SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
MODUL PELATIHAN BAGI 
PERANCANG PELATIHAN 
Disusun Oleh:
Yossy Suparyo
Ahmad Muttakin
Dipublikasikan untuk kalangan terbatas
RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 
PERDESAAN (PNPM Mpd)
2013
1
Daftar Isi
Pengantar ~ 3
BAB I Desain Pelatihan ~ 5
BAB II Menentukan Tujuan Pelatihan ~ 8
BAB III Teknik Memfasilitasi Pelatihan ~ 13
BAB IV Merancang Media Belajar ~ 20
BAB V Pengorganisasian Pelatihan ~ 25
Daftar Pustaka ~28
Tentang Penulis ~29
2
Pengantar
Modul ini merupakan buku panduan bagi peserta Pelatihan bagi Perancang 
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Program Nasional Pemberdayaan 
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Kabupaten Banyumas. 
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu kegiatan pelatihan 
sebagai bagian dari kerja pemberdayaan semakin meningkat sekaligus 
tepat menjawab kebutuhan masyarakat perdesaaan.
Modul ini membahas strategi perancangan pelatihan untuk melakukan 
pemberdayaan sehingga penulis modul menempatkan proses pelatihan 
sebagai strategi perubahan sosial—dari pemikiran tertutup menuju 
pemikiran yang terbuka, dari pesimisme menuju optimisme, dari organisasi 
yang stagnan menuju organisasi yang dinamis dan penuh semangat belajar 
(learning organization).
Modul ini dipergunakan untuk paket pelatihan singkat berdurasi 10 jam 
sehingga pokok pembahasan dilakukan secara singkat dan fokus. Untuk 
bahan rujukan pelatihan yang lebih mendalam akan disusun modul 
tersendiri pada kemudian hari. Untuk itu, kami membagi modul menjadi 
lima pokok bahasan, yaitu:
1. Desain Pelatihan
2. Menentukan tujuan pelatihan. 
3. Teknik Memfasilitasi Pelatihan 
3
4. Merancang Media Belajar
5. Pengorganisasian Pelatihan
Tujuan Penulisan Modul
Modul merupakan sumber rujukan penting dalam penyelenggaraan 
pelatihan. Penulisan modul ini merupakan upaya untuk menyusun 
pengetahuan eksplisit dari usaha untuk meningkatkan kinerja 
penyelenggaraan pelatihan dalam kerja pemberdayaan masyarakat di 
Kabupaten Banyumas. 
1. Tujuan Umum 
Tujuan Umum dari penulis Modul Pelatihan bagi Perancang Pelatihan yaitu 
peserta dapat memahami cara merancang suatu pelatihan, mulai dari 
menentukan tujuan, menetapkan metode, memfasilitasi kegiatan belajar, 
membuat media belajar dan menyusun langkah­langkah jitu untuk 
menyelenggarakan pelatihan. 
Tujuan Khusus
Penulis Modul ini bertujuan untuk peserta dapat: 
1. Menjelaskan Desain Pelatihan
2. Menentukan tujuan pelatihan. 
3. Melakukan Teknik Memfasilitasi Pelatihan 
4. Merancang Media Belajar
5. Melakukan Pengorganisasian Kegiatan Pelatihan
Penyelenggara pelatihan juga harus bisa mengukur keberhasilan kegiatan 
pelatihan. Pelatihan harus bisa mengukur perubahan sikap dan perilaku 
peserta akibat pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. 
Mudah­mudahan modul sederhana ini memberi inspirasi bagi Anda yang 
akan menjadi perancang pelatihan. Dengan rendah hati, kami menyadari 
modul ini belum sempurna dan masih harus terus diperbaiki segala 
kekurangannya.
4
BAB I 
DESAIN PELATIHAN
Pengertian
Desain pelatihan merupakan proses perencanaan yang menggambarkan 
urutan kegiatan atau sistematika mengenai sebuah pelatihan. Kegiatan ini 
mencakup tata urutan kegiatan atau komponen pelatihan sebagai suatu 
kesatuan yang bulat dan komprehensif. 
Suwandi (2013) menjelaskan ada tiga unsur penting dalam mendesain 
pelatihan, yaitu: maksud (apa yang harus dicapai), metode (bagaimana 
mencapai tujuan), dan format (dalam keadaan bagaimana penentuan 
rancang bangun yang akan tercapai).
Apabila Anda sudah menetapkan tiga unsur penting di atas, langkah 
selanjutnya adalah melakukan persiapan penyelenggaraan pelatihan 
berupa: 
1. Menetapkan alokasi waktu, berapa lama waktu yang dibutuhkan 
untuk menerapkan rancangbangun tersebut; 
2. Apa yang Anda lakukan agar peserta terlibat dan berpartisipasi; 
3. Pokok atau kunci apa, instruksi apa, ide apa yang disajikan dan apa 
yang Anda inginkan dari peserta; 
4. Materi atau bahan apa yang Anda butuhkan atau apa kebutuhan 
peserta untuk menerapkan desain pelatihan; 
5
Hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Desain Pelatihan
Maksud
Metode
Format
5. Pengaturan, bagaimana Anda mengetahui lingkungan fisik agar 
desain pelatihan dapat berhasil; 
6. Akhir, penilaian apa yang Anda buat dan alat/diskusi apa yang 
diinginkan peserta sebelum melanjutkan ke kegiatan berikutnya.
Manfaat Desain Pelatihan
Desain pelatihan merupakan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan 
pelatihan. Desain pelatihan yang baik akan membantu para penyelenggara 
pelatihan untuk:
1. Mengetahui secara sistematis tahapan kegiatan pelatihan yang akan 
dilaksanakan. 
2. Mengetahui aspek­aspek mana yang akan menjadi fokus utamanya. 
3. Mengetahui model yang digunakan dalam melaksanakan latihan. 
4. Menyiapkan bahan­bahan dan metode yang digunakan. 
Model Desain Pelatihan
Sebagian besar desain pelatihan mengacu pada teori dasar pendidikan 
yang disampaikan oleh Bloom (Marzano, 2000). Menurutnya, desain 
pelatihan harus mampu menjawab empat pertanyaan, yaitu
1. Apa tujuan pelatihan yang ingin dicapai? (Aim, Goal, Objectives)
2. Apa pengalaman­pengalaman yang dibutuhkan untuk mencapai 
tujuan itu? (subject matter)
3. Bagaimana mengorganisasi pengalaman­pengalaman itu menjadi 
satu kesatuan yang utuh (learning activities)
4. Bagaimana cara mengukurnya (evaluate)
Pada praktiknya, model desain pelatihan di bawah ini sering menjadi acuan 
para perancang pelatihan di Indonesia, perhatikan secara saksama:
6
Analisis
Kebutuhan
Strategi
Pendekatan
Penyusunan
BahanPelaksanaan
Pelatihan
Evaluasi
Pelatihan
Lebih lanjut bagan di atas dapat diterjemahkan dalam delapan tahap 
desain pelatihan, yaitu: 
1. Mengidentifikasi kebutuhan organisasi 
2. Spesifikasi pelaksanaan pembelajaran 
3. Mengidentifikasi kebutuhan peserta 
4. Menentukan tujuan 
5. Memilih kurikulum 
6. Memilih strategi pembelajaran 
7. Mendapatkan sumber­sumber pembelajaran 
8. Melaksanakan pelatihan
Lembar Latihan
1. Mengapa kita perlu membuat desain pelatihan? 
2. Anda seorang tenaga pelatih, cobalah merencanakan sebuah desain 
pelatihan
7
BAB II
MENENTUKAN TUJUAN PELATIHAN
Definisi 
Tujuan pelatihan dirumuskan sesuai dengan tujuan kegiatan pembelajaran 
(learning activities goal). Pada dasarnya, peserta pelatihan itu mengikuti 
suatu serentetan proses belajar agar dapat meningkatkan kemampuannya 
di pelbagai bidang. Agar pelatihan dapat dirancang secara baik, maka Anda 
perlu menentukan apa tujuan latihan yang hendak direncanakan. Bila 
tujuan pelatihan sudah jelas dan terarah, maka Anda bisa menentukan 
bagaimana proses belajar yang akan diselenggarakan, alat dan bahan yang 
hendak dipergunakan, waktu, pelatih, dan sebagainya. 
Tujuan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dari peserta 
pelatihan sebagai hasil dari proses belajar yang menggunakan materi 
latihan atau pokok bahasan tertentu, di mana materi latihan tersebut 
merupakan sumber rumusan tujuan belajar. Rumusan tujuan belajar yang 
baik akan memudahkan peserta untuk mengerti maksud dan hasil terbaik 
yang akan dicapai selama proses belajar. Selain itu, dia akan menjadi tolok 
ukur bagi pelatih dalam menetapkan aktivitas belajar.
Penetapan Tujuan Belajar
Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam menetapkan tujuan belajar, 
yaitu: 
8
1. Tujuan belajar perlu dititikberatkan pada perubahan sikap dan 
tingkah laku ke arah yang lebih matang. Artinya setelah mengikuti 
pelatihan, peserta lebih siap bertindak serta lebih berani memikul 
risiko. Untuk itu, tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta 
terhadap penguasaan materi latihan perlu mendapat perhatian. 
Perhatikan bagan di bawah ini:
• Mengerti: Peserta dapat menerima pelajaran yang dibahas bersama. 
• Memahami: Peserta dapat menerima dan menggunakan pelajaran 
tersebut untuk perkembangan diri sendiri maupun dapat 
menjelaskannya kepada orang lain. 
• Menghayati: Peserta telah mengadakan penilaian apa yang telah 
dipahami dengan kesimpulan positif. Dengan kesimpulan demikian 
itu orang yang bersangkutan mempunyai motivasi yang besar untuk 
mengamalkannya 
• Terampil: Peserta sudah mampu melaksanakan pelajaran yang telah 
dibahas bersama. 
• Berdaya cipta: Peserta sudah mampu melihat perspektif menyeluruh 
dari pesan tersebut dan sekaligus mengaitkannya dengan objek lain 
di luar peran sendiri. 
2. Tujuan belajar minimal mengandung tiga komponen, yaitu:
• Tingkah laku, maksudnya merupakan pernyataan tentang tingkah 
laku dan keterampilan apa yang akan diperoleh peserta setelah 
kegiatan belajar. 
• Kriteria, maksudnya penetapan syarat minimal dari tingkat 
pencapaian penampilan yang diharapkan dari peserta. 
• Kondisi, maksudnya di mana peserta akan mendemonstrasikan 
keterampilan atau perilakunya di dalam dan setelah kegiatan 
belajar. 
 
3.  Akhirnya setelah tujuan belajar tersusun, kiranya perlu diuji dengan 
mengajukan pertanyaan­pertanyaan berikut:
• Apakah itu sudah jelas? Ditulis dengan sederhana, singkat dan 
langsung. 
• Apakah itu relevan? Menggambarkan kebutuhan sesungguhnya 
9
Mengerti Memahami Menghayati Terampil Berdaya
Cipta
calon peserta dan mulai dari apa yang calon peserta miliki. 
• Dapatkah peserta menyelesaikannya? 
• Adakah upaya untuk memperbaiki penampilan calon peserta? 
• Apakah dapat diukur? 
• Informasi apa yang Anda miliki yang menunjukkan bahwa calon 
peserta perlu mencapai tujuan belajar tersebut? 
Untuk mempermudah prinsip tujuan belajar di atas, silakan 
memperhatikan contoh tujuan belajar berikut ini:
Pokok Bahasan Tujuan Belajar
Arti dan tujuan
berkomunikasi
• Peserta dapat menjelaskan arti berkomunikasi
• Peserta dapat menjelaskan tujuan
berkomunikasi
• Peserta dapat memberikan beberapa contoh
berkomunikasi dalam berbagai situasi
Pemupukan berimbang
pada tanaman padi
• Peserta dapat menjelaskan arti pemupukan
berimbang pada padi
• Peserta dapat menjelaskan keseimbangan hara
tanaman untuk padi
• Peserta dapat melakukan pemupukan
berimbang pada padi
Taksonomi Bloom 
Bloom dalam Marzano (2000) menyarankan kegiatan pelatihan harus 
meningkatkan tiga ranah, yaitu pengetahuan (cognitive), keterampilan 
(psychomotor), dan sikap (affective). Tiga ranah itu selanjutnya dikenal 
dengan istilah taksonomi Bloom. 
Kemampuan pengetahuan berkaitan dengan kemampuan peserta dalam 
menggunakan daya pikir dan penalaran tentang materi yang dibahas. 
Keterampilan adalah kemampuan peserta dalam melakukan pekerjaan 
yang sifatnya fisik atau teknis terhadap materi bahasan, sedangkan sikap 
adalah kecenderungan bagi peserta berkaitan dengan materi yang dibahas. 
Perumusan TIK tergantung kepada pokok bahasan yang akan disampaikan. 
Pada satu pertemuan dimungkinkan pokok bahasan hanya bersifat 
pengetahuan (teori) sehingga rumusan TIK­nya bersifat pengetahuan. Pada 
pertemuan lain, pokok bahasan bisa berupa teori dan praktek sehingga 
TIK­nya bersifat pengetahuan dan keterampilan. Mungkin saja satu pokok 
bahasan ada unsur pengetahuan, keterampilan dan sikap dan perumusan 
TIK­nya pun mencakup tiga sifat itu.
10
Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan taksonomi Bloom
Pengetahuan
(C)ognitive
Keterampilan
(P)sycomotor
Sikap
(A)ffective
C1. Pengetahuan
C2. Pemahaman
C3. Penerapan
C4. Analisis
C5. Evaluasi
C6. Kreatif
P1. Meniru
P2. Memanipulasi
P3. Lancar dan Tepat
P4. Akurat dan Cepat
P5. Spontan dan
Otomatis
A1. Menerima
A2. Menanggapi
A3. Menghargai
A4. Mengatur Diri
A5. Menjadi Pola Hidup
11
Untuk menjelaskan kesatuan taksonomi Bloom, perhatikan ilustrasi belajar 
sepeda berikut ini. Belajar naik sepeda, jelas berbeda dengan belajar 
tentang sepeda. Kita bisa belajar naik sepeda tanpa belajar tentang cara 
membuat sepeda. Tapi, untuk bisa naik sepeda perlu belajar 
komponen­komponen sepeda yang berfungsi saat sepeda digunakan. 
Sambil belajar naik sepeda, kita juga mulai menghayati filosofinya: 
kendaraan rakyat, anti macet, bebas polusi, sekaligus bergiat olahraga dan 
menjadi sehat. Mungkin juga ada yang tertarik belajar tentang sejarah 
penemuan sepeda, tapi tidak bisa naik sepeda.
Dari ilustrasi di atas ada tiga hal yang saling berkaitan:
1. Kita perlu memahami bahwa setiap metode belajar, memiliki ‘ranah 
belajar’ tertentu yang menjadi karakteristiknya.
2. Kita juga perlu memahami jenis media dan fungsinya yang cocok 
dengan metode belajar tersebut.
3. Selain itu, harus diperhatikan ‘ranah belajar’ mana yang menjadi 
tujuan belajar dari materi yang bersangkutan sehingga kita bisa 
menentukan metode dan media belajar yang tepat.
Misalnya:
1. Belajar tentang komponen­komponen sepeda dan fungsinya, 
penekanannya pada rana belajar pengetahuan (C). Metode yang 
digunakan bisa ceramah atau baca buku sendiri. Media yang 
digunakan: media penjelasan (transparansi) atau buku.
2. Belajar naik sepeda penekanannya pada rana belajar keterampilan 
(P). Karenanya, digunakan metode praktek. Media yang digunakan: 
media praktek (sepeda).
3. Belajar bersepeda dengan tertib atau mentaati rambu­rambu 
lalu­lintas, penekananya pada rana sikap (A). Begitu juga dengan 
memperkenalkan filosofi naik sepeda itu sehat dan bebas polusi, 
merupakan rana sikap­nilai. Belajar dengan rana sikap­nilai,
memerlukan metode untuk proses penyadaran. Media yang 
digunakan: permainan.
Lembar Latihan
1. Mengapa kita perlu menentukan tujuan pelatihan
2. Cobalah membuat pokok bahasan dari pelatihan yang sudah Anda 
susun di waktu sebelumnya (BAB I), lalu tentukan tujuan 
instruksional khususnya?
12
BAB III
TEKNIK MEMFASILITASI PELATIHAN
Definisi
Pelatihan merupakan bentuk pendidikan non­formal berupa suatu 
rangkaian kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu dengan tujuan 
yang tertentu. Kegiatan belajar terkait dengan dua proses yang saling 
berkaitan, yaitu proses belajar dan proses mengajar. 
Dalam suatu pelatihan, proses belajar adalah proses di mana peserta 
mempelajari sesuatu dan proses mengajar adalah proses di mana pelatih 
mengajarkan sesuatu. Pelatihan yang sukses ditandai dengan terciptanya 
keserasian antara proses belajar dan proses mengajar. Peserta memberikan 
tanggapan positif terhadap bahan/materi yang dibahas bersama pelatih, di 
pihak lain pelatih harus mengusahakan tumbuhnya tanggapan positif 
dengan cara menyiapkan dan menyajikan materi secara baik pula. 
Agar suatu pelatihan berlangsung efektif, kegiatan belajar perlu 
direncanakan terlebih dahulu sebelum pelatihan dimulai.  Proses belajar 
mengajar harus memperhatikan lima hal, yaitu
1. Tujuan Belajar
2. Urutan yang bertahap
3. Perbedaan individu yang dihormati
4. Kesempatan berlatih yang memadai
5. Hasil diketahui dengan segera
Kegiatan belajar bisa diibaratkan seperti seseorang yang melakukan 
perjalanan jauh, bila lokasi yang dituju jelas maka proses perjalanannya 
akan terkontrol dan terarah. Seorang peserta pelatihan harus dapat melihat 
dan memahami dengan jelas mengapa ia belajar. Sementara itu, pelatih 
hendaknya memberikan penjelasan dan motivasi kepada peserta pelatihan 
tentang alasan dan pentingnya mereka mempelajari bahan yang akan 
disampaikan.
13
Pendidikan Orang Dewasa
Setiap orang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang harus 
dihargai dan mungkin tidak dimiliki oleh yang lainnya. Karena itu semua 
orang bisa menjadi sumber belajar bagi yang lain, dalam proses fasilitasi 
yang dilakukan adalah proses membelajarkan (membantu proses belajar) 
bukan mengajar, di mana semua peserta adalah subjek dari proses belajar 
sedangkan objeknya adalah realitas kehidupan.
Pelatihan pemberdayaan masyarakat menganut prinsip belajar orang 
dewasa, yaitu pada perkembangan individual dan pada peningkatan 
partisipasi sosial dari individu. Pendidikan orang dewasa meliputi segala 
bentuk  pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh orang dewasa, pria 
maupun wanita sesuai dengan bidang perhatian dan kemampuannya. 
Akibat atau hasil dari belajarnya orang dewasa tampak pada perubahan 
perilakunya. 
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, keterampilan 
yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh sarana yang mendukungnya, 
maka proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku 
hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya 
pengetahuan baru, melatihkan keterampilan baru dan dalam hal tertentu 
penyediaan sarana baru. 
Perubahan perilaku seseorang akan terjadi jika isi dan cara 
pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakannya. Sedang 
perubahan perilaku itu sendiri terjadi proses reflek di dalam dirinya 
sendiri. Pada prinsipnya, proses belajar bagi orang dewasa adalah suatu 
‘proses belajar dari pengalaman’. 
14
Untuk mendorong peserta pelatihan menjadi subjek belajar yang aktif 
maka Anda harus menciptakan suasana atau kesempatan yang luas bagi 
peserta untuk mempraktikkan atau mengalami sendiri berbagai kasus atau 
peristiwa secara langsung. Untuk itu, pastikan indera peserta pelatihan 
aktif dalam proses belajar. Anda bisa memberikan pengalaman sebagai 
suatu metode latihan. Pengalaman harus dirancang secara cernat, 
terstruktur dan mengandung nilai pelajaran yang menunjang tercapainya 
tujuan latihan.
Peran Fasilitator
Sikap pembimbing bagi orang dewasa mempunyai arti dan pengaruh yang 
besar. Sikap yang perlu untuk menciptakan proses belajar sebuah kelompok 
adalah sebagai berikut : 
1. Empati : Berarti menyetel pada gelombang pemancar yang sama 
dengan peserta, yakni mencoba melihat situasi sebagaimana peserta 
juga melihatnya, berada dan bersatu dengan peserta, membiarkan 
diri sendiri menyatu dengan pengalaman peserta, merenungkan 
pengalaman tersebut sambil menekan penilaian sendiri, lalu 
mengkomunikasikan pengertian itu kepada mereka, bersikap 
manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami 
masalah peserta hanya secara intelektual, ikut merasakan apa arti 
manusia dan benda bagi mereka. 
2. Wajar : Berarti jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, terbuka, 
mencerminkan perasaan yang sebenarnya, mengatakan apa adanya, 
secara sadar menghindari peran sebagai pengajar, mengungkapkan 
perasaan secara konkret, dan merespon secara tulus. 
15
3. Respek : Berpandangan positif terhadap peserta, 
mengkomunikasikan kehangatan, perhatian, pengertian, 
menghargai perasaan, pengalaman dan kemampuan mereka. 
4. Komitmen : Menghadirkan diri secara penuh, siap menyertai 
kelompok dalam segala keadaan, mengakui secara jujur kalau 
merasa bosan atau pikiran melayang jauh, melibatkan diri dalam 
suka duka. 
5. Mengakui kehadiran orang lain : Mengakui adanya orang lain, tidak 
menonjolkan diri agar orang lain berkesempatan mengungkapkan 
diri, bergaul dengan mereka, menunjukkan kepada mereka bahwa 
‘saya sadar akan kehadirannya’, mengakui tiap peserta sebagai 
makhluk bebas yang berhak ada di sana dan bertanggungjawab atas 
kehadirannya. 
6. Membuka diri : Dalam hal ini keterbukaan mempunyai dua segi 
Pertama menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan 
ukuran konsep dan pengalaman kita sendiri, setiap saat bersedia 
mengubah sikap dan pendapat dan konsep kita sendiri, tidak 
bersikap ngotot agar bermunculan kemingkinan – kemungkinan 
baru. Kedua, secara aktif mengungkapkan diri kepada orang lain, 
mengenalkan diri kepada kelompok, apa yang saya rasakan, apa 
harapan saya, bagaimana pandangan saya, suka dan duka saya, mau 
mengambil risiko melakukan kekeliruan. 
7. Tidak menggurui : Mengingat bahwa peserta adalah orang dewasa 
yang mempunyai keahlian sendiri, pengalaman sendiri dan 
seringkali adalah pemimpin di dalam lingkungannya, maka sikap 
menggurui dapat dirasakan oleh peserta sebagai meremehkan. 
8. Tidak menjadi ahli : Artinya tidak terpancing untuk menjawab 
setiap pertanyaan, seakan – akan fasilitator harus ahli dalam segala 
bidang. 
9. Tidak memutus bicara : Pada waktu peserta bertanya atau 
mengemukakan pendapatnya fasilitator jangan memutus hanya 
karena kebetulan ia merasa tak sabar. 
10. Tidak berdebat : Bersoal jawab dengan satu orang saja di tengah – 
tengah sekian banyak peserta dapat menimbulkan kebisanan. 
11. Tidak diskriminatif : Merupakan hal yang baik kalau pembimbing 
berusaha untuk memberi perhatian secara merata, bukan hanya 
kepada satu atau dua orang peserta saja yang disukai secara pribadi.
Metode Memfasilitasi Belajar  
Berikut ini adalah sejumlah metode belajar yang paling sering digunakan 
dalam pelatihan. Setiap metode ini bekerja dengan cara berbeda.
16
Metode Penjelasan
Diskusi Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai
kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk
mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu
argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan
pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi
biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah),
curah pendapat, diskusi kelompok, diskusi, permainan, dll.
Curah
Pendapat
(Brainstorming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana
gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi,
dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada
penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak
untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat
kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua
peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta
informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind-map) untuk
menjadi pembelajaran bersama.
Diskusi
Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu
topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam
kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling
menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan
partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam
diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah
mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau
mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. Setelah
diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno
adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi
umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang
dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok
Ceramah Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan
kombinasi metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian,
sebab ceramah ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang
partisipatif (curah pendapat, disko, pleno, penugasan, studi kasus,
dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang
cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya
tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan
pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti
bahan serahan (handouts), transparansi yang ditayangkan dengan
OHP, bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD,
tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dll.
Bermain Peran
(role play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk
‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang
17
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta
memberikan penilaian terhadap sesuatu, misalnya: menilai
keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut,
dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi
pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih
menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’,
dan bukan pada kemampuan pemain dalan melakukan permainan
peran
Simulasi Metode simulasi adalah cara belajar dengan mencuplik suatu
situasi kehidupan nyata yang diangkat ke dalam kegiatan belajar.
Metode ini dapat digunakan untuk pendalaman materi yang telah
disampaikan dengan cara lain (misalnya: ceramah, diskusi
kelompok). Hanya saja, metode ini lebih banyak mempengaruhi
rana keterampilan dari para peserta (keterampilan mental maupun
fisik). Dalam metode simulasi, peserta diminta berperan
seakan-akan tengah menerapkan materi yang telah diperoleh
kepada kelompok sasarannya. Peserta lainnya diandaikan sebagai
kelompok sasaran yang benar-benar akan ditemui dalam
keseharian peserta(misalnya seorang peserta menjadi tutor, dan
peserta lainnya menjadi warga belajar). Dalam beberapa hal,
metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam
simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri.
Sandiwara Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang
menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam
pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk
mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya
adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai
permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan
analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana
penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan
secara seimbang.
Praktik
Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini
dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun
di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman
nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta,
sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam
mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah
pengembangan keterampilan.
Demonstrasi Demonstrasi adalah metode yang digunakan untukmembelajarkan
peserta dengan cara menceritakan danmemperagakan suatu
langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan
praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi
dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk
memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.
Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh
peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh
pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan
18
merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan
dengan praktik adalah membuat perubahan pada ranah
keterampilan.
Permainan
(games),
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah
ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses
belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.
Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar
yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik
permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan
digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari
kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara
efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas
hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan
sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi
waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya
dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri
oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi
hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran).
Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
Lembar Kerja
1. Mengapa pelatihan pemberdayaan masyarakat harus menerapkan 
pendidikan orang dewasa?
2. Bagaimana peran fasilitator dalam pendidikan orang dewasa?
3. Cobalah Anda memilih topik bahasan lalu terapkan prinsip 
pendidikan orang dewasa untuk membahas topik tersebut?
19
BAB IV
MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN
Definisi 
Menurut Paulo Freire, media adalah “alat kodifikasi” yang dirancang untuk 
membantu peserta belajar menguraikan realita kehidupannya sehingga 
terjadi proses kesadaran kritis. Sedangkan menurut teori komunikasi, 
media adalah saluran (medium) untuk menyampaikan informasi/pesan 
dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan).
Dalam pembelajaran partisipatif, sumber informasi dan ilmu pengetahuan 
adalah semua orang sehingga proses komunikasi pembelajaran terjadi 
multi­arah. Dengan begitu, dalam pendidikan orang dewasa (POD), 
kebanyakan media bukanlah alat bantu fasilitator untuk ‘mengajar’ atau 
memberi ceramah kepada peserta, melainkan untuk digunakan sebagai alat 
belajar peserta.
Tujuan Penggunaan Media
Tujuan penggunaan media belajar antara lain:
1. Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan keaktifan peserta 
belajar, artinya: media sebaiknya dibuat sederhana dan mudah 
20
dipergunakan oleh peserta (tidak rumit).
2. Menimbulkan daya tarik belajar, artinya: media belajar sebaiknya 
bervariasi, menarik, dan kalau perlu dengan menggunakan 
visualisasi (gambar).
3. Meningkatkan pemahaman peserta, artinya: media belajar 
sebaiknya membantu memperjelas materi yang sedang dibahas, 
khususnya hal­hal abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata.
Jenis Media Belajar 
Di dalam pembahasan satu topik (materi) belajar, biasanya dipergunakan 
variasi metode belajar, dan juga variasi media belajar. Agar bisa 
menentukan jenis media yang akan dipakai, tentunya kita harus mengenali 
jenis dan nama­nama media belajar berikut ini. Selain itu, seorang 
fasilitator perlu memiliki kreativitas dan keterampilan untuk membuat 
media belajarnya sendiri. Media, yang bisa dipersiapkan atau dibuat oleh 
fasilitator sendiri antara lain:
1. Lembar penugasan (kelompok/perorangan)
2. Lembar kasus/cerita
3. Lembar praktek (panduan praktek)
4. Skenario bermain peran (role play)/drama/fragmen
5. Bahan permainan/teka­teki
6. Gambar sederhana
7. Plastik transparansi (yang sudah diisi)
8. Kartu metaplan (yang sudah diisi)
9. Flipchart (yang sudah diisi)
Gambar sederhana sebenarnya bisa dibuat oleh setiap fasilitator, tetapi 
media yang membutuhkan gambar yang lebih rumit atau membutuhkan 
keahlian khusus lain, fasilitator bisa mencari, mengumpulkan atau
memanfatkan media­media yang relevan yang sudah jadi (tersedia), antara 
lain:
1. Komik/cerita bergambar/fotonovela (pendek)
2. Boneka/wayang (puppet­show)
3. Lembar­balik (flip­chart)
4. Gambar/foto/poster
5. Tayangan video
6. Kaset cerita
Catatan: Beberapa jenis media seperti modul, buklet, buku, komik,
fotonovela yang isinya lebih panjang (banyak), bisa dianjurkan sebagai 
bahan bacaan untuk peserta belajar, apabila diperlukan.
21
Fungsi Media
Media dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, tujuan atau fungsi. 
Terkadang, sebuah media dikembangkan untuk beberapa tujuan atau 
fungsi berbeda. Tetapi, sebuah media tidak selalu bisa mencapai banyak 
tujuan sekaligus. Berikut ini adalah beberapa cara menggunakan media 
berdasarkan fungsi media tersebut.
Media Berbagi Pengalaman (Media Diskusi)
1. Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan
diskusi (misal: media gambar atau lembar kasus untuk diskusi
kelompok).
2. Peserta melaksanakan diskusi kelompok dengan menggunakan 
media tersebut.
3. Pada saat pleno, media digunakan lagi untuk mendukung partisipasi 
peserta, misalnya:
• Gambar­gambar ditempelkan
• Hasil analisa kasus ditampilkan dengan flipchart
• Pelajaran­pelajaran ditulis di atas metaplan, dsb.
Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah media 
yang bisa mendorong semua peserta untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran/informasi (dalam diskusi kelompok atau pleno).
Media Berbagi Peran
1. Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk 
melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim), misalnya:
• Lembar praktek/kerja kelompok
• Panduan simulasi/bermain peran
• Media untuk melakukan permainan (games)
2. Peserta menggunakan media untuk melaksana­kan suatu kegiatan 
dan melakukan pembagian tugas di antara mereka (siapa 
mengerjakan apa).
Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi peran adalah media yang 
mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama peserta atau peserta 
dengan fasilitator untuk melaksanakan kegiatan bersama).
Media Penyadaran
1. Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk melakukan 
suatu kegiatan.
2. Peserta menarik pelajaran (lesson learned) dari kegiatan tersebut 
22
dan melakukan perenungan bersama. Fasilitator mempersiapkan 
pertanyaan kunci yang bersifat refleksi sikap­nilai.
Pengertian kunci: Media penyadaran adalah media yang bersifat 
menggugah perasaan dan mendorong peserta merefleksi sikap­nilai 
mereka. Metode yang memiliki ‘rana sikap­nilai’ (games, role­play, simulasi, 
analisa kasus) diperkuat dengan media yang tepat, akan memperbesar 
efektivitas proses penyadaran.
Media Penjelasan
1. Fasilitator menggunakan media untuk menjelaskan, misalnya:
• Transparansi atau power point untuk menjelaskan materi belajar 
(metode ceramah)
• Flipchart untuk menjelaskan penugasan kepada peserta 
(instruksional)
• Kartu­kartu metaplan untuk menjelaskan kesimpulan diskusi 
pleno, dsb.
2. Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk menjelaskan sesuatu 
(misal: gambar, flipchart, metaplan, transparansi, power point, 
dsb.).
3. Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk memberikan 
tanggapan, masukan, komentar, atau pertanyaan terhadap 
penjelasan.
Pengertian kunci: Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa 
digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk menjelaskan suatu 
pembahasan (presentasi, ceramah, memberi instruksi, dsb.).
Media Analisa Masalah
1. Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan 
diskusi (misal: media gambar, lembar kasus, panduan role play, 
format analisa SWOT atau analisa pohon masalah, dsb.)
2. Peserta menggunakan media untuk melakukan analisa masalah, 
sebab­akibat masalah, dan mengembangkan alternatif pemecahan 
masalah dan pilihan tindakan.
Pengertian kunci: Media analisa masalah digunakan sebagai alat bantu 
untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang saling berkaitan 
terhadap suatu permasalahan. Media ini harus bisa menggambarkan
suatu kerangka atau sistem pemikiran agar mudah dianalisa.
23
Media Berfungsi Tunggal
1. Fasilitator membagikan media berfungsi tunggal (misalnya: bahan 
serahan, referensi, media acuan, dsb.) dan menjelaskan topik 
(isinya) secara garis besar.
2. Media dibawa pulang oleh peserta.
Pengertian kunci: Media berfungsi tunggal adalah media yang digunakan 
peserta secara mandiri dalam kegiatan belajarnya sendiri.
Lembar Kerja
1. Apa peran media belajar dalam proses pelatihan?
2. Buatlah sebuah media belajar sesuai dengan fungsi media yang 
Anda inginkan
24
BAB V
Pengorganisasian Pelatihan
Apabila perencanaan pelatihan sudah Anda lakukan, langkah selanjutnya 
adalah pelaksanaan latihan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dapat dibagi 
menjadi tiga langkah, yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan 
pelatihan, dan pasca pelatihan (pelaporan dan tindak lanjut). 
Persiapan Pelatihan
Langkah persiapan mencakup persiapan administratif dan persiapan 
edukatif. Persiapan administratif menyangkut kegiatan surat­menyurat, 
persiapan, keuangan, dan prosedur pelaksanaan latihan itu sendiri. 
Sedangkan persiapan edukatif adalah segala persiapan latihan yang 
berhubungan langsung dengan proses belajar­mengajar yang akan 
diselenggarakan. Kedua persiapan ini perlu dilakukan secara cermat, 
terutama oleh panitia yang menyangkut administrasi dan oleh pelatih yang 
menyangkut proses pembelajaran.
Persiapan administrasi pelatihan menyangkut berbagai hal, peserta, 
pelatih, buku pedoman/petunjuk pelatihan, perlengkapan pelatihan, 
formulir pendaftaran, pembiayaan pelaksanaan diklat dan sebagainya. 
Sedangkan persiapan edukatif pelatihan mencakup menentukan kebutuhan 
alat dan bahan pembelajaran, jadwal latihan, biaya edukatif, ruang 
pertemuan dan lahan praktek, laboratorium dan sebagainya.
Administrasi Umum
• Menyiapkan pengumuman atau surat edaran tentang pelatihan yang 
akan diselenggarakan, waktu, tempat dan persyaratan peserta.
• Mempersiapkan instrumen tes masuk (jika ada dan diperlukan).
• Mempersiapkan administrasi pendaftaran peserta.
• Panggilan peserta dan informasi persyaratan.
Kepesertaan
• Menyiapkan format soal tes masuk, jadwal tes dan format yang 
diperlukan.
• Menyiapkan buku pedoman/petunjuk latihan yang mencakup 
hal­hal yang perlu diketahui selama mengikuti latihan seperti: (1) 
tujuan, maksud dan sasaran serta waktu pelaksanaan; (2) tema dan 
25
subtema; (3) struktur program dan silabi; (4) metode latihan;           
(5) pelatih; (6) peserta mencakup persyaratan, jumlah, hak, dan 
kewajiban; (7) penilaian; (8)tata tertib; dan (9) berbagai petunjuk 
tentang seminar, diskusi
Menentukan Pelatih
Penentuan pelatih penting ditetapkan sebelum pelaksanaan latihan agar 
jadwal dapat ditentukan seawal mungkin. Pelatih sebaiknya orang yang 
ahli di bidangnya (pakar) baik teori ataupun praktek. Selain itu, Anda 
perlu menentukan teknisi yang dibutuhkan membantu proses 
belajar­mengajar di laboratorium, lokasi praktik, bengkel latih dan 
sebagainya.
Menyiapkan Blanko­blanko 
• Daftar hadir;
• Surat izin bagi peserta;
• Formulir identitas peserta/identitas biodata;
• Formulir penilaian sikap;
• Formulir evaluasi untuk peserta dan panitia;
• Formulir lainnya berkaitan dengan proses belajar­mengajar 
Menyediakan Perlengkapan Latihan
Perlengkapan latihan seperti OHP, film, bahan praktik, ruang pertemuan, 
laboratorium, ruang akomodasi dan ruang makan, ruang kuliah serta 
fasilitas lain yang diperlukan.
Pasca Pelatihan
Usai pelatihan, fasilitator sebaiknya merumuskan agenda atau program 
kerja yang akan dilakukan setelah pelatihan. Tindak lanjut pelatihan sering 
disebut dengan istilah POA (Planning of Action) atau RKTL (Rencana 
Kegiatan Tindak Lanjut). Pada sesi RKTL sebaiknya seluruh peserta bisa 
berbagi pengalamannya di depan forum.
Ada sejumlah pertanyaan bisa Anda ajukan untuk merumuskan RKTL, 
yaitu:
1. Apa pengetahuan atau pengalaman baru yang Anda dapatkan 
selama mengikuti pelatihan ini?
2. Apa rencana Anda untuk menerapkan pengetahuan atau 
pengalaman baru itu dalam kerja di lembaga Anda?
3. Apa tantangan yang akan Anda hadapi saat menerapkan 
pengetahuan atau pengalaman baru itu?
26
Tahap akhir pelaksanaan pelatihan adalah membuat laporan pelatihan. Ada 
kalanya laporan pelatihan versi ringkas harus sudah selesai pada acara 
penutupan sehingga pihak penyelenggara bisa melaporkan hasil pelatihan. 
Laporan pelatihan versi lengkapnya biasanya diselesaikan 1­2 minggu 
setelah pelatihan untuk diserahkan kepada lembaga yang bertanggung 
jawab pada pelatihan. 
Bentuk laporan dapat berbentuk esai/uraian atau matriks. Secara garis 
besar, isi laporan bisa berupa:
1. Gambaran singkat tentang pelatihan yang diselenggarakan
2. Pokok bahasan yang diterapkan dalam pelatihan
3. Tenaga pengajar/pelatih yang menangani proses pelatihan
4. Peserta yang mengikuti pelatihan
5. Fasilitas yang digunakan selama pelatihan
6. Penilaian yang dilakukan, menyangkut keberhasilan dari peserta, 
pelatih, dan panitia penyelenggara. 
7. Masalah­masalah yang muncul selama pelatihan serta jalan keluar 
apa yang telah diambil.
Lembar Kerja
Saatnya Anda melakukan persiapan pelaksanaan pelatihan dengan topik 
yang sudah Anda tentukan pada bab sebelumnya. Silakan membuat 
tahapan pengorganisasian pelatihan mulai dari persiapan hingga pelaporan
27
Daftar Pustaka
Bochenski, JM. Dkk.2001. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan 
Karangan tentang Hakikat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor
Djohani, Rianingsih dkk. 2005. Sepuluh Jurus Menulis Modul Pelatihan. 
Bandung: Driya Media
Freire, Paulo. 1985. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES
Hernowo. 2004. Langkah udah Membuat Buku yang Menggugah. Bandung: 
MLC
Marzano, Robert J. 2000. Designing a New Taxonomy of Educational 
Objectives (Experts In Assessment Series). English: Corwin Press
Suwandi, Achmad. Perancangan Pelatihan. Tidak dipublikasikan 
28
Tentang Penulis
Yossy Suparyo. Pekerja Manajemen Pengetahuan. Studi di Jurusan Teknik 
Mesin Universitas Negeri Yogyakarta (1997) dan Jurusan Ilmu Informasi 
dan Perpustakaan Universitas Islam Yogyakarta (2002). Menekuni dunia 
rekayasa media dan teknologi tepat guna di dunia perdesaan. Pernah 
bekerja sebagai Manajer Manajemen Pengetahuan (2006­2012), Sekarang 
menjadi pegiat Gerakan Desa Membangun (GDM).
Ahmad Muttaqin. Staf Pengajar Sosiologi Agama di STAIN Purwokerto. 
Studi di Jurusan Perbandingan Mazhab Universitas Islam Negeri 
Yogyakarta (1997), lalu menempuh pendidikan lanjutan di Jurusan 
Sosiologi Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2002). Aktif 
menjadi peneliti di sejumlah organisasi nonpemerintah.
29

More Related Content

Viewers also liked

Media and communication strategy
Media and communication strategyMedia and communication strategy
Media and communication strategyrotaryeclubsa9400
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaYossy Suparyo
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Digital Media Strategy
Digital Media StrategyDigital Media Strategy
Digital Media StrategyHunter Territo
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaYossy Suparyo
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massaSari Gultom
 
Do you have a digital media strategy?
Do you have a digital media strategy?Do you have a digital media strategy?
Do you have a digital media strategy?Design Bracket
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaHanum Ilmi
 
Strategic Communications Planning - A Free eBook
Strategic Communications Planning - A Free eBookStrategic Communications Planning - A Free eBook
Strategic Communications Planning - A Free eBookDave Fleet
 
Developing a Communications Strategy for Your Nonprofit
Developing a Communications Strategy for Your NonprofitDeveloping a Communications Strategy for Your Nonprofit
Developing a Communications Strategy for Your NonprofitBig Duck
 

Viewers also liked (10)

Media and communication strategy
Media and communication strategyMedia and communication strategy
Media and communication strategy
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website Desa
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang Desa
 
Digital Media Strategy
Digital Media StrategyDigital Media Strategy
Digital Media Strategy
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massa
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massa
 
Do you have a digital media strategy?
Do you have a digital media strategy?Do you have a digital media strategy?
Do you have a digital media strategy?
 
Model Komunikasi Massa
Model Komunikasi MassaModel Komunikasi Massa
Model Komunikasi Massa
 
Strategic Communications Planning - A Free eBook
Strategic Communications Planning - A Free eBookStrategic Communications Planning - A Free eBook
Strategic Communications Planning - A Free eBook
 
Developing a Communications Strategy for Your Nonprofit
Developing a Communications Strategy for Your NonprofitDeveloping a Communications Strategy for Your Nonprofit
Developing a Communications Strategy for Your Nonprofit
 

Similar to MODUL PELATIHAN

Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaContoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaNenengPadriah
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
 
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihanMt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihandanil anen
 
Modul Lokakarya.pdf
Modul Lokakarya.pdfModul Lokakarya.pdf
Modul Lokakarya.pdfBeniBeni42
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
 
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfRencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfChieAmoy1
 
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfRencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfMilawati44
 
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptxNendahNurjanah
 
Result niche area discussion 27 april
Result niche area discussion 27 aprilResult niche area discussion 27 april
Result niche area discussion 27 aprilSHAKINAZ DESA
 
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdf
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdfModul Pendampingan Penguatan Literasi.pdf
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdfUsep Saefuddin
 
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdfAksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdfagus7833
 
Sejarah kaderisasi pii
Sejarah kaderisasi piiSejarah kaderisasi pii
Sejarah kaderisasi piiSaha Andy
 
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolah
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolahPanduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolah
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolahtong88
 
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas Praktisi
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas PraktisiRencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas Praktisi
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas PraktisiPengajarPraktikKunin
 
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdf
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdfBUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdf
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdfGebyAyuFadhilah1
 

Similar to MODUL PELATIHAN (20)

Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaContoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
 
Training Report
Training Report Training Report
Training Report
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihanMt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
 
Modul Lokakarya.pdf
Modul Lokakarya.pdfModul Lokakarya.pdf
Modul Lokakarya.pdf
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfRencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdfRencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
Rencana Moderasi Lokakarya 3.pdf
 
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
RESPONSIF.pptx
RESPONSIF.pptxRESPONSIF.pptx
RESPONSIF.pptx
 
Result niche area discussion 27 april
Result niche area discussion 27 aprilResult niche area discussion 27 april
Result niche area discussion 27 april
 
Profil PPSDMS
Profil PPSDMSProfil PPSDMS
Profil PPSDMS
 
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdf
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdfModul Pendampingan Penguatan Literasi.pdf
Modul Pendampingan Penguatan Literasi.pdf
 
Pedoman pel mas
Pedoman pel masPedoman pel mas
Pedoman pel mas
 
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdfAksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Belajar Pelajaran Presentasi.pdf
 
Sejarah kaderisasi pii
Sejarah kaderisasi piiSejarah kaderisasi pii
Sejarah kaderisasi pii
 
87412774 big
87412774 big87412774 big
87412774 big
 
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolah
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolahPanduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolah
Panduan pelaksanaan dan modul program mentor mentee di sekolah
 
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas Praktisi
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas PraktisiRencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas Praktisi
Rencana Moderasi Lokakarya 01 - Pengembangan Komunitas Praktisi
 
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdf
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdfBUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdf
BUKU PANDUAN Rencana Moderasi Lokakarya 1.pdf
 

More from Yossy Suparyo

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniYossy Suparyo
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatYossy Suparyo
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...Yossy Suparyo
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Yossy Suparyo
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaYossy Suparyo
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungYossy Suparyo
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunYossy Suparyo
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Yossy Suparyo
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Yossy Suparyo
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiYossy Suparyo
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaYossy Suparyo
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanYossy Suparyo
 
Proposal gdm ttg usulan domain desa
Proposal gdm ttg usulan domain desaProposal gdm ttg usulan domain desa
Proposal gdm ttg usulan domain desaYossy Suparyo
 
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.ID
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.IDPresentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.ID
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.IDYossy Suparyo
 
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun V
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun VJadwal Acara Lokakarya Desa Membangun V
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun VYossy Suparyo
 

More from Yossy Suparyo (20)

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
 
To have or to be
To have or to beTo have or to be
To have or to be
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
 
SK Pokja Desa
SK Pokja DesaSK Pokja Desa
SK Pokja Desa
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi Desa
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa Membangun
 
APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
 
Proposal gdm ttg usulan domain desa
Proposal gdm ttg usulan domain desaProposal gdm ttg usulan domain desa
Proposal gdm ttg usulan domain desa
 
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.ID
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.IDPresentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.ID
Presentasi GDM untuk Usulan Domain Desa.ID
 
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun V
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun VJadwal Acara Lokakarya Desa Membangun V
Jadwal Acara Lokakarya Desa Membangun V
 
Kajian RUU Desa
Kajian RUU DesaKajian RUU Desa
Kajian RUU Desa
 

Recently uploaded

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

MODUL PELATIHAN