SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
TES DAN INTERPRETASI
CAIRAN ASITES
PENDAHULUAN
Asites :
 Akumulasi cairan yang berlebihan di ruang
intraperitoneal (rongga serosa) oleh berbagai
sebab.
 Normal ruang intra peritoneal hanya berisi 1-
10 ml cairan untuk membasahi lapisan atau
tunika serosa.
 Keseimbangan cairan intraperitoneal
tergantung tekanan koloid osmotik dalam
kapiler, permeabilitas dinding kapiler dan
tekanan hidrostatik.
Patogenesis terbentuknya asites :
Peninggian permeabilitas kapiler karena
inflamasi, yang disertai kenaikan kadar protein
darah lebih dari 3mg/dl.
Penurunan tekanan koloid osmotik, karena
gangguan sintesis albumin, penurunan kadar
protein darah kurang dari 2,5mg/dl.
Peninggian tekanan hidrostatik karena peninggian
tekanan vena misalnya pada payah jantung
kongestif atau pada sirosis hepatis.
Hambatan aliran limfe karena tumor, inflamasi,
fibrosis, dll
Perforasi organ atau ruptur pembuluh darah oleh
trauma, misalnya perforasi usus.
METODE :
Pengambilan sampel cairan asites dilakukan
dengan punksi abdominal/peritoneal :
Indikasi punksi abdominal :
Indikasi Terapeutik : Untuk mengurangi
tekanan intra abdominal.
Indikasi Diagnostik : Untuk menentukan
diagnosis dan penanganan.
Persiapan pasien :
– Jelaskan tujuan tes dan cara pengambilan
sampel. Penjelasan yang tepat mengenai tujuan
dan cara kerja membantu menimbulkan sikap
koperatif dari penderita dan memudahkan
dalam melakukan tindakan.
– Buat surat persetujuan tindakan.
– Monitor tanda vital (tensi,nadi) penderita
sebelum, selama dan sesudah pengambilan
sampel.
TES MAKROSKOPI
1. Volume
2. Warna dan Kejernihan
3. Berat jenis
4. Bekuan
1. Volume
Pra analitik :
Persiapan sampel : tidak ada persiapan
khusus
Prinsip tes : makin besar volume cairan
asites menunjukkan besarnya
penekan-an organ intraperitoneal
Alat : Gelas ukur .
Analitik :
Cara kerja : melihat besarnya
volume cairan asites pada gelas ukur
Pasca analitik :
Interpretasi :
Volume cairan menunjukkan
beratnya penyakit dan besarnya
penekanan intra abdominal
2. Warna dan kejernihan
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada persiapan
khusus
Prinsip tes : setiap kelainan memberi
warna dan kejernihan yang berbeda.
Alat : tabung yang jernih.
Analitik
Cara kerja : lihat warna dan kejernihan
sampel
Pasca analitik
Interpretasi :
– Warna transudat biasanya kekuning-
kuningan dan jernih sedang eksudat dapat
berbeda-beda
– Bilirubin memberi warna kuning
– Darah berwarna merah atau coklat
– Pus memberi warna putih-kuning dan
keruh
– Chylus putih seperti susu dan keruh
3. Berat jenis (BJ)
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada
persiapan khusus
Prinsip tes : menentukan jenis cairan
Alat : Urinometer bila cairannya
banyak, bila sedikit dipakai
refraktometer
Analitik
Cara kerja :
BJ yang diukur dengan menggunakan hidrometer
atau urinometer, hasil pembacaan pada
urinometer dikoreksi dengan temperatur ruangan
seperti pada urinalisa
Suhu kamar : Suhu ruangan saat pemeriksaan.
Suhu tera : suhu yang tertulis pada alat
~ Pengukuran BJ dengan refraktometer
Suhu kamar – suhu tera x 0,001 + BJ pd hidrometer
BJ = -------------------------------------------------------------
3
Cara Kerja :
Bersihkan permukaan prisma refraktometer
dengan kain yang lembab, kemudian dengan
kain kering. Tutup dengan penutupnya, pegang
secara horisontal. Teteskan 1 tetes cairan
asites pada lekukan penutup prisma. Arahkan
alat ke arah sumber sinar. Fokuskan eye piece,
langsung baca skala dimana terlihat batas
antara gelap dan terang .
Pasca analitik :
Interpretasi :
BJ cairan ascites (transudat) umumnya 
1,018. Bila >1,018 menunjukkan adanya
proses inflamasi (eksudat) .
4. Bekuan
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel
membeku.
Alat : tabung yang jernih.
Analitik
Cara kerja : biarkan sampel selama 1 jam, kemudian
lihat apakah ada bekuan atau tidak.
Pasca analitik
Interpretasi :
Bekuan ( + ) : eksudat : ada proses peradangan
Bekuan ( - ) : transudat
B. TES KIMIA
Tujuan tes: Membedakan transudat dan eksudat
Pemeriksaan Kimia mencakup :
Tes Rivalta (Tes Seromusin/tes protein kualitatif)
Tes protein kuantitatif
Tes glukosa kuantitatif
Tes LDH (Laktat Dehidrogenase) kuantitatif
1. Tes Rivalta (tes seromusin/tes
protein kualitatif)
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes:
Penambahan asam asetat glacial pada
cairan akan menimbulkan terjadinya
penggumpalan protein, yang terlihat
sebagai kekeruhan .
Alat dan bahan :
gelas ukur
pipet tetes
asam asetat glacial
aquades.
Analitik
Cara kerja :
–Campurkan asam asetat glasial 2 tetes
dalam aquades 100 ml.
–Teteskan setetes cairan asites pada
permukaan larutan tersebut.
Pasca analitik
Interpretasi :
- Positif (terbentuk awan putih kebiruan) 
eksudat
- Negatif (tidak terbentuk awan putih) 
transudat
Tes Protein (Kuantitatif)
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Metode semi otomatis
Prinsip tes : Protein dengan ion Cuprum (Cu)
dalam larutan alkalis akan
membentuk kompleks senyawa
yang berwarna ungu kebiruan.
Absorban warna yang dihasilkan
dibaca pada panjang gelombang 540
nm.
Alat dan bahan metode semiotomatik:
Fotometer
Pipet ukur 5 ml
Pipet mikro 50 ul,250ul
Inkubator 37C
Pipet volumetrik 50 ml
Reagen : NaOH 6 mol/liter
Reagen Biuret
Larutan NaCl-Na azide
Larutan standar Protein 100g/l
Reagen blanko biuret
Analitik
Cara kerja Semiotomatik
Pipetkan kedalam tabung-tabung sbb:
Larutan Blanko reagen Blanko standar standar sampel Blanko
sampel
Reagen biuret 2,5 ml - 2,5 ml 2,5 ml -
Reagen blanko - 2,5 ml - - 2,5 ml
Biuret
Protein Standar - 50 ul 50 ul - -
100g/l
Sampel pasien - - - 50ul 50 ul
Akuades 50 ul - - - -
Perhitungan Semiotomatik :
Kadar Protein : T x 100 g/l
S
T = Absorban sampel - absorban blanko
sampel – absorban blanko reagen
S = Absorban standar – absorban blanko
standar – absorban blanko reagen
b. Cara otomatis
Pra analitik
Persiapan sampel : tidak ada
persiapan khusus.
Prinsip tes:
Protein + Cu+ Cu-
Protein kompleks
Pembacaan dilakukan dengan
fotometer
Alat dan bahan cara otomatis :
Pipet mikro 500 ul
Tabung mikro
Rak tabung, rak reagen
Alat otomatis Cobas Mira
Reagen 1: Reagen Blank
Reagen 2 : Reagen Biuret
Analitik
Cara kerja :
Masukkan 500 ul sampel cairan asites
ke dalam tabung mikro.
Letakkan tabung mikro pada rak tabung.
Siapkan reagen pada rak reagen
masukkan dalam alat otomatis Cobas
Mira.
Buat program untuk pemeriksaan
protein. Selanjutnya pemeriksaan
berjalan secara otomatis.
Pasca analitik :
Interpretasi :
Kadar protein < 3 mg/dl : transudat
Kadar protein > 3 mg/dl : eksudat.
3. Tes glukosa kuantitatif
Pra analitik
– Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
– Metode : Heksokinase.
Akibat penambahan reagen terhadap sampel
yang mengandung glukosa
Prinsip tes :
HK
Glukosa + ATP G-6-P + ADP
Heksokinase mengkatalisasi fosforilase glukosa
menjadi glukosa-6-fosfatase
G-6-PDH
G-6-P + NADP gluconate-6-P + NADPH
+ H
Konsentrasi glukosa diukur dengan fotometer.
Alat dan bahan:
Pipet mikro 500 ul
Tabung mikro
Rak tabung
Reagen 1 : Buffer/ATP/NADP
Reagen 2 : HK/G-6-PDH
Alat otomatis Cobas Mira.
Analitik
Cara Kerja :
Masukkan 500 ul sampel cairan asites ke
dalam tabung mikro.
Letakkan tabung mikro pada rak tabung.
Siapkan reagen pada rak reagen masukkan
dalam alat otomatis Cobas Mira.
Buat program untuk pemeriksaan.
Selanjutnya pemeriksaan berjalan secara
otomatis.
Pasca analitik:
Interpretasi :
Kadar glukosa = glukosa plasma:
transudat
Kadar glukosa > glukosa plasma :
eksudat
4. Tes LDH kuantitatif
Pra Analitik
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes :
Kinetik UV Pyruvate + NADH + H+ LDH L-
Laktat + NAD+
NADH akan mengoksidasi secara langsung
dengan bantuan aktivasi LDH dan diukur
dengan fotometer.
Alat dan bahan:
– Pipet mikro 500l
– Tabung mikro
– Rak tabung
– Alat otomatis Cobas Mira
– Reagen 1 : Buffer/ATP/NADP
– Reagen 2 : HK/G-6-PDH
Analitik
Cara kerja :
Masukkan 500l sampel cairan asites ke
dalam tabung mikro.
Letakkan tabung mikro pada rak tabung.
Siapkan reagen pada rak reagen masukkan
dalam alat otomatis Cobas Mira.
Kalau terjadi kesukaran dalam membedakan
eksudat dan transudat maka biasanya
dilakukan tes LDH
Pasca analitik
Interpretasi :
Bila kadar LDH kurang dari 200IU/l
adalah transudat
Kadar LDH sama atau lebih dari 200IU/l
adalah eksudat.
TES KIMIA TAMBAHAN UNTUK
CAIRAN ASITES :
Enzim amilase
Alkali fosfatase
Laktat
Ureum kreatinin
Amonia
Bilirubin
1. Tes enzim amilase
Pemeriksaan rutin
Dilakukan bila ada dugaan asites yang
disebabkan pankreatitis, pseudokistik
pankreas dan perforasi pankreas atau
gastroduodenal.
Nilai normal enzim amilase pada cairan
asites sama dengan nilai normal pada
plasma darah.
Bila terdapat peningkatan enzim amilase
lebih tiga kali enzim amilase plasma
menunjukkan adanya keadaan patologis
diatas.
2. Tes Alkali fosfatase
Dilakukan bila ada dugaan ruptur gaster,
nilai alkali fosfatase >10 IU/l.
3. Tes Laktat
Dilakukan bila ada dugaan peritonitis
bakterial. Nilai laktat pada peritonitis
bakterial 4,44mmol/l.
4. Tes Ureum Kreatinin
Dilakukan bila ada dugaan asites yang
disebabkan oleh ruptur traktur urinarius,
misalnya pada ruptur buli-buli. Pada ruptur
buli-buli didapatkan nilai ureum kreatinin
cairan asites lebih dari ureum kreatinin
serum.
5. Tes Amonia
Dilakukan bila ada dugaan asites yang
disebabkan oleh perforasi ulkus
peptik, ruptur appendiks, strangulasi
usus dan ruptur buli-buli. Nilai amonia
cairan asites pada keadaan tersebut
lebih dari amonia serum.
6. Tes Bilirubin
Dilakukan bila ada dugaan asites yang
disebabkan oleh oleh ruptur vesica
fellea, nilai bilirubin lebih dari 6,0mg/dl.
C. TES MIKROSKOPI
1. Hitung Jumlah sel
Tujuan : Membedakan transudat dan
eksudat.
Hitung jumlah lekosit dilakukan bila diduga
cairan asites tersebut bersifat eksudatif.
Pra Analitik :
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes : menghitung jumlah sel lekosit pada
cairan asites
Alat dan bahan :
Larutan Turk
kamar hitung Improved New Bauer
pipet mikro ukuran 20ul, 200ul
mikroskop.
Analitik :
Cara kerja :
Encerkan cairan asites dengan larutan Turk
dengan pengenceran 10 kali.
Hasil pengenceran diteteskan pada kamar
hitung, kemudian dibaca di bawah mikroskop
pada empat kotak lekosit, hasil perhitungan
dikali 25/mm3 .
Pasca analitik :
Interpretasi :
Lebih dari 80% transudat dan kurang dari 20
% eksudat menunjukkan jumlah lekosit <
1000/mm 3
Jumlah lekosit > 10.000/mm 3 dijumpai
pada pankreatitis.
Jumlah lekosit 25-100.000/mm3 dijumpai
pada peritonitis bacterial
Jumlah lekosit 5-10.000/mm3 dijumpai pada
peritonitis TB
2. Hitung Jumlah Eritrosit:
Pra analitik
– Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
– Prinsip:
Hitung jumlah eritrosit dilakukan bila cairan asites
berwarna kemerahan.Untuk membedakan darah
tersebut akibat punksi perco-baan, maka asites
yang diambil untuk pemeriksaan mikroskopik
terutama untuk pemeriksaan hitung eritrosit tidak
diambil dari cairan yang pertama kali keluar dari
drainase tetapi sebaiknya diambil saat
pertengahan drainase.
Alat dan bahan :
larutan Hayem
kamar hitung Improved New
Bauer
pipet mikro ukuran 20ul, 200ul
mikroskop.
Analitik
Cara kerja :
Encerkan cairan asites dengan larutan
Hayem dengan pengenceran 200 kali.
Hasil pengenceran diteteskan pada kamar
hitung, kemudian dibaca di bawah
mikroskop pada lima kotak eritrosit, hasil
perhitungan dikali 10.000/mm3.
Pasca analitik
Interpretasi :
~ jumlah eritrosit >100.000/mm3
menunjukkan adanya trauma atau
keganasan.
~ Bila jumlah eritrosit <100.000/mm3
kemungkinan eritrosit berasal akibat
punksi percobaan.
3. Hitung Jenis
Pra analitik
Persiapan sampel : sampel disentrifus kemudian
yang diambil adalah sedimennya.
Prinsip tes: Perbedaan morfologi lekosit dan
daya serap masing-masing jenis lekosit
terhadap zat warna. Untuk membedakan jenis
inflamasi akut atau kronis maka dilakukan
pemeriksaan hitung jenis sel.
Alat dan bahan :
alat sentrifus
kaca objek,
metil alkohol (fiksasi),
pewarnaan Giemsa,
pengukur waktu.
Analitik
Cara kerja :
Sedimen cairan asites dibuat hapusan
kemudian biarkan kering.
Fiksasi dengan metil alkohol dan setelah
kering diwarnai dengan Giemsa selama 20
menit.
Kemudian bilas dengan air mengalir.
Hasilnya dibaca di bawah mikroskop.
Pasca analitik
Interpretasi :
Hitung 100 sel lekosit, bila PMN
(polimorfonuklear) >50%  inflamasi akut
Limfosit >50%  inflamasi kronis.
D. TES MIKROBIOLOGI
a. Pewarnaan Gram
Pra analitik
Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam
tabung yang steril (tabung kaca dengan sterilisasi
autoklaf, tabung plastik dengan ultraviolet, dapat
diperoleh di bagian mikrobiologi) tanpa
antikoagulan.
Prinsip tes: bakteri akan menyerap zat warna
tertentu yaitu kristal violet. Dengan penguatan
lugol, bakteri Gram positif akan tetap mengikat
warna ungu meskipun ada penambahan alkohol
dan fuschin/safranin, sedangkan bakteri Gram
negatif akan melepaskan warna ungu dengan
adanya penam-bahan alkohol akan mengikat
safranin atau fuchsin menjadi warna merah.
Alat dan bahan :
– Gelas objek
– Minyak emersi
– Mikroskop
– Rak pewarnaan
– Bunsen
– Reagen
Cat Gram A :
Kristal violet (warna ungu) ……… 2 gram
Alkohol 96%………………… 20 cc
Amonium oxalat 1 % dalam aqua 80 cc
Cat Gram B:
Jodium (warna coklat) …………… 1 gram
Kalium jodida………………. …….. .2 gram
Aquades ……………………. …… 300 cc
Cat Gram C :
Aceton (tdk berwarna) ……………30 cc
Alkohol ……………………………70 cc
Cat Gram D :
Safranin ………………………….1 gram
Alkohol 96% ……………………10 cc
Aquades ………………………….90 cc
Analitik
Cara kerja :
Buatlah sediaan di atas kaca objek,
keringkan pada suhu kamar dan panaskan di
atas api 3 – 4 menit. Dinginkan.
Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan.
Preparat yang telah siap dicat digenangi
dengan cat Gram A selama 1- 3 menit.
Kuman Gram (+) dan Gram (-) akan
berwarna ungu, kemudian cat dibuat dan
tanpa dicuci.
Kemudian digenangi cat Gram B selama ½ -
1 menit, kemudian dicuci dengan air
mengalir.
Tetesi / dicelup cat Gram C sampai warna
dilunturkan
Kemudian ditetesi dengan cat Gram D selama 1–2
menit.
Gram D merupakan warna kontras maka bakteri
Gram (+) yang telah mengikat cat gram A tidak
mampu mengikat Gram D, sehingga bakteri tetap
berwarna ungu, sedangkan bakteri Gram (-) yang
telah dilunturkan oleh cat Gram C (bakteri tidak
berwarna), akan mengikat warna cat Gram D
sehingga bakteri akan berwarna merah.
Cuci dengan air dan keringkan di udara. Setelah
kering lihat di bawah mikroskop pembesaran 100 x
menggunakan minyak emersi.
Pasca analitik
Interpretasi :
Gram positif (+) : bakteri akan berwarna
ungu, bentuknya jelas (batang atau kokus)
Gram negatif (-) : bakteri akan berwarna
merah, bentuknya jelas (batang atau
kokus )
b. Pewarnaan Ziehl Neelsen
Pra analitik
Persiapan sampel : sampel ditempatkan
dalam tabung yang steril (tabung kaca
dengan sterilisasi autoklaf, tabung
plastik dengan ultraviolet, dapat
diperoleh di bagian mikrobiologi) tanpa
antikoagulan.
Prinsip tes : bakteri akan mengikat
warna merah sesuai sifatnya.
Alat dan bahan :
Gelas objek
Minyak emersi
Mikroskop
Rak pewarnaan
Bunsen
Sengkelit
Kaca objek
Reagen :
- Ziehl Neelsen A
- Ziehl Neelsen B
- Ziehl Neelsen C
Analitik
Cara kerja :
Buatlah sediaan di atas kaca objek, keringkan pada
suhu kamar dan panaskan di atas api 3– 4 menit.
Dinginkan. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan.
Preparat yang telah siap, dicat dan digenangi dengan
cat ZN – A, kemudian dipanasi dengan lampu
sampai menguap tetapi tidak mendidih. Bakteri yang
tahan asam dan yang tidak tahan asam akan
berwarna merah. Tunggu selama 5 menit kemudian
dicuci dengan air
Kemudian preparat ditetesi dengan cat ZN – B.
Bakteri yang tahan asam akan tetap berwarna
merah, sedang yang tidak tahan asam menjadi tidak
berwarna.
Setelah itu preparat segera diangkat dan
dicuci dengan air.
Genangi preparat dengan ZN – C selama 2
menit, bakteri yang tahan asam tidak akan
mengikat warna ZN – C, tetapi yang tidak
tahan asam akan mengikat warna biru.
Cuci preparat dengan air dan dikeringkan
dalam temperatur kamar.
Keringkan dan lihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x meng-gunakan
minyak emersi.
Pasca analitik:
Interpretasi:
- Basil tahan asam  Basil terlihat
berwarna merah.
- Basil tidak tahan asam  Basil berwarna
biru.
Ciri transudat dan eksudat sbb :
Transudat Eksudat
Warna
Bau
Kejernihan
Berat jenis
Bekuan
Protein
Glukosa
LDH
Tes Rivalta
Sel-sel
Bakteriologik
(mikroskopik
/kultur)
kuning muda
Tidak berbau
encer, jernih
kurang dari 1,018 (1,005-
1015)
tidak ada
kurang dari 3mg/dl
+ sama dengan plasma
kurang dari 200IU/l
negatif
kurang dari1000/mm3
negatif
muda purulen,
mengandung darah
Chyloid (bervariasi).
lebih atau sama dengan 1,018
Bekuan spontan oleh adanya
Fibrinogen
sama atau lebih dari 3mg/dl
kurang dari glukosa plasma
sama atau lebih dari 200IU/l
Positif
>1000/mm3(netrofil pada infeksi
akut, limfosit pada infeksi kronik)
positif
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttDiana Arwati
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaDiana Arwati
 
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)Betari Wanda Saskia
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimeRiskymessyana99
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraAmi Febriza
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineSantos Tos
 
Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicumAlivia Salma
 
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub aptt
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuria
 
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)
Fosfatase dan ggt (gamma glutamil transpeptidase)
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Th7
Th7Th7
Th7
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
 
Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
 

Similar to pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt

Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysispdspatklinsby
 
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptxResume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptxSyifaZatalini
 
URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxanindya um
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineWidyanto Waroeng
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxKennyJap1
 
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinPemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinAmi Febriza
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxAngeliaSaveqLiriaLai
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITBiokimiaFKUI
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinfikri asyura
 

Similar to pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt (20)

Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
Tkk6
Tkk6Tkk6
Tkk6
 
Tkk6
Tkk6Tkk6
Tkk6
 
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
 
Pp seminar asam urat
Pp seminar asam uratPp seminar asam urat
Pp seminar asam urat
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysis
 
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptxResume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
 
Makalah urine analyzer
Makalah urine analyzerMakalah urine analyzer
Makalah urine analyzer
 
Th3
Th3Th3
Th3
 
Crosmatch
CrosmatchCrosmatch
Crosmatch
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 
URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptx
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urine
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
 
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinPemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutin
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin
 
Hematologi.pptx
Hematologi.pptxHematologi.pptx
Hematologi.pptx
 
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptxPemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 

pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt

  • 2. PENDAHULUAN Asites :  Akumulasi cairan yang berlebihan di ruang intraperitoneal (rongga serosa) oleh berbagai sebab.  Normal ruang intra peritoneal hanya berisi 1- 10 ml cairan untuk membasahi lapisan atau tunika serosa.  Keseimbangan cairan intraperitoneal tergantung tekanan koloid osmotik dalam kapiler, permeabilitas dinding kapiler dan tekanan hidrostatik.
  • 3. Patogenesis terbentuknya asites : Peninggian permeabilitas kapiler karena inflamasi, yang disertai kenaikan kadar protein darah lebih dari 3mg/dl. Penurunan tekanan koloid osmotik, karena gangguan sintesis albumin, penurunan kadar protein darah kurang dari 2,5mg/dl. Peninggian tekanan hidrostatik karena peninggian tekanan vena misalnya pada payah jantung kongestif atau pada sirosis hepatis. Hambatan aliran limfe karena tumor, inflamasi, fibrosis, dll Perforasi organ atau ruptur pembuluh darah oleh trauma, misalnya perforasi usus.
  • 4. METODE : Pengambilan sampel cairan asites dilakukan dengan punksi abdominal/peritoneal : Indikasi punksi abdominal : Indikasi Terapeutik : Untuk mengurangi tekanan intra abdominal. Indikasi Diagnostik : Untuk menentukan diagnosis dan penanganan.
  • 5. Persiapan pasien : – Jelaskan tujuan tes dan cara pengambilan sampel. Penjelasan yang tepat mengenai tujuan dan cara kerja membantu menimbulkan sikap koperatif dari penderita dan memudahkan dalam melakukan tindakan. – Buat surat persetujuan tindakan. – Monitor tanda vital (tensi,nadi) penderita sebelum, selama dan sesudah pengambilan sampel.
  • 6. TES MAKROSKOPI 1. Volume 2. Warna dan Kejernihan 3. Berat jenis 4. Bekuan
  • 7. 1. Volume Pra analitik : Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus Prinsip tes : makin besar volume cairan asites menunjukkan besarnya penekan-an organ intraperitoneal Alat : Gelas ukur .
  • 8. Analitik : Cara kerja : melihat besarnya volume cairan asites pada gelas ukur Pasca analitik : Interpretasi : Volume cairan menunjukkan beratnya penyakit dan besarnya penekanan intra abdominal
  • 9. 2. Warna dan kejernihan Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus Prinsip tes : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan yang berbeda. Alat : tabung yang jernih. Analitik Cara kerja : lihat warna dan kejernihan sampel
  • 10. Pasca analitik Interpretasi : – Warna transudat biasanya kekuning- kuningan dan jernih sedang eksudat dapat berbeda-beda – Bilirubin memberi warna kuning – Darah berwarna merah atau coklat – Pus memberi warna putih-kuning dan keruh – Chylus putih seperti susu dan keruh
  • 11. 3. Berat jenis (BJ) Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus Prinsip tes : menentukan jenis cairan Alat : Urinometer bila cairannya banyak, bila sedikit dipakai refraktometer
  • 12. Analitik Cara kerja : BJ yang diukur dengan menggunakan hidrometer atau urinometer, hasil pembacaan pada urinometer dikoreksi dengan temperatur ruangan seperti pada urinalisa Suhu kamar : Suhu ruangan saat pemeriksaan. Suhu tera : suhu yang tertulis pada alat ~ Pengukuran BJ dengan refraktometer Suhu kamar – suhu tera x 0,001 + BJ pd hidrometer BJ = ------------------------------------------------------------- 3
  • 13. Cara Kerja : Bersihkan permukaan prisma refraktometer dengan kain yang lembab, kemudian dengan kain kering. Tutup dengan penutupnya, pegang secara horisontal. Teteskan 1 tetes cairan asites pada lekukan penutup prisma. Arahkan alat ke arah sumber sinar. Fokuskan eye piece, langsung baca skala dimana terlihat batas antara gelap dan terang . Pasca analitik : Interpretasi : BJ cairan ascites (transudat) umumnya  1,018. Bila >1,018 menunjukkan adanya proses inflamasi (eksudat) .
  • 14. 4. Bekuan Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel membeku. Alat : tabung yang jernih. Analitik Cara kerja : biarkan sampel selama 1 jam, kemudian lihat apakah ada bekuan atau tidak. Pasca analitik Interpretasi : Bekuan ( + ) : eksudat : ada proses peradangan Bekuan ( - ) : transudat
  • 15. B. TES KIMIA Tujuan tes: Membedakan transudat dan eksudat Pemeriksaan Kimia mencakup : Tes Rivalta (Tes Seromusin/tes protein kualitatif) Tes protein kuantitatif Tes glukosa kuantitatif Tes LDH (Laktat Dehidrogenase) kuantitatif
  • 16. 1. Tes Rivalta (tes seromusin/tes protein kualitatif) Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes: Penambahan asam asetat glacial pada cairan akan menimbulkan terjadinya penggumpalan protein, yang terlihat sebagai kekeruhan .
  • 17. Alat dan bahan : gelas ukur pipet tetes asam asetat glacial aquades. Analitik Cara kerja : –Campurkan asam asetat glasial 2 tetes dalam aquades 100 ml. –Teteskan setetes cairan asites pada permukaan larutan tersebut.
  • 18. Pasca analitik Interpretasi : - Positif (terbentuk awan putih kebiruan)  eksudat - Negatif (tidak terbentuk awan putih)  transudat
  • 19. Tes Protein (Kuantitatif) Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Metode semi otomatis Prinsip tes : Protein dengan ion Cuprum (Cu) dalam larutan alkalis akan membentuk kompleks senyawa yang berwarna ungu kebiruan. Absorban warna yang dihasilkan dibaca pada panjang gelombang 540 nm.
  • 20. Alat dan bahan metode semiotomatik: Fotometer Pipet ukur 5 ml Pipet mikro 50 ul,250ul Inkubator 37C Pipet volumetrik 50 ml Reagen : NaOH 6 mol/liter Reagen Biuret Larutan NaCl-Na azide Larutan standar Protein 100g/l Reagen blanko biuret
  • 21. Analitik Cara kerja Semiotomatik Pipetkan kedalam tabung-tabung sbb: Larutan Blanko reagen Blanko standar standar sampel Blanko sampel Reagen biuret 2,5 ml - 2,5 ml 2,5 ml - Reagen blanko - 2,5 ml - - 2,5 ml Biuret Protein Standar - 50 ul 50 ul - - 100g/l Sampel pasien - - - 50ul 50 ul Akuades 50 ul - - - -
  • 22. Perhitungan Semiotomatik : Kadar Protein : T x 100 g/l S T = Absorban sampel - absorban blanko sampel – absorban blanko reagen S = Absorban standar – absorban blanko standar – absorban blanko reagen
  • 23. b. Cara otomatis Pra analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes: Protein + Cu+ Cu- Protein kompleks Pembacaan dilakukan dengan fotometer
  • 24. Alat dan bahan cara otomatis : Pipet mikro 500 ul Tabung mikro Rak tabung, rak reagen Alat otomatis Cobas Mira Reagen 1: Reagen Blank Reagen 2 : Reagen Biuret
  • 25. Analitik Cara kerja : Masukkan 500 ul sampel cairan asites ke dalam tabung mikro. Letakkan tabung mikro pada rak tabung. Siapkan reagen pada rak reagen masukkan dalam alat otomatis Cobas Mira. Buat program untuk pemeriksaan protein. Selanjutnya pemeriksaan berjalan secara otomatis.
  • 26. Pasca analitik : Interpretasi : Kadar protein < 3 mg/dl : transudat Kadar protein > 3 mg/dl : eksudat.
  • 27. 3. Tes glukosa kuantitatif Pra analitik – Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus – Metode : Heksokinase. Akibat penambahan reagen terhadap sampel yang mengandung glukosa
  • 28. Prinsip tes : HK Glukosa + ATP G-6-P + ADP Heksokinase mengkatalisasi fosforilase glukosa menjadi glukosa-6-fosfatase G-6-PDH G-6-P + NADP gluconate-6-P + NADPH + H Konsentrasi glukosa diukur dengan fotometer.
  • 29. Alat dan bahan: Pipet mikro 500 ul Tabung mikro Rak tabung Reagen 1 : Buffer/ATP/NADP Reagen 2 : HK/G-6-PDH Alat otomatis Cobas Mira.
  • 30. Analitik Cara Kerja : Masukkan 500 ul sampel cairan asites ke dalam tabung mikro. Letakkan tabung mikro pada rak tabung. Siapkan reagen pada rak reagen masukkan dalam alat otomatis Cobas Mira. Buat program untuk pemeriksaan. Selanjutnya pemeriksaan berjalan secara otomatis.
  • 31. Pasca analitik: Interpretasi : Kadar glukosa = glukosa plasma: transudat Kadar glukosa > glukosa plasma : eksudat
  • 32. 4. Tes LDH kuantitatif Pra Analitik Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes : Kinetik UV Pyruvate + NADH + H+ LDH L- Laktat + NAD+ NADH akan mengoksidasi secara langsung dengan bantuan aktivasi LDH dan diukur dengan fotometer.
  • 33. Alat dan bahan: – Pipet mikro 500l – Tabung mikro – Rak tabung – Alat otomatis Cobas Mira – Reagen 1 : Buffer/ATP/NADP – Reagen 2 : HK/G-6-PDH
  • 34. Analitik Cara kerja : Masukkan 500l sampel cairan asites ke dalam tabung mikro. Letakkan tabung mikro pada rak tabung. Siapkan reagen pada rak reagen masukkan dalam alat otomatis Cobas Mira. Kalau terjadi kesukaran dalam membedakan eksudat dan transudat maka biasanya dilakukan tes LDH
  • 35. Pasca analitik Interpretasi : Bila kadar LDH kurang dari 200IU/l adalah transudat Kadar LDH sama atau lebih dari 200IU/l adalah eksudat.
  • 36. TES KIMIA TAMBAHAN UNTUK CAIRAN ASITES : Enzim amilase Alkali fosfatase Laktat Ureum kreatinin Amonia Bilirubin
  • 37. 1. Tes enzim amilase Pemeriksaan rutin Dilakukan bila ada dugaan asites yang disebabkan pankreatitis, pseudokistik pankreas dan perforasi pankreas atau gastroduodenal. Nilai normal enzim amilase pada cairan asites sama dengan nilai normal pada plasma darah. Bila terdapat peningkatan enzim amilase lebih tiga kali enzim amilase plasma menunjukkan adanya keadaan patologis diatas.
  • 38. 2. Tes Alkali fosfatase Dilakukan bila ada dugaan ruptur gaster, nilai alkali fosfatase >10 IU/l. 3. Tes Laktat Dilakukan bila ada dugaan peritonitis bakterial. Nilai laktat pada peritonitis bakterial 4,44mmol/l. 4. Tes Ureum Kreatinin Dilakukan bila ada dugaan asites yang disebabkan oleh ruptur traktur urinarius, misalnya pada ruptur buli-buli. Pada ruptur buli-buli didapatkan nilai ureum kreatinin cairan asites lebih dari ureum kreatinin serum.
  • 39. 5. Tes Amonia Dilakukan bila ada dugaan asites yang disebabkan oleh perforasi ulkus peptik, ruptur appendiks, strangulasi usus dan ruptur buli-buli. Nilai amonia cairan asites pada keadaan tersebut lebih dari amonia serum. 6. Tes Bilirubin Dilakukan bila ada dugaan asites yang disebabkan oleh oleh ruptur vesica fellea, nilai bilirubin lebih dari 6,0mg/dl.
  • 40. C. TES MIKROSKOPI 1. Hitung Jumlah sel Tujuan : Membedakan transudat dan eksudat. Hitung jumlah lekosit dilakukan bila diduga cairan asites tersebut bersifat eksudatif. Pra Analitik : Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes : menghitung jumlah sel lekosit pada cairan asites
  • 41. Alat dan bahan : Larutan Turk kamar hitung Improved New Bauer pipet mikro ukuran 20ul, 200ul mikroskop. Analitik : Cara kerja : Encerkan cairan asites dengan larutan Turk dengan pengenceran 10 kali. Hasil pengenceran diteteskan pada kamar hitung, kemudian dibaca di bawah mikroskop pada empat kotak lekosit, hasil perhitungan dikali 25/mm3 .
  • 42. Pasca analitik : Interpretasi : Lebih dari 80% transudat dan kurang dari 20 % eksudat menunjukkan jumlah lekosit < 1000/mm 3 Jumlah lekosit > 10.000/mm 3 dijumpai pada pankreatitis. Jumlah lekosit 25-100.000/mm3 dijumpai pada peritonitis bacterial Jumlah lekosit 5-10.000/mm3 dijumpai pada peritonitis TB
  • 43. 2. Hitung Jumlah Eritrosit: Pra analitik – Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. – Prinsip: Hitung jumlah eritrosit dilakukan bila cairan asites berwarna kemerahan.Untuk membedakan darah tersebut akibat punksi perco-baan, maka asites yang diambil untuk pemeriksaan mikroskopik terutama untuk pemeriksaan hitung eritrosit tidak diambil dari cairan yang pertama kali keluar dari drainase tetapi sebaiknya diambil saat pertengahan drainase.
  • 44. Alat dan bahan : larutan Hayem kamar hitung Improved New Bauer pipet mikro ukuran 20ul, 200ul mikroskop.
  • 45. Analitik Cara kerja : Encerkan cairan asites dengan larutan Hayem dengan pengenceran 200 kali. Hasil pengenceran diteteskan pada kamar hitung, kemudian dibaca di bawah mikroskop pada lima kotak eritrosit, hasil perhitungan dikali 10.000/mm3.
  • 46. Pasca analitik Interpretasi : ~ jumlah eritrosit >100.000/mm3 menunjukkan adanya trauma atau keganasan. ~ Bila jumlah eritrosit <100.000/mm3 kemungkinan eritrosit berasal akibat punksi percobaan.
  • 47. 3. Hitung Jenis Pra analitik Persiapan sampel : sampel disentrifus kemudian yang diambil adalah sedimennya. Prinsip tes: Perbedaan morfologi lekosit dan daya serap masing-masing jenis lekosit terhadap zat warna. Untuk membedakan jenis inflamasi akut atau kronis maka dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel.
  • 48. Alat dan bahan : alat sentrifus kaca objek, metil alkohol (fiksasi), pewarnaan Giemsa, pengukur waktu.
  • 49. Analitik Cara kerja : Sedimen cairan asites dibuat hapusan kemudian biarkan kering. Fiksasi dengan metil alkohol dan setelah kering diwarnai dengan Giemsa selama 20 menit. Kemudian bilas dengan air mengalir. Hasilnya dibaca di bawah mikroskop.
  • 50. Pasca analitik Interpretasi : Hitung 100 sel lekosit, bila PMN (polimorfonuklear) >50%  inflamasi akut Limfosit >50%  inflamasi kronis.
  • 51. D. TES MIKROBIOLOGI a. Pewarnaan Gram Pra analitik Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril (tabung kaca dengan sterilisasi autoklaf, tabung plastik dengan ultraviolet, dapat diperoleh di bagian mikrobiologi) tanpa antikoagulan. Prinsip tes: bakteri akan menyerap zat warna tertentu yaitu kristal violet. Dengan penguatan lugol, bakteri Gram positif akan tetap mengikat warna ungu meskipun ada penambahan alkohol dan fuschin/safranin, sedangkan bakteri Gram negatif akan melepaskan warna ungu dengan adanya penam-bahan alkohol akan mengikat safranin atau fuchsin menjadi warna merah.
  • 52. Alat dan bahan : – Gelas objek – Minyak emersi – Mikroskop – Rak pewarnaan – Bunsen – Reagen
  • 53. Cat Gram A : Kristal violet (warna ungu) ……… 2 gram Alkohol 96%………………… 20 cc Amonium oxalat 1 % dalam aqua 80 cc Cat Gram B: Jodium (warna coklat) …………… 1 gram Kalium jodida………………. …….. .2 gram Aquades ……………………. …… 300 cc Cat Gram C : Aceton (tdk berwarna) ……………30 cc Alkohol ……………………………70 cc Cat Gram D : Safranin ………………………….1 gram Alkohol 96% ……………………10 cc Aquades ………………………….90 cc
  • 54. Analitik Cara kerja : Buatlah sediaan di atas kaca objek, keringkan pada suhu kamar dan panaskan di atas api 3 – 4 menit. Dinginkan. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan. Preparat yang telah siap dicat digenangi dengan cat Gram A selama 1- 3 menit. Kuman Gram (+) dan Gram (-) akan berwarna ungu, kemudian cat dibuat dan tanpa dicuci. Kemudian digenangi cat Gram B selama ½ - 1 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir.
  • 55. Tetesi / dicelup cat Gram C sampai warna dilunturkan Kemudian ditetesi dengan cat Gram D selama 1–2 menit. Gram D merupakan warna kontras maka bakteri Gram (+) yang telah mengikat cat gram A tidak mampu mengikat Gram D, sehingga bakteri tetap berwarna ungu, sedangkan bakteri Gram (-) yang telah dilunturkan oleh cat Gram C (bakteri tidak berwarna), akan mengikat warna cat Gram D sehingga bakteri akan berwarna merah. Cuci dengan air dan keringkan di udara. Setelah kering lihat di bawah mikroskop pembesaran 100 x menggunakan minyak emersi.
  • 56. Pasca analitik Interpretasi : Gram positif (+) : bakteri akan berwarna ungu, bentuknya jelas (batang atau kokus) Gram negatif (-) : bakteri akan berwarna merah, bentuknya jelas (batang atau kokus )
  • 57. b. Pewarnaan Ziehl Neelsen Pra analitik Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril (tabung kaca dengan sterilisasi autoklaf, tabung plastik dengan ultraviolet, dapat diperoleh di bagian mikrobiologi) tanpa antikoagulan. Prinsip tes : bakteri akan mengikat warna merah sesuai sifatnya.
  • 58. Alat dan bahan : Gelas objek Minyak emersi Mikroskop Rak pewarnaan Bunsen Sengkelit Kaca objek Reagen : - Ziehl Neelsen A - Ziehl Neelsen B - Ziehl Neelsen C
  • 59. Analitik Cara kerja : Buatlah sediaan di atas kaca objek, keringkan pada suhu kamar dan panaskan di atas api 3– 4 menit. Dinginkan. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan. Preparat yang telah siap, dicat dan digenangi dengan cat ZN – A, kemudian dipanasi dengan lampu sampai menguap tetapi tidak mendidih. Bakteri yang tahan asam dan yang tidak tahan asam akan berwarna merah. Tunggu selama 5 menit kemudian dicuci dengan air Kemudian preparat ditetesi dengan cat ZN – B. Bakteri yang tahan asam akan tetap berwarna merah, sedang yang tidak tahan asam menjadi tidak berwarna.
  • 60. Setelah itu preparat segera diangkat dan dicuci dengan air. Genangi preparat dengan ZN – C selama 2 menit, bakteri yang tahan asam tidak akan mengikat warna ZN – C, tetapi yang tidak tahan asam akan mengikat warna biru. Cuci preparat dengan air dan dikeringkan dalam temperatur kamar. Keringkan dan lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x meng-gunakan minyak emersi.
  • 61. Pasca analitik: Interpretasi: - Basil tahan asam  Basil terlihat berwarna merah. - Basil tidak tahan asam  Basil berwarna biru.
  • 62. Ciri transudat dan eksudat sbb : Transudat Eksudat Warna Bau Kejernihan Berat jenis Bekuan Protein Glukosa LDH Tes Rivalta Sel-sel Bakteriologik (mikroskopik /kultur) kuning muda Tidak berbau encer, jernih kurang dari 1,018 (1,005- 1015) tidak ada kurang dari 3mg/dl + sama dengan plasma kurang dari 200IU/l negatif kurang dari1000/mm3 negatif muda purulen, mengandung darah Chyloid (bervariasi). lebih atau sama dengan 1,018 Bekuan spontan oleh adanya Fibrinogen sama atau lebih dari 3mg/dl kurang dari glukosa plasma sama atau lebih dari 200IU/l Positif >1000/mm3(netrofil pada infeksi akut, limfosit pada infeksi kronik) positif