SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Download to read offline
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR
TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA
DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA
BULAN JULI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Yusniar
PSW.1B.2013.0105
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur
Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara
Desa Moolo Kec. Batukara
Bulan Juli Tahun 2016
Telah di setujui untuk di seminarkan di hadapan Tim PengujikaryaTulis
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli2016
Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes FitriaNingsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Wa Ode SitiAsma, S.ST.,M.Kes (……………………………….)
2. La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes (……………………………….)
3. Fitria Ningsih, SST (……………………………….)
Raha, Juli2016
Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Yusniar
NIM : Psw. 2013.IB.0105
Tempat / Tanggal Lahir : Moolo, 08 Desember 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kartika
II. PENDIDIKAN
A. Taman kanak-kanak : TK Azman Kartika Batukara
B. SD : SD Negeri 7 Maligano 2000– 2006
C. SMP : SMP Negeri 3 Wakorut 2006 – 2009
D. SMA : SMA Negeri 2 Raha 2009 – 2012
E. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun
2016
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat-Nya berupa kesehatan sehingga penu;is dapat
menyelesaikan karya tulis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma-III Di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang berjuduL
“Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juni tahun 2016” dapat
terselesaikan.
Selama persiapan, penyusunan, sampai penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, arahan serta motivasi dari berbagai pihak
baik secara moril maupun material. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya, khususnya kepada Bapak La Ode
Muhlisi, A.Kep., M. Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sekaligus pembimbing I dan Ibu
Fitria Ningsih, SST selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk selalu
memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
hingga selesai.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
vi
1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas
keikhlasan dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti.
3. Seluruh jajaran Dosen Akademi Kebidanan Paramata yang telah membekali dengan
ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah dan seluruh staf tata usaha
yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.
4. Bidan Hamliana, AM.Keb selaku kepala puskesmas Batukara yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan informasi dan
mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Orang tuaku Ayahanda La Kiama dan Ibunda Wa Ode siti Nur Azali yang paling
kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta
do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Alloh tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rohmat
dan hidayah-Nya.
6. Seluruh saudaraku yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua rekan-rekan mahasiswi Akademi Kebidan Paramata angkatan 2013 khususnya
kelas B dan sahabat-sahabat tercinta, Nia, Imah, Lina, Asty, Afi, Ayu, dan semua
teman-temanku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
vii
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan
dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi
materi maupun penulisannya.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penyusun
viii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Yusniar
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan......................................................................................... iii
Riwayat Hidup................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Surat Pernyataan ............................................................................................. vii
Daftar Isi ......................................................................................................... viii
Daftar Tabel..................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xii
Intisari .......................................................................................................... xiii
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1. Tujuan Umum ...................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 4
2. Manfaat Praktis .................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5
A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 5
1. Wanita Usia Subur ……………………………………. 5
2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ……………….. 6
3. Pengetahun ……………………………………………… 12
4. Perilaku ………………………………………………. 20
B. Landasan Teori…………………………………………………. 22
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 24
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 24
Bab III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitan........................................................................... 26
x
B. Subjek Penelitian........................................................................ 26
1. Populasi ............................................................................... 26
2. Sampel ................................................................................. 26
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 28
E. Definisi Operasional................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 28
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data .................................... ...... 29
1. Pengolahan Data .................................................................. 29
2. Análisis data ........................................................................ 29
H. Jalannya Penelitian..................................................................... 30
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahsan
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 31
B. Pembahasan ............................................................................... 34
Bab IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ................................................................................ 38
B. Saran .......................................................................................... 38
Daftar Pustaka ............................................................................................... 39
Lampiran – Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif………………………….. 28
Tabel 2
Tabel 3
:
:
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo
Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016……………………………….
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku WUS tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo Kec.Batukara
Bulan Juli Tahun 2016………………………………………………
33
33
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ......................................................................... 24
Gambar 2. Berdiri di depan cermin ................................................................ 8
Gambar 3 .Berdiri didepan cermin dan mengangkat kedua tangan................. 9
Gambar 4 .Memijat daerah payudara............................................................... 10
Gambar 5 .Memijat payudara sambil berbaring. ............................................. 11
Gambar 6. Pemeriksaan dengan berbaring...................................................... . 11
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin Penelitian
Lampiran 2. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 3. Kuisioner
Lampiran 4. Master tabel
Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian
xiv
INTISARI
Yusniar (PSw.2013.IB.0105) “Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia
Subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja
Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016”. Di bawah
bimbingan Fitria Ningsih dan La Ode Muhlisi.
Latar Belakang : Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik
di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Laporan kanker dunia
memperkirakan angka kejadian kanker akan meningkat menjadi 15 juta kasus baru di
tahun 2020.
Metode Penelitian : Penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif. Populasi
adalah semua jumlah WUS bulan Juni tahun 2016 di Desa Moolo, Kecamatan Batukara,
Kabupaten Muna sebanyak 180 orang. Sampel sebanyak124 orang. Teknik pengambilan
sampel dengan Accidental sampling
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa tabel 2 Berdasarkan pengetahuan
responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan
tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%),
pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28
orang (22,58%). Berdasarkan perilaku responden menunjukkan bahwa dari 124 orang
responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup
sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang
(24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26.81%).
Kesimpulan: Berdasarkan pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 124 orang
responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan
kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang
(32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%). Berdasarkan perilaku
responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku
tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku
sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang
(26.81%).
Kata Kunci : SADARI, Pengetahuan, Perilaku
Daftar Pustaka : 13 (2007-2016)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus
tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah kematian meningkat dari
7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab
kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular Menurut WHO
diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta
diantaranya meninggal akibat kanker (Depkes RI, 2014).
Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik di negara-
negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Laporan kanker dunia memperkirakan
angka kejadian kanker akan meningkat menjadi 15 juta kasus baru di tahun 2020. Terdapat
458.000 kematian per tahun akibat kanker payudara. Jumlah penderita kanker payudara di
Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya menduduki peringkat pertama. Kasus
kanker payudara di Amerika tercatat hampir 200.000 wanita yang terdiagnosis dan setiap
tahunnya terdapat lebih dari 40.000 meninggal akibat penyakit ini. Data terbaru dari
American Cancer Society telah menghitung bahwa di tahun 2015, terdapat 64.640 kasus
kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal dunia setiap tahunnya karena kanker
payudara (Chantiquenz, 2015)
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2014, prevalensi kanker payudara
di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. Berdasarkan data dari Sistem Informasi
Rumah Sakit tahun 2014, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat
jalan maupun rawat inap mencapai 12.014 orang (28,7%). Berdasarkan data Subdit Kanker
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah
perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2014
2
deteksi dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan
penemuan suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk)
(Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2015, sebanyak 148 wanita yang menderita kanker payudara. Sementara
itu, Di poli bedah RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015, ditemukan sebanyak 96
wanita yang mengalami masalah pada payudaranya, dan 37 orang (38,5%) diantaranya di
diagnosa positif ca mamma (kanker payudara) (Chantiqueenz, 2015)
Jumlah WUS kecamatan Batukara tahun 2012 – 2016 periode Januari – Mei adalah
2406 jiwa dan yang mengalami kanker payudara 5 orang (0,21%), sementara di Desa
Moolo tahun 2012-2015 jumlah WUS adalah 660 jiwa dan pada tahun 2016 periode
Januari – Mei jumlah WUS adalah 180 dan pada tahun ini terjadi kematian akibat kanker
payudara sebanyak 1 orang (0,54%) (Puskesmas Batukara, 2013-2015)
Berdasarkan data tahun yang didapat dari buku registarsi kunjungan harian dibagian
rekam medik rumah sakit umum daerah kabupaten Muna tahun 2013 dapat diketahui
bahwa jumlah pendeita kanker payudara sebanyak 5 kasus dan pada tahun 2014 jumlah
penderita kasus meningkat menjadi 10 kasus dan pada tahun 2015 menjadi 11 kasus, dari
kasus tersebut semua berada dalam stadium lanjut (Rekam Medik, 2015)
Studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti melalui metode wawancara dengan
10 wanita usia subur Di Desa Moolo, Kec.Batukara tahun 2016 pada bulan juni, diketahui
bahwa 2 orang tamat SD, 3 orang tamat SMP, 3 orang tamat SMA, dan 2 orang tamat PT
hasil dari wawancara itu bahwa pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya
sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang pentingnya SADARI, dan juga dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan wanita yang masih rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting
3
memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran wanita dalam
melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
Melihat permasalahan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara
tahun 2016
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa
Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa
Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat paham di Wilayah
Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong
perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan
yang sudah ada yang terkait dengan tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia
subur tentang cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi institusi
Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam rangka
peningkatan pengetahuan khususnya tentang tingkat pengetahuan dan perilaku
wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
b. Manfaat bagi peneliti
Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan SADARI
khususnya yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia
subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat
dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan
dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
selanjutnya
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau
periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya
menstruasi dan diakhiri dengan menopouse.
Pada usia 25 tahun wanita berada pada masa yang paling subur dan mulai
menurun fungsi reproduksinya atau menurun kesuburannya pada usia 35 tahun. Fungsi
reproduksi wanita yang normal secara berkala dikendalikan oleh hormon progesteron
dan esterogen yang berasal dari ovarium. Masa subur pada wanita ini ditandai dengan
pematangan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dimana fungsi
reproduksinya mulai berjalan dengan baik.
Masa subur ini akan berakhir dengan hilangnya fungsi generatif dari ovarium.
Lamanya masa subur pada seorang wanita tergantung pada cadangan folikel yang
masih tersedia dalam ovarium. Jadi, masa subur pada wanita itu tidak sama antara
wanita yang satu dengan yang lainya.wanita yang normal dan sehat, setiap bulanya
pasti akan mengalami gejala menstruasi atau haid. Hal itu merupakan peristiwa penting
pada masa subur yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual dimana
wanita benar-benar telah siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaanya
(Prawirohardjo, 2009).
Adapun siklus itu sendiri dibedakan menjadi 3 masa utama, yaitu :
(Prawirohardjo, 2009)
1) Masa haid, selama dua sampai delapan hari. Pada waktu ini endometrium dilepas,
sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
6
2) Masa proliferasi, sampai hari keempat belas. Pada waktu ini endometrium tumbuh
kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua
belas dan keempat belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut
ovulasi.
3) Masa sekresi, hari keempat belas sampai hari kedua puluh delapan. Pada masa ini
korpus ribrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Sehingga,
keadaan ini memudahkan adanya nidasi (pembuahan).
2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
a. Pengertian
SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan pada payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan :
1) Mulai usia berapapun tetapi sangat dianjurkan bila usianya sudah lebih dari
20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan secara teratur.
2) Bagi wanita reproduksi, umur > 35 tahun – 40 tahun pemeriksaan dilakukan
pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mulai haid atau 2-3 hari setelah haid
berhenti. Pada saat itulah payudara dalam keadaan lunak dengan melakukan
mamografi
3) Bagi wanita pasca menopause umur > 40 tahun – 50 tahun SADARI
dilakukan secara rutin setiap awal tahun. SADARI sangat penting dilakukan
secara rutin sejak awal oleh setiap wanita, baik wanita usia reproduksi
maupun wanita pasca menopause.
Sebab, dengan SADARI wanita dapat lebih mengenal payudara
sendiri. Sehingga diharapkan dapat mendeteksi setiap perubahan awal yang
mungkin merupakan awal terjadinya kanker payudara. Oleh karena itu, jika
7
ditemukan adanya benjolan yang tidak biasa pada payudara segera langsung
hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut (Nugroho, T, 2010)
b. Tujuan SADARI
Tujuannya dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
kelainan atau benjolan pada payudara (Widyastuti, 2013).
c. Waktu SADARI
Pemeriksaan dapat dilakukan paling tidak 1 bulan sekali dan dilakukan 1
minggu setelah menstruasi karena pada saat itu kondisi payudara kita dalam keadaan
longgar yang memudahkan kita dalam pemeriksaan (Widyastuti, 2013).
SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara
terasa lunak
d. Pelaksanaan SADARI
1) Persiapan Alat
a) Cermin besar
b) Handuk
c) Tempat tidur
d) Bantal kecil
2) Persiapan Ruangan
a) Ruangan tertutup, pintu jendela ditutup
b) Lampu dinyalakan
3) Persiapan Pasien
Klien membuka baju atas dan tanpa bra. Melilitkan handuk pada bawah payudara.
8
a) Pelaksanaan
(1) Berdiri tegak di depan cermin, kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan
bentuk, besar, warna dan perubahan kulit payudara.
Gambar 2. Berdiri di depan cermin
9
(2) Kemudian angkat kedua lengan lurus ke atas. Adakah tarikan pada payudara.
Kedua tangan diletakkan di pinggang, bahu ditarik ke belakang dan dada
dibusungkan. Perhatikan bentuk besar dan warna dan perubahan kulit payudara.
Perhatikan dari arah depan payudara, samping kanan dan samping kiri
Gambar 3 .Berdiri didepan cermin dan mengangkat kedua tangan.
10
(3) Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan. Lihat adakah cairan abnormal
yang keluar
Gambar 4 .Memijat daerah payudara
(4) Berbaring dengan bantal kecil diletakkan di bawah punggung kanan. Tangan
kanan diletakkan di bawah kepala. Tiga pucuk jari tengah tangan kiri yang
dirapatkan memeriksa payudara sampai ke ketiak dengan gerakan lembut tapi
mantap.
Cara memeriksa (Pilih salah satu):
(a) Atas bawah
(b) Memutar searah jarum jam
(c) Wedge yaitu dari arah pangkal ke ujung puting searah jarum jam
11
Gambar 5 .Memijat payudara sambil berbaring.
Gambar . Pemeriksaan dengan berbaring.
(a) Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri
(b) Memperhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas,
baik kanan maupun kiri. Bagian tersebut paling sering mengandung tumor
(Manuaba, dkk, 2010)
Selain dengan langkah-langkah diatas, cara pemeriksaan payudara juga dapat
dilakukan dengan pedoman “WASPADA” yaitu :
12
W – aktu buang air besar atau kecil terjadi perubahan atau gangguan.
A – lat pencernaan terganggu dan sulit menelan
S – uara serak atau batuk yang sulit sembuh
P – ayudara atau tempat lain ada benjolan
A – ndeng-andeng yang berubah sifat, cepat besar, atau gatal
D – arah atau lendir abnormal keluar dari tubuh
A – da koreng atau borok yang sulit sembuh
Pedoman “WASPADA” ini, berlaku untuk semua kemungkinan tumor jinak atau
degenerasi ganas (Manuaba, dkk, 2010)
3. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu
obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Putri Ariani, 2014).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Putri Ariani, (2014), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam
domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telahdipelajari
sebelumnya.Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari
13
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,
membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa ( Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru
dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi
baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat
14
menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori
atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukanjustifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri ataumenggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Putri Ariani, (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non
ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni
melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah ( Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban apabila seseorangmenghadapi persoalan atau
masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba
ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidakberhasil,
dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh
orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
15
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-
pemimpinmasyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegangotoritas, yakni orang
mempunyai wibawa atau kekuasaan, baiktradisi, otoritas pemerintah,
otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat ( common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih
dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab
16
kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil
usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepatsekali melalui proses di
luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara
yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara
manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya
merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-
pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui
pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksia dalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-
pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir
induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris
yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang
memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke
khusus. Di dalam proses berpikir deduksiberlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar
17
secara umum padakelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang
terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasaini lebih sistematis,
logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian
(research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang
mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulandilakukan dengan
mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua
fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan
pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah
pada kondisi-kondisi tertentu.
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah danberlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
18
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang
tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
negatif.
Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku seseorang
terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek
yangdiketahui, akan menumbuhkan perilaku makin positif terhadap obyek
tersebut .
2) Media Massa /informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media
massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
19
opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masalalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan
keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakanmanifestasi
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam bidang kerjanya.
20
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia
madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Wawan,
2010)
d. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).
Hasil pengolahan data menggunakan angket dengan kategori sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%
2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%
3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55%
(Putri Ariani, A, 2014)
3. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil
akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti
perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru
disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif.
21
Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya
adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai bentangan
yang sangat luas, antara lain: berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan sebagainya.
Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus, dan membedakannya dibagi 2 jenis:
1) Respondent respons atau reflexive yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan
tertentu, misal makanan lezat yang menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya
terlalu terang membuat mata tertutup. Pada kategori ini juga mencakup reaksi
emosional, misalnya mendengar berita duka maka menjadi sedih atau menangis.
2) Operanat respons atau instrumental respons yaitu respon yang timbul dan berkembang
lalu diikuti oleh stimulus tertentu, misalnya seorang pekerja yang melakukan
pekerjaannya dengan baik lalu memperoleh penghargaan dari atasannya, maka pekerja
tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Ditinjau dari bentuk respon terhadap stimulusnya, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
a) Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas
dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap
stimulus yang bersangkutan. Bentuk perilaku tertutup yang dapat diukur adalah
pengetahuan dan sikap.
22
b) Perilaku terbuka (Overt Behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam menjaga vaginal hygiene dibagi
menjadi 2 yaitu :
a) Faktor internal: karakteristik orang uang bersangkutan yang bersifat bawaan,
misalnya tingkat pendidikan, tingkat emosional, konsep diri, dan sebagainya.
b) Faktor eksternal: lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor yang dominan yang
membentuk perilaku seseorang dalam menjaga vaginal hygiene , karena seseorang
akan cenderung menyesuaikan dan mengikuti perilaku hygiene sesuai dengan
kebiasaan yang ada dalam lingkungannya.
b. Faktor yang mempengaruhi
Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku vaginal
hygiene:
1) Faktor yang mempermudah (predisposing factor)
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku adalah sikap, pengetahuan, konsep diri,
kepercayaan, nilai, dan informasi. Selain itu faktor sepeti demografi misalnya status
ekonomi, keluarga juga mempengaruhi perubahan perilaku.
2) Faktor pendukung (enabling factor)
Faktor ini menentukan keinginan terlaksana seperti sarana,prasarana, kaehlian dan
ketrampilan.
3) Faktor pendorong: faktor yang memperkuat perubahan perilaku vaginal hygiene
seseorang dikarenakan adanya perilaku dan sikap orang lain seperti guru, keluarga,
teman sebaya, dan lingkunga sekitar lainnya (Notoadmodjo, 2007)
23
B. Landasan Teori
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau
periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya
menstruasi dan diakhiri dengan menopouse.
SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat
dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali
setiap satu bulan secara teratur.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek
tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Putri
Ariani, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Charisma AN (2013) bahwa
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI). Namun, tidak ada hubungan antara sikap terhadap tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 (Charisma AN, 2013)
Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil akhir
jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian,
pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru disadari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif. Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah
suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan
perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri,
baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan
mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain: berjalan, berbicara, menangis, bekerja,
24
dan sebagainya. Menurut (Sutjipto Ketua YKPJ, di RS.Dharmais 2010) “deteksi dini
kanker payudara penting mengingat ditemukannya penderita penyakit kanker payudara
pada usia 15 tahun. Demikian juga menurut WHO, 2010 lebih dari 50% perempuan yang
terdiagnosa penyakit kanker payudara tidak pernah melakukan penapisan, hanya 20%
sampai 30% wanita melakukan SADARI, (4,1%) yang melakukan secara teratur setiap
bulannya. Pada penelitian ini, sebanyak (87%) responden Berperilaku negatif dan sebanyak
(13%) terkategorikan positif. Ini menunjukkan masih rendahnya siswa yang berperilaku
SADARI, padahal Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak (Septiani, 2013)
B. Kerangka Konsep
Gambar 6. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independent
: Hubungan variabel yang diteliti
: Variabel Dependent
Variabel bebas : Pengetahuan dan perilaku
Variebel terikat : wanita usia subur (WUS)
WUS
Perilaku
Pengetahuan
25
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat tahu di Wilayah Kerja Puskesmas
Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 ?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat paham di Wilayah Kerja Puskesmas
Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 ?
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskrpitif yaitu suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat tentang suatu keadaan secara
objektif (Nursalam, 2016)
B. Subjek Penelitan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jumlah WUS bulan Juni tahun 2016
di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kecamatan Batukara, Kabupaten
Muna sebanyak 180 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016). Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Besar sampel dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus Taro Yamane yaitu :
=
. 1
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d2
= Presisi yang ditetapkan (0.05) (Putri Ariani, A, 2014)
27
Maka didapatkan :
n =
( , )
n =
( , )
n =
,
n =
,
n = 124
Setelah dihitung menggunakan rumus diatas maka sampel didapatkaan 124 orang.
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi yaitu:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Bersedia menjadi responden.
2) WUS dengan Usia 15 - 45 tahun
3) Belum menopause
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) WUS dengan > 45 tahun
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Moolo Kecamatan Batukara Kabupaten
Muna pada tanggal 13 – 20 bulan Juli tahun 2016.
28
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur. Sedangkan
varabel independen adalah pengetahuan dan perilaku
E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif
Tabel 1.
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
N
o
Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif
Alat Ukur Skala
1. Dependent
WUS
Responden yang berumur
15- 45 tahun pada masa
atau periode dimana dapat
mengalami proses
reproduksi yang ditandai
dengan timbulnya
menstruasi dan diakhiri
dengan menopouse
Kuisioner Nominal
2. Independent
Pengetahuan
Segala sesuatu yang
diketahui dan dipahami
oleh Wanita usia subur
tentang SADARI
Jawaban
Benar : 1
Salah : 0
Baik : jika persentase
76–100 %
Cukup : jika persentase
56–75 %
Kurang : jika prosentase
< 56 %
Kuesioner Ordinal
3. Perilaku Suatu respon (pendapat)
yang di miliki oleh
responden tentang
pemeriksaan SADARI
Jawaban
Ya : 1
Tidak : 0
Baik : jika persentase
76–100 %
Cukup : jika persentase
56–75 %
Kurang : jika prosentase
< 56 %
Kuisioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan data
dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.
29
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan, yakni:
a. Memeriksa data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,
kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang
telah diisi dan kembali. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal sebagai berikut :
a) Memeriksa kelengkapan data
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data)
Memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat
pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk
menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan
simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian
rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun
30
dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan
dengan cara manual dan elektronis / komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)
2. Cara Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat secara
deskriptif sederhana berupa presentasi.
Rumus yang digunakan adalah :
= 100%
Keterangan:
f = Frekuensi
P = Persentase
n = Jumlah sampel (Putri Ariani, 2014)
H. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian
kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan data di
lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di
lapangan dengan menggunakan teknik accidental sampling.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara deskriptif
dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Puskesmas Batukara secara geografis terletak di posisi barat pulau buton
bagian utara dan bagian timur pulau muna yang di pisahkan oleh selat buton
Adapun batas wilayah puskesmas Batukara adalah :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Maligano
2) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan wakorumba selatan
3) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bone Gunu
4) Sebelah barat berbatasan dengan selat Buton
b. Lingkungan Fisik
Puskesmas Batukara berdiri di atas tanah dengan luas wilayah ± 702 m² luas
seluruh bangunan adalah 204 m² dan sisanya digunakan untuk halaman parker.
Puskesmas Batukara didirikan sejak Tahun 2012 dengan kegiatan pokok meliputi:
1) KIA / KB
2) Usaha kesehatan gizi
3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
4) Rawat jalan
5) Penyuluhan kesehatan
6) Kesehatan masyarakat
7) Laboratorium sederhana
8) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi kesehatan
32
c. Sarana dan Prasarana yang terdapat di Puskesmas Batukara
Sarana dan prasarana yang terdapat di puskesmas Batukara meliputi :
1) Tenaga medis : Tenaga keperawatan 6 orang, tenaga kebidanan 5 orang, gizi 1
orang, tenaga kesehatan lingkungan 2 orang, tenaga kesmas 1 orang, tenaga
sanitasi 1 orang, tenaga analisis 1 orang, tenaga keuangan 1 orang, tenaga
administrasi 1 orang, cleaning service 1 orang, dan sopir 1 orang.
2) Bangunan : UGD 1 buah, poli klinik 2 buah, gudang obat 1 buah, ruang
farmasi 1 buah, ruangan kepala puskesmas 1 buah, ruang P2M 1 buah,
laboratorium 1 buah, ruang pelayanan kesehatan 1 buah, ruang apotik 1 buah,
ruang kartu 1 buah.
2. Analisis Univariat
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan pengelompokan
sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di teliti
dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya disajikan dalam
bentuk tabel.
a. Tingkat Pengetahuan
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli
Tahun 2016
33
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara
Desa Moolo, Kec.Batukara
Bulan Juli Tahun 2016
Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase ( % )
Baik 56 45,16%
Cukup 40 32,26%
Kurang 28 22,58%
Total 124 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai
pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56
orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 28 orang (22,58%).
b. Perilaku
Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku WUS tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juli tahun 2016
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku WUS
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara
Desa Moolo, Kec.Batukara
Bulan Juli Tahun 2016
Perilaku Frekuensi Persentase ( % )
Baik 32 25,81%
Cukup 62 50,00%
Kurang 30 24, 19%
Total 124 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai
perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50,00%),
34
dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik
yaitu 32 orang (26,81%).
B. Pembahasan
1. Pengetahuan
Hasil dari penelitian yaitu menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang
mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik
sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%).
Dari data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur
(WUS) tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terbanyak pada kategori
pengetahuan baik yaitu 56 orang (45,16%). Hal ini tidak sesuai dengan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis masih sangat kurang disebabkan karena dari
responden pada saat penulis melakukan penelitian, kebanyakan memiliki pendidikan
tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku
wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.
Batukara bulan Juli tahun 2016, karena pengetahuan SADARI ini berdasarkan studi
pendahuluan mengenai SADARI pada sebagian WUS diperoleh pengetahuan dan
perilaku masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat
kurang . Hal ini dikarenakan kurang nya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang
pentingnya SADARI, dan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan wanita yang masih
rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting memberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran wanita dalam melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara.
35
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Charisma AN
(2013) bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, tidak ada hubungan antara sikap
terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di
Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2013 (Charisma AN, 2013)
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut Putri
Ariani (2014) yaitu pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu
obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Putri Ariani, 2014).
36
b. Perilaku
Hasil penelitian yaitu dari data keseluruhan menunjukkan bahwa dari 124 orang
responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup
sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang
(24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26.81%).
Dari data dapat disimpulkan bahwa perilaku wanita usia subur (WUS) tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terbanyak pada kategori cukup yaitu 62 orang
(50,00%). Hal ini dapat disebabkan responden tersebut tidak ingin menampakan perilku
yang dilakukannya melalui pengisian kuisioner atau dengan kata lain jenis perilaku
responden tersebut adalah perilaku tertutup (Covert Behavior) sehingga tidak ingin
diketahui oleh orang lain atau perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus
tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku wanita usia subur
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec. Batukara bulan
Juli tahun 2016. Berdasarkan latar belakang di wilayah kerja Puskesmas Batukara
tahun 2016 terjadi kematian akibat kanker payudara sebanyak 1 orang (0,54%). Dengan
perilaku SADARI ini diharapkan mampu diterapkan sebagai deteksi dini terhadap
penyakit kanker payudara untuk mencegah terjadinya kembali kematian ibu akibat
kanker payudara.
Hal ini sesuai dengan menurut WHO (2010) lebih dari 50% perempuan yang
terdiagnosa penyakit kanker payudara tidak pernah melakukan penapisan, hanya 20%
sampai 30% wanita melakukan SADARI, (4,1%) yang melakukan secara teratur setiap
bulannya. Pada penelitian ini, sebanyak (87%) responden berperilaku negatif dan
sebanyak (13%) terkategorikan positif. Ini menunjukkan masih rendahnya siswa yang
berperilaku SADARI, padahal Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh
37
kanker payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak (Septiani, 2013)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh sulfina
(2011) yang berjudul hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku
SADARI sebagai deteksi Dini kanker payudara. Hasil penelitian tersebut adalah ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku
SADARI.
Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil akhir
jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian,
pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru disadari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif.
Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya
adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai bentangan
yang sangat luas, antara lain berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan sebagainya.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya maka,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden
yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori
baik sebesar (45,16%).
2. Berdasarkan perilaku responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang
mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebesar (50%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, dapat disarankan sebagai berikut :
1. Bagi Tempat Penelitian
Di harapkan kepada setiap masyarakat Desa Moolo agar lebih meningkatkan perilaku
yang di miliki tentang kanker payudara dan SADARI, serta memotivasi diri untuk
melakukan SADARI agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara agar
tidak terjadi penambahan kejadian kematian akibat kanker payudara.
2. Bagi Puskesmas
Di harapkan kepada puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang kanker
payudara dan SADARI, serta memotivasi masyarakat untuk melakukan SADARI agar
dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Di harapkan kepada setiap petugas kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan
tentang kanker payudara dan SADARI, serta memotivasi masyaraktnya untuk
melakukan SADARI agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara.
39
DAFTAR PUSTAKA
Charisma AN, (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur di Posyandu Kelurahan
Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/191/189
Chantiqueenz (2015) Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Kanker
Payudara Di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara
ttp://chantiqueenz.blogspot.co.id/2015/10/hubungan-umur-dan-tingkat-
pendidikan.html diakses tanggal 24 Juni 2016
Depkes (2014) Profil Kesehatan Republik Indonesia. www.depkes.go.id diakses tanggal 24
Juni 2016
Kemenkes (2015) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. www.depkes.go.id diakses
tanggal 24 Juni 2016
Manuaba, Suryasaputra SKD., Manuaba, Chandaranita., Manuaba, Fajar., Manuaba, IBG.
(2010) Buku Ajar Ginekologi. Jakarata : EGC
Notoadmodjo (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: PT Rineka Cipta
Nugroho, Taufan. (2010) Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Medika
Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Prawiroharjdo, Sarwono (2009). Ilmu kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika
Septiani (2012) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemeriksaan
Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012 Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 5(1); Jan 2013
Wawan, A.(2010) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku . Yogyakarta:
Nuhamedika
Widayastuti (2013) Pengaruh Media Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada
Siswi Sma Ibrahimy Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari)ws.ub.ac.id/.../public/.../20140425114238_8009.doc
Lampiran 2.
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
TINGKAT PENGETAHUN DAN PERILAKU WUS TENTANG
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
DI DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA
KAB. MUNA TAHUN 2016
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : …………………………………………
Umur : ………………………………………….
Alamat : …………………………………………
Pendidikan : …………………………………………
Status : Kawin : Belum Kawin :
Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden pada penelitian yang akan
dilakukan oleh Yusniar (2013.IB.0105), mahasiswi jurusan kebidanan program
studi D III kebidanan di Akademi kebidanan paramata Raha Kabupaten Muna
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat digunakan seperlunya
dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan / keberatan dari responden dapat
mengajukan kembali hal keberatan tersebut
Raha, ……………………2016
Responden
(…………………………..)
Lampiran 3.
KUISIONER
A. Pengetahuan tentang SADARI
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan
tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benar
Pertanyaan Benar (B), Salah (S)
NO Pernyataan B S
1. SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan pada payudara seorang wanita dengan
melihat benjolan dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi
apakah ada benjolan atau tidak pada payudara
2. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi secara
dini adanya kelainan atau benjolan pada payudara
3. Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan paling tidak 1 bulan
sekali
4. SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena
pada saat itu payudara terasa lunak
5. Dibawah ini penatalaksanaan SADARI
(1) Berdiri tegak di depan cermin, kedua lengan lurus ke
bawah. Perhatikan bentuk, besar, warna dan perubahan kulit
payudara
(2) Kemudian angkat kedua lengan lurus ke atas. Adakah
tarikan pada payudara. Kedua tangan diletakkan di
pinggang, bahu ditarik ke belakang dan dada dibusungkan.
Perhatikan bentuk besar dan warna dan perubahan kulit
payudara. Perhatikan dari arah depan payudara, samping
kanan dan samping kiri
(3) Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan. Lihat
adakah cairan abnormal yang keluar
(4) Berbaring dengan bantal kecil diletakkan di bawah
punggung kanan. Tangan kanan diletakkan di bawah
kepala. Tiga pucuk jari tengah tangan kiri yang dirapatkan
memeriksa payudara sampai ke ketiak dengan gerakan
lembut tapi mantap
6. Pada saat melakukan SADARI baju dibuka dan tetap memakai
Bra
7. Pemeriksaan SADARI pada saat berbaring dilakukan dengan
cara diputar tidak searah jarum jam
8. SADARI hanya bisa dilakukan oleh Wanita usia reproduksi dan
tidak bisa dilakuan oleh pasca menopause
9. Bagi wanita pasca menopause umur > 40 tahun – 50 tahun
SADARI dilakukan secara rutin setiap awal tahun
10. SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang
dilakukan oleh diri sendiri
B. Perilaku tentang SADARI
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan
pada payudara anda sendiri ?
2. Apakah anda merasa malu untuk memeriksa
payudara anda sendiri ?
3. Apakah anda melakukan SADARI minimal 1
kali sebulan secara teratur sesuai dengan
anjuran petugas kesehatan?
4. SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai
menstruasi karena pada saat itu payudara
terasa lunak ?
5. Apakah anda melakukan SADARI satu
minggu setelah haid?
6. Apakah anda pernah mendengar pemeriksaan
SADARI dimedia massa seperti radio, televise,
surat kabar dan media massa lainnya?
7. Apakah anda mengangkat tangan anda ketika
melakukan SADARI ?
8. Apakah anda melihat bentuk payudara anda
ketika melakukan SADARI ?
9. Apakah anda meraba seluruh bagian payudara
dengan variasi tekanan ketika melakukan
SADARI?
10. Apakah anda meraba hingga ketiak ketika
melakukan SADARI
Lampiran 4.
MASTER TABEL
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR
TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA
DESA MOOLO,KEC.BATUKARA
BULAN JUNI TAHUN 2016
No Nama Pendidikan
Pengetahuan Perilaku
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1 Ny. Sti Am SI √ √
2 Nn. Sf SMA √ √
3 Ny. Gure SMP √ √
4 Ny. Gr SMA √ √
5 Ny. Aw SD √ √
6 Ny. Bk SMA √ √
7 Ny. Moe SD √ √
8 Ny. Zl SMP √ √
9 Ny. As SMA √ √
10 Ny. Hlm SMP √ √
11 Ny. Mr SMA √ √
12 Ny. Han SMA √ √
13 Ny. Dah SMA √ √
14 Ny. Mri SMA √ √
15 Ny. Sal SMA √ √
16 Ny. Insi SI √ √
17 Ny. Mus SI √ √
18 Ny. Nrt D3 √ √
19 Ny. Az SMA √ √
20 Ny. Li SI √ √
21 Ny. Zul D3 √ √
22 Ny. Nn SMA √ √
23 Ny. Ans SI √ √
24 Ny. Lsn D3 √ √
25 Ny. Dy SI √ √
26 Ny. Res SMP √ √
27 Ny. Sbr SI √ √
28 Ny. Sun D3 √ √
29 Ny. Hls SMA √ √
30 Ny. Sfa SI √ √
31 Ny. Nsr D3 √ √
32 Ny. And SD √ √
33 Ny. El SI √ √
34 Ny. Nsm SI √ √
35 Ny. Hsn D3 √ √
36 Ny. Mh SI √ √
37 Ny. Hmr SMA √ √
38 Ny. Asm SI √ √
39 Ny. Ros SMA √ √
40 Ny. Isr SMP √ √
41 Ny. Em SMA √ √
42 Ny. Hrl D3 √ √
43 Ny. Snw D3 √ √
44 Ny. Hlma D3 √ √
45 Ny. Amn D3 √ √
46 Ny. Mr SMP √ √
47 Ny. Str SMA √ √
48 Ny. Frh SMA √ √
49 Ny. Ynt SMP √ √
50 Ny. Ss SI √ √
51 Ny. Stii SI √ √
52 Nn. Sh SMA √ √
53 Ny. Gui SMP √ √
54 Ny. Gr SMA √ √
55 Ny. Aw SD √ √
56 Ny. Bk SMA √ √
57 Ny. Moe SD √ √
58 Ny. Zl SMP √ √
59 Ny. As SMA √ √
60 Ny. Hlm SMP √ √
61 Ny. Mr SMA √ √
62 Ny. Han SMA √ √
63 Ny. Dah SMA √ √
64 Ny. Mri SMA √ √
65 Ny. Sal SMA √ √
66 Ny. Insi SI √ √
67 Ny. Mus SI √ √
68 Ny. Nrt D3 √ √
69 Ny. Az SMA √ √
70 Ny. Li SI √ √
71 Ny. Zul D3 √ √
72 Ny. Nn SMA √ √
73 Ny. Ans SI √ √
74 Ny. Lsn D3 √ √
75 Ny. Dy SI √ √
76 Ny. Res SMP √ √
77 Ny. Sbr SI √ √
78 Ny. Sun D3 √ √
79 Ny. Hls SMA √ √
80 Ny. Sfa SI √ √
81 Ny. Nsr D3 √ √
82 Ny. And SD √ √
83 Ny. El SI √ √
84 Ny. Nsm SI √ √
85 Ny. Hsn D3 √ √
86 Ny. Mh SI √ √
87 Ny. Hmr SMA √ √
88 Ny. Asm SI √ √
89 Ny. Ros SMA √ √
90 Ny. Isr SMP √ √
91 Ny. Em SMA √ √
92 Ny. Hrl D3 √ √
93 Ny. Snw D3 √ √
94 Ny. Hlma D3 √ √
95 Ny. Amn D3 √ √
96 Ny. Mr SMP √ √
97 Ny. Str SMA √ √
98 Ny. Frh SMA √ √
99 Ny. Ynt SMP √ √
100 Ny. Shria SI √ √
101 Ny. El SI √ √
102 Ny. Nsm SI √ √
103 Ny. Hsn D3 √ √
104 Ny. Mh SI √ √
105 Ny. Hmr SMA √ √
106 Ny. Asm SI √ √
107 Ny. Ros SMA √ √
108 Ny. Isr SMP √ √
109 Ny. Em SMA √ √
110 Ny. Hrl D3 √ √
111 Ny. Snw D3 √ √
112 Ny. Hmn D3 √ √
113 Ny. Amn D3 √ √
114 Ny. Mr SMP √ √
115 Ny. Str SMA √ √
116 Ny. Frh SMA √ √
117 Ny. Ynt SMP √ √
118 Ny. Shria SI √ √
119 Ny. Rr SMA √ √
120 Ny. Isr SMP √ √
121 Ny. Em SMA √ √
122 Ny. Hrl D3 √ √
123 Ny. Snw D3 √ √
124 Ny. Hlma D3 √ √
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA BULAN JULI TAHUN 2016

More Related Content

What's hot

Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Dkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas dDkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas dnunung ratna
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamiltris nia
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 
Keperawatan komunitas
Keperawatan komunitasKeperawatan komunitas
Keperawatan komunitascemot01
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarIma Psik Unja
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasNs.Heri Saputro
 

What's hot (20)

K3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RSK3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RS
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Dkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas dDkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas d
 
Diagnosa.pdf
Diagnosa.pdfDiagnosa.pdf
Diagnosa.pdf
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaAsuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Keperawatan komunitas
Keperawatan komunitasKeperawatan komunitas
Keperawatan komunitas
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Askep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-strokeAskep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-stroke
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakar
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 

Viewers also liked

permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimAchmad Wahid
 
Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1pjj_kemenkes
 
7 pembagian dan macam macam media pendidikan
7 pembagian dan macam macam media pendidikan7 pembagian dan macam macam media pendidikan
7 pembagian dan macam macam media pendidikanNuzli Muhammad
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburanAya Ndutt
 
Pengetahuan dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks oleh Pelatih PPP ...
Pengetahuan  dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks  oleh  Pelatih PPP ...Pengetahuan  dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks  oleh  Pelatih PPP ...
Pengetahuan dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks oleh Pelatih PPP ...Segaran Ramodran
 
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...Warnet Raha
 
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikpjj_kemenkes
 
Makalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalMakalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalDewi Bahagia
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikayu larissa
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalIndira P
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolahpjj_kemenkes
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 

Viewers also liked (16)

permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1
 
7 pembagian dan macam macam media pendidikan
7 pembagian dan macam macam media pendidikan7 pembagian dan macam macam media pendidikan
7 pembagian dan macam macam media pendidikan
 
Sap sadari
Sap sadariSap sadari
Sap sadari
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
 
KTI keperawatan
KTI keperawatan KTI keperawatan
KTI keperawatan
 
Pengetahuan dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks oleh Pelatih PPP ...
Pengetahuan  dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks  oleh  Pelatih PPP ...Pengetahuan  dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks  oleh  Pelatih PPP ...
Pengetahuan dan Kesedaran Wanita Mengenai Kancer Serviks oleh Pelatih PPP ...
 
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
 
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
 
Makalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalMakalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasional
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisional
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 

Similar to TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA BULAN JULI TAHUN 2016

IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...Warnet Raha
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...Warnet Raha
 

Similar to TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA BULAN JULI TAHUN 2016 (20)

Kti wa liati
Kti wa liatiKti wa liati
Kti wa liati
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti herlinawati akbid paramata raha
Kti herlinawati akbid paramata rahaKti herlinawati akbid paramata raha
Kti herlinawati akbid paramata raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI PERDARAHAN HAMIL MUDA DI RUMAH ...
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
 
Kti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullahKti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullah
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Kti rija
Kti rijaKti rija
Kti rija
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Kti sarnia
Kti sarniaKti sarnia
Kti sarnia
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA BULAN JULI TAHUN 2016

  • 1. TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA BULAN JULI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Yusniar PSW.1B.2013.0105 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo Kec. Batukara Bulan Juli Tahun 2016 Telah di setujui untuk di seminarkan di hadapan Tim PengujikaryaTulis Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli2016 Pembimbing I Pembimbing II La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes FitriaNingsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Wa Ode SitiAsma, S.ST.,M.Kes (……………………………….) 2. La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes (……………………………….) 3. Fitria Ningsih, SST (……………………………….) Raha, Juli2016 Pembimbing I Pembimbing II La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : Yusniar NIM : Psw. 2013.IB.0105 Tempat / Tanggal Lahir : Moolo, 08 Desember 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Kartika II. PENDIDIKAN A. Taman kanak-kanak : TK Azman Kartika Batukara B. SD : SD Negeri 7 Maligano 2000– 2006 C. SMP : SMP Negeri 3 Wakorut 2006 – 2009 D. SMA : SMA Negeri 2 Raha 2009 – 2012 E. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya berupa kesehatan sehingga penu;is dapat menyelesaikan karya tulis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma-III Di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang berjuduL “Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juni tahun 2016” dapat terselesaikan. Selama persiapan, penyusunan, sampai penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, arahan serta motivasi dari berbagai pihak baik secara moril maupun material. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya, khususnya kepada Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M. Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sekaligus pembimbing I dan Ibu Fitria Ningsih, SST selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
  • 6. vi 1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas keikhlasan dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti. 3. Seluruh jajaran Dosen Akademi Kebidanan Paramata yang telah membekali dengan ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah dan seluruh staf tata usaha yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 4. Bidan Hamliana, AM.Keb selaku kepala puskesmas Batukara yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan informasi dan mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Orang tuaku Ayahanda La Kiama dan Ibunda Wa Ode siti Nur Azali yang paling kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Alloh tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rohmat dan hidayah-Nya. 6. Seluruh saudaraku yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua rekan-rekan mahasiswi Akademi Kebidan Paramata angkatan 2013 khususnya kelas B dan sahabat-sahabat tercinta, Nia, Imah, Lina, Asty, Afi, Ayu, dan semua teman-temanku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
  • 7. vii Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya. Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Raha, Juli 2016 Penyusun
  • 8. viii SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Yusniar
  • 9. ix DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................ i Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii Lembar Pengesahan......................................................................................... iii Riwayat Hidup................................................................................................. iv Kata pengantar ................................................................................................ v Surat Pernyataan ............................................................................................. vii Daftar Isi ......................................................................................................... viii Daftar Tabel..................................................................................................... x Daftar Gambar ................................................................................................. xi Daftar Lampiran .............................................................................................. xii Intisari .......................................................................................................... xiii Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 1. Tujuan Umum ...................................................................... 3 2. Tujuan Khusus ..................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3 1. Manfaat Teoritis ................................................................... 4 2. Manfaat Praktis .................................................................... 4 Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5 A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 5 1. Wanita Usia Subur ……………………………………. 5 2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ……………….. 6 3. Pengetahun ……………………………………………… 12 4. Perilaku ………………………………………………. 20 B. Landasan Teori…………………………………………………. 22 C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 24 D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 24 Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitan........................................................................... 26
  • 10. x B. Subjek Penelitian........................................................................ 26 1. Populasi ............................................................................... 26 2. Sampel ................................................................................. 26 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27 D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 28 E. Definisi Operasional................................................................... 28 F. Instrumen Penelitian .................................................................. 28 G. Pengolahan dan Cara Analisis Data .................................... ...... 29 1. Pengolahan Data .................................................................. 29 2. Análisis data ........................................................................ 29 H. Jalannya Penelitian..................................................................... 30 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahsan A. Hasil Penelitian ......................................................................... 31 B. Pembahasan ............................................................................... 34 Bab IV Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ................................................................................ 38 B. Saran .......................................................................................... 38 Daftar Pustaka ............................................................................................... 39 Lampiran – Lampiran
  • 11. xi DAFTAR TABEL Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif………………………….. 28 Tabel 2 Tabel 3 : : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016………………………………. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016……………………………………………… 33 33
  • 12. xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Konsep ......................................................................... 24 Gambar 2. Berdiri di depan cermin ................................................................ 8 Gambar 3 .Berdiri didepan cermin dan mengangkat kedua tangan................. 9 Gambar 4 .Memijat daerah payudara............................................................... 10 Gambar 5 .Memijat payudara sambil berbaring. ............................................. 11 Gambar 6. Pemeriksaan dengan berbaring...................................................... . 11
  • 13. xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat izin Penelitian Lampiran 2. Surat Persetujuan Responden Lampiran 3. Kuisioner Lampiran 4. Master tabel Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian
  • 14. xiv INTISARI Yusniar (PSw.2013.IB.0105) “Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016”. Di bawah bimbingan Fitria Ningsih dan La Ode Muhlisi. Latar Belakang : Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Laporan kanker dunia memperkirakan angka kejadian kanker akan meningkat menjadi 15 juta kasus baru di tahun 2020. Metode Penelitian : Penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif. Populasi adalah semua jumlah WUS bulan Juni tahun 2016 di Desa Moolo, Kecamatan Batukara, Kabupaten Muna sebanyak 180 orang. Sampel sebanyak124 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Accidental sampling Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa tabel 2 Berdasarkan pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%). Berdasarkan perilaku responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26.81%). Kesimpulan: Berdasarkan pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%). Berdasarkan perilaku responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26.81%). Kata Kunci : SADARI, Pengetahuan, Perilaku Daftar Pustaka : 13 (2007-2016)
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker (Depkes RI, 2014). Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik di negara- negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Laporan kanker dunia memperkirakan angka kejadian kanker akan meningkat menjadi 15 juta kasus baru di tahun 2020. Terdapat 458.000 kematian per tahun akibat kanker payudara. Jumlah penderita kanker payudara di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya menduduki peringkat pertama. Kasus kanker payudara di Amerika tercatat hampir 200.000 wanita yang terdiagnosis dan setiap tahunnya terdapat lebih dari 40.000 meninggal akibat penyakit ini. Data terbaru dari American Cancer Society telah menghitung bahwa di tahun 2015, terdapat 64.640 kasus kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal dunia setiap tahunnya karena kanker payudara (Chantiquenz, 2015) Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2014, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2014, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap mencapai 12.014 orang (28,7%). Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2014
  • 16. 2 deteksi dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015, sebanyak 148 wanita yang menderita kanker payudara. Sementara itu, Di poli bedah RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015, ditemukan sebanyak 96 wanita yang mengalami masalah pada payudaranya, dan 37 orang (38,5%) diantaranya di diagnosa positif ca mamma (kanker payudara) (Chantiqueenz, 2015) Jumlah WUS kecamatan Batukara tahun 2012 – 2016 periode Januari – Mei adalah 2406 jiwa dan yang mengalami kanker payudara 5 orang (0,21%), sementara di Desa Moolo tahun 2012-2015 jumlah WUS adalah 660 jiwa dan pada tahun 2016 periode Januari – Mei jumlah WUS adalah 180 dan pada tahun ini terjadi kematian akibat kanker payudara sebanyak 1 orang (0,54%) (Puskesmas Batukara, 2013-2015) Berdasarkan data tahun yang didapat dari buku registarsi kunjungan harian dibagian rekam medik rumah sakit umum daerah kabupaten Muna tahun 2013 dapat diketahui bahwa jumlah pendeita kanker payudara sebanyak 5 kasus dan pada tahun 2014 jumlah penderita kasus meningkat menjadi 10 kasus dan pada tahun 2015 menjadi 11 kasus, dari kasus tersebut semua berada dalam stadium lanjut (Rekam Medik, 2015) Studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti melalui metode wawancara dengan 10 wanita usia subur Di Desa Moolo, Kec.Batukara tahun 2016 pada bulan juni, diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 3 orang tamat SMP, 3 orang tamat SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang pentingnya SADARI, dan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan wanita yang masih rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting
  • 17. 3 memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran wanita dalam melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Melihat permasalahan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara tahun 2016 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat paham di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016.
  • 18. 4 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi institusi Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam rangka peningkatan pengetahuan khususnya tentang tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) b. Manfaat bagi peneliti Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan SADARI khususnya yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) selanjutnya
  • 19. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Wanita Usia Subur Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya menstruasi dan diakhiri dengan menopouse. Pada usia 25 tahun wanita berada pada masa yang paling subur dan mulai menurun fungsi reproduksinya atau menurun kesuburannya pada usia 35 tahun. Fungsi reproduksi wanita yang normal secara berkala dikendalikan oleh hormon progesteron dan esterogen yang berasal dari ovarium. Masa subur pada wanita ini ditandai dengan pematangan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dimana fungsi reproduksinya mulai berjalan dengan baik. Masa subur ini akan berakhir dengan hilangnya fungsi generatif dari ovarium. Lamanya masa subur pada seorang wanita tergantung pada cadangan folikel yang masih tersedia dalam ovarium. Jadi, masa subur pada wanita itu tidak sama antara wanita yang satu dengan yang lainya.wanita yang normal dan sehat, setiap bulanya pasti akan mengalami gejala menstruasi atau haid. Hal itu merupakan peristiwa penting pada masa subur yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual dimana wanita benar-benar telah siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaanya (Prawirohardjo, 2009). Adapun siklus itu sendiri dibedakan menjadi 3 masa utama, yaitu : (Prawirohardjo, 2009) 1) Masa haid, selama dua sampai delapan hari. Pada waktu ini endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
  • 20. 6 2) Masa proliferasi, sampai hari keempat belas. Pada waktu ini endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. 3) Masa sekresi, hari keempat belas sampai hari kedua puluh delapan. Pada masa ini korpus ribrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Sehingga, keadaan ini memudahkan adanya nidasi (pembuahan). 2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) a. Pengertian SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan : 1) Mulai usia berapapun tetapi sangat dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan secara teratur. 2) Bagi wanita reproduksi, umur > 35 tahun – 40 tahun pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mulai haid atau 2-3 hari setelah haid berhenti. Pada saat itulah payudara dalam keadaan lunak dengan melakukan mamografi 3) Bagi wanita pasca menopause umur > 40 tahun – 50 tahun SADARI dilakukan secara rutin setiap awal tahun. SADARI sangat penting dilakukan secara rutin sejak awal oleh setiap wanita, baik wanita usia reproduksi maupun wanita pasca menopause. Sebab, dengan SADARI wanita dapat lebih mengenal payudara sendiri. Sehingga diharapkan dapat mendeteksi setiap perubahan awal yang mungkin merupakan awal terjadinya kanker payudara. Oleh karena itu, jika
  • 21. 7 ditemukan adanya benjolan yang tidak biasa pada payudara segera langsung hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut (Nugroho, T, 2010) b. Tujuan SADARI Tujuannya dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan atau benjolan pada payudara (Widyastuti, 2013). c. Waktu SADARI Pemeriksaan dapat dilakukan paling tidak 1 bulan sekali dan dilakukan 1 minggu setelah menstruasi karena pada saat itu kondisi payudara kita dalam keadaan longgar yang memudahkan kita dalam pemeriksaan (Widyastuti, 2013). SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak d. Pelaksanaan SADARI 1) Persiapan Alat a) Cermin besar b) Handuk c) Tempat tidur d) Bantal kecil 2) Persiapan Ruangan a) Ruangan tertutup, pintu jendela ditutup b) Lampu dinyalakan 3) Persiapan Pasien Klien membuka baju atas dan tanpa bra. Melilitkan handuk pada bawah payudara.
  • 22. 8 a) Pelaksanaan (1) Berdiri tegak di depan cermin, kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan bentuk, besar, warna dan perubahan kulit payudara. Gambar 2. Berdiri di depan cermin
  • 23. 9 (2) Kemudian angkat kedua lengan lurus ke atas. Adakah tarikan pada payudara. Kedua tangan diletakkan di pinggang, bahu ditarik ke belakang dan dada dibusungkan. Perhatikan bentuk besar dan warna dan perubahan kulit payudara. Perhatikan dari arah depan payudara, samping kanan dan samping kiri Gambar 3 .Berdiri didepan cermin dan mengangkat kedua tangan.
  • 24. 10 (3) Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan. Lihat adakah cairan abnormal yang keluar Gambar 4 .Memijat daerah payudara (4) Berbaring dengan bantal kecil diletakkan di bawah punggung kanan. Tangan kanan diletakkan di bawah kepala. Tiga pucuk jari tengah tangan kiri yang dirapatkan memeriksa payudara sampai ke ketiak dengan gerakan lembut tapi mantap. Cara memeriksa (Pilih salah satu): (a) Atas bawah (b) Memutar searah jarum jam (c) Wedge yaitu dari arah pangkal ke ujung puting searah jarum jam
  • 25. 11 Gambar 5 .Memijat payudara sambil berbaring. Gambar . Pemeriksaan dengan berbaring. (a) Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri (b) Memperhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas, baik kanan maupun kiri. Bagian tersebut paling sering mengandung tumor (Manuaba, dkk, 2010) Selain dengan langkah-langkah diatas, cara pemeriksaan payudara juga dapat dilakukan dengan pedoman “WASPADA” yaitu :
  • 26. 12 W – aktu buang air besar atau kecil terjadi perubahan atau gangguan. A – lat pencernaan terganggu dan sulit menelan S – uara serak atau batuk yang sulit sembuh P – ayudara atau tempat lain ada benjolan A – ndeng-andeng yang berubah sifat, cepat besar, atau gatal D – arah atau lendir abnormal keluar dari tubuh A – da koreng atau borok yang sulit sembuh Pedoman “WASPADA” ini, berlaku untuk semua kemungkinan tumor jinak atau degenerasi ganas (Manuaba, dkk, 2010) 3. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Putri Ariani, 2014). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Putri Ariani, (2014), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telahdipelajari sebelumnya.Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari
  • 27. 13 antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. 5) Sintesa ( Syntesis) Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat
  • 28. 14 menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukanjustifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri ataumenggunakan kriteria yang telah ada. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Putri Ariani, (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah ( Trial and Error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorangmenghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidakberhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
  • 29. 15 tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin- pemimpinmasyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegangotoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baiktradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat ( common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab
  • 30. 16 kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepatsekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan- pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksia dalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan- pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksiberlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar
  • 31. 17 secara umum padakelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasaini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulandilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah danberlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
  • 32. 18 orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yangdiketahui, akan menumbuhkan perilaku makin positif terhadap obyek tersebut . 2) Media Massa /informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
  • 33. 19 opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakanmanifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
  • 34. 20 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Wawan, 2010) d. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Hasil pengolahan data menggunakan angket dengan kategori sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100% 2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75% 3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55% (Putri Ariani, A, 2014) 3. Perilaku a. Pengertian Perilaku Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif.
  • 35. 21 Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain: berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan sebagainya. Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, dan membedakannya dibagi 2 jenis: 1) Respondent respons atau reflexive yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu, misal makanan lezat yang menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terlalu terang membuat mata tertutup. Pada kategori ini juga mencakup reaksi emosional, misalnya mendengar berita duka maka menjadi sedih atau menangis. 2) Operanat respons atau instrumental respons yaitu respon yang timbul dan berkembang lalu diikuti oleh stimulus tertentu, misalnya seorang pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan baik lalu memperoleh penghargaan dari atasannya, maka pekerja tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Ditinjau dari bentuk respon terhadap stimulusnya, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu: a) Perilaku tertutup (Covert Behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk perilaku tertutup yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
  • 36. 22 b) Perilaku terbuka (Overt Behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam menjaga vaginal hygiene dibagi menjadi 2 yaitu : a) Faktor internal: karakteristik orang uang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya tingkat pendidikan, tingkat emosional, konsep diri, dan sebagainya. b) Faktor eksternal: lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor yang dominan yang membentuk perilaku seseorang dalam menjaga vaginal hygiene , karena seseorang akan cenderung menyesuaikan dan mengikuti perilaku hygiene sesuai dengan kebiasaan yang ada dalam lingkungannya. b. Faktor yang mempengaruhi Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku vaginal hygiene: 1) Faktor yang mempermudah (predisposing factor) Faktor utama yang mempengaruhi perilaku adalah sikap, pengetahuan, konsep diri, kepercayaan, nilai, dan informasi. Selain itu faktor sepeti demografi misalnya status ekonomi, keluarga juga mempengaruhi perubahan perilaku. 2) Faktor pendukung (enabling factor) Faktor ini menentukan keinginan terlaksana seperti sarana,prasarana, kaehlian dan ketrampilan. 3) Faktor pendorong: faktor yang memperkuat perubahan perilaku vaginal hygiene seseorang dikarenakan adanya perilaku dan sikap orang lain seperti guru, keluarga, teman sebaya, dan lingkunga sekitar lainnya (Notoadmodjo, 2007)
  • 37. 23 B. Landasan Teori Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya menstruasi dan diakhiri dengan menopouse. SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali setiap satu bulan secara teratur. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Putri Ariani, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Charisma AN (2013) bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, tidak ada hubungan antara sikap terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 (Charisma AN, 2013) Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif. Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain: berjalan, berbicara, menangis, bekerja,
  • 38. 24 dan sebagainya. Menurut (Sutjipto Ketua YKPJ, di RS.Dharmais 2010) “deteksi dini kanker payudara penting mengingat ditemukannya penderita penyakit kanker payudara pada usia 15 tahun. Demikian juga menurut WHO, 2010 lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa penyakit kanker payudara tidak pernah melakukan penapisan, hanya 20% sampai 30% wanita melakukan SADARI, (4,1%) yang melakukan secara teratur setiap bulannya. Pada penelitian ini, sebanyak (87%) responden Berperilaku negatif dan sebanyak (13%) terkategorikan positif. Ini menunjukkan masih rendahnya siswa yang berperilaku SADARI, padahal Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak (Septiani, 2013) B. Kerangka Konsep Gambar 6. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel Independent : Hubungan variabel yang diteliti : Variabel Dependent Variabel bebas : Pengetahuan dan perilaku Variebel terikat : wanita usia subur (WUS) WUS Perilaku Pengetahuan
  • 39. 25 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 ? 2. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berdasarkan tingakat paham di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juni tahun 2016 ?
  • 40. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskrpitif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2016) B. Subjek Penelitan 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua jumlah WUS bulan Juni tahun 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kecamatan Batukara, Kabupaten Muna sebanyak 180 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Taro Yamane yaitu : = . 1 Keterangan: n = Jumlah sampel N= Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan (0.05) (Putri Ariani, A, 2014)
  • 41. 27 Maka didapatkan : n = ( , ) n = ( , ) n = , n = , n = 124 Setelah dihitung menggunakan rumus diatas maka sampel didapatkaan 124 orang. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi yaitu: a. Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Bersedia menjadi responden. 2) WUS dengan Usia 15 - 45 tahun 3) Belum menopause b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1) WUS dengan > 45 tahun C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Moolo Kecamatan Batukara Kabupaten Muna pada tanggal 13 – 20 bulan Juli tahun 2016.
  • 42. 28 D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur. Sedangkan varabel independen adalah pengetahuan dan perilaku E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif Tabel 1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif N o Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur Skala 1. Dependent WUS Responden yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau periode dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya menstruasi dan diakhiri dengan menopouse Kuisioner Nominal 2. Independent Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh Wanita usia subur tentang SADARI Jawaban Benar : 1 Salah : 0 Baik : jika persentase 76–100 % Cukup : jika persentase 56–75 % Kurang : jika prosentase < 56 % Kuesioner Ordinal 3. Perilaku Suatu respon (pendapat) yang di miliki oleh responden tentang pemeriksaan SADARI Jawaban Ya : 1 Tidak : 0 Baik : jika persentase 76–100 % Cukup : jika persentase 56–75 % Kurang : jika prosentase < 56 % Kuisioner Ordinal F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan data dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.
  • 43. 29 G. Pengolahan dan Cara Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan, yakni: a. Memeriksa data (Editing Data) Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut: 1) Perhitungan dan penjumlahan Menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. 2) Koreksi Kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal sebagai berikut : a) Memeriksa kelengkapan data b) Memeriksa kesinambungan data c) Memeriksa keseragaman data b. Memberi Kode (Coding Data) Memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan. c. Tabulasi Data (tabulating) Tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun
  • 44. 30 dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual dan elektronis / komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014) 2. Cara Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi. Rumus yang digunakan adalah : = 100% Keterangan: f = Frekuensi P = Persentase n = Jumlah sampel (Putri Ariani, 2014) H. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan data di lapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan teknik accidental sampling. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. 4. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
  • 45. 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Puskesmas Batukara secara geografis terletak di posisi barat pulau buton bagian utara dan bagian timur pulau muna yang di pisahkan oleh selat buton Adapun batas wilayah puskesmas Batukara adalah : 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Maligano 2) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan wakorumba selatan 3) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bone Gunu 4) Sebelah barat berbatasan dengan selat Buton b. Lingkungan Fisik Puskesmas Batukara berdiri di atas tanah dengan luas wilayah ± 702 m² luas seluruh bangunan adalah 204 m² dan sisanya digunakan untuk halaman parker. Puskesmas Batukara didirikan sejak Tahun 2012 dengan kegiatan pokok meliputi: 1) KIA / KB 2) Usaha kesehatan gizi 3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 4) Rawat jalan 5) Penyuluhan kesehatan 6) Kesehatan masyarakat 7) Laboratorium sederhana 8) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi kesehatan
  • 46. 32 c. Sarana dan Prasarana yang terdapat di Puskesmas Batukara Sarana dan prasarana yang terdapat di puskesmas Batukara meliputi : 1) Tenaga medis : Tenaga keperawatan 6 orang, tenaga kebidanan 5 orang, gizi 1 orang, tenaga kesehatan lingkungan 2 orang, tenaga kesmas 1 orang, tenaga sanitasi 1 orang, tenaga analisis 1 orang, tenaga keuangan 1 orang, tenaga administrasi 1 orang, cleaning service 1 orang, dan sopir 1 orang. 2) Bangunan : UGD 1 buah, poli klinik 2 buah, gudang obat 1 buah, ruang farmasi 1 buah, ruangan kepala puskesmas 1 buah, ruang P2M 1 buah, laboratorium 1 buah, ruang pelayanan kesehatan 1 buah, ruang apotik 1 buah, ruang kartu 1 buah. 2. Analisis Univariat Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel. a. Tingkat Pengetahuan Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016
  • 47. 33 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016 Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase ( % ) Baik 56 45,16% Cukup 40 32,26% Kurang 28 22,58% Total 124 100 % Sumber : Data primer, 2016 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%). b. Perilaku Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec.Batukara bulan Juli tahun 2016 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Batukara Desa Moolo, Kec.Batukara Bulan Juli Tahun 2016 Perilaku Frekuensi Persentase ( % ) Baik 32 25,81% Cukup 62 50,00% Kurang 30 24, 19% Total 124 100 % Sumber : Data primer, 2016 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50,00%),
  • 48. 34 dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26,81%). B. Pembahasan 1. Pengetahuan Hasil dari penelitian yaitu menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebanyak 56 orang (45,16%), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (32,26%) dan pengetahuan kurang sebanyak 28 orang (22,58%). Dari data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terbanyak pada kategori pengetahuan baik yaitu 56 orang (45,16%). Hal ini tidak sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis masih sangat kurang disebabkan karena dari responden pada saat penulis melakukan penelitian, kebanyakan memiliki pendidikan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec. Batukara bulan Juli tahun 2016, karena pengetahuan SADARI ini berdasarkan studi pendahuluan mengenai SADARI pada sebagian WUS diperoleh pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat kurang . Hal ini dikarenakan kurang nya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang pentingnya SADARI, dan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan wanita yang masih rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran wanita dalam melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
  • 49. 35 Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Charisma AN (2013) bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, tidak ada hubungan antara sikap terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 (Charisma AN, 2013) Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut Putri Ariani (2014) yaitu pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Putri Ariani, 2014).
  • 50. 36 b. Perilaku Hasil penelitian yaitu dari data keseluruhan menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebanyak 62 orang (50%), dan perilaku sedikit pada perilaku kurang yaitu 30 orang (24,19%) dan perilaku baik yaitu 32 orang (26.81%). Dari data dapat disimpulkan bahwa perilaku wanita usia subur (WUS) tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terbanyak pada kategori cukup yaitu 62 orang (50,00%). Hal ini dapat disebabkan responden tersebut tidak ingin menampakan perilku yang dilakukannya melalui pengisian kuisioner atau dengan kata lain jenis perilaku responden tersebut adalah perilaku tertutup (Covert Behavior) sehingga tidak ingin diketahui oleh orang lain atau perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Desa Moolo, Kec. Batukara bulan Juli tahun 2016. Berdasarkan latar belakang di wilayah kerja Puskesmas Batukara tahun 2016 terjadi kematian akibat kanker payudara sebanyak 1 orang (0,54%). Dengan perilaku SADARI ini diharapkan mampu diterapkan sebagai deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara untuk mencegah terjadinya kembali kematian ibu akibat kanker payudara. Hal ini sesuai dengan menurut WHO (2010) lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa penyakit kanker payudara tidak pernah melakukan penapisan, hanya 20% sampai 30% wanita melakukan SADARI, (4,1%) yang melakukan secara teratur setiap bulannya. Pada penelitian ini, sebanyak (87%) responden berperilaku negatif dan sebanyak (13%) terkategorikan positif. Ini menunjukkan masih rendahnya siswa yang berperilaku SADARI, padahal Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh
  • 51. 37 kanker payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak (Septiani, 2013) Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh sulfina (2011) yang berjudul hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI sebagai deteksi Dini kanker payudara. Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Penerimaan perilaku baru disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif. Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, sehingga dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan sebagainya.
  • 52. 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya maka, dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai pengetahuan tentang SADARI terbanyak pada pengetahuan kategori baik sebesar (45,16%). 2. Berdasarkan perilaku responden menunjukkan bahwa dari 124 orang responden yang mempunyai perilaku tentang SADARI terbanyak pada perilaku cukup sebesar (50%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan, dapat disarankan sebagai berikut : 1. Bagi Tempat Penelitian Di harapkan kepada setiap masyarakat Desa Moolo agar lebih meningkatkan perilaku yang di miliki tentang kanker payudara dan SADARI, serta memotivasi diri untuk melakukan SADARI agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara agar tidak terjadi penambahan kejadian kematian akibat kanker payudara. 2. Bagi Puskesmas Di harapkan kepada puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang kanker payudara dan SADARI, serta memotivasi masyarakat untuk melakukan SADARI agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Di harapkan kepada setiap petugas kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang kanker payudara dan SADARI, serta memotivasi masyaraktnya untuk melakukan SADARI agar dapat mendeteksi secara dini terjadinya kanker payudara.
  • 53. 39 DAFTAR PUSTAKA Charisma AN, (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur di Posyandu Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/191/189 Chantiqueenz (2015) Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara ttp://chantiqueenz.blogspot.co.id/2015/10/hubungan-umur-dan-tingkat- pendidikan.html diakses tanggal 24 Juni 2016 Depkes (2014) Profil Kesehatan Republik Indonesia. www.depkes.go.id diakses tanggal 24 Juni 2016 Kemenkes (2015) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. www.depkes.go.id diakses tanggal 24 Juni 2016 Manuaba, Suryasaputra SKD., Manuaba, Chandaranita., Manuaba, Fajar., Manuaba, IBG. (2010) Buku Ajar Ginekologi. Jakarata : EGC Notoadmodjo (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: PT Rineka Cipta Nugroho, Taufan. (2010) Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Medika Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Prawiroharjdo, Sarwono (2009). Ilmu kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika Septiani (2012) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012 Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013 Wawan, A.(2010) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku . Yogyakarta: Nuhamedika Widayastuti (2013) Pengaruh Media Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Siswi Sma Ibrahimy Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)ws.ub.ac.id/.../public/.../20140425114238_8009.doc
  • 54.
  • 55. Lampiran 2. PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN TINGKAT PENGETAHUN DAN PERILAKU WUS TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI DESA MOOLO KECAMATAN BATUKARA KAB. MUNA TAHUN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ………………………………………… Umur : …………………………………………. Alamat : ………………………………………… Pendidikan : ………………………………………… Status : Kawin : Belum Kawin : Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Yusniar (2013.IB.0105), mahasiswi jurusan kebidanan program studi D III kebidanan di Akademi kebidanan paramata Raha Kabupaten Muna Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan / keberatan dari responden dapat mengajukan kembali hal keberatan tersebut Raha, ……………………2016 Responden (…………………………..)
  • 56. Lampiran 3. KUISIONER A. Pengetahuan tentang SADARI Petunjuk Pengisian Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benar Pertanyaan Benar (B), Salah (S) NO Pernyataan B S 1. SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara seorang wanita dengan melihat benjolan dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudara 2. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan atau benjolan pada payudara 3. Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan paling tidak 1 bulan sekali 4. SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak 5. Dibawah ini penatalaksanaan SADARI (1) Berdiri tegak di depan cermin, kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan bentuk, besar, warna dan perubahan kulit payudara (2) Kemudian angkat kedua lengan lurus ke atas. Adakah tarikan pada payudara. Kedua tangan diletakkan di pinggang, bahu ditarik ke belakang dan dada dibusungkan. Perhatikan bentuk besar dan warna dan perubahan kulit payudara. Perhatikan dari arah depan payudara, samping kanan dan samping kiri (3) Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan. Lihat adakah cairan abnormal yang keluar
  • 57. (4) Berbaring dengan bantal kecil diletakkan di bawah punggung kanan. Tangan kanan diletakkan di bawah kepala. Tiga pucuk jari tengah tangan kiri yang dirapatkan memeriksa payudara sampai ke ketiak dengan gerakan lembut tapi mantap 6. Pada saat melakukan SADARI baju dibuka dan tetap memakai Bra 7. Pemeriksaan SADARI pada saat berbaring dilakukan dengan cara diputar tidak searah jarum jam 8. SADARI hanya bisa dilakukan oleh Wanita usia reproduksi dan tidak bisa dilakuan oleh pasca menopause 9. Bagi wanita pasca menopause umur > 40 tahun – 50 tahun SADARI dilakukan secara rutin setiap awal tahun 10. SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan oleh diri sendiri
  • 58. B. Perilaku tentang SADARI NO Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan pada payudara anda sendiri ? 2. Apakah anda merasa malu untuk memeriksa payudara anda sendiri ? 3. Apakah anda melakukan SADARI minimal 1 kali sebulan secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan? 4. SADARI dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak ? 5. Apakah anda melakukan SADARI satu minggu setelah haid? 6. Apakah anda pernah mendengar pemeriksaan SADARI dimedia massa seperti radio, televise, surat kabar dan media massa lainnya? 7. Apakah anda mengangkat tangan anda ketika melakukan SADARI ? 8. Apakah anda melihat bentuk payudara anda ketika melakukan SADARI ? 9. Apakah anda meraba seluruh bagian payudara dengan variasi tekanan ketika melakukan SADARI? 10. Apakah anda meraba hingga ketiak ketika melakukan SADARI
  • 59. Lampiran 4. MASTER TABEL TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUKARA DESA MOOLO,KEC.BATUKARA BULAN JUNI TAHUN 2016 No Nama Pendidikan Pengetahuan Perilaku Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang 1 Ny. Sti Am SI √ √ 2 Nn. Sf SMA √ √ 3 Ny. Gure SMP √ √ 4 Ny. Gr SMA √ √ 5 Ny. Aw SD √ √ 6 Ny. Bk SMA √ √ 7 Ny. Moe SD √ √ 8 Ny. Zl SMP √ √ 9 Ny. As SMA √ √ 10 Ny. Hlm SMP √ √ 11 Ny. Mr SMA √ √ 12 Ny. Han SMA √ √ 13 Ny. Dah SMA √ √ 14 Ny. Mri SMA √ √ 15 Ny. Sal SMA √ √ 16 Ny. Insi SI √ √ 17 Ny. Mus SI √ √ 18 Ny. Nrt D3 √ √ 19 Ny. Az SMA √ √ 20 Ny. Li SI √ √ 21 Ny. Zul D3 √ √ 22 Ny. Nn SMA √ √ 23 Ny. Ans SI √ √ 24 Ny. Lsn D3 √ √ 25 Ny. Dy SI √ √ 26 Ny. Res SMP √ √ 27 Ny. Sbr SI √ √ 28 Ny. Sun D3 √ √ 29 Ny. Hls SMA √ √ 30 Ny. Sfa SI √ √
  • 60. 31 Ny. Nsr D3 √ √ 32 Ny. And SD √ √ 33 Ny. El SI √ √ 34 Ny. Nsm SI √ √ 35 Ny. Hsn D3 √ √ 36 Ny. Mh SI √ √ 37 Ny. Hmr SMA √ √ 38 Ny. Asm SI √ √ 39 Ny. Ros SMA √ √ 40 Ny. Isr SMP √ √ 41 Ny. Em SMA √ √ 42 Ny. Hrl D3 √ √ 43 Ny. Snw D3 √ √ 44 Ny. Hlma D3 √ √ 45 Ny. Amn D3 √ √ 46 Ny. Mr SMP √ √ 47 Ny. Str SMA √ √ 48 Ny. Frh SMA √ √ 49 Ny. Ynt SMP √ √ 50 Ny. Ss SI √ √ 51 Ny. Stii SI √ √ 52 Nn. Sh SMA √ √ 53 Ny. Gui SMP √ √ 54 Ny. Gr SMA √ √ 55 Ny. Aw SD √ √ 56 Ny. Bk SMA √ √ 57 Ny. Moe SD √ √ 58 Ny. Zl SMP √ √ 59 Ny. As SMA √ √ 60 Ny. Hlm SMP √ √ 61 Ny. Mr SMA √ √ 62 Ny. Han SMA √ √ 63 Ny. Dah SMA √ √ 64 Ny. Mri SMA √ √ 65 Ny. Sal SMA √ √ 66 Ny. Insi SI √ √ 67 Ny. Mus SI √ √ 68 Ny. Nrt D3 √ √ 69 Ny. Az SMA √ √
  • 61. 70 Ny. Li SI √ √ 71 Ny. Zul D3 √ √ 72 Ny. Nn SMA √ √ 73 Ny. Ans SI √ √ 74 Ny. Lsn D3 √ √ 75 Ny. Dy SI √ √ 76 Ny. Res SMP √ √ 77 Ny. Sbr SI √ √ 78 Ny. Sun D3 √ √ 79 Ny. Hls SMA √ √ 80 Ny. Sfa SI √ √ 81 Ny. Nsr D3 √ √ 82 Ny. And SD √ √ 83 Ny. El SI √ √ 84 Ny. Nsm SI √ √ 85 Ny. Hsn D3 √ √ 86 Ny. Mh SI √ √ 87 Ny. Hmr SMA √ √ 88 Ny. Asm SI √ √ 89 Ny. Ros SMA √ √ 90 Ny. Isr SMP √ √ 91 Ny. Em SMA √ √ 92 Ny. Hrl D3 √ √ 93 Ny. Snw D3 √ √ 94 Ny. Hlma D3 √ √ 95 Ny. Amn D3 √ √ 96 Ny. Mr SMP √ √ 97 Ny. Str SMA √ √ 98 Ny. Frh SMA √ √ 99 Ny. Ynt SMP √ √ 100 Ny. Shria SI √ √ 101 Ny. El SI √ √ 102 Ny. Nsm SI √ √ 103 Ny. Hsn D3 √ √ 104 Ny. Mh SI √ √ 105 Ny. Hmr SMA √ √ 106 Ny. Asm SI √ √ 107 Ny. Ros SMA √ √ 108 Ny. Isr SMP √ √
  • 62. 109 Ny. Em SMA √ √ 110 Ny. Hrl D3 √ √ 111 Ny. Snw D3 √ √ 112 Ny. Hmn D3 √ √ 113 Ny. Amn D3 √ √ 114 Ny. Mr SMP √ √ 115 Ny. Str SMA √ √ 116 Ny. Frh SMA √ √ 117 Ny. Ynt SMP √ √ 118 Ny. Shria SI √ √ 119 Ny. Rr SMA √ √ 120 Ny. Isr SMP √ √ 121 Ny. Em SMA √ √ 122 Ny. Hrl D3 √ √ 123 Ny. Snw D3 √ √ 124 Ny. Hlma D3 √ √