SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA
PADA IBU DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA TAHUN 2013 S.D 2015
KaryaTulisIlmiah
Diajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikan
diAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Oleh:
WaLiati
PSW.1B.2013.0042
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab Terjadinya Proses Persalinan Kala II Lama pada Ibu
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes Wa Ode Siti Asma, SST.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes (……………………………….)
2. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes (……………………………….)
3. Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes (……………………………….)
Raha, Juli2016
Pembimbing I Pembimbing II
La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : WaLiati
NIM : Psw.2013.IB.0042
Tempat / TanggalLahir : Lasehao,12 April 1994
JenisKelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : KelurahanLaimpi,KecamatanKabawo, Kab. Muna
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri9 Kabawo2001 – 2007
B. SMP : SMP Negeri1 Kabawo2007– 2010
C. SMA : SMA Negeri1 Kabawo2010– 2013
D. Sejaktahun 2013 mengikutiPendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada
Sang Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Penyebab proses persalinan Kala II Lama
padaIbu di RuangDelimaRumahSakitUmum Daerah Kab. Munatahun 2013 s.d 2015
dapatselesaitepatpadawaktunya.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna sekaligus Pembimbing I dan Ibu Wa Ode siti Asma, SST., M.Kes
selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat
berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha, dan Penguji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
vi
untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna.
2. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kepala KESBANGPOL danDinasKesehatanKabupatenMuna yang
telahmembantumemberikanizinsertakesempatankepadapenelitiuntukmelakukanp
enelitianini.
4. DirekturRumahSakitUmum Daerah KabupatenMunayang telah banyak membantu
penulis dalam pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. KepalaRuanganDelimayang telah banyak membantu penulis dalam pemberian
informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh petugas RumahSakitUmum Daerah KabupatenMunakhususnya petugas
Ruang delima yang bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan
penelitian.
7. Orang tuaku Ayahanda La Fali dan Ibunda Asma yang paling kucintai, yang telah
memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan
kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan
rohmat dan hidayah-Nya.
vii
8. Seluruh saudaraku (Eli Fatiana) yang kusayangi yang telah memberikan doa dan
motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikandansahabat – sahabatku terutama
kepada,Mira, Fatkhi, Fifi, Erna, Eda, atas persahabatan yang tulus selama ini,
serta yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi warna dalam
persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun
penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Wa Liati
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Surat Pernyataan .............................................................................................. vi
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Lampiran .............................................................................................. xi
Intisari .... ...................................................................................................... xii
Bab I Pendahuluan....................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
1. Tujuan Umum....................................................................... 7
2. Tujuan Khusus...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................9
A. TelaahPustaka ………………………………………………… 9
1. Persalinan …….……………………………………………. 9
2. Kala II Lama ……………………………………….. 9
B. LandasanTeori…………………………………………………. 38
C. KerangkaKonsep ……………………………………………. 40
D. PertanyaanPenelitian…………………………………………… 40
Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 41
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 41
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 41
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
x
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 41
E. DefinisiOperasional .................................................................... 42
F. InstrumenPenelitian .................................................................... 42
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 43
1. Pengolahan Data .................................................................. 43
2. Analisis Data ........................................................................ 43
H. PelaksanaanPenelitian................................................................. 45
Bab IV HasilPenelitian dan Pembahasan .................................................... 46
A. Gambaran UmumLokasiPenelitian............................................. 46
B. HasilPenelitian............................................................................ 50
C. Pembahasan ................................................................................ 53
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 61
A. Kesimpulan................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................... 61
DaftarPustaka................................................................................................. 62
Lampiran – Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : DefinisiOperasionaldanKriteriaObjektif........................................... 42
Table 2 : DistribusiFrekuensiUmurIbudi RuangKebidananRumahSakitUmum
DaerahKab. MunaTahun 2013 s.d 2015…………………….. 53
Tabel3 : DistribusiFrekuensiPenyebabterjadinya Kala II Lamadi
RuangKebidananRumahSakitUmum DaerahKab. MunaTahun 2013 s.d
2015…………………………………………………………………… 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.SuratIzinPenelitian
Lampiran 2. Master Tabel
Lampiran 3.SuratBuktiPenelitian
xiii
INTISARI
WaLiati(Psw.2013.IB.0025) “IdentifikasiPenyebabTerjadinya Proses Persalinan
Kala II Lama padaIbu di RuangDelimaRumahSakitUmum Daerah Kab.
Munatahun 2013 s.d 2015 dibawahbimbinganibuWa Ode SitiAsmadan La Ode
Muhlisi
LatarBelakang: Kala II lama
merupakansalahsatupenyebabmortalitasdanmorbiditasibu,
meskipunmenurutpenelitianmenunjukkanhasil yang tidakbermakna. Selainitukala II
lama yang merupakanabnormalitasfasekehamilan (abnormalities of second stages of
labor) jugadapatmenyebabkankematianpadabayi.Berdasarkan data tahun 2013 di
KabupatenMunajumlahibu yang meninggal 4 orang, tahun 2014 sebanyak 1 orang
sedangkanpadatahun 2015 sebanyak 2 orang danjumlahkasuskala II lama di RSUD
KabMunatahun2013 – 2015 jumlahkasuskala II lama sebanyak 39 kasus
MetodePenelitian:
Penelitianinimerupakanjenispenelitiandeskriptifdenganmenggunakantekniktotal
sampling.
HasilPenelitian: Berdasarkanhasilpenelitiandari 38 orang yang mengalamikala II
lama, penyebabkasus CPD sebesar 15 orang (39,47%), kasusinresia uteri sebesar 13
orang (34,21%), malposisisebesar 6 orang (15,79%), bayisebesar 4 orang (10,53%).
Kesimpulan: Penyebabterjadinya Kala II lama atasindikasi CPD
padaibubersalindengan di RSUD KabupatenMunatahun 2013 s.d 2015 yaitusebesar
(39,47%), inersia uteri sebesar (34,21%), Malposisisebesar (15,79%),
bayibesarsebesar (10,53%).
Kata Kunci: Persalinan, Kala II Lama
DaftarPustaka :12 (2006 – 2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu pada saat hamil dan melahirkan merupakan masalah besar di dunia.
Angka kematian ibu (AKI) di dunia berdasarkan data WHO pada tahun 2003,
didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi
yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. Sebanyak 99% kematian ibu di
dunia terjadi di negara-negara berkembang (Anang Fantoni, 2014).
Wenurut WHO, Asia Tenggara merupakan kawasan penyumbang AKI terbasar
pada tahun 2008. Sepertiga dari seluruh kematian ibu dan anak global berasal dari
kawasan ini. WHO memperkirakan, sebanyak 3,7 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia
Tenggara setiap tahun. Sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini
diperkirakan berturut-turut adalah 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari
seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini ter jadi di India, Bangladesh, Indonesia,
Nepal , dan Myanmar (Anang Fantoni, 2014).
Penyebab kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 yaitu perdarahan sebanyak
3.114 kasus (26,9%), eklampsia sebanyak 2.653 kasus (23,0%), infeksi sebanyak 1.268
kasus (10,9%), komplikasi puerperium sebanyak 923 kasus (8,0%), partus lama
sebanyak 577 kasus (5%) dan lain-lain (10,9%). Melihat angka kematian ibu dan
berdasarkan penyebabkan maka partus lama merupakan salah satu penyebab yang
berkontribusi terhadap tingginya kematian ibu. Menurut Manuaba (2008) partus lama
pada kala II merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida
dan lebih dari 1 jam multigravida. Meskipun partus lama bukan merupakan penyebab
utama kematian ibu, tetapi perlu ditangani dengan serius dan dirujuk ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetrik dan bayi baru lahir. Hal
2
tersebut karena partus lama memiliki dampak yang dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi ibu, janin atau keduanya sekaligus. Menurut Prawirohardjo (2008) beberapa
dampak yang dapat ditimbulkan seperti infeksi intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi
patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot dasar panggul, kaput suksedanum dan
molase kepala janin. Bahkan, apabila tidak dapat terdeteksi maupun tertangani dengan
baik, partus lama bisa berdampak fatal yaitu dapat menyebabkan kematian pada ibu
maupun janinnya (Anonim, 2015)
Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obgin
adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi) 13%.
Selain itu, partus lama (partus lebih dari 18 jam) merupakan salah satu dari beberapa
penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan
kematian ibu sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %. Partus lama menjadi salah satu
penyebab kematian ibu karena pada partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan
tenaga, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang sangat
membahayakan keselamatan ibu.
Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu,
meskipun menurut penelitian menunjukkan hasil yang tidak bermakna. Selain itu kala II
lama yang merupakan abnormalitas fase kehamilan (abnormalities of second stages of
labor) juga dapat menyebabkan kematian pada bayi (Anang Fantoni, 2014)
Berdasarkan data tahun 2013 di Kabupaten Muna jumlah ibu yang meninggal 4
orang, tahun 2014 sebanyak 1 orang sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 2 orang.
Berdasarkan survey data awal di rekam medik Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna pada tahun 2013 – 2015 jumlah kasus kala II lama sebanyak
42 kasus (Rekam Medik, 2013 s.d 2015).
3
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Identifikasi Penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang
Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah “Apa Penyebab Proses Persalinan
Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun
2013 s.d 2015?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab proses
persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi CPD sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada
Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d
2015
b. Mengidentifikasi inersia Uteri sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama
pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013
s.d 2015
c. Mengidentifikasi Malposisi sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama
pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013
s.d 2015
4
d. Mengidentifikasi bayi besar sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama
pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013
s.d 2015
e. Mengidentifikasi penyebab tidak diketahui sebagai penyebab proses persalinan
Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Muna tahun 2013 s.d 2015
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya
wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi RSUD Kabupaten Muna
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap
pelayanan yang telah di diberikan terutama penyebab proses persalinan Kala II
Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun
2013 s.d 2015
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 dan sebagai bahan bacaan
di perpustakaan.
c. Bagi Profesi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan
5
dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang penyebab
proses persalinan Kala II Lama pada Ibu
d. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian tentang penyebab
proses persalinan Kala II Lama pada Ibu
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan normal
a. Pengertian
Secara umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan
sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin,
faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi
disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus.
Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala
pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau
masa 1 jam setelah plasenta
b. Tahap Persalinan
Pembagian tahap persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1) Kala I
Kala I adalah kala pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Proses pembukaan serviks sebagai his dibagi dalam 2 fase :
a) Fase Laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
7
(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm.
(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primi maupun multigravida, tapi pada
multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek
2) Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran janin yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 1,5 – 2 jam pada primigravida dan
0,5 – 1 jam pada multigravida (Wiknjosastro, Hanifa, 2007). Kala II adalah
dimulainya dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro, 2009).
Gejala utama Kala II :
a) His semakin kuat, dengan internal 2 – 3 menit dengan durasi 50 – 100 detik.
b) Menjelang Kala II ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dan di ikuti keinginan
mengejan karena tertekannya pleksus franken houser.
d) Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi :
(1) Kepala membuka pintu
(2) Sub occiput sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung, muka dan seluruh kepala janin.
8
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala pada punggung.
f) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong dengan
jalan :
(1) Kepala dipegang pada os occiput dan dibawahi dagu, ditarik curam ke bawah
untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu
belakang.
(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
(3) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
3) Kala III
Kala III adalah Kala Uri yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan tanda-tanda dibawah ini:
a) Uterus menjadi bundar.
b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
c) Tali pusat bertambah panjang.
d) Terjadi pendarahan kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV
Kala IV adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian
ibu. Pemantauan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran placenta
dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil,
maka ibu harus dipantau lebih sering.
Pemantauan pada Kala IV :
9
a) Periksa fundus :
(1) Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan.
(2) Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
(3) Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi.
b) Periksa kelengkapan placenta untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang
tersisa dalam uterus.
c) Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan.
d) Memperkirakan pengeluaran darah.
e) Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika
uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
f) Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
g) Periksa kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu lebih sering.
h) Periksa kondisi bayi baru lahir :
(1) Apakah bayi bernafas dengan baik.
(2) Apakah bayi kering dan hangat.
(3) Apakah bayi siap disusui / pemberian ASI memuaskan.
2. Kala II persalinan
a. Pengertian
Kala II persalinan adalah kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan
meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Proses ini biasanya berlangsung 2
Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosi prsalinan kala II
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak pada vulva
10
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih
lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi
tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya (Meri, L. 2015)
b. Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan
1) Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan
Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri.
Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi
normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak
disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama
kontraksi.
Sifat Khas :
a) Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke
punggung bawah.
b) Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti.
Beberapa dugaan penyebab antara lain :
(1) Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O₂ pada meometrium.
(2) Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah.
(3) Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks.
(4) Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus.
Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi
memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :
11
(1) Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat
agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang
kuat secara terus-menerus.
(2) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama
kontraksi.
(3) Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus
berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin.
Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat
memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik.
Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada
saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus
meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari
awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat
memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara pemeriksaan
kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman
pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang akurat.
Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum
siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses
persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat
kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap
menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan,
mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi
keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional, dapat
12
menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang
kuat tidak akan berteriak.
Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut,
bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan,
tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan
monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak
akan melebihi 40 mmHg.
2) Uterus
Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya
pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga
uterus bertambah panjang 5-10 .
Terjadi perbedaan pada bagian uterus :
a) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba
keras saat kontraksi.
b) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang
teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah
uterus.
c) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran
cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan
membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandel
(Elisasabeth, 2015)
c. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala meleati panggul. Diameter kepala
janin yang harus diperhatikn adalah sebagai berikut:
13
1) Diameter bipariental yaitu jarak antara dua pariental (9,5)
2) Diameter suboccipito bregnatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput ke bregma
(ubun-ubun sebesar 9,5)
3) Diameter occipitofrontalis. Jark dari oksiput ke sinsipital (11,5cm)
4) Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium ( dahi ) 12,5 cm - 13,5
cm
5) Submentobregmatik yaitu jarak pertemuan leher dan rahng bawah ke bregma 9,5
cm.
Adapun gerakan-gerakan janin dalam persalinan/ gerakan cardinal adalah
sebagai berikut:
1) Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida dapat terjdi pada awal persalina. Engagement adalah
peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang / oblik didakam jalan lahir da sedikit fleksi.masuknya kepala
akan mengalami kesulitan bila saat masuk kedalam panggul dengan sutura sagitalis
dalam anterior posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintag dijalan lahir ,tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi,
maka keadaan ini disebut sinklitismus. kepala pada saat melewati pintu atas panggul
dapat juga dalam keadaan yang menunjukkan sutura sagitalis lebih dekat ke
promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam
asinklitismus. asinklitismus posterior dan asinklitimus anterior
a) Asinklitimus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan
tulang parietal belakang lebih rendah dari pada tulang parietal depan.terjadi
14
karena tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis sedang tulang parietal
belakang dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung sacrum yang luas.
b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati
promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari pada tulang parietal
belakang.
Perubahan awal kepala janin dari asnklitismus posterior kedalam
keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena sesuai
dengan keadaan pnggul dengan adanya lengkung sacrum. Engagement dan
penurunan kepala terjadi secara simultan/bersamaan,tetapi untuk
kepentingan pembelajaran dibahas secarah terpisah.
2) Penurunan kepala
a) Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya.
b) Kekutan yang mendukung yaitu tekanan cairan amnion, tekanan langsung fundus
pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, dan ekstensi dan pelusuran badan
janin atau tulang belakang janin (Cunningrum, GF, 2012)
c) Fleksi
(1) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala
janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul.
(2) Pada kepala janin,dengan adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12
cm berubah menjadi sub oksipitobregmatika 9 cm.
(3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin.
(4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun-
ubun besar.
15
d) Rotasi dalam
1) Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari
posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis.bila presentsi belakang
kepla dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun
kecil memutar kedepan sampai berada dibawah simfisis. Gerakan ini adalah
uoaya keala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentik
bidang tebgah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan
dengan majunya kepala.rotasi ini terjadi setekah kepala melewati hodge III
(setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan ubun-ubun
kecil megarah ke jam 12.
2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu:
(a) bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi.
(b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yg paling sedikit yang disebelah
depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan.
e) Ekstensi
1) Gerakan Ekstensi merupakan gerakan oksiput yang berhimpit langsung
pada mergo inferior simfisi pubis.
2) Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pinti bawah panggul mengarah
kedepan dan atas,sehingga kepala meyesuaikan dengan cara Ekstensi agar dapat
melaluinya.pada saat kepala janin mencapai dasar panggul tidak
langsung terkstensi,akan tetapi terus didorong kebawah sehingga mendesak
kejaringan perineum.
Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi,yaitu:
(a) Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang.
(b) Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.
16
Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah Ekstensi.
Gerakan Ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan pada
perineum dan intruitus vagina.ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat dan
sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka berangsur-angsur lahirlah
ubun-ubun keci ,ubun-ubun besar,dahi,mata,hidung,mulut,dan dagu.pada saat
kepala sudah lhir seluruhnya,dagu bayi berada diatas anus ibu.
f) Rotasi luar
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh factor-fackor
panggul,sama seperti pada rotasi dalam.
1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kerah pungggung janin,bagian
belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau
kiri,sedangkan muka janin meghadap salah satu paha ibu.bila ubun-ubun
kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah
kiri,bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil
berputar ke kanan.
2) Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini
menjadikan diameter biakromial janin searah dengan
diameter anteroposterior pintu bawah panggul, satu bahu di anterior di
belakang simfisis dan bahu yang satunya dibagian posterior di belakang
perineum.
3) Suta sagitalis kemali melintang
g) Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar,bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion
untik kelahiran bahu belakang.kemudian setelah kedua bahu lahir di susul lahirlah
17
trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan
kelahiran bahu depan,bahu belakanh ,badan seluruhnya.
d. Tanda Gejala Kala II Persalinan
Tanda gejala kala II terdiri dari:
1) Adanya dorongan mengejan
2) Penonjolan pada perineum
3) Vulva membuka
4) Anus membuka (Marmi, 2012)
3. Kala II Lama
a. Definisi
Lamanya kala II menurut Friedman adalah 1 jam untuk primigravida dan
15 menit untuk multigravida. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam
pada primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oleh
mereka yang setuju dengan pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak
mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vakum ekstraksi.
Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira
2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin
ekspulsif sifatnya.
b. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja
bergantung pada pengawasan selagi selama hamil, pertolongan persalinan yang
baik, dan pelaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
18
1) Faktor Ibu
a) Kelainan-kelainan panggul
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul
dapat menyebabkan distosia saat persalinan. Hal ini mungkin didapatkan
penyempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul atau
panggul yang menyempit seluruhnya akibat kombinasi dari hal-hal diatas.
Baik kelainan bagian keras (tulang) maupun bagian yang lunak dari
panggul, seperti danya panggul sempit, adanya tumor-tumor baik pada genitalia
interna maupun visera lain didaerah paggul yang menghalangi jalan lahir.
Pengaruh panggul sempit pada persalinan yaitu persalinan lebih lama dari
biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pembukaan, karena banyak
waktu yang dipergunakan untuk mulase kepala anak. Untuk mendiagnosa faktor
pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan panggul, dapat ditegakkan atas
pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic
resonance imaging). Dengan melakukan pemeriksaan radiologis, akan
didapatkan kriteria diagnosis mengenai ukuran panggul. Kriteria diagnosisnya
sebagai berikut:
(1) Kesempitan pintu atas panggul:
(a) Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm
(b) panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
(2) Kesempitan panggul tengah:
Kalau jumlah diameter interspinarum dan diametersagitalis posterior pelvis
mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding panggul
konvergen, dan sakrum lurus atau konveks.
19
(3) Kesempitan pintu bawah panggul
Bila arkus pubis <900
, atau sudut lancip.
Sedangkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis faktor janin dapat
menggunakan ultrasonografi.
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) adalah keadaan yang
menggambarkan ketidak sesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga
janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh
panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya (Sujiyatini, 2009).
Chepalopelvik Disproportion adalah ketidakseimbangan antara janin
dengan ukuran panggul.Istilah ini termasuk panggul sempit yaitu berkurangnya
ukuran tulang panggul sekitar 1 cm dari ukurannya yang normal (Manuaba,
2010)
Kelainan-kelainan yang terjadi seperti Cephalopelvic Disproportion harus
terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya kala 1 memanjang dan terjadi
kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada pemeriksaan dalam
pervaginam atau abdomen. Cephalopelvic Disproportion adalah adanya ketidak
sesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan karena:
(1) Diameter anteroposterior panggul dibawah ukuran normal.
(2) Abnormalitas panggul sebagai akibat dari infeksi panggul (rakhitis) dan
kecelakaan.
(3) Fase aktif yang memanjang dari keadaan normal menandakan adanya
Cephalopelvic Disproportion.
b) Kelainan his
Penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama. Baik
tidaknya His dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi,
20
kekuatan dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his
dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-
sifat his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang
baik kuat jika:
(1) Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.
(2) Terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi.
(3) Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his.
Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-
kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya
lebih dari 40 detik
HIS yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan.
c) Kekuatan mengejan kurang kuat
Dapat berupa kelainan dari dinding perut, seperti luka parut baru pada
dinding perut, diastase muskulus rektus abdominis, atau kelainan keadaan umum
ibu seperti sesak nafas atau adanya kelelahan ibu.
2) Faktor janin
a) Janin besar atau ada kelainan congenital
Disproporsi sefalopelvik biasanya tidak berkaitan dengan ukuran janin
yang terlalu besar. Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas
William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai
penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil
kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang
21
dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama semata-mata karena
ukurannya.
b) Kelainan letak janin
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi
bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin
relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang
dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan
partus lama atau partus macet (Anonim, 2015)
c. Gejala Klinik
1) Pada ibu : gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernafasan cepat, meteorismus, didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema
vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum
2) Pada Janin : DJJ cepat, hebat tidak teratur bahkan negative, air ketuban terdapat
mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau, caput succedenium yang besar,
moulage kepala yang hebat,kematian janin dalam kandungan, kematian janin
intrapartal (Ardiansyah, 2014)
d. Diagnosis
Tanda dan gejala klinis kala II lama sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
22
Tabel 1. Tanda dan gejala klinis kala II lama
Tanda dan gejala klinis Diagnosis
- Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm) tidak
didapatkan kontraksi uterus
Belum inpartu, fase labor
- Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam
inpartu
Prolonged laten phase
- Pembukaan serviks tidak melewati garis waspada partograf
- Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per
10 menit dan kurang dari 40 detik
Inersia uteri
- Secondary arrest of dilatation atau arrest of descent
- Secondary arrest of dilatation dan bagian terendah dengan
caput terdapat moulase hebat, edema serviks, tanda rupture
uteri immenens, fetal dan maternal distress
Disporporsi sefalopelvik
- Kelainan presentasi (selain vertex) Malpresentasi
- Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin (prolonged,
mengedan, tetapi tidak ada kemajuan second stage)
Kala II lama
(Ardiansyah, 2014)
e. Komplikasi
Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:
1) Infeksi intrapartum
Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion
menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia ,
sepsis dan pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
2) Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus
lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan
riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul
sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak terjadi penurunan,
sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat
menyebabkan ruptur.
3) Cincin retraksi patologis
23
Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling
sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan dan
penipisan berlebihan segmen bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi
abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.
4) Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju
untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya akan
mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat
terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan
munculnya fistula.
5) Cedera otot dasar panggul
Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya merupakan
konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila
persalinannya sulit.
6) Efek pada janin berupa kaput suksedaneum dan moulase kepala janin Asfixia pada
janin. Terhentinya sirkulasi uteroplasenta terutama setelah selaput ketuban pecah
menyebabkan suplai oksigen dari ibu ke janin terputus. Perdarahan intrakranial.
Terjadi kompresi yang lama terhadap kepala janin oleh jalan lahir. Sepsis
neonatorum. Pecahnya ketuban membuat hilangnya perlindungan tehadap bayi dan
penyebab infeksi intrauteri (Liana, 2015)
f. Penatalaksanaan
1) Setelah pembukaan lengkap memimpin ibu untuk meneran apabila timbul orongan
spontan untuk melakukan hal itu
2) Beristirahat pada posisi yang nyaman bagi ibu
3) Memantau kondisi janin
24
4) Bila igin meneran, tetapi pembukaan belum lengkap anjurkan ibu untuk bernapas
cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran hingga
pembukaan lengkap
5) Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran anjurkan untuk
mobilisasi atau mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan untuk meneran
6) Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran setelah 60 menit dari sejak
pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak (beri asupan
nutrisi yang cukup)
7) Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi rujuk ibu kefasilitas
rujukan (Anonim, 2015)
g. Penangananan
1) Persalinan palsu/belum inpartu
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika didapatkan
adanya infeksi, obati secara adekuat. Jika tidak ada pasien boleh dirawat jalan.
2) Fase laten memanjang (prolonged latent phase)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien
disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan
makin bertambah lebih dari 4cm, masuk dalam fase laten. Jika fase laten lebih dari 8
jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks:
a) Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada
gawat janin, mungkin pasien belum inpartu.
b) Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
1) Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
25
2) Jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakuakan pemberian oksitosin
selama 8 jam, lakukan seksio sesarea
c) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam,cairan vagina berbau) :
1) Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin.
2) Berikan antibiotic kombinasi sampai persalinan.
b) Fase aktif memanjang.
1) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
2) Nilai his :
(a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10menit dan lamanya kurang
dari 40 detik) pertimbangkan adanya insertia uteri.
(b) Jika his adekuat (3 kali dalam 10menit dan lamanya lebih dari 40 detik),
pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi atau malpenetrasi.
(c) Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat
kemajuan persalinan
c) Prolonged active phase (fase aktif memanjang)
1) Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau
adanya obstruksi : Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan
memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
2) Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks pada
waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi uterusnya.
3) Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik)
pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi
atau malpresentasi.
26
4) Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan
terjadi CPD akan kita dapatkan persalinan yang macet. Cara penilaian pelvis yang
baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor)
kegunaan pelvimetri klinis terbatas
5) Obstruksi (Partus Macet)
Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi :
1) Bayi hidup lahirkan dengan SC
2) Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi.
6) Malposisi/Malpresentasi
Bila tejadi malposisi atau malpresentasi pada janin secara umum :
1) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV)
2) Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air ketuban pecah lihat warna air
ketuban :
(a) Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau intervensi
(b) Tidaka da cairan ketuban pada saat ketuban pecah menandakan adanya
pengurangan jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan gawat
janin.
3) Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki kontraksi
atau kemajuan persalinan
4) Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf
5) Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan secar spesifik sesuai dengan
keadaan malposisi atau malpresentasi yang didapatkan
7) Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
27
Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi atau obstruksi bias
disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama adalah kontraksi yang tidak
adekuat
8) Kala II memanjang (prolonged explosive phase)
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah
oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara
spontan, mengedan dan menahan nafas yang terlalu lama tidak dianjurkan.
Perhatikan DJJ bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat.
Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat memenuhi. Bila
malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin drips.
Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan
dengan bantuan ekstraksi vacuum / forcep bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan
dengan secsio sesarea (Ardiansyah, 2014)
B. Landasan Teori
Lamanya kala II menurut Friedman adalah 1 jam untuk primigravida dan 15
menit untuk multigravida. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang
setuju dengan pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan
perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vakum ekstraksi. Kontraksi selama kala II
adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-
90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) adalah keadaan yang menggambarkan
ketidak sesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar
melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang
besar ataupun kombinasi keduanya (Sujiyatini, 2009).
28
HIS yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan , tidak
dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan
Janin besar hal yang berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William
obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu
asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh
normal dengan berat badan kurang dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama
semata-mata karena ukurannya.
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong,
dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap
pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi
dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet (Anonim,
2015)
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independent
: Hubungan antar variabel
: Variabel Dependent
Ibu bersalin Kala II
lama
Bayi besar
Malposisi
Kelainan His
CPD
Tidak diketahui
29
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran CPD sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama
pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013
s.d 2015?
2. Bagaimanakah gambaran inersia Uteri sebagai penyebab proses persalinan Kala
II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna
tahun 2013 s.d 2015?
3. Bagaimanakah gambaran Malposisi sebagai penyebab proses persalinan Kala II
Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun
2013 s.d 2015?
4. Bagaimanakah gambaran bayi besar sebagai penyebab proses persalinan Kala II
Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun
2013 s.d 2015?
5. Bagaimanakah gambaran penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab
proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015?
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni penelitian yang
menggambarkan dan menerangkan masalah penelitian yang terjadi yakni
mengidentifikas penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 (Nursalam, 2016).
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang telah terdiagnosa kala II lama di
RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2013 s.d 2015 sebanyak 42 orang
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan tekhnik pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Agustus tahun
2016.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ibu bersalin Kala II lama,
sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu CPD, kelainan His, Malposisi,
bayi besar dan penyebab tidak diketahui
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif disajikan dalam Tabel 2.
31
Tabel 2. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
N
o
Variabel Defenisi operasional
Alat
Pengumpulan
Data
1. 1. Dependent
Kala II lama
Persalinan kala II lama adalah persalinan yang
berlangsung ≥ 2 jam pada primipara dan > 1 jam
pada multipara berdasarkan diagnose dokter
yang tertulis Kala II lama di buku rekam medik
Cheklist
2. 2. Independent
Cephalopelvic
Disproportion
(CPD)
CPD yang dimaksud adalah ketidak sesuaian
antara ukuran panggul ibu dan kepala bayi
sebagai penyebab kala II lama sesuai data
diambil direkam medic yang tertulis CPD di
buku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter
Cheklist
a. Kelainan His Kelainan his yang dimaksud adalah ketidak
aturan kontraksi apada persalinan sebagai
penyebab kala II lama yang tertulis di rekam
medik beradasarkan diagnosa dokter
Cheklist
3. b. Malposisi Kelainan posisi janin sebagai penyebab kala II
lama yang tertulis di rekam medik berdasarkan
diagnosa dokter
Cheklist
c. Bayi Besar Bayi yang beratnya lebih dari 4000 gram yang
tertulis direkam medic berdasarkan diagnosa
dokter
Cheklist
d. Tidak diketahui Penyebab kala II lama berdasarkan diagnosa
dokter yang tertulis hanya kala II lama di buku
register ibu bersalin
Cheklist
F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar checklist yang
menggunakan variabel – variabel yang diteliti.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,
yakni:
32
a. Memeriksa Data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu,
buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Perhitungan dan penjumlahan adalah menghitung lembaran-lembaran
kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah
yang disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal sebagai berikut :
a) Memeriksa kelengkapan data
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil
penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat
pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk
menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan
simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Tabulasi data adalah menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga
akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan
dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara
manual elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)
33
2. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk mendeskripsikan kategori
sampel terkait dengan variabel penelitian dalam bentuk presentase dengan
menggunakan rumus statistik:
P =
f
n
x 100%
Keterangan :
P = Persentase
f = frekuensi setiap variabel yang diteliti
n = Jumlah sampel (Putri Ariani, A, 2014)
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus pengantar izin
surat izin penelitian institusi Akbid Paramata Raha Kab. Muna selanjutnya dan
melaporkannya kepada kepala Kesbangpol dan Linmas sebelum memulai kegiatan
pengumpulan data di lapangan di RSUD Kab. Muna.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh
menggunakan lembar checklist di RSUD Kab. Muna dengan menggunakan teknik
total sampling.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara deskriptif
dalam bentuk distribusi frekuensi.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara
terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut, sebelah
utara Jl. Basuki Rahmat, sebelah Timur Jl. Sultan Hasanudin, sebelah selatan
Jl. Laode Pandu, sebelah Barat Jl. Ir. Juanda
b. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu
mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua
orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke
negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa
yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo
dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu
Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama
dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
35
oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat
Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau
diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post
mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan
pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung
lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal
dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950
sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di
prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi
pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution.
Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu tahun masa
kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun
sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai
salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi
mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
c. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.
36
d. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah Pelayanan
kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum,
poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut,
poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi rehabilitasi medik,
dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT, dan poliklinik
psikiatri. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,
perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum, ICU. Pelayanan medik yakni
fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi.
e. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat
ini adalah 529 orang (terdiri atas paramedis sebanyak 430 dan non paramedis
sebanyak 73 orang) serta dokter dan dokter ahli sebanyak 26 orang. Dengan
jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak
128 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2
orang dokter ahli kandungan sedangkan di ruang perinatology sebanyak 26
orang dan 2 orang dokter ahli anak.
2. Karakteristik Responden
Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada Tabel 2.
37
Tabel 2 . Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna
Tahun 2013 s.d 2015
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
<20 3 7,14
21-30 30 71,43
31-40 6 14,28
>40 3 7,14
Jumlah (n) 42 100
Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015
Berdasarkan gambar tabel 2 , responden terbanyak berumur antara 21-30
tahun yaitu sebesar 30 responden (7,14%), selanjutnya umur 31 -40 tahun sebesar
6 responden (14,28%), umur > 40 tahun sebesar 3 responden (7,14%), dan
responden berumur < 20 tahun yang sebesar 3 responden (7,14%)
3. Analisis Data
Data sekunder register di Rekam Medik RSUD Kabupaten Muna tahun 2013
s.d 2015, terdapat 42 kasus penyebab terjadinya kala II lama. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 42 orang dengan kasus kasus penyebab terjadinya kala II
lama.
Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis
univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pengolahan data diuraikan dianalisi secara
univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi.
1) Distribusi frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama
Distribusi frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama di ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s,d 2015 dapat dilihat
pada tabel 3 berikut
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama
38
di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015
Penyebab kala II Lama Frekuensi (f) Persentase (%)
CPD 15 35,71
Inersia Uteri 13 30,92
Malposisi 6 14,28
Bayi besar 4 9,52
Tidak diketahui 4 9,52
Jumlah (n) 42 100
Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Muna, 2015 s.d Juni 2016
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari jumlah 42 penyebab terjadinya Kala II Lama
terbanyak pada indikasi CPD sebesar 15 kasus (39,47%), inersia uteri sebesar 13
kasus (30,92%), malposisi sebesar 6 kasus (14,28%), bayi besar sebesar 4 kasus
(9,52%) dan penyebab tidak diketahui sebesar 4 kasus (9,52%).
B. Pembahasan
1. CPD
Menurut Manuaba (2010) Chepalopelvik Disproportion adalah
ketidakseimbangan antara janin dengan ukuran panggul. Istilah ini termasuk panggul
sempit yaitu berkurangnya ukuran tulang panggul sekitar 1 cm dari ukurannya yang
normal Kelainan-kelainan yang terjadi seperti Cephalopelvic Disproportion harus
terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya kala 1 memanjang dan terjadi
kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada pemeriksaan dalam
pervaginam atau abdomen.
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus
CPD sebesar 15 orang (39,47%).
39
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Parlin Alin, (2010)
Disproporsi Cepalopelvik adalah ketidak mampuan janin untuk melewati panggul.
Disproporsi dapat absolut atau relative. Absolut apabila janin sama sekali tidak akan
dengan selamat melewati jalan lahir. Disproporsi relatif terjadi apabila faktor-faktor
lain ikut berpengaruh. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi
uterus yang efisien, kelonggaran jaringan lanak, letak, presentasi dan kedudukan
janin yang menguntungkan, dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan
moulage. Sebaliknya kontraksi yang jelek, jaringan lunak yang kaku, kedudukan
abnormal, dan ketidak mampuan kepala untuk mengadakan moulage sebagaimana
mestinya, semuanya dapat menyebabkan persalinan menjadi lama, bahkan
kemungkinan besar persalinan vaginal tidak mungkin.
Dari data penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
kala II lama akan tetapi berdasarkan data terdapat beberapa faktor lain yang bisa
mempengaruhi terjadinya kala II lama dalam hal ini responen dari data terdapat ibu
yang memiliki dua atau tiga diagnosa yang bisa menimbulkan kala II lama.
2. Inersia Uteri
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014) mengatakan
bahwa his yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan , tidak
dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. His yang
tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir
yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat
megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut
di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri
dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi
40
secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan
persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan
relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.
Adapun jenis-jenis kelainan his
sebagai berikut Inersia uteri. His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat
dan lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa
kontaksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas
janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah
belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri
sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga
menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus
inresia uteri sebesar 13 orang (30,92%).
Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014)
bahwa kelainan his penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama.
Baik tidaknya his dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi,
kekuatan dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his
dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat
his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang baik kuat
jika, terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his, terlalu pendek yang
dinilai dari lamanya kontraksi, terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara
dua his. Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-
kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih
dari 40 detik. His yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap
41
persalinan, tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan.
3. Malposisi
Menurut Manuaba (2010) bahwa malpresentasi adalah semua presentasi janin
selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah
posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi.
Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan
partus lama atau partus macet (Anonim, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus
malposisi sebesar 6 orang (14,28%).
Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014)
malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi,
wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap
pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan
malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus
macet.
4. Bayi besar
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, kasus bayi besar
sebesar 4 orang (9,52%).
Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics
mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu
asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh
normal dengan berat badan kurang dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama
42
semata-mata karena ukurannya.
5. Penyebab tidak diketahui
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus
yang tidak diketahui sebesar 4 orang (9,52%).
Dari hasil penelitian bahwa terdapat penyebab kala II lama yang hanya tertulis
kala II lama yang tertulis di buku register berdasarkan diagnose dokter. Hal ini
sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti bahwa terdapat daignosa kala II
lama yang tidak ada tambahan diagnosa lain yang peneliti dapatkan di buku register.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ibu – ibu primigravida. Yang tidak
mengetahui cara mengedan yang baik sehingga terjadi kala II lama.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus CPD pada ibu bersalin dengan
di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (39,47%).
2. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus inersia uteri pada ibu bersalin
dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (30,92%).
3. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus Malposisi pada ibu bersalin
dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (14,28%).
4. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus bayi besar pada ibu bersalin
dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (9,52%).
5. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan penyebab tidak diketahui pada ibu
bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar
(9,52%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan dapat
diberikan beberapa saran kepada pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak di Rumah Sakit
Dari ke empat penyebab terjadinya Kala II Lama kasus terbanyak pada kasus
CPD di harapkan bisa terjadi penurunan agar tidak terjadi kasus yang bisa
menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Begitupun pada inersia
uteri, Malposisi dan bayi besar.
44
2. Petugas di Rumah Sakit
Diharapkan bagi petugas rumah sakit lebih memperhatikan pasien – pasien
yang di operasi akibat persalinan kala II lama agar tetap terjaga kebersihannya.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya kiranya dapat meneliti tentang indikasi yang lain tentang
penyebab terjadinya Kala II Lama.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anang Fantoni, (2014) Makalah Asuhan Persalinan Kala Ii http://bersalino1.
com/2015/08/makalah-asuhan-persalinan-kala-ii.html di akses tanggal 3 Agustus
2016
Anonim (2014) Persalinan Lama (http://www./health-categories.org/e-
tem/WIKF/persalinan-lama di akses tanggal 3 Agustus 2016
(2015) Kala II lama . http://documents.tips/documents/lapsus-kala-2-lama.html#
di akses tanggal 3 Agustus 2016
Ardiansya (2014) Penyebab Partus Lama Kala II Pada Ibu. http://wawasankesehatan.
com/2013/09/penyebab-partus-lama-kala-ii-pada-ibu.html di akses tanggal 3
Agustus 2016
Kuswanti, Ina. Melina, Fitria (2014) Askeb II Persalinan. Celeban Timur : Pustaka
Pelajar
Liana, (2015) Penanganan Persalinan Kala II Lama
https://dokterbagus.wordpress.com/2014/12/17/penanganan-seksio-sesarea-pada-
persalinan-kala-ii-lama/ di akses tanggal 3 Agustus 2016
Marmi (2012) Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Merry Liana, (2015). Konsep Dasar http://merry-creations.com/2015/01/konsep-dasar-
persalinan-lama.html di akses tanggal 3 Agustus 2016
Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika
Siwi Walyani, Elisabeth (2015) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal. Yogyakarta : PT Pustaka Baru
Sujiyatini, (2009) Partus Lama Atau Kelahiran Lama
http://duableg.com/2013/07/partus-lama-atau-kelahiran-lama.html di akses
tanggal 3 Agustus 2016
DAFTAR CHEKLIST
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA KALA II LAMA
DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA TAHUN 2013 S.D 2015
No Nama Umur
Tidak
diketahui
CPD Inresia Uteri Malposisi
Bayi
besar
Ya Ya Ya Ya
1 Ny. N 26 √
2 Ny. N 21 √
3 Ny. H 24 √
4 Ny. N 27 √
5 Ny. F 32 √
6 Ny. N 30 √
7 Ny. H 28 √
8 Ny. D 25 √
9 Ny. A 40 √
10 Ny. 1 36 √ √
11 Ny. M 26
12 Ny. J 18 √
13 Ny. J 21 √
14 Ny. F 24 √
15 Ny. Y 31 √
16 Ny. H 31 √
17 Ny. M 30 √
18 Ny. R 27 √
19 Ny. E 32
20 Ny. Y 30
21 Ny. S 32 √
22 Ny. S 22 √
23 Ny. S 29 √
24 Ny. H 39 √
25 Ny. S 18
26 Ny. F 24 √
27 Ny. M 23 √
28 Ny. A 21 √
No Nama Umur
Tidak
diketahui
CPD Inresia Uteri Malposisi
Bayi
besar
Ya Ya Ya Ya
29 Ny. R 25 √
30 Ny. M 18 √
31 Ny. E 23 √
32 Ny. S 35 √
33 Ny. A 28 √
34 Ny. L 41 √
35 Ny. A 24 √
36 Ny. M 23 √
37 Ny. K 27 √ √
38 Ny. 31 √
39 Ny. M 25 √
40 Ny. E 26 √
41 Ny. S 23 √
42 Ny. A 24 √
Kti wa liati

More Related Content

What's hot (11)

Kti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata rahaKti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata raha
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
Kti siti sariandi
Kti siti sariandiKti siti sariandi
Kti siti sariandi
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullahKti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullah
 
Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti erna dahlia
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
Kti astuti
Kti astutiKti astuti
Kti astuti
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
Kti rija
Kti rijaKti rija
Kti rija
 

Viewers also liked

Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota Bandung
Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota BandungPenunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota Bandung
Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota BandungRumah Bersalin Cuma Cuma
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)Menanti Senja
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinanfikri asyura
 

Viewers also liked (11)

Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Kti wa ode yudiana
Kti wa ode yudianaKti wa ode yudiana
Kti wa ode yudiana
 
Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota Bandung
Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota BandungPenunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota Bandung
Penunjang Persalinan Normal Melahirkan Gratis Di Kota Bandung
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustaka
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
Kti yusran katarina
Kti yusran katarinaKti yusran katarina
Kti yusran katarina
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1
 

Similar to Kti wa liati

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataWarnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...Warnet Raha
 

Similar to Kti wa liati (20)

Kti yusniar
Kti yusniarKti yusniar
Kti yusniar
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti sarnia
Kti sarniaKti sarnia
Kti sarnia
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
 
Kaver kti akbid
Kaver kti akbidKaver kti akbid
Kaver kti akbid
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Kti wa liati

  • 1. IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA TAHUN 2013 S.D 2015 KaryaTulisIlmiah Diajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikan diAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Oleh: WaLiati PSW.1B.2013.0042 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Penyebab Terjadinya Proses Persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes Wa Ode Siti Asma, SST.,M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes (……………………………….) 2. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes (……………………………….) 3. Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes (……………………………….) Raha, Juli2016 Pembimbing I Pembimbing II La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes Wa Ode SitiAsma, SST.,M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kab. Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : WaLiati NIM : Psw.2013.IB.0042 Tempat / TanggalLahir : Lasehao,12 April 1994 JenisKelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : KelurahanLaimpi,KecamatanKabawo, Kab. Muna II. PENDIDIKAN A. SD : SD Negeri9 Kabawo2001 – 2007 B. SMP : SMP Negeri1 Kabawo2007– 2010 C. SMA : SMA Negeri1 Kabawo2010– 2013 D. Sejaktahun 2013 mengikutiPendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Penyebab proses persalinan Kala II Lama padaIbu di RuangDelimaRumahSakitUmum Daerah Kab. Munatahun 2013 s.d 2015 dapatselesaitepatpadawaktunya. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis haturkan kepada bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sekaligus Pembimbing I dan Ibu Wa Ode siti Asma, SST., M.Kes selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha, dan Penguji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
  • 6. vi untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Kepala KESBANGPOL danDinasKesehatanKabupatenMuna yang telahmembantumemberikanizinsertakesempatankepadapenelitiuntukmelakukanp enelitianini. 4. DirekturRumahSakitUmum Daerah KabupatenMunayang telah banyak membantu penulis dalam pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini. 5. KepalaRuanganDelimayang telah banyak membantu penulis dalam pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Seluruh petugas RumahSakitUmum Daerah KabupatenMunakhususnya petugas Ruang delima yang bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian. 7. Orang tuaku Ayahanda La Fali dan Ibunda Asma yang paling kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rohmat dan hidayah-Nya.
  • 7. vii 8. Seluruh saudaraku (Eli Fatiana) yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat yang kalian berikandansahabat – sahabatku terutama kepada,Mira, Fatkhi, Fifi, Erna, Eda, atas persahabatan yang tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Raha, Juli 2016 Penulis
  • 8. viii SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Wa Liati
  • 9. ix DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................. i Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii Riwayat Hidup ................................................................................................. iv Kata pengantar ................................................................................................ v Surat Pernyataan .............................................................................................. vi Daftar Isi .......................................................................................................... viii Daftar Tabel ..................................................................................................... x Daftar Lampiran .............................................................................................. xi Intisari .... ...................................................................................................... xii Bab I Pendahuluan....................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1. Tujuan Umum....................................................................... 7 2. Tujuan Khusus...................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8 Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................9 A. TelaahPustaka ………………………………………………… 9 1. Persalinan …….……………………………………………. 9 2. Kala II Lama ……………………………………….. 9 B. LandasanTeori…………………………………………………. 38 C. KerangkaKonsep ……………………………………………. 40 D. PertanyaanPenelitian…………………………………………… 40 Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 41 A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 41 B. Subjek Penelitian ........................................................................ 41 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
  • 10. x D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 41 E. DefinisiOperasional .................................................................... 42 F. InstrumenPenelitian .................................................................... 42 G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 43 1. Pengolahan Data .................................................................. 43 2. Analisis Data ........................................................................ 43 H. PelaksanaanPenelitian................................................................. 45 Bab IV HasilPenelitian dan Pembahasan .................................................... 46 A. Gambaran UmumLokasiPenelitian............................................. 46 B. HasilPenelitian............................................................................ 50 C. Pembahasan ................................................................................ 53 Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 61 A. Kesimpulan................................................................................. 61 B. Saran ........................................................................................... 61 DaftarPustaka................................................................................................. 62 Lampiran – Lampiran
  • 11. xi DAFTAR TABEL Tabel 1 : DefinisiOperasionaldanKriteriaObjektif........................................... 42 Table 2 : DistribusiFrekuensiUmurIbudi RuangKebidananRumahSakitUmum DaerahKab. MunaTahun 2013 s.d 2015…………………….. 53 Tabel3 : DistribusiFrekuensiPenyebabterjadinya Kala II Lamadi RuangKebidananRumahSakitUmum DaerahKab. MunaTahun 2013 s.d 2015…………………………………………………………………… 54
  • 12. xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.SuratIzinPenelitian Lampiran 2. Master Tabel Lampiran 3.SuratBuktiPenelitian
  • 13. xiii INTISARI WaLiati(Psw.2013.IB.0025) “IdentifikasiPenyebabTerjadinya Proses Persalinan Kala II Lama padaIbu di RuangDelimaRumahSakitUmum Daerah Kab. Munatahun 2013 s.d 2015 dibawahbimbinganibuWa Ode SitiAsmadan La Ode Muhlisi LatarBelakang: Kala II lama merupakansalahsatupenyebabmortalitasdanmorbiditasibu, meskipunmenurutpenelitianmenunjukkanhasil yang tidakbermakna. Selainitukala II lama yang merupakanabnormalitasfasekehamilan (abnormalities of second stages of labor) jugadapatmenyebabkankematianpadabayi.Berdasarkan data tahun 2013 di KabupatenMunajumlahibu yang meninggal 4 orang, tahun 2014 sebanyak 1 orang sedangkanpadatahun 2015 sebanyak 2 orang danjumlahkasuskala II lama di RSUD KabMunatahun2013 – 2015 jumlahkasuskala II lama sebanyak 39 kasus MetodePenelitian: Penelitianinimerupakanjenispenelitiandeskriptifdenganmenggunakantekniktotal sampling. HasilPenelitian: Berdasarkanhasilpenelitiandari 38 orang yang mengalamikala II lama, penyebabkasus CPD sebesar 15 orang (39,47%), kasusinresia uteri sebesar 13 orang (34,21%), malposisisebesar 6 orang (15,79%), bayisebesar 4 orang (10,53%). Kesimpulan: Penyebabterjadinya Kala II lama atasindikasi CPD padaibubersalindengan di RSUD KabupatenMunatahun 2013 s.d 2015 yaitusebesar (39,47%), inersia uteri sebesar (34,21%), Malposisisebesar (15,79%), bayibesarsebesar (10,53%). Kata Kunci: Persalinan, Kala II Lama DaftarPustaka :12 (2006 – 2015)
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu pada saat hamil dan melahirkan merupakan masalah besar di dunia. Angka kematian ibu (AKI) di dunia berdasarkan data WHO pada tahun 2003, didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. Sebanyak 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara berkembang (Anang Fantoni, 2014). Wenurut WHO, Asia Tenggara merupakan kawasan penyumbang AKI terbasar pada tahun 2008. Sepertiga dari seluruh kematian ibu dan anak global berasal dari kawasan ini. WHO memperkirakan, sebanyak 3,7 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun. Sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut adalah 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini ter jadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal , dan Myanmar (Anang Fantoni, 2014). Penyebab kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 yaitu perdarahan sebanyak 3.114 kasus (26,9%), eklampsia sebanyak 2.653 kasus (23,0%), infeksi sebanyak 1.268 kasus (10,9%), komplikasi puerperium sebanyak 923 kasus (8,0%), partus lama sebanyak 577 kasus (5%) dan lain-lain (10,9%). Melihat angka kematian ibu dan berdasarkan penyebabkan maka partus lama merupakan salah satu penyebab yang berkontribusi terhadap tingginya kematian ibu. Menurut Manuaba (2008) partus lama pada kala II merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan lebih dari 1 jam multigravida. Meskipun partus lama bukan merupakan penyebab utama kematian ibu, tetapi perlu ditangani dengan serius dan dirujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetrik dan bayi baru lahir. Hal
  • 15. 2 tersebut karena partus lama memiliki dampak yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi ibu, janin atau keduanya sekaligus. Menurut Prawirohardjo (2008) beberapa dampak yang dapat ditimbulkan seperti infeksi intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot dasar panggul, kaput suksedanum dan molase kepala janin. Bahkan, apabila tidak dapat terdeteksi maupun tertangani dengan baik, partus lama bisa berdampak fatal yaitu dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janinnya (Anonim, 2015) Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obgin adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi) 13%. Selain itu, partus lama (partus lebih dari 18 jam) merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %. Partus lama menjadi salah satu penyebab kematian ibu karena pada partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang sangat membahayakan keselamatan ibu. Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu, meskipun menurut penelitian menunjukkan hasil yang tidak bermakna. Selain itu kala II lama yang merupakan abnormalitas fase kehamilan (abnormalities of second stages of labor) juga dapat menyebabkan kematian pada bayi (Anang Fantoni, 2014) Berdasarkan data tahun 2013 di Kabupaten Muna jumlah ibu yang meninggal 4 orang, tahun 2014 sebanyak 1 orang sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 2 orang. Berdasarkan survey data awal di rekam medik Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna pada tahun 2013 – 2015 jumlah kasus kala II lama sebanyak 42 kasus (Rekam Medik, 2013 s.d 2015).
  • 16. 3 Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Identifikasi Penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah “Apa Penyebab Proses Persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi CPD sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 b. Mengidentifikasi inersia Uteri sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 c. Mengidentifikasi Malposisi sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015
  • 17. 4 d. Mengidentifikasi bayi besar sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 e. Mengidentifikasi penyebab tidak diketahui sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus. 2. Manfaat Praktis a. Bagi RSUD Kabupaten Muna Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap pelayanan yang telah di diberikan terutama penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan. c. Bagi Profesi Kebidanan Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan
  • 18. 5 dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu d. Bagi Peneliti Menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian tentang penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu
  • 19. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Persalinan normal a. Pengertian Secara umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus. Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam setelah plasenta b. Tahap Persalinan Pembagian tahap persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu : 1) Kala I Kala I adalah kala pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Proses pembukaan serviks sebagai his dibagi dalam 2 fase : a) Fase Laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
  • 20. 7 (1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. (2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. (3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primi maupun multigravida, tapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek 2) Kala II Kala II adalah kala pengeluaran janin yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 1,5 – 2 jam pada primigravida dan 0,5 – 1 jam pada multigravida (Wiknjosastro, Hanifa, 2007). Kala II adalah dimulainya dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro, 2009). Gejala utama Kala II : a) His semakin kuat, dengan internal 2 – 3 menit dengan durasi 50 – 100 detik. b) Menjelang Kala II ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dan di ikuti keinginan mengejan karena tertekannya pleksus franken houser. d) Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi : (1) Kepala membuka pintu (2) Sub occiput sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka dan seluruh kepala janin.
  • 21. 8 e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung. f) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong dengan jalan : (1) Kepala dipegang pada os occiput dan dibawahi dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang. (2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi. (3) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban. 3) Kala III Kala III adalah Kala Uri yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan tanda-tanda dibawah ini: a) Uterus menjadi bundar. b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim. c) Tali pusat bertambah panjang. d) Terjadi pendarahan kira-kira 100-200 cc. 4) Kala IV Kala IV adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu. Pemantauan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran placenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering. Pemantauan pada Kala IV :
  • 22. 9 a) Periksa fundus : (1) Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan. (2) Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. (3) Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi. b) Periksa kelengkapan placenta untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam uterus. c) Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan. d) Memperkirakan pengeluaran darah. e) Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi. f) Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. g) Periksa kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu lebih sering. h) Periksa kondisi bayi baru lahir : (1) Apakah bayi bernafas dengan baik. (2) Apakah bayi kering dan hangat. (3) Apakah bayi siap disusui / pemberian ASI memuaskan. 2. Kala II persalinan a. Pengertian Kala II persalinan adalah kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Proses ini biasanya berlangsung 2 Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosi prsalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak pada vulva
  • 23. 10 Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya (Meri, L. 2015) b. Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan 1) Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama kontraksi. Sifat Khas : a) Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah. b) Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti. Beberapa dugaan penyebab antara lain : (1) Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O₂ pada meometrium. (2) Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah. (3) Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks. (4) Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus. Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :
  • 24. 11 (1) Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus-menerus. (2) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi. (3) Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin. Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik. Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang akurat. Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional, dapat
  • 25. 12 menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak. Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg. 2) Uterus Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 . Terjadi perbedaan pada bagian uterus : a) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi. b) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus. c) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandel (Elisasabeth, 2015) c. Mekanisme persalinan Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala meleati panggul. Diameter kepala janin yang harus diperhatikn adalah sebagai berikut:
  • 26. 13 1) Diameter bipariental yaitu jarak antara dua pariental (9,5) 2) Diameter suboccipito bregnatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput ke bregma (ubun-ubun sebesar 9,5) 3) Diameter occipitofrontalis. Jark dari oksiput ke sinsipital (11,5cm) 4) Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium ( dahi ) 12,5 cm - 13,5 cm 5) Submentobregmatik yaitu jarak pertemuan leher dan rahng bawah ke bregma 9,5 cm. Adapun gerakan-gerakan janin dalam persalinan/ gerakan cardinal adalah sebagai berikut: 1) Engagement Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida dapat terjdi pada awal persalina. Engagement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang / oblik didakam jalan lahir da sedikit fleksi.masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk kedalam panggul dengan sutura sagitalis dalam anterior posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintag dijalan lahir ,tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus. kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan yang menunjukkan sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus. asinklitismus posterior dan asinklitimus anterior a) Asinklitimus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari pada tulang parietal depan.terjadi
  • 27. 14 karena tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis sedang tulang parietal belakang dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung sacrum yang luas. b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari pada tulang parietal belakang. Perubahan awal kepala janin dari asnklitismus posterior kedalam keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena sesuai dengan keadaan pnggul dengan adanya lengkung sacrum. Engagement dan penurunan kepala terjadi secara simultan/bersamaan,tetapi untuk kepentingan pembelajaran dibahas secarah terpisah. 2) Penurunan kepala a) Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya. b) Kekutan yang mendukung yaitu tekanan cairan amnion, tekanan langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, dan ekstensi dan pelusuran badan janin atau tulang belakang janin (Cunningrum, GF, 2012) c) Fleksi (1) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul. (2) Pada kepala janin,dengan adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi sub oksipitobregmatika 9 cm. (3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin. (4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun- ubun besar.
  • 28. 15 d) Rotasi dalam 1) Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis.bila presentsi belakang kepla dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada dibawah simfisis. Gerakan ini adalah uoaya keala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentik bidang tebgah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala.rotasi ini terjadi setekah kepala melewati hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan ubun-ubun kecil megarah ke jam 12. 2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu: (a) bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi. (b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yg paling sedikit yang disebelah depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan. e) Ekstensi 1) Gerakan Ekstensi merupakan gerakan oksiput yang berhimpit langsung pada mergo inferior simfisi pubis. 2) Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pinti bawah panggul mengarah kedepan dan atas,sehingga kepala meyesuaikan dengan cara Ekstensi agar dapat melaluinya.pada saat kepala janin mencapai dasar panggul tidak langsung terkstensi,akan tetapi terus didorong kebawah sehingga mendesak kejaringan perineum. Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi,yaitu: (a) Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang. (b) Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.
  • 29. 16 Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah Ekstensi. Gerakan Ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan pada perineum dan intruitus vagina.ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat dan sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka berangsur-angsur lahirlah ubun-ubun keci ,ubun-ubun besar,dahi,mata,hidung,mulut,dan dagu.pada saat kepala sudah lhir seluruhnya,dagu bayi berada diatas anus ibu. f) Rotasi luar Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh factor-fackor panggul,sama seperti pada rotasi dalam. 1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kerah pungggung janin,bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri,sedangkan muka janin meghadap salah satu paha ibu.bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri,bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan. 2) Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, satu bahu di anterior di belakang simfisis dan bahu yang satunya dibagian posterior di belakang perineum. 3) Suta sagitalis kemali melintang g) Ekspulsi Setelah terjadinya rotasi luar,bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion untik kelahiran bahu belakang.kemudian setelah kedua bahu lahir di susul lahirlah
  • 30. 17 trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan,bahu belakanh ,badan seluruhnya. d. Tanda Gejala Kala II Persalinan Tanda gejala kala II terdiri dari: 1) Adanya dorongan mengejan 2) Penonjolan pada perineum 3) Vulva membuka 4) Anus membuka (Marmi, 2012) 3. Kala II Lama a. Definisi Lamanya kala II menurut Friedman adalah 1 jam untuk primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang setuju dengan pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vakum ekstraksi. Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya. b. Etiologi Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi selama hamil, pertolongan persalinan yang baik, dan pelaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
  • 31. 18 1) Faktor Ibu a) Kelainan-kelainan panggul Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. Hal ini mungkin didapatkan penyempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul atau panggul yang menyempit seluruhnya akibat kombinasi dari hal-hal diatas. Baik kelainan bagian keras (tulang) maupun bagian yang lunak dari panggul, seperti danya panggul sempit, adanya tumor-tumor baik pada genitalia interna maupun visera lain didaerah paggul yang menghalangi jalan lahir. Pengaruh panggul sempit pada persalinan yaitu persalinan lebih lama dari biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pembukaan, karena banyak waktu yang dipergunakan untuk mulase kepala anak. Untuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan panggul, dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic resonance imaging). Dengan melakukan pemeriksaan radiologis, akan didapatkan kriteria diagnosis mengenai ukuran panggul. Kriteria diagnosisnya sebagai berikut: (1) Kesempitan pintu atas panggul: (a) Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm (b) panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm (2) Kesempitan panggul tengah: Kalau jumlah diameter interspinarum dan diametersagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding panggul konvergen, dan sakrum lurus atau konveks.
  • 32. 19 (3) Kesempitan pintu bawah panggul Bila arkus pubis <900 , atau sudut lancip. Sedangkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis faktor janin dapat menggunakan ultrasonografi. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) adalah keadaan yang menggambarkan ketidak sesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya (Sujiyatini, 2009). Chepalopelvik Disproportion adalah ketidakseimbangan antara janin dengan ukuran panggul.Istilah ini termasuk panggul sempit yaitu berkurangnya ukuran tulang panggul sekitar 1 cm dari ukurannya yang normal (Manuaba, 2010) Kelainan-kelainan yang terjadi seperti Cephalopelvic Disproportion harus terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya kala 1 memanjang dan terjadi kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada pemeriksaan dalam pervaginam atau abdomen. Cephalopelvic Disproportion adalah adanya ketidak sesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan karena: (1) Diameter anteroposterior panggul dibawah ukuran normal. (2) Abnormalitas panggul sebagai akibat dari infeksi panggul (rakhitis) dan kecelakaan. (3) Fase aktif yang memanjang dari keadaan normal menandakan adanya Cephalopelvic Disproportion. b) Kelainan his Penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama. Baik tidaknya His dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi,
  • 33. 20 kekuatan dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat- sifat his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang baik kuat jika: (1) Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his. (2) Terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi. (3) Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his. Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang- kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih dari 40 detik HIS yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. c) Kekuatan mengejan kurang kuat Dapat berupa kelainan dari dinding perut, seperti luka parut baru pada dinding perut, diastase muskulus rektus abdominis, atau kelainan keadaan umum ibu seperti sesak nafas atau adanya kelelahan ibu. 2) Faktor janin a) Janin besar atau ada kelainan congenital Disproporsi sefalopelvik biasanya tidak berkaitan dengan ukuran janin yang terlalu besar. Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang
  • 34. 21 dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama semata-mata karena ukurannya. b) Kelainan letak janin Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet (Anonim, 2015) c. Gejala Klinik 1) Pada ibu : gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan cepat, meteorismus, didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau terdapat mekoneum 2) Pada Janin : DJJ cepat, hebat tidak teratur bahkan negative, air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau, caput succedenium yang besar, moulage kepala yang hebat,kematian janin dalam kandungan, kematian janin intrapartal (Ardiansyah, 2014) d. Diagnosis Tanda dan gejala klinis kala II lama sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
  • 35. 22 Tabel 1. Tanda dan gejala klinis kala II lama Tanda dan gejala klinis Diagnosis - Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm) tidak didapatkan kontraksi uterus Belum inpartu, fase labor - Pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam inpartu Prolonged laten phase - Pembukaan serviks tidak melewati garis waspada partograf - Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik Inersia uteri - Secondary arrest of dilatation atau arrest of descent - Secondary arrest of dilatation dan bagian terendah dengan caput terdapat moulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri immenens, fetal dan maternal distress Disporporsi sefalopelvik - Kelainan presentasi (selain vertex) Malpresentasi - Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin (prolonged, mengedan, tetapi tidak ada kemajuan second stage) Kala II lama (Ardiansyah, 2014) e. Komplikasi Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya: 1) Infeksi intrapartum Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi. 2) Ruptur uteri Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur. 3) Cincin retraksi patologis
  • 36. 23 Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus. 4) Pembentukan fistula Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula. 5) Cedera otot dasar panggul Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila persalinannya sulit. 6) Efek pada janin berupa kaput suksedaneum dan moulase kepala janin Asfixia pada janin. Terhentinya sirkulasi uteroplasenta terutama setelah selaput ketuban pecah menyebabkan suplai oksigen dari ibu ke janin terputus. Perdarahan intrakranial. Terjadi kompresi yang lama terhadap kepala janin oleh jalan lahir. Sepsis neonatorum. Pecahnya ketuban membuat hilangnya perlindungan tehadap bayi dan penyebab infeksi intrauteri (Liana, 2015) f. Penatalaksanaan 1) Setelah pembukaan lengkap memimpin ibu untuk meneran apabila timbul orongan spontan untuk melakukan hal itu 2) Beristirahat pada posisi yang nyaman bagi ibu 3) Memantau kondisi janin
  • 37. 24 4) Bila igin meneran, tetapi pembukaan belum lengkap anjurkan ibu untuk bernapas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran hingga pembukaan lengkap 5) Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran anjurkan untuk mobilisasi atau mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan untuk meneran 6) Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran setelah 60 menit dari sejak pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak (beri asupan nutrisi yang cukup) 7) Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi rujuk ibu kefasilitas rujukan (Anonim, 2015) g. Penangananan 1) Persalinan palsu/belum inpartu Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika didapatkan adanya infeksi, obati secara adekuat. Jika tidak ada pasien boleh dirawat jalan. 2) Fase laten memanjang (prolonged latent phase) Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4cm, masuk dalam fase laten. Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks: a) Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu. b) Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin. 1) Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
  • 38. 25 2) Jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakuakan pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan seksio sesarea c) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam,cairan vagina berbau) : 1) Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin. 2) Berikan antibiotic kombinasi sampai persalinan. b) Fase aktif memanjang. 1) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban. 2) Nilai his : (a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10menit dan lamanya kurang dari 40 detik) pertimbangkan adanya insertia uteri. (b) Jika his adekuat (3 kali dalam 10menit dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi atau malpenetrasi. (c) Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan c) Prolonged active phase (fase aktif memanjang) 1) Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau adanya obstruksi : Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan 2) Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi uterusnya. 3) Kontraksi uterus adekuat Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik) pertimbangkan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi atau malpresentasi.
  • 39. 26 4) Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD) CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan terjadi CPD akan kita dapatkan persalinan yang macet. Cara penilaian pelvis yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor) kegunaan pelvimetri klinis terbatas 5) Obstruksi (Partus Macet) Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi : 1) Bayi hidup lahirkan dengan SC 2) Bayi mati lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi. 6) Malposisi/Malpresentasi Bila tejadi malposisi atau malpresentasi pada janin secara umum : 1) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu (TTV) 2) Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila air ketuban pecah lihat warna air ketuban : (a) Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau intervensi (b) Tidaka da cairan ketuban pada saat ketuban pecah menandakan adanya pengurangan jumlah air ketuban yang ada hubungannya dengan gawat janin. 3) Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki kontraksi atau kemajuan persalinan 4) Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf 5) Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan secar spesifik sesuai dengan keadaan malposisi atau malpresentasi yang didapatkan 7) Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
  • 40. 27 Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi atau obstruksi bias disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama adalah kontraksi yang tidak adekuat 8) Kala II memanjang (prolonged explosive phase) Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan menahan nafas yang terlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJ bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat memenuhi. Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan, berikan oksitosin drips. Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan ekstraksi vacuum / forcep bila persyaratan terpanuhi. Lahirkan dengan secsio sesarea (Ardiansyah, 2014) B. Landasan Teori Lamanya kala II menurut Friedman adalah 1 jam untuk primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang setuju dengan pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vakum ekstraksi. Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60- 90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) adalah keadaan yang menggambarkan ketidak sesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya (Sujiyatini, 2009).
  • 41. 28 HIS yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan , tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan Janin besar hal yang berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama semata-mata karena ukurannya. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet (Anonim, 2015) C. Kerangka Konsep Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel Independent : Hubungan antar variabel : Variabel Dependent Ibu bersalin Kala II lama Bayi besar Malposisi Kelainan His CPD Tidak diketahui
  • 42. 29 D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran CPD sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015? 2. Bagaimanakah gambaran inersia Uteri sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015? 3. Bagaimanakah gambaran Malposisi sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015? 4. Bagaimanakah gambaran bayi besar sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015? 5. Bagaimanakah gambaran penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015?
  • 43. 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan dan menerangkan masalah penelitian yang terjadi yakni mengidentifikas penyebab proses persalinan Kala II Lama pada Ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna tahun 2013 s.d 2015 (Nursalam, 2016). B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang telah terdiagnosa kala II lama di RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2013 s.d 2015 sebanyak 42 orang 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Agustus tahun 2016. D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ibu bersalin Kala II lama, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu CPD, kelainan His, Malposisi, bayi besar dan penyebab tidak diketahui E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif disajikan dalam Tabel 2.
  • 44. 31 Tabel 2. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif N o Variabel Defenisi operasional Alat Pengumpulan Data 1. 1. Dependent Kala II lama Persalinan kala II lama adalah persalinan yang berlangsung ≥ 2 jam pada primipara dan > 1 jam pada multipara berdasarkan diagnose dokter yang tertulis Kala II lama di buku rekam medik Cheklist 2. 2. Independent Cephalopelvic Disproportion (CPD) CPD yang dimaksud adalah ketidak sesuaian antara ukuran panggul ibu dan kepala bayi sebagai penyebab kala II lama sesuai data diambil direkam medic yang tertulis CPD di buku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist a. Kelainan His Kelainan his yang dimaksud adalah ketidak aturan kontraksi apada persalinan sebagai penyebab kala II lama yang tertulis di rekam medik beradasarkan diagnosa dokter Cheklist 3. b. Malposisi Kelainan posisi janin sebagai penyebab kala II lama yang tertulis di rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist c. Bayi Besar Bayi yang beratnya lebih dari 4000 gram yang tertulis direkam medic berdasarkan diagnosa dokter Cheklist d. Tidak diketahui Penyebab kala II lama berdasarkan diagnosa dokter yang tertulis hanya kala II lama di buku register ibu bersalin Cheklist F. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar checklist yang menggunakan variabel – variabel yang diteliti. G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan, yakni:
  • 45. 32 a. Memeriksa Data (Editing Data) Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut: 1) Perhitungan dan penjumlahan Perhitungan dan penjumlahan adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. 2) Koreksi Kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal sebagai berikut : a) Memeriksa kelengkapan data b) Memeriksa kesinambungan data c) Memeriksa keseragaman data b. Memberi Kode (Coding Data) Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan. c. Tabulasi Data (tabulating) Tabulasi data adalah menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)
  • 46. 33 2. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik: P = f n x 100% Keterangan : P = Persentase f = frekuensi setiap variabel yang diteliti n = Jumlah sampel (Putri Ariani, A, 2014) H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus pengantar izin surat izin penelitian institusi Akbid Paramata Raha Kab. Muna selanjutnya dan melaporkannya kepada kepala Kesbangpol dan Linmas sebelum memulai kegiatan pengumpulan data di lapangan di RSUD Kab. Muna. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh menggunakan lembar checklist di RSUD Kab. Muna dengan menggunakan teknik total sampling. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. 4. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
  • 47. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut, sebelah utara Jl. Basuki Rahmat, sebelah Timur Jl. Sultan Hasanudin, sebelah selatan Jl. Laode Pandu, sebelah Barat Jl. Ir. Juanda b. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
  • 48. 35 oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu tahun masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. c. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.
  • 49. 36 d. Fasilitas pelayanan kesehatan Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT, dan poliklinik psikiatri. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum, ICU. Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. e. Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 529 orang (terdiri atas paramedis sebanyak 430 dan non paramedis sebanyak 73 orang) serta dokter dan dokter ahli sebanyak 26 orang. Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 128 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2 orang dokter ahli kandungan sedangkan di ruang perinatology sebanyak 26 orang dan 2 orang dokter ahli anak. 2. Karakteristik Responden Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada Tabel 2.
  • 50. 37 Tabel 2 . Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015 Umur Frekuensi (f) Persentase (%) <20 3 7,14 21-30 30 71,43 31-40 6 14,28 >40 3 7,14 Jumlah (n) 42 100 Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015 Berdasarkan gambar tabel 2 , responden terbanyak berumur antara 21-30 tahun yaitu sebesar 30 responden (7,14%), selanjutnya umur 31 -40 tahun sebesar 6 responden (14,28%), umur > 40 tahun sebesar 3 responden (7,14%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebesar 3 responden (7,14%) 3. Analisis Data Data sekunder register di Rekam Medik RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 42 kasus penyebab terjadinya kala II lama. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dengan kasus kasus penyebab terjadinya kala II lama. Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pengolahan data diuraikan dianalisi secara univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi. 1) Distribusi frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama Distribusi frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s,d 2015 dapat dilihat pada tabel 3 berikut Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penyebab terjadinya Kala II Lama
  • 51. 38 di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Tahun 2013 s.d 2015 Penyebab kala II Lama Frekuensi (f) Persentase (%) CPD 15 35,71 Inersia Uteri 13 30,92 Malposisi 6 14,28 Bayi besar 4 9,52 Tidak diketahui 4 9,52 Jumlah (n) 42 100 Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Muna, 2015 s.d Juni 2016 Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari jumlah 42 penyebab terjadinya Kala II Lama terbanyak pada indikasi CPD sebesar 15 kasus (39,47%), inersia uteri sebesar 13 kasus (30,92%), malposisi sebesar 6 kasus (14,28%), bayi besar sebesar 4 kasus (9,52%) dan penyebab tidak diketahui sebesar 4 kasus (9,52%). B. Pembahasan 1. CPD Menurut Manuaba (2010) Chepalopelvik Disproportion adalah ketidakseimbangan antara janin dengan ukuran panggul. Istilah ini termasuk panggul sempit yaitu berkurangnya ukuran tulang panggul sekitar 1 cm dari ukurannya yang normal Kelainan-kelainan yang terjadi seperti Cephalopelvic Disproportion harus terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya kala 1 memanjang dan terjadi kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada pemeriksaan dalam pervaginam atau abdomen. Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus CPD sebesar 15 orang (39,47%).
  • 52. 39 Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Parlin Alin, (2010) Disproporsi Cepalopelvik adalah ketidak mampuan janin untuk melewati panggul. Disproporsi dapat absolut atau relative. Absolut apabila janin sama sekali tidak akan dengan selamat melewati jalan lahir. Disproporsi relatif terjadi apabila faktor-faktor lain ikut berpengaruh. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi uterus yang efisien, kelonggaran jaringan lanak, letak, presentasi dan kedudukan janin yang menguntungkan, dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan moulage. Sebaliknya kontraksi yang jelek, jaringan lunak yang kaku, kedudukan abnormal, dan ketidak mampuan kepala untuk mengadakan moulage sebagaimana mestinya, semuanya dapat menyebabkan persalinan menjadi lama, bahkan kemungkinan besar persalinan vaginal tidak mungkin. Dari data penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kala II lama akan tetapi berdasarkan data terdapat beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi terjadinya kala II lama dalam hal ini responen dari data terdapat ibu yang memiliki dua atau tiga diagnosa yang bisa menimbulkan kala II lama. 2. Inersia Uteri Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014) mengatakan bahwa his yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan , tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi
  • 53. 40 secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum. Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut Inersia uteri. His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus inresia uteri sebesar 13 orang (30,92%). Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014) bahwa kelainan his penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama. Baik tidaknya his dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi, kekuatan dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang baik kuat jika, terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his, terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi, terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his. Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang- kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih dari 40 detik. His yang tidak normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang yang lazim terdapat pada setiap
  • 54. 41 persalinan, tidak dapat dilatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. 3. Malposisi Menurut Manuaba (2010) bahwa malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet (Anonim, 2015). Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus malposisi sebesar 6 orang (14,28%). Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ardiansyah (2014) malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet. 4. Bayi besar Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, kasus bayi besar sebesar 4 orang (9,52%). Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang dari 4500 gram dapat menimbulkan partus lama
  • 55. 42 semata-mata karena ukurannya. 5. Penyebab tidak diketahui Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 orang yang mengalami kala II lama, penyebab kasus yang tidak diketahui sebesar 4 orang (9,52%). Dari hasil penelitian bahwa terdapat penyebab kala II lama yang hanya tertulis kala II lama yang tertulis di buku register berdasarkan diagnose dokter. Hal ini sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti bahwa terdapat daignosa kala II lama yang tidak ada tambahan diagnosa lain yang peneliti dapatkan di buku register. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ibu – ibu primigravida. Yang tidak mengetahui cara mengedan yang baik sehingga terjadi kala II lama.
  • 56. 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus CPD pada ibu bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (39,47%). 2. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus inersia uteri pada ibu bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (30,92%). 3. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus Malposisi pada ibu bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (14,28%). 4. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan kasus bayi besar pada ibu bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (9,52%). 5. Penyebab terjadinya Kala II lama berdasarkan penyebab tidak diketahui pada ibu bersalin dengan di RSUD Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 yaitu sebesar (9,52%). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan dapat diberikan beberapa saran kepada pihak yang terkait antara lain : 1. Pihak di Rumah Sakit Dari ke empat penyebab terjadinya Kala II Lama kasus terbanyak pada kasus CPD di harapkan bisa terjadi penurunan agar tidak terjadi kasus yang bisa menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Begitupun pada inersia uteri, Malposisi dan bayi besar.
  • 57. 44 2. Petugas di Rumah Sakit Diharapkan bagi petugas rumah sakit lebih memperhatikan pasien – pasien yang di operasi akibat persalinan kala II lama agar tetap terjaga kebersihannya. 3. Bagi peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya kiranya dapat meneliti tentang indikasi yang lain tentang penyebab terjadinya Kala II Lama.
  • 58. 45 DAFTAR PUSTAKA Anang Fantoni, (2014) Makalah Asuhan Persalinan Kala Ii http://bersalino1. com/2015/08/makalah-asuhan-persalinan-kala-ii.html di akses tanggal 3 Agustus 2016 Anonim (2014) Persalinan Lama (http://www./health-categories.org/e- tem/WIKF/persalinan-lama di akses tanggal 3 Agustus 2016 (2015) Kala II lama . http://documents.tips/documents/lapsus-kala-2-lama.html# di akses tanggal 3 Agustus 2016 Ardiansya (2014) Penyebab Partus Lama Kala II Pada Ibu. http://wawasankesehatan. com/2013/09/penyebab-partus-lama-kala-ii-pada-ibu.html di akses tanggal 3 Agustus 2016 Kuswanti, Ina. Melina, Fitria (2014) Askeb II Persalinan. Celeban Timur : Pustaka Pelajar Liana, (2015) Penanganan Persalinan Kala II Lama https://dokterbagus.wordpress.com/2014/12/17/penanganan-seksio-sesarea-pada- persalinan-kala-ii-lama/ di akses tanggal 3 Agustus 2016 Marmi (2012) Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Merry Liana, (2015). Konsep Dasar http://merry-creations.com/2015/01/konsep-dasar- persalinan-lama.html di akses tanggal 3 Agustus 2016 Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika Siwi Walyani, Elisabeth (2015) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Yogyakarta : PT Pustaka Baru Sujiyatini, (2009) Partus Lama Atau Kelahiran Lama http://duableg.com/2013/07/partus-lama-atau-kelahiran-lama.html di akses tanggal 3 Agustus 2016
  • 59.
  • 60. DAFTAR CHEKLIST IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA KALA II LAMA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA TAHUN 2013 S.D 2015 No Nama Umur Tidak diketahui CPD Inresia Uteri Malposisi Bayi besar Ya Ya Ya Ya 1 Ny. N 26 √ 2 Ny. N 21 √ 3 Ny. H 24 √ 4 Ny. N 27 √ 5 Ny. F 32 √ 6 Ny. N 30 √ 7 Ny. H 28 √ 8 Ny. D 25 √ 9 Ny. A 40 √ 10 Ny. 1 36 √ √ 11 Ny. M 26 12 Ny. J 18 √ 13 Ny. J 21 √ 14 Ny. F 24 √ 15 Ny. Y 31 √ 16 Ny. H 31 √ 17 Ny. M 30 √ 18 Ny. R 27 √ 19 Ny. E 32 20 Ny. Y 30 21 Ny. S 32 √ 22 Ny. S 22 √ 23 Ny. S 29 √ 24 Ny. H 39 √ 25 Ny. S 18 26 Ny. F 24 √ 27 Ny. M 23 √ 28 Ny. A 21 √
  • 61. No Nama Umur Tidak diketahui CPD Inresia Uteri Malposisi Bayi besar Ya Ya Ya Ya 29 Ny. R 25 √ 30 Ny. M 18 √ 31 Ny. E 23 √ 32 Ny. S 35 √ 33 Ny. A 28 √ 34 Ny. L 41 √ 35 Ny. A 24 √ 36 Ny. M 23 √ 37 Ny. K 27 √ √ 38 Ny. 31 √ 39 Ny. M 25 √ 40 Ny. E 26 √ 41 Ny. S 23 √ 42 Ny. A 24 √