Successfully reported this slideshow.
Your SlideShare is downloading. ×

Diagnosa.pdf

Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Upcoming SlideShare
Askep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroid
Loading in …3
×

Check these out next

1 of 12 Ad

More Related Content

Similar to Diagnosa.pdf (20)

Recently uploaded (20)

Advertisement

Diagnosa.pdf

  1. 1. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 1. Nyeri Akut S : Megeluh Nyeri O : 1. Tampak merigis 2. Gelisah 3. Frekuensi nadi meningkat 4. Sulit tidur Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 6-7 jam, maka Nyeri akut dapat menurun, dengan kriteria hasil : Kriteria hasil Keluhan nyeri 1 2 3 4 5 Meringis 1 2 3 4 5 Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 Keterangan: Keluhan nyeri, meringis 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun Frekuensi nadi 1 : Memburuk 2 : Cukup memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : Membaik Manajemen Nyeri Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi Skala nyeri 3. Identifikasi faktor yg memperberat dan meringankan nyeri Terapeutik 1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri 2. Kontrol lingkungan yg memperberat nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik 2. Ansietas S : 1. Merasa bingung 2. Merasa khawatir dengan kondisi yg dihadapi O : 1. Tampak gelisah 2. Tampak tegang 3. Sulit tidur Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 3-4 jam, maka Ansietas dapat menurun, dengan kriteria hasil : Kriteria hasil Verbalisasi kebingungan 1 2 3 4 5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi 1 2 3 4 5 Perilaku gelisah 1 2 3 4 5 Reduksi Ansietas Observasi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah 2. Monitor tanda – tanda ansieta Terapeutik 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan 3. Pahami situasi yang membuat ansietas 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
  2. 2. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) Perilaku tegang 1 2 3 4 5 Frekuensi pernafasan 1 2 3 4 5 Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 Tekanan darah 1 2 3 4 5 Keterangan : 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Edukasi 1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu 2. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 3. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 4. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat 5. Latih teknik relaksasi Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu 3. Gangguan mobilitas fisik S : Megeluh sulit menggerakkan ekstermitas O : 1. Kekuatan otot menurun 2. Rentang gerak (ROM) menurun Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x4 jam, maka mobilitas fisik meningkat, dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Gerakan ekstremitas 1 2 3 4 5 Kekuatan otot 1 2 3 4 5 Rentang gerak (ROM) 1 2 3 4 5 Nyeri 1 2 3 4 5 Keterangan: Gerakan ekstremitas, kekuatan otot, rentang gerak (ROM) 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Nyeri 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang Teknik latihan penguatan otot Observasi 1. Identifikasi risiko latihan 2. Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan lapangan latihan atau laboratorium tes (mis. Angkat maksimum, jumlah daftar per unit) 3. Identifikasi jenis dan durasi aktvitas pemanasan / pendinginan 4. Monitor efektifitas latihan Terapeutik 1. Lakukan latihan sesuai program yang ditentukan 2. Fasilitasi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dalam menentukan rencana latihan 3. Fasilitasi mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan di lingkungan rumah / tempat kerja 4. Berikan instruksi tertulis tentang pedoman dan bentuk gerakan untuk setiap gerakan otot Edukasi 1. Jelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga, dan
  3. 3. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 4 : Cukup menurun 5 : menurun konsekuensi tidak digunakannya otot 2. Ajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan setelah sesi latihan (mis. Kelemahan, kelelahan ekstrem, angina, palpitasi) 3. Anjurkan menghindari latihan selama suhu ekstrem Kolaborasi 1. Tetapkan jadwal tindak lanjut untuk mempertahankan motivasi. 2. Kolaborasi tim kesehatan dalam perencanaan, pengajaran, dan memonitor program latihan otot 4. Defisit nutrisi S : - O : BB menurun minimal 10% di bawah rentang ideal Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 1x4 jam, maka status nutrisi membaik, dengan kriteria hasil : Kriteria hasil Porsi makanan yang dihabiskan 1 2 3 4 5 BB 1 2 3 4 5 IMT 1 2 3 4 5 Frekuensi makan 1 2 3 4 5 Nafsu makan 1 2 3 4 5 Keterangan: Porsi makanan yang dihabiskan1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat BB, IMT, frekuensi makan, nafsu makan 1 : Memburuk 2 : Cukup memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : Membaik Manajemen nutrisi Observasi 1. Identifikasi status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan 3. Identifikasi makanan yang disukai 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogestrik 6. Monitor asupan makanan 7. Monitor BB 8. Monitor hasil pemeriksaan hasil laboratorium Terapeutik Lakukana pemasangan selang nasogestrik, jika perlu Edukasi Ajarkan diet yang diprogramkan (ajarkan keluarga tindakan sonde) Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang diperlukan.
  4. 4. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 5. Risiko ketidakseimbangan cairan S : - O : - Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x4 jam, maka keseimbangan cairan meningkat, dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Asupan cairan 1 2 3 4 5 Haluaran urine 1 2 3 4 5 Kelembaban membran mukosa 1 2 3 4 5 Dehidrasi 1 2 3 4 5 Keterangan: Asupan cairan, Haluaran urine, Kelembaban membran mukosa 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Dehidrasi 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : menurun Manajemen cairan Observasi 1. Monitor status hidrasi 2. Monitor BB 3. Monitor BB sebelum dan sesudah 4. Monitor hasil Lab Terapeutik 1. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam 2. Berikan asupan cairan Kolaborasi Kolaborasi pemberian diuretik 6. Risiko ketidakseimbangan Elektrolit Faktor risiko 1. Kétidak seimbangan cairan (Dehidrasi) 2. Kelebihan volume cairan 3. Diare 4. Muntah Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 1x4 jam, maka keseimbangan elektrolit Meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Serum natrium 1 2 3 4 5 Serum kalium 1 2 3 4 5 Serum klorida 1 2 3 4 5 Manajemen Elektrolit Observasi 1. Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit 2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit 3. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan 4. Monitor kadar elektrolit Terapeutik Berikan diet yg tepat
  5. 5. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) Keterangan: Serum natrium, Serum kalium, Serum klorida 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Edukasi Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan ketidakseimbangan elektrolit Kolaborasi Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit 7. Hipertermi S : - O : 1. Suhu tubuh diatas nilai normal 2. Kejang 3. Kulit terasa hangat Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 1x24 jam, maka termoregulasi Membaik dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Suhu tubuh 1 2 3 4 5 Suhu kulit 1 2 3 4 5 kejang 1 2 3 4 5 Suhu tubuh, Suhu kulit 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Kejang 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : menurun Manajemen hipértermi Observasi 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas penggunaan incubator) 2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor kadar elektrolit 4. Monitor haluaran urine 1. Terapeutik 2. Sediakan lingkungan yang dingin 3. Longgarkan atau lepaskan pakaian 4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 5. Berikan cairan oral 6. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih) 7. Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila) Edukasi Anjurkan tirah baring Kolaborasi Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu 8. Risiko cedera S : - O : - Terkait : Kejang Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 1x24 jam, maka tingkat cedera dapat menurun, dengan kriteria hasil : Pencegahan cedera Observasi 1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera 2. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
  6. 6. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) Kriteria hasil Kejadian cedera 1 2 3 4 5 Luka/lecet 1 2 3 4 5 Keterangan : Kejadian cedera, Luka/lecet 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun 3. Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah Terapeutik 1. Sediakan pencahayaan yang memadai 2. Gunakan lampu tidur selama jam tidur 3. Sediakan alas kaki antislip 4. Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi ditempat tidur 5. Pastikan bel panggilan atau telefon mudah dijangkau 6. Pastikan barang barang pribadi mudah dijangkau Edukasi 1. Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga 2. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 9. Bersihan jalan nafas tidak efektif S : Dispnea O : 1. Batuk tidak efektif 2. Tidak mampu batuk 3. Sputum berlebih 4. Mengi, wheezing, ronki 5. gelisah Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x24 jam, maka bersihan jalan nafas Meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Produksi sputum 1 2 3 4 5 Mengi, wheezing 1 2 3 4 5 Batuk efektif 1 2 3 4 5 Keterangan: Batuk efektif 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Manajemen Jalan Nafas Observasi 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering) 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical) 2. Posisikan semi-Fowler atau Fowler 3. Berikan minum hangat 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum 7. Penghisapan endotrakeal 8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
  7. 7. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) Keterangan : Produksi sputum, Mengi, wheezing 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun 9. Berikan oksigen, jika perlu Edukasi 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi. 2. Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu. 10. Pola nafas tidak efektif S : Dispnea O : 1. Penggunaan otot bantu pernapasan 2. Pola napas abnormal (takipnea, bradipnea) 3. Pernapasan cuping hidung Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x24 jam, maka pola nafas Membaik dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Dispnea 1 2 3 4 5 Penggunaan otot bantu napas 1 2 3 4 5 Frekuensi napas 1 2 3 4 5 Keterangan : Dispnea, Penggunaan otot bantu napas 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun Frekuensi napas 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Manajemen Jalan Nafas Observasi 4. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) 5. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering) 6. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik 10. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical) 11. Posisikan semi-Fowler atau Fowler 12. Berikan minum hangat 13. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 14. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik 15. Lakukan hiperoksigenasi sebelum 16. Penghisapan endotrakeal 17. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill 18. Berikan oksigen, jika perlu Edukasi 3. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi. 4. Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
  8. 8. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 11. Risiko perfusi serebral tidak efektif S : - O : - Terkait : 1. Stroke 2. Ht 3. Cedera kepala Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x24 jam, maka perfusi serebral meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5 TIK 1 2 3 4 5 gelisah 1 2 3 4 5 Nilai rata – rata TD 1 2 3 4 5 Keterangan : TIK, gelisah 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun Nilai rata – rata TD 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Tingkat kesadaran 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Menejemen Peningkatan Tekanan Intrakranial Observasi 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi, gangguan metabolisme, edema serebral) 2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun) 3. Monitor MAP (Mean Arterial Pressure) 4. Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu 5. Monitor PAWP, jika perlu 6. Monitor PAP, jika perlu 7. Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia 8. Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure) 9. Monitor gelombang ICP 10. Monitor status pernapasan 11. Monitor intake dan output cairan 12. Monitor cairan serebro-spinalis (mis. Warna, konsistensi) Terapeutik 1. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang 2. Berikan posisi semi fowler 3. Hindari maneuver Valsava 4. Cegah terjadinya kejang 5. Hindari penggunaan PEEP 6. Hindari pemberian cairan IV hipotonik 7. Atur ventilator agar PaCO2 optimal 8. Pertahankan suhu tubuh normal Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian sedasi dan antikonvulsan, jika perlu 2. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu 3. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
  9. 9. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 12. Risiko perfusi perifer tidak efektif S : - O : - Terkait : 1. Dm 2. HT 3. Kanker Setelah dilakukan intérvensi keperawatan selama 2x24 jam, maka perfusi perifer meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Denyut nadi perifer 1 2 3 4 5 Warna kulit pucat 1 2 3 4 5 Akral 1 2 3 4 5 Turgor kulit 1 2 3 4 5 Keterangan : Warna kulit pucat 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun Akral, Turgor kulit 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Denyut nadi perifer 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Pencegahan syok Observasi 1. Monitor status oksigenasi 2. Monitor status cairan 3. Monitor tingkat kesadaran Terapeutik Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi ˃94% Edukasi 1. Jelaskan penyebab risiko syok 2. Jelaskan tanda gejala syok Kolaborasi Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
  10. 10. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 13. Intoleransi aktivitas S : 1. Lelah 2. dispnea O : 1. frekuensi jantung meningkat ˃ 20% dr kondisi istirahat 2. tekanan darah berubah ˃ 20% dr kondisi istirahat Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 Keluhan lelah 1 2 3 4 5 Dispnea saat aktivitas dan setelah aktivitas 1 2 3 4 5 TD 1 2 3 4 5 Keterangan : Keluhan lelah, Dispnea saat aktivitas dan setelah aktivitas 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun TD 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Frekuensi nadi 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Manajemen Energi Observasi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 3. Monitor pola dan jam tidur Terapeutik 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus 2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan Edukasi 1. Anjurkan tirah baring 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
  11. 11. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 14. Penurunan curah jantung S : 1. Perubahan irama jantung (palpitasi) 2. Perubahan preload (lelah) 3. Perubahan afterload (dispnea) O : 1. Bradikardi/takikardi 2. Edema 3. TD meningkat/ menurun Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, curah jantung meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Kekuatan nadi perifer 1 2 3 4 5 lelah 1 2 3 4 5 Edema Dispnea 1 2 3 4 5 TD 1 2 3 4 5 Keterangan : Lelah, Edema,Dispnea 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun TD 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Kekuatan nadi perifer 1 : Menurun 2 : Cukup menurun 3 : Sedang 4 : Cukup meningkat 5 : Meningkat Perawatan jantung Observasi 1. Identifikasi tanda gejala primer penurunan curah jantung 2. Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan curah jantung 3. Monitor TD 4. Monitor BB 5. Monitor oksigen 6. Monitor keluhan nyeri dada Terapeutik 1. Posisikan px semi fowler/fowler 2. Gaya hidup sehat Edukasi 1. Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi 2. Anjurkan beraktivitas seara bertahap 3. Anjurkan berhenti merokok Kolaborasi Kolaborasi pemberian anti aritmia
  12. 12. No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI) 15. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah S : - O : - Terkait : 1. Dm 2. Hipoglikemia Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, kestabilan kadar glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil Mengantuk 1 2 3 4 5 Pusing 1 2 3 4 5 Lelah lapar 1 2 3 4 5 kadar glukosa dalam darah 1 2 3 4 5 Keterangan : Mengantuk, Pusing, Lelah, lapar 1 : Meningkat 2 : Cukup meningkat 3 : Sedang 4 : Cukup menurun 5 : Menurun kadar glukosa dalam darah 1 : Memburuk 2 : Cukup Memburuk 3 : Sedang 4 : Cukup membaik 5 : membaik Manajemen hiperglikemia Observasi 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hipogikemia 2. Monitor kadar glukosa darah Terapeutik 1. Berikan karbohidrat 2. Berikan glukagon Edukasi Anjurkan monitor kadar glukosa darah Kolaborasi Kolaborasi pemberian dextrose Kolaborasi pemberian glukagon

×