Kejang demam adalah manifestasi dari berbagai penyakit yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis dari kejang demam. Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi sederhana atau kompleks, dan penatalaksanaannya meliputi pengobatan fase akut, pencarian penyebab, serta profilaksis
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptxssuser8d0437
Â
ialah bangkitan kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh (suhu di atas 38 C dengan metode pengukuran suhu apapun ) yang tidak disebabkan oleh suatu proses intrakranial
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. KELAINAN GENETIK DAN FAKTOR KELAHIRAN, DEMAM, INFEKSI OTAK,
TOKSIN, TRAUMA, GANGGUAN PEREDARAN DARAH, GANGGUAN
METABOLISME DAN NUTRISI,TUMOR, KELAINAN DEGENERATIF,FAKTOR
PSIKOGENIK DAN PENYEBAB YANG TIDAK DIKETAHUI DENGAN JELAS.
PENDAHULUAN
KEJANG
BUKAN PENYAKIT TETAPI
MANIFESTASI DARI SUATU
PENYAKIT
BERBAGAI PENYAKIT DAPAT MENYEBABKAN
TERJADINYA BANGKITAN KEJANG MISALNYA:
3. DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala).
4. Epidemiologi
ï‚—Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak.
ï‚—Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6
bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk
pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3
tahun.
ï‚—Insidensi puncak usia 18-22 bulan
ï‚—Anak laki-laki > perempuan dengan perbandingan
1,4 : 1,0.
ï‚—Menurut ras maka kulit putih lebih banyak
daripada kulit berwarna.
5. ETIOLOGI
ï‚—Belum diketahui dengan pasti
ï‚—Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
ï‚—Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi ïƒ terkadang pada suhu tidak
terlalu tinggi
7. Resiko Tinggi
Berulang
Metabolisme Basal
Meningkat
Resiko Tinggi
Gangguan Kebutuhan
Nutrisi
O² ke Otak
Menurun
Kejang
Demam
TIK
Meningkat
Kejang Demam
Komplek
Kejang Demam
sederhana
Peningkatan
Suhu Tubuh
Resiko Injuri Resiko Tinggi
Gangguan Tumbuh
Kembang
Gangguan Perfusi
Jaringan
PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM
10. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
Kejang Demam
Sederhana (Simple Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri
gejala klinis sebagai
berikut:
-Kejang berlangsung
singkat, < 15 menit
-Kejang umum tonik dan
atau klonik
-Umumnya berhenti sendiri
-Tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam 24 jam
Kejang Demam Komplikata
(Complex Febrile Seizure),
dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
-Kejang lama, > 15 menit
-Kejang fokal atau parsial satu
sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
-Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam 24 jam
11. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
MENURUT LIVINGSTONE
ï‚—Kejang Demam Sederhana
ï‚—Kejang bersifat umum
ï‚—Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit)
ï‚—Usia waktu kejang demam pertama kali muncul < 6 tahun
ï‚—Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
ï‚—EEG normal
ï‚—Epilepsi yang di cetus oleh demam
ï‚—Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/ setempat
ï‚—Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan kejang demam pertama
ï‚—Frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam satu tahun
ï‚—Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak normal lagi adalah
normal.
12. KRITERIA LIVINGSTONE
SETELAH DIMODIFIKASI
1.UMUR ANAK KETIKA KEJANG ANTARA 6 BULAN DAN 4
TAHUN
2.KEJANG HANYA SEBENTAR SAJA, TIDAK LEBIH DARI 15
MENIT
3.KEJANG BERSIFAT UMUM.
4.KEJANG TIMBUL DALAM 16 JAM PERTAMA SETELAH
TIMBULNYA DEMAM
5.PEMERIKSAAN SARAF SEBELUM DAN SESUDAH KEJANG
NORMAL.
6.PEMERIKSAAN EEG YANG DIBUAT SEDIKITNYA 1 MINGGU
SESUDAH SUHU NORMAL TIDAK MENUNJUKKAN KELAINAN.
7.FREKUENSI BANGKITAN KEJANG DI DALAM 1 TAHUN
TIDAK MELEBIHI 4 KALI
13.
14. DIAGNOSIS
ï‚—ANAMNESIS:
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
16. ï‚—PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig
Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)
17. PEMERIKSAAN FISIK
ï‚—Pemeriksaan Refleks Neurologis
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi
SSP ( meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis
- Biseps, Triceps, KPR, APR (++ / ++)
Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman
( normal pada bayi < 18 bulan )
Pada kejang demam refleks patologis (-)
18. PEMERIKSAAN PENUNJANG
ï‚—Laboratorium (Darah perifer lengkap,
elektrolit, glukosa darah)ïƒ mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
ï‚—Pungsi lumbal ïƒ menyingkirkan meningitis
indikasi berdasarkan umur :
* < 12 bulan sangat dianjurkan
* 12 – 18 bulan dianjurkan
* > 18 bulan tidak rutin
19. ï‚—Elektroensefalografi
ïƒ kejang demam yang tidak khas
(anak > 6th
, kejang demam fokal)
ï‚—CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas indikasi:
- kelainan neurologik fokal yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema
20. PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM
ADA 3 HAL YANG PERLU DIKERJAKAN,YAITU :
1. PENGOBATAN FASE AKUT
2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB
3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP
BERULANGNYA KEJANG DEMAM
PENATALAKSANAAN
22. Jika kejang tidak teratasi → dapat diulang dengan
cara dan dosis yang sama dengan interval 5 menit
ï‚—Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih
tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dan
diberikan diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgbb
ï‚—Bila kejang belum berhenti diberikan fenitoin 10-20
mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1 mg/kgbb/menit atau
kurang dari 50 mg/menit.
 Kejang berhenti → Dosis selanjutnya 4-8
mg/kgbb/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal
 Kejang belum berhenti → rawat di ruang intensif.
23. RUMATAN
ï‚—Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari ïƒ dibagi 2
dosis
ï‚—Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-
3 dosis
ï‚—DOC : Asam Valproat
ï‚—Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, dihentikan
bertahap selama 1 – 2 bulan
24. INDIKASI RUMATAN
ï‚—Kejang > 15 menit
ï‚—Kelainan neurologis
ï‚—Kejang fokal
ï‚—Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
25. BAGAN PENATALAKSANAAN KEJANG
SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA
ATAU DIAZEPAM REKTAL DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTIOL
>10 KG : 10 MG REKTIOL
BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG
CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT
KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)
KEJANG (+) FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)
KEJANG (+) KEJANG (-)
RUMATAN
RAWAT ICU Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
26. PROGNOSIS
ï‚— Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
- Ada seluruh faktor resiko ïƒ kejang demam berulang
80%.
- Tidak ada faktor resiko ïƒ kejang demam berulang 10-
15%
27. ï‚—Faktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi
dikemudian hari. Faktor resiko terjadinya
epilepsi adalah:
1 Kelainan neurologis
2 Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi dalam keluarga
28. Ad vitam : Bonam
Ad functionum : Bonam
Ad sanationum : Bonam