimyebabkan
peJikembangan perilaku ekonomi rnertjadl terpisah 'dari' etij{a
'dannilai-nilai kemanusiaan.Pendei'itaanburuh dao kehan-
curan industri kecil untukmemberi ·kes¢qrpatan·berkembang-
nya industri raksasa dipandang sebaga,k kep,imtingan ,ekonomi
dan ini seolah-olah harus diterima seh",gai hasil dari hukurn
ekonomi.' .. ,
Dalam sistem ekonomi serilacam·itu· ,rnanusia menjadi
sub-ordinate dari sistem e;konorni dan pci>litik~ N!'a:nusiil, men-
jad; menyerah pada hukum ek6riomi dan;'menjadi ':sekedar
instrumen bagi mekanisme ekon()mi dan politik~ Etika kema-
nusiaan menjadi tidak mampurnehgontrol rilekanisme ekono-
mi. Pertanyaan yang timbul bukan lag~:apa yang baik bagi
manusia? Akan tetapi, per'tanyaahnyamenjadi apa yang baik
bagi perturnbuhan sistem' (ekonomi)? Mungk-in asurnsiyang
meh'yertai adalah bahwa perkeinbahgah' yang' baik . bagi
sistem ekonomi akan beratti juga, baik bagi· martusia.
Kenyataan dalam sistem eKonorni industrial 'yang berkern-
.bang· m'enjadi raksasa, yang seca'ra' ekonorilimembawilke:"
untungan besar, rilendcitong 'manusi,;, mimjadi berka,rakter
tamak, egoisme, dan mementingkan' diri sendiri. Terdapat
rasionalisasi dari masyarakat industri yang seolah-olah me-
nolak pandangan bahwa karakter tarnak dan egoisme, itu
. merupakan produk sisterile;kOrlOfui;. tetapi·.rnemandang .itu
sebagai sifat alami manusia. Bahkan'.merekamemarldang
rnasyarakat di mana tidak terdapat sifat tamak dan egoisme
132 Cakrawala Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991
adalah sebagai kehidupan primitif dan warga masyarakatnya
dipandang sebagai kekanak-kanakan. Tentu saja ini adalah
merupakan rasionalisasi, unt,uk berpura-pura menyerribunyi-
kan kelemahan dirj,nya dengan berpenampilan tegar dan
rasional. ,..,'
•
Dari uraian di atas menampilkan argumen bahwa sifat
karakter manusia dihasilkan bleh suatu sistem ekonomi.
Perilaku ekonomi kita ak~n menghasilkan masyarakat yang
tidak sehat dan juga !Uanusia yang sakit. Akan tetapi,
terdapat argumen yang berbeda yang menghendaki perubahan
mendasar karakter manusiasebagai upaya alternatif meng-
hindari kehancuran lingkungan dan kehidupan manusia. Erich
Frqmm menggunakan argumentasi, M.D. Masarovic dan, E.
Pestel bahwa untuk menghindari kehancuran kehidupan' umat
manusia diperlukan perubahan sistem ekonomi d,an teknologi
yang drastik. Perubahansemacam itu hanya mungkin terjadi
'jika terjadi perubahan yang fundamental mengenai nilai dan
sikap, yaitu sikap dan' etika baru terhadap alam; E.,F'. $chu,-
macher, seorang ahli ekonomi teta'pi juga seorang humanis,
menuntut perubahan radikal mengenai sistem sosial. Dia ber-
argumentasi bahwa sistem sosial kita sekarang membuat kita
semua menjadi sakit, dan kita akan dihadapkan pada, kehan~
,"uran', ekonomi, jika tidak kita lakukan perubahan sistem
sosial secara drastik. Kelangsungan fisik kehidupan !Uanusi"
tergantung, pada perubahan radikal pada hati maOusia., -Akan
tetapi, perubahan hati manusia hanya mungkin terjadi jika
ter,dapat perubahan, sistem'sosial, yaitu sistem sosial yang
memberi kesempatan hati manusia berubah. '
, Para ,Pemimpin masyarakat se;karang mencoba meng~
hindari kehancuran kehidupan manusia aengan melalui ,mela-,
k!-,kan kegiatan ,konferensi, resolusi, pernyataan perlucutan
senjata, semua itu memberi kesan bahwa permasalahannya
slldah difahami dan,sesuatu telah dikerjakan untuk meme-
cahka,n nya. Akan tt"tapi, nyatanya tidak terjadi perubahan.
Untyk ,menghindari kehancuran kehidupan manusia, ,Erich
F',r,omm, kurang mempercayai atau meragukan model-model
ek~;mollli, k,,-pitalistik, model komunis, dan model fasisme
oforitek, ,Dia ,mempercayai perubahan karakter manu,sia
menujukarakter yang sehat dengan ,cara melalui pengeJj1-
bangan kehidupan dengan model me;njadi, yaitu meJljadi did
yang berkembang (mode of being), bukan kehidup"n dengan
.~"
Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be? 133
model memiliki (mode of having). Model kehidupan pengem-
bangan diri (mode of being) akan mendorong kehidupan dan
masyarakat yang sehat, sedang' model kehidupan memiliki
(having mode) akan mendorong kehidupan yang tidak sehat,
ketamakan, pertentangan, dan penindasan.
Memahami Perbedaan Having Mode dan Being Mode
Perbedaan modus memiliki dan modus menjadi (per-
kembangan menjadi diri) tidak menunjukkan pada. pengertian
umum. Memiliki adalah fungsi normal dari' kehidupan kita;
supaya hidup kita harus memiliki benda (harta). Memiliki
harta dalam batas normal untuk memenuhi kebutuhan hidup
adalahwajar bagi kelangsungan hidilp manusia dan bagi per-
kembangan dirinya. Akan tetapi lebih dad itu, dalam budaya
di· mana tujuan kehidupan untuk 'memiliki. memiliki lebih
.banYak dan lebih banyak lagi, inaka nilai manusia akan
. ditentukan dari jumlah pemilikan benda, seolahcolah jika
seseorang tidak memiliki harta maka nilai idirinya menjadi
tidak ada. Modus memiliki merupakan' modus' ketamakan
untuk mengkonsum (makan) dan memiliki benda,··
Dalam masyarakat industri sekarang adanya kecende-
rungan lebih didominasi kehidupan' dengan modus memiliki,
maka perbedaan dua modus Kehidupan,yaituinodils inemiliki
(having mode) dan modus menjadi (bei;'g mode) sulH 'dilaksa-
nakan. Batas-batas kewajaran untuk memHiki 'b'ehda sebagai
pemenuhan hajat hidup manusia adalah'· menjadi sangat suIit
ditentukan dan orang menjadi l",bih berpegang . pada suatu
ukuran yang relatif. Namun demikian;' Erich Frommmelihat
.adanya kecenderungan perbedaan dlla modus' kehidupan itu
dengan dampaknya yang ·berbeda terhadap karakter individu
dan karakter sosial masyarakat.
Karakter memiliki 'yang dima.nifestasikan individu
adalah menguasai objek,' dan',karenamenguasai' objek maka
berarti mencabut hak hidup dari objek ter$ebu't. Oleh karena
itu, karakter memiliki berarti terdapat konota'"i destruktif,
yaitu menghancurkan sesuatu yang hldup dan memperlakukan
seperti objek mati. Misalnya, jika kita melihat suatu bunga
yang kedl tetapi indah yang hidup bebas dalam Iadang terc
bilka, kemudian kita mencabut batairg dan akar bunga terse-
. but, maka di sini terdapat konatasi destruktif terhadap
134 Cakrawala Pendldikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991
kehidupan bunga tersebut. Untuk menikmati keindahan bunga
itu maka cara yang. dilakukan adalah destruktif dengan
mencabut akar bunga itu .sehingga mematikan kehidupan
bunga tersebut. Ini merupakan manifestasi karakter memi-
liki. Mobil sebagai objek pemilikan mungkin tidak banyak
menimbulkan masalah karena mobil adalah bendaroati yang
seolah-olah tidal<: roemiliki hak untuk mempertahan!}an eksis-
tensinya. Akan tetapi, wanita, anak, atau manusia sebagai
objek pemilikan tentu akan menimbulkan masalah sebab jika
rnenjadiJ<an wanita dan anak sebagai objek pemilikan berarti"
melakukan tindakan destruktif terhadap .hak . eksistensi
sebagai pribadi atau sebagai mariusia yang memiliki kemer-
dekaan.
Sebaliknya, karakter menjadi (being 'character} dima-
nifestasikan cialam bentuk memberi, menjaga, dan kebersa-
maan, dan karena itu karakter menjadi terdapat konotasi'
. memelihara dan mendorong kehidupan, menghormati eksis-
tensi dan. kemerdekaan. Dalam. karakter menjadi tidak.
terdapat konotasimenghancurkan atau mematikan, sebalik.-
nya yang ada adalah konotasi, menghidupkan. ,Kita dapat
memberi misal yang sangat relevan dengan modus menjadi.
Jika kita berjalan di suatu ladang terbuka dankemudian
menyaksikan bunga indah yang sedang mekar secara bebas,
kita menjadi senang menyaksikan keindahan bunga yang
tumbuh 'bebas itu. Kesenangan kita tidak mengusik kehidupan
dan .kemerdekaan bunga itu, tetapi kesenangan dalam kede-
katan dan kebersamaan dengan bunga yang indah itu. Kita
tidak mencabut akar dan batang bunga yang akan menyebab-
,kan kematiannya, tetapi menjaga bunga tersebut agar tetap.
hidup dan menampilkan keindahannya. Kita secara terus
menerus dapat menyaksikan dan memperoleh kegembiraan
hati dengan melihat bunga yang indah itu hidup dengan
kodrat alaminya. Versi lain dapat juga masih relevan dengan
modus menjadi. Jika kita melihat bunga' yang indah yang
sedang tuml:>uh, respons kita mungkin kita memindahkan
tan",h di m<j.na akar dan batang bunga itu hidup ke, dalam
suatu. pot, dan selanjutnya kita ra'wat dan kita pelihara agar
bunga tersebut dapat hidup dengan indah di halaman kita
sebagaimana bunga hidup indah di alam bebas~ Jika kita
mencintai seseorang dalam modus.menjadi, maka tindakan
cinta kita tidak akan membuat sese6rang itu hancur, mencie~
Tinjauan Buku Secara Kritikal: Edch Fromm: To Have or To Be? 135
rita, dan merasa tertindas. .Mencintai seseorang' adalah
memberi, menjaga, dan mendorong untuk tumbuh dan hidup,
bukan sebaliknya menghancurkan dan mematikan.
Kehidupan masyarakat dengan modus memiliki (having
mode) mengandung karak:ter yang destruktif patologik.
Kepuasan manusia untuk menikmati benda atau jasa tidak
ada batasnya, kepuasan. selalu menimbulkan ketidakpuasan,
seperti rasa keserakahan dan ketama'kan untuk memiliki dan
menguasai benda sebagai <>bjek pemu1lsan diri tidak memiliki
batas akhir. Konsumsi dalam. bati'ls l!ntuk memenuhi hajat
hidup dan perkembang1ln manusia adal1lh wajar, tetapi
konsumsi yang berlebihan melebihi kebutuhan h1ljat hidup
adal1lh suatu bentuk keser1lkahan d1ln ketamak1ln. Konsumsi
dan pemilikan yang ser1lk1lh menimbulk1ln kehancuran 1l1am,
ketidak1ldilan, perebutan d1ln per1lmpas1ln h1lk orang lain, d1ln
lebih jauh menimbulk1ln pertentang1lnatau peperangan. antar
individu, kelompok sosial, b1ll1,gsa .dalam masyarakat duni1l.
Jika modus memilikidalam kehidupan masyarakat
tidak terkendalikan maka kecendertmgan untuk menghancur-
kan orang lain demi konsumsi dan 'pemilikan" tidak dapat
dielakkan. Manusia menjadi serigala' terhadap manusia lain.
. Pemilikan dapat berupa pemilikan benda, kekayaan, kekuasa-
an, kedudukan,' pengetahuan, teknologi, bahkan pemilikan
terhadap orang lain, dan egonyasendiri. Dengan. pemilikan
itu seml!a manusia dapat menjadikan orang: lain sebagai
objek pengendalian, objekman~puiasi, pengontrolan, dan
tindakan yang semena-mena yang menyakitkan martabat
manusia. Dengan konsep pemilikan maki'l manusia mengubah
suatu wujud kehidupan menjadi sUatu' wujud benda yang
mati. Seorang laki-laki )fang memiliki wanita mungkin seba-
gai isterinya, dalam modu.s meiniliki, mendorong dia untuk
menguasai wanita' itu sebag1li objek, baik sebagai objek
kepuasan, kebanggaan, bahkanobjek kehormatan. Dalam
kondisi seperti ini terdapat unsur destruktif menurunkan
martabat manusia yang hidtip denga~ kepribadian dan kemer-
dekaannya menjadi'instrumen' atau alat. bagi orang lain.
Dalam kehidupan' abad' industri sekarang kecenderung-
an ke arah kehidupan dengan modus memiliki, menurut
Fromm, ditunjukkan juga· dalam perkembangan penggunaan
bahasa. Dalamperkembangan bahasa sekarang lebih banyak
muncul penggunaan' kata· benda dan penurunan penggunaan
136 Cakrawala Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991
kata kerja. Suatu kata benda (noun) menunjukkan secara
jelas suatu benda. Saya dapat mengatakan "saya memiliki
benda": seperti saya memiliki sebuah, rumah, sebuah meja,
sebuah buku, sebuah mobil. Penunjukkan sl)atu kegiatan atau .
aktivitas, suatu proses, aadalah suatu kata kerja (verb):
seperti saya mendntai, saya mengharapkan,saya menderita,
dan lain-lain. Pada perkembangan bahasa sekarang suatu
a tivitas sering diekspresikan dalam ungkapan memiliki
(having); kata benda dipakai sebagai ganti kata kerja.
Sebenarnya suatu yang aneh bahwa suatu kegiatan atau
proses dinyatakan dalam ungkapan pemilikan. sebab kegiatan
hanya dapat dialami atau dirasakan, bukan dimiliki.
Penggunaan ungkapan: "Saya memiliki sakit" sebenar-
nya ini untuk mengungkapkan suatu penderitaan atau perasa-
an sakit sehingga ungkapan suatu proses seharusnya meng-
gunakan kata kerja; yaitu saya sakit atau saya merasakan
sakit. Saya memiliki sakit sebe!).arnya .suatu ungkapan yang
aneh sebab sakitbukan suatu benda yang dapat dimiliKi. ini
menunjukkan suatu proses alienasi diri manusia dari apa
yang dilakukan. Ungkapan· "Saya bekerja s-=bagai guru" lebih
menunjukkan penghayatan proses atau kegiatan sebagaiguru,
tetapi kita juga biasa mengatakan "saya meiniliki kerja
sebagai guru" yang cenderung kurang menunjukkan·peng-
hayatan proses atau kegia-t'm•. Begitu juga ungkapan "Saya
memperisteri si Dian lebih menunjukkan suatu proses· kehi-
dupan sebagai suami-isteri, sedang ungkapan "Saya memiliki
isteri si Dia" cenderung menjadi aneh, yaitu menjadikan
isteri sebagai barang yang dimiliki. Ungkapan semacam itu
pada kehidupan sekarang oa,nyak sekali digunakan, dan, ini
merupakan suatu gejala actanya proses alienasi (keterasingan)
manusia dari apa yang dilakukan. Ungkapan bahasa semacam
itu adalah merupakan ekspresi dari berkembangnya kehidup-
an ke arah modus memiliki' yang cenderung mendorong
karakter ogoisme.
Dalam kehidupan sehari-hari perbedaan modus memi-
liki -(having mode) dan 'modus menjadi (being mode) d~pat
dilihat dalam beberapa confoh. Salah satu contoh adalah
dalam kegiatan belajar. Siswa yang berkecenderungan pada
modus memiliki dalam"belajar akan menekankan pada penulis
semua kata-kata yang diuc'apkan olehguru sehingga akhirnya
mereka akan mudah mengingat catatannya, dan dalam ujian
Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be? 137
mereka cenderung menjawab persis seperti kata-kata yang
digunakan oleh guru. lsi dari pengaji.ran itu tidak menjadi
bagian dari sistem berfikir siswa, dan mereka tidak memper-
kaya atau. memperluaskannya. Siswa menyimpan dan men-
transfer kata-kata guru sebagai materi, dan tidak menang-
kap materi pelajaran dalam bentuk sistem atau proses
berfikir. Murid dan isi pelajaran tetap menjadi terpisah
(alienasil sehingga daya belajar berupa kekuatan mengingat
kernbali kata-kata yang telah disimpan dalam sistem pe-
nyimpanan dalam otak manusia.
Bagi siswa dengan modus menjadi (being mode) memu-
lai belajar (menghadiri pengajaran) tidak dalam keadaan
kosong. Akan tetapi sebaliknya, dia ,sudah memiliki perta-
nyaan dan permasalahan yang ingin dipertanyakan. Dia
memiliki tema-tema yang menarik untuk dipertanyakan. Dia
datang dalam pengajaran bukan hanya secara pasif menerima
kata-kata yang disampaikanoleh guru. Akan. tetapi sebalik-
nya, dia selalu mendengarkan dan menerima dalam cara
yang aktif, yaitu, selalu mempertanyakan apa yang dia
terima. Dia mendengarkan dan menerima pelajaran dalam
cara yang produktif. Dia'menghadapi pelajaran bukan seba-
gai suatu yang harus disimpan seperti sistem bank (banking
system), melainkan menghadapi pelajaran seperti menghadapi
permasalahan yang harus' dipertanyakan. (problem posing sys-
tem). Siswa dengan modus menjadi daJam mengikuti peng-
ajaran lebih menekankan pada proses berfikir dan transfor-
masi konsep atau· ide-ide•. Dalam belajar siswa terlibat
dalam proses berfikit sehingga dirinya dan isi pelajaran tidak
menjadi terpisah. Dia "meresapi dan menghayati isi pelajaran
dalam proses memikirkan atau 'mempertanyakan isi pelajaran
itu.
Contoh lain perbedaan modus memiliki dan modus
menjadi adalah dalam aktivitas mendntai. Bagi orang yang
memiliki modus menjadi, maka aktivitas mendntai seseorang
adalah dalam bentuk' yang produktif,. bukan bentuk yang
mematikanatau menghanc·urkan•. Oleh karena itu, aktivitas
mendntai seseorang mempunyai konotasi; memelihara,
menjaga, memahami, mendorong, merespon. Mencintai sese-
orang berarti menghidupkan dan mendorong kemajuan, bukan
mematikan dan menguasai or~ng .lain. Sebaliknya, bagi orang
dengan modus memiliki maka 'aktivitasdnta akan cenderurig
memiliki konotasi membatasi, mengontrol, memenjara orang
1.38 Cakrawala Pendldlkan Namar 2, Tahun X , JunJ 1991
yang menjadi objek cintanya. Konotasi kegiatan cinta sema-
cam ini adalah mematikan sesuatu yang hidup, menurunkan
martabat manusia menjadi objek dan instrumen aktivitas
cinta.
Modus Memiliki dan Modus Menjadi, Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan Masyarakat
Erich Fromm berpandangan bahwa masyarakat yang
tamak mengejar pemilikan benda atau materi sebagai objek
kepuasan adalah merupakan basis bagi modus kehidupan
memiliki. Dalam masyarakat industri, keingihan memperoleh
kekayaan,. dan mengembangkan kekayaan (misalnya dengan
mengambil keuntungan), dan mereka yang memiliki kekayaan
dihormati sebagai manusia lebih. Persoalannya adalah bagai-
mana orang-orang. yang merupa.kan bagian besar dari anggota
masy",rakat yang tida.k memiliki apa-apa. Bagaimana mereka
memenuhi keinginan untuk memperoleh ·kekayaan, bagaimana
mereka merasa ·seperti pemilik kekayaan jika 'mereka tidak
memiliki kekayaan untuk pembicaraan.
Tampaknya walaupunorang miskin kekayaan mereka
tetap memiliki sesuatu. Mereka menghargai miliknya yang
sedikit seperti orang yang punya menghargai kekayaannya.
Dan seperti juga orang yang. punya, mereka juga mengingin-
kan menyimpan' dan· meningkatkan miliknya wa.laupjln dengan
cara menyimpan sedikit di sini dan sedikit di sana.
Lebih jauh kepuasan yang lebih besar bukan pada pe-
milikan benda material, melainka') pada pemilikan makhluk
hidup. Dalain masyarakat pat,riarchal walaupun seorang pria
da1<nn kondisi miskin mereka dapat merasa memiliki kekaya-
an, seperti hubungannya dengan isterinya,dengan anak-anak-
nya, dengan binatang-binatangnya, di atas itu Semua dia
merasa menjadi master (tuan) mutlak. Memiliki anakbanyak
dapat dipandang atau dirasakan sebagai pemilikan juga yang
memberi kesenangan, WalaU[lUn dengan· penderitaan wanita
(isteri) yang menanggting ~esiko besar dalam melahirkan.
Dalam kondisi semacam ini mungkin w,,;nita lebih banyak
menderita. Walaupun demikian, ibu-ibu juga mempunyai
bentuk pemilikannya ter~endiri, yaitu penguasaan atas anak-
an~ pada waktu merekii. masihkecil. Lingkaran pemilikan
tidak berakhir; suami memiliki (menguasail isteri, ibu memi-
Tinjauan Buku Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 139
Iiki (menguasai) anak-anak, dan remaja pria segera meng-
ikuti bapak-bapak dalam menguasai wanita, dim seterusnya.
Dalam masyarakat industri maju memang terjadi
perubahan. Adanya emansipasi wanita dan anak-anak mengu-
rangi dominasi pria terhadap, wanita dan anak-anak. Namun
demikian, perluasan ketamakan untuk memiliki terjadi
dengan memasukkan ternan, kekasih, barang kesenian, perja-
lallan (rekreasi), bahkan kesehatan sebagai objek pemilikan.
Fromm mengutip pendapat Max Stirner bahwa: Orang
dirubah menjadi benda;, hubungan satu dengan yang lainnya
seperti hubllngan pemilikan. Individualisme dalam arti positif
kemerdekaan dari paksaan sosial, diartikan secara negarif
"Pemilikan' Sendiri" atau' ketamaki>n diri untuk keberhasilan-
nya sendiri. ,
Ego kita adalah meruPakan objek penting dari perasa-
an memiliki sebab egomencakup banyak hal termasuk: tubuh
kita, nama kita, status sosia!" kita, milrk kita (termasuk,
pengetahuan), gambaran ~engenai diri kita, g~mbaran yang
kita harapkan orang lain memandan"g kita. E'go dipandang
sebagai kualitas diri. Akan tetapi, yang jelekadalah ego
dirasakan sebagai' benda yang kita miIiki, dan benda ini
sebagai basis rasa identitas kita.
Pada abad "Sekarang, konsumsi sangat ditekankan,
orang selalu tergila-gila dengan produk barudan orang ingin'
memiliki dan mengkonsum (memakan). Orang beli pakaian,
beli peralatan 'rumah, beli mobil selalu berubah ingin yang
baril. Mungkin yang lama dibuang a tau dijual lagi dan selan-
jutnya beli yang baru, orang selalu ingin memiliki produk
yang paling akhir. Mungkin motto kehidupan sekarang adalah
"Baru adalah indah"; yang berbeda dengan motto zaman dulu
'''Old is beautifu1". Ketamakan" terhadap pemilikan benda
atau produk bar'u (seperti ,mobil) adalah merupakan realitas
kehidupansekarang. Sesuatu behda atau produk yang baru
bukan lagi dipandang secara fungsional, melainkan lebih
dipan<:iang sebagai simbol' kedudukan (status) sosial, pengon-
trolan, stimulus b'aru,' keuntunga'n, dan sebagainya.
Pemilikan terhadap benda menjadi bentuk ketamakan
dilihat dari hubungan' pemilik (subjek) dan benda (objek).
Pemilikan ,itu mengandung arti bahwa subjek (pemiliknya)
permanen (kekaI) dan objek'(benda) jugaperrrianen. Akan
tetapi, apakah betul bah';"',,' subjeknya permanen, dan' begitu
140 CakrawaJa Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 19-91
juga apakah objeknya permanen? Bukankah pemilik (orang)
dapat mati, dan objek (kekayaan, kekuasaan, status) dapat
hilang. Jika demikian, maka pemilikan itu sebenarnya tidak
permanen, pemilikan bersifat temporal transitori dalam
proses kehidupan. Orang yang tamak mungkin merasa bahwa
pemilikan mereka adaiah abadi. Memang bany",k cara untuk
membuat ke",badian suatu keharuman, atau kejayaan, seperti
tindakan membuat' patung, mengawetkan jenazah dalah suatu
musolium, dan lain-lain. Jika suatu pernyataan "Saya menli-
liki 0" dianalisis maka akan t<,mpak bahwa "Saya" adalah·
sudah diwarnai olehpemilikan terhadap O. Maka subjek
(saya). bukan lagi diri saya, melainkan saya adalah apa yang
saya .miliki. Miliksaya menentukan diri s"'ya dan identitas
saya. Dengandemikian, milik menjadi bagian d",ri dirinya.
Dala.m modus memiliki hubungan subjek dan objek
adalah hubungan yang' mati•. Keduanya, benda (objek) dan
pemilik (subjek) adaJah mati. Saya. memiliki sesuatu, berarti
bahwa saya memaksa. sesuatu Uu 'untuk menjadi mati agar
dapat dimiliki. Dengan demikian, objek itu menjadi mati
walaupun dia manusia. Akan tetapi sebaliknya, objek itu
mematikan saya sebab identitas saya ditentukan oleh objek
Uu. Objek mematikan saya. 'Oleh karena itu, dalam modus
memiliki hubungan subjek dan obje{ bersifat patologik,
hubungan yang membatasi, mengontrol, dan mengekang 'per-
_kembangan.
Jika "Saya" adalah "Apa yang saya miliki", kemudian
jika yang saya miliki itu hilang maka kemudian siapa saya.
Oleh karena itu objek pemilikan dapat hilang, maka orang
selalu menjadi khawatir akan kehilangan' apa. yang dimiliki._
Dengan demikian, orang selalu dihinggapi rasa takut, takut
akan pencuri, takut akan revolusi, takut akansakit, takut
mati, takut sesuatu yang tidak diketahui. Dalam kehidupan
dengan modus memiliki maka orang akan dihinggapi penyakit
rasa takut kehilangan -miliknya, kehilangan apa·. yang menim-
bulkan kepuasan, kehilang,m apa yang disenangi.' Dengan
kehilangan apa yang menjadi miliknya orang merasa aKan
kehilimgan kehormatannya, kehilangan p~hghargaan.orang
Jain, 'dan dengan demiki",n merasadirinya tidak ada yang
rrierlghargai lagi; .. -
Masy<;trakat dalarll modus memiliki akarl.. dihinggapi
keinginan untuk ,me-miliki t~rus menerus lebih ba'nyak sebab
'".,
'.'
Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have Or To Be? 141
tanpa milik individu merasa' khawatir tidak memperoleh
penghargaan. Keinginan untuk memiliki lebih 'banyak inilah
yang sebenarnya merupakan sHat 'tamak yang dapat
menimbulkan malapetaka kehidupan, sep",rti perampokan,
pencurian, peperangan, dan pert"',ntal1.gan. "tyfoi:lus kehidupan
memiliki jelas akan menimbulk,m perteiltal1.gan, perang antar
k",lompok, atau bangsa satu ..dengan bangsa lain. Dengan
,pemikiran semacam inilah Erich Fromm sampai pada suatu
kesimpulan: dia tidak mempercayai sist"m kapitalis, komunis
maupun fasisme otoriter untuk' menampilkan masyarakat
yang sehat selama prinsip-prinsip kehidupimnya didasarkan
pada modus memiliki, prinsip hedonistik untuk pengejaran
pemilikan yang tidak ada batasnya., Per,tengkaran, peperang-
an, kerusakan alam, dan kerusakan, kehidupan manusia akan
tetap terjadi manakala manusia tidak mau mengubah sikap
dan nilai hidupnya untuk hidup secara,lebihsehat. Konsep
masyarakat tanpa kelas, masyarakat tanpa pertentangan,
perdamaian dunia, kesemuanya merupakan' ,matu ilusi jika
,kehidupan masih dikuasaioleh kehidupan yang tamak untuk'
memiliki objek pemuasan terus menerus lebih bartyak. Per-
damaian dan hubungan harmonis antarmanusia (bangsa) baru
akan tercapai apabila orientasi kehidupan' modus memiliki
diganti dengan ori",ntasi kehidupan modtls menjadi.
'Dari uraian di atas tampakbahwa Fromm memper-
juangkan sikap dan nilai' baru, yaitu oiientasi kehidupan
"mode of being" di mana sikap ..dan nilaibal:'u iili bel:'!awanan
dengan kecenderungan yang b'erjalan dalam kehidupan
masyarakat 'industri. Kehidupan ,derigan .ofientasi "being"
akan dapat menciptakan kehidupan ,yang lebih sehat" kehi-
dupan yang harmonis, kerjasama, tqlong menolong, saling
mendorong dan saling memajukan.
Modus menjadi (mode Qf'being)'~dalah'penekananpada
manusia yang produktif, dalil:m arti,tidak sekedar manllSia
aktif dalam kesibukan (busyness) fisH", tetapi aktivitas, gi
'dalaril diri.M",njadi. aktifinemtm!lya.~'!<OI1.0tasimemberi .ke-"
sempatan tumbuh pada semua biiwaan· ,Yang dimiliki ,(Hen
seseorang, suatu perwujudan proses'aktualisasi diri. Ini' ber-
arti bahwa aktivitas adalah aktivitas untuk mengeinbangkan
.~~liri,tumbuh dan mekar, mencihtai~anmelE>paskanbelerggu
·'diri. Untuk mengembangkan' ·did" seba'gai '!being" manusia
harus melepaskan dari belenggu" diri, seperti ketamakan,
142 Cakrawa/a Pendldikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991
hidup
modus
mementingk«n' did sendid. Untuk
"being" manusia harus melepask«n
egotisme, dan
dengan modus
memiliki.
Aktivitas dalam penggunaan'mod,eren adalah cenderung
diartikan sebagai suatu kualitas tingkah laku yang mengha-
silkan suatu pengaruh yang dapat dilihat dengan mengguna-
kan energi. Jadi, petani yang mengolah tanahnya dikatakan
aktif; begitu juga buruh-buruh dalam kerja merek<,t'di deret-
an mesin-mesin, penjqal barang yang membujuk langg,man
mereka untuk membeli" dokter yang menghad<,tpipasiennya,
tukang pos yang menjual perangko. Aktivitas, secara luas
adalah tingkah laku yang bei'tujuan yang .diakui secara spsial ,
yang menghasilkan perubahan yang bermanfaat.
Aktivitas dalam arti mpderen menunjukkan hanya pada,
tingkah laku, bukan pada orang di betakang tingkah Jaku.
Aktivitas semacam inY tidak membedakan apakah orang aktif
karena: dorongan dari luar seperti seorang' bUdak, a'tau
karena paksaan intern«l seperti or~ng yang didorongoleh
ke2em«san. Tidak memhedakan' apakah seseorang tert,arik
pada pekerjaannya "eperti seorang tukang kayu atau seprang'
penulis; dan apakah seseorang tidak memiliki kepuasan batin
dengan apa yang .mereka lakukan seperti buruh· dalam
der'etan mesin.
Pengertian moderen aktivitas tidak membedakan
antara aktivitas (aktivity) dan kesibukan (busyness);A:kan
tetapi, sebenarnya' terdapat perbedaan' fundalemtal antara
keduanya yang te,rkait dengan konsep alienasi dan
'npn-alienasi dengan ·aktivit.as tersebut. Dalam aktivitas yang
.. ali.e.nated (menghasilkain keteral'iingan) Saya,:tictak mengal«mi
diJ.-i.s«ya seb«g«i subj",k yang melakukan aktivi.tas, saya;e-
keda!" mengalami hasil aktivitas saya, 'sesuatu y«ng terpis«h
.9.«ri saya. Dalam aktiyit«s yang «lienated, saya tidak sebe-
'.l'larnya melakuk«n, s«ya mel«kukan k«rena paks«an dari luar
',ata,u..:dari dalam. Saya menjadi terpisah :d«ri h«sil «ktivitas
. s~ya.Dalam hal ini orang melakukanbukan'atas dasarminat
·'dan·k<!mauan, lTIelitink«n lTIungkinkarena paksaan atau perin"
.tah orang lain.
Dalam aktivitasyang non-alienated, Saya mengaJami
..-.lit~. saya sebagai su'pjek aktivitas saya.Orang melak1,11<fl'n
,.'0",hgan minat dan kema'Uii.nnya .sehingga- dia meras«ka,n
,kderlibatan dalam ,aktivitasnya.palam hal ini aktivit.l'ls
Tinjauan Buku' Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 143
merupakart manife'1tasi aktivitas mental seseorang. Edch
Fromm menyebut aktivitas semacam ini sebagai aktivitas'
produktif. ' , ,
Orang yang, produktif menghidupkan apa yangdla'
sentuh. Dia, mengembangkan bawaannya semliri ,.d,!:n.
merrtbawa kemajuan bagi orang lain dan memberi rasa hidliP'
pada benda.. Misalnya, seorang guru yang produktif diaak&h
mampu ,mengembangkan dirinya. Kehadirannya daJa~!<el~s
akan membawa nuansa kehidupan dan membawa kem"juan
bagimurid. Mudd menyenangi guru tersebut karena, kehadir"
annya dirasa menimbulkan nuansa kecintaan, kehidupan. 'd,!n
kemajuan, bukan' sebaliknya, nuansa menakutkan" rnerigon- ,
trol, dan membatasi. '
Sebagai manusia kita mempunyai kei.ngina,~ yang
dalam dan inlleren untuk rrtenjadi: manusia aktif, mereali,sasi,
bawaan, ,berhubungan dengan orang lain, membebask,!n;~:d,,:ri
belengguketamakan. Dorongan dari 'lubuk hati yan~' d~lam
inilah yang mendorong. orang untuk hidup denganharniortis
denga,:, lingkungannya, kerjasama, ,saling membantu ,'satu,
dengan lai,:" bukanqorongan egotisme dan kesera,kahah.',
Persoalannya adalah bagaimana menghidupkan dbroiJg~
an .dari dalam lubuk hati ini sehingga manusia 'bet'kembang
menja.di· dirinya ya,:,g manusia""i. Kehidupan yang beikerrl~'
bangdengan dasar. ketamakan dalam masyaralcat .industti
akan menghambat pertumbuhan kualitas ma.nusia yang rna,ni"
siawi. Oleh karena perubahan kehidupan masyarakil.t, meng~ '
gantikan pola kehidl1pan yang berorientasi memiliki' dEifigan
orientasi' rnenjadi adalah suatu tuntqt,!n d,an' tug,!s k<iiilanu,-
siaan. .. ' ..'
. ' ..",
Kesimpulandal1Pembahasan
. i
Dari, analisis kehidupan masyarakat industii" maka
Fromm menarik kesimpulan bahwa orientasi 'keriidtipan
"having mode'! (mQde.memiliki) merupakan stimber bagi kehi~
, dupan yang tidak sehat. Adanya bentuk kecemburiJan sosia1;'
pertentangan,konflik, bahkan peperangan adalah bersunib'er
dari,orientasi kehidupao .yang serakah atau tamak dalam
masyarakat ,industri. Dia tidak mempercayai corak kehiciup,!n
kapitalisme, komunisme, ,dan fasisme qtoriterseb~b pad,a'
dasarnya corak masyarakat itu masih, mend'asarka'n . 'pa,@
144 CakrawaJa Pendidlkan Nomor2,Tahun X" JunI1991
prinsip kehidupan yang mengejar pemilikan dan kepuasan.
yang tidak terbatas.
Untuk membangun masyarakat yang sehat danmanu~
siawi dla mengajukanalternatif penggantian .corak kehidupan
modus memiliki, peng.ejaran pemilikan dan kepuasan yang
tidak terbatas dengan corak kehidupan "modus menjadi"
(being mode), yaitu corak inasyarakat dengan corak pengem-
bangan diri.· Untuk membangun corak masyarakat semacam
itu ban.yak hal harus dilakukan, seperti pengendalian terha-, ,
dap produksi . industri agar tidak. terlalu merangsang dan
meriggoda warga masyarakat untuk konsumsi yang tidak ter-
batas,'pengendalianteknologi dalam batas untuk menjaga
kehidupanmanusla. yang harmonis dengan 'lingkungan ,bukan .
perigemba.;:;gan tekriologi untuk inenguasai" dan inenghancur"
kan 'alam, meniriggalkan pola konsumsi yang berlebihan yang
m,mdorong pada' pemenuhan kepuasan yang tidak terbatas.
!Consep kehidupan dari Schumacher yang digambarkan dengan
"~mall ·is· beautiful" tampak sejalan dengan' .pandangan
Fromm.
Fromm. dala'in membangun kons;'p "being mode" mem-
pergunakan pandangan keagamaan,seperti etika atauajaran
Budha"dan Perjanjian Lama. Ajaran Budhabahwauntuk
d"p?t hidup yang baikma,nusia harus meninggalkan kehidup-
anduniawi .yang matedalistik dan hidup' sebagai petapa.
Begitl.1'jllga ajaran Kristus yang. menekankan pengorbanan
dii;i ..en.diridemi· kesejahteraan orang laln, 'sebagaimana
Kristus·meneriina kematian dirinya demi membawa kesela-
mata'n ora'ng lain. Ajaran semacam !tu mengandung suatu
pengorbanan total yang mungkin hanya dapat dikerjaan oleh
orang pilihan seperti nabi. Bagi orang biasa, bagi Pemikiran'
normal·dan intelektuaj. .tentu agak sulit untuk mewujudkan.
Dalam pandangan hidup Pancasila di negara kita,
tujuan hidup. yang ingin kita capai adalah keharrrionisan
kehidupan material dari spiritual, kesejahteraan fisik dan
me"ta,li' kehidupari dunia dan akhirat. Tujuan.. kehidupan
.sernacam ini tentu menolak pada pola kehidupan yang dida~
sarkaripada pengejaran material dan kepuasan' yang tidak
ada batasnya. Dalam ajaran (Islam) kehidupan yang harmonis
an.tara kehidupan material dan spiritual, ahtara kehidupan
dunia' danakhirat adalah'merupakan dasar bagi kehidupan
yang p,enuh dengan .iman dan betaqwa,an. Islamlebih realistis
Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be?
dalam memanda:ng materi sebab Islam tidak menganjurkan
untuk meninggalkan material. Untuk hidup dan pengembang-
an diri manusia tetap membutuhkan mater!, pemilikan benda
dan kekayaan. Bahkan nabi me~ganjurkan umat; untuk
bekerja keras seolah-oIah kita akan hidup terus, dan melaku-
kan ibadah seolah-oIah kita akan meninggaI besok.
Begitu juga terdapat konsep dalam' Islam bahwa harta,
milik adalah sebagai titipan (titipan Yang Maha Kuasa). Ini
berarti bahwa orang yang memiliki sebenarnya mereka tidak
memiliki sebab mereka hanya menerima titipan. Kekayaan
seperti harta, isteri, anak, kedudukan, kesehatan, penghar-
gaan, bahkan hidupnya sendiri sewaktu-waktu dapat hilang.
Apa yang, menjaga kemuliaan orang pada dasarnya adalah
ketaqwaan. Konsep milik sebagai, titipan pada dasarnya
mengandungprinsip: 1) harta milik tidak bersifat kekal, 2)
harta milik sewaktl-waktu dapat hilang" 43) orang' harus
menerima dengan tabah (tidak boleh takut) jika terjadi
perubahan, 4) orang harus memelihara sebaik-baiknya titipan
(milik) yang telah dipercayakan pada dirinya, 'S) orang harus
lebih mementingkan pengembangan kualitas kehidupan, yaitu
ketaqwaan. Jika kita berfikir semacam itu, maka itu berarti
suatu modus "being", bukan modus "having".
Modus "being" ,dalam pendidikan tentu merupakan
konsep pendidikan yang lebih manusiawi, sedang, modus
"having" lebih mendorong pendidikan yang kurang manusiawi
yang 'mungkin bersifat opresif. Untuk mengembangkan
manusia yang produktif maka pendidikan harus' dikembangkan
dalam modus "being". '

More Related Content

What's hot

Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 
Auguste comte
Auguste comteAuguste comte
Auguste comteBang Onno
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosial
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosialKetidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosial
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosialAbdus Salam
 
Alienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl MarxAlienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl MarxSatrio Arismunandar
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERprimagraphology consulting
 
Bab ii teori pertumbuhan ekonomi
Bab ii   teori pertumbuhan ekonomiBab ii   teori pertumbuhan ekonomi
Bab ii teori pertumbuhan ekonomiOpy Cynthia
 
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakat
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakatBab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakat
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakatBudionoDrs
 
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan Masyarakat
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan MasyarakatTajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan Masyarakat
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan MasyarakatTharwati
 
Sistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoSistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoRyunRun
 
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakat
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan MasyarakatBab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakat
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakatnursyafiqahy
 

What's hot (14)

Sosialisme
SosialismeSosialisme
Sosialisme
 
Eko
EkoEko
Eko
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 
Auguste comte
Auguste comteAuguste comte
Auguste comte
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosial
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosialKetidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosial
Ketidakadilan sosial dan timbulnya pertikaian sosial
 
Alienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl MarxAlienasi Manusia Menurut Karl Marx
Alienasi Manusia Menurut Karl Marx
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
 
Bab ii teori pertumbuhan ekonomi
Bab ii   teori pertumbuhan ekonomiBab ii   teori pertumbuhan ekonomi
Bab ii teori pertumbuhan ekonomi
 
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakat
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakatBab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakat
Bab 1 fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di m asyarakat
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
 
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan Masyarakat
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan MasyarakatTajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan Masyarakat
Tajuk 1 : Pengenalan Sekolah Dan Masyarakat
 
Sistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoSistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi Komando
 
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakat
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan MasyarakatBab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakat
Bab 1: Pengenalan Sekolah dan Masyarakat
 

Similar to TO HAVE OR TO BE

Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDavid Jones
 
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docxMadi258747
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiJan Purba
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamwasunu
 
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfBuku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfNoorLailyFitriyati
 
Sosiologi & Budaya.ppt
Sosiologi & Budaya.pptSosiologi & Budaya.ppt
Sosiologi & Budaya.pptNurtiGea1
 
Kapitalisme (blog)
Kapitalisme (blog)Kapitalisme (blog)
Kapitalisme (blog)Suarakamoo
 
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptxPipitFitriyah4
 
Pengantar Sosio Antrop.pptx
Pengantar Sosio Antrop.pptxPengantar Sosio Antrop.pptx
Pengantar Sosio Antrop.pptxprihma
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoSaddam Tjahyo
 
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Irvan Berutu
 
Makalah bisnis sosialisme dan komunisme
Makalah bisnis   sosialisme dan komunismeMakalah bisnis   sosialisme dan komunisme
Makalah bisnis sosialisme dan komunismeErwin Sugito
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBudionoDrs
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBudionoDrs
 

Similar to TO HAVE OR TO BE (20)

Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
 
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
13 Tokoh Sosiologi di Dunia dan Teorinya.docx
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisi
 
Perubahan Sosial
Perubahan SosialPerubahan Sosial
Perubahan Sosial
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islam
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Teori Sosiologi Komunikasi
Teori Sosiologi Komunikasi Teori Sosiologi Komunikasi
Teori Sosiologi Komunikasi
 
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfBuku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
 
Sosiologi & Budaya.ppt
Sosiologi & Budaya.pptSosiologi & Budaya.ppt
Sosiologi & Budaya.ppt
 
Kapitalisme (blog)
Kapitalisme (blog)Kapitalisme (blog)
Kapitalisme (blog)
 
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptx
 
Pengantar Sosio Antrop.pptx
Pengantar Sosio Antrop.pptxPengantar Sosio Antrop.pptx
Pengantar Sosio Antrop.pptx
 
Resensi Buku
Resensi BukuResensi Buku
Resensi Buku
 
Demokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modernDemokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modern
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
 
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
Artikel Perbandingan sistem ekonomi (ekonomi sosialis)
 
Prb+sosial
Prb+sosialPrb+sosial
Prb+sosial
 
Makalah bisnis sosialisme dan komunisme
Makalah bisnis   sosialisme dan komunismeMakalah bisnis   sosialisme dan komunisme
Makalah bisnis sosialisme dan komunisme
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 

More from Yossy Suparyo

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniYossy Suparyo
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatYossy Suparyo
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...Yossy Suparyo
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Yossy Suparyo
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaYossy Suparyo
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaYossy Suparyo
 
Modul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanModul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanYossy Suparyo
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaYossy Suparyo
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Dokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaDokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungYossy Suparyo
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunYossy Suparyo
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Yossy Suparyo
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Yossy Suparyo
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiYossy Suparyo
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaYossy Suparyo
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanYossy Suparyo
 

More from Yossy Suparyo (20)

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
 
SK Pokja Desa
SK Pokja DesaSK Pokja Desa
SK Pokja Desa
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massa
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi Desa
 
Modul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanModul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang Pelatihan
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website Desa
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang Desa
 
Dokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaDokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang Desa
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa Membangun
 
APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

TO HAVE OR TO BE

  • 1. Cakrawa.la Pendldlkan Nomor 2, Tahun X , Junl 1991 Tinjauan Buku Secara Kritikal: ERICH FROMM: TO HAvE OR TO BE? Judul Buku Penulis, ' 'Tebal Halaman Bentuk Buku Tahun Terbit Penerbit Kota Peniiljau : To Have or ToRe? : Erich Fromm : 203 halaman : Ukuran kecil (pocket) : Cetakan ke-2, Agustus 1-982 : Bantam Books' : New York : Sodiq A. Kuntoro P~ngantar , .. Buku yang ditulis oleh Erich Froinm,seorangahli psi- koanalisis dengan judul: To Have or To Be?,inerupakan ana- lisis kehidupanrriasyaratak industd y,mg' dipanc;lahg mengarah pada kehidupan yang kurang sehat. Ma~yarakat j:ndustri "di negara Barat mengembangkan pola kehidlipanyang bersifat hedonistik seolah-olah terus menerus mengejar kepuasan sebagai kebutuhan memenuhi keinginanyapg.tida.k terbatas~ Pengejaran kepuasan dari semua keinginari- bukan merupakan kondisi yang baik bagi pengembangan manusia - yang sehat dan bukan juga jalan bagi kebahagiaan. Kenikmatan sebagai kepuasan suatu keinginan tidak dapat menjadi tujuan hidup karena' kenikmatan semacam itu akandiikuti oleh -ketidak- nikmatan dan dengan demikian membuat manusia tetap jauh terhadap tujtian yang ingin dicapai. Masyarakat ihdustri yang kapitalistik cenderung men- _dasarkan kehidupan pada konsumsi 'yang" rriaksimal. -Konsumsi maksimal ini tentu sajatidak ada batasnya. Sedang kemam- puan sumber alam untu-k dapat memJ;jerikan bahan kebutuhan inempunyai keterbatasan. Pengejaran konsumsi secara maksi- mal ini akan mendorong pada terjadinya kerusakan lingkung- an 'hidup manusia, dan lebih jauh akah menghancurkan sendi,- sendi-"keIangsunga,n hidup manusia:. Kebutuhan hldup' bukan 'lagisebagai kebutuhan yang valid (bemir)objektif, -melainkan lebih cenderung menjadi kebutuhan dirasakan secara,iubjek- tyr. Kel;>utuhan dalam bentuk terakhir ini akan meinbaha-y.a- .~>
  • 2. 130 Cakrawala Pendldlkan Nomar 2, Tahun X, Junl 1991 k"nbagi pertumbuhan 'manusia dan kebutuhan dalam bentuk pertama lebih mendukung pertumbul1an manusia yang sehat. Konsep kepuasan yang tidak terbatas membimgun suatu kontradiksi Y1l-ng aneh, yaitu pt'merimaan terhadap etik bekerja keras dan bermalas-rrwlas secara total pada <,vaktu' liburan. Etika bekerja keras diterima sebagai kegiatan untuk mengumpulkan dan, m'Cmiliki semaksimal mungkin benda atau uang dan bermalas-malas S'ecara total untuk dapat apa yang telah dimiliki. Rutinitas .·kerja k';ras dalam sistem birokrasi 'besar di satu sisi, dan menikmati TV, mobil, atau seks dalam situasi bermalas-ma:Ias ,di sisi lain merupakan kontradiksi yang diterima secarp',tidak ,dapat dihindarkan. Kepuasan kedua-duanya seolah-olah menjadi tujuan hidup manusia abad sekarang. Dampak kehidupan masyarakat industri akan merr.pe- ngaruhi perilaku orang dan lebih jauh akan mempengaruhi perangainya '(karakternya). Egoisme berkembang, men'jadi. " / . karakter masyarakat,industri kapitalistik. Egoisme berarti bahwa orang (saya)" 'menginginkan semua untuk dirinya (diri saya). Eg'oisme berarti memiliki bukan memberi, yaitu m,e- miHki 'sesuatu yang ·memberi kepuasan., Begitu orang akan menjadi tamak sebab tujuannya adalah memiliki, dan orang menjacli antagonisfik ,denga!, orang lain, yang melihat.orang lain se1:>agai objek yang dapat diperas, atau dimangsa untuk mengejar kepuasanny1i,. Namun demikian, orang tidak, akan menjadi puas karena ,tidak adaakhir dari kepuasan; Orang menjadi 'cemburu padaorang lain yang memiliki lebih dim menjadi takut terhadflp orang lain yang miskin. Akan tetapi, orang' harus berpura"pura, menyembunyikan semua perasaan itu dan berbuat setal'a tegar seolah seperti manusia yang baik, rasional, danbijak. Semangat. untuk memiliki' akan 'mendorong pad,a per" musuhan atau pepetangan, antarkelompok, individu, atau, ,negara dalam /masyarakat dunia. Sebab, selama orang ingin meiniliki lebih untuk diri mereka sendiri maka: tidak dapa: dihindarkan akan terjadi perebutan, pengelompokan ~las sosial, dan permusuhan. KetamaKan akan menghalangi per- ciamaian. Ketamakan 'dan perdamaian tidak dapat hidup be'r-' 'dampingan ' karena '. bertentan:gan dalam prinsip. 'Masya:;'akat komunis yang berpropaganda membangun' sistemnya bebas dori, perbedaan kelas sosial ternyata merupakan suatu cerita.
  • 3. Tinjauan Buku Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 131 rekaan (fiksi) karena sistem masyarakatnya tetap .didasarkan pada prinsip konsumsi tidak terbatas sebagai tujuan hidup. Masyarakat kapitalis dan komunis sama dalarnhal·pengejar- an kepuasan material sebab apa yang ingin dicapai masya- rakat komunis adalah melimpahnya' objekmaterial bagi semua orang. Ini merupakan. bentuk. borjuasi bagi semua orang. Masyarakat komunis sama dengan masyarakat kapita:I- is mendasarkan pada ketamakan rilaterlai sehihgga tetap menimbulkan pertentangan kelornpdk atau kelas. sosial. Erich Fromm memandang bahwa karaktermasyarakat yang bersifat tamak, egoisme, dan mementingkan;diti sendiri adalah ,sebagai hasil da"i lingkungan.sosiaJ. D:;>larn masyara- kat primitif karakter seperti itu .tidak· tarnpak.' Altan tetapi, dalam masyarakat industri di·mana rnesinekohorni dipa.ndang sebagai· wujud yang mandiri,' perkembangannya ,ditentukan 6leh'huktimhya sendiri (hukum ·ekonomi) rila.ka mimyebabkan peJikembangan perilaku ekonomi rnertjadl terpisah 'dari' etij{a 'dannilai-nilai kemanusiaan.Pendei'itaanburuh dao kehan- curan industri kecil untukmemberi ·kes¢qrpatan·berkembang- nya industri raksasa dipandang sebaga,k kep,imtingan ,ekonomi dan ini seolah-olah harus diterima seh",gai hasil dari hukurn ekonomi.' .. , Dalam sistem ekonomi serilacam·itu· ,rnanusia menjadi sub-ordinate dari sistem e;konorni dan pci>litik~ N!'a:nusiil, men- jad; menyerah pada hukum ek6riomi dan;'menjadi ':sekedar instrumen bagi mekanisme ekon()mi dan politik~ Etika kema- nusiaan menjadi tidak mampurnehgontrol rilekanisme ekono- mi. Pertanyaan yang timbul bukan lag~:apa yang baik bagi manusia? Akan tetapi, per'tanyaahnyamenjadi apa yang baik bagi perturnbuhan sistem' (ekonomi)? Mungk-in asurnsiyang meh'yertai adalah bahwa perkeinbahgah' yang' baik . bagi sistem ekonomi akan beratti juga, baik bagi· martusia. Kenyataan dalam sistem eKonorni industrial 'yang berkern- .bang· m'enjadi raksasa, yang seca'ra' ekonorilimembawilke:" untungan besar, rilendcitong 'manusi,;, mimjadi berka,rakter tamak, egoisme, dan mementingkan' diri sendiri. Terdapat rasionalisasi dari masyarakat industri yang seolah-olah me- nolak pandangan bahwa karakter tarnak dan egoisme, itu . merupakan produk sisterile;kOrlOfui;. tetapi·.rnemandang .itu sebagai sifat alami manusia. Bahkan'.merekamemarldang rnasyarakat di mana tidak terdapat sifat tamak dan egoisme
  • 4. 132 Cakrawala Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991 adalah sebagai kehidupan primitif dan warga masyarakatnya dipandang sebagai kekanak-kanakan. Tentu saja ini adalah merupakan rasionalisasi, unt,uk berpura-pura menyerribunyi- kan kelemahan dirj,nya dengan berpenampilan tegar dan rasional. ,..,' • Dari uraian di atas menampilkan argumen bahwa sifat karakter manusia dihasilkan bleh suatu sistem ekonomi. Perilaku ekonomi kita ak~n menghasilkan masyarakat yang tidak sehat dan juga !Uanusia yang sakit. Akan tetapi, terdapat argumen yang berbeda yang menghendaki perubahan mendasar karakter manusiasebagai upaya alternatif meng- hindari kehancuran lingkungan dan kehidupan manusia. Erich Frqmm menggunakan argumentasi, M.D. Masarovic dan, E. Pestel bahwa untuk menghindari kehancuran kehidupan' umat manusia diperlukan perubahan sistem ekonomi d,an teknologi yang drastik. Perubahansemacam itu hanya mungkin terjadi 'jika terjadi perubahan yang fundamental mengenai nilai dan sikap, yaitu sikap dan' etika baru terhadap alam; E.,F'. $chu,- macher, seorang ahli ekonomi teta'pi juga seorang humanis, menuntut perubahan radikal mengenai sistem sosial. Dia ber- argumentasi bahwa sistem sosial kita sekarang membuat kita semua menjadi sakit, dan kita akan dihadapkan pada, kehan~ ,"uran', ekonomi, jika tidak kita lakukan perubahan sistem sosial secara drastik. Kelangsungan fisik kehidupan !Uanusi" tergantung, pada perubahan radikal pada hati maOusia., -Akan tetapi, perubahan hati manusia hanya mungkin terjadi jika ter,dapat perubahan, sistem'sosial, yaitu sistem sosial yang memberi kesempatan hati manusia berubah. ' , Para ,Pemimpin masyarakat se;karang mencoba meng~ hindari kehancuran kehidupan manusia aengan melalui ,mela-, k!-,kan kegiatan ,konferensi, resolusi, pernyataan perlucutan senjata, semua itu memberi kesan bahwa permasalahannya slldah difahami dan,sesuatu telah dikerjakan untuk meme- cahka,n nya. Akan tt"tapi, nyatanya tidak terjadi perubahan. Untyk ,menghindari kehancuran kehidupan manusia, ,Erich F',r,omm, kurang mempercayai atau meragukan model-model ek~;mollli, k,,-pitalistik, model komunis, dan model fasisme oforitek, ,Dia ,mempercayai perubahan karakter manu,sia menujukarakter yang sehat dengan ,cara melalui pengeJj1- bangan kehidupan dengan model me;njadi, yaitu meJljadi did yang berkembang (mode of being), bukan kehidup"n dengan
  • 5. .~" Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be? 133 model memiliki (mode of having). Model kehidupan pengem- bangan diri (mode of being) akan mendorong kehidupan dan masyarakat yang sehat, sedang' model kehidupan memiliki (having mode) akan mendorong kehidupan yang tidak sehat, ketamakan, pertentangan, dan penindasan. Memahami Perbedaan Having Mode dan Being Mode Perbedaan modus memiliki dan modus menjadi (per- kembangan menjadi diri) tidak menunjukkan pada. pengertian umum. Memiliki adalah fungsi normal dari' kehidupan kita; supaya hidup kita harus memiliki benda (harta). Memiliki harta dalam batas normal untuk memenuhi kebutuhan hidup adalahwajar bagi kelangsungan hidilp manusia dan bagi per- kembangan dirinya. Akan tetapi lebih dad itu, dalam budaya di· mana tujuan kehidupan untuk 'memiliki. memiliki lebih .banYak dan lebih banyak lagi, inaka nilai manusia akan . ditentukan dari jumlah pemilikan benda, seolahcolah jika seseorang tidak memiliki harta maka nilai idirinya menjadi tidak ada. Modus memiliki merupakan' modus' ketamakan untuk mengkonsum (makan) dan memiliki benda,·· Dalam masyarakat industri sekarang adanya kecende- rungan lebih didominasi kehidupan' dengan modus memiliki, maka perbedaan dua modus Kehidupan,yaituinodils inemiliki (having mode) dan modus menjadi (bei;'g mode) sulH 'dilaksa- nakan. Batas-batas kewajaran untuk memHiki 'b'ehda sebagai pemenuhan hajat hidup manusia adalah'· menjadi sangat suIit ditentukan dan orang menjadi l",bih berpegang . pada suatu ukuran yang relatif. Namun demikian;' Erich Frommmelihat .adanya kecenderungan perbedaan dlla modus' kehidupan itu dengan dampaknya yang ·berbeda terhadap karakter individu dan karakter sosial masyarakat. Karakter memiliki 'yang dima.nifestasikan individu adalah menguasai objek,' dan',karenamenguasai' objek maka berarti mencabut hak hidup dari objek ter$ebu't. Oleh karena itu, karakter memiliki berarti terdapat konota'"i destruktif, yaitu menghancurkan sesuatu yang hldup dan memperlakukan seperti objek mati. Misalnya, jika kita melihat suatu bunga yang kedl tetapi indah yang hidup bebas dalam Iadang terc bilka, kemudian kita mencabut batairg dan akar bunga terse- . but, maka di sini terdapat konatasi destruktif terhadap
  • 6. 134 Cakrawala Pendldikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991 kehidupan bunga tersebut. Untuk menikmati keindahan bunga itu maka cara yang. dilakukan adalah destruktif dengan mencabut akar bunga itu .sehingga mematikan kehidupan bunga tersebut. Ini merupakan manifestasi karakter memi- liki. Mobil sebagai objek pemilikan mungkin tidak banyak menimbulkan masalah karena mobil adalah bendaroati yang seolah-olah tidal<: roemiliki hak untuk mempertahan!}an eksis- tensinya. Akan tetapi, wanita, anak, atau manusia sebagai objek pemilikan tentu akan menimbulkan masalah sebab jika rnenjadiJ<an wanita dan anak sebagai objek pemilikan berarti" melakukan tindakan destruktif terhadap .hak . eksistensi sebagai pribadi atau sebagai mariusia yang memiliki kemer- dekaan. Sebaliknya, karakter menjadi (being 'character} dima- nifestasikan cialam bentuk memberi, menjaga, dan kebersa- maan, dan karena itu karakter menjadi terdapat konotasi' . memelihara dan mendorong kehidupan, menghormati eksis- tensi dan. kemerdekaan. Dalam. karakter menjadi tidak. terdapat konotasimenghancurkan atau mematikan, sebalik.- nya yang ada adalah konotasi, menghidupkan. ,Kita dapat memberi misal yang sangat relevan dengan modus menjadi. Jika kita berjalan di suatu ladang terbuka dankemudian menyaksikan bunga indah yang sedang mekar secara bebas, kita menjadi senang menyaksikan keindahan bunga yang tumbuh 'bebas itu. Kesenangan kita tidak mengusik kehidupan dan .kemerdekaan bunga itu, tetapi kesenangan dalam kede- katan dan kebersamaan dengan bunga yang indah itu. Kita tidak mencabut akar dan batang bunga yang akan menyebab- ,kan kematiannya, tetapi menjaga bunga tersebut agar tetap. hidup dan menampilkan keindahannya. Kita secara terus menerus dapat menyaksikan dan memperoleh kegembiraan hati dengan melihat bunga yang indah itu hidup dengan kodrat alaminya. Versi lain dapat juga masih relevan dengan modus menjadi. Jika kita melihat bunga' yang indah yang sedang tuml:>uh, respons kita mungkin kita memindahkan tan",h di m<j.na akar dan batang bunga itu hidup ke, dalam suatu. pot, dan selanjutnya kita ra'wat dan kita pelihara agar bunga tersebut dapat hidup dengan indah di halaman kita sebagaimana bunga hidup indah di alam bebas~ Jika kita mencintai seseorang dalam modus.menjadi, maka tindakan cinta kita tidak akan membuat sese6rang itu hancur, mencie~
  • 7. Tinjauan Buku Secara Kritikal: Edch Fromm: To Have or To Be? 135 rita, dan merasa tertindas. .Mencintai seseorang' adalah memberi, menjaga, dan mendorong untuk tumbuh dan hidup, bukan sebaliknya menghancurkan dan mematikan. Kehidupan masyarakat dengan modus memiliki (having mode) mengandung karak:ter yang destruktif patologik. Kepuasan manusia untuk menikmati benda atau jasa tidak ada batasnya, kepuasan. selalu menimbulkan ketidakpuasan, seperti rasa keserakahan dan ketama'kan untuk memiliki dan menguasai benda sebagai <>bjek pemu1lsan diri tidak memiliki batas akhir. Konsumsi dalam. bati'ls l!ntuk memenuhi hajat hidup dan perkembang1ln manusia adal1lh wajar, tetapi konsumsi yang berlebihan melebihi kebutuhan h1ljat hidup adal1lh suatu bentuk keser1lkahan d1ln ketamak1ln. Konsumsi dan pemilikan yang ser1lk1lh menimbulk1ln kehancuran 1l1am, ketidak1ldilan, perebutan d1ln per1lmpas1ln h1lk orang lain, d1ln lebih jauh menimbulk1ln pertentang1lnatau peperangan. antar individu, kelompok sosial, b1ll1,gsa .dalam masyarakat duni1l. Jika modus memilikidalam kehidupan masyarakat tidak terkendalikan maka kecendertmgan untuk menghancur- kan orang lain demi konsumsi dan 'pemilikan" tidak dapat dielakkan. Manusia menjadi serigala' terhadap manusia lain. . Pemilikan dapat berupa pemilikan benda, kekayaan, kekuasa- an, kedudukan,' pengetahuan, teknologi, bahkan pemilikan terhadap orang lain, dan egonyasendiri. Dengan. pemilikan itu seml!a manusia dapat menjadikan orang: lain sebagai objek pengendalian, objekman~puiasi, pengontrolan, dan tindakan yang semena-mena yang menyakitkan martabat manusia. Dengan konsep pemilikan maki'l manusia mengubah suatu wujud kehidupan menjadi sUatu' wujud benda yang mati. Seorang laki-laki )fang memiliki wanita mungkin seba- gai isterinya, dalam modu.s meiniliki, mendorong dia untuk menguasai wanita' itu sebag1li objek, baik sebagai objek kepuasan, kebanggaan, bahkanobjek kehormatan. Dalam kondisi seperti ini terdapat unsur destruktif menurunkan martabat manusia yang hidtip denga~ kepribadian dan kemer- dekaannya menjadi'instrumen' atau alat. bagi orang lain. Dalam kehidupan' abad' industri sekarang kecenderung- an ke arah kehidupan dengan modus memiliki, menurut Fromm, ditunjukkan juga· dalam perkembangan penggunaan bahasa. Dalamperkembangan bahasa sekarang lebih banyak muncul penggunaan' kata· benda dan penurunan penggunaan
  • 8. 136 Cakrawala Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991 kata kerja. Suatu kata benda (noun) menunjukkan secara jelas suatu benda. Saya dapat mengatakan "saya memiliki benda": seperti saya memiliki sebuah, rumah, sebuah meja, sebuah buku, sebuah mobil. Penunjukkan sl)atu kegiatan atau . aktivitas, suatu proses, aadalah suatu kata kerja (verb): seperti saya mendntai, saya mengharapkan,saya menderita, dan lain-lain. Pada perkembangan bahasa sekarang suatu a tivitas sering diekspresikan dalam ungkapan memiliki (having); kata benda dipakai sebagai ganti kata kerja. Sebenarnya suatu yang aneh bahwa suatu kegiatan atau proses dinyatakan dalam ungkapan pemilikan. sebab kegiatan hanya dapat dialami atau dirasakan, bukan dimiliki. Penggunaan ungkapan: "Saya memiliki sakit" sebenar- nya ini untuk mengungkapkan suatu penderitaan atau perasa- an sakit sehingga ungkapan suatu proses seharusnya meng- gunakan kata kerja; yaitu saya sakit atau saya merasakan sakit. Saya memiliki sakit sebe!).arnya .suatu ungkapan yang aneh sebab sakitbukan suatu benda yang dapat dimiliKi. ini menunjukkan suatu proses alienasi diri manusia dari apa yang dilakukan. Ungkapan· "Saya bekerja s-=bagai guru" lebih menunjukkan penghayatan proses atau kegiatan sebagaiguru, tetapi kita juga biasa mengatakan "saya meiniliki kerja sebagai guru" yang cenderung kurang menunjukkan·peng- hayatan proses atau kegia-t'm•. Begitu juga ungkapan "Saya memperisteri si Dian lebih menunjukkan suatu proses· kehi- dupan sebagai suami-isteri, sedang ungkapan "Saya memiliki isteri si Dia" cenderung menjadi aneh, yaitu menjadikan isteri sebagai barang yang dimiliki. Ungkapan semacam itu pada kehidupan sekarang oa,nyak sekali digunakan, dan, ini merupakan suatu gejala actanya proses alienasi (keterasingan) manusia dari apa yang dilakukan. Ungkapan bahasa semacam itu adalah merupakan ekspresi dari berkembangnya kehidup- an ke arah modus memiliki' yang cenderung mendorong karakter ogoisme. Dalam kehidupan sehari-hari perbedaan modus memi- liki -(having mode) dan 'modus menjadi (being mode) d~pat dilihat dalam beberapa confoh. Salah satu contoh adalah dalam kegiatan belajar. Siswa yang berkecenderungan pada modus memiliki dalam"belajar akan menekankan pada penulis semua kata-kata yang diuc'apkan olehguru sehingga akhirnya mereka akan mudah mengingat catatannya, dan dalam ujian
  • 9. Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be? 137 mereka cenderung menjawab persis seperti kata-kata yang digunakan oleh guru. lsi dari pengaji.ran itu tidak menjadi bagian dari sistem berfikir siswa, dan mereka tidak memper- kaya atau. memperluaskannya. Siswa menyimpan dan men- transfer kata-kata guru sebagai materi, dan tidak menang- kap materi pelajaran dalam bentuk sistem atau proses berfikir. Murid dan isi pelajaran tetap menjadi terpisah (alienasil sehingga daya belajar berupa kekuatan mengingat kernbali kata-kata yang telah disimpan dalam sistem pe- nyimpanan dalam otak manusia. Bagi siswa dengan modus menjadi (being mode) memu- lai belajar (menghadiri pengajaran) tidak dalam keadaan kosong. Akan tetapi sebaliknya, dia ,sudah memiliki perta- nyaan dan permasalahan yang ingin dipertanyakan. Dia memiliki tema-tema yang menarik untuk dipertanyakan. Dia datang dalam pengajaran bukan hanya secara pasif menerima kata-kata yang disampaikanoleh guru. Akan. tetapi sebalik- nya, dia selalu mendengarkan dan menerima dalam cara yang aktif, yaitu, selalu mempertanyakan apa yang dia terima. Dia mendengarkan dan menerima pelajaran dalam cara yang produktif. Dia'menghadapi pelajaran bukan seba- gai suatu yang harus disimpan seperti sistem bank (banking system), melainkan menghadapi pelajaran seperti menghadapi permasalahan yang harus' dipertanyakan. (problem posing sys- tem). Siswa dengan modus menjadi daJam mengikuti peng- ajaran lebih menekankan pada proses berfikir dan transfor- masi konsep atau· ide-ide•. Dalam belajar siswa terlibat dalam proses berfikit sehingga dirinya dan isi pelajaran tidak menjadi terpisah. Dia "meresapi dan menghayati isi pelajaran dalam proses memikirkan atau 'mempertanyakan isi pelajaran itu. Contoh lain perbedaan modus memiliki dan modus menjadi adalah dalam aktivitas mendntai. Bagi orang yang memiliki modus menjadi, maka aktivitas mendntai seseorang adalah dalam bentuk' yang produktif,. bukan bentuk yang mematikanatau menghanc·urkan•. Oleh karena itu, aktivitas mendntai seseorang mempunyai konotasi; memelihara, menjaga, memahami, mendorong, merespon. Mencintai sese- orang berarti menghidupkan dan mendorong kemajuan, bukan mematikan dan menguasai or~ng .lain. Sebaliknya, bagi orang dengan modus memiliki maka 'aktivitasdnta akan cenderurig memiliki konotasi membatasi, mengontrol, memenjara orang
  • 10. 1.38 Cakrawala Pendldlkan Namar 2, Tahun X , JunJ 1991 yang menjadi objek cintanya. Konotasi kegiatan cinta sema- cam ini adalah mematikan sesuatu yang hidup, menurunkan martabat manusia menjadi objek dan instrumen aktivitas cinta. Modus Memiliki dan Modus Menjadi, Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Erich Fromm berpandangan bahwa masyarakat yang tamak mengejar pemilikan benda atau materi sebagai objek kepuasan adalah merupakan basis bagi modus kehidupan memiliki. Dalam masyarakat industri, keingihan memperoleh kekayaan,. dan mengembangkan kekayaan (misalnya dengan mengambil keuntungan), dan mereka yang memiliki kekayaan dihormati sebagai manusia lebih. Persoalannya adalah bagai- mana orang-orang. yang merupa.kan bagian besar dari anggota masy",rakat yang tida.k memiliki apa-apa. Bagaimana mereka memenuhi keinginan untuk memperoleh ·kekayaan, bagaimana mereka merasa ·seperti pemilik kekayaan jika 'mereka tidak memiliki kekayaan untuk pembicaraan. Tampaknya walaupunorang miskin kekayaan mereka tetap memiliki sesuatu. Mereka menghargai miliknya yang sedikit seperti orang yang punya menghargai kekayaannya. Dan seperti juga orang yang. punya, mereka juga mengingin- kan menyimpan' dan· meningkatkan miliknya wa.laupjln dengan cara menyimpan sedikit di sini dan sedikit di sana. Lebih jauh kepuasan yang lebih besar bukan pada pe- milikan benda material, melainka') pada pemilikan makhluk hidup. Dalain masyarakat pat,riarchal walaupun seorang pria da1<nn kondisi miskin mereka dapat merasa memiliki kekaya- an, seperti hubungannya dengan isterinya,dengan anak-anak- nya, dengan binatang-binatangnya, di atas itu Semua dia merasa menjadi master (tuan) mutlak. Memiliki anakbanyak dapat dipandang atau dirasakan sebagai pemilikan juga yang memberi kesenangan, WalaU[lUn dengan· penderitaan wanita (isteri) yang menanggting ~esiko besar dalam melahirkan. Dalam kondisi semacam ini mungkin w,,;nita lebih banyak menderita. Walaupun demikian, ibu-ibu juga mempunyai bentuk pemilikannya ter~endiri, yaitu penguasaan atas anak- an~ pada waktu merekii. masihkecil. Lingkaran pemilikan tidak berakhir; suami memiliki (menguasail isteri, ibu memi-
  • 11. Tinjauan Buku Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 139 Iiki (menguasai) anak-anak, dan remaja pria segera meng- ikuti bapak-bapak dalam menguasai wanita, dim seterusnya. Dalam masyarakat industri maju memang terjadi perubahan. Adanya emansipasi wanita dan anak-anak mengu- rangi dominasi pria terhadap, wanita dan anak-anak. Namun demikian, perluasan ketamakan untuk memiliki terjadi dengan memasukkan ternan, kekasih, barang kesenian, perja- lallan (rekreasi), bahkan kesehatan sebagai objek pemilikan. Fromm mengutip pendapat Max Stirner bahwa: Orang dirubah menjadi benda;, hubungan satu dengan yang lainnya seperti hubllngan pemilikan. Individualisme dalam arti positif kemerdekaan dari paksaan sosial, diartikan secara negarif "Pemilikan' Sendiri" atau' ketamaki>n diri untuk keberhasilan- nya sendiri. , Ego kita adalah meruPakan objek penting dari perasa- an memiliki sebab egomencakup banyak hal termasuk: tubuh kita, nama kita, status sosia!" kita, milrk kita (termasuk, pengetahuan), gambaran ~engenai diri kita, g~mbaran yang kita harapkan orang lain memandan"g kita. E'go dipandang sebagai kualitas diri. Akan tetapi, yang jelekadalah ego dirasakan sebagai' benda yang kita miIiki, dan benda ini sebagai basis rasa identitas kita. Pada abad "Sekarang, konsumsi sangat ditekankan, orang selalu tergila-gila dengan produk barudan orang ingin' memiliki dan mengkonsum (memakan). Orang beli pakaian, beli peralatan 'rumah, beli mobil selalu berubah ingin yang baril. Mungkin yang lama dibuang a tau dijual lagi dan selan- jutnya beli yang baru, orang selalu ingin memiliki produk yang paling akhir. Mungkin motto kehidupan sekarang adalah "Baru adalah indah"; yang berbeda dengan motto zaman dulu '''Old is beautifu1". Ketamakan" terhadap pemilikan benda atau produk bar'u (seperti ,mobil) adalah merupakan realitas kehidupansekarang. Sesuatu behda atau produk yang baru bukan lagi dipandang secara fungsional, melainkan lebih dipan<:iang sebagai simbol' kedudukan (status) sosial, pengon- trolan, stimulus b'aru,' keuntunga'n, dan sebagainya. Pemilikan terhadap benda menjadi bentuk ketamakan dilihat dari hubungan' pemilik (subjek) dan benda (objek). Pemilikan ,itu mengandung arti bahwa subjek (pemiliknya) permanen (kekaI) dan objek'(benda) jugaperrrianen. Akan tetapi, apakah betul bah';"',,' subjeknya permanen, dan' begitu
  • 12. 140 CakrawaJa Pendidikan Nomor 2, Tahun X , Juni 19-91 juga apakah objeknya permanen? Bukankah pemilik (orang) dapat mati, dan objek (kekayaan, kekuasaan, status) dapat hilang. Jika demikian, maka pemilikan itu sebenarnya tidak permanen, pemilikan bersifat temporal transitori dalam proses kehidupan. Orang yang tamak mungkin merasa bahwa pemilikan mereka adaiah abadi. Memang bany",k cara untuk membuat ke",badian suatu keharuman, atau kejayaan, seperti tindakan membuat' patung, mengawetkan jenazah dalah suatu musolium, dan lain-lain. Jika suatu pernyataan "Saya menli- liki 0" dianalisis maka akan t<,mpak bahwa "Saya" adalah· sudah diwarnai olehpemilikan terhadap O. Maka subjek (saya). bukan lagi diri saya, melainkan saya adalah apa yang saya .miliki. Miliksaya menentukan diri s"'ya dan identitas saya. Dengandemikian, milik menjadi bagian d",ri dirinya. Dala.m modus memiliki hubungan subjek dan objek adalah hubungan yang' mati•. Keduanya, benda (objek) dan pemilik (subjek) adaJah mati. Saya. memiliki sesuatu, berarti bahwa saya memaksa. sesuatu Uu 'untuk menjadi mati agar dapat dimiliki. Dengan demikian, objek itu menjadi mati walaupun dia manusia. Akan tetapi sebaliknya, objek itu mematikan saya sebab identitas saya ditentukan oleh objek Uu. Objek mematikan saya. 'Oleh karena itu, dalam modus memiliki hubungan subjek dan obje{ bersifat patologik, hubungan yang membatasi, mengontrol, dan mengekang 'per- _kembangan. Jika "Saya" adalah "Apa yang saya miliki", kemudian jika yang saya miliki itu hilang maka kemudian siapa saya. Oleh karena itu objek pemilikan dapat hilang, maka orang selalu menjadi khawatir akan kehilangan' apa. yang dimiliki._ Dengan demikian, orang selalu dihinggapi rasa takut, takut akan pencuri, takut akan revolusi, takut akansakit, takut mati, takut sesuatu yang tidak diketahui. Dalam kehidupan dengan modus memiliki maka orang akan dihinggapi penyakit rasa takut kehilangan -miliknya, kehilangan apa·. yang menim- bulkan kepuasan, kehilang,m apa yang disenangi.' Dengan kehilangan apa yang menjadi miliknya orang merasa aKan kehilimgan kehormatannya, kehilangan p~hghargaan.orang Jain, 'dan dengan demiki",n merasadirinya tidak ada yang rrierlghargai lagi; .. - Masy<;trakat dalarll modus memiliki akarl.. dihinggapi keinginan untuk ,me-miliki t~rus menerus lebih ba'nyak sebab '".,
  • 13. '.' Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have Or To Be? 141 tanpa milik individu merasa' khawatir tidak memperoleh penghargaan. Keinginan untuk memiliki lebih 'banyak inilah yang sebenarnya merupakan sHat 'tamak yang dapat menimbulkan malapetaka kehidupan, sep",rti perampokan, pencurian, peperangan, dan pert"',ntal1.gan. "tyfoi:lus kehidupan memiliki jelas akan menimbulk,m perteiltal1.gan, perang antar k",lompok, atau bangsa satu ..dengan bangsa lain. Dengan ,pemikiran semacam inilah Erich Fromm sampai pada suatu kesimpulan: dia tidak mempercayai sist"m kapitalis, komunis maupun fasisme otoriter untuk' menampilkan masyarakat yang sehat selama prinsip-prinsip kehidupimnya didasarkan pada modus memiliki, prinsip hedonistik untuk pengejaran pemilikan yang tidak ada batasnya., Per,tengkaran, peperang- an, kerusakan alam, dan kerusakan, kehidupan manusia akan tetap terjadi manakala manusia tidak mau mengubah sikap dan nilai hidupnya untuk hidup secara,lebihsehat. Konsep masyarakat tanpa kelas, masyarakat tanpa pertentangan, perdamaian dunia, kesemuanya merupakan' ,matu ilusi jika ,kehidupan masih dikuasaioleh kehidupan yang tamak untuk' memiliki objek pemuasan terus menerus lebih bartyak. Per- damaian dan hubungan harmonis antarmanusia (bangsa) baru akan tercapai apabila orientasi kehidupan' modus memiliki diganti dengan ori",ntasi kehidupan modtls menjadi. 'Dari uraian di atas tampakbahwa Fromm memper- juangkan sikap dan nilai' baru, yaitu oiientasi kehidupan "mode of being" di mana sikap ..dan nilaibal:'u iili bel:'!awanan dengan kecenderungan yang b'erjalan dalam kehidupan masyarakat 'industri. Kehidupan ,derigan .ofientasi "being" akan dapat menciptakan kehidupan ,yang lebih sehat" kehi- dupan yang harmonis, kerjasama, tqlong menolong, saling mendorong dan saling memajukan. Modus menjadi (mode Qf'being)'~dalah'penekananpada manusia yang produktif, dalil:m arti,tidak sekedar manllSia aktif dalam kesibukan (busyness) fisH", tetapi aktivitas, gi 'dalaril diri.M",njadi. aktifinemtm!lya.~'!<OI1.0tasimemberi .ke-" sempatan tumbuh pada semua biiwaan· ,Yang dimiliki ,(Hen seseorang, suatu perwujudan proses'aktualisasi diri. Ini' ber- arti bahwa aktivitas adalah aktivitas untuk mengeinbangkan .~~liri,tumbuh dan mekar, mencihtai~anmelE>paskanbelerggu ·'diri. Untuk mengembangkan' ·did" seba'gai '!being" manusia harus melepaskan dari belenggu" diri, seperti ketamakan,
  • 14. 142 Cakrawa/a Pendldikan Nomor 2, Tahun X , Juni 1991 hidup modus mementingk«n' did sendid. Untuk "being" manusia harus melepask«n egotisme, dan dengan modus memiliki. Aktivitas dalam penggunaan'mod,eren adalah cenderung diartikan sebagai suatu kualitas tingkah laku yang mengha- silkan suatu pengaruh yang dapat dilihat dengan mengguna- kan energi. Jadi, petani yang mengolah tanahnya dikatakan aktif; begitu juga buruh-buruh dalam kerja merek<,t'di deret- an mesin-mesin, penjqal barang yang membujuk langg,man mereka untuk membeli" dokter yang menghad<,tpipasiennya, tukang pos yang menjual perangko. Aktivitas, secara luas adalah tingkah laku yang bei'tujuan yang .diakui secara spsial , yang menghasilkan perubahan yang bermanfaat. Aktivitas dalam arti mpderen menunjukkan hanya pada, tingkah laku, bukan pada orang di betakang tingkah Jaku. Aktivitas semacam inY tidak membedakan apakah orang aktif karena: dorongan dari luar seperti seorang' bUdak, a'tau karena paksaan intern«l seperti or~ng yang didorongoleh ke2em«san. Tidak memhedakan' apakah seseorang tert,arik pada pekerjaannya "eperti seorang tukang kayu atau seprang' penulis; dan apakah seseorang tidak memiliki kepuasan batin dengan apa yang .mereka lakukan seperti buruh· dalam der'etan mesin. Pengertian moderen aktivitas tidak membedakan antara aktivitas (aktivity) dan kesibukan (busyness);A:kan tetapi, sebenarnya' terdapat perbedaan' fundalemtal antara keduanya yang te,rkait dengan konsep alienasi dan 'npn-alienasi dengan ·aktivit.as tersebut. Dalam aktivitas yang .. ali.e.nated (menghasilkain keteral'iingan) Saya,:tictak mengal«mi diJ.-i.s«ya seb«g«i subj",k yang melakukan aktivi.tas, saya;e- keda!" mengalami hasil aktivitas saya, 'sesuatu y«ng terpis«h .9.«ri saya. Dalam aktiyit«s yang «lienated, saya tidak sebe- '.l'larnya melakuk«n, s«ya mel«kukan k«rena paks«an dari luar ',ata,u..:dari dalam. Saya menjadi terpisah :d«ri h«sil «ktivitas . s~ya.Dalam hal ini orang melakukanbukan'atas dasarminat ·'dan·k<!mauan, lTIelitink«n lTIungkinkarena paksaan atau perin" .tah orang lain. Dalam aktivitasyang non-alienated, Saya mengaJami ..-.lit~. saya sebagai su'pjek aktivitas saya.Orang melak1,11<fl'n ,.'0",hgan minat dan kema'Uii.nnya .sehingga- dia meras«ka,n ,kderlibatan dalam ,aktivitasnya.palam hal ini aktivit.l'ls
  • 15. Tinjauan Buku' Secara KritikaJ: Erich Fromm: To Have or To Be? 143 merupakart manife'1tasi aktivitas mental seseorang. Edch Fromm menyebut aktivitas semacam ini sebagai aktivitas' produktif. ' , , Orang yang, produktif menghidupkan apa yangdla' sentuh. Dia, mengembangkan bawaannya semliri ,.d,!:n. merrtbawa kemajuan bagi orang lain dan memberi rasa hidliP' pada benda.. Misalnya, seorang guru yang produktif diaak&h mampu ,mengembangkan dirinya. Kehadirannya daJa~!<el~s akan membawa nuansa kehidupan dan membawa kem"juan bagimurid. Mudd menyenangi guru tersebut karena, kehadir" annya dirasa menimbulkan nuansa kecintaan, kehidupan. 'd,!n kemajuan, bukan' sebaliknya, nuansa menakutkan" rnerigon- , trol, dan membatasi. ' Sebagai manusia kita mempunyai kei.ngina,~ yang dalam dan inlleren untuk rrtenjadi: manusia aktif, mereali,sasi, bawaan, ,berhubungan dengan orang lain, membebask,!n;~:d,,:ri belengguketamakan. Dorongan dari 'lubuk hati yan~' d~lam inilah yang mendorong. orang untuk hidup denganharniortis denga,:, lingkungannya, kerjasama, ,saling membantu ,'satu, dengan lai,:" bukanqorongan egotisme dan kesera,kahah.', Persoalannya adalah bagaimana menghidupkan dbroiJg~ an .dari dalam lubuk hati ini sehingga manusia 'bet'kembang menja.di· dirinya ya,:,g manusia""i. Kehidupan yang beikerrl~' bangdengan dasar. ketamakan dalam masyaralcat .industti akan menghambat pertumbuhan kualitas ma.nusia yang rna,ni" siawi. Oleh karena perubahan kehidupan masyarakil.t, meng~ ' gantikan pola kehidl1pan yang berorientasi memiliki' dEifigan orientasi' rnenjadi adalah suatu tuntqt,!n d,an' tug,!s k<iiilanu,- siaan. .. ' ..' . ' ..", Kesimpulandal1Pembahasan . i Dari, analisis kehidupan masyarakat industii" maka Fromm menarik kesimpulan bahwa orientasi 'keriidtipan "having mode'! (mQde.memiliki) merupakan stimber bagi kehi~ , dupan yang tidak sehat. Adanya bentuk kecemburiJan sosia1;' pertentangan,konflik, bahkan peperangan adalah bersunib'er dari,orientasi kehidupao .yang serakah atau tamak dalam masyarakat ,industri. Dia tidak mempercayai corak kehiciup,!n kapitalisme, komunisme, ,dan fasisme qtoriterseb~b pad,a' dasarnya corak masyarakat itu masih, mend'asarka'n . 'pa,@
  • 16. 144 CakrawaJa Pendidlkan Nomor2,Tahun X" JunI1991 prinsip kehidupan yang mengejar pemilikan dan kepuasan. yang tidak terbatas. Untuk membangun masyarakat yang sehat danmanu~ siawi dla mengajukanalternatif penggantian .corak kehidupan modus memiliki, peng.ejaran pemilikan dan kepuasan yang tidak terbatas dengan corak kehidupan "modus menjadi" (being mode), yaitu corak inasyarakat dengan corak pengem- bangan diri.· Untuk membangun corak masyarakat semacam itu ban.yak hal harus dilakukan, seperti pengendalian terha-, , dap produksi . industri agar tidak. terlalu merangsang dan meriggoda warga masyarakat untuk konsumsi yang tidak ter- batas,'pengendalianteknologi dalam batas untuk menjaga kehidupanmanusla. yang harmonis dengan 'lingkungan ,bukan . perigemba.;:;gan tekriologi untuk inenguasai" dan inenghancur" kan 'alam, meniriggalkan pola konsumsi yang berlebihan yang m,mdorong pada' pemenuhan kepuasan yang tidak terbatas. !Consep kehidupan dari Schumacher yang digambarkan dengan "~mall ·is· beautiful" tampak sejalan dengan' .pandangan Fromm. Fromm. dala'in membangun kons;'p "being mode" mem- pergunakan pandangan keagamaan,seperti etika atauajaran Budha"dan Perjanjian Lama. Ajaran Budhabahwauntuk d"p?t hidup yang baikma,nusia harus meninggalkan kehidup- anduniawi .yang matedalistik dan hidup' sebagai petapa. Begitl.1'jllga ajaran Kristus yang. menekankan pengorbanan dii;i ..en.diridemi· kesejahteraan orang laln, 'sebagaimana Kristus·meneriina kematian dirinya demi membawa kesela- mata'n ora'ng lain. Ajaran semacam !tu mengandung suatu pengorbanan total yang mungkin hanya dapat dikerjaan oleh orang pilihan seperti nabi. Bagi orang biasa, bagi Pemikiran' normal·dan intelektuaj. .tentu agak sulit untuk mewujudkan. Dalam pandangan hidup Pancasila di negara kita, tujuan hidup. yang ingin kita capai adalah keharrrionisan kehidupan material dari spiritual, kesejahteraan fisik dan me"ta,li' kehidupari dunia dan akhirat. Tujuan.. kehidupan .sernacam ini tentu menolak pada pola kehidupan yang dida~ sarkaripada pengejaran material dan kepuasan' yang tidak ada batasnya. Dalam ajaran (Islam) kehidupan yang harmonis an.tara kehidupan material dan spiritual, ahtara kehidupan dunia' danakhirat adalah'merupakan dasar bagi kehidupan yang p,enuh dengan .iman dan betaqwa,an. Islamlebih realistis
  • 17. Tinjauan Buku Secara Kritika/: Erich Fromm: To Have or To Be? dalam memanda:ng materi sebab Islam tidak menganjurkan untuk meninggalkan material. Untuk hidup dan pengembang- an diri manusia tetap membutuhkan mater!, pemilikan benda dan kekayaan. Bahkan nabi me~ganjurkan umat; untuk bekerja keras seolah-oIah kita akan hidup terus, dan melaku- kan ibadah seolah-oIah kita akan meninggaI besok. Begitu juga terdapat konsep dalam' Islam bahwa harta, milik adalah sebagai titipan (titipan Yang Maha Kuasa). Ini berarti bahwa orang yang memiliki sebenarnya mereka tidak memiliki sebab mereka hanya menerima titipan. Kekayaan seperti harta, isteri, anak, kedudukan, kesehatan, penghar- gaan, bahkan hidupnya sendiri sewaktu-waktu dapat hilang. Apa yang, menjaga kemuliaan orang pada dasarnya adalah ketaqwaan. Konsep milik sebagai, titipan pada dasarnya mengandungprinsip: 1) harta milik tidak bersifat kekal, 2) harta milik sewaktl-waktu dapat hilang" 43) orang' harus menerima dengan tabah (tidak boleh takut) jika terjadi perubahan, 4) orang harus memelihara sebaik-baiknya titipan (milik) yang telah dipercayakan pada dirinya, 'S) orang harus lebih mementingkan pengembangan kualitas kehidupan, yaitu ketaqwaan. Jika kita berfikir semacam itu, maka itu berarti suatu modus "being", bukan modus "having". Modus "being" ,dalam pendidikan tentu merupakan konsep pendidikan yang lebih manusiawi, sedang, modus "having" lebih mendorong pendidikan yang kurang manusiawi yang 'mungkin bersifat opresif. Untuk mengembangkan manusia yang produktif maka pendidikan harus' dikembangkan dalam modus "being". '