SlideShare a Scribd company logo
Efta Shufiyati
15730251006
Legislasi
Penanganan
Kasus
Adat/Kebiasaan
Perjanjian oleh
para pihak
Pembagian Sistem Hukum
Wilayah
Berlakunya
Materi Muatan
Hukum
Sifat
Sanksinya
•H. Nasional
•H.Internasional
•Hukum Privat
•H. Publik
•H. Pidana
•H. Perdata
•H.Administrasi
Blh tdknya hukum
disimpangi
Cara Hukum
Tingkat
keumuman
aturan-aturan
•H. Pemaksa
•H.Pelengkap
•H. Buatan Hakim
•H. Adat
•Asas Hukum
•Kaidah Hukum
Konsistensi
sistem Hukum
• Hukum dibuat dengan berbagai cara , bisa melalui kontradiksi, maka
hukum harus ada ketentuan-ketentuan yang dianut
Kelengkapan
Sistem Hukum
• Kodifikasi Hukum
• Hukum sudah lengkap, perkembangannya Hukum Tidak Lengkap
Adanya penemuan hukum oleh hakim dalam putusannya diharapkan
melengkapi/menyempurnakan dengan berbagai metode penafsiran
Konsep Fundamental
dalam Sistem Hukum
• Ilmu Pengetahuan Hukum misal konsep tentang orang,
benda /barang, perbuatan hukum
Teori-teori Positivistis
Sistem Hukum
Teori-teori Content
Sistem Hukum
Teori-teori Sosiologis
Sistem Hukum
 Teori Positivisme
Hukum adalah apapun yang ditetapkan oleh
lembaga yang dibuatnya
 Teori Natural Law
merupakan hukum yang dibuat moral/rasa
keadilan
 Teori Content
Diwakili oleh Ronald Dworkin yang muncul karena
ketidaksetujuannya dengan aliran positivistis dan
hanya memutus perkara berdasarkan norma
 Teori Sosiologis
Ditemukan 2 sistem ditemukan dalam teori
sosiologis hukum yakni teori-teori fungsional dan
teori-teori isi
1. Ilmu Hukum dan Sosiologis:Sebuah sejarah
singkat
 Hukum tidak dipandang sebagai suatu tradisi
intelektual yang telah memberikan sumbangan
yang penting bagi pengembangan teori sosial.
 Teori sosial memiliki pengaruh yang semakin
meningkat adalam tulisan-tulisan ulasan
hukum dan teori hukum semakin meresap
dalam tulisan sosiologis terutama dalam
penelitian-penelitian hukum dan rasionalitas
serta teori feminis.
Mazhab Chicago
Mazhab Yale
Mazhab Legal
Incentive
Mazhab Public
Choice
Mengevaluasi peraturan-peraturan atas dasar
kemampuan untuk meningkatkan efisiensi
serta penggunaan sumber-sumber langka
sangat memperhatikan masalah rancangan
institusional dan masalah-masalah etika dalam
pengaturan-pengaturan institusional
memusatkan perhatian pada pengaruh
peraturan-peraturan hukum mengenai insentif
bagi para individu yang terklibat dalam
tindakan rasional
teori pilihan publik meneliti konsekuensi
kolektif dari pilihan individual.
A. Ajaran Hukum Kritis
 Serangan atas legalisme
 Pernyataan yang tidak menentukan
 Otonomi ukum yang relatif
 Kesadaran hukum
B. lmu Hukum feminis
 Teori pendekatan Hukum umum yang
menekankan bahwa kesamaan dan perbedaan
mengenai hubungan kekuasaan, kedudukan sosial
C. Teori Ras Kritis
kelompok yang beraneka ragam yang
membicarakan berbagai bidang hukum dalam
berbagai suara.
Teori Hukum Represif
 Badan-badan pengawasan
khusus
 Kesepatan bagi rakyat untuk
mendpatkan keadilan, dimana
mereka dapat memperoleh
perlindungan dan jawaban atas
keluan-keluhannya terbatas
 Adanya suatu rejim hukum
ganda,yakni melembagakan
keadilan kelas dengan
mengkonsolidasikannya dan
mengesahkan pola-pola
subordinasi sosial
Teori Hukum Otonom
 Penekanan kepada aturan-aturan
hukum sebaga upaya utama untuk
mengawasi kekausaan resmi dan
tidak resmi
 Terdapat pengadilan yang bebas
yang tidak dapat dimanipulasi
oleh dan bebas dari kekuasaan
politik dan eonomi, serta memiliki
otoritas khusus untuk mengadili
pelanggaran hukum baik buat
pejabat maupun individu
 Terpisahnya hukum dari politik
Teori Hukum Responsif
 Pergeseran penekanan dari aturan-
aturan ke prinsip-prinsip dan tujuan
 Pentingnya watak kerakyatan baik
sebagai tujuan hukum maupun cara
untuk mencapainya.
Critical Theory of the Frankfurt School
Teori kritis mengklaim menjadi liberating tidak
dalam pengertian penyajian strategi mencapai
ide kebebasan yang diyakini oleh pelaku-pelaku.
Melainkan, ia bermaksud mendeskripsikan
asumsi-asumsi mengenai kondisi-kondisi sosial,
yang mana asumsi-asumsi ini dapat diubah oleh
suatu proses pencerahan teoritis dan politis.
Ketika teori menghasilkan hasil seperti itu,
klaimnya diperkuat. Dengan demikian the
liberating mengklaim menjadi kognitif juga.
Relativist Epistemology
Gerakan CLS bermaksud menggunakan Relativist Epistemology
abad ke-20 untuk tujuan-tujuannya. Relativist Epistemology
menolak kepastian tradisional dan mengingkati kepercayaan
objektif. Relativist Epistemology telah dikembangkan dalam
matematika dan fisika. Secara tradisional, matematika dan fisika
dipikirkan berkaitan dengan satu realitas objektif
American Legal Realism (Realisme Hukum Amerika)
Gerakan CLS tidak menyukai liberalisme dan individualisme,
memuji komunitas, mengkritik legal order, menentang hirarki
sosial dan menyebut human relation sebagai perubahan
fundamental. Karenanya, hal ini mengingatkan pada utopian
sosialisme akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 khususnya
terhadap Fourier dan Owen, serta romantisme revolusi pada awal
abad ke-19 dalam agama, sastra, filsafat menentang
rasionalisme abad ke-18
• Menciptakan kesamaan
bagi perempuan
terutama kesempatan
dalam membuat pilihan
Feminisme Liberal
• di mana tidak ada
perbedaan berdasarkan
jenis kelamin, baik
secara hukum maupun
lembaga,
Feminisme
Asimilasi
• kekuatan kesamaan
perempuan konform
pada norma laki-laki.
Pendekatan ini
menekankan perbedaan
jenis kelamin
Feminisme dengan
perlakuan khusus
•Pendekatan ini mengajukan suatu
batasan tegas bagi hukum dalam
memperhitungkan perbedaan
jenis kelamin
Feminisme
inkorposionis
•memfokuskan pada perbedaan
laki-laki dan perempuan.
Perspektif laki-laki terhadap
hukum, menurut pendekatan ini
harus direkonstruksi dengan
memperhitungkan nilai-nilai
feminis,
Feminisme
Rasional / kultural
•Pendekatan ini memandang
perempuan sebagai suatu kelas,
bukan makhluk individu seperti
dalam feminisme liberalime dan
diklaim bahwa kelas ini telah
didominasi oleh kelas lain yakni
laki-laki.
Feminisme
Radikal
•memusatkan perhatian pada
realitas-realitas perempuan,
bukan pada suatu kategori yang
disebut perempuan. Diyakini
bahwa mendefinisikan
perempuan menarik identitas
dari seorang individu kepada
identitasnya sebagai seorang
perempuan.
Feminisme
Postmodern
 Perbudakan awal ke-17 di daerah koloni Amerika, tanpa definisi yang jelas
mengenai status seorang budak.
 Aktivitas legislatif akhir abad ke-17 di dalam badan pembuat undang-undang
kolonial dan UU budak ke-18 yang menjadikan perbudakan tidak hanya suatu
kondisi seumur hidup, tetapi juga beersifat warisan
 Pengingkaran berkelanjutan atas kepribadian hukum bagi kelompok kulit hitam
pada revolusi Amerika dan pada Republik yang diikuti dengan pengundangan
UU budak pasca revolusi
 Pengaturan secara slave code abad ke-19 mengenai hubungan kelompok kulit
hitam kelompokn kult putih di mana seorang kulit hitam tidak mempunyai hak
berkeluara, kekbebasan bergerak, hak pilih, dan kapasitas hukum untu
menggugat atau memberikan kesaksian dalam suatu kasus yang melibatkan
seorang kulit putih yang didukung dengan hukum-hukum pelengkap bagi kulit
hitam
1. Kritik Mengenai Integrasi
CRT menyusun suatu
argumen bagi kesadaran
ras sebagai sesuatu yang
membebaskan, tanpa
penekanan, tanpa elemen
2. Kritik terhadap doktrin
antidiskriminasi
CRT mengkritisi apa yang
disebut kerangka aksis
tunggal hukum
antidiskriminasi yang ada
dimana ada diskriminasi
gender atau diskriminasi ras,
tetapi bukan penggabungan
dari keduanya.
3. kritik mengenai analogi
dengan seksisme
Praktik penganalogian
rasisme dengan seksisme
dikritik sebagai memberi
kontribusi bagi
pengekalan diskriminasi
ras dengan mengaburkan
peran yang sangat khusus
ras sebagai suatu alat
penindasan dalam
masyarakat. hal ini
nampak dalam beberapa
cara, misalnya ditunjukkan
bahwa praktik menyatukan
kelompok-kelompok yang
secara sosial
tersubordinasi
4. Dukungan atas kesadaran
ganda
bergerak dalam arah
pencarian suatu cara
untuk memperbaiki
ketidakadilan ras dalam
masyarakat, tanpa harus
terperangkap pada suatu
norma universal tunggal
atau visi tunggal mengenai
kebaikan.
Penelitian Terhadap Konsensus
Bagaimana Cara menetapkan standar
dari suatu kasus yang belum pernah
terjadi sebelumnya?
Pendekatan tradisional yang
mendasarkan pada standar
analogi-analogi
Pendekatan yang menggunakan
standar moral, namun
kelemahannya tidak ada
konsensus mengenai moral
Definisi pendekatan ini adalah
“Moral adalah sesuatu yang dapat
meningkatkan jumlah kesenangan
dengan mengurangi jumlah
kerugian dalam segala aspek
kehidupan manusia.
Batasan Instrumentalisme hukum
Menurut Wietholter menggambarkan yurisprudensi perdebatan
umum tentang batasan-batasan negara kesejahteraan
Ketidakefektifan
Konflik antar sistem
Orientasi Hasil
Kolonisasi
Reformasi Konstitusi Pembentukan Hukum
Institusi Penegekan
hukum kehilangan
kredibilitas
Lembaga-lembaga
pendidikan tinggi
hukum menjadi
pemasok utama SDM
Manajemen
penegakan hukum
kacau balau
Dalam mengatasi reformasi hukum di Indonesia
yang dianggap belum berhasil yang disebabkan
masih maraknya korupsi, komersialisasi dan
komoditasi maka adanya pemikiran (HYP)
1. Asumsi dasar hukum adalah untuk manusia
2. HYP tidak menerima hukum sebagai institusi yang mutlak serta final,
melainkan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk mengabdi manusia
3. HYP menolak tradisi analytical jurisprudence dan berbagai paham dengan
aliran legal realism, freirerechslehre, sociological jurisprudence,
interessenjurisprudenz di Jerman, teori hukum alam, dan critical legal studies
4. HYP ditujukan untuk melindungi rakyat menuju ideal hukum dan menolak
berbagai status quo, serta tidak ingin menjadikan hukum sebgai teknologi
yang tidak bernurani, melainkan suatu institusi yang bermoral
1) Beberapa putusan MK terkait perselisihan hasil pemilu/pilkada yang menyimpangi hukum acara
MK untuk menerapkan keadilan substansif dengan memasuki ranah berbagai pelanggaran
PEMILU (tidak hanya berkutat dengan hasil perhitungan suara) juga dianggap sebagai
penegakan hukum progresif.
2) Namun demikian, harus diakui bahwa ada beberapa putusan MK oleh Prof.Satjipto Rahardjo
dikritik yang mungkin dinilai tidak menegakkan hukum progresif, misal putusan terkait
pengujian UU KPK No.30/2002 (Putusan No.12-16-10/PUU-IV/2006) dengan artikel di Harian
Kompas melalui ungkapan mau memberantas korupsi saja kok dipersuli
3) Gagasan atau pemikiran HYP yang di Indonesia dipelopori Prof.Satjipto Rahardjo dimaksudkan
sebagai gagasan atau tesis hukum yang antroposentris yang rakyat dan pro-keadilan yang
mungkin akan menerabas berbagai prosedural teknis justisial yang justru akan menghambat
ideal-ideal hukum bagi kesejahteraan umat manusia sendiri. Dengan kata lain, hukum justru
harus memihak demi kepentingan manusia, bukan sebaliknya malah manusia
dikorbankan untuk hukum
Pendayagunaan Hukum bagi Golongan Miskin dan Mereka yang Kurang Beruntung dalam Proses
Pembangunan
1. Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah HAM, yakni pembebasan dari freedom from want. Oleh
karena itu, perjuangan untuk mengatasinya tidak kalah pentingnya dengan perjuangan menegakkan HAM
yang lain. Kepedulian intelektual hukum terhadap pengetasan kemiskinan mencakup aspek pembaharuan
pendidikan tinggi hukum agar melahirkan lulusan Fakultas Hukum yang idealis,emanisipatoris, serta
profesionalisme hukum yang selalu going to the people, bukan profesional hukum yang elitis
2. pengkonsepsian hukum sebagai sarana pembangunan diharapkan pada pilihan-pilihan dan pemihakan-
pemihakan. Sehingga muncullah perdebatan mengenai politik sosial, politik pembangunan, dan politik
hukum termasuk persoalan distribusi hasil-hasil pembanguna dan kemanfaatan pembangunan bagi golongan
sosial yang lembah. Pembangunan bukanlah untuk kepentingan golongan kuat dan kaya saja, tetapi juga
untuk meningkatkan harkat dan martabat atau derajat bagi si miskin, sehingga pemfungsian hukum dalam
masyarakat akan menyangkut pula pemfungsian hukum untuk mengatasi kemiskinan.
Pendayagunaan Hukum bagi Golongan Miskin dan Mereka yang Kurang Beruntung dalam Proses
Pembangunan
1. Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah HAM, yakni pembebasan dari freedom from
want. Oleh karena itu, perjuangan untuk mengatasinya tidak kalah pentingnya dengan perjuangan
menegakkan HAM yang lain. Kepedulian intelektual hukum terhadap pengetasan kemiskinan
mencakup aspek pembaharuan pendidikan tinggi hukum agar melahirkan lulusan Fakultas Hukum
yang idealis,emanisipatoris, serta profesionalisme hukum yang selalu going to the people, bukan
profesional hukum yang elitis
2. pengkonsepsian hukum sebagai sarana pembangunan diharapkan pada pilihan-pilihan dan
pemihakan-pemihakan. Sehingga muncullah perdebatan mengenai politik sosial, politik
pembangunan, dan politik hukum termasuk persoalan distribusi hasil-hasil pembanguna dan
kemanfaatan pembangunan bagi golongan sosial yang lembah. Pembangunan bukanlah untuk
kepentingan golongan kuat dan kaya saja, tetapi juga untuk meningkatkan harkat dan martabat atau
derajat bagi si miskin, sehingga pemfungsian hukum dalam masyarakat akan menyangkut pula
pemfungsian hukum untuk mengatasi kemiskinan.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusi
Hans Sagita
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Amphie Yuurisman
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Rizza Magfira
 
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi KontemporerIsu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Yogyakarta State University
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Siti Sahati
 
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
Lourenco de Deus Mau Lulo
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
Rima Kurniasih
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusi
yamega
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
nurul khaiva
 
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUMTEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
Lourenco de Deus Mau Lulo
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
Abid Zamzami
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Fenti Anita Sari
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Siti Sahati
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian HukumPembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Abid Zamzami
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
Ica Diennissa
 

What's hot (20)

Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusi
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi KontemporerIsu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Jurnal konstitusi
Jurnal konstitusiJurnal konstitusi
Jurnal konstitusi
 
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusi
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUMTEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian HukumPembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 

Viewers also liked

Teori dan-hukum-konstitusi
Teori dan-hukum-konstitusiTeori dan-hukum-konstitusi
Teori dan-hukum-konstitusidybam90190
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
anrihalfajari
 
Diktat hukum adat
Diktat hukum adatDiktat hukum adat
Diktat hukum adat
batozai32
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaAhmad Thoriq
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralNuril Akhadiyah
 
Konstitusi Indonesia
Konstitusi IndonesiaKonstitusi Indonesia
Konstitusi Indonesia
Gusti Wirajaya
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
nanda_auliana
 
Epidemiology
EpidemiologyEpidemiology
Epidemiology
Shaista Mariam
 
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusiperdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Konstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesiaKonstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesia
Aisyah Nisrina Hamidah
 
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada PendidikanGPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
Atifah Ruzana Abd Wahab
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Septia Nur'aini
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
Ahmad Dahlan University
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Septian Muna Barakati
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
Teori-Teori Sosiologi Pendidikan
Teori-Teori Sosiologi PendidikanTeori-Teori Sosiologi Pendidikan
Teori-Teori Sosiologi Pendidikan
Ani Mahisarani
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
Rizqi Maulana
 
Teori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikanTeori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikan
Ani Mahisarani
 

Viewers also liked (20)

Teori dan-hukum-konstitusi
Teori dan-hukum-konstitusiTeori dan-hukum-konstitusi
Teori dan-hukum-konstitusi
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
 
Diktat hukum adat
Diktat hukum adatDiktat hukum adat
Diktat hukum adat
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesia
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moral
 
Konstitusi Indonesia
Konstitusi IndonesiaKonstitusi Indonesia
Konstitusi Indonesia
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Epidemiology
EpidemiologyEpidemiology
Epidemiology
 
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusiperdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
 
Konstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesiaKonstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesia
 
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada PendidikanGPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
GPP1063 : Implikasi Sosiologi Pendidikan Kepada Pendidikan
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
LEMBAGA KEPRESIDENAN
LEMBAGA KEPRESIDENANLEMBAGA KEPRESIDENAN
LEMBAGA KEPRESIDENAN
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Teori-Teori Sosiologi Pendidikan
Teori-Teori Sosiologi PendidikanTeori-Teori Sosiologi Pendidikan
Teori-Teori Sosiologi Pendidikan
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
Teori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikanTeori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikan
 

Similar to Teori teori hukum konstitusi

penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
mochammad fathor rosi
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
dzakiaziz
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Muhamad Aljebra Aliksan Rauf
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukumKau Hatiku
 
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum oleh Zen Zanibar
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum  oleh Zen ZanibarFilsafat_Hukum dan Teori Hukum  oleh Zen Zanibar
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum oleh Zen Zanibar
helmiputrisiregar
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
AndyWarnet99
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Isnaldi Utih
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
Destu Argianto
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
mudanp.com
 
Paradigma hukum
Paradigma hukumParadigma hukum
Paradigma hukum
rudo subayatn
 
Ppt soshum 3
Ppt soshum 3Ppt soshum 3
Ppt soshum 3
Nizma Arinta
 
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxPMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
muhammadrezza14
 
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptxMateri Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
RikaNovitasari12
 
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdfMORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
muhidinsaja1
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Kapten Yusuf
 
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptxKELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
HernaWati14
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia
 

Similar to Teori teori hukum konstitusi (20)

penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum oleh Zen Zanibar
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum  oleh Zen ZanibarFilsafat_Hukum dan Teori Hukum  oleh Zen Zanibar
Filsafat_Hukum dan Teori Hukum oleh Zen Zanibar
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
Paradigma hukum
Paradigma hukumParadigma hukum
Paradigma hukum
 
Ppt soshum 3
Ppt soshum 3Ppt soshum 3
Ppt soshum 3
 
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxPMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptxMateri Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
Materi Demokrasi dan Negara Hukum Untuk Pre Test Mahasiswa.pptx
 
Fungsi Filsafat Hukum
Fungsi Filsafat HukumFungsi Filsafat Hukum
Fungsi Filsafat Hukum
 
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdfMORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
 
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalismeTeori relativisme budaya dan teori univesalisme
Teori relativisme budaya dan teori univesalisme
 
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptxKELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
KELOMPOK 2 HAK DAN DEMOKRASI.pptx
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 

More from pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Form rps 2015
Form rps 2015Form rps 2015
Form rps 2015
Form rps 2015Form rps 2015
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolahMembangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
pengkhianatan demokrasi ala orde baru
pengkhianatan demokrasi ala orde barupengkhianatan demokrasi ala orde baru
pengkhianatan demokrasi ala orde baru
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
himpunan lengkap UU HAM
himpunan lengkap UU HAMhimpunan lengkap UU HAM
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
menjelajah demokrasi
menjelajah demokrasimenjelajah demokrasi
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 

More from pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (14)

Form SAP 2015
Form SAP 2015Form SAP 2015
Form SAP 2015
 
Form rps 2015
Form rps 2015Form rps 2015
Form rps 2015
 
Form rps 2015
Form rps 2015Form rps 2015
Form rps 2015
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolahMembangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah
 
pengkhianatan demokrasi ala orde baru
pengkhianatan demokrasi ala orde barupengkhianatan demokrasi ala orde baru
pengkhianatan demokrasi ala orde baru
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 
himpunan lengkap UU HAM
himpunan lengkap UU HAMhimpunan lengkap UU HAM
himpunan lengkap UU HAM
 
Menjelajah demokrasi
Menjelajah demokrasiMenjelajah demokrasi
Menjelajah demokrasi
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
 
menjelajah demokrasi
menjelajah demokrasimenjelajah demokrasi
menjelajah demokrasi
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 

Teori teori hukum konstitusi

  • 3. Pembagian Sistem Hukum Wilayah Berlakunya Materi Muatan Hukum Sifat Sanksinya •H. Nasional •H.Internasional •Hukum Privat •H. Publik •H. Pidana •H. Perdata •H.Administrasi
  • 4. Blh tdknya hukum disimpangi Cara Hukum Tingkat keumuman aturan-aturan •H. Pemaksa •H.Pelengkap •H. Buatan Hakim •H. Adat •Asas Hukum •Kaidah Hukum
  • 5. Konsistensi sistem Hukum • Hukum dibuat dengan berbagai cara , bisa melalui kontradiksi, maka hukum harus ada ketentuan-ketentuan yang dianut Kelengkapan Sistem Hukum • Kodifikasi Hukum • Hukum sudah lengkap, perkembangannya Hukum Tidak Lengkap Adanya penemuan hukum oleh hakim dalam putusannya diharapkan melengkapi/menyempurnakan dengan berbagai metode penafsiran Konsep Fundamental dalam Sistem Hukum • Ilmu Pengetahuan Hukum misal konsep tentang orang, benda /barang, perbuatan hukum
  • 6. Teori-teori Positivistis Sistem Hukum Teori-teori Content Sistem Hukum Teori-teori Sosiologis Sistem Hukum
  • 7.  Teori Positivisme Hukum adalah apapun yang ditetapkan oleh lembaga yang dibuatnya  Teori Natural Law merupakan hukum yang dibuat moral/rasa keadilan  Teori Content Diwakili oleh Ronald Dworkin yang muncul karena ketidaksetujuannya dengan aliran positivistis dan hanya memutus perkara berdasarkan norma  Teori Sosiologis Ditemukan 2 sistem ditemukan dalam teori sosiologis hukum yakni teori-teori fungsional dan teori-teori isi
  • 8. 1. Ilmu Hukum dan Sosiologis:Sebuah sejarah singkat  Hukum tidak dipandang sebagai suatu tradisi intelektual yang telah memberikan sumbangan yang penting bagi pengembangan teori sosial.  Teori sosial memiliki pengaruh yang semakin meningkat adalam tulisan-tulisan ulasan hukum dan teori hukum semakin meresap dalam tulisan sosiologis terutama dalam penelitian-penelitian hukum dan rasionalitas serta teori feminis.
  • 9. Mazhab Chicago Mazhab Yale Mazhab Legal Incentive Mazhab Public Choice Mengevaluasi peraturan-peraturan atas dasar kemampuan untuk meningkatkan efisiensi serta penggunaan sumber-sumber langka sangat memperhatikan masalah rancangan institusional dan masalah-masalah etika dalam pengaturan-pengaturan institusional memusatkan perhatian pada pengaruh peraturan-peraturan hukum mengenai insentif bagi para individu yang terklibat dalam tindakan rasional teori pilihan publik meneliti konsekuensi kolektif dari pilihan individual.
  • 10. A. Ajaran Hukum Kritis  Serangan atas legalisme  Pernyataan yang tidak menentukan  Otonomi ukum yang relatif  Kesadaran hukum B. lmu Hukum feminis  Teori pendekatan Hukum umum yang menekankan bahwa kesamaan dan perbedaan mengenai hubungan kekuasaan, kedudukan sosial C. Teori Ras Kritis kelompok yang beraneka ragam yang membicarakan berbagai bidang hukum dalam berbagai suara.
  • 11. Teori Hukum Represif  Badan-badan pengawasan khusus  Kesepatan bagi rakyat untuk mendpatkan keadilan, dimana mereka dapat memperoleh perlindungan dan jawaban atas keluan-keluhannya terbatas  Adanya suatu rejim hukum ganda,yakni melembagakan keadilan kelas dengan mengkonsolidasikannya dan mengesahkan pola-pola subordinasi sosial Teori Hukum Otonom  Penekanan kepada aturan-aturan hukum sebaga upaya utama untuk mengawasi kekausaan resmi dan tidak resmi  Terdapat pengadilan yang bebas yang tidak dapat dimanipulasi oleh dan bebas dari kekuasaan politik dan eonomi, serta memiliki otoritas khusus untuk mengadili pelanggaran hukum baik buat pejabat maupun individu  Terpisahnya hukum dari politik
  • 12. Teori Hukum Responsif  Pergeseran penekanan dari aturan- aturan ke prinsip-prinsip dan tujuan  Pentingnya watak kerakyatan baik sebagai tujuan hukum maupun cara untuk mencapainya.
  • 13. Critical Theory of the Frankfurt School Teori kritis mengklaim menjadi liberating tidak dalam pengertian penyajian strategi mencapai ide kebebasan yang diyakini oleh pelaku-pelaku. Melainkan, ia bermaksud mendeskripsikan asumsi-asumsi mengenai kondisi-kondisi sosial, yang mana asumsi-asumsi ini dapat diubah oleh suatu proses pencerahan teoritis dan politis. Ketika teori menghasilkan hasil seperti itu, klaimnya diperkuat. Dengan demikian the liberating mengklaim menjadi kognitif juga.
  • 14. Relativist Epistemology Gerakan CLS bermaksud menggunakan Relativist Epistemology abad ke-20 untuk tujuan-tujuannya. Relativist Epistemology menolak kepastian tradisional dan mengingkati kepercayaan objektif. Relativist Epistemology telah dikembangkan dalam matematika dan fisika. Secara tradisional, matematika dan fisika dipikirkan berkaitan dengan satu realitas objektif American Legal Realism (Realisme Hukum Amerika) Gerakan CLS tidak menyukai liberalisme dan individualisme, memuji komunitas, mengkritik legal order, menentang hirarki sosial dan menyebut human relation sebagai perubahan fundamental. Karenanya, hal ini mengingatkan pada utopian sosialisme akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 khususnya terhadap Fourier dan Owen, serta romantisme revolusi pada awal abad ke-19 dalam agama, sastra, filsafat menentang rasionalisme abad ke-18
  • 15. • Menciptakan kesamaan bagi perempuan terutama kesempatan dalam membuat pilihan Feminisme Liberal • di mana tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin, baik secara hukum maupun lembaga, Feminisme Asimilasi • kekuatan kesamaan perempuan konform pada norma laki-laki. Pendekatan ini menekankan perbedaan jenis kelamin Feminisme dengan perlakuan khusus
  • 16. •Pendekatan ini mengajukan suatu batasan tegas bagi hukum dalam memperhitungkan perbedaan jenis kelamin Feminisme inkorposionis •memfokuskan pada perbedaan laki-laki dan perempuan. Perspektif laki-laki terhadap hukum, menurut pendekatan ini harus direkonstruksi dengan memperhitungkan nilai-nilai feminis, Feminisme Rasional / kultural •Pendekatan ini memandang perempuan sebagai suatu kelas, bukan makhluk individu seperti dalam feminisme liberalime dan diklaim bahwa kelas ini telah didominasi oleh kelas lain yakni laki-laki. Feminisme Radikal •memusatkan perhatian pada realitas-realitas perempuan, bukan pada suatu kategori yang disebut perempuan. Diyakini bahwa mendefinisikan perempuan menarik identitas dari seorang individu kepada identitasnya sebagai seorang perempuan. Feminisme Postmodern
  • 17.  Perbudakan awal ke-17 di daerah koloni Amerika, tanpa definisi yang jelas mengenai status seorang budak.  Aktivitas legislatif akhir abad ke-17 di dalam badan pembuat undang-undang kolonial dan UU budak ke-18 yang menjadikan perbudakan tidak hanya suatu kondisi seumur hidup, tetapi juga beersifat warisan  Pengingkaran berkelanjutan atas kepribadian hukum bagi kelompok kulit hitam pada revolusi Amerika dan pada Republik yang diikuti dengan pengundangan UU budak pasca revolusi  Pengaturan secara slave code abad ke-19 mengenai hubungan kelompok kulit hitam kelompokn kult putih di mana seorang kulit hitam tidak mempunyai hak berkeluara, kekbebasan bergerak, hak pilih, dan kapasitas hukum untu menggugat atau memberikan kesaksian dalam suatu kasus yang melibatkan seorang kulit putih yang didukung dengan hukum-hukum pelengkap bagi kulit hitam
  • 18. 1. Kritik Mengenai Integrasi CRT menyusun suatu argumen bagi kesadaran ras sebagai sesuatu yang membebaskan, tanpa penekanan, tanpa elemen 2. Kritik terhadap doktrin antidiskriminasi CRT mengkritisi apa yang disebut kerangka aksis tunggal hukum antidiskriminasi yang ada dimana ada diskriminasi gender atau diskriminasi ras, tetapi bukan penggabungan dari keduanya.
  • 19. 3. kritik mengenai analogi dengan seksisme Praktik penganalogian rasisme dengan seksisme dikritik sebagai memberi kontribusi bagi pengekalan diskriminasi ras dengan mengaburkan peran yang sangat khusus ras sebagai suatu alat penindasan dalam masyarakat. hal ini nampak dalam beberapa cara, misalnya ditunjukkan bahwa praktik menyatukan kelompok-kelompok yang secara sosial tersubordinasi 4. Dukungan atas kesadaran ganda bergerak dalam arah pencarian suatu cara untuk memperbaiki ketidakadilan ras dalam masyarakat, tanpa harus terperangkap pada suatu norma universal tunggal atau visi tunggal mengenai kebaikan.
  • 20. Penelitian Terhadap Konsensus Bagaimana Cara menetapkan standar dari suatu kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya? Pendekatan tradisional yang mendasarkan pada standar analogi-analogi Pendekatan yang menggunakan standar moral, namun kelemahannya tidak ada konsensus mengenai moral Definisi pendekatan ini adalah “Moral adalah sesuatu yang dapat meningkatkan jumlah kesenangan dengan mengurangi jumlah kerugian dalam segala aspek kehidupan manusia.
  • 21. Batasan Instrumentalisme hukum Menurut Wietholter menggambarkan yurisprudensi perdebatan umum tentang batasan-batasan negara kesejahteraan Ketidakefektifan Konflik antar sistem Orientasi Hasil Kolonisasi
  • 22. Reformasi Konstitusi Pembentukan Hukum Institusi Penegekan hukum kehilangan kredibilitas Lembaga-lembaga pendidikan tinggi hukum menjadi pemasok utama SDM Manajemen penegakan hukum kacau balau
  • 23. Dalam mengatasi reformasi hukum di Indonesia yang dianggap belum berhasil yang disebabkan masih maraknya korupsi, komersialisasi dan komoditasi maka adanya pemikiran (HYP) 1. Asumsi dasar hukum adalah untuk manusia 2. HYP tidak menerima hukum sebagai institusi yang mutlak serta final, melainkan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk mengabdi manusia 3. HYP menolak tradisi analytical jurisprudence dan berbagai paham dengan aliran legal realism, freirerechslehre, sociological jurisprudence, interessenjurisprudenz di Jerman, teori hukum alam, dan critical legal studies 4. HYP ditujukan untuk melindungi rakyat menuju ideal hukum dan menolak berbagai status quo, serta tidak ingin menjadikan hukum sebgai teknologi yang tidak bernurani, melainkan suatu institusi yang bermoral
  • 24. 1) Beberapa putusan MK terkait perselisihan hasil pemilu/pilkada yang menyimpangi hukum acara MK untuk menerapkan keadilan substansif dengan memasuki ranah berbagai pelanggaran PEMILU (tidak hanya berkutat dengan hasil perhitungan suara) juga dianggap sebagai penegakan hukum progresif. 2) Namun demikian, harus diakui bahwa ada beberapa putusan MK oleh Prof.Satjipto Rahardjo dikritik yang mungkin dinilai tidak menegakkan hukum progresif, misal putusan terkait pengujian UU KPK No.30/2002 (Putusan No.12-16-10/PUU-IV/2006) dengan artikel di Harian Kompas melalui ungkapan mau memberantas korupsi saja kok dipersuli 3) Gagasan atau pemikiran HYP yang di Indonesia dipelopori Prof.Satjipto Rahardjo dimaksudkan sebagai gagasan atau tesis hukum yang antroposentris yang rakyat dan pro-keadilan yang mungkin akan menerabas berbagai prosedural teknis justisial yang justru akan menghambat ideal-ideal hukum bagi kesejahteraan umat manusia sendiri. Dengan kata lain, hukum justru harus memihak demi kepentingan manusia, bukan sebaliknya malah manusia dikorbankan untuk hukum
  • 25. Pendayagunaan Hukum bagi Golongan Miskin dan Mereka yang Kurang Beruntung dalam Proses Pembangunan 1. Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah HAM, yakni pembebasan dari freedom from want. Oleh karena itu, perjuangan untuk mengatasinya tidak kalah pentingnya dengan perjuangan menegakkan HAM yang lain. Kepedulian intelektual hukum terhadap pengetasan kemiskinan mencakup aspek pembaharuan pendidikan tinggi hukum agar melahirkan lulusan Fakultas Hukum yang idealis,emanisipatoris, serta profesionalisme hukum yang selalu going to the people, bukan profesional hukum yang elitis 2. pengkonsepsian hukum sebagai sarana pembangunan diharapkan pada pilihan-pilihan dan pemihakan- pemihakan. Sehingga muncullah perdebatan mengenai politik sosial, politik pembangunan, dan politik hukum termasuk persoalan distribusi hasil-hasil pembanguna dan kemanfaatan pembangunan bagi golongan sosial yang lembah. Pembangunan bukanlah untuk kepentingan golongan kuat dan kaya saja, tetapi juga untuk meningkatkan harkat dan martabat atau derajat bagi si miskin, sehingga pemfungsian hukum dalam masyarakat akan menyangkut pula pemfungsian hukum untuk mengatasi kemiskinan.
  • 26. Pendayagunaan Hukum bagi Golongan Miskin dan Mereka yang Kurang Beruntung dalam Proses Pembangunan 1. Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah HAM, yakni pembebasan dari freedom from want. Oleh karena itu, perjuangan untuk mengatasinya tidak kalah pentingnya dengan perjuangan menegakkan HAM yang lain. Kepedulian intelektual hukum terhadap pengetasan kemiskinan mencakup aspek pembaharuan pendidikan tinggi hukum agar melahirkan lulusan Fakultas Hukum yang idealis,emanisipatoris, serta profesionalisme hukum yang selalu going to the people, bukan profesional hukum yang elitis 2. pengkonsepsian hukum sebagai sarana pembangunan diharapkan pada pilihan-pilihan dan pemihakan-pemihakan. Sehingga muncullah perdebatan mengenai politik sosial, politik pembangunan, dan politik hukum termasuk persoalan distribusi hasil-hasil pembanguna dan kemanfaatan pembangunan bagi golongan sosial yang lembah. Pembangunan bukanlah untuk kepentingan golongan kuat dan kaya saja, tetapi juga untuk meningkatkan harkat dan martabat atau derajat bagi si miskin, sehingga pemfungsian hukum dalam masyarakat akan menyangkut pula pemfungsian hukum untuk mengatasi kemiskinan.