1. IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING
DI DESA BANGUNSARI KECAMATAN LASALEPA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
WA ODE PIANA
2013 IB 0049
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Akspetor KB Implant yang Mengalami Efek Samping
di Wilayah Kerja Desa Bangunsari
Kecamatan Lasalepa
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Proposal
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Agustus 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Asrini, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
3. iii
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji
proposal Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)
2. Wa Ode Emy Zulhaedah, SST (……………………………….)
3. Fatmawati Desa, SST (……………………………….)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Emy Zulhaedah, SST Fatmawati Desa, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
4. iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Wa Ode Piana
NIM : Psw.2013.IB.0049
Tempat / TanggalLahir : Tombula, 19 Februari1995
JenisKelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : DesaKawite – Kawite, Kec. Kabawo, Kab. Muna
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 16 Kabawo 2001 – 2007
B. SMP : SMP Muhamadiyah Raha 2007 – 2010
C. SMA : SMA Muhamadiyah Raha 2010 – 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016.
5. v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada
Sang Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Gambaran Akseptor KB Implant yang
Mengalami Efek Samping di Wilayah Kerja Desa Bangunsari Kabupaten Muna
Tahun 2016 dapat selesai tepat pada waktunya.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Ibu Sartina, SST selaku Pembimbing I dan Asrini, SST selaku
Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk,
pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha sekaligus penguji Karya Tulis, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan
6. vi
Paramata Raha Kabupaten Muna atas keikhlasan dan bimbingannya yang sangat
berharga dan tiada henti.
3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala Kesbang Pol dan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Muna yang telah
membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian ini
5. Kepala Puskesmas Lasalepa dan kepala Ruangan KIA Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian
informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Petugas Puskesmas Katobu khususnya petugas Ruang KIA/KB yang
bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Orang tuaku Ayah handa La Ode Ongke dan Ibunda Wa Anto serta orang tua wali
saya Bapak Ali Muharam dan Ibu Wa Ode Rosmala Dewi yang paling kucintai,
yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a
restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan
rohmat dan hidayah-Nya.
7. vii
8. Seluruh saudaraku (Muslimin dan Muhajirin) yang kusayangi yang telah
memberikan doa dan motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat – sahabatku terutama
kepada, Mariani, Munawira, Desi, atas persahabatan yang tulus selama ini, serta
yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi warna dalam
persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun
penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Agustus 2016
Penyusun
8. viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................. xiii
Intisari .......................................................................................................... xiv
Bab I Pendahuluan.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1. Tujuan Umum ...................................................................... 5
2. Tujuan Khusus...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 5
2. Manfaat Praktis .................................................................... 7
Bab II Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
A. TelaahPustaka ………………………………………………… 7
1. Akseptro KB Implant ………………………………… 7
2. Efek samping …………………………………………….. 15
B. Landasan Teori…………………………………………………. 16
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 17
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 17
Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 18
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 18
9. ix
1. Populasi ................................................................................ 18
2. Sampel ................................................................................. 18
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 20
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 20
E. Definisi Operasional ................................................................... 20
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 21
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 21
1. Pengolahan Data .................................................................. 21
2. Análisis Data ........................................................................ 22
H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 23
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 24
A. Gambaran Umum Letak Geografis............................................. 24
B. Hasil Penelitian........................................................................... 24
C. Pembahasan ................................................................................ 28
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 31
A. Kesimpulan................................................................................. 31
B. Saran ........................................................................................... 31
DaftarPustaka................................................................................................. 33
Lampiran – Lampiran
10. x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami Efek
Samping Nyeri Kepala atau Pusing di Desa Bangun sari Kabupaten
Muna tahun 2016…………………………………........................................ 27
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami Efek
Samping Nyeri Payudara di Desa Bangunsari Kabupaten Muna
Tahun 2016...………………………………………………………………… 28
Table 3 : Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami Efek
Samping penurunan berat badan atau penurunan berat badan
Di Desa Bangunsari Kabupaten Muna Tahun 2016.…………………………. 28
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami Efek
Samping Mual atau Gelisah di Desa Bangunsari Kabupaten Muna
tahun
2016……………………………………………………………………………
29
11. xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Konsep………………………………………….................. 36
Gambar 2 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah Kerja Desa Bangunsari Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna Tahun 2016………………………………………… 25
Gambar 3 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan umur di
desa Bangunsari Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna Tahun 2016…………………...…………………… 26
12. xii
INTISARI
Wa Ode Piana (Psw.2013.IB.0049) “Identifikasi Akseptor KB Implant yang
Mengalami Efek Samping di Wilayah Kerja di Desa Bangunsari Kabupaten Muna
Tahun 2016” di bawah bimbingan Sartina dan Asrini
Latar belakang: Metode kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari metode
yang tersedia pada saat ini, nampaknya mulai diminati masyarakat khususnya
dibagian Desa Bangunsari pasangan usia subur meskipun banyak perempuan
mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak
hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan
mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 49
responden yang mengalami efek samping Nyeri Payudara berjumlah 6 responden
sebesar (14,28%) dan yang mengalami efek samping 42 responden sebesar (75%).
Peningkatan Berat Badan berjumlah 28 responden sebesar (66,66%) dan yang tidak
mengalami efek samping 21 responden sebesar (42,85%). Nyeri Payudara berjumlah
1 responden sebesar (2,38%) dan yang tidak mengalami efek samping 48 responden
sebesar (97,95%). Nyeri Kepala berjumlah 7 responden sebesar (14,28%) dan yang
mengalami efek samping 42 responden sebesar (85,72%).
Kesimpulan: Gambaran efek samping yang di alami Akseptor KB Implant Nyeri
Kepala atau Pusing sebesar (14,28%) dan yang tidak mengalami efek samping
sebesar (85,72%). Nyeri Payudara sebesar (2,06%) dan yang tidak mengalami efek
samping sebesar (97,95%). Peningkatan Berat yang mengalami efek samping sebesar
(66,66%) dan yang tidak mengalami efek samping sebesar (42,85%). Gelisah yang
mengalami efek samping sebesar (14,28%) dan yang tidak mengalami efek samping
sebesar (85,72%).
Kata kunci: KB Implant, Efek samping,
Daftar Pustaka :10 (2006 – 2015)
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia
merupakan kekuatan pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran
bila kondisinya disertai faktor kualitas dan persebarannya merata. Hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang, dengan jumlah
penduduk yang besar sekitar 265 juta untuk Amerika dan 124 juta untuk
pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing (BKKBN,2006).
Gerakan Keluarga Berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana
Negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat mengendalikan dan
menerima gerakan Keluarga Berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan
keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan (Mabuaba,
2010).
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas
Tahun 2015”. Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana
Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kuialitas
penduduk. Kontribusi program Keluarga Berencana nasional tersebut dapat dilihat
pada pelaksanaan program Making pregnancy safer. Salah satu pesan kuncidalam
rencana strategik Nasional making pregnancy safer (MPS) di indonesia 2001-
2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, Keluarga Berencana
14. 2
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventip yang paling dasar dan utama.
Untuk mengoptimalkan manfaat Keluarga Berencasna
bagikesehatan,pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan
reproduksi yang telah tersedia. (Prawirohardjo, 2010)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
2011 akan memprioritaskan tiga program peningkatan partisipasi KB, yaitu
program KB bagi generasi muda memasuki usia nikah, program KB bagi
penduduk miskin dan program KB bagi penduduk di daerah terpencil dan
perbatasan. Dengan anggaran Program KB yang cukup, maka BKKBN akan
mampu memenuhi target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
periode 2009-2014 antara lain penurunan pertumbuhan penduduk dari 1,4 persen
per tahun saat ini menjadi 1,1 persen pada 2014, serta penurunan angka kesuburan
wanita (TFT- total fertility rate) dari 2,4 menjadi 2,1 pada 2014.
Menyadari hal tersebut yang merupakan kondisi yang kondusif bagi
pengguna kontrasepsi maka pada saat ini lebih dititik beratkan pada strategi agar
pelayanan lebih mudah dijangkau, diperoleh dan diterima oleh berbagai sub
kelompok masyarakat dengan tujuan utama pemberian pelayanan yang didasarkan
pada mutu yang baik, sehingga kepedulian dalam meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan semangat untuk mencapai yang terbaik khususnya dalam
pelayanan KB tetap terpelihara.
Umur seorang wanita menjadi indikator dalam masa reproduksi terutama
dalam menentukan/mengatur kehamilannya. Umur ibu pada saat hamil merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan kehamilan sampai proses
15. 3
persalinan. Ini dapat dilihat dari faktor-faktor resiko suatu kehamilan antara umur
< 20 tahun > 35 tahun, wanita yang hamil dan melahirkan adalah umur 20 - 35
tahun. Wanita yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun mempunyai
resiko terhadap kejadian-kejadian yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan
bayinya, hal ini karna belum sempurnanya perkembangan alat-alat reproduksi.
Untuk itu dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah/
menunda kehamilan.
Paritas adalah banyaknya bayi yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik
dalam keadaan hidup atau lahir mati. Pada umumnya paritas yang tinggi(>3 kali)
merupakan faktor resiko bagi wanita/ibu untuk hamil dan melahirkan. Hal ini
dijelaskan bahwa setiap kehamilan akan menyebabkan kelainan pada uterus. Dan
ideal seorang wanita /ibu untuk hamil dan melahirkan adalah dua kali selama
hidupnya karena masa tersebut secara biologis dan pisikologis dalam keadaan
sehat unutk menjalani proses kehamilan/persalianan.(Wiknjosastro H, 2006)
Pendidikan diartikan sebagai proses belajar yang ditempuh oleh seseorang
untuk meningkatkan kemampuan intelektual secara formal, karena tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi dengan
demikian akan meningkatkan motivasi untuk menunda atau membatasi kelahiran
dan semakin mudah mencerna dan mengerti informasi yang diperoleh khususnya
masalah kontrasepsi.
Metode kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari metode yang
tersedia pada saat ini, nampaknya mulai diminati masyarakat khususnya pasangan
usia subur meskipun banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam
16. 4
menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya
metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan
dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek
samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,
besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya
dan lingkungan serta orang tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan
berkesinambungan program KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat
diatasi. (prawirohardjo , 2010)
Di Desa Bangunsari Kec. Lasalepa Kab. Muna sebagai lokasi penelitian
dimana pada tahun 2015/2016, jumlah PUS sebanyak 1910 dan jumlah peserta
KB aktif kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah Suntik 440 (40,44%),
Pil 552 (50,73 %), Implant 56 (7,6 %), Kondom 1 (0,9%), IUD 0 (0 %), MOW 15
(1,37), MOP 2 (0,18%). Data tersebut menunjukkan bahwa program KB cukup
berhasil diterima masyarakat, hal ini sesuai dengan harapan pemerintah untuk
senantiasa meningkatkan inisiatif dan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan
program KB(profil puskesmas).
Studi tentang gambaran penggunaan kontrasepsi implant oleh akseptor KB
diharapkan dapat memberi gambaran mengenai penggunaan kontrasepsi oleh
masyarakat (PUS) dalam upaya mencegah kehamilan / mengatur kelahiran, hal ini
membuat peniliti merasa tertarik untuk melakukan penilitian pada akseptor
Implant yang mengalami efek samping di wilayah kerjadi Desa Bangunsari Kab.
Muna tahun 2016.
B.
17. 5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti merumuskan
masalah “Bagaimana Gambaran Akseptor KBImplant yang MengalamiEfek
Samping Di Wilayah Kerja Desa Bangunsari Kabupaten Muna Tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui begaimana Gambaran Akseptor KB Implant yang
Mengalami Efek Samping di Wilayah Kerja di Desa Bangunsari Kabupaten
Muna Tahun 2016”.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran akseptor KB Implant yang mengalami efek
samping salah satu atau lebih di Desa Bangunsari Kabupaten Muna tahun
2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan acuan kepada pembaca tentang efek samping penggunaan
akseptor KBImplant.
b. Sabagai sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang
dapat menambah pengetahuan mengenai efek samping penggunaan
akseptor KB Implant.
c. Dapat dijadikan sebagai dokumentasi ilmiah untuk bahan penyusunan
penelitian berikutnya.
18. 6
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi dan masukan yang berharga bagi pemerintah
khususnya pemerintah setempat dan bagi Pus di Desa Bangunsari Kab.
Muna.
b. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi pemerintah khusunya
BKKBN dan bagi akseptor KB khususnya akseptor implant.
19. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Akseptor KB Implant
a. Pengertian
Akseptor KB adalah orang yang menggunakan/memakai salah
satu alat kontrasepsi KB. Implant merupakan alat kontrasepsi yang terdiri
dari batang elastik lembut untuk dipasangkan di bawah kulit lengan, yang
berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan (Varney, dkk, 2007).
Kontrasepsi Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang
dibawah kulit.Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silasyic silicon
(Polydimenthylsiloxane) dan dipasang dibawah kulit, sangat efektif
(kegagalan 0,2 – kehamilan per 100 perempuan) (Nina Siti Mulyani,dkk
2013).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diartikan bahwa
akseptor KB implant adalah orang yang menggunakan/memakai salah satu
alat kontrasepsi KB yang terdiri dari batang elastik lembut untuk
dipasangkan di bawah kulit lengan.
Kapsul yang tipis berisi berisi progestin untuk ditanam (Implant)
sudah tersedia di Amerika Serikat. Enam kapsul kapsul dimasukkan
melalui insisi kulit sepanjang 2 mm di bawah kulit bagian dalam lengan
atas yang tidak dominan dengan bentuk kipas dibawah anastesi local. Kira
20. 8
– kira selebar 4 jari dari epikondilus medialis, kulit dibersihkan dengan 3
kali apusan larutanantiseptic, kemudian pasanglah duk yang berlubang dan
suntikkan anastetika lokal dengan jarum 25 membentuk bula intradermal.
Dengan menggunakan jarum 1,5 inci nomor 18-22, 1 ml anastetika lokal
disuntikkan sepanjang setiap sisi yang akan dimasukkan kapsul.ujung
proksimal kapsul kira - kira terpisah 15 derajat (dan cukup dekat untuk
dicabut kembali dengan satu insisi kecil) dalam pola miring melebar
sebesar 75-90 derajat. Dengan menggunakan trokar tajam atau pisau
skalpel nomor 11, buatlah insisi dan kapsul dimasukkan dari sisi paling
medial ke sisi paling lateral. Daerah insisi, tidak memerlukan jahitan,
cukup ditutup dengan kasa bebat (untuk mencegah memar) selama 24 jam
(Raplh C. dkk, 2009).
b. Macam-Macam Akseptor KB
Menurut manuaba (2010), akseptor keluarga berencana yang didikuti oleh
pasangan usia subur dapat dibagi menjadi tiga macam :
1) Akseptor atau peserta KB baru, yaitu pasangan usia subur yang pertama
kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang
berakhir dengan keguguran atau persalinan.
2) Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
3) Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti
pemakaian dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi
lainnya.
21. 9
c. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah
kulit. Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel
yang dibungkus dalam kapsul silasyic silicon (polydimenthylsiloxane) dan
dipasang dibawah kulit, sangat efektif (kegagalan 0,2 – kehamilan per 100
perempuan) (nina siti mulyani,dkk, 2013).
Kapsul yang tipis berisi berisi progestin untuk ditanam (Implant)
sudah tersedia di Amerika Serikat.Enam kapsul kapsul dimasukkan melalui
insisi kulit sepanjang 2 mm di bawah kulit bagian dalam lengan atas yang
tidak dominan dengan bentuk kipas dibawah anastesi lokal. Kira – kira
selebar 4 jari dari epikondilus medialis, kulit dibersihkan dengan 3 kali
apusan larutan antiseptic, kemudian pasanglah duk yang berlubang dan
suntikkan anastetika lokal dengan jarum 25 membentuk bula intradermal.
Dengan menggunakan jarum 1,5 inci nomor 18-22, 1 ml anastetika lokal
disuntikkan sepanjang setiap sisi yang akan dimasukkan kapsul.ujung
proksimal kapsul kira - kira terpisah 15 derajat (dan cukup dekat untuk
dicabut kembali dengan satu insisi kecil) dalam pola miring melebar sebesar
75-90 derajat. Dengan menggunakan trokar tajam atau pisau skalpel nomor
11, buatlah insisi dan kapsul dimasukkan dari sisi paling medial ke sisi
paling lateral. Daerah insisi, tidak memerlukan jahitan, cukup ditutup
dengan kasa bebat (untuk mencegah memar) selama 24 jam.(Raplh C,dkk,
2009).
22. 10
d. Jenis-Jenis Implant
Implant terdiri dari 3 jenis yaitu:
1) Norplant ; terdiri dari 6 batang berongga dengan panjang 3,4 cm
dengandiameter 2,4 mm, yakni diisi dengan 36 mg levenorgesterol dan
lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon ; terdiri dari dua batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm
dengan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 2-keto-desogesteral,
lama kerjanya 5 tahun.
3) Jeneda dan indoplant ; terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levenorgesteral dengan lama kerja 5 tahun (Anonymous, 2006).
e. Keuntungan dan kerugian Implant
1) Keuntungan
Kontrasepsi jangka panjang, tidak memerlukan tindakan saat
senggama, dan metode ini dikendalikan oleh wanita itu
sendiri.Kembalinya kesuburan terjadi segera setelah alat
dilepas.Metabolisme lipid dan glukosa tidak terpengaruh.
2) Kerugian
Tidak ada keterlibatan pasangan, keefektifitan kurang bagi wanita
dengan berat badan labih besar, dan tidak ada perlindungan terhadap
infeksi menular seksual. Pelepasan mungkin sulit akibat perubahan
fibrotic, dan efek samping serta komplikasi yang serius selama insersi
dan pelepasan banyak melibatkan perkara pengadilan.(Constance
Sinclair,2010)
23. 11
f. Cara Kerja Implant
Dengan disusupkannya 1 kapsul, 2 kapsul atau 6 kapsul silatik
Implant dibaah kulit, maka seiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah
levonorgestral dalam darah melalui proses difusi dari kapsul. Kapsul yang
terbuat dari bahan silatik.Besar kecilnya levonogestral yang dilepas
tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silatik dan ketebalan dari
dinding kapsul tersebut. Satu set implanyangterdiri dari 6 kapsul dapat
bekerja secara efektif selama 5 tahun. Sedang implanon yang terdiri dari 1
atau kapsul dapat bekerja secara efektif selama 3 tahun.
Cara kerja Implant dalam mencegah kehamilan yaitu dengan
dilepaskannya hormone levonorgestrak secara konstan dan kontinyu. Cara
kerja Implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri dari :
1) Mengentalkan lendir serviks
2) Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
Implantasi
3) Melemahkan transportasi sperma
4) Menekan ovulasi
Kapsul yang tipis berisi berisi progestin untuk ditanam (Implant)
sudah tersedia di Amerika Serikat.Enam kapsul kapsul dimasukkan
melalui insisi kulit sepanjang 2 mm di bawah kulit bagian dalam lengan
atas yang tidak dominan dengan bentuk kipas dibawah anastesi lokal. Kira
– kira selebar 4 jari dari epikondilus medialis, kulit dibersihkan dengan 3
kali apusan larutan antiseptic, kemudian pasanglah duk yang berlubang
24. 12
dan suntikkan anastetika lokal dengan jarum 25 membentuk bula
intradermal. Dengan menggunakan jarum 1,5 inci nomor 18-22, 1 ml
anastetika lokal disuntikkan sepanjang setiap sisi yang akan dimasukkan
kapsul.ujung proksimal kapsul kira - kira terpisah 15 derajat (dan cukup
dekat untuk dicabut kembali dengan satu insisi kecil) dalam pola miring
melebar sebesar 75-90 derajat. Dengan menggunakan trokar tajam atau
pisau skalpel nomor 11, buatlah insisi dan kapsul dimasukkan dari sisi
paling medial ke sisi paling lateral. Daerah insisi, tidak memerlukan
jahitan, cukup ditutup dengan kasa bebat (untuk mencegah memar) selama
24 jam (Raplh C. dkk, 2009).
g. Yang boleh menggunakan Implant dan yang tidak boleh menggunakan
Implant
1) Yang boleh menggunakan Implant
a) Umur reproduksi 20 – 35 tahun.
b) Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan atau tidak ingin tambah
anak lagi tetapi saat ini belum menggunakan kontrasepsi mantap.
c) Menghendaki kontrasepsis yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d) Pascapersalinan dan sedang menyusiu bayinyan yang berusia 6
minggu atau lebih.
2) Yang tidak boleh menggunakan Implant
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
25. 13
c) Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e) Mioma uterus dan kanker payudara
f) Ibu yang memiliki riwayat hipertensi
g) Ibu yang memiliki riwayat diabetes mellitus.(Nina Siti Mulyani,Sst
dan Mega Rinawati,2013).
h. Efektivitas Implant
1) Norplant
Data efektivitas jangka panjang yang sangat baik membuktikan bahwa
norplant adalah salah satu kontrasepsi reversibel efektif yang saat ini ada
dipasaran. Sebagian besar penelitian memperlihatkan angka kehamilan
kurang dari 0,5 per 100 tahun – wanita bahkan setelah 5 tahun
pemakaian. Data awal yang menunjukkan bahwa efektivitas sedikit lebih
rendah pada wanita dengan berat badan lebih dari 70 kg setelah 3 tahun
pemakaian (karena penurunan kedar dalam darah ) tampaknya sudah
dikoreksi melalui modifikasi alat. Pada wanita yang sangat gemuk angka
kegagalan mungkin masih tinggi, tetapi data yang ada masih
terbatas.Kehamilan ektopik jarang terjadi.
2) Jadelle
Efektivitas kontrasepsinya hamper identik dengan norplant, dan
dipasarkan sebagai metode 5 tahun.
3) Implanon
26. 14
Metode yang baru dipasarkan ini memiliki efektivitas yang ssangat tinggi
dengan tidak ada laporan terjadi kehamilan pada uji fase III. Metode ini
dipasarkan untuk pemakaian 3 tahun.(Anna Glasier,Ailsa Gebbie,2006)
2. Efek Samping
Pada kebanyakan pasien yang menggunakan KB Implant dapat menyebabkan
timbulnya keluhan – keluhan seperti :
a. Nyeri kepala atau pusing
b. Peningkatan atau penurunan berat badan
c. Nyeri payudara serta perasaan mual
d. Perubahan perasaan atau kegelisaan
e. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Implant
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termaksud AIDS
g. Pasien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
h. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat – obat tuberkolosis
(rifampisin) atau epilepsy (fenitoin dan barbiturate). Terjadinya kehamilan
ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan pertahun) (Nina
Siti Mulyani, dkk, 2013)
1) Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat luka sayatan:
a) Infeksi atau abses disebabkan oleh pemakaian alat-alat yang tidak steril.
27. 15
b) Hematoma
c) Ekspulsi kapsul
d) Migrasi kapsul
2) Konseling Pra Dan Pasca Pemasangan Implant
a. Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien,
dan ciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara
secara terbuka dalam segala hal termaksud masalah – masalah pribadi
sekaligus.
b. Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari, dan menanggapi keadaan
klien karena setiap klien empunyai kebutuhan da tujuan reproduksi
yang berbeda.
c. Memberikan informasi yang baik kepada klien.
Dengan mendengarkan apa saja yang disampaikan klien berarti petugas
belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap
klien.
d. Menghindari pemberian pemberian informasi berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan, namun tidak
semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi.
e. Tersedianya metode yang diinginkan klien
Petugas mebantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan
harus tanggap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menangguhkan penggunaan kontrasepsi.
28. 16
f.Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien
agar memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara – cara
penggunaanya.
B. Landasan Teori
Akseptor KB adalah orang yang menggunakan/memakai salah satu alat
kontrasepsi KB. Implant merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari batang
elastik lembut untuk dipasangkan di bawah kulit lengan, yang berguna untuk
mencegah terjadinya kehamilan (Varney, dkk, 2007).
Kontrasepsi Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah
kulit.Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang
dibungkus dalam kapsul silasyic silicon (polydimenthylsiloxane) dan dipasang
dibawah kulit, sangat efektif (kegagalan 0,2 – kehamilan per 100 perempuan)
(nina siti mulyani,dkk,2013).
Efek samping yang menggunakan KB Implant dapat menyebabkan
timbulnya keluhan – keluhan seperti nyeri kepala atau pusing, Peningkatan atau
penurunan berat badan, Nyeri payudara serta perasaan mual, Perubahan perasaan
atau kegelisaan,
29. 17
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
:Variabel Tidak Terikat
:Variabel Terikat
:Hubungan antar Variabel yang diteliti
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran efek samping yang di alami aseptor KB Implant?
a. Nyeri kepala atau pusing?
b. Nyeri payudara?
c. Peningkatan atau penurunan berat badan?
d. Perasaan mual atau kegelisahan?
Efek Samping :
1. Nyeri kepala atau pusing
2. Nyeri payudara
3. Peningkatan atau penurunan berat
badan
4. Perasaan mual atau kegelisahan
Akseptor KB Implant
30. 18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif yang merupakan
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena
yang terjadi pada suatu kelompok subjak tertentu tanpa membuat kesimpulan
yang bersifat sebab akibat.Deskripsi dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada factual daripada penyimpulan.Penelitian kuantitatif adalah
teknikyang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai
hasil pengukuran maupun hasil konvensi.Pada penelitian ini menggambarkan efek
samping pada pengguna Aseptor KB Implant di Desa Bangunsari Kec. Lasalepa
Kabupaten Muna.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang menjadi sasaran
penelitian.yaituseluruh akseptor KB Implant aktif di Desa Bangunsari
Kabupaten Munaberjumlah 56 PUS.
2. Sampel
Sampel adalah sebagianyang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan diangkap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini menggunakan
sampel simple random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana)
yaitu semua anggota sampel memili kesempatan yang sama untuk dipilih.
Dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 49PUS.
31. 19
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara diundi, yaitu semua anggota
populasi ditulis pada kertas kecil lalu digulung dan dimasukkan kedalam suatu
wadah yang diberi lubang kecil kemudian dikocok dan dibalikkan sehingga
gulungan kertas dapat keluar. Setelah mancapai jumlah sampel yang diinginkan
sesuai dengan rumus yang dipakai, undian dihentikan. Nama-nama yang keluar
adalah sampel yang dapat mewakili semua populasi.
Untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus :
n =
1 + ( )
Keterangan :
n : besarnya satuan
N : besarnya populasi
d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)
Jumlah seluruh populasi akseptor KB di Desa Bangunsari yaitu 56 PUS.
Dengan menggunakan rumus diatas maka besarnya dapat dihitung sebagai
berikut:
n =
56
1 + 56(0,0025)
n =
56
1 + 1,14
n =
56
1,14
= 49
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah adalah 49
32. 20
C. NWaktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016.
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Bangunsari Kabupaten
Muna.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Data yang diperoleh dari :
1. Data primer diperoleh dengan metode pemberian angket yaitu menggunakan
kuesioner atau lembar daftar pertanyaan kepada responden dengan variabel:
a. Nyeri Kepala Atau Pusing
b. Nyeri Payudara
c. Peningkatan atau Penurunan Berat Badan
d. Perasaan Mual atau Kegelisahan
2. Data Sekunder diambil dari hasil laporan PLKB tahun 2015 berupa catatan
jumlah PUS dan Akseptor KB di Desa Bangunsari Kabupaten Muna.
E. Defenisi Operasional
1. Akseptor KB Implant adalah orang yang menggunakan/memakai salah satu
alat kontrasepsi KB yang terdiri dari batang elastik lembut untuk dipasangkan
di bawah kulit lengan.
2. Efek samping KB Implant menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta amenorea, hingga timbulnya keluhan – keluhan seperti :
33. 21
a. Nyeri kepala atau pusing
b. Peningkatan atau penurunan berat badan
c. Nyeri payudara serta perasaan mual
d. Perubahan perasaan atau kegelisaan
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan
data yaitu dalam bentuk kuesioner atau lembar daftar pertanyaan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis
kegiatan, yakni :
a. Memeriksa data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal
sebagai berikut :
a) Memeriksa kelengkapan data
34. 22
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau
data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar
supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah
satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah
dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
1) Manual
2) Elektronis / komputer (Putri Ariani, A, 2014)
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian
dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:
P =
f
n
x 100%
35. 23
Keterangan :
P = Presentase
f = Jumlah jawaban yang benar
n = Jumlah soal (Putri Ariani, A, 2014)
H. Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin
penelitian kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan
pengumpulan data di lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh
di lapangan dengan menggunakan teknik simple random sampling.
c. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara
analitik dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
d. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
36. 24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum letak geografis
a. Letak Geografis
Letak geografis Kecamatan Lasalepa terletak di Jazirah Sulawesi
Tenggara dan di bagian Utara pulau Muna sebelah Selatan garis katulistiwa
yakni 40
6” – 50
15” Lintang Selatan dan diantara 1220
7½ - 1230
15”
Bujur barat.Dengan batas wilayah adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Napabalano
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton Utara
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kusambi.
b. Keadaan Demografis
Jumlah peduduk kecamatan Lasalepa yang menjadi sasaran
pelayanan kesehatan di puskesmas yaitu 10.884, yang terdiri desa Labone
berjumlah 2.241, desa Bonea berjumlah 1.863, desa Labunti berjumlah
2.281, desa Parida berjumlah 1.305, desa Lasalepa berjumlah 1.080, desa
Bangunsari berjumlah 1.326 dan desa Kombungo berjumlah 788 jiwa.
37. 25
c. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Lasalepa
No Jenis Ketenagaan PNS PTT Honorer Pengabdi Jumlah
1 Dokter Umum 0
2 S2 Kesehatan 0
3 S1 Kesmas 3 3 1 7
4 S1 Keperawatan 1 1 2
5 S1 Gizi 1 1
6 D3 Gizi 1 1
7 D3 Gigi 0
8 D3 kesling 1 1
9 D3 kebidanan 3 3 3 6 15
10 D1 Kesling 1 1
11 D3 Farmasi 1 1
12 D3 Keperawatan 6 12 13 31
13
SMA
(Administrasi)
1 3 4
Jumlah 18 3 21 22 64
d. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di wilayah Kerja
Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Primer 2016
Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah Kerja Desa Bangunsari Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna Tahun 2016
25
35%
41%
24%
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
c. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Lasalepa
No Jenis Ketenagaan PNS PTT Honorer Pengabdi Jumlah
1 Dokter Umum 0
2 S2 Kesehatan 0
3 S1 Kesmas 3 3 1 7
4 S1 Keperawatan 1 1 2
5 S1 Gizi 1 1
6 D3 Gizi 1 1
7 D3 Gigi 0
8 D3 kesling 1 1
9 D3 kebidanan 3 3 3 6 15
10 D1 Kesling 1 1
11 D3 Farmasi 1 1
12 D3 Keperawatan 6 12 13 31
13
SMA
(Administrasi)
1 3 4
Jumlah 18 3 21 22 64
d. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di wilayah Kerja
Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Primer 2016
Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah Kerja Desa Bangunsari Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna Tahun 2016
25
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
c. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Lasalepa
No Jenis Ketenagaan PNS PTT Honorer Pengabdi Jumlah
1 Dokter Umum 0
2 S2 Kesehatan 0
3 S1 Kesmas 3 3 1 7
4 S1 Keperawatan 1 1 2
5 S1 Gizi 1 1
6 D3 Gizi 1 1
7 D3 Gigi 0
8 D3 kesling 1 1
9 D3 kebidanan 3 3 3 6 15
10 D1 Kesling 1 1
11 D3 Farmasi 1 1
12 D3 Keperawatan 6 12 13 31
13
SMA
(Administrasi)
1 3 4
Jumlah 18 3 21 22 64
d. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di wilayah Kerja
Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Primer 2016
Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah Kerja Desa Bangunsari Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna Tahun 2016
38. 26
Berdasarkan gambar 2, responden terbanyak berpendidikan SMP
sejumlah 20 sebesar (41%), selanjutnya pendidikan SD 17 sebesar (35%),
dan responden dengan pendidikan terendah yaitu pendidikan SMA terdapat
12 responden sebesar (24%).
b. Umur responden
Distribusi responden berdasarkan umur Ibu di Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna.
Sumber: Data Primer Januari – Juni 2016
Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan umur di desa
Bangunsari Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa Kabupaten
Muna Tahun 2016
Berdasarkan gambar 3, responden terbanyak pada umur 21 – 30
berjumlah 33 responden sebesar (67%), umur 31-40 berjumlah 12 orang
sebesar (25%), umur > 40 berjumlah 4 responden sebesar (25%).
e. Analisis Univariat
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.
26
67%
25%
8%
Berdasarkan gambar 2, responden terbanyak berpendidikan SMP
sejumlah 20 sebesar (41%), selanjutnya pendidikan SD 17 sebesar (35%),
dan responden dengan pendidikan terendah yaitu pendidikan SMA terdapat
12 responden sebesar (24%).
b. Umur responden
Distribusi responden berdasarkan umur Ibu di Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna.
Sumber: Data Primer Januari – Juni 2016
Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan umur di desa
Bangunsari Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa Kabupaten
Muna Tahun 2016
Berdasarkan gambar 3, responden terbanyak pada umur 21 – 30
berjumlah 33 responden sebesar (67%), umur 31-40 berjumlah 12 orang
sebesar (25%), umur > 40 berjumlah 4 responden sebesar (25%).
e. Analisis Univariat
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.
26
21-30
31-40
>40
Berdasarkan gambar 2, responden terbanyak berpendidikan SMP
sejumlah 20 sebesar (41%), selanjutnya pendidikan SD 17 sebesar (35%),
dan responden dengan pendidikan terendah yaitu pendidikan SMA terdapat
12 responden sebesar (24%).
b. Umur responden
Distribusi responden berdasarkan umur Ibu di Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna.
Sumber: Data Primer Januari – Juni 2016
Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan umur di desa
Bangunsari Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa Kabupaten
Muna Tahun 2016
Berdasarkan gambar 3, responden terbanyak pada umur 21 – 30
berjumlah 33 responden sebesar (67%), umur 31-40 berjumlah 12 orang
sebesar (25%), umur > 40 berjumlah 4 responden sebesar (25%).
e. Analisis Univariat
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.
39. 27
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel
yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang
selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel.
Distribusi frekuensi gambaran akseptor kbimplant yang mengalami
efek samping di wilayah kerja desa bangunsari kabupaten muna tahun 2016
1) Efek samping
a) Nyeri Kepala
Distribusi frekuensi akseptor kb implant yang mengalami efek
samping nyeri kepala atau pusing di Desa Bangunsari Kabupaten Muna
Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami
Efek Samping Nyeri Kepala atau Pusing di Desa Bangunsari
Kabupaten Muna tahun 2016.
Nyeri Kepala/Pusing Frekuensi (f) Persentase ( % )
Ya 7 14,28%
Tidak 42 85,72%
Jumlah(n) 49 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 49 orang responden yang mengalami
efek samping nyeri kepala berjumlah 7 responden sebesar (14,28%) dan yang
tidak mengalami efek samping 42 responden sebesar (85,72%).
b) Nyeri Payudara
Distribusi frekuensi Akseptor Kb implant yang mengalami efek
samping nyeri payudara di Desa Bangunsari Kabupaten Muna Tahun 2016
dapat dilihat pada Tabel 2.
40. 28
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami
Efek Samping Nyeri Payudara di Desa Bangunsari
Kabupaten Muna tahun 2016.
Nyeri Payudara Frekuensi (f) Persentase ( % )
Ya 1 2,06%
Tidak 48 97,95%
Jumlah(n) 49 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 49 orang responden yang
mengalami efek samping nyeri payudara berjumlah 1 responden sebesar
(2,06%) dan yang tidak mengalami efek samping 48 responden sebesar
(97,95%).
c) Peningkatan berat badan/penurunan berat badan
Distribusi frekuensi Akseptor Kb implant yang mengalami efek
samping peningkatan berat badan/penurunan berat badan di Desa Bangunsari
Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami
Efek Samping penurunan berat badan atau penurunan berat badan
di Desa BangunsariKabupaten Muna
tahun 2016.
Peningkatan berat badan atau
penurunan berat badan
Frekuensi (f) Persentase ( % )
Ya 28 57,14%
Tidak 21 42,85%
Jumlah(n) 49 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 49 orang responden yang
mengalami efek samping nyeri peningkatan berat badan/penurunan berat
41. 29
badan berjumlah 28 responden sebesar (57,14%) dan yang tidak
mengalami efek samping 21 responden sebesar (42,85%).
d) Mual
Distribusi frekuensi Akseptor Kb implant yang mengalami efek samping
mual di Desa Bangunsari Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implant yang Mengalami
Efek Samping Mual atau Gelisah di Desa Bangunsari
Kabupaten Muna tahun 2016.
Mual / Gelisah Frekuensi (f) Persentase ( % )
Ya 6 14,28%
Tidak 43 85,72%
Jumlah(n) 49 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 49 responden yang mengalami efek
samping nyeri payudara berjumlah 6 responden sebesar (14,28%) dan yang
tidak mengalami efek samping 43 responden sebesar (85,72%).
B. Pembahasan
1. Nyeri Kepala
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tabel 2 menunjukkan bahwa
dari 49 orang responden yang mengalami efek samping nyeri kepala
berjumlah 7 orang sebesar (14,28%) dan yang tidak mengalami efek samping
42 orang sebesar (85,72%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nina Siti Mulyani (2013)
bahwa salah satu efek samping dari KB implant adalah Nyeri kepala atau
pusing.Sedangkan menurut Cahyani (2009) bahwa sebagian besar efek
42. 30
samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala kira-kira 20%
wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
Berdasrakan teori tersebut penelitin ini sejalan dengan teori karena
berdasarkan hasil yang didapat terdapat 7 responden yang mengalami efek
samping (14,28%).
2. Nyeri Payudara
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 49
orang responden yang mengalami efek samping nyeri payudara berjumlah 1
orang sebesar (2,06%) dan yang tidak mengalami efek samping 48 orang
sebesar (97,95%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nina Siti Mulyani (2013)
bahwa salah satu efek samping dari KB implant adalah nyeri payudara.Hal
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Safitri Nugraheni (2014) bahwa
nyeri payudara berkaitan dengan retensi cairan akibat kerja hormone
progesterone.
Berdasrakan teori tersebut penelitin ini sejalan dengan teori karena
berdasarkan hasil yang didapat terdapat 1 responden yang mengalami efek
samping (2,04%).
3. Peningkatan berat badan/penurunan berat badan
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 49
orang responden yang mengalami efek samping nyeri peningkatan berat
badan/penurunan berat badan berjumlah 28 orang sebesar (57,14%) dan yang
tidak mengalami efek samping 21 orang sebesar (42,85%).
43. 31
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nina Siti Mulyani (2013)
bahwa salah satu efek samping dari KB implant adalah peningkatan berat
badan/penurunan berat badan.Selain itu berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh Cahyani (2009) wanita yang meggunakan implan lebih sering
mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.
Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh
perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan
dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah
implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas,
pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan
Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa
tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan
berat badan).
Kenaikan berat badan menurut Saifuddin (2006) kemungkinan
disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu
hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian implant dapat menyebabkan
berat badan bertambah.
Berdasrakan teori tersebut penelitin ini sejalan dengan teori karena
berdasarkan hasil yang didapat terdapat 28 responden yang mengalami efek
samping (57,14%).
44. 32
Berdasarkan teori yang dikemukkan oleh Rafika Oktofa (2015) salah
satu jenis implant adalah Implant Levonorgestrel merupakan jenis
kontrasepsihormonal progesteron sintetik kontrasepsi ini memiliki efek
samping yaitu meningkatkan berat badan pada pemakaian jangka panjang.
Berdasarkan studi surveilans tentang peningkatan berat badan pada
penggunaan selama satu tahun kontrasepsi. Implant Levonorgestrel di
Republik Dominika 75% akseptor dan San Fransisco 65% akseptor.
Keterbatasanyang sering dikeluhkan akseptor Implant Levonorgestrel adalah
peningkatan berat badan dan efek samping yaitu peningkatan berat badan
umumnya terjadi pada 3,5 pon sampai 13 pon setelah 3 tahun penggunaan.
Sedangkan menurutu Hartanto (2014), penyebab pertambahan berat badan
pada penggunaan kontrasepsi hormonal belum jelas.Hipotesa para ahlii bahwa
penggunaan kontrasepsi hormonal Implant Levonorgestrel dapat merangsang
pusat pengendali nafsu makan di hypothalamus yang dapat menyebabkan
peningkatan nafsu makan.
Peningkatan berat badan terjadi apabila asupan energi melebihi
pengeluaran, kelebihan kalori disimpan dalam jaringan lemak.Pengaturan
nafsu makan dikendalikan oleh hypothalamus yaitu pusat makan di nucleus
Ventro Lateral Hypotalamus (VLH) dan pusat lapar di Ventro Medial
Hypotalamus (VMH).Peningkatan nafsu makan secara temporal atau
permanen dapat menyebabkan penambahan berat badan dan
obesitas.Neuropeptida sentral yang berperan dalam meningkatkan nafsu
makan yaitu Neuropeptida Y (NPY).NPY adalah peptide yang mengandung
45. 33
36 asam amino dan termasuk keluarga polipeptida pancreas.NPY berperan
dalam menstimulasi nafsu makan, meningkatkan pengumpulan lemak melalui
kortikosteroid, dan meningkatkan produksi glukokortikoid.Pengeluaran NPY
untuk mengatur asupan makanan dipengaruhi oleh leptin, insulin (inhibisi) dan
glukokortikoid (stimulasi).Hormon leptin adalah derivate dari sel lemak yang
mempengaruhi NPY di hypothalamus untuk mengatur prilaku makan. Apabila
terjadi peningkatan kadar leptin dan insulin maka akan terjadi stimulasi
terhadap neuron peptide anoreksigenik sehingga menekan nafsu
makan.Sebaliknya penurunan kadar leptin dan insulin menyebabkan
peningkatan sekresi NPY sehingga meningkatkan nafsu makan. Sedangkan
glukokortikoid dapat meningkatkan ekspresi NPY yang diikuti dengan
meningkatkan asupan makanan dan berat badan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti berdasarkan
selama melakukan penelitian kebanyakan responden sering mengeluhkan
terjadi peningkatan berat badan. Hal ini sejalan dengan teori oleh Rafika
Oktofa (2015) karena dari hasil penelitian yang didapat oleh peneliti bahwa
dari 49 orang responden yang mengalami efek samping peningkatan berat
badan/penurunan berat badan berjumlah 28 orang sebesar (57,14%) dan yang
tidak mengalami efek samping 21 orang sebesar (42,85%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Berenson dan Rahman
(2010) pada 240 diperoleh Implant Levonorgestrel peningkatan berat badan
selama penggunaan yaitu; 6 bulan (1,48 kg), 12 bulan (1,93kg), 18 bulan (4,43
kg), 24 bulan (4,44 kg), 30 bulan (4,87 kg) dan 36 bulan (5,12 kg).
46. 34
Penggunaan Implant Levonorgestrel pada penelitian ini dua kali lebih
mungkin untuk menjadi gemuk selama 3 tahun ke depan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Balogun OR (2006)
tentang analisis peningkatan berat badan pada akseptor Implant
Levonorgestrel di rata-rata peningkatan berat badan penggunaan 24 bulan
yaitu (60,5±12,8) kg dengan nilai p=0,001.
Penelitian Laphikanont W (2006) di Thailand pada 59 akseptor
Implant Levonorgestrel pada penggunaan selama 6 bulan yaitu 1,4 kg. Dengan
rata-rata sebelum insersi (55,40±12,5) kg dan setelah insersi 6 bulan
(56,82±10,9) kg dengan nilai p>0,05.
4. Mual dan gelisah
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 49
orang responden yang mengalami efek samping nyeri payudara berjumlah 6
orang sebesar (14,28%) dan yang tidak mengalami efek samping 43 orang
sebesar (85,72%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Cahyani (2009) Pemasangan
dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar
wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan
menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan.
Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan
sumber Kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak
separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu
menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya.
47. 35
Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut
Kecamatanil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut Kecamatanil
yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.
Berdasarkan hasil waawancara yang dilakukan oleh peniti bahwa
setelah pemakaian KB implant sebagian responden mengatakan merasa takut
serta muncul rasa kegelisahan karena susuk yang dipasang dilengannya. Hasil
penelitin ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Safitri
Nugraheni (2014) bahwa perubahan mood atau kegelisahan merupakan suatu
respon pada saat pemasangan kontrasepsi impalant selain itu penelitin ini
sejalan dengan teori karena berdasarkan hasil yang didapat terdapat 6
responden yang mengalami efek samping (12,24%).
48. 36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan
sebelumnya maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran efek samping yang di alami aseptor KB Implant pada nyeri kepala
atau pusing dari 49 orang responden yang mengalami efek samping nyeri
kepala sebesar (14,28%) dan yang tidak mengalami efek samping sebesar
(85,72%).
2. Gambaran efek samping yang di alami aseptor KB Implant pada byeri
payudara dari 49 orang responden yang mengalami efek samping sebesar
(2,06%) dan yang tidak mengalami efek samping sebesar (97,95%).
3. Gambaran efek samping yang di alami aseptor KB Implant pada peningkatan
atau penurunan berat badan dari 49 orang responden yang mengalami efek
samping sebesar (57,14%) dan yang tidak mengalami efek samping 21 orang
sebesar (42,85%).
4. Gambaran efek samping yang di alami aseptor KB Implant pada mual dari 49
orang responden yang mengalami efek samping sebesar (14,28%) dan yang
tidak mengalami efek samping sebesar (85,72%).
B. Saran
1. Bagi Wanita Usia Subur (WUS)
Efek samping yang berhubungan dengan implant tidak berbahaya dan
biasanya akan menghilang dengan sendirinya
49. 37
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan penelitian ini perpustakaan Akbid Paramata dapat menambah
referensi mengenai kontrasepsi sehingga memudahkan peneliti selanjutnya
dalam mencari bahan referensi skripsi penelitian.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan penyuluhan tentang alat kontrasepsi khususnya
Implant terhadap wanita usia subur secara menyeluruh dan berkelanjutan agar
mereka lebih paham tentang efek samping implant sehinggan wanita usia
subur dapat termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi Implant serta dapat
merubah persepsi dan anggapan negatif masyarakat tentang kontrasepsi
implant.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efek samping yang lain
tetntang KB implant.
50. 38
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifudin, Biran Affandi, Moh. Baharudin, Soekaemi Soerkir. 2012.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Nuha Medika
Anna Glasier,Ailsa Gebbie,2006 . Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: ECG.
Nina Siti Mulyani dan Mega Rinawati 2013.Keluarga Berencana dan Alat
Kontrasepsi
Prawirohardjo, 2010.Ilmu Kebidanan . Jakarta, PT Prestasi Pustakarya.
Sinclair, C. 2011. Buku Saku Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.EGC. Jakarta