Tutor Kimia Klinik membahas prosedur quality control untuk pemeriksaan urinalisis, termasuk parameter yang diperiksa, reagen yang digunakan, dan cara interpretasi hasilnya. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan bahan kontrol untuk memastikan akurasi hasil tes.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai urinalisis atau pemeriksaan urine. Urinalisis digunakan untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan makroskopis, kimiawi, dan mikroskopis untuk menguji ciri-ciri fisik urine, kadar zat seperti protein, glukosa, dan bilirubin, serta sel-sel yang ada dalam urine. Hasil urinalisis dapat men
Dokumen tersebut membahas pentingnya mutu dalam layanan laboratorium klinik. Mutu hasil pemeriksaan dan layanan yang memenuhi standar dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan dokter, serta mendukung kelancaran bisnis laboratorium. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai ukuran mutu seperti akurasi, presisi, sensitivitas, dan spesifisitas; serta penggunaan kontrol kualitas dan aturan Westgard untuk memantau kualitas
Tutor Kimia Klinik membahas prosedur quality control untuk pemeriksaan urinalisis, termasuk parameter yang diperiksa, reagen yang digunakan, dan cara interpretasi hasilnya. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan bahan kontrol untuk memastikan akurasi hasil tes.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai urinalisis atau pemeriksaan urine. Urinalisis digunakan untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan makroskopis, kimiawi, dan mikroskopis untuk menguji ciri-ciri fisik urine, kadar zat seperti protein, glukosa, dan bilirubin, serta sel-sel yang ada dalam urine. Hasil urinalisis dapat men
Dokumen tersebut membahas pentingnya mutu dalam layanan laboratorium klinik. Mutu hasil pemeriksaan dan layanan yang memenuhi standar dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan dokter, serta mendukung kelancaran bisnis laboratorium. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai ukuran mutu seperti akurasi, presisi, sensitivitas, dan spesifisitas; serta penggunaan kontrol kualitas dan aturan Westgard untuk memantau kualitas
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai morfologi leukosit dan retikulosit. Leukosit terdiri dari neutrophil, eosinofil, monosit, limfosit, dan basofil. Sedangkan retikulosit adalah sel pembentuk darah yang masih dalam proses pembentukan. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri mikroskopis dari masing-masing jenis sel tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang patologi klinik yang mencakup pemeriksaan hematologi, imunologi, mikrobiologi, dan jenis-jenis spesimen untuk diagnosis penyakit infeksi. Pemeriksaan hematologi meliputi hitung darah lengkap, sedangkan imunologi membahas respon imun dan tes laboratorium. Diagnosis infeksi bakteri dilakukan dengan mikroskopis langsung, kultur, dan tes serologi terhadap berbagai jenis sp
Kreatinin adalah senyawa yang dihasilkan dari dehidrasi kreatin di otot dan jaringan saraf. Kreatin diproduksi di hati dan disimpan sebagai fosfat tinggi energi di otot. Saat metabolisme otot, kreatin fosfat terlepas menjadi kreatinin yang masuk ke darah. Kadar kreatinin darah dipengaruhi oleh fungsi hati, otot, dan ginjal.
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testDewi Fitriani
Dokumen tersebut membahas tentang tes Coombs yang digunakan untuk mendeteksi antibodi pada darah pasien sebelum transfusi. Tes ini dilakukan secara langsung dengan mendeteksi antibodi pada permukaan eritrosit atau secara tidak langsung dengan mendeteksi antibodi di serum menggunakan eritrosit O sebagai pembawa. Tes ini penting untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan darah akibat keberadaan antibodi.
Makalah ini membahas tentang pemeriksaan feses sebagai alat bantu diagnosis penyakit. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan yaitu: (1) definisi dan manfaat pemeriksaan feses, (2) indikasi penyakit yang dapat didiagnosis melalui feses, dan (3) prosedur pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis beserta interpretasi hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
This document provides information on the definition, pathology, symptoms, signs, classification, and laboratory findings of anemia. It defines anemia as a reduction in hemoglobin concentration and oxygen carrying capacity in the blood. Anemias are classified based on whether red blood cell production or destruction is impaired. Common causes of microcytic anemia include iron deficiency and thalassemia. Thalassemia syndromes range from mild trait to severe thalassemia major depending on the number of functional globin genes. Laboratory findings helpful for diagnosing thalassemia include low MCV, MCH, and elevated HbA2.
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Tumor dan kanker disebabkan oleh sel yang membelah secara tidak terkendali akibat gangguan mekanisme pembelahan sel normal. Penyebabnya adalah genetik, karsinogen seperti rokok, virus, dan proses penuaan. Tumor dibedakan menjadi jinak dan ganas, di mana tumor ganas dapat menyebar ke organ lain lewat pembuluh darah atau limfa. Beberapa contoh kanker adalah kanker payudara, ovarium, serviks, test
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai morfologi leukosit dan retikulosit. Leukosit terdiri dari neutrophil, eosinofil, monosit, limfosit, dan basofil. Sedangkan retikulosit adalah sel pembentuk darah yang masih dalam proses pembentukan. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri mikroskopis dari masing-masing jenis sel tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang patologi klinik yang mencakup pemeriksaan hematologi, imunologi, mikrobiologi, dan jenis-jenis spesimen untuk diagnosis penyakit infeksi. Pemeriksaan hematologi meliputi hitung darah lengkap, sedangkan imunologi membahas respon imun dan tes laboratorium. Diagnosis infeksi bakteri dilakukan dengan mikroskopis langsung, kultur, dan tes serologi terhadap berbagai jenis sp
Kreatinin adalah senyawa yang dihasilkan dari dehidrasi kreatin di otot dan jaringan saraf. Kreatin diproduksi di hati dan disimpan sebagai fosfat tinggi energi di otot. Saat metabolisme otot, kreatin fosfat terlepas menjadi kreatinin yang masuk ke darah. Kadar kreatinin darah dipengaruhi oleh fungsi hati, otot, dan ginjal.
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testDewi Fitriani
Dokumen tersebut membahas tentang tes Coombs yang digunakan untuk mendeteksi antibodi pada darah pasien sebelum transfusi. Tes ini dilakukan secara langsung dengan mendeteksi antibodi pada permukaan eritrosit atau secara tidak langsung dengan mendeteksi antibodi di serum menggunakan eritrosit O sebagai pembawa. Tes ini penting untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan darah akibat keberadaan antibodi.
Makalah ini membahas tentang pemeriksaan feses sebagai alat bantu diagnosis penyakit. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan yaitu: (1) definisi dan manfaat pemeriksaan feses, (2) indikasi penyakit yang dapat didiagnosis melalui feses, dan (3) prosedur pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis beserta interpretasi hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
This document provides information on the definition, pathology, symptoms, signs, classification, and laboratory findings of anemia. It defines anemia as a reduction in hemoglobin concentration and oxygen carrying capacity in the blood. Anemias are classified based on whether red blood cell production or destruction is impaired. Common causes of microcytic anemia include iron deficiency and thalassemia. Thalassemia syndromes range from mild trait to severe thalassemia major depending on the number of functional globin genes. Laboratory findings helpful for diagnosing thalassemia include low MCV, MCH, and elevated HbA2.
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Tumor dan kanker disebabkan oleh sel yang membelah secara tidak terkendali akibat gangguan mekanisme pembelahan sel normal. Penyebabnya adalah genetik, karsinogen seperti rokok, virus, dan proses penuaan. Tumor dibedakan menjadi jinak dan ganas, di mana tumor ganas dapat menyebar ke organ lain lewat pembuluh darah atau limfa. Beberapa contoh kanker adalah kanker payudara, ovarium, serviks, test
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptdryuby
Tes dan interpretasi cairan asites meliputi tes makroskopis, kimia, dan mikroskopis. Tes makroskopis menilai volume, warna, kejernihan, berat jenis, dan bekuan cairan. Tes kimia meliputi tes protein, glukosa, LDH, dan tes-tes tambahan untuk mendiagnosis penyebab asites. Tes mikroskopis menghitung jumlah sel untuk membedakan transudat dan eksudat. Hasil tes digunakan untuk mendiagn
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa tes laboratorium klinik, seperti tes deteksi HIV (Western Blot), tes anti-Thyroid Peroxidase (ELISA), tes hCG (immunokromatografi), tes Widal (aglutinasi), dan Direct Coomb's Test (aglutinasi). Dokumen tersebut menjelaskan prinsip, prosedur, dan interpretasi hasil dari masing-masing tes tersebut.
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
Dokumen tersebut membahas standar mikrobiologi dan uji mikrobiologi untuk bahan dan produk farmasi. Termasuk kategori bahan baku alam, mikroorganisme kontaminan, persyaratan kualitas mikrobiologi untuk produk farmasi steril dan non-steril, serta uji-uji mikrobiologi yang tercantum dalam Farmakope Indonesia seperti uji batas mikroba, uji efektivitas pengawet, uji sterilitas, dan penetapan k
Dokumen ini membahas standar mikrobiologi dan uji mikrobiologi untuk bahan dan produk farmasi. Termasuk kategori bahan baku alam, mikroorganisme kontaminan, persyaratan kualitas mikrobiologi untuk berbagai jenis produk farmasi, serta uji-uji mikrobiologi yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.
Teks ini membahas tentang pengujian antibodi antinuklir (ANA) pada penyakit sistemik lupus eritematosus (SLE). Metode pengujian ANA meliputi pemeriksaan imunofluoresensi pada sel Hep-2, tes ELISA, dan tes strip Euroline. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau SLE karena keberadaan ANA dapat menunjukkan aktivitas penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan ANA dengan metode imunofluoresens indirek. Metode ini digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis antibodi antinuklear yang ada dalam serum pasien dengan pola fluoresensi nukleus berupa homogen, perifer, bercak atau nukleolar. Teknik TITERPLANE dari EUROIMMUN digunakan untuk standardisasi pemeriksaan ini dengan menggunakan substrat HEp-20-10 dan hati primata serta dil
Pemeriksaan HB dan protein urine digunakan untuk mendeteksi kekurangan darah dan gangguan ginjal. HB diukur dengan metode Sahli atau cyanmethemoglobin, sedangkan protein urine dengan mendeteksi kekeruhan urine setelah dipanaskan dan ditambah asam asetat. Kedua pemeriksaan penting untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil dan mendeteksi preeklamsi.
Modul ini membahas keterampilan mahasiswa dalam mengambil spesimen darah, sekret vaginal, sputum, urin dan faeces. Termasuk teknik pengambilannya, alat dan bahan yang diperlukan, nilai normal dan abnormal hasil pemeriksaan, serta faktor yang mempengaruhi hasil tes.
Modul ini membahas keterampilan mahasiswa dalam mengambil spesimen darah, sekret vaginal, sputum, urin dan faeces. Termasuk teknik pengambilan dan analisis masing-masing spesimen beserta alat dan bahannya.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan mutu sediaan infus yang meliputi 3 aspek yaitu evaluasi fisika, kimia, dan mikrobiologi. Pemeriksaan fisika meliputi pengujian partikulat, pH, volume injeksi, kebocoran, dan kejernihan. Pemeriksaan kimia meliputi identifikasi, penetapan kadar, dan keseragaman sediaan. Pemeriksaan mikrobiologi meliputi uji sterilitas dan pirogen.
The document discusses flow cytometry and its clinical application in monitoring CD4 T lymphocyte counts. Flow cytometry works by passing fluorescent-labeled cells in a fluid stream through a laser which causes fluorescence. Detectors then measure the cells' light scattering and fluorescence properties to characterize the cells and identify subsets. The document provides details on using the BD FACSCalibur flow cytometer to measure CD4 counts via two-color staining and gating on T lymphocyte populations. Normal CD4 values in adults and children are listed.
The document discusses viral load testing using NASBA (Nucleic Acid Sequence-Based Amplification) technology. It describes the NASBA process which uses 3 enzymes to amplify viral RNA or DNA in one temperature. The document provides examples of using NASBA to test viral load in HIV samples and discusses the benefits of NASBA including its high throughput, minimal hands-on time, and ability to detect down to 10-10^7 copies/ml.
This document summarizes methods for quantitatively determining serum immunoglobulin A (IgA) concentration, including radial immunodiffusion (RID), nephelometry, and enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). RID involves measuring the diameter of precipitation rings formed between serum IgA and antibody-containing agar. Nephelometry measures light scatter from immune complexes formed between serum IgA and anti-IgA antiserum. ELISA uses a capture antibody to bind serum IgA and a labeled secondary antibody for detection. ELISA provides the best sensitivity while nephelometry is most commonly used in clinical labs due to its rapid automation capabilities. Normal IgA levels, deficiencies, and causes of high values are also
Teks ini membahas tentang elektroforesis kapiler menggunakan alat Minicap untuk memisahkan molekul seperti protein, lipoprotein, isoenzim, dan hemoglobin. Metode ini bekerja dengan memisahkan molekul berdasarkan kecepatan elektroforesisnya dalam tabung kapiler dengan diameter 100 μm yang dipengaruhi pH elektrolit dan aliran elektroosmosis. Teks ini juga menjelaskan prosedur dan komponen elektroforesis protein, hemoglobin, dan immunotyping
This document discusses thyroid hormone tests (T3, T4, TSH, fT4) and their principles, procedures, and clinical significance. It describes the hormones T3 and T4, how they are regulated by the hypothalamus-pituitary-thyroid axis, and common thyroid disorders like hypothyroidism and hyperthyroidism. It provides details on specific assays for the hormones, including radioimmunoassay, immunoradiometric assay, enzyme immunoassay, and electrochemiluminescent assay. Reference ranges and clinical implications of test results are also covered.
1. Western Blot dan RIBA merupakan tes konfirmasi untuk infeksi HIV yang mendeteksi antibodi terhadap protein inti, polimerase, dan envelope virus HIV.
2. Terdapat perbedaan antara Western Blot dan RIBA dalam hal protein yang digunakan sebagai antigen.
3. Hasil tes dapat negatif palsu, indeterminate, atau positif tergantung pola protein HIV yang terdeteksi.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan kadar antigen CA 125 dengan metode ELISA untuk skrining, diagnosis, pemantauan terapi, dan prognosis kanker ovarium. Metode ELISA digunakan karena ekonomis dan sensitivitas yang tinggi. Kadar CA 125 yang meningkat dapat menandakan adanya kanker ovarium.
Tinjauan pustaka mengenai trombositopenia pada demam berdarah dengue membahas mekanisme penyebabnya yaitu supresi sumsum tulang, aktivasi dan destruksi trombosit oleh virus, serta disfungsi trombosit. Pemeriksaan jumlah trombosit penting untuk diagnosis dan pemantauan, dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Terapi trombositopenia meliputi transfusi trombosit dalam kondisi tertentu.
Thrombelastography (TEG) adalah tes koagulasi yang dilakukan di samping pasien untuk mengukur berbagai parameter koagulasi dalam 30 menit. TEG dapat digunakan untuk memantau koagulasi pada operasi jantung dan transplantasi hati serta mendeteksi gangguan koagulasi pada pasien trauma.
Tinjauan pustaka ini membahas patogenesis, diagnosis, dan klasifikasi paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH). PNH disebabkan oleh mutasi gen PIG-A yang mengakibatkan defisiensi protein yang terikat pada permukaan sel seperti DAF dan CD59. Ini menyebabkan aktivasi komplemen yang berlebihan dan hemolisis. Diagnosis didasarkan pada tes komplemen seperti sucrose lysis test dan flow sitometri untuk mengukur defisiensi CD55 dan CD59. PNH dik
Dokumen tersebut membahas sindrom mielodisplastik yang merupakan kelompok penyakit neoplastik pada sel induk hemopoietik yang ditandai oleh kegagalan sumsum tulang dan kelainan sel darah. Dibahas pula patogenesis, diagnosis, klasifikasi, dan prognosis sindrom mielodisplastik menurut WHO dan terapi yang diberikan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur hitung jenis lekosit secara manual dan otomatis. Secara manual melibatkan pembuatan hapusan darah, pewarnaan, dan perhitungan secara visual di bawah mikroskop. Secara otomatis menggunakan berbagai metode seperti impedansi, scatter cahaya, dan fluoresensi untuk menghitung dan membedakan jenis lekosit dengan lebih cepat dan akurat. Kedua metode memiliki kelebi
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang pemeriksaan Prothrombin Time (PTT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) secara otomatis. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi koagulasi melalui jalur ekstrinsik, intrinsik, dan bersama dengan mengukur waktu pembekuan plasma menggunakan metode cahaya tersebar.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang penggunaan alat otomatis Sysmex XE-2100 untuk pemeriksaan darah lengkap (CBC). Alat ini menggunakan teknologi kombinasi impedansi listrik dan aliran sitometri untuk menghitung parameter darah seperti eritrosit, leukosit, trombosit, hemoglobin, dan lainnya. Dokumen juga menjelaskan prinsip kerja, komponen utama, dan interferensi sampel yang dapat mempengaruhi
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pengecatan sitokimia pada leukemia yang dapat membantu diagnosis dan klasifikasi tipe leukemia. Beberapa metode pengecatan yang dijelaskan antara lain mieloperoksidase, sudan black, PAS, LAP, dan nonspesifik esterase, beserta prinsip, reagen, dan interpretasi hasilnya.
1. Tutor Kimia Klinik IQUALITY CONTROL URINALISYS Fajar harini, dr Leonita Anniwati, dr, SpPK (K) 1
2. TUJUAN QUALITY CONTROL Mengetahui apakah proses analisis yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada, dilihat dari metode, alat analisis, reagensia yang digunakan. 2
4. TUJUAN URINALISIS : Membantumenegakkan diagnosis Memberi informasimengenaifaal organ & metabolismetubuh Mengikutiperjalananpenyakit & hasilpengobatan Mendeteksikelainan yang asimptomatik. 4
5. Pengambilan sampel urine Bahan urine yang ideal adalah urine pagi dan diambil dengan cara porsi tengah bersih. Pemeriksaan laboratorium harus dikerjakan kurang dari 2 jam Tidak boleh menggunakan bahan pengawet. 5
6. REAGENSIA Reagensia strip carik celup Perhatikantanggal : Pembuatan Kadaluarsa Pembelian penggunaan Simpandalambotolaslipadasuhukamar yang sejuk, tidakterkenacahayamatahari, tidaklembabdantidakdidalamlemaries Silica geljangandibuang 6
7. REAGENSIA Botol reagen tertutup rapat, disimpan pada suhu kamar Keluarkan carik celup secukupnya, jangan mencampur reagensia dengan lot yang berbeda Jangan memegang reagen pita pada tempat reaksi Dipakai dalam waktu 6 bulan setelah botol dibuka Warna carik celup telah berubah jangan dipakai 7
11. 2). pH Prinsip : carik celup untuk pemeriksaan pH mengandung indikator methyl red dan bromthymol blue. Kombinasi indikator tersebut memungkinkan perubahan warna yang jelas dari oranye menjadi hijau kemudian menjadi biru pada daerah pH 5-9. Sumber kesalahan : urine yang disimpan terlalu lama akan berubah menjadi alkalis (pH > 7) 9
12. 3) Darah Prinsip : pemeriksaan berdasarkan adanya hemoglobin dan myoglobin yang mengkatalisis oksida dari indikator warna sehingga terjadi perubahan warna. Eritrosit yang utuh terhemolisis pada carik celup dan hemoglobin yang timbul akan bereaksi dengan reagen membentuk titik-titik hijau. Hasil positif palsu : - Kontaminasi darah menstruasi - peroksidase kuman - strong oxidizing agents ( sabun, deterjen) Hasil negatif palsu : - Adanya asam askorbat (chemstrip : tidak terpengaruh) - BJ yang tinggi - Captopril 10
13. 4). Leukosit esterase Prinsip : didasari pada penguraian ester yang tidak berwarna oleh esterase-granulosit menjadi zat yang tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi zat berwarna biru. Posisif palsu : - Bahan yang memberi warna, seperti obat (phenozopyridine), komsumsi bit - Kontaminasi cairan vagina Negatif palsu : - adanya limfosit tidak terdeteksi - Peningkatan glukosa (> 3g/dl, protein >500mg/dl - BJ yang tinggi - bahan Oksidator kuat - Obat-obatan (gentamicin, cephalosporin) 11
14. 5) Nitrit Prinsip : nitrit dalam urine bereaksi dengan indikator warna menghasilkan zat warna azo. Positif palsu : - Beberapa obat yang menyebabkan warna merah (phenozopyridine), konsumsi bit - Penyimpanan yang tidak tepat sehingga terjadi proliferasi bakteri Negatif palsu : - Asam askorbat ( >25 mg/dl) - Bermacam-macam faktor yang menghambat atau mencegah pembentukan nitrit meskipun ada bakteriuria. 12
15. 6). Protein Prinsip : dalam suatu sistem bufer yang mempertahankan pH konstan, carik celup yang mengandung indikator warna dapat bereaksi dengan albumin sehingga warna kuning menjadi hijau. Positif palsu : - Urine yang alkalis (pH 9), seperti pada obat-obatan, spesimen yang diawetkan tidak benar, kontaminasi dengan senyawa amonium kuartener. - Bahan yang memberi warna, seperti obat (phenozopyridine), konsumsi bit Negatif palsu : - adanya protein lain selain albumin 13
16. 7). Glukosa Prinsip : reaksi dari pemeriksaan glukosa berdasarkan pada reaksi glukosa oksidase-peroksidase yang spesifik Positif palsu : - Bahan oksidator kuat (pemutih) - Kontaminasi peroksida Negatif palsu : - Asam askorbat(>50 mg/dl) - penyimpanan yg tidak tepat (Glikolisis) 14
17. 8). Keton Prinsip : asam asetoasetat dan aseton bereaksi dengan natrium nitroprusside dan glisin dalam suasana alkalis menjadi suatu kompleks warna ungu. Positif palsu : - Mengandung senyawa free-sulfhydryl, seperti, Captopril, N-acetylcystein - Urine yang warnanya tua - Phenylketones - Metabolit levadopa dalam jumlah besar Negatif palsu : - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan mudah menguap 15
18. 9). Bilirubin Prinsip : carik celup untuk pemeriksaan bilirubin mengandung garam diazonium dan asam yang bereaksi dengan bilirubin dalam urine menyebabkan perubahan warna merah menjadi ungu. Positif palsu : - Obat-obatan yang menyebabkan perubahan warna (phenozopyridine) - Metabolit chlorpromazine dalam jumlah besar Negatif palsu : - Asam askorbat (>25 mg/dl) - Nitrit konsentrasi tinggi - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan, oksidasi atau hidrolisis menjadi biliverdin non reaktif dan bilirubin bebas 16
19. 10) Urobilinogen Prinsip : suasana asam Urobilinogen + indikator perubahan warna (merah) Positif palsu : - Bahan berwarna shg mengganggu pembacaan hasil Negatif palsu : - Formalin (> 200 mg/dl) - Penyimpanan yang tidak tepat menyebabkan teroksidasi menjadi urobilin 17
23. ALAT BACA Perhatikan : Tegangan listrik Kalibrasi fotometer reflaktans dengan kalibrator dari pabrik : Perawatan alat fotometer reflaktans, lemari pendingin, sentrifus, dan mikroskop secara berkala 21
26. BAHAN KONTROL CAIR lebih murah bebas dari kesalahan rekonstitusi kurang stabil Gb. 3 : bahan kontrol cair biorad 24
27. Tabel 1 : nilai parameter bahan kontrol cair 25
28. BAHAN KONTROL LYOPHILIZED Lebih stabil Ada resiko terjadinya kesalahan rekonstitusi Harus ada petunjuk yang jelas tentang cara rekonstitusi 26
29. CARA MELARUTKAN KONTROL LYOPHILIZED Gunakan pipet yang terkalibrasi Gunakan aguades kualitas tinggi Jaga jangan sampai ada bubuk yang terbuang (pada saat membuka vial) Campurkan baik-baik, jangan sampai timbul buih Tunggu minimal 30 menit sebelum dianalisis. 27
31. 1. Kontrol : Kontrol masuk kontrol tidak masuk Lakukan pemeriksaan urine langkah 2 2. Periksa apakah bahan kontrol kadaluarsa, penyimpanannya sudah sesuai, lot nya sama, ada tanda kontaminasi Ada masalah tidak ada masalah - Pakai kontrol baru tes diulang - Tes diulang seperti tahap 1 Kontrol masuk kontrol tidak masuk Kerjakan pemeriksaan langkah 3 Alur tahapan pemantapan kualitas kimia urine 29
32. 3. Buka botol bahan kontrol baru Kontrol masuk kontrol tidak masuk - Kontrol lama buang langkah 4 - Kerjakan pemeriksaan 4. Buka carik celup baru dan uji dengan bahan kontrol baru Kontrol masuk kontrol tidak masuk - Buang carik celup yang rusak ganti lot dan ulangi kontrol - Kerjakan pemeriksaan Kontrol masuk kontrol tidak masuk - Buang carik celup dari lot yang lama - lapor supervisor - Lapor perusahaan alat / reagen - jangan melakukan pmx - Kerjakan pemeriksaan -lapor perusahaan alat/ reagen 30
33. FREE & FREE 1976 Pemantapankualitaskimiaurindinilaibaik, bila: tidakadahasilkontrol yang positifpalsuataunegatifpalsu untukhasilpositif, 50% hasilkontrolpositifmenyimpang 1 tingkatdarinilai yang telahditetapkan. 31
38. PEMANTAPAN MUTU EKSTRALABORATORIUM Pengelolaan Pengelolaan program pemantapan mutu eksternal laboratorium dapat dilakukan oleh pemerintah dari suatu negara, organisasi profesi nasional maupun internasional, atau oleh perusahaan pembuat reagen atau bahan kontrol. 34
39. Peralatan dan bahan Alat : sama dengan alat yang digunakan pada pemeriksaan urine pasien. Reagensia : sama dengan reagen yang digunakan pada pemeriksaan urine pasien Bahan kontrol: bahan kontrol urine. Parameter : semua parameter yang diperiksa 35
54. Pemeriksaan yang dipakai rutin untuk menilai fungsi ginjal, adalah : 1) kadar Kreatinin darah /urin 2) kadar Ureum darah /urin 3) Klirens Kreatinin (menilai GFR) ( GFR diukur langsung atau dpt digunakan normogram Formula COCKCROFT – GAULT) 43
64. Pemeriksaan urin yang terpengaruh adalah pH, (makin ditunda pH naik, NH3 mjd NH4) Glukosa, (degradasi oleh bakteri) Nitrit, Protein, Bilirubin, Urobilinogen, (proses oksidasi) Sedimen:Eritrosit Lekosit, Silinder, (lisis) serta dapat hilang atau ditemukan kristal pada urin. 45
66. Kalibrasi urisys 1800 Kalibrasi ini menggunakan suatu strip plastik berwarna abu-abu yang telah terstandarisasi (Control –Test M calibration strip) dan memiliki karakteristik reflektan tertentu yang konstan. 47
69. PROTEIN BENCE JONES Merupakan contoh utama proteinuria yang disebabkan oleh peningkatan kadar protein serum pada penderita MM MM merupakan kelainan proliferatif dari sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin, pada serum penderita ditandai dengan peningkatan kadar monoklonal imnoglobulin rantai ringan Berbeda dengan protein lain, yg menggumpal saatdipanaskan, justru pada BJP menggumpal pada suhu antara 40-60oC dan larut pada pemanasan 100oC. 50