Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Typhoid, also known as Typhoid fever or Typhoid Disease , is a common worldwide
bacterial disease, transmitted by the ingestion of food or water contaminated with the
feces of an infected person, which contain the bacterium Salmonella enterica, serovar
Typhi(fig.1). The bacteria then perforate through the
intestinal wall and are phagocytosed by macrophages.
The organism is a Gram-negative short bacillus that is
motile due to its peritrichous flagella(fig.1). The
bacterium grows best at 37°C / 98.6°F – human body
temperature.
DEFINISI
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan enteritis akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enteric. (Drh. R Asmilah, M.Kes:2001).
Thypus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan, 1990).
ETIOLOGI
Penyebab penyakit thypus abdominalis adalah Salmonella typhosa, basil gram negative yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora (Suriadi, Yuliani, Rita:2011).
Penyebab yang lain adalah kuman Salmonela paratyphi A, B dan C. (Drh. R Asmilah, M.Kes:2001 ).
4 PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi,dkk (2006: hal.255) perjalanan penyakit demam tifoid yitu pertama-tama kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikulo endothelial, hati, limfa dan organ lainnya. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berkahir saat sel-sel retikulo endeteleal melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakteremia untuk ke dua kalinya. Selanjutnya, kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kantung empedu.
Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaque peyeri. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga terjadi ulserasi plaque peyeri. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikratik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar, kelanjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan pada usus halus
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi
sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella Thypi.
Organisme ini masuk melalui
makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urine
dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella. ( Bruner and Sudart,
1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi
4. Manifestasi Klinis
Demam
Pada kasus yang khas demam
berlangsung 3 minggu, bersifat
febris remiten dan suhu tidak tinggi
sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari,
biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Minggu kedua pasien
terus berada dalam keadaan
5. Gangguan pada saluran
pencernaan
Pada mulut terdapat napas
berbau tidak sedap, bibir kering
dan pecah - pecah (ragaden).
Lidah tertutup selaput putih kotor
(coated tongue), ujung dan
tepinya kemerahan, jarang
disertai tremor. Pada abdomen
dapat ditemukan keadaan perut
6. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien
menurun walaupun tidak
berapa dalam yaitu apatis
sampai somnolen.
Relaps (kambuh) ialah
berulangnya gejala tifoid, akan
tetapi berlangsung ringan dan
lebih singkat. Terjadi pada
8. Penatalaksanaan
Trilogy penatalaksanaan demam thypoid:
1. Pemberian antibiotic, untuk menghentikan
dan memusnahkan penyebaran kuman. Antibiotik
yang dapat digunakan :
kloramfenikol
Ampisilin/ amoksilin
Kotrimoksazol
9. 2. Istirahat dan perawatan professional mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien
harus tirah baring absolute sampai minimal 7
hari bebas demam atau kurang dari selama14 hari.
Mobilisasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan
pulihnyakekuatan pasien.
3. Diet dan terapi penunjang
Pertama pasien diberikan diet bubur saring,
kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi (pantang
sayuran dengan serat kasar) sesuai tingkat
kesembuhan pasien. Juga diperlukan pemberian
vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung
keadaan umum pasien.
11. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus: Bila sedikit
hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan
benzidin.
Perporasi usus: Timbul biasanya
pada minggu ketiga atau
setelahnya dan terjadi pada
bagian distal ileum.
12. b. Komplikasi extra intestinal
Komplikasi kardiovaskuler :
kegagalan sirkulasi (renjatan
sepsis), miokarditis, trombosis,
tromboplebitis.
Komplikasi darah : anemia
hemolitik, trobositopenia, dan
syndroma uremia hemolitik.
Komplikasi paru : pneumonia,
empiema, dan pleuritis.
13. Komplikasi pada hepar dan kandung
empedu : hepatitis, kolesistitis.
Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis,
pyelonepritis dan perinepritis.
Komplikasi pada tulang : osteomyolitis,
osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
Komplikasi neuropsikiatrik : delirium,
meningiusmus, meningitis, polineuritis
perifer, sindroma Guillain bare dan
sidroma katatonia.
15. Pengkajian
Keluhan utama: Keluhan utama
demam tifoid adalah panas atau
demam yang tidak turun-turun, nyeri
perut, pusing kepala, mual, muntah,
anoreksia, diare serta penurunan
kesadaran.
Pola nutrisi dan metabolisme: Klien
akan mengalami penurunan nafsu
makan karena mual dan muntah saat
makan sehingga makan hanya sedikit
bahkan tidak makan sama sekali.
16. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum:
Didapatkan klien tampak lemah,
suhu tubuh meningkat 38 –
410
C, muka kemerahan.
b) Tingkat kesadaran: Dapat terjadi
penurunan kesadaran (apatis).
c) Sistem respirasi: Pernafasan rata-
rata ada peningkatan, nafas cepat dan
dalam dengan gambaran seperti
bronchitis.
d) Sistem kardiovaskuler: Terjadi
17. e) Sistem integumen: Kulit kering,
turgor kullit menurun, muka tampak
pucat, rambut agak kusam
f) Sistem gastrointestinal: Bibir kering
pecah-pecah, mukosa mulut kering,
lidah kotor (khas), mual, muntah,
anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut,
perut terasa tidak enak, peristaltik
usus meningkat.
g) Sistem muskuloskeletal: Klien
lemah, terasa lelah tapi tidak
didapatkan adanya kelainan.
18. Diagnosa
keperawatan
Kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient, intake yang tidak
adekuat, mual muntah, anoreksia
Hypertermia b.d proses infeksi
salmonella typhi