SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana 
orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai 
Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk 
memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara 
sejahtera. 
Kesejahteraan pasti berkaitan erat dengan keadilan, pada hakekatnya keadilan adalah kata 
sifat yang artinya adalah sifat yang adil, tidak berat sebelah. Keadilan berhubungan erat 
dengan tingkah laku , tingkah laku yang dapat di terima dalam sebuah komunitas yang 
menjamin rasa percaya satu terhadap yang lain, yang tidak dapat dinilai dengan materi, tetapi 
dengan nurani yang manusiawi1. 
Namun dalam kehidupan sosial masyarakat pengertian keadilan baik sebagai sifat orang per 
orang maupun sebagai konsep sangat sulit untuk di uraikan apalagi untuk dilaksanakan2 
sehingga konsep negara menuju kesejahteraan masyarakat selalu saja mengalami pergesekan 
serta penyimpangan dari masa ke masa dan menimbulkan antitesa baru dari keadaan 
sebelumnya yang dianggap mampu mensejahterakan masyarakat. 
Negara sebagai institusi yang lahir dalam upaya mensejahterakan masyarakat selalu 
mengalami pergesekan ideologi dan konsep dalam menciptakan keadilan sosial sehingga 
menarik untuk dijadikan pembhasan dalam paper ini. 
1.2 Rumusan masalah 
1. Apa pendekatan menganalisis negara dalam mewujudkan masyarakat yang sejahetera ? 
2. Apa institusi yang hadir dari dialektika ideologi yang ada ? 
1 Kumpulan Beberapa Artikel, Keadilan Sosial, Jakarta, Kompas, 2004, Hal 237 
2 Ibid hal 13
2 
PEMBAHASAN 
2.1 Liberalisme, Komunisme dan Sosial Demokrasi 
Liberalisme pada perkembanganya dari segi politik akan melahirkan konsep demokrasi dan 
dari ekonomi melahirkan konsep kapitalisme. Baik kapitalisme maupun demokrasi 
menekankan prinsip pentingnya persaingan dan kebebasan, oleh karena itu kapitalisme dan 
demokrasi memberikan tempat yang tinggi nilai nilai seperti individualisme, kebebasan dan 
ketidaktergantungan serta kemajuan individu berdasarkan kemampuan dan bukan status, 
peraturan atau keanggotaaan kelompok, keduanya bertujuan mencapai susunan masyarakat 
yang bersifat rasional. 
Selama bertahun tahun pembentukannya kapitalisme dan demokrasi bersatu dalam 
perjuangan menghapus pembatasan pembatasan yang tidak terhitung jumlahnya atas tingkah 
laku manusia yang terus berkembang selama masa pemerintahan feodal dan aristokrasi yang 
beradab abad lamanya3. 
Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme 
berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada 
ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan 
bahwa Liberalisme adalah “… perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang 
menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan bangsa.” 
Dalam paham liberalisme, dipercaya bahwa kebebasan individualism adalah hal yang penting 
dalam menjamin kesejahteraan masyarakat. Di antara individu-individu tersebut, terdapat 
persaingan kompetitif dalam usaha untuk mencapai keuntungan maksimal. Pendekatan 
liberalisme sangat mendukung terwujudnya perekonomian dengan mekanisme pasar . Pasar, 
sebagai institusi ideal menurut kaum Liberalisme dalam menggerakkan roda perekonomian, 
merupakan tempat bersaingnya individu-individu itu secara bebas. Secara bebas dalam arti 
intervensi negara harus seminimal mungkin karena kaum liberalis menganggap intervensi 
negara bisa menyebabkan distorsi pasar dan sumber daya tidak bisa terkelola dengan efisien 
(Gilpin, 2003). liberalisme yang dimotori oleh Adam Smith dan David Ricardo menghendaki 
kebebasan sebebas-bebasnya tanpa campur tangan kepentingan politik apapun dari 
pemerintah karena pasar memiliki mekanismenya sendiri. Dalam hubungannya antara pasar 
3 Herbert Mc Clossky, Jhon Zaller, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan Demokrasi, 
Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988, Hal 245
dan demokrasi, posisi liberal menggaris bawahi pasar bebas dan memfokuskan kebebasan 
pengusaha. keputusan keputusan demokrati hanya terbatas dalam bidang kenegaraan saja 
yang bertugas sebagai penjamin keberadaan pasar bebas 4. 
Tugas dari negara adalah melindungi hak kepemilikan ini dan menjamin terciptanya kondisi 
yang kondusif bagi berjalannya perekonomian pasar. Pasar juga dianggap sebagai alat 
pengakomodasi kepentingan-kepentingan beragam dari para individu sehingga konflik bisa 
diminimalisir. 
Perubahan kondisi yang berkembang selama akhir dasawarsa abad 19 adanya transisi 
ekonomi pedesaan dan pertanian ke dalam bentuk ekonomi kota dan industri justru 
menimbulkan ketegangan antara demokrasi dan kapitalisme, kapitalisme malahan 
menciptkan pembatasan pembatasan baru yang dalam beberapa hal menyerupai pembatasan 
di masa lampau5. Kesenjangan dalam kekayaan dan kesempatan sebagai akibat adanya 
perubahan ini mempunyai dampak merusak perilaku kehidupan demokratis, ketika demokrasi 
mendukung hak rakyat untuk memerintah, kapitalisme membatasi pemberian hak semcam itu 
kepada rakyat dengan cara menjauhkan masalah masalah kehidupan ekonomi dari 
pengawasan rakyat. 
Komunisme hadir sebagai antitesa keadaan ekonomi tersebut, Menurut Karl Marx yang 
memunculkan teori Marxisme nya, alat-alat produksi seharusnya dimiliki oleh kaum proletar 
(kaum buruh) agar tidak terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh kaum kapitalis. 
Marx mendasarkan idenya ini ketika menjadi advokat buruh pada masa revolusi Eropa dan 
melihat sendiri kekejaman kapitalisme saat itu. 
Sosial demokrasi adalah azas untuk membangun sebuah tatanan politik dan sosial, dimana 
semua orang akan mendapatkan kebebasan yang sama di semua bidang kehidupan melalui 
solidaritas dan pengorganisasian masyarakat6. Ide sosial demokrasi ( sosdem ) berkembang 
dari gerakan – gerakan buruh di eropa, Tokoh yang dianggap berpengaruh mengembangkan 
ide sosial demokrasi ( sosdem ) adalah Eduard Bernstein. Lewat bukunya “Evolutionary 
Socialism (terbit tahun 1899)”, Bernstein menyerang ide-ide Marx yang memiliki berbagai 
kontradiksi internal dan bertentangan dengan demokrasi. Kaum sosialis, menurut Bernstein, 
harus mentransformasi masyarakat menuju keadilan sosial dengan cara-cara demokratis, 
3 
4 Landasan sosial demokrasi , tobias gonberg hal 67 
5 Herbert Mc Clossky, Jhon Zaller, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan Demokrasi, 
Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988, Hal 255 
6 Prof.Dr. Thomas Meyer Sosial Demokrasi,Yogjakarta Center, CSDS,Hal 1
bukan revolusioner seperti digagas Marx. Berbeda dengan Marx yang meyakini bahwa 
institusi negara akan menghilang digantikan kekuasaan proletariat, Bernstein berargumen 
bahwa institusi negara harus dipandang sebagai mitra. Dengan demokrasi politik, negara akan 
bisa diyakinkan untuk mengakomodasi hak-hak ekonomi dan politik kelas masyarakat yang 
terpinggirkan oleh kapitalisme, Ide klasik sosial demokrasi (sosdem) adalah orientasi 
mengatasi kesenjangan sosial ekonomi, perluasan kesempatan partisipasi kaum yang kurang 
beruntung, mewujudkan keadilan sosial dan demokratisasi. Impliksi dari hadirnya ide sosdem 
yang menurut saya adalah sintesis dari pertentangan liberalisme dan komunismen adalah 
lahirnya konsep baru bernegara yakni sebuah negara yang hadir sebagai wasit yang adil, serta 
‘pemain’ dalam setiap aspek kehidupan masyarakat dan saya yakini negara tersebut adalah 
negara kesejahteraan. 
4 
2.2 Negara kesejahteraan 
Negara kesejahteraan dikatakan hadir sebagai pergumulan ideologi dan teori, khususnya 
yang bermatra sayap kiri seperti Marxisme, Sosialisme, dan Sosial Demokratik (Spicker, 
1995). Beranjak dari pernyataan tersebut Negara kesejahteraan merupakan suatu cita cita 
yang di impikan oleh sosialisme demokrasi sebab dalam garis besar, negara kesejahteraan 
menunjuk pada sebuah model ideal pembangunan yang difokuskan pada peningkatan 
kesejahteraan melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan 
pelayanan sosial secara universal dan komprehensif kepada warganya. Berbeda dengan 
marxisme dan sosialisme yang mengingkan kesejahteraan masyarakat dengan meniadakan 
negara dan menganti dengan diktator proletariat. Namun yang menarik, konsep negara 
kesejahteraan justru tumbuh subur di negara-negara demokratis dan kapitalis, bukan di 
negara-negara sosialis bahkan dalam buku bacaan sosialisme demokrasi karya Tobias 
Gombert dkk model bangsa bangsa justru adalah negara negara liberal seperti Amerika 
Serikat, Britania Raya Jerman Jepang Dan Swedia. 
Menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith (2006), ide dasar negara kesejahteraan beranjak 
dari abad ke-18 ketika Jeremy Bentham (1748-1832) mempromosikan gagasan bahwa 
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest happiness (atau welfare) 
of the greatest number of their citizens. Bentham menggunakan istilah ‘utility’ (kegunaan) 
untuk menjelaskan konsep kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan prinsip 
utilitarianisme yang ia kembangkan, Bentham berpendapat bahwa sesuatu yang dapat 
menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang
menimbulkan sakit adalah buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah harus selalu diarahkan 
untuk meningkatkan kebahagian sebanyak mungkin orang 
Negara kesejahteraan ditujukan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan sosial bagi seluruh 
penduduk – orang tua dan anak-anak, pria dan wanita, kaya dan miskin, sebaik dan sedapat 
mungkin. Ia berupaya untuk mengintegrasikan sistem sumber dan menyelenggarakan 
jaringan pelayanan yang dapat memelihara dan meningkatkan kesejahteraan warga negara 
secara adil dan berkelanjutan. 
Negara kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial yang di banyak negara 
mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan 
warganya, terutama melalui perlindungan sosial yang mencakup jaminan sosial maupun 
jaring pengaman sosial. 
Konsep negara kesejahteraan tidak hanya mencakup deskripsi mengenai sebuah cara 
pengorganisasian kesejahteraan atau pelayanan sosial, melainkan juga sebuah konsep 
normatif atau sistem pendekatan ideal yang menekankan bahwa setiap orang harus 
memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya. 
Di negara-negara Barat, negara kesejahteraan sering dipandang sebagai strategi ‘penawar 
racun’ kapitalisme, yakni dampak negatif ekonomi pasar bebas. Karenanya, welfare state 
sering disebut sebagai bentuk dari ‘kapitalisme baik hati’ (compassionate capitalism) 
(Suharto, 2005b). 
Sistem negara kesejahteraan tidaklah homogen dan statis. Ia beragam dan dinamis mengikuti 
perkembangan dan tuntutan peradaban. Meski beresiko menyederhanakan keragaman, 
sedikitnya ada empat model negara kesejahteraan yang hingga kini masih ada. 
1. Model Universal 
Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh penduduknya, baik kaya 
maupun miskin. Model ini sering disebut sebagai the Scandinavian Welfare States yang 
diwakili oleh Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia. Sebagai contoh, negara 
kesejahteraan di Swedia sering dijadikan rujukan sebagai model ideal yang memberikan 
pelayanan sosial komprehensif kepada seluruh penduduknya. Negara kesejahteraan di Swedia 
5
sering dipandang sebagai model yang paling berkembang dan lebih maju daripada model di 
Inggris, AS dan Australia. 
2. Model Korporasi 
Seperti model pertama, jaminan sosial juga dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun 
kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, 
dunia usaha dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara 
diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui 
skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria ini sering disebut sebagai 
Model Bismarck, karena idenya pertama kali dikembangkan oleh Otto von Bismarck dari 
Jerman. 
3. Model Residual 
Model ini dianut oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meliputi AS, Inggris, Australia dan 
Selandia Baru. Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama kepada 
kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin, 
penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya. 
4. Model Minimal 
Model ini umumnya diterapkan di gugus negara-negara latin . Model ini ditandai oleh 
pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program kesejahteraan 
dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal dan umumnya hanya 
diberikan kepada pegawai negeri, pegawai swasta yang mampu membayar premi. 
Bila dilihat dari praktek pembangunan kesejahteraan, seperti pendidikan dan jaminan 
kesehatan gratis bagi warga, khususnya yang tidak mampu dengan adanya jamkesmas dari 
pemerintah serta beberapa kebijakan lainnya yang membukktikan pengeluaran pemerintah 
untuk pembangunan sosial yang masih kecil dapat membuktikan bahwa indonesia masih 
menerapkan konsep negara kesjahteraan model yang ke empat. 
Perkembangan ekonomi global memiliki implikasi terhadap negara kesejahteraan. Indonesia 
dalam menghadapi era globalisasi harus lebih menekankan terhadap pembangunan sumber 
daya manusia dan tentunya institusi pendidikan adalah alat yang paling tepat dalam rangka 
pembangunan sumber daya manusia, Ranis & Stewart (1999) dalam “The Asian Crisis and 
Human Development” menyatakan bahwa pembangunan manusia mendorong pertumbuhan 
ekonomi. Dan pastinya hal ini akan berkolerasi terhadap peningkatan kesejahteran 
masyarakat. 
6
7 
KESIMPULAN 
Kesejahteraan akan hadir dengan adanya keadilan, levental mengemukakan adanya tiga 
justice rules yang seringkali dipakai sebagai standar untuk menilai keadailan dalam konteks 
hubungan sosial, yakni 
Contribution rule, 
Needs rule 
Equality rule 
Dari ketiga indikator tersebut akan melahirkan berbagai organisasi sosial, organisasi 
pelayanan dan lembaga lembaga kesejahteraan. 
Negara kesejahteraan lahir sebagai jawaban atas pergumulan tentang pertentangan 2 ideologi 
yang besar di dunia, konsep yang berakar dari ideologi Sosial Demokrasi atau kiri tengah . 
Dengan berbagai terminologi yang berbeda, Sosialisme Demokrasi sebenarnya merupakan 
cita-cita banyak negara. Pancasila pun, dengan bahasa universalnya adalah sosialisme 
demokrasi, hingga kini belum benar-benar mewujud, bahkan mulai kehilangan nilai nilainya. 
Ideologi apa kiranya yang akan bertahan dalam setiap negara ketika gagalnya komunisme, 
dan kurang cocoknya kapitalisme ? 
Rasanya hanya Sosialisme Demokrasi yang dapat menghantar kepada kesejahteraan dan 
negara kesejahteraan adalah jawabannya.
8 
Daftar pustaka 
Kumpulan Beberapa Artikel, Keadilan Sosial, Jakarta, Kompas, 2004 
Zaller Jhon, Herbert Mc Clossky, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan 
Demokrasi, Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988 
Gonberg Tobias, Landasan Sosial Demokrasi , Friedrich Ebert Stiftung 
Meyer ,Thomas , Sosial-Demokrasi,Yogjakarta , CSDS 
Sumber lain 
http://politik.kompasiana.com/2010/12/29/sosial-demokrasi-329433.html 
http://shonz512.wordpress.com/demokrasi-sosialis/

More Related Content

What's hot

Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralYesica Adicondro
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiSejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiHadi Fahrurrozi
 
Sistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoSistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoRyunRun
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalBagus Aji
 
Nasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme
Nasionalisme, Liberalisme, dan SosialismeNasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme
Nasionalisme, Liberalisme, dan SosialismeFitri Nurullita
 
Sosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirSosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirChamid S Nur
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERprimagraphology consulting
 

What's hot (20)

Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 
Desyawanti Tawape
Desyawanti Tawape Desyawanti Tawape
Desyawanti Tawape
 
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moralLiberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
Liberalisme dan sosialisme sebagai perjuangan moral
 
Tugas kelompok pkn 2
Tugas kelompok pkn 2Tugas kelompok pkn 2
Tugas kelompok pkn 2
 
Maharani syafi'i
Maharani syafi'iMaharani syafi'i
Maharani syafi'i
 
Muhammad Triyadi Adam
Muhammad Triyadi AdamMuhammad Triyadi Adam
Muhammad Triyadi Adam
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiSejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran Ekonomi
 
4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK
 
Eko
EkoEko
Eko
 
Sistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi KomandoSistem Ekonomi Komando
Sistem Ekonomi Komando
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
 
Nasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme
Nasionalisme, Liberalisme, dan SosialismeNasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme
Nasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Sosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirSosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrir
 
Ppt sosialisme copy
Ppt sosialisme   copyPpt sosialisme   copy
Ppt sosialisme copy
 
Evaluasi xi
Evaluasi xiEvaluasi xi
Evaluasi xi
 
Annisa riana haras
Annisa riana harasAnnisa riana haras
Annisa riana haras
 
Ideologi politik komunis.
Ideologi politik komunis.Ideologi politik komunis.
Ideologi politik komunis.
 
valen resum mas
valen resum masvalen resum mas
valen resum mas
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
 

Viewers also liked

Target Audience Research
Target Audience ResearchTarget Audience Research
Target Audience Researchpoynertyler2249
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1 Evaluation Question 1
Evaluation Question 1 Kyle_97
 
EDM Questionnaire Results
EDM Questionnaire ResultsEDM Questionnaire Results
EDM Questionnaire Resultspoynertyler2249
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1Evaluation Question 1
Evaluation Question 1Kyle_97
 
Evaluation question 1
Evaluation question 1Evaluation question 1
Evaluation question 1Kyle_97
 
JURNAL Restu Veronika Manalu
JURNAL Restu Veronika ManaluJURNAL Restu Veronika Manalu
JURNAL Restu Veronika Manalurestutiara18
 
How to write for social marketing: Testicular cancer awareness
How to write for social marketing: Testicular cancer awarenessHow to write for social marketing: Testicular cancer awareness
How to write for social marketing: Testicular cancer awarenessDanielle Styles
 
Ciri ciri xanthomonas
Ciri   ciri xanthomonasCiri   ciri xanthomonas
Ciri ciri xanthomonasDesa Wonorejo
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterKenjy Mada
 
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOps
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOpsDOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOps
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOpsNicole Forsgren
 

Viewers also liked (16)

Target Audience Research
Target Audience ResearchTarget Audience Research
Target Audience Research
 
Types of Shot in Media
Types of Shot in MediaTypes of Shot in Media
Types of Shot in Media
 
Testimonials 2014
Testimonials 2014Testimonials 2014
Testimonials 2014
 
Ethnicity in TV Dramas
Ethnicity in TV DramasEthnicity in TV Dramas
Ethnicity in TV Dramas
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1 Evaluation Question 1
Evaluation Question 1
 
EDM Questionnaire Results
EDM Questionnaire ResultsEDM Questionnaire Results
EDM Questionnaire Results
 
Evaluation Question 1
Evaluation Question 1Evaluation Question 1
Evaluation Question 1
 
Evaluation question 1
Evaluation question 1Evaluation question 1
Evaluation question 1
 
JURNAL Restu Veronika Manalu
JURNAL Restu Veronika ManaluJURNAL Restu Veronika Manalu
JURNAL Restu Veronika Manalu
 
Magazine conventions
Magazine conventionsMagazine conventions
Magazine conventions
 
How to write for social marketing: Testicular cancer awareness
How to write for social marketing: Testicular cancer awarenessHow to write for social marketing: Testicular cancer awareness
How to write for social marketing: Testicular cancer awareness
 
Ciri ciri xanthomonas
Ciri   ciri xanthomonasCiri   ciri xanthomonas
Ciri ciri xanthomonas
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakter
 
Tag questions
Tag questionsTag questions
Tag questions
 
Changing statement into question
Changing statement into questionChanging statement into question
Changing statement into question
 
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOps
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOpsDOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOps
DOES 2016 Sciencing the Crap Out of DevOps
 

Similar to NEGARA KESEJAHTERAAN

Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamwasunu
 
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDavid Jones
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Makalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianMakalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianmiftahul Ghofur
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik norma 28
 
Demokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaDemokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaAISYAH SAKINAH
 
Ideologi ideologi besar
Ideologi ideologi besarIdeologi ideologi besar
Ideologi ideologi besaridbloginfo
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
 
uts tik ahnanto
uts tik ahnantouts tik ahnanto
uts tik ahnantoahnanto
 

Similar to NEGARA KESEJAHTERAAN (20)

Demokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modernDemokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modern
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islam
 
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
 
Masyarakat sipil
Masyarakat sipilMasyarakat sipil
Masyarakat sipil
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Makalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianMakalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadian
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
materi poin 3.docx
materi poin 3.docxmateri poin 3.docx
materi poin 3.docx
 
Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAMDemokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM
 
Makalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasiMakalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasi
 
Demokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaDemokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di China
 
Ideologi ideologi besar
Ideologi ideologi besarIdeologi ideologi besar
Ideologi ideologi besar
 
Sosiologi lembaga politik ekonomi
Sosiologi lembaga politik ekonomiSosiologi lembaga politik ekonomi
Sosiologi lembaga politik ekonomi
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
masyarakat madani
masyarakat madanimasyarakat madani
masyarakat madani
 
UTS TIK
UTS TIKUTS TIK
UTS TIK
 
uts tik ahnanto
uts tik ahnantouts tik ahnanto
uts tik ahnanto
 
KELAS XI BAB 2.pptx
KELAS XI BAB 2.pptxKELAS XI BAB 2.pptx
KELAS XI BAB 2.pptx
 
60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik
 

NEGARA KESEJAHTERAAN

  • 1. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera. Kesejahteraan pasti berkaitan erat dengan keadilan, pada hakekatnya keadilan adalah kata sifat yang artinya adalah sifat yang adil, tidak berat sebelah. Keadilan berhubungan erat dengan tingkah laku , tingkah laku yang dapat di terima dalam sebuah komunitas yang menjamin rasa percaya satu terhadap yang lain, yang tidak dapat dinilai dengan materi, tetapi dengan nurani yang manusiawi1. Namun dalam kehidupan sosial masyarakat pengertian keadilan baik sebagai sifat orang per orang maupun sebagai konsep sangat sulit untuk di uraikan apalagi untuk dilaksanakan2 sehingga konsep negara menuju kesejahteraan masyarakat selalu saja mengalami pergesekan serta penyimpangan dari masa ke masa dan menimbulkan antitesa baru dari keadaan sebelumnya yang dianggap mampu mensejahterakan masyarakat. Negara sebagai institusi yang lahir dalam upaya mensejahterakan masyarakat selalu mengalami pergesekan ideologi dan konsep dalam menciptakan keadilan sosial sehingga menarik untuk dijadikan pembhasan dalam paper ini. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa pendekatan menganalisis negara dalam mewujudkan masyarakat yang sejahetera ? 2. Apa institusi yang hadir dari dialektika ideologi yang ada ? 1 Kumpulan Beberapa Artikel, Keadilan Sosial, Jakarta, Kompas, 2004, Hal 237 2 Ibid hal 13
  • 2. 2 PEMBAHASAN 2.1 Liberalisme, Komunisme dan Sosial Demokrasi Liberalisme pada perkembanganya dari segi politik akan melahirkan konsep demokrasi dan dari ekonomi melahirkan konsep kapitalisme. Baik kapitalisme maupun demokrasi menekankan prinsip pentingnya persaingan dan kebebasan, oleh karena itu kapitalisme dan demokrasi memberikan tempat yang tinggi nilai nilai seperti individualisme, kebebasan dan ketidaktergantungan serta kemajuan individu berdasarkan kemampuan dan bukan status, peraturan atau keanggotaaan kelompok, keduanya bertujuan mencapai susunan masyarakat yang bersifat rasional. Selama bertahun tahun pembentukannya kapitalisme dan demokrasi bersatu dalam perjuangan menghapus pembatasan pembatasan yang tidak terhitung jumlahnya atas tingkah laku manusia yang terus berkembang selama masa pemerintahan feodal dan aristokrasi yang beradab abad lamanya3. Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan bahwa Liberalisme adalah “… perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan bangsa.” Dalam paham liberalisme, dipercaya bahwa kebebasan individualism adalah hal yang penting dalam menjamin kesejahteraan masyarakat. Di antara individu-individu tersebut, terdapat persaingan kompetitif dalam usaha untuk mencapai keuntungan maksimal. Pendekatan liberalisme sangat mendukung terwujudnya perekonomian dengan mekanisme pasar . Pasar, sebagai institusi ideal menurut kaum Liberalisme dalam menggerakkan roda perekonomian, merupakan tempat bersaingnya individu-individu itu secara bebas. Secara bebas dalam arti intervensi negara harus seminimal mungkin karena kaum liberalis menganggap intervensi negara bisa menyebabkan distorsi pasar dan sumber daya tidak bisa terkelola dengan efisien (Gilpin, 2003). liberalisme yang dimotori oleh Adam Smith dan David Ricardo menghendaki kebebasan sebebas-bebasnya tanpa campur tangan kepentingan politik apapun dari pemerintah karena pasar memiliki mekanismenya sendiri. Dalam hubungannya antara pasar 3 Herbert Mc Clossky, Jhon Zaller, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan Demokrasi, Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988, Hal 245
  • 3. dan demokrasi, posisi liberal menggaris bawahi pasar bebas dan memfokuskan kebebasan pengusaha. keputusan keputusan demokrati hanya terbatas dalam bidang kenegaraan saja yang bertugas sebagai penjamin keberadaan pasar bebas 4. Tugas dari negara adalah melindungi hak kepemilikan ini dan menjamin terciptanya kondisi yang kondusif bagi berjalannya perekonomian pasar. Pasar juga dianggap sebagai alat pengakomodasi kepentingan-kepentingan beragam dari para individu sehingga konflik bisa diminimalisir. Perubahan kondisi yang berkembang selama akhir dasawarsa abad 19 adanya transisi ekonomi pedesaan dan pertanian ke dalam bentuk ekonomi kota dan industri justru menimbulkan ketegangan antara demokrasi dan kapitalisme, kapitalisme malahan menciptkan pembatasan pembatasan baru yang dalam beberapa hal menyerupai pembatasan di masa lampau5. Kesenjangan dalam kekayaan dan kesempatan sebagai akibat adanya perubahan ini mempunyai dampak merusak perilaku kehidupan demokratis, ketika demokrasi mendukung hak rakyat untuk memerintah, kapitalisme membatasi pemberian hak semcam itu kepada rakyat dengan cara menjauhkan masalah masalah kehidupan ekonomi dari pengawasan rakyat. Komunisme hadir sebagai antitesa keadaan ekonomi tersebut, Menurut Karl Marx yang memunculkan teori Marxisme nya, alat-alat produksi seharusnya dimiliki oleh kaum proletar (kaum buruh) agar tidak terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh kaum kapitalis. Marx mendasarkan idenya ini ketika menjadi advokat buruh pada masa revolusi Eropa dan melihat sendiri kekejaman kapitalisme saat itu. Sosial demokrasi adalah azas untuk membangun sebuah tatanan politik dan sosial, dimana semua orang akan mendapatkan kebebasan yang sama di semua bidang kehidupan melalui solidaritas dan pengorganisasian masyarakat6. Ide sosial demokrasi ( sosdem ) berkembang dari gerakan – gerakan buruh di eropa, Tokoh yang dianggap berpengaruh mengembangkan ide sosial demokrasi ( sosdem ) adalah Eduard Bernstein. Lewat bukunya “Evolutionary Socialism (terbit tahun 1899)”, Bernstein menyerang ide-ide Marx yang memiliki berbagai kontradiksi internal dan bertentangan dengan demokrasi. Kaum sosialis, menurut Bernstein, harus mentransformasi masyarakat menuju keadilan sosial dengan cara-cara demokratis, 3 4 Landasan sosial demokrasi , tobias gonberg hal 67 5 Herbert Mc Clossky, Jhon Zaller, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan Demokrasi, Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988, Hal 255 6 Prof.Dr. Thomas Meyer Sosial Demokrasi,Yogjakarta Center, CSDS,Hal 1
  • 4. bukan revolusioner seperti digagas Marx. Berbeda dengan Marx yang meyakini bahwa institusi negara akan menghilang digantikan kekuasaan proletariat, Bernstein berargumen bahwa institusi negara harus dipandang sebagai mitra. Dengan demokrasi politik, negara akan bisa diyakinkan untuk mengakomodasi hak-hak ekonomi dan politik kelas masyarakat yang terpinggirkan oleh kapitalisme, Ide klasik sosial demokrasi (sosdem) adalah orientasi mengatasi kesenjangan sosial ekonomi, perluasan kesempatan partisipasi kaum yang kurang beruntung, mewujudkan keadilan sosial dan demokratisasi. Impliksi dari hadirnya ide sosdem yang menurut saya adalah sintesis dari pertentangan liberalisme dan komunismen adalah lahirnya konsep baru bernegara yakni sebuah negara yang hadir sebagai wasit yang adil, serta ‘pemain’ dalam setiap aspek kehidupan masyarakat dan saya yakini negara tersebut adalah negara kesejahteraan. 4 2.2 Negara kesejahteraan Negara kesejahteraan dikatakan hadir sebagai pergumulan ideologi dan teori, khususnya yang bermatra sayap kiri seperti Marxisme, Sosialisme, dan Sosial Demokratik (Spicker, 1995). Beranjak dari pernyataan tersebut Negara kesejahteraan merupakan suatu cita cita yang di impikan oleh sosialisme demokrasi sebab dalam garis besar, negara kesejahteraan menunjuk pada sebuah model ideal pembangunan yang difokuskan pada peningkatan kesejahteraan melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan pelayanan sosial secara universal dan komprehensif kepada warganya. Berbeda dengan marxisme dan sosialisme yang mengingkan kesejahteraan masyarakat dengan meniadakan negara dan menganti dengan diktator proletariat. Namun yang menarik, konsep negara kesejahteraan justru tumbuh subur di negara-negara demokratis dan kapitalis, bukan di negara-negara sosialis bahkan dalam buku bacaan sosialisme demokrasi karya Tobias Gombert dkk model bangsa bangsa justru adalah negara negara liberal seperti Amerika Serikat, Britania Raya Jerman Jepang Dan Swedia. Menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith (2006), ide dasar negara kesejahteraan beranjak dari abad ke-18 ketika Jeremy Bentham (1748-1832) mempromosikan gagasan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest happiness (atau welfare) of the greatest number of their citizens. Bentham menggunakan istilah ‘utility’ (kegunaan) untuk menjelaskan konsep kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan prinsip utilitarianisme yang ia kembangkan, Bentham berpendapat bahwa sesuatu yang dapat menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang
  • 5. menimbulkan sakit adalah buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah harus selalu diarahkan untuk meningkatkan kebahagian sebanyak mungkin orang Negara kesejahteraan ditujukan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan sosial bagi seluruh penduduk – orang tua dan anak-anak, pria dan wanita, kaya dan miskin, sebaik dan sedapat mungkin. Ia berupaya untuk mengintegrasikan sistem sumber dan menyelenggarakan jaringan pelayanan yang dapat memelihara dan meningkatkan kesejahteraan warga negara secara adil dan berkelanjutan. Negara kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial yang di banyak negara mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan warganya, terutama melalui perlindungan sosial yang mencakup jaminan sosial maupun jaring pengaman sosial. Konsep negara kesejahteraan tidak hanya mencakup deskripsi mengenai sebuah cara pengorganisasian kesejahteraan atau pelayanan sosial, melainkan juga sebuah konsep normatif atau sistem pendekatan ideal yang menekankan bahwa setiap orang harus memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya. Di negara-negara Barat, negara kesejahteraan sering dipandang sebagai strategi ‘penawar racun’ kapitalisme, yakni dampak negatif ekonomi pasar bebas. Karenanya, welfare state sering disebut sebagai bentuk dari ‘kapitalisme baik hati’ (compassionate capitalism) (Suharto, 2005b). Sistem negara kesejahteraan tidaklah homogen dan statis. Ia beragam dan dinamis mengikuti perkembangan dan tuntutan peradaban. Meski beresiko menyederhanakan keragaman, sedikitnya ada empat model negara kesejahteraan yang hingga kini masih ada. 1. Model Universal Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh penduduknya, baik kaya maupun miskin. Model ini sering disebut sebagai the Scandinavian Welfare States yang diwakili oleh Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia. Sebagai contoh, negara kesejahteraan di Swedia sering dijadikan rujukan sebagai model ideal yang memberikan pelayanan sosial komprehensif kepada seluruh penduduknya. Negara kesejahteraan di Swedia 5
  • 6. sering dipandang sebagai model yang paling berkembang dan lebih maju daripada model di Inggris, AS dan Australia. 2. Model Korporasi Seperti model pertama, jaminan sosial juga dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria ini sering disebut sebagai Model Bismarck, karena idenya pertama kali dikembangkan oleh Otto von Bismarck dari Jerman. 3. Model Residual Model ini dianut oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meliputi AS, Inggris, Australia dan Selandia Baru. Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama kepada kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin, penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya. 4. Model Minimal Model ini umumnya diterapkan di gugus negara-negara latin . Model ini ditandai oleh pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal dan umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, pegawai swasta yang mampu membayar premi. Bila dilihat dari praktek pembangunan kesejahteraan, seperti pendidikan dan jaminan kesehatan gratis bagi warga, khususnya yang tidak mampu dengan adanya jamkesmas dari pemerintah serta beberapa kebijakan lainnya yang membukktikan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang masih kecil dapat membuktikan bahwa indonesia masih menerapkan konsep negara kesjahteraan model yang ke empat. Perkembangan ekonomi global memiliki implikasi terhadap negara kesejahteraan. Indonesia dalam menghadapi era globalisasi harus lebih menekankan terhadap pembangunan sumber daya manusia dan tentunya institusi pendidikan adalah alat yang paling tepat dalam rangka pembangunan sumber daya manusia, Ranis & Stewart (1999) dalam “The Asian Crisis and Human Development” menyatakan bahwa pembangunan manusia mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan pastinya hal ini akan berkolerasi terhadap peningkatan kesejahteran masyarakat. 6
  • 7. 7 KESIMPULAN Kesejahteraan akan hadir dengan adanya keadilan, levental mengemukakan adanya tiga justice rules yang seringkali dipakai sebagai standar untuk menilai keadailan dalam konteks hubungan sosial, yakni Contribution rule, Needs rule Equality rule Dari ketiga indikator tersebut akan melahirkan berbagai organisasi sosial, organisasi pelayanan dan lembaga lembaga kesejahteraan. Negara kesejahteraan lahir sebagai jawaban atas pergumulan tentang pertentangan 2 ideologi yang besar di dunia, konsep yang berakar dari ideologi Sosial Demokrasi atau kiri tengah . Dengan berbagai terminologi yang berbeda, Sosialisme Demokrasi sebenarnya merupakan cita-cita banyak negara. Pancasila pun, dengan bahasa universalnya adalah sosialisme demokrasi, hingga kini belum benar-benar mewujud, bahkan mulai kehilangan nilai nilainya. Ideologi apa kiranya yang akan bertahan dalam setiap negara ketika gagalnya komunisme, dan kurang cocoknya kapitalisme ? Rasanya hanya Sosialisme Demokrasi yang dapat menghantar kepada kesejahteraan dan negara kesejahteraan adalah jawabannya.
  • 8. 8 Daftar pustaka Kumpulan Beberapa Artikel, Keadilan Sosial, Jakarta, Kompas, 2004 Zaller Jhon, Herbert Mc Clossky, Ethos Amerika Sikap Masyarakat Terhadap Kapitalisme dan Demokrasi, Yogjakarta, Gajah Mada University Press, 1988 Gonberg Tobias, Landasan Sosial Demokrasi , Friedrich Ebert Stiftung Meyer ,Thomas , Sosial-Demokrasi,Yogjakarta , CSDS Sumber lain http://politik.kompasiana.com/2010/12/29/sosial-demokrasi-329433.html http://shonz512.wordpress.com/demokrasi-sosialis/