Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54
1. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO
KABUPATEN MUNA PERIODE JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Nurniati
PSW.B.2013.IB.0079
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio
pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten MunaPeriode Juli
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli2016
Pembimbing I Pembimbing II
Milawati, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulisini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji KaryaTulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Sartina, SST (……………………………….)
2. Milawati, SST (……………………………….)
3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)
Raha, Juli2016
Pembimbing I Pembimbing II
Milawati, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
4. i
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Nurniati
NIM : PSW.B.2013.IB.0079
Tempat / Tanggal Lahir : Langkumbe, 17 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Langkumbe Kecamatan Kulisusu Barat
Kabupaten Buton Utara
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 26 Kulisusu Barat 2001 – 2007
B. SMP : SMP 3 Kulisusu Barat 2007– 2010
C. SMA : SMA Muhamadiyah Raha 2010– 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016
5. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada Sang
Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ” Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Ibu Milawati, SST Pembimbing I dan Pembimbing IIIbu
Rosminah Mansyarif,S.Si.T.,M.Kes sekaligus Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna atas kesediaannya baik berupa waktu,
bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun
materil yang begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
6. iii
2. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna yang telah
membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian ini
4. Kepala Puskesmas Mabodo dan kepala Ruangan Poli KIA Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian
informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh Petugas Puskesmas Mabodokhususnya petugas Ruang KIA/KB yang
bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.
6. Orang tuaku Ayahanda La Anti dan Ibunda Wa Ibayang paling kucintai, yang
telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta doa restu
dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam
balutan rohmat dan hidayah-Nya.
7. Seluruh saudaraku yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi
selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikanatas persahabatan yang tulus
7. iv
selama ini, serta yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi
warna dalam persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun
penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
8. v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Persetujuan.......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isiviii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Gambar.................................................................................................. xi
Daftar Lampiran............................................................................................... xii
Intisari .......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 7
1. Pengetahuan………………………………………………… 7
2. Imunisasi.............…………………………………………… 17
3. Imunisasi Polio………………………………………………30
B. Landasan Teori…………………………………………………. 32
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 33
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 34
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 35
E. Definisi Operasional ................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 35
9. vi
G. Pengolahan dan Analisis Data .................................... ............... 36
H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 39
B. Pembahasan ................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 51
B. Saran ........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – Lampiran
10. vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar ................................................. 29
Tabel 2. Definisi Operasional........................................................................ 35
Tabel 3. Jumlah Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Tahun 2016 ...................................................................................................... 40
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu
BerdasarkanTingkat Tahu tentang Pemberian Imunisasi
Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016 ..................................... 43
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu
Berdasarkan Tingkat Paham tentang Pemberian Imunisasi
Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016 ..................................... 44
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu
Berdasarkan Tingkat Aplikasi tentang Pemberian Imunisasi
Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna Periode Juli Tahun 2016 ..................................... 44
11. viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ......................................................................... 31
Gambar2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016 ............................................................. 40
Gambar3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016 ............................................................. 41
Gambar4. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016 ............................................................. 42
.
12. ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2. Persetujuan Responden, Quesioner
Lampiran 3. Master Tabel
Lampiran 4. Surat Keterangan telah Meneliti
13. x
INTISARI
Nurniati (PSW.B.2013.IB.0079) “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Pemberian Imunisasi Poliopada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Muna Periode JuliTahun 2016” di bawah bimbingan
Milawati dan Rosminah Mansyarif
Latar belakang: Data awal imunisasi polio yang diperoleh diwilayah kerja
Puskesmas Mabodo untuk periode Julitahun 2016 yaitu sebanyak 53 bayi. Untuk
imunisasi polio I sebanyak 7 bayi (13,21%), polio II sebanyak 21 bayi(39,62%),
polio III sebanyak 13 bayi (24,53%), dan polio IV sebanyak 12 bayi (22,64%).
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
tehnik pengambilan sampel yaitu teknik total sampling.
Hasil penelitian: Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio
pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode Juli
tahun 2016 yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu pada kategori
baik sebesar 28,85%, kategori cukup sebesar 69,23% dan kategori kurang sebesar
1,92%. Berdasarkan tingkat pahamkategori baik sebesar 5,77%, kategori cukup
sebesar 61,54% dan kategori kurang sebesar 32,69%. Berdasarkan tingkat aplikasi
semua responden memiliki pengetahuan pada kategori baik yaitu sebesar 100%.
Kesimpulan: Pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi Polio pada
tingkat tahu yang tertinggi adalahkategori cukupyaitu sebesar 69,23%,pada
tingkat paham yang tertinggi adalah kategoricukup yaitu sebesar 61,54%. Tingkat
aplikasi yaitu semua responden memiliki pengetahuan pada kategori baikyaitu
sebesar 100%.
Kata kunci:Pengetahuan, Imunisasi Polio.
Daftar Pustaka : 12(2008 – 2016)
14. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kesehatan nasional imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi
kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan
balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas.
Penurunan insiden penyakit menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lampau
dinegara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur dengan
cakupan luas. Demikian juga di Indonesia, dinyatakan bebas penyakit cacar pada
tahun 1972 dan penurunan beberapa insiden penyakit menular secara mencolok
terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteri, tetanus, pertusis, campak
dan polio (Ranuh dkk, 2008).
Salah satu upaya dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu kesehatan anak
pada suatu bangsa dan negara tidak lepas dari dasar keluarga yang harmonis, penuh
kesadaran, tanggung jawab dan kesetiaan untuk berkorban serta pengetahuan ibu
dalam memberikan imunisasi terhadap anak balita dalam mencegah penyakit yang
ditimbulkan oleh PD3I atau mengurangi angka kematian terhadap anak balita
(Iwansyah, 2012).
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyaki-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, Diphteri,
Pertusis, Campak, Tetanus, Poliodan Hepatitis B. penyakit ini merupakan
penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita (Atikah, 2010).
15. 2
World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi
sebagai upaya global dengan Expanded Program on Imunization (EPI), yang
diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Terobosan ini menempatkan EPI
sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam
pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1981 mulai dilakukan imunisasi polio, tahun
1982 imunisasi campak, dan tahun 1997 imunisasi hepatitis mulai dilakukan. Pada
tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di indonesia cukup tinggi
dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya (Atikah, 2010).
Menurut Kusnanto dkk (2009) dalam Atikah (2010) sejarah imunisasi di
Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan imunisasi cacar. Tahun berikutnya
imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru dirasakan pada tahun
1973 dengan dilakukannyan imunisasi BCG untuk menanggulangi penyakit
Tuberklosis.Disusun imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil pada tahun 1974,
kemudian imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) pada bayi diadakan pada tahun
1976.Pada tahun 1977, Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya
merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi.Imunisasi diberikan
mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.Melakukan imunisasi pada bayi
merupan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.Imunisasi dapat
diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas
kesehatan atau tekan imunisasi.Jika bayi sedang sakit yang disertai panas, menderita
kejang sebelumnya, atau menderita penyakit sistem saraf, Pemberian imunisasi perlu
dipertimbangkan.
16. 3
Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi
tidak menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tetapi
rasa sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu
panjang (Atikah, 2010).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisai.Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena
tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%.Dalam upaya
pencegahan TN maka imunisai diarahkan kepada Pemberian perlindungan baru lahir
dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi tetanus neonatorum
merupakan salah satu target harus dicapai sebagai tindakan lanjut dari world summit
for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Imunisasi DPT
bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis,
tetanus.Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria (Rukiyah, 2010).
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Berdasarkan
hasil surveilans AFP (Acute Flaccide paralysis) dan pemeriksaan
laboratorium, penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan di indonesia.
Namun kasus AFP ini dalam beberapa terakhir kembali ditemukan dibeberapa
daerah di Indonesia (Rukiyah, 2010).
Berdasarkan data provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 jumlah bayi adalah
51325 bayi dan yang diberikan imunisasi polio I - IV sebanyak 45517 bayi (88,68%)
17. 4
,, campak sebanyak 44548 (86,79%), DPT-HB I- III sebanyak 37372 bayi (72,81%),
HB0 sebanyak 34455 bayi(67,13%) dan BCG sebanyak 23367 bayi (45,52%).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2015 jumlah
bayi adalah 5292 bayi dan yang diberikan imunisasi, polio I sebanyak 4524 bayi
(87,2%), DPT-HB I sebanyak 4520 bayi (87,1%), Polio II sebanyak 4478 (86,3%),
campak sebanyak 4409 (85,0%), BCG sebanyak 4336 bayi (83,6%), polio III
sebanyak 4290 (82,7%), polio IV 4185 (80,7%), DPT-HB II sebanyak 4267 bayi
(82,2%), DPT-HB III sebanyak 4046 bayi (77,3%), dan HB0 sebanyak 2284
bayi(44,0%) (Dinas Kesehatan Kab. Muna, 2015)
Berdasarkan data awal imunisasi polio yang diperoleh diwilayah kerja
Puskesmas Mabodountuk periode Julitahun 2016 yaitu sebanyak 53 bayi.Untuk
imunisasi polioI sebanyak7 bayi (13,21%), polio II sebanyak21
bayi(39,62%),polio III sebanyak13 bayi (24,53%), dan polio IV sebanyak12
bayi (22,64%). Berdasarkan data tesebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang“Gambaran Pengetahuan Ibu tentang pemberian Imunisasi
Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode
Julitahun 2016
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakangmaka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu
tentang PemberianImunisasi Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun 2016?
18. 5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu
tentang pemberian Imunisasi Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun 2016
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat tahu ibu
tentang PemberianImunisasi Polio pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun 2016
b. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat pemahaman
ibu tentang pemberian Imunisasi Poliopada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli tahun 2016
c. Mengetahui gambaran tingkat aplikasi pengetahuan berdasarkan ibu
tentang pemberian Imunisasi Poliopada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo, Kab. Muna periode Juli tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori
yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai
referensi bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan
penyempurnaan ilmu pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
19. 6
di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun
2016
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas Mabodo.
Sebagaibahan masukandalam peningkatan mutu dan peningkatan
jumlah kunjungan imunisasi.
b. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar
bagi institusi pendidikan.
c. Bagi Peneliti.
Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangan kemampuan
dalam melakukan kajian-kajian ilmiah di bidang kebidanan .
d. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
khususnya bagi peneliti yang tertarik untuk mengembangkan hasil
penelitian ini guna meningkatkan dalam pelayanan kebidanan.
20. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian.
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan
manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup
sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuha manusia baik dimasa sekarang
maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan
what misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya (Putri Ariani,
A, 2014).
b. Tingkat Pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Putri Ariani(2014)
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6
tingkatan yaitu :
1) Know (Tahu)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh
sebab itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di
21. 8
pelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Comprehension (Memahami)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secarabenar tentang objek yang diketahui dan
dapatmenginterpretaskan materi tersebut secara benar.Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapatmenjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
3) Application (Aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materiyang telahdipelajari padasituasi ataukondisi real
(sebenarnya).Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
pengunaan hukum-hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya.
4) Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi/objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja, seperti dapat menggambarkan(membuat
bagan),membedakan,memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
5) Synthesis (Sintesis)
22. 9
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
ataumenghubungkanbagan-bagandidalam suatu bentuk
keseluruhanyang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan,
meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada
6) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi iniberkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek.Penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau
mengguankan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara/
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari
subjek penelitian/responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui/kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
diatas.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Putri Ariani (2014), cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan
menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui
penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses
penelitian, seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
23. 10
1) Cara tradisional atau non ilmiah
Cara ini terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :
a) Cara coba – salah (Trial and Error), cara ini dipakai orang
sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban apabila seseorangmenghadapi persoalan atau masalah
upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-
coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidakberhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah
tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan, penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi
karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas, kehidupan sehari-hari ditemukan
banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik
atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada
masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari
sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.Sumber pengetahuan
tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpinmasyarakat baik
formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang
24. 11
pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
pemegangotoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau
kekuasaan, baiktradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri, pengalaman adalah guru
terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung
maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu.
e) Cara akal sehat ( common sense), akal sehat atau common sense
kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
Misalnya Pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang
masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak
dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu, ajaran dan dogma agama adalah
suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para
Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut
agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran
25. 12
tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh
para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha
penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif, kebenaran secara intuitif diperoleh
manusia secara cepatsekali melalui proses di luar kesadaran dan
tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini
tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran, sejalan dengan perkembangan
perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir
ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan
deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang
dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui
pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum
dinamakan induksi sedangkan deduksia dalah pembuatan
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
i) Induksiadalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan
26. 13
kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksiadalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir
deduksiberlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara
umum padakelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada
semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam
kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research
metodology).Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang
mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan
oleh Deobold van Dallenyangmenyatakanbahwa dalam memperoleh
kesimpulandilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan
membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan
27. 14
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.
Menurut Putri Ariani (2014) Pengetahuan baik yang dimiliki oleh
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal
dan faktor eksternal yaitu :
1) Faktor internal
a) Umur
Umur merupaka rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki
pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat
berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan yang
diperolehnya akan semakin baik.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat
kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya
perempuan memiliki kesadarn yang baik dalam mencari tahu
informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun
informal.
c) Pendidikan
Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang
dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi setiap individu
28. 15
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal
yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah cita-cita
tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai
kebahagiaan.
Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah
orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun media massa.
Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang
dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula
pengetahuan yang dimiliki.
Kriteri pendidikan yaitu tidak tamat Sekolah Dasar,
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Akademi/Perguruan Tinggi
(PT).
d) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi
kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan
sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki
29. 16
pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan
memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman
belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan pengetahuan
dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan
menalar secara ilmiah.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik,biologis, maupun
social.Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.
b) Sosial budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi
yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya meskipun tidak melakukan.
c) Status ekonomi
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
30. 17
d) Sumber informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak
akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu
sumber informasi yang berperan penting yaitu media massa.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan bisa didapat dari
beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik, papan,
keluarga, teman dan lain-lain.
e. Pengukuran Pengetahuan.
Menurut Arikunto (2006) dalam Putri Ariani (2014) pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan diinterpresatsikan dengan skala yang
bersifat yaitu kualitatif :
1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%
2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%
3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 56%
2. Imunisasi
a. Pengertian.
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-
sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara
kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-
kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman
disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh,
maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut
dengan antibodi.
31. 18
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara
timbulnya maka terdapat 2 jenis kekebalan yaitu kekebalan pasif dan
kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari
luar tubuh bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah
kekebalan janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh
setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan aktif adalah
kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
yang seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah (Ranuh, dkk
2008).
Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi
tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai "pengalaman."Tetapi
pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai
memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang
lebih banyak.Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang
dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit
penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan
akibat yang fatal misalnya terjadinya kecacatan atau kelumpuhan
(Muslihatun, 2010).
32. 19
b. Imunisasi Dasar.
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi
tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi
dasar yang diwajibkan adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu :
TBC, defteri, tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis, campak
dan hepatitis B. Ke lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi
sebelum usia setahun tersebut adalah :
1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan
2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu
3) Imunisasi polio, yang diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan
dengan interval 4 minggu
4) Imunisasi campak, yang diberikan satu kali pada bayi usia 9-11
bulan
5) Imunisasi hepatitis B, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11
bulan, dengan interval minimal 4 minggu (Anik M, 2010).
c. Tujuan Imunisasi.
Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan tubuh
kepada bayi terhadap penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh oleh penyakit yang sering terjangkit.Proporsi kematian
bayi yang disebabkan karena tetatnus neonatorum (TN) di Indonesia
cukup tinggi yaitu 67%.Dalam upaya mencegah TN maka imunisasi
33. 20
diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam minggu
pertama melalui ibu. Secara umum tujuan imunisasi antara lain:
1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah diserang penyakit menular
2) Imunisasi, sangat efektif mencegah penyakit menular
3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita (Atikah, 2010).
d. Manfaat Imunisasi.
1) Untuk anak : mencegah penderita yang disebabkan oelh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian
2) Untukkeluarga:menghilangkan kecemasan dan psikologis
pengobatan balita anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak
– kanak yang nyaman.
3) Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara
(Rukiyah, 2012)
e. Mekanisme Imunisasi dalam Proses Pencegahan Penyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi
teerhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit
terlebih dahulu. Vaksin, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas
tubuh, terbuat dari mikoroorganisme ataupun bagian dari
mikroorganisme penyebab infeksi yang telah dimatikan atau dilemahkan,
sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit. Vaksin kemudian
34. 21
dimasukkan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem
pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang
dimasukkan kedalam tubuh tersebut sama seperti apabila
mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi.
Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh
mikroorganisme yang menyerang tubuh (Marmi, dkk, 2012).
f. Pentingnya Imunisasi dan Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam
pencegahan penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang
mendapatkan prioritas. Sampai saat ini tujuh penyakit infeksi pada anak
yang dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut
dimasukan pada program imunisasi yaitu penyakit Tuberculosis, difteri,
pertussis, tetanus polio, campak, dan hepatitis B (Dwi, M dkk, 2011)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah sebagai
berikut :
1) Tuberculosis (TBC)
TBCadalah suatu penyakit penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa).Penyakit
TBC ini dapat menyerang semua golongan umur dan diperkirakan
terdapat 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta
orang pertahun.Di negara-negara berkebang kematian ini merupakan
25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan
35. 22
pencegahan.Diperkirakan 95% penderita TBC berada di negara
berkembang.
2) Defteri
Defteri adalah penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh coryne
bacterium diptheriae merangsang saluran pernapasan terutama
terjadi pada balita.Penyakit defteri mempunyai kasus kefatalan yang
tinggi pada balita. Pada penduduk yang belum divaksin ternyata
anak ynag berumur 1-5 tahun paling banyak diserang kekebalan
(antibodi) yang diperoleh dari ibunya hanya berumur satu tahun
3) Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh bordetela pertussis pada saluran pernapasan.
Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi,
pertussis sangat mudah dan cepat penularannya, penyakit ini
merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan terutama
di daerah yang padat penduduknya
4) Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri
Clotridium Tetani.Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang
sedang berkembang terutama dengan masih seringya kejadian
tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum).Penyakit terjadi
karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir melalui
tali pusat yang kurang terawat.Kejadian seperti ini sering kali
36. 23
ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampung
akibat memotong tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang
tidak steril.Tali pusat mungkin pula dirawat dengan berbagai
ramuan, abu, daun-daunan dan sebagainya.Oleh karena itu, untuk
mencegah kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan Pemberian
imunisasi.
5) Poliomyelitis
Polioadalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.
Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide paralysis) dan
pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak tahun 1995 tidak
ditemukan di indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa
terakhir kembali ditemukan dibeberapa daerah di indonesia.
6) Campak
Penyakitcampak(Measles) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat
menular, menyerang hampir semua anak kecil.Penyebabnya virus
dan menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita
bernafas, batuk dan bersin (droplet).Penyakit ini pada umumnya
sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga.
Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang harus
dialamai oleh semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan
dengan pertumbuhan anak.
37. 24
7) Hepatitis B
Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah
kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi.Prioritas
pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui Pemberian imunisasi
hepatitis pada bayi dan anak-anak.Hal ini dimaksudkan agar mereka
terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam
hidupnya.Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam
imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan
langkah yang sangat diperlukan (Dwi M, dkk, 2011).
g. Jenis Vaksin.
Dari sekian banyak jenis vaksin sampai saat ini yang dimasukkan dalam
program imunisasi baru 5 jenis vaksin. Berikut ini akan diuraikan vaksin
program imunisasi.
1) Vaksin Hepatitis B
Merupakan vaksin jenis rekombinan yang diberikan melalui
suntikan secara IM di daerah deltoidea atau paha anterolateral.
Hepatitis B diberikan segera setelah lahir. Jarak dosis 1 ke 2 yaitu 1-
2 bulan dan suntikan 3 6 bulan setelah yang pertama (Sukarni, dkk,
2014).
Indikasinya adalah untuk Pemberian kekebalan aktif terhadap
infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.Dosis dan
caraPemberiannya yaitu sebelum digunakan vaksin harus dikocok
38. 25
terlebih dahulu agar suspense dan homogen.Vaksin disuntikkan
dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, Pemberian suntikan secara
intra muskuler, pada anterolateral paha.Efek Samping dari vaksin
ini adalah reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.Reaksi yang
terjadibersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
2) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang
mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan
dari strain paris no.1173.P2. Indikasinya yaitu untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Komposisi vaksin BCG setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut,
tiap ml vaksin mengandung basil BCG hidup 0,75 mg, Natrium
Glutamat 1,87 mg dan Natrium Klorida 9 mg.Dosis dan Cara
Pemberiannya yaitu :
a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan 4 ml pelarut NACL 0,9%. Melarutkan dengan
menggunakan alat suntik steril dengan spoid 5 ml.
b) Dosis Pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi ≤ 1tahun
c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertion musculus deltoideus), dengan menggunakan alat
suntik dosis tunggal yang steril dan jarum suntik no. 25 G
39. 26
d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3
jam.
Efek Samping dari imunisasi BCG tidak menyebabkan
reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian
akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang
berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka
tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran
kelenjar regional diketiak dan leher, terasa padat, tidak sakit dan
tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan
pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
3) Vaksin DPT/HB
Vaksin DPT mengandung toksoid difteri, toxoid tetanus
yang dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin
hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang
mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious. Vaksin
hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal
dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan
pada sel ragi.
Indikasinya untuk Pemberian kekebalan aktif terhadap
pentakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B. Dosis dan Cara
Pemberiannya yaitupemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml
40. 27
sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan 2 bulan, dosis
selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan).
Efek samping dari vaksin ini dapat menimbulkan Reaksi
lokal atau sistemik yang bersifat ringan. Kasus yang terjadi
adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan pada bekas suntikan,
menangis menjerit terus menerus lebih dari 3 jam, kadang-kadang
terjadi reaksi umum demam seperti demam > 38,5oC,muntah.
4) Vaksin polio
Vaksin polio (Oral Polio Vaccine = OPV) Vaksin oral
polio hidup adalah Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah
dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan
distabilkan dengan sukrosa.Indikasinya untuk Pemberian
kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.Cara Pemberian dan
dosisnya yaitu sebelum digunakan pipet penetes harus
dipasangkan pada vial vaksin, lalu diberikan secara oral (melalui
mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis)
Pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
Efek samping yang ditimbulkan pada umumnya tidak
terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang
disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,017 :
1.000.000 ; Bull WHO 66: 1988).
41. 28
5) Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari
1.000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100
mcg residu kanamycin dan 30 mcg resido erythromycin. Vaksin
ini berbentuk beku kering yang harus dilarutkan dengan
aquabidest steril.Indikasinya untuk Pemberian kekebalan aktif
terhadap penyakit campak..
Dosis dan cara pemberian vaksin ini yaitu :
a) Sebelum di suntikan vaksin campak terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang
berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
b) Dosis Pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada
lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
c) Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh
digunakan maksimum 6 jam.
Efek samping yang ditimbulkan yaitu hingga 15% pasien
dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari
yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.Terjadi
encephalitis setelah setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu
dengan perbandingan 1 kasus per I juta dosis yang diberikan.
42. 29
h. Jadwal Pemberian Imunisasi.
Tabel 1Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
No Jenis Jadwal
1. BCG Diberikan pada usia 0-11 bulan
2. DPT Diberikan 3 kali, 2-11 bulan dengan interval minimal 4
minggu
3. Polio Diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan
interval4 minggu
4. Campak Diberikan satu kali pada bayi usia 9-11 bulan
5. Hepatitis B Diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan
interval minimal 4 minggu(Anik M, 2010).
i. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI.
Dalam mempergunakan bagan jadwal IDAI edisi 2000 untuk keperluan
praktek sehari-hari, perlu penjelasan sebagai berikut :
1) Penyusunan jadwal imunisasi edisi 2000 dibuat dengan
memperhatikan range (tenggang) waktu imunisasi yang dianjurkan,
dengan maksud agar teman sejawat dapat memberikan waktu yang
lebih tepat dan leluasa kepada pasien, kapan imunisasi diberikan
sesuai dengan kedatangan/kebutuhan anak.
2) Jadwal imunisasi Program Pengambangan Imunisasi (PPI) Depkes
tetap dapat dipergunakan bersama jadwal imunisasi IDAI
3) Jadwal imunisasi IDAI setiap tahun akan dievaluasi untuk
penyempurnaan, berdasarkan pada perubahan pola penyakit,
kebijakan Depkes/WHO dan pengadaan vaksin di Indonesia
(Sudarti, dkk).
43. 30
3. Imunisasi Polio
a. Pengertian.
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis yaitu
penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan
lumpuh kaki (Anik, M, 2010)
b. Pemberian imunisasi.
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan mengingat adanya
imunisasi polio massal atau pecan imunisasi nasional. Tetapi jumlah
dosis yang berlebihan tidak akan berdampak buruk karena tidak ada
istilah overdosis dalam imunisasi
c. Usia Pemberian.
Waktu Pemberian polio adalah pada umur bayi 0 -11 bulan atau
saat lahir (0 bulan) dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan,
kecuali saat lahir, Pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin
DPT
d. Cara Pemberian.
Melalui oral /mulut (Oral Polio Myelitis Vaccine/ OPV). Diluar
negeri caraPemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan (IPV
(Inactivated Polio Vaccine). Cara Pemberian dan dosis :
a) Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial
vaksin.
44. 31
b) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua)
tetes sebanyak 4 kali (dosis) Pemberian, dengan interval setiap
dosis minimal 4 minggu
e. Efek samping.
Hampir tidak ada efek samping.Hanya sebagian kecil saja yang
mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat
jarang
f. Kontra indikasi.
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit
parah seperti demam tinggi (diatas 380
) ditangguhkan.Pada anak yang
menderita gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio.
Demikian juga pada anak dengan penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker
atau keganasan sedang menjalani pengobatan steroid, dan pengobatan
radiasi umum, untuk tidak diberikan imunisasi polio
g. Tingkat Kekebalan.
Bisa mencegah penyakit polio hingga 90% (Maryunani, A, 2010).
h. Vaksin.
Terdapat 2 kemasan yang dapat diberikan secara bergantian
Vaksin polio yang berisi virus polio 1, 2 dan 3
1) OPV (Oral Polio Vaccine) Vaksin oral polio hidup adalah Polio
trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2
dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
45. 32
2) IPV (Inactivated Polio Vaccine), in-aktif suntikan dapat
diberikan pada anak sehat maupun anak yang menderita
imonokompromais dan dapat duberiakan juga imunisasi dasar
ulangan. Vaksin ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin
DPT secara terpisah atau kombinasi (Ranuh, 2008).
B. Landasan Teori
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima (Putri Ariani, A, 2014).
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut secara
benar (Putri Ariani, A, 2014).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya.(Putri Ariani, A, 2014).
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomielitis yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki (Anik, M, 2010).
Menurut Putri Ariani (2014) pengetahuan seseoarng dapat diketahui dan di
interpresatsikan dengan skala yang bersifat yaitu kualitatif :
a. Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%
46. 33
b. Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%
c. Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55%
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas :
Variebel terikat :
Hubungan antara variabel :
Gambar 1. Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat tahu ibu tentang
pemberian imunisasi Poliopada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna periode Julitahun 2016 ?
2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat pemahaman ibu
tentang pemberian imunisasi Poliopada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabodo Kabupaten Muna periode Juli tahun 2016 ?
3. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi ibu
tentang pemberian imunisasi Poliopada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Munaperiode Juli tahun 2016 ?
4. Pengetahuan tentang Imunisasi
1. Tahu
2. Paham
3. Aplikasi
Ibu
47. 34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian bersifat Deskriptif yakni
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi Polio pada
bayi
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayiyang
mendapatkan imunisasi polio I – IV periode Julisebanyak 52orang ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Munayang tercatat di buku
register di Puskesmas Mabodo.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian ataukeseluruhan obyek yang ditelitidan
dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016).Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekniktotal sampling.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal20 – 27Juli2016
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten
Muna
48. 35
D. Identifikasi Variabel Penelitian.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah imunisasi polio.Sedangkan
tingkat tahu, tingkat pemahaman, tingkat aplikasi menjadi variabel independent
dalam penelitian ini.
E. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif
N
o
Variabel
Definisi
Operasional
Kriteria Obyektif
Instrumen
Penelitian
Skala
1. Dependent
Ibu
Ibu – ibu yang
memiliki bayi yang
tercatat di buku
register bayi
2 Independent
Tingkat tahu
Apabila ibu sekedar
tahu atau hanya
mengingat tentang
Imunisasi Polio I-
IV Pada Bayi
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75 %
Kurang : jika prosentase < 56 % Kuisioner Ordinal
Tingkat
pemahaman
Apabila ibu tahu
dan dapat
menjelaskan
dengan benar
tentangImunisasi
Polio I-IV Pada
Bayi
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75
%Kurang : jika prosentase < 56 % Kuisioner Ordinal
Tingkat aplikasi Apabila ibu dapat
mengaplikasikan
tentangImunisasi
Polio I-IV Pada
Bayi
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75 %
Kurang : jika prosentase < 56 %
Kuisioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer,
instrumen yang akan digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai
dengan variabel yang diteliti.Kuesioner terdiri dari 10 pernyataan untuk tingkat
tahu, 10 pernyataan untuk tingkat paham dan 5 pernyataan untuk tingkat aplikasi.
49. 36
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis
kegiatan, yakni :
a. Memeriksa Data (Editing Data).
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal
berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah
yang disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal
sebagai berikut :
a) Memeriksa kelengkapan data
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data).
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau
data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar
supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah
50. 37
satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah
dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating).
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual
elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam
bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:
P =
f
n
x k
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah/frekuensi karakteristik yang diteliti
n = Jumlah sampel penelitian
k = konstan (100%) (Putri Ariani, 2014)
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Mengurus Surat Pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha Kabupaten
Muna, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Kepala Badan Kesbang
Pol Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di wilayah kerja
Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna.
51. 38
2. Tahap Pelaksanaan
Melapor pada Kepala Puskesmas untuk melakukan penelitian dengan cara
mengunjungi responden dari rumah ke rumah, kemudian membagikan
kuesioner kepada setiap responden dan menjelaskan cara pengisisan
kuesioner, lalu meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai
dengan yang diketahuinya.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual, dianalisis dan
disajikan secara deskriptif sederhana dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini laporan disusun sesuai dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
52. 39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis.
Puskesmas Mabodo terletak di Kecamatan Kontunaga dengan
Wilayah Kerja 5 (lima) Desa yaitu Desa Bungi, Desa Kontunaga, Desa
Liabalano, Desa Mabodo, Desa Masalili. Adapun batas Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo sebagai berikut : sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Lohia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Muna
Barat, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Watoputih, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabawo.
b. Demografi.
Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo berjumlah
1405 jiwa dengan jumlah kepala Keluarga 358 jiwa jumlah penduduk
laki – laki 702 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 703
jiwa.
c. Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan.
1. Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana kesehatan di Puskesmas Mabodo terdiri dari 3 Pustu
yang terdapat di Desa Bungi, Desa Kontunaga dan Desa Liabalano. 2
Poskesdes terdapat di Desa Liabalano dan Desa Kontunaga, dan
Puskesmas Mabodo memiliki 11 tempat Posyandu yang terdiri dari 2
tempat Posyandu di Desa Bungi, 3 tempat Posyandu di Desa
53. 40
Mabodo, 2 tempat Posyandu di Desa Masalili, 2 tempat Posyandu di
Desa Kontunaga, dan 2 tempat Posyandu di Desa Liabalano.
2. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo dapat
dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Jumlah Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Tahun 2016
No Tenaga Kesehatan Jumlah
1 PNS 30 orang
2 Bidan PTT 3 orang
3 Honorer 40 orang
Jumlah 73 orang
Sumber : Data Sekunder, 2016
2. Karakteristik Responden
a. Pendidikan Responden.
Distribusi responden menurut pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 2.
Sumber: Data Primer, 2016
Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun
2016
Berdasarkan Gambar 2, responden berpendidikan SMA sebanyak
16 responden (30,77%), selanjutnya pendidikan SMP sebanyak 13
19,23%
25%
30,77%
25%
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
54. 41
responden (25%), responden dengan pendidikan SD sebanyak 10
responden (19,23%) dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 13
responden(25%).
b. Umur Responden.
Distribusi responden menurut umur di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabodo Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 3.
Sumber: Data Primer, 2016
Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun
2016
Berdasarkan Gambar 3, responden terbanyak berumur antara 21-30
tahun yaitu berjumlah 45 responden (86,5%), selanjutnya umur 31 -40
tahun berjumlah 4 responden (7,7%), dan responden berumur < 20 tahun
berjumlah 3 responden (5,8%), dan tidak ada responden berumur >40
tahun (0%)
c. Pekerjaan Responden.
Distribusi responden menurut pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabodo Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 4.
5,8%
86,50%
7,7% 0%
<20
21-30
31-40
>40
55. 42
Sumber: Data Primer, 2016
Gambar 4.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun
2016
Berdasarkan Gambar 4 , pekerjaan responden terbanyak pada IRT
berjumlah 30 responden (57,7%) selanjutnya pekerjaan PNS berjumlah
10 responden (19,2%),wiraswasta berjumlah 8 responden (15,4%)dan
responden dengan pekerjaan honorer berjumlah 4 responden (7,7%).
3. Analisis Data
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel
yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang
selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel.
57.70%
7.70%
19.20%
15.40%
IRT
Honorer
PNS
Wiraswasta
56. 43
a. Tingkat Tahu.
Hasil penelitian tingkat tahu responden tentang pemberian
imunisasi poliopada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna Periode Juli tahun 2016dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu berdasarkan
Tingkat Tahutentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna
Periode JuliTahun 2016
No Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )
1. Baik 15 28,85
2. Cukup 36 69,23
3. Kurang 1 1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Data primer, Juli2016
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 52 responden yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu pada pengetahuan
kategori baik sebanyak15 responden (28,85%), pengetahuan kategori
cukup sebanyak 36 responden (69,23%) dan pengetahuan kategori
kurang sebanyak1 responden (1,92%).
b. Tingkat Paham.
Hasil penelitiantingkat paham responden tentang Pemberian
Imunisasi Poliopada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun dapat dilihat pada Tabel 5
57. 44
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu berdasarkan
Tingkat Pahamtentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode JuliTahun 2016
No Tingkat Paham Frekuensi (f) Persentase ( % )
1. Baik 3 5,77
2. Cukup 32 61,54
3. Kurang 17 32,69
Jumlah 52 100
Sumber : Data primer, Juli 2016
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 52 responden
yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat paham pada
pengetahuan kategori baik sebanyak3 responden (5,77%), pengetahuan
kategori cukup sebanyak32 responden (61,54%) dan pengetahuan
kategori kurang sebanyak17 responden (32,69%).
c. Tingkat Aplikasi.
Hasil penelitiantingkat aplikasi respondententang Pemberian Imunisasi
Polio pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna
periode Juli tahun 2016dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu berdasarkan
tingkatAplikasi tentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna
Periode JuliTahun 2016
No Tingkat Aplikasi Frekuensi (f) Persentase ( % )
1. Baik 52 100
2. Cukup 0 0
3. Kurang 0 0
Jumlah 52 100
Sumber : Data primer, Juli 2016
58. 45
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 52 responden,
semuanya mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi pada
pengetahuan kategori baik sebanyak52 responden (100%).
B. Pembahasan
1. Tingkat Tahu
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa dari 52 responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat
tahu pada pengetahuan kategori baik sebesar 28,85%, pengetahuan kategori
cukup sebesar 69,23%dan pengetahuan kategori kurang sebesar 1,92%.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Putri Ariani(2014) bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,yaitu
kebiasaan.Faktor kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Menurut Putri Ariani (2014) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan seluruh proses
kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi setiap individu
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan
perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke
arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai
kebahagiaan.Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang
tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang
59. 46
akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun
media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang
dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang
dimiliki.
Pada penelitian ini, pengetahuan responden pada tingkat tahu yang
tertinggi adalah pada kategori cukup yaitu sebesar 69,23%. Hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan responden yang hanya sebagian kecil
berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) sedangkan sebagian besar
berpendidikan SD, SMP dan SMA, sehingga pengetahuan yang dimiliki
responden juga cenderung ke arah kurang atau cukup.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Nesti NurdianaSari (2012)
tentang Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio pada Bayi di BPS
Warti Suwaji Tawangsari Sukaharjo Tahun 2012, dimana hasil yang
didapatkan yaitu pengetahuan responden pada tingkat baik sebesar 23,33%,
pada tingkat cukup yaitu sebesar 63,33 sedangkan pada tingkat kurang yaitu
sebesar 13,33%.
Menurut Putri Ariani (2014) pendidikan merupakan seluruh proses
kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi setiap individu
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan
perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke
arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai
kebahagiaan.
60. 47
Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media
massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan
pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki.
2. Tingkat Paham
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 5 menunjukkan
bahwa dari 52 responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat
paham pada pengetahuan kategori baik sebesar 5,77%, pengetahuan kategori
cukup sebesar 61,54% dan pengetahuan kategori kurang sebesar 32,69%.
Berdasarkan teoriyang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) dalam
Putri Ariani (2014) memahamidiartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat
menginterpretaskan materi tersebut secara benar.Responden yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
Menurut Putri Ariani (2014) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
diantaranya adalah umur dan pendidikan. Umur merupakan rentang waktu
seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika
seseorang itu memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur
akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan yang
diperolehnya akan semakin baik.Pendidikan merupakan seluruh proses
kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi setiap individu
61. 48
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan
perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke
arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai
kebahagiaan.Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang
tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun
media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang
dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang
dimiliki.
Pada penelitian ini pengetahuan responden pada tingkat paham yang
terbanyak adalah kategori cukup yaitu sebesar 61,54%.Hal ini dikarenakan
informasi – informasi yang didapat dari Puskesmas Mabodo, responden
masih kurang paham yang berkaitan dengan imunisasi Polio. Seperti yang
telah diijelaskan sebelumnya bahwa informasi yang tepat juga berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang. Semakin banyak informasi yang diterima
oleh seseorang, maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh orang tersebut. Demikian pula sebaliknya, walaupun didalam
teori menyebutkan bahwa semakin matang usia seseorang pengetahuannya
juga akan semakin baik, namun dalam penelitian ini dibuktikan bahwa usia
yang matang dan dewasa tidak menjamin bahwa pengetahuan yang dimiliki
dalam kategori baik karena walaupun usia sudah dewasa namun jika
62. 49
informasi yang diperoleh seseorang minim maka pengetahuan yang dimiliki
akan minim pula.
Menurut Putri Ariani (2014) Seseorang yang memiliki sumber
informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula.
Salah satu sumber informasi yang berperan penting yaitu media massa.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan bisa didapat dari beberapa
sumber antara lain media cetak, elektronik, papan, keluarga, teman dan lain-
lain.
3. Tingkat Aplikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 6 menunjukkan
bahwa dari 52 responden semuanya mempunyai pengetahuan berdasarkan
tingkat aplikasi pada kategori baik yaitu sebesar 100%.
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Putri Ariani (2014) bahwa
aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Yulianti (2015) dengan
judul pengetahun ibu tentang imunisasi polio di BPM Grobogan. Dari hasil
penelitian bahwa dari 33 responden sebagian besar berpengetahun cukup
(51,42%), pengetahuan kategori baik (24,2%) dan pengetahuan kategori
kurang (24,2%).
63. 50
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,biologis, maupun
social.Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yangakan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
Pada penelitian ini, keseluruhan responden mempunyai pengetahuan
dalam kategori baik pada tingkat aplikasi. Hal ini bisa disebabkan oleh
pengaruh dari lingkungan. Jika masyarakat yang berada dalam satu
lingkungan dengan individu mempunyai kebiasaan selalu membawa anaknya
ke posyandu untuk di imunisasi, maka individu tersebut juga akan mengikuti
kebiasaan tersebut. Hal ini terjadi karena adanyainteraksi timbal balik
ataupun tidak yangakan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Jadi meskipun pengetahuan seorang individu pada tingkat tahu dan paham
masuk dalam kategori cukup ataupun kurang, tidak menutup kemungkinan
pada tingkat aplikasi justru akan berada dalam kategori baik. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh lingkungan tempat individu tersebut berada.
Selain itu, berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial budaya. Sosial
budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
65. 52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya
maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun 2016
yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu pada kategori baik
sebesar 28,85%, kategori cukup sebesar 69,23% dan kategori kurang sebesar
1,92%.
2. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli tahun 2016
yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat pahamkategori baik
sebesar5,77%, kategori cukup sebesar 61,54% dan kategori kurang sebesar
32,69%.
3. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna periode Juli tahun
2016yaitu semua responden mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat
aplikasi pada kategori baik yaitu sebesar 100%.
66. 53
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi petugas kesehatan Puskesmas Mabodo lebih meningkatkan lagi edukasi
kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang imunisasi polio, sehingga
pengetahuan masyarakat tentang imunisasi polio akan lebih meningkat.
2. Bagi masyarakat khususnya ibu diharapkan untuk meningkatkan
pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada tenaga
kesehatan, yaitu dengan cara mencari informasi tentang imunisasi dasar pada
media cetak seperti buku, majalah, dan lain-lain ataupun media elektronik dan
bisa juga bertanya pada responden yang tua atau responden yang lebih
pengalaman.
3. Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut
diharapkan agar bisa mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu
dalam pelaksanaan imunisasi berdasarkan tingkat pengetahuanya agar dapat
dikategorikan apakah tingkat pengetahuanya kategori baik di ikuti pula oleh
sikap patuh dalam pelaksanaan imunisasi
67. 54
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Maryunani (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta timur :
CV Trans Info Media
Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang pemberian Imunisasi
Dasar Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-
Kassi Kelurahan MappalaKota Makassar.
http://iwansyah.com/2013/09/Diakses tanggal 18 Juli 2016
Marmi dan Rahardjo, Kukuh (2012) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pekajar. Yogyakarta
Muslihatun, Wafi Nur. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta :
Fitramaya
Nesti NurdianaSari (2012) Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio
pada Bayi di BPS Warti Suwaji Tawangsari Sukaharjo Tahun 2012.
Surakarta
Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
Proverawati, Atikah, Fitra Setrio, Septyo, Andini (2010) Imunisasi dan
Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Medika
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika
Ranuh, I.G.N., Haryono Suyitno, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Cissy B.
Karyasasmita, Ismoedijanto, Soedjatmika (2008). Pedoman Imunisasi di
Indonesia. Badan Penerbit IDAI
Rukiyah, Ai Yeyeh,Yulianti, Lia (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.
Jakarta timur : CV Trans Info Media
Sudarti dan Endang Khoirunnisa (2010) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan
Anak Balita. Nuha Medika. Yogyakarta
Sukarni, Icesmi, dan Sudarti (2014) Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Neonatus Resiko Tinggi. Nuha Medika. Yogyakarta
Yulianti (2015) Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio di BPM
Grobongan.Http://Yulianti.com/2015/09/Tingkat-Pengetahuan-Ibu-
tentang. Html. diakses tanggal 19 Juli 2016
68. KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN
IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MABODO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI TAHUN 2016
1. Identitas Responden
No responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan : SD
: SMP
: SMA
: Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
Alamat :
2. Petunjuk Pengisian :
Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling
benar
Pernyataan Benar (B), Salah (S)
A. Tingkat Tahu Ibu
No Pernyataan B S
1. Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan
untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit
poliomielitis
2. Penyakit poliomielitis yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh
kaki
3. Pemberian yang berlebihan pada pemberian imunisasi
polio akan berdampak buruk pada kesehatan
4. Pemberian imunisasi polio bisa lebih dari jadwal yang
telah ditentukan
5. Waktu pemberian Imunisasi Polio diberikan 4 kali pada
usia 0-11 bulan
6. Efek samping dari imunisasi polio yaitu pusing, diare
ringan, dan sakit otot
7. Cara Pemberian imunisasi polio melalui mulut
69. 8. Imunisasi polio bisa juga diberikan melalui suntikan
9. Imunisasi polio akan menimbulkan penyakit campak
10. Pemberian imunisasi polio bisa diberikan juga pada
anak usia diatas 5 tahun
B. Tingkat Pemahaman Ibu
No Pernyataan B S
1. Polio 1 diberikan pada umur 1 bulan
2. Polio 2 diberikan pada umur 3 bulan
3. Polio 3 diberikan pada umur 2 bulan
4. Polio 4 diberikan pada umur 4 bulan
5. Pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin
DPT
6. Anak yang menderita gangguan kekebalan dengan
penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker atau keganasan
sedang menjalani pengobatan steroid, dan pengobatan
radiasi umum, boleh diberikan imunisasi polio
7. Imunisasi Polio tidak bisa mencegah penyakit polio
hingga 90%
8. Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang
sedang sakit parah seperti demam tinggi (diatas 380
)
ditangguhkan
9. Sebaiknya anak – anak tidak diberikan imunisasi polio
10. Imunisasi polio sebaiknya diberikan pada anak dibawah
5 tahun
C. Tingkat Aplikasi Ibu
No Pernyataan B S
1. Membawa bayi di posyandu untuk di imunisasi polio
sangat baik untuk bayi
2. Bayi yang sudah diberikan imunisasi polio dapat
mencegah penyakit poliomelitis
3. Sebaiknya bayi tidak diberikan imunisasi polio
4. Imunisasi polio itu bagus untuk kesehatan bayi
5. Sebaiknya imunisasi polio diberikan sampai empat kali
pemberian
70. PERSETUJUAN RESPONDEN DALAM PENELITIAN
Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna yang bernama Nurniati (NIM : PSW.B.2013.IB.0079) dengan
judul penelitian “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio
pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna Periode Juli
Tahun 2016”.
Saya sebagai responden memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk
kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi mahasiswa
tersebut dalam hal ini sebagai peneliti dan tidak merugikan siapapun. Dengan
demikian, saya dengan besar hati dan tanpa paksaan dari siapapun akan siap
membantu dalam penelitian ini dengan menjawab semua pertanyaan yang
diajukan kepada saya.
Kontunaga, Juli 2016
Responden
71. No Nama Responden Alamat
1 Ny. Marlin Desa Bungi
2 Ny. Ati Desa Bungi
3 Ny. Nena Desa Bungi
4 Ny. Tini Desa Bungi
5 Ny. Ani Desa Bungi
6 Ny. Erna Desa Bungi
7 Ny. Wa Ndowali Desa Bungi
8 Ny. Anafia Desa Bungi
9 Ny. Haeruni Desa Bungi
10 Ny. Lia Desa Bungi
11 Ny. Neka Desa Bungi
12 Ny. Sulfia Desa Bungi
13 Ny. Wa Uli Desa Bungi
14 Ny. Wa Ode Hartati Desa Bungi
15 Ny. Marfia Desa Bungi
16 Ny. Wa Tia Desa Bungi
17 Ny. Rahatia Desa Bungi
18 Ny. Salfia Desa Liabalano
19 Ny. Muna Desa Liabalano
20 Ny. Wa Nari Desa Liabalano
21 Ny. Wa Ondo Desa Liabalano
22 Ny. Wa Fia Desa Liabalano
23 Ny. Wa Siandi Desa Liabalano
24 Ny. Halimah Desa Liabalano
25 Ny. Sanafia Desa Kontunaga
26 Ny. Surianti Desa Kontunaga
27 Ny. Wa Kolo Desa Kontunaga
28 Ny. Anang Desa Kontunaga
29 Ny. Nurni Desa Kontunaga
30 Ny. Ita Sanarti Desa Kontunaga
31 Ny. Wa Dolo Desa Kontunaga
32 Ny. Wa Ode Udi Desa Kontunaga
33 Ny. Wa Ode Harlia Desa Kontunaga
34 Ny. Wa Hari Desa Kontunaga
35 Ny. Wa Ode Hamsina Desa Kontunaga
36 Ny. Salma Desa Kontunaga
37 Ny. Wa Hamuna Desa Kontunaga
38 Ny. Hasri Susen Desa Kontunaga
39 Ny. Indri Meylana Desa Mabodo
40 Ny. Eno Desa Mabodo
41 Ny. Inang Desa Mabodo
42 Ny. Wa Kasia Desa Mabodo
43 Ny. Nurbaini Desa Mabodo
72. No Nama Responden Alamat
44 Ny. Wa Ode Ratna Desa Mabodo
45 Ny. Siti Zaini Rahayu Desa Mabodo
46 Ny. Siti Ndolasi Desa Mabodo
47 Ny. Wa Ode Note Desa Mabodo
48 Ny. Dedeng Indrawati Desa Masalili
49 Ny. Isra Mirad Desa Masalili
50 Ny. Wa Ode Ngkululi Desa Masalili
51 Ny. Wa Pia Desa Masalili
52 Ny. Mona Desa Masalili
73. MASTER TABEL
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Periode Juli Tahun 2016
No Nama Ibu Alamat
Pendidikan Umur (Tahun) Tahu Paham Aplikasi
SD SMP SMA PT <20 21-30 31-40 >40 B C K B C K B C K
1 Ny.M Desa Bungi √ √ √ √ √
2 Ny.W Desa Bungi √ √ √ √ √
3 Ny.A Desa Bungi √ √ √ √ √
4 Ny.M Desa Bungi √ √ √ √ √
5 Ny.H Desa Bungi √ √ √ √ √
6 Ny.R Desa Bungi √ √ √ √ √
7 Ny.A Desa Bungi √ √ √ √ √
8 Ny.N Desa Bungi √ √ √ √ √
9 Ny.T Desa Bungi √ √ √ √ √
10 Ny.A Desa Bungi √ √ √ √ √
11 Ny.E Desa Bungi √ √ √ √ √
12 Ny.W Desa Bungi √ √ √ √ √
13 Ny.A Desa Bungi √ √ √ √ √
14 Ny.H Desa Bungi √ √ √ √ √
15 Ny.L Desa Bungi √ √ √ √ √
16 Ny.N Desa Bungi √ √ √ √ √
17 Ny.S Desa Bungi √ √ √ √ √
18 Ny.S Desa Kontunaga √ √ √ √ √
19 Ny.S Desa Kontunaga √ √ √ √ √
20 Ny.W.K Desa Kontunaga √ √ √ √ √
21 Ny.A Desa Kontunaga √ √ √ √ √
74. No Nama Ibu Alamat
Pendidikan Umur (Tahun) Tahu Paham Aplikasi
SD SMP SMA PT <20 21-30 31-40 >40 B C K B C K B C K
22 Ny.N Desa Kontunaga √ √ √ √ √
23 Ny.I.S Desa Kontunaga √ √ √ √ √
24 Ny.W.N Desa Kontunaga √ √ √ √ √
25 Ny.W.U Desa Kontunaga √ √ √ √ √
26 Ny.W.H Desa Kontunaga √ √ √ √ √
27 Ny.W.H Desa Kontunaga √ √ √ √ √
28 Ny.W.H Desa Kontunaga √ √ √ √ √
29 Ny.W.H Desa Kontunaga √ √ √ √ √
30 Ny.S Desa Kontunaga √ √ √ √ √
31 Ny.H.Z Desa Kontunaga √ √ √ √ √
32 Ny.I Desa Mabodo √ √ √ √ √
33 Ny.E Desa Mabodo √ √ √ √ √
34 Ny.I Desa Mabodo √ √ √ √ √
35 Ny.W.K Desa Mabodo √ √ √ √ √
36 Ny.N Desa Mabodo √ √ √ √ √
37 Ny.R Desa Mabodo √ √ √ √ √
38 Ny.S.Z.R Desa Mabodo √ √ √ √ √
39 Ny.F.N Desa Mabodo √ √ √ √ √
40 Ny.W.N Desa Mabodo √ √ √ √ √
41 Ny.D.I Desa Masalili √ √ √ √ √
42 Ny.I.M Desa Masalili √ √ √ √ √
43 Ny.W.N Desa Masalili √ √ √ √ √
44 Ny.W.P Desa Masalili √ √ √ √ √
45 Ny.M Desa Masalili √ √ √ √ √
46 Ny.S Desa Liabalano √ √ √ √ √
75. No Nama Ibu Alamat
Pendidikan Umur (Tahun) Tahu Paham Aplikasi
SD SMP SMA PT <20 21-30 31-40 >40 B C K B C K B C K
47 Ny.W.S Desa Liabalano √ √ √ √ √
48 Ny.H Desa Liabalano √ √ √ √ √
49 Ny.F Desa Liabalano √ √ √ √ √
50 Ny.N Desa Liabalano √ √ √ √ √
51 Ny.O Desa Liabalano √ √ √ √ √
52 Ny.M Desa Liabalano √ √ √ √ √