SlideShare a Scribd company logo
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul
“UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara” dengan semaksimal mungkin untuk
memenuhi tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan.
Terima kasih kami ucapkan kepada guru, orang tua, serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, sehingga Makalah Pendidikan kewarganegaraan
ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa-siswi Mtsn 1 Bogor”.
Bogor, 01 Oktober 2017
Penyusun
2 | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 5
2.1 Sejarah Pertumbuhan Konstitusi....................................................................5
2.2 Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar..........................................8
2.3 Tujuan Konstitusi.......................................................................................10
2.4 Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia..............................................11
2.5 Sifat Dan Fungsi Undang-Undang Dasar......................................................15
2.6 Kedudukan dan Tujuan Undang-Undang Dasar.............................................16
2.7 Materi Muatan Dalam Undang-Undang Dasar..............................................16
2.8 Ciri-ciri Undang-Undang Dasar..................................................................17
2.9 Nilai Penting Undang-Undang Dasar...........................................................18
2.10 Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen).........................................18
2.11 Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia .................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................23
3.2 Saran.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 24
3 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada
UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para
sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas,
yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar
semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur
bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan
pemerintahan,dll.
Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar
tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD
memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu
makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan
Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan
“Abad UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama
yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang
hak-hak manusia dan warga negara 1789. Kedua dokumen tersebut selain
memberikan model yang kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain,
dalam hal bentuk maupun substansi, juga memberikan berbagai wawasan
mengenai mengapa dan bagaimana UUD harus ada yang kemudian diikuti
oleh berbagai konstitusi tertulis di berbagai negara di Eropa.
Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah antara
rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi yang
melandasi negara. UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat
kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain;
UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.
4 | P a g e
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basiclaw),
konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana UUD menjadi konstitusi dasar negara
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan peranan konstitusi dan Undang-Undang Dasar dalam
praktik ketatanegaraan
2. Mendeskripsikan tujuan dan fungsi konstitusi
3. Mendeskripskan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
4. Mendeskripsikan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
5. Mendeskripsikan kedudukan dan tujuan undang-undang di Indonesia
6. Menjelaskan perubahan undang-undang dasar
5 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pertumbuhan Konstitusi
Secara etimologis antara kata” konstitusi” ,”konstitusional”,
dan,”konstitusionalisme” inti maknanya sama, namun penggunaan atau
penerapannya berbeda. Konstitusi adalah segala ketentuan da aturan mengenai
ketatanegaraan (Undang-undang Dasar, dan sebagainya), atau Undang-Undang
Dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan atau perilaku seseorang
maupun penguasa berupa kebijakan yang didasarkan atau tidak menyimpangi
konstitusi, berarti tindakan ( kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional.
Berbeda halnya dengan konstitualisme, yaitu suatu paham mengenai pembatasan
kekuasaan dan jaminan hak – hak rakyat melalui konstitusi.
Catatan historis timbulnya negara konstitusional, sebenarnya merupakan
proses sejarah yang panjang dan selalu menarik untuk dikaji. Konstitusi sebagai
suatu kerangka kehidupan politik telah disusun melalui dan oleh hukum, yaitu
sejak jaman sejarah Yunani, di mana mereka telah mengenal beberapa kumpulan
hukum (secara kitab hukum). Pada masa kejayaannya ( antara tahun 624-404
S.M.) Athena pernah mempunyai tidak kurang dari 11 konstitusi. Koleksi
Aristoteles sendiri berhasil terkumpul sebanyak 158 buah konstitusi dari berbagai
negara.
Pemahaman awal tentang”konstitusi” pada masa itu, hanyalah merupakan
suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata. Kemudian pada
masa kekaisaran Roma, pengertian constitusionnes memperoleh tambahan arti
sebagai suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar
atau para preator. Termasuk didalamnya pernyataan-pernyataan pendapat dari
para ahli hukum/negarawan, serta adat kebiasaan setempat, disamping undang-
undang. Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar sampai abad
pertengahan. Dimana konsep tentang kekuasaan tertinggi (ultimate power) dari
para kaisar Roma, telah menjelma dalam bentuk L’Etat general di prancis, bahkan
6 | P a g e
kegandrungan orang Romawi akan ordo et unitas telah memberikan inspirasi bagi
tumbuhnya paham:” demokrasi perwakilan” dan “Nasionalisme” . dua paham
inilah merupakan cikal bakal munculnya paham konstitusionalisme modern.
Pada zaman abad pertengahan, corak konstitusionalismenya bergeser kearah
feodalisme. Sistem feodal ini mengandung suatu pengertian bahwa tanah dikuasai
oleh para tuan tanah. Suasana seperti ini dibarengi oleh adanya keyakinan bahwa
setiap orang harus mengabdi pada salah satu tuan tanahnya. Sehingga raja yang
semestinya mempunyai status lebih tinggi dari pada tuan tanah, menjadi tidak
mendapat tempat.
Pada abad VII (zaman klasik) lahirlah piagam/konstitusi Madinah. Piagam
Madinah adalah konstitusi Negara Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik
islam, tepat nya sekitar tahun 622 M.
Di Eropa kontinental, pihak rajalah yang memperoleh kemenangan yaitu
ditandai dengan semakin kokohnya absolutisme, khususnya di Prancis, Rusia,
Prusia, dan Austria pada abad ke 15. Gejala ini dimahkotai oleh ucapan L’Etat
C’est moi-nya Louis XIV (1638-1715) dari Prancis.
Lain halnya dengan di inggris, kaum bangsawanlah yang mendapat
kemenangan dan sebagai puncak kemenangannya di tandai dengan pecahnya The
Glorious Revolution (1688). Kemenangan kaum bangsawan dalam revolusi istana
ini telah menyebabkan berakhirnya absolutisme di inggris, serta munculnya
parlemen sebagai pemegang kedaulatan. Pada akhirnya, 12 negara koloni inggris
mengeluarkan Declarations of Independence dan menetapkan konstitusi-
konstitusinya sebagai dasar negara yang berdaulat yaitu tepatnya pada tahun 1776.
Deklarasi ini merupakan bentuk konkretisasi dari berbagai teori perjanjian.
Perjalanan sejarah berikutnya, pada tahun 1789 meletus revolusi dalam
monarki absolutisme di Prancis yang ditandai dengan ketegangan-ketegangan
dimasyarakat dan terganggunya stabilitas keamanan negara. Sampai pada
akhirnya, 20 juni 1789 Estats Generaux memproklamirkan dirinya konstituante,
walaupun baru pada tanggal 14 septembr 1791 konstitusi pertama di Eropa
diterima oleh Louis XVI. Sejak itu, sebagia besar dari negara – negara di dunia,
baik monarki maupun republik, negara kesatuan maupun federal, sama-sama
mendasarkan atas suatu konstitusi.
7 | P a g e
Di Prancis muncul sebuah buku yang berjudul Du Contract Social karya J.J.
Rousseau. Dalam buku ini Rosseau mengatakan “ manusia itu lahir bebas dan
sederajat dalam hak-haknya “, sedangkan hukum merupakan ekspresi dari
kehendak umum (rakyat). Tesis Rousseau ini sangat menjiwai De Declaration des
Droit de I’Homme et du Citoyen, karena deklarasi inilah yang mengilhami
pembentukan konstitusi Prancis (1791) khusus nya yang menyangkut hak-hak
asasi manusia. Pada masa inilah awal dari konkretisasi konstitusi dalam arti
tertulis (modern) seperti yang ada di Amerika.
Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad
UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD
Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia
dan warga negara 1789. Kedua dokumen tersebut selain memberikan model yang
kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain, dalam hal bentuk maupun
substansi, juga memberikan berbagai wawasan mengenai mengapa dan bagaimana
UUD harus ada yang kemudian diikuti oleh berbagai konstitusi tertulis di
berbagai negara di Eropa. Seperti konstitusi Spanyol (1812), konstitusi di
Nerwegia (1814), konstitusi di Nederland (1815), konstitusi di Belgia (1831),
konstitusi di Itali (1848), konstitusi di Australia (1861), dan konstitusi di Swedia
(1866), sampai pada abad XIX, tinggal Inggris, Hongaria dan Rusia yang belum
mempunyai konstitusi secara tertulis. Tapi perlu diingat bahwa konstitusi-
konstitusi waktu itu belum menjadi hukum dasar yang penting.
Konstitusi sebagai Undang-Undang Dasar dan hukum dasar yang
mempunyai arti penting atau sering disebut dengan “konstitusi modern”, baru
muncul bersamaan dengan semakin berkembangnya “sistem demokrasi
perwakilan dan konsep nasionalisme” . demokrasi perwakilan muncul sebagai
pemenuhan kebutuhan rakyat akan kehadiran lembaga legislatif. Lembaga ini
diharapkan dapat membuat undang-undang untuk mengurangi serta membatasi
dominasi hak-hak raja. Alasan inilah yang mendudukan konstitusi (yang tertulis)
itu sebagai hukum dasar yang lebih tinggi dari pada raja, sekaligus terkandung
maksud memperkokoh Lembaga Perwakilan Rakyat.
Pada giliran berikutnya, masa Perang Dunia I tahun 1914 telah banyak
memberikan dorongan yang dahsyat bagi konstitusionalisme, yaitu dengan jalan
8 | P a g e
menghancurkan pemerintahan yang tidak liberal, dan menciptakan negara-negara
baru dengan konstitusi yang berasarkan demokrasi dan nasionalisme. Upaya itu di
konkretkan dengan didirikannya Liga Bangsa-Bangsa untuk perdamaian dunia.
Tiga tahun kemudian muncul reaksi keras melawan konstitusionalisme politik
yang ditandai dengan Revolusi Rusia (1917), di ikuti meletusnya fasisme di Italia,
dan pemberontakan Nazi di Jerman, sampai pada akhirnya meletus perang dunia
ke II.
2.2 Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Francis (constituer) yang berarti
membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan adalah pembentukan
suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.
Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD,
tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para sarjana
ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu
keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis
yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara
yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang
badan-badan pemerintahan,dll.
Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar
tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD
memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin
baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan
Berikut ini para ahli hukum yang mendukung antara yang membedakan dan
yang menyamakan pengertian konstitusi dengan UUD.
9 | P a g e
Penganut paham yang membedakan pengertian konstitusi dengan dengan UUD
antara lain sebagai berkiut:
1.Herman Heller
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu:
 Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik didalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis.
 Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.
 Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang
yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan bahwa jika
pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan pengertian
konstitusi, maka artinya UUD itu baru merupakan sebagian dari konstitusi,
yaitu konstitusi yang tertulis saja. Disamping itu konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis semata-mata, tetapi mengandung pengertian logis dan
poitis.
2. F. Lassalle
F.Lassalle dalam bukunya Uber Verfassungwesen, membagi konstitusi
dalam dua pengertian, yaitu:
 Pengertian sosiologis atau politis. Konstitusi adalah sintesis faktor-
faktor kekuatan nyata dalam masyarakat. Jadi konstitusi
menggambarkan hubungan antara kekuatan yang terdapat dengan
nyata dalm suatu negara. kekuasaan tersebut diantaranya: raja,
parlemen, kabinet, pressure groups, partai politik, dan lain-lain; itulah
konstitusi yang sesungguhnya.
 Pengertian yuridis. Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat
semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan.
Dari pengertian sosiologis dan politik, ternyata Lassale menganut paham
bahwa konstitusi sesungguhnya mengandung pengertian yang lebih luas
dari sekedar UUD. Namun dalam pengertian yuridis, Lassale terpengaruh
pula oleh paham kodifikasi yang menyamakan konstitusi dengan UUD.
10 | P a g e
Kelihatannya para penyusun UUD 1945 menganut pemikiran sosiologis diatas,
sebab dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: “UUD suatu negara adalah hanya
sebagian dari hukumnya dasar negara itu. UUD adalah hukum dasar yang tertulis ,
disamping UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tetulis, ialah aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelengaraan negara,
meskipun tidak tertulis.
2.3 Tujuan Konstitusi
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
Fungsi Dan Ruang Lingkup Konstitusi
Fungsi UUD 1945 Sebagi Konstitusi tentulah UUD 1945 memiliki fungsi, bila
dijabarkan fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
 Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan
yang tertinggi.
 Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
 Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.
 Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah
negara.
Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan segala kehidupan berbangsa
dan keseimbangan dalam berprilaku bila diterapkan dengan baik.
Dalam berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politik
ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat
untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh karena itu ruang
11 | P a g e
lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis sebagaimana
dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang :
1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.
2. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.
3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang maupun
masa yang akan dating.
4. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin.
2.4 Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
a. Menurut bentuknya Konstitusi pertama Indonesia (UUD 1945) adalah
konstitusi tertulis, karena UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara
Indonesia pada waktu itu yang dituangkan dalam suatu dokumen yang
formal. Di pertegas dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002,
diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi
Tanpa Ada Opini. Bukti bahwa UUD 1945 adalah konstitusi tertulis
yaitu bahwa pada naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan
UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945.
Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang
Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).
Konstusi ini di tuangkan dalam satu dokumen saja tanpa ada dokumen
lainnya yang juga merupakan konstitusi seperti yang ada di Negara
Denmark( 2 dokumen) dan Swedia (4 dokumen).
b. Menurut sifatnya
UUD 1945 termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena UUD
1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara khusus dan
istimewa tidak seperti mengubah peraturan perundangan biasa. Hal ini
12 | P a g e
dijelaskan dalam BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
DASAR pasal 37 ayat 1” Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya
2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan pasal 2 “Putusan
Diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah
anggota yang hadir”.
c. Menurut kedudukannya
UUD 1945 merupan konstitusi derajat tinggi karena UUD 1945 di
jadikan dasar pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang lain.
Karena menjadi dasar bagi peratutan yang lain maka syarat untuk
mengubahnyapun lebih berat jika di bandingkan dengan yang lain.
Mengakibatkan adanya hierarki peraturan perundangan. Tata urutan
peraturan perundang-undangan pertama kali diatur dalam Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang-
undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, dimana dalam Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan
d. Menurut bentuk Negara,
konstitusi (UUD 1945) mejelaskan bahwa bentuk Negara Indonesia
adalan Negara kesatuan. Buktinya terdapat pada BAB I BENTUK DAN
KEDAULATAN pasal 1 ayat 1 “ Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
e. Menurut system pemerintahan yang dianut, Indonesia menganut sistem
pemerintahan Presidensial. Salah satu ciri sistem pemerintahan
Presidensial adalah”Dalam melakukan kewajibannya Presiden di bantu
oleh satu orang wakil presiden” (Pasal 4 Ayat 2 UUD’45).
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat.(27 Desember 1949-17 Agustus
1950)
a. Menurut bentuknya Konstitusi RIS merupakan kostitusi tertulis karena
dituangkan dalam suatu dokumen. Konstitusi RIS ini terbentuk atas
usulan dari PBB, dengan mempertemukan wakil-wakil dari Indonesia
dengan Belanda , maka terbentuklah suatu persetujuan dan persetujuan
13 | P a g e
tersebut dituangkan dalam sebuah dokumen pada tanggal 27 Desember
1949, maka terbentuklah konstitusi RIS.
b. Menurut sifatnya Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid karena
mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau
amandemennya. Tertuang dalam BAB VI Perubahan, ketentuan-
ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan penutup bagian satu
perubahan, pasal 190 ayat (1), (2), pasal 191 Ayat (1), (2), (3), bagian
dua ketentuan-ketentuan peralihan pasal 192 Ayat (1), (2), pasal 193
Ayat (1),(2).
c. Menurut kedudukannya konstitusi RIS merupakan konstitusi derajat
tinggi karena persyaratan untuk mengubah lebih berat jika
dibandingkan merubah peraturan perundangan yang lain.
d. Menurut bentuk negara konstitusi RIS serikat/federal karena Negara
didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing
negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan
dalam negerinya.Terdapat BAB I negara Republik Indonesia Serikat
bagian I bentuk negara dan kedaulatan pasal 1, Ayat (1).
e. Menurut bentuk pemerintahannya konstitusi RIS, berbentuk parlementer
karena kepala negara dan kepala pemerintahan,di jabat oleh orang yang
berbeda. Kepala negaranya adalah presiden, dan kepala
pemerintahannya perdana menteri. Terdapat pada pasal 69 ayat 1, pasal
72 ayat 1.
3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959).
a. Menurut bentuknya UUDS’50 merupakan konstitusi tertulis karena
dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Dimana dengan
berlakunya UUDS 1950 maka konstitusi RIS tidak berlaku.
b. Menurut sifatnya UUDS’50 merupakan konstitusi rigid karena dalam
perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak
semudah seperti merubah peraturan perundang-undangan biasa. Diatur
dalam pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4.
14 | P a g e
c. Menurut kedudukannya UUDS’50 merupakan konstitusi derajat tinggi
karena persyaratan merubahnya tidak semudah peraturan perundangan
biasa. Dan kedudukan UUDS ’50 merupakan peraturan tertinggi dalam
perundang-undangan diatas UU dan UU Darurat.
d. Menurut bentuk negara UUDS’50, Indonesia berbentuk kesatuan karena
pada asasnya seluruh kekuasaan dalam negara berada ditangan
pemerintah pusat.
e. Menurut sistem pemerintahannya UUDS’50, Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer dimana kepala negara dijabat oleh seorang
presiden dan kepala pemerintah di jabat oleh perdana mentri.
4. UUD’45 setelah amandemen I-IV
a. Menurut bentuknya UUD ’45 amandemen termasuk konstitusi tertulis
karena dituangkan dalam satu bentuk dokumen formal.
b. Menurut sifatnya UUD ’45 merupakan konstitusi rigid karena dalam
perbahannya memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti tertera
dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD ’45, bahwa pengajuan perubahan
minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota MPR, dan dalam sidangnya
dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan disetujui oleh lima
puluh persen ditambah satu dari seluruh jumlah anggota MPR, dan
syarat lain adalah dalam ayat 5 bahwa “Khusus mengenai bentuk
negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
c. Menurut kedudukannya UUD ’45 termasuk konstitusi derajat tinggi
karena UUD ’45 berkedudukan sebagai hukum dasar dan pedoman
pembentukan peraturan perundangan yang lain. Sehingga terdapat
hierarki perundangan sebagai konsekuensinya, di atur dalam UU No
10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan.
d. Menurut bentuk negara UUD ’45, Indonesia menganut konstitusi
dalam negara kesatuan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “
Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.
15 | P a g e
e. Menurut sistem pemerintahannya, konstitusi yang dianut adalah
konstitusi dalam pemerintahan presidensial. Dimana kepala negara dan
kepala pemerintahan berada ditangan presiden.
2.5 Sifat Dan Fungsi Undang-Undang Dasar
Pada umumnya sifat dan fungsi undang-undang dasar itu merupakan suatu
perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari
berbagai alat kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat
kekuasaan itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka.
Menurut sarjana hukum EC.S. Wade dalam buku Constitusional Law, UUD
adalah “ naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-
badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut” jadi pada dasarnya setiap sistem pemerintahan diatur dalam UUD.
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini
melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; UUD merekam
hubungan kekuasaan dalam suatu negara.
Definisi UUD dari sudut pandang filsafat diberikan oleh Ricard S. Kay.
seorang ahli yang ahli dalam bidang kontemporer. Menurut Kay “maksud
diadakannya UUD adalah untuk meletakan aturan-aturan yang pasti yang
mempengaruhi prilaku manusia dan dengan demikian menjaga agar pemerintah
tetap berjalan dengan baik.
Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
16 | P a g e
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, dengan demikian hak-hak warga
negara akan terlindungi.
2.6 Kedudukan dan Tujuan Undang-Undang Dasar
Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah antara
rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi yang melandasi
negara.
Sedangkan tujuan Undang-Undang Dasar adalah sebagai berikut:
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan
bisa merugikan rakyat banyak
2. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang
lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan
haknya.
3. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
2.7 Materi Muatan Dalam Undang-Undang Dasar
Menurut Mr. J.G. Steenbeek pada umumnya Undang-Undang Dasar berisi
tiga hal pokok, yaitu:
1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganya
2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental
Sedangkan menurut Miriam Budiardjo, setiap Undang-Undang Dasar
memuat ketenttuan-ketentuan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif atau juga pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dan pemerintah negara bagian
2. Hak-hak asasi manusia
17 | P a g e
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sfat tertentu dari Undang-
Undang Dasar
2.8 Ciri-ciri Undang-Undang Dasar
Walaupun UUD satu negara berbeda dengan negara lain, kalau diperhatikan
secara cermat ada ciri-ciri yang sama, yaitu biasanya memuat ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif serta hubungan antara ketiganya. UUD juga memuat
bentuk negara (Misalnya Federal atau kesatuan), serta pembagian kekuasaan
antara pemerintah federal degan pemerintah negara-negara bagian atau antara
pemerintah daerah. Selain itu UUD memuat prosedur untuk menyelesaikan
masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah
dan sebgainya. Dalam arti UUD mempunyai kedudukan sebagai dokumen
legal yang khusus.
2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebtu Bill of Right kalau berbentuk
naskah tersendiri)
3. Prosedur mengubah UUD (amandemen)
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD. Hal
ini biasanya ada jika para penyusun UUD ingin menghindari terulangnya
kembali hal-hal yang abru saja diatasi, seperti misalnya munculnya seorang
diktator atau kembalinya suatu monarki, misalnya UUD federasi Jerman
melarang untuk mengubah sifat federalisme karena dikhawatirkan bahwa
sifat unitarisme dapat melicinkan jalan untuk munculnya kembali seorang
diktator seperti Hitler.
5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga negara
dan lembaga negara tanpa kecuali.
18 | P a g e
2.9 Nilai Penting Undang-Undang Dasar
Struycken dalam bukunya Het Staatsrecht van Het Koninkrijk der
Nederlanden menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis
merupakan sebuah dokumen formal yang berisi tentang
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau
2. Tingkat-tingkat perkembangan ketatanegaraan bangsa
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan datang
4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin
2.10 Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen)
Selain pergantian secara menyeluruh, tidak jarang pula negara mengadakan
perubahan sebagian dari UUD nya. Perubahan ini dinamakan amandemen. UUD
biasanya memuat prosedur untuk menampung hasrat melakukan perubahan parsial
tersebut. Pada umumnya dianggap bahwa suatu UUD tidak boleh terlalu mudah
diubah, oleh karena hal itu akan merendahkan arti simbolis UUD itu sendiri. Di
lain pihak hendaknya jangan pula terlalu sukar untuk mengadakan amandemen,
supaya mencegah generasi mendatang merasa terlalu terkekang dan karenanya
bertindak di luar UUD.
Terdapat prosedur yang berbeda-beda di antara satu negara dengan yang
lain dalam melakukan perubahan UUD, namun secara umum bisa disebutkan
sebagai berikut:
1. Melalui sidang badan legislatif, kadang-kadang dengan ditambah beberapa
syarat, misalnya dapat diterapkan kuorum untuk sidang yang membicarakan
usul amandemen dan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk
menerimanya (contoh: Inggris, Israel, Belgia, dan UUD Republik Indonesia
Serikat 1949). Di Inggris, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa
parlemenlah yang paling berwenang untuk mengubah atau tidak mengubah
UUD. Demikian pula Israel, Knessetlah yang mempunyai wewenang tersebut.
2. Referendum atau plebisit (contoh: Swiss, Australia, Denmark, Irlandia, dan
Spanyol). Di negara-negara ini referendum dilaksanakan untuk memintakan
19 | P a g e
persetujuan atas usul peubahan atau amandemen yang diajukan oleh anggota
parlemen.
3. Negara – negara bagian dalam negara federal ( contoh: Amerika Serikat: ¾
dari lima puluh negara bagian harus menyetujui; contoh lain India). Di Jerman,
untuk mengubah BasicLawharus ada persetujuan 2/3 dari anggota Bundesrat.
4. Musyawarah khusus (specialconvention) seperti yang diberlakukan di beberapa
negara Amerika latin.
Di Indonesia perubahan Undang-undang Dasar dapat dilakukan dengan cara:
1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan rakyat
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulis dan ditunjukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis
Permusyawaratan rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaran Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2.11 Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basiclaw),
konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.
A. Sejarah Awal UUD 1945
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan
UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei
hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara"
yang diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni1945, 38 anggota BPUPKI
20 | P a g e
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam
Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan
syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi
naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD
1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).
Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk
tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua
tanggal 10-17 Juli1945. Tanggal 18 Agustus1945, PPKI mengesahkan UUD 1945
sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Sejarah ketatanegaraan Indonesia telah membuktikan bahwa pernah berlaku
tiga macam Undang-Undang Dasar (konstitusi), adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945, yang berlaku antara 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat, yang berlaku antara 27 Desember
1949 sampai 17 Agustus 1950
3. Undang-Undang Dasar Sementara, yang berlaku antara 17 Agustus 1950
sampai 05 Juli 1959
4. Undang-Undang dasar 1945, yang berlaku sejak dikeluarkan Dekrit Presiden
05 Juli 1959
B. Fungsi dan Tujuan UUD 1945
Tujuan dan fungsi UUD 1945 sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, adalah sebagai berikut:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
21 | P a g e
C. Naskah Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang
Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri
dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4
pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal,
194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah,
Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
D. Amandemen UUD 1945
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
adalah mengklasifikasi beberapa kelemahan UUD 1945, antara lain: UUD 1945
telah memposisikan kekuasaan presiden begitu besar (executive power), sistem
check and balances tidak diautr secara tegas diadalamnya, ketentuan UUD 1945
banyak yang tidak jelas dan multitafsir, tentang minimnya pengaturan masalah
hak-hak asasi manusia, sistem kepresidenan, dan sistem perekonomian yang
kurang jelas.
Alasan lain yang dapat dijadikan dasar pertimbangan perlunya
mengamandemen UUD 1945, karena secara historis UUD 1945 memang didesain
oleh para pendiri negara sebagai konstitusi yang bersifat sementara dan ditetapkan
dalam suasana tergesa-gesa. Secara filosofis, ide dasar dan substansi UUD 1945
telah mencampuradukkan antara paham kedaulatan rakyat dengan paham
integralistik. Padahal antara keduanya bertolak belakang, bahkan paham
integralistiklah yang memberangus demokratisasi di Indonesia. Kemudian secara
yuridis, karena UUD 1945 sendiri telah mengatur prinsip dalam mekanisme
perubahan konstitusi (Pasal 37). Adapun dasar pertimbangan praktis-politisnya
sesuai dengan sinyalemen Mochtar Pabottinggi bahwa konstitusi/UUD 1945-nya
sudah lama tidak dijalankan secara murni dan konsekuen.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan
dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
22 | P a g e
eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai
dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan
(staatstructuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1.Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober1999 → Perubahan Pertama
UUD 1945
2.Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus2000 → Perubahan Kedua
UUD 1945
3.Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November2001 → Perubahan Ketiga
UUD 1945
4.Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus2002 → Perubahan Keempat
UUD 1945
23 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad
UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD
Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia
dan warga negara 1789.
Konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada
juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Istilah constitutin merupakan
sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang
menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara
Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar
tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD
memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin
baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan.
Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang, dengan demikian hak warga negara akan terlindungi.
3.2 Saran
Konstitusi tertulis negara Indonesia mengamanatkan dalam dalam
pembukaan UUD 1945 sesuai dengan tujuan dan fungsi negara, oleh karena itu
agar kepada para penyelenggara negara supaya lebih menfokuskan kebijakannya
sesuai dengan amanat UUD 1945 supaya dapat memberikan kesejahteraan yang
sebesar-besarnya bagi rakyat.
24 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H., M.Si, Jazim hamidi, S.H., M.Hum, Hj.
Ni’matul huda, S.H., M.Hum. 2001. Teori dan Hukum Konstitusi. Yogyakarta.
PT. Rajagrafindo Persada.
Prof. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT Ikrar
Mandiri Abadi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
http://wennduut.blogspot.com/2011/05/konstitusi-negara-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang
http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/12/127/id/undang_undang-dasar-
1945.html
http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/sejarah-konstitusi-dan-amandemen-
uud.html
http://news.detik.com/read/2006/07/12/200512/634568/10/uud-hasil-amandemen-
banyak-kelemahan?nd992203605
http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Permusyawaratan_Rakyat
http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/25/politik-amandemen-kelima-uud-1945/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Konstitusi_Indonesia
http://www.scribd.com/doc/23377266/makalah-pancasila

More Related Content

What's hot

Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Shelly Selviana
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Warnet Raha
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Syaiful Ahdan
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
Mardiah Ahmad
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesiaworodyah
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Nur Pratiwi
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Eva Yusinta
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
Warnet Raha
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
natal kristiono
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Nena Puji
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMohammad Nawawi
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
Mardiah Ahmad
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Aisyah Turidho
 

What's hot (20)

Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 

Similar to Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara

Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
Ferly Wiranata Anas
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
snur73946
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
snur73946
 
Pkn
PknPkn
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
delliakusuma
 
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesiaSejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesiaAkuun Pribadi
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Izzatul Ulya
 
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPSSejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
PatarMahadyThangShiH
 
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPSSejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
PatarMahadyThangShiH
 
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdfNILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
MelViana4
 
Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)
dininurladini01
 
Konstitusi Negara
Konstitusi NegaraKonstitusi Negara
Konstitusi Negara
Mira Veranita
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
Mira Veranita
 
Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2
rizki rach
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasil
Edi Ison
 
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara (20)

Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
 
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesiaSejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
Sejarah lahir dan perkembangan konstitusi di indonesia
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
 
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPSSejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
 
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPSSejarah Hukum Internasional by Patar MPS
Sejarah Hukum Internasional by Patar MPS
 
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdfNILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD 1945.pdf
 
Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Konstitusi Negara
Konstitusi NegaraKonstitusi Negara
Konstitusi Negara
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
 
Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasil
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Negara dan konstitusi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 

More from Amphie Yuurisman

180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan
Amphie Yuurisman
 
Mendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuanMendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuan
Amphie Yuurisman
 
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
Amphie Yuurisman
 
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Amphie Yuurisman
 
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5) MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
Amphie Yuurisman
 
Resep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es TehResep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es Teh
Amphie Yuurisman
 
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SDSoal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
Amphie Yuurisman
 
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docxLATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
Amphie Yuurisman
 
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docxMateri kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
Amphie Yuurisman
 
Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4
Amphie Yuurisman
 
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Amphie Yuurisman
 
SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021
Amphie Yuurisman
 
Soal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMASoal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMA
Amphie Yuurisman
 
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docxPR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
Amphie Yuurisman
 
KUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARDKUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARD
Amphie Yuurisman
 
MAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENESMAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENES
Amphie Yuurisman
 
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docxMakalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Amphie Yuurisman
 
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
Amphie Yuurisman
 
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.docSURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
Amphie Yuurisman
 
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdfFORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
Amphie Yuurisman
 

More from Amphie Yuurisman (20)

180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan
 
Mendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuanMendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuan
 
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
 
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
 
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5) MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
 
Resep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es TehResep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es Teh
 
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SDSoal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
 
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docxLATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
 
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docxMateri kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
 
Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4
 
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
 
SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021
 
Soal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMASoal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMA
 
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docxPR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
 
KUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARDKUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARD
 
MAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENESMAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENES
 
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docxMakalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
 
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
 
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.docSURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
 
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdfFORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
 

Recently uploaded

RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 

Recently uploaded (20)

RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 

Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara

  • 1. 1 | P a g e KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul “UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara” dengan semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan. Terima kasih kami ucapkan kepada guru, orang tua, serta teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga Makalah Pendidikan kewarganegaraan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa-siswi Mtsn 1 Bogor”. Bogor, 01 Oktober 2017 Penyusun
  • 2. 2 | P a g e DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1 DAFTAR ISI............................................................................................................ 2 BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang.............................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4 1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 5 2.1 Sejarah Pertumbuhan Konstitusi....................................................................5 2.2 Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar..........................................8 2.3 Tujuan Konstitusi.......................................................................................10 2.4 Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia..............................................11 2.5 Sifat Dan Fungsi Undang-Undang Dasar......................................................15 2.6 Kedudukan dan Tujuan Undang-Undang Dasar.............................................16 2.7 Materi Muatan Dalam Undang-Undang Dasar..............................................16 2.8 Ciri-ciri Undang-Undang Dasar..................................................................17 2.9 Nilai Penting Undang-Undang Dasar...........................................................18 2.10 Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen).........................................18 2.11 Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia .................................................19 BAB III PENUTUP................................................................................................ 23 3.1 Kesimpulan ...............................................................................................23 3.2 Saran.........................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 24
  • 3. 3 | P a g e BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll. Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia dan warga negara 1789. Kedua dokumen tersebut selain memberikan model yang kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain, dalam hal bentuk maupun substansi, juga memberikan berbagai wawasan mengenai mengapa dan bagaimana UUD harus ada yang kemudian diikuti oleh berbagai konstitusi tertulis di berbagai negara di Eropa. Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi yang melandasi negara. UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.
  • 4. 4 | P a g e Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basiclaw), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana UUD menjadi konstitusi dasar negara 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan peranan konstitusi dan Undang-Undang Dasar dalam praktik ketatanegaraan 2. Mendeskripsikan tujuan dan fungsi konstitusi 3. Mendeskripskan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia 4. Mendeskripsikan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. 5. Mendeskripsikan kedudukan dan tujuan undang-undang di Indonesia 6. Menjelaskan perubahan undang-undang dasar
  • 5. 5 | P a g e BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pertumbuhan Konstitusi Secara etimologis antara kata” konstitusi” ,”konstitusional”, dan,”konstitusionalisme” inti maknanya sama, namun penggunaan atau penerapannya berbeda. Konstitusi adalah segala ketentuan da aturan mengenai ketatanegaraan (Undang-undang Dasar, dan sebagainya), atau Undang-Undang Dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan atau perilaku seseorang maupun penguasa berupa kebijakan yang didasarkan atau tidak menyimpangi konstitusi, berarti tindakan ( kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional. Berbeda halnya dengan konstitualisme, yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan jaminan hak – hak rakyat melalui konstitusi. Catatan historis timbulnya negara konstitusional, sebenarnya merupakan proses sejarah yang panjang dan selalu menarik untuk dikaji. Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah disusun melalui dan oleh hukum, yaitu sejak jaman sejarah Yunani, di mana mereka telah mengenal beberapa kumpulan hukum (secara kitab hukum). Pada masa kejayaannya ( antara tahun 624-404 S.M.) Athena pernah mempunyai tidak kurang dari 11 konstitusi. Koleksi Aristoteles sendiri berhasil terkumpul sebanyak 158 buah konstitusi dari berbagai negara. Pemahaman awal tentang”konstitusi” pada masa itu, hanyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata. Kemudian pada masa kekaisaran Roma, pengertian constitusionnes memperoleh tambahan arti sebagai suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar atau para preator. Termasuk didalamnya pernyataan-pernyataan pendapat dari para ahli hukum/negarawan, serta adat kebiasaan setempat, disamping undang- undang. Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan. Dimana konsep tentang kekuasaan tertinggi (ultimate power) dari para kaisar Roma, telah menjelma dalam bentuk L’Etat general di prancis, bahkan
  • 6. 6 | P a g e kegandrungan orang Romawi akan ordo et unitas telah memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham:” demokrasi perwakilan” dan “Nasionalisme” . dua paham inilah merupakan cikal bakal munculnya paham konstitusionalisme modern. Pada zaman abad pertengahan, corak konstitusionalismenya bergeser kearah feodalisme. Sistem feodal ini mengandung suatu pengertian bahwa tanah dikuasai oleh para tuan tanah. Suasana seperti ini dibarengi oleh adanya keyakinan bahwa setiap orang harus mengabdi pada salah satu tuan tanahnya. Sehingga raja yang semestinya mempunyai status lebih tinggi dari pada tuan tanah, menjadi tidak mendapat tempat. Pada abad VII (zaman klasik) lahirlah piagam/konstitusi Madinah. Piagam Madinah adalah konstitusi Negara Madinah yang dibentuk pada awal masa klasik islam, tepat nya sekitar tahun 622 M. Di Eropa kontinental, pihak rajalah yang memperoleh kemenangan yaitu ditandai dengan semakin kokohnya absolutisme, khususnya di Prancis, Rusia, Prusia, dan Austria pada abad ke 15. Gejala ini dimahkotai oleh ucapan L’Etat C’est moi-nya Louis XIV (1638-1715) dari Prancis. Lain halnya dengan di inggris, kaum bangsawanlah yang mendapat kemenangan dan sebagai puncak kemenangannya di tandai dengan pecahnya The Glorious Revolution (1688). Kemenangan kaum bangsawan dalam revolusi istana ini telah menyebabkan berakhirnya absolutisme di inggris, serta munculnya parlemen sebagai pemegang kedaulatan. Pada akhirnya, 12 negara koloni inggris mengeluarkan Declarations of Independence dan menetapkan konstitusi- konstitusinya sebagai dasar negara yang berdaulat yaitu tepatnya pada tahun 1776. Deklarasi ini merupakan bentuk konkretisasi dari berbagai teori perjanjian. Perjalanan sejarah berikutnya, pada tahun 1789 meletus revolusi dalam monarki absolutisme di Prancis yang ditandai dengan ketegangan-ketegangan dimasyarakat dan terganggunya stabilitas keamanan negara. Sampai pada akhirnya, 20 juni 1789 Estats Generaux memproklamirkan dirinya konstituante, walaupun baru pada tanggal 14 septembr 1791 konstitusi pertama di Eropa diterima oleh Louis XVI. Sejak itu, sebagia besar dari negara – negara di dunia, baik monarki maupun republik, negara kesatuan maupun federal, sama-sama mendasarkan atas suatu konstitusi.
  • 7. 7 | P a g e Di Prancis muncul sebuah buku yang berjudul Du Contract Social karya J.J. Rousseau. Dalam buku ini Rosseau mengatakan “ manusia itu lahir bebas dan sederajat dalam hak-haknya “, sedangkan hukum merupakan ekspresi dari kehendak umum (rakyat). Tesis Rousseau ini sangat menjiwai De Declaration des Droit de I’Homme et du Citoyen, karena deklarasi inilah yang mengilhami pembentukan konstitusi Prancis (1791) khusus nya yang menyangkut hak-hak asasi manusia. Pada masa inilah awal dari konkretisasi konstitusi dalam arti tertulis (modern) seperti yang ada di Amerika. Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia dan warga negara 1789. Kedua dokumen tersebut selain memberikan model yang kemudian diikuti oleh para perancng UUD yang lain, dalam hal bentuk maupun substansi, juga memberikan berbagai wawasan mengenai mengapa dan bagaimana UUD harus ada yang kemudian diikuti oleh berbagai konstitusi tertulis di berbagai negara di Eropa. Seperti konstitusi Spanyol (1812), konstitusi di Nerwegia (1814), konstitusi di Nederland (1815), konstitusi di Belgia (1831), konstitusi di Itali (1848), konstitusi di Australia (1861), dan konstitusi di Swedia (1866), sampai pada abad XIX, tinggal Inggris, Hongaria dan Rusia yang belum mempunyai konstitusi secara tertulis. Tapi perlu diingat bahwa konstitusi- konstitusi waktu itu belum menjadi hukum dasar yang penting. Konstitusi sebagai Undang-Undang Dasar dan hukum dasar yang mempunyai arti penting atau sering disebut dengan “konstitusi modern”, baru muncul bersamaan dengan semakin berkembangnya “sistem demokrasi perwakilan dan konsep nasionalisme” . demokrasi perwakilan muncul sebagai pemenuhan kebutuhan rakyat akan kehadiran lembaga legislatif. Lembaga ini diharapkan dapat membuat undang-undang untuk mengurangi serta membatasi dominasi hak-hak raja. Alasan inilah yang mendudukan konstitusi (yang tertulis) itu sebagai hukum dasar yang lebih tinggi dari pada raja, sekaligus terkandung maksud memperkokoh Lembaga Perwakilan Rakyat. Pada giliran berikutnya, masa Perang Dunia I tahun 1914 telah banyak memberikan dorongan yang dahsyat bagi konstitusionalisme, yaitu dengan jalan
  • 8. 8 | P a g e menghancurkan pemerintahan yang tidak liberal, dan menciptakan negara-negara baru dengan konstitusi yang berasarkan demokrasi dan nasionalisme. Upaya itu di konkretkan dengan didirikannya Liga Bangsa-Bangsa untuk perdamaian dunia. Tiga tahun kemudian muncul reaksi keras melawan konstitusionalisme politik yang ditandai dengan Revolusi Rusia (1917), di ikuti meletusnya fasisme di Italia, dan pemberontakan Nazi di Jerman, sampai pada akhirnya meletus perang dunia ke II. 2.2 Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar Istilah konstitusi berasal dari bahasa Francis (constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll. Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan Berikut ini para ahli hukum yang mendukung antara yang membedakan dan yang menyamakan pengertian konstitusi dengan UUD.
  • 9. 9 | P a g e Penganut paham yang membedakan pengertian konstitusi dengan dengan UUD antara lain sebagai berkiut: 1.Herman Heller Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu:  Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian politis dan sosiologis.  Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.  Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara. Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan bahwa jika pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan pengertian konstitusi, maka artinya UUD itu baru merupakan sebagian dari konstitusi, yaitu konstitusi yang tertulis saja. Disamping itu konstitusi tidak hanya bersifat yuridis semata-mata, tetapi mengandung pengertian logis dan poitis. 2. F. Lassalle F.Lassalle dalam bukunya Uber Verfassungwesen, membagi konstitusi dalam dua pengertian, yaitu:  Pengertian sosiologis atau politis. Konstitusi adalah sintesis faktor- faktor kekuatan nyata dalam masyarakat. Jadi konstitusi menggambarkan hubungan antara kekuatan yang terdapat dengan nyata dalm suatu negara. kekuasaan tersebut diantaranya: raja, parlemen, kabinet, pressure groups, partai politik, dan lain-lain; itulah konstitusi yang sesungguhnya.  Pengertian yuridis. Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan. Dari pengertian sosiologis dan politik, ternyata Lassale menganut paham bahwa konstitusi sesungguhnya mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar UUD. Namun dalam pengertian yuridis, Lassale terpengaruh pula oleh paham kodifikasi yang menyamakan konstitusi dengan UUD.
  • 10. 10 | P a g e Kelihatannya para penyusun UUD 1945 menganut pemikiran sosiologis diatas, sebab dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: “UUD suatu negara adalah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu. UUD adalah hukum dasar yang tertulis , disamping UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tetulis, ialah aturan- aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelengaraan negara, meskipun tidak tertulis. 2.3 Tujuan Konstitusi 1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak. 2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya. 3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh. Fungsi Dan Ruang Lingkup Konstitusi Fungsi UUD 1945 Sebagi Konstitusi tentulah UUD 1945 memiliki fungsi, bila dijabarkan fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:  Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang tertinggi.  Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.  Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.  Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara. Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan segala kehidupan berbangsa dan keseimbangan dalam berprilaku bila diterapkan dengan baik. Dalam berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politik ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh karena itu ruang
  • 11. 11 | P a g e lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang : 1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau. 2. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa. 3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang maupun masa yang akan dating. 4. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin. 2.4 Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia 1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949) a. Menurut bentuknya Konstitusi pertama Indonesia (UUD 1945) adalah konstitusi tertulis, karena UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia pada waktu itu yang dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Di pertegas dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. Bukti bahwa UUD 1945 adalah konstitusi tertulis yaitu bahwa pada naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Konstusi ini di tuangkan dalam satu dokumen saja tanpa ada dokumen lainnya yang juga merupakan konstitusi seperti yang ada di Negara Denmark( 2 dokumen) dan Swedia (4 dokumen). b. Menurut sifatnya UUD 1945 termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena UUD 1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara khusus dan istimewa tidak seperti mengubah peraturan perundangan biasa. Hal ini
  • 12. 12 | P a g e dijelaskan dalam BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR pasal 37 ayat 1” Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan pasal 2 “Putusan Diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir”. c. Menurut kedudukannya UUD 1945 merupan konstitusi derajat tinggi karena UUD 1945 di jadikan dasar pembuatan suatu peraturan perundang-undangan yang lain. Karena menjadi dasar bagi peratutan yang lain maka syarat untuk mengubahnyapun lebih berat jika di bandingkan dengan yang lain. Mengakibatkan adanya hierarki peraturan perundangan. Tata urutan peraturan perundang-undangan pertama kali diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir diatur dengan Undang- undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan, dimana dalam Pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan d. Menurut bentuk Negara, konstitusi (UUD 1945) mejelaskan bahwa bentuk Negara Indonesia adalan Negara kesatuan. Buktinya terdapat pada BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN pasal 1 ayat 1 “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. e. Menurut system pemerintahan yang dianut, Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial. Salah satu ciri sistem pemerintahan Presidensial adalah”Dalam melakukan kewajibannya Presiden di bantu oleh satu orang wakil presiden” (Pasal 4 Ayat 2 UUD’45). 2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat.(27 Desember 1949-17 Agustus 1950) a. Menurut bentuknya Konstitusi RIS merupakan kostitusi tertulis karena dituangkan dalam suatu dokumen. Konstitusi RIS ini terbentuk atas usulan dari PBB, dengan mempertemukan wakil-wakil dari Indonesia dengan Belanda , maka terbentuklah suatu persetujuan dan persetujuan
  • 13. 13 | P a g e tersebut dituangkan dalam sebuah dokumen pada tanggal 27 Desember 1949, maka terbentuklah konstitusi RIS. b. Menurut sifatnya Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid karena mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. Tertuang dalam BAB VI Perubahan, ketentuan- ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan penutup bagian satu perubahan, pasal 190 ayat (1), (2), pasal 191 Ayat (1), (2), (3), bagian dua ketentuan-ketentuan peralihan pasal 192 Ayat (1), (2), pasal 193 Ayat (1),(2). c. Menurut kedudukannya konstitusi RIS merupakan konstitusi derajat tinggi karena persyaratan untuk mengubah lebih berat jika dibandingkan merubah peraturan perundangan yang lain. d. Menurut bentuk negara konstitusi RIS serikat/federal karena Negara didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.Terdapat BAB I negara Republik Indonesia Serikat bagian I bentuk negara dan kedaulatan pasal 1, Ayat (1). e. Menurut bentuk pemerintahannya konstitusi RIS, berbentuk parlementer karena kepala negara dan kepala pemerintahan,di jabat oleh orang yang berbeda. Kepala negaranya adalah presiden, dan kepala pemerintahannya perdana menteri. Terdapat pada pasal 69 ayat 1, pasal 72 ayat 1. 3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959). a. Menurut bentuknya UUDS’50 merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Dimana dengan berlakunya UUDS 1950 maka konstitusi RIS tidak berlaku. b. Menurut sifatnya UUDS’50 merupakan konstitusi rigid karena dalam perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak semudah seperti merubah peraturan perundang-undangan biasa. Diatur dalam pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4.
  • 14. 14 | P a g e c. Menurut kedudukannya UUDS’50 merupakan konstitusi derajat tinggi karena persyaratan merubahnya tidak semudah peraturan perundangan biasa. Dan kedudukan UUDS ’50 merupakan peraturan tertinggi dalam perundang-undangan diatas UU dan UU Darurat. d. Menurut bentuk negara UUDS’50, Indonesia berbentuk kesatuan karena pada asasnya seluruh kekuasaan dalam negara berada ditangan pemerintah pusat. e. Menurut sistem pemerintahannya UUDS’50, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer dimana kepala negara dijabat oleh seorang presiden dan kepala pemerintah di jabat oleh perdana mentri. 4. UUD’45 setelah amandemen I-IV a. Menurut bentuknya UUD ’45 amandemen termasuk konstitusi tertulis karena dituangkan dalam satu bentuk dokumen formal. b. Menurut sifatnya UUD ’45 merupakan konstitusi rigid karena dalam perbahannya memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti tertera dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD ’45, bahwa pengajuan perubahan minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota MPR, dan dalam sidangnya dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan disetujui oleh lima puluh persen ditambah satu dari seluruh jumlah anggota MPR, dan syarat lain adalah dalam ayat 5 bahwa “Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. c. Menurut kedudukannya UUD ’45 termasuk konstitusi derajat tinggi karena UUD ’45 berkedudukan sebagai hukum dasar dan pedoman pembentukan peraturan perundangan yang lain. Sehingga terdapat hierarki perundangan sebagai konsekuensinya, di atur dalam UU No 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan. d. Menurut bentuk negara UUD ’45, Indonesia menganut konstitusi dalam negara kesatuan. Merujuk pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “ Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.
  • 15. 15 | P a g e e. Menurut sistem pemerintahannya, konstitusi yang dianut adalah konstitusi dalam pemerintahan presidensial. Dimana kepala negara dan kepala pemerintahan berada ditangan presiden. 2.5 Sifat Dan Fungsi Undang-Undang Dasar Pada umumnya sifat dan fungsi undang-undang dasar itu merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka. Menurut sarjana hukum EC.S. Wade dalam buku Constitusional Law, UUD adalah “ naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan- badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan- badan tersebut” jadi pada dasarnya setiap sistem pemerintahan diatur dalam UUD. UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara. Definisi UUD dari sudut pandang filsafat diberikan oleh Ricard S. Kay. seorang ahli yang ahli dalam bidang kontemporer. Menurut Kay “maksud diadakannya UUD adalah untuk meletakan aturan-aturan yang pasti yang mempengaruhi prilaku manusia dan dengan demikian menjaga agar pemerintah tetap berjalan dengan baik. Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
  • 16. 16 | P a g e membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, dengan demikian hak-hak warga negara akan terlindungi. 2.6 Kedudukan dan Tujuan Undang-Undang Dasar Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi yang melandasi negara. Sedangkan tujuan Undang-Undang Dasar adalah sebagai berikut: 1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak 2. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya. 3. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh. 2.7 Materi Muatan Dalam Undang-Undang Dasar Menurut Mr. J.G. Steenbeek pada umumnya Undang-Undang Dasar berisi tiga hal pokok, yaitu: 1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganya 2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental 3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental Sedangkan menurut Miriam Budiardjo, setiap Undang-Undang Dasar memuat ketenttuan-ketentuan mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif atau juga pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian 2. Hak-hak asasi manusia
  • 17. 17 | P a g e 3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar 4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sfat tertentu dari Undang- Undang Dasar 2.8 Ciri-ciri Undang-Undang Dasar Walaupun UUD satu negara berbeda dengan negara lain, kalau diperhatikan secara cermat ada ciri-ciri yang sama, yaitu biasanya memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta hubungan antara ketiganya. UUD juga memuat bentuk negara (Misalnya Federal atau kesatuan), serta pembagian kekuasaan antara pemerintah federal degan pemerintah negara-negara bagian atau antara pemerintah daerah. Selain itu UUD memuat prosedur untuk menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah dan sebgainya. Dalam arti UUD mempunyai kedudukan sebagai dokumen legal yang khusus. 2. Hak-hak asasi manusia (biasanya disebtu Bill of Right kalau berbentuk naskah tersendiri) 3. Prosedur mengubah UUD (amandemen) 4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD. Hal ini biasanya ada jika para penyusun UUD ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal yang abru saja diatasi, seperti misalnya munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarki, misalnya UUD federasi Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme karena dikhawatirkan bahwa sifat unitarisme dapat melicinkan jalan untuk munculnya kembali seorang diktator seperti Hitler. 5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga negara dan lembaga negara tanpa kecuali.
  • 18. 18 | P a g e 2.9 Nilai Penting Undang-Undang Dasar Struycken dalam bukunya Het Staatsrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi tentang 1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau 2. Tingkat-tingkat perkembangan ketatanegaraan bangsa 3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun untuk masa yang akan datang 4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin 2.10 Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen) Selain pergantian secara menyeluruh, tidak jarang pula negara mengadakan perubahan sebagian dari UUD nya. Perubahan ini dinamakan amandemen. UUD biasanya memuat prosedur untuk menampung hasrat melakukan perubahan parsial tersebut. Pada umumnya dianggap bahwa suatu UUD tidak boleh terlalu mudah diubah, oleh karena hal itu akan merendahkan arti simbolis UUD itu sendiri. Di lain pihak hendaknya jangan pula terlalu sukar untuk mengadakan amandemen, supaya mencegah generasi mendatang merasa terlalu terkekang dan karenanya bertindak di luar UUD. Terdapat prosedur yang berbeda-beda di antara satu negara dengan yang lain dalam melakukan perubahan UUD, namun secara umum bisa disebutkan sebagai berikut: 1. Melalui sidang badan legislatif, kadang-kadang dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat diterapkan kuorum untuk sidang yang membicarakan usul amandemen dan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk menerimanya (contoh: Inggris, Israel, Belgia, dan UUD Republik Indonesia Serikat 1949). Di Inggris, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa parlemenlah yang paling berwenang untuk mengubah atau tidak mengubah UUD. Demikian pula Israel, Knessetlah yang mempunyai wewenang tersebut. 2. Referendum atau plebisit (contoh: Swiss, Australia, Denmark, Irlandia, dan Spanyol). Di negara-negara ini referendum dilaksanakan untuk memintakan
  • 19. 19 | P a g e persetujuan atas usul peubahan atau amandemen yang diajukan oleh anggota parlemen. 3. Negara – negara bagian dalam negara federal ( contoh: Amerika Serikat: ¾ dari lima puluh negara bagian harus menyetujui; contoh lain India). Di Jerman, untuk mengubah BasicLawharus ada persetujuan 2/3 dari anggota Bundesrat. 4. Musyawarah khusus (specialconvention) seperti yang diberlakukan di beberapa negara Amerika latin. Di Indonesia perubahan Undang-undang Dasar dapat dilakukan dengan cara: 1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan sekurang- kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan rakyat 2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. 3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaran Rakyat. 4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. 2.11 Undang-Undang yang Berlaku di Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basiclaw), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. A. Sejarah Awal UUD 1945 Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni1945, 38 anggota BPUPKI
  • 20. 20 | P a g e membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli1945. Tanggal 18 Agustus1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Sejarah ketatanegaraan Indonesia telah membuktikan bahwa pernah berlaku tiga macam Undang-Undang Dasar (konstitusi), adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar 1945, yang berlaku antara 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. 2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat, yang berlaku antara 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 3. Undang-Undang Dasar Sementara, yang berlaku antara 17 Agustus 1950 sampai 05 Juli 1959 4. Undang-Undang dasar 1945, yang berlaku sejak dikeluarkan Dekrit Presiden 05 Juli 1959 B. Fungsi dan Tujuan UUD 1945 Tujuan dan fungsi UUD 1945 sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai berikut: 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  • 21. 21 | P a g e C. Naskah Undang-Undang Dasar 1945 Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan. Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. D. Amandemen UUD 1945 Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 adalah mengklasifikasi beberapa kelemahan UUD 1945, antara lain: UUD 1945 telah memposisikan kekuasaan presiden begitu besar (executive power), sistem check and balances tidak diautr secara tegas diadalamnya, ketentuan UUD 1945 banyak yang tidak jelas dan multitafsir, tentang minimnya pengaturan masalah hak-hak asasi manusia, sistem kepresidenan, dan sistem perekonomian yang kurang jelas. Alasan lain yang dapat dijadikan dasar pertimbangan perlunya mengamandemen UUD 1945, karena secara historis UUD 1945 memang didesain oleh para pendiri negara sebagai konstitusi yang bersifat sementara dan ditetapkan dalam suasana tergesa-gesa. Secara filosofis, ide dasar dan substansi UUD 1945 telah mencampuradukkan antara paham kedaulatan rakyat dengan paham integralistik. Padahal antara keduanya bertolak belakang, bahkan paham integralistiklah yang memberangus demokratisasi di Indonesia. Kemudian secara yuridis, karena UUD 1945 sendiri telah mengatur prinsip dalam mekanisme perubahan konstitusi (Pasal 37). Adapun dasar pertimbangan praktis-politisnya sesuai dengan sinyalemen Mochtar Pabottinggi bahwa konstitusi/UUD 1945-nya sudah lama tidak dijalankan secara murni dan konsekuen. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
  • 22. 22 | P a g e eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staatstructuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR: 1.Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober1999 → Perubahan Pertama UUD 1945 2.Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus2000 → Perubahan Kedua UUD 1945 3.Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945 4.Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus2002 → Perubahan Keempat UUD 1945
  • 23. 23 | P a g e BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Konstitusi model Amerika (yang tertulis) sekaligus dapat dikatakan “Abad UUD” dimulai dengan diundangkannya UUD tertulis yang pertama yaitu UUD Amerika Serikat pada tahun 1789 dan deklarasi francis tentang hak-hak manusia dan warga negara 1789. Konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Istilah constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemeritahan diselenggarakan. Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, dengan demikian hak warga negara akan terlindungi. 3.2 Saran Konstitusi tertulis negara Indonesia mengamanatkan dalam dalam pembukaan UUD 1945 sesuai dengan tujuan dan fungsi negara, oleh karena itu agar kepada para penyelenggara negara supaya lebih menfokuskan kebijakannya sesuai dengan amanat UUD 1945 supaya dapat memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat.
  • 24. 24 | P a g e DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H., M.Si, Jazim hamidi, S.H., M.Hum, Hj. Ni’matul huda, S.H., M.Hum. 2001. Teori dan Hukum Konstitusi. Yogyakarta. PT. Rajagrafindo Persada. Prof. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT Ikrar Mandiri Abadi. http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi http://wennduut.blogspot.com/2011/05/konstitusi-negara-indonesia.html http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/12/127/id/undang_undang-dasar- 1945.html http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/sejarah-konstitusi-dan-amandemen- uud.html http://news.detik.com/read/2006/07/12/200512/634568/10/uud-hasil-amandemen- banyak-kelemahan?nd992203605 http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Permusyawaratan_Rakyat http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/25/politik-amandemen-kelima-uud-1945/ http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Konstitusi_Indonesia http://www.scribd.com/doc/23377266/makalah-pancasila