SlideShare a Scribd company logo
Teori Pita Zat Padat
• Atom Na :
Nomor atomnya 11, punya 1 elektron valensi,
menempati kulit 3s (energinya E3s)
• Saat 2 atom Na didekatkan (Na A dan Na B),
elektron valensi A akan berinteraksi dengan
elektron valensi B, shg energi elektron valensi
tiap atom tidak lagi sama dengan E3s.
• Pada gambar tampak, saat jarak antara atom
r1, energi elektron valensinya E3s, tapi saat jarak
antar atom r2, ada 2 kemungkinan energi
elektron : E1 dan E2.
energi
E3s
r2 r1
E2
E1
Jarak antar atom
3 s
Energi
3 s
EnergiTingkat energi 3s atom 2 natrium
yang berdekatan
Tingkat energi 3s enam atom Natrium
yang saling berdekatan
3 s
Energi
3 s
Energi
Terbentuknya pita energipita energi 3s ketika banyak
atom natrium saling berdekatan untuk
membentuk zat padat
Tingkat energi 3s enam atom Natrium
yang saling berdekatan
Tingkatan Energi
Tingkat
an
energi
kulit
dalam
Tingkat
an
energi
kulit
luar
PitaEnergi
Atom Tunggal
Atom Banyak
Berdekatan
Pita Energi Atom
Banyak Berdekatan
1s
2s
2p
3s
Celah
Terlarang
Pita
Valensi
Pita Konduksi
Energi yang tidak dapat dimiliki oleh elektron
• Jika ada 1022
atom, jumlah tingkat energinya
sangat banyak.
• Jarak antara satu tingkat energi dengan
tingkat energi lain sangat dekat, sehingga
membentuk semacam pita energi.
• Berapa daya tampung suatu pita energi ?
Tiap pita energi suatu atom dapat ditempati
2(2l +1) elektron.
KULIT DAN SUBKULIT
• Bohr melukiskan elektron atom hidrogen
bergerak pada lintasan stasioner.
• Untuk membedakan antara satu lintasan dan
lintasan lain diperkenalkan konsep kulit atom
(K, L, M dst)
 Lintasan n=1 dinamakan kulit K
 Lintasan n=2 dinamakan kulit L
 Lintasan n=3 dinamakan kulit M
 Lintasan n=4 dinamakan kulit N
K L M N
Pada tiap kulit terdapat subkulit yang memungkinanPada tiap kulit terdapat subkulit yang memungkinan
adanya elektron berada dalam subkulit tersebut.adanya elektron berada dalam subkulit tersebut.
Subkulit diberi nama s, p, d, f, g dstSubkulit diberi nama s, p, d, f, g dst
Subkulit s (“sharp”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit s (“sharp”) untuk elektron yang mempunyai ll = 0.= 0.
Subkulit p (“principa”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit p (“principa”) untuk elektron yang mempunyai ll = 1.= 1.
Subkulit d (“diffuse”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit d (“diffuse”) untuk elektron yang mempunyai ll = 2.= 2.
Subkulit f (“fundamental”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit f (“fundamental”) untuk elektron yang mempunyai ll = 3.= 3.
dst.dst.
Untuk menyatakan keadaan elektron disuatu lintasan stasionerUntuk menyatakan keadaan elektron disuatu lintasan stasioner
tertentu yang mempunyai bilangan kuantum utama n dantertentu yang mempunyai bilangan kuantum utama n dan
bilangan kuantum orbitalbilangan kuantum orbital l dipakai singkatanl dipakai singkatan nnl.l.
Jika elektron berada dikeadaan stasioner 2s artinya elektronJika elektron berada dikeadaan stasioner 2s artinya elektron
tersebut mempunyai bilangan kuantum utama n=2 dantersebut mempunyai bilangan kuantum utama n=2 dan
bilangan kuantum orbitalbilangan kuantum orbital ll=0 (subkulit s mempunyai=0 (subkulit s mempunyai l=l=0)0)
Tabel 1. Ringkasan notasi kulit dan subkulit
Jumlah elektron dalam suatu kulit dicari dengan rumus : (2n2
)
n Nama kulit l Nama subkulit
1 K 0 s
2 L 1 p
3 M 2 d
4 N 3 f
5 O 4 g
6 P 5 h
….. ….. ….. …..
Contoh soal:Contoh soal:
1. Sebutkan bilangan kuantum utama dan orbital yang
dimiliki oleh elektron yang berada pada lintasan
stasioner 3p dan 3 d. Apakah ada lintasan 3 f ?
Jawab : Singkatan penulisan keadaan elektron : nl
Keadaan 3p mempunyai n=3 dan l =1(subkulit p untuk l =1)
Keadaan 3d mempunyai n=3 dan l =2(subkulit d untuk l =2)
Keadaan 3f menunjukkan bahwa n=3 dan l=3. Keadaan ini
tidak ada karena nilai terbesar l harus sama dengan n-1
2. Berapakah banyaknya elektron maksimum yang2. Berapakah banyaknya elektron maksimum yang
dapat menempati kulit M, N, O dan P?dapat menempati kulit M, N, O dan P?
Jawab :Jawab : Jumlah elektron maksimum dalam suatu kulit dicari dengan
rumus : (2n2
)
Kulit M (n=3), banyaknya elektron maksimum : 18 elektronKulit M (n=3), banyaknya elektron maksimum : 18 elektron
Kulit N (n=4), banyaknya elektron maksimum: 32 elektronKulit N (n=4), banyaknya elektron maksimum: 32 elektron
Kulit O (n=5), banyaknya elektron maksimum: 50 elektronKulit O (n=5), banyaknya elektron maksimum: 50 elektron
Kulit P (n=6), banyaknya elektron maksimum : 72 elektronKulit P (n=6), banyaknya elektron maksimum : 72 elektron
• Jika ada N atom yang berdekatan, maka
tingkat energi akan terpecah (membentuk
suatu pita energi jika N sangat besar).
• Tiap pita energi mampu menampung :
2(2l +1) N elektron.
Contoh : Logam Natrium yang memiliki N atomContoh : Logam Natrium yang memiliki N atom
 Pita 1s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron
 Pita 2s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron
 Pita 2p, menampung 2(2x1+1)N = 6N elektron
 Pita 3s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron
Konduktivitas Zat Padat
• Berdasarkan daya konduktivitas zat padat, ada
3 macam sifat yaitu :
1. Konduktor
2. Semikonduktor
3. Isolator
• Sifat konduktivitas zat padat, dapat dijelaskan
dengan teori pita energi.
Konduktor
• Pita terakhir (pita
konduksi) terisi
setengah penuh.
• Celah energi biasanya
tdk ada, justru ada
beberapa pita yang
bertumpuk/over laping.
Jurang Energi
3s
2p
2s
1s
Sifat Konduksi Listrik
Konduktor
Natrium dengan konfigurasi elektron :
1s2
2s2
2p6
3s1
Kulit terluar 3s hanya ditempati
satu elektron (setengah penuh).
Akibatnya elektron bebas yang
menempati pita 3s dengan
mudah bergerak dalam kristal,
menghasilkan arus listrik.
1s
2s
2p
3s
Semikonduktor
• Pita terakhir (pita
konduksi) kosong.
• Celah energi/energy
gap sempit.
• Contoh : Silikon,
Germanium
Energy gap
Konduktivitas
Semikonduktor
Semikonduktor yang baru kita bicarakan
adalah semikonduktor netral, dengan jumlah
proton dan elektron sama.
Ketika sebuah elektron melompat dari pita
valensi ke pita konduksi, maka pita valensi
mengalami perubahan.
Elektron yang berpindah menimbulkan
sebuah kekosongan pada pita valensi (hole)
Konduktivitas Konduktor dan Semikonduktor
Hambatanjenis(x108Ωm)
T
Konduktor
Hambatanjenis(x108Ωm)
T
Semikonduktor
Konduktivitas konduktor berkurang karena
kenaikan suhu, sedangkan pada semikonduktor
justru bertambah dengan kenaikan suhu.
Teori pita 2
Teori pita 2

More Related Content

What's hot

interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
Dwi Karyani
 
Material semikonduktor
Material semikonduktor Material semikonduktor
Material semikonduktor
Heru Dermawan
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
Ida Farida Ch
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
Fani Diamanti
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 

What's hot (20)

interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Material semikonduktor
Material semikonduktor Material semikonduktor
Material semikonduktor
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Zat padat parno
Zat padat parnoZat padat parno
Zat padat parno
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
 

Viewers also liked (6)

A3 Semi Konduktor Merry Yura
A3 Semi Konduktor Merry YuraA3 Semi Konduktor Merry Yura
A3 Semi Konduktor Merry Yura
 
Energi
EnergiEnergi
Energi
 
Bahan semikonduktor
Bahan semikonduktorBahan semikonduktor
Bahan semikonduktor
 
Bahan Semikonduktor
Bahan SemikonduktorBahan Semikonduktor
Bahan Semikonduktor
 
175874934 mekanika-klasik-peter-soedojo-pdf
175874934 mekanika-klasik-peter-soedojo-pdf175874934 mekanika-klasik-peter-soedojo-pdf
175874934 mekanika-klasik-peter-soedojo-pdf
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
 

Similar to Teori pita 2

Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptxBab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
revipermatasari1
 
Kimia industri 1
Kimia industri 1Kimia industri 1
Kimia industri 1
welly yusup
 

Similar to Teori pita 2 (20)

2_Teori_Pita_dan_konduktifitas.pdf
2_Teori_Pita_dan_konduktifitas.pdf2_Teori_Pita_dan_konduktifitas.pdf
2_Teori_Pita_dan_konduktifitas.pdf
 
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptxBab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
 
Bilangan kuantum oleh PPL SMANSA
Bilangan kuantum oleh PPL SMANSA Bilangan kuantum oleh PPL SMANSA
Bilangan kuantum oleh PPL SMANSA
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Kimia industri 1
Kimia industri 1Kimia industri 1
Kimia industri 1
 
Partikel dasar penyusun atom
Partikel dasar penyusun atomPartikel dasar penyusun atom
Partikel dasar penyusun atom
 
Kel 4
Kel 4Kel 4
Kel 4
 
Bilangan kuantum
Bilangan kuantumBilangan kuantum
Bilangan kuantum
 
Konfigurasi per sub kulit
Konfigurasi per sub kulitKonfigurasi per sub kulit
Konfigurasi per sub kulit
 
Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron BanyakAtom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
Teori atom
Teori atomTeori atom
Teori atom
 
Partikel dasar atom tugas V
Partikel dasar atom tugas VPartikel dasar atom tugas V
Partikel dasar atom tugas V
 
Partikel dasar atom tugas v
Partikel dasar atom tugas vPartikel dasar atom tugas v
Partikel dasar atom tugas v
 
Partikel dasar atom
Partikel dasar atomPartikel dasar atom
Partikel dasar atom
 
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptKuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 

Teori pita 2

  • 1. Teori Pita Zat Padat • Atom Na : Nomor atomnya 11, punya 1 elektron valensi, menempati kulit 3s (energinya E3s) • Saat 2 atom Na didekatkan (Na A dan Na B), elektron valensi A akan berinteraksi dengan elektron valensi B, shg energi elektron valensi tiap atom tidak lagi sama dengan E3s.
  • 2. • Pada gambar tampak, saat jarak antara atom r1, energi elektron valensinya E3s, tapi saat jarak antar atom r2, ada 2 kemungkinan energi elektron : E1 dan E2. energi E3s r2 r1 E2 E1 Jarak antar atom
  • 3. 3 s Energi 3 s EnergiTingkat energi 3s atom 2 natrium yang berdekatan Tingkat energi 3s enam atom Natrium yang saling berdekatan
  • 4. 3 s Energi 3 s Energi Terbentuknya pita energipita energi 3s ketika banyak atom natrium saling berdekatan untuk membentuk zat padat Tingkat energi 3s enam atom Natrium yang saling berdekatan
  • 6. Pita Energi Atom Banyak Berdekatan 1s 2s 2p 3s Celah Terlarang Pita Valensi Pita Konduksi Energi yang tidak dapat dimiliki oleh elektron
  • 7. • Jika ada 1022 atom, jumlah tingkat energinya sangat banyak. • Jarak antara satu tingkat energi dengan tingkat energi lain sangat dekat, sehingga membentuk semacam pita energi. • Berapa daya tampung suatu pita energi ? Tiap pita energi suatu atom dapat ditempati 2(2l +1) elektron.
  • 8. KULIT DAN SUBKULIT • Bohr melukiskan elektron atom hidrogen bergerak pada lintasan stasioner. • Untuk membedakan antara satu lintasan dan lintasan lain diperkenalkan konsep kulit atom (K, L, M dst)  Lintasan n=1 dinamakan kulit K  Lintasan n=2 dinamakan kulit L  Lintasan n=3 dinamakan kulit M  Lintasan n=4 dinamakan kulit N K L M N
  • 9. Pada tiap kulit terdapat subkulit yang memungkinanPada tiap kulit terdapat subkulit yang memungkinan adanya elektron berada dalam subkulit tersebut.adanya elektron berada dalam subkulit tersebut. Subkulit diberi nama s, p, d, f, g dstSubkulit diberi nama s, p, d, f, g dst Subkulit s (“sharp”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit s (“sharp”) untuk elektron yang mempunyai ll = 0.= 0. Subkulit p (“principa”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit p (“principa”) untuk elektron yang mempunyai ll = 1.= 1. Subkulit d (“diffuse”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit d (“diffuse”) untuk elektron yang mempunyai ll = 2.= 2. Subkulit f (“fundamental”) untuk elektron yang mempunyaiSubkulit f (“fundamental”) untuk elektron yang mempunyai ll = 3.= 3. dst.dst. Untuk menyatakan keadaan elektron disuatu lintasan stasionerUntuk menyatakan keadaan elektron disuatu lintasan stasioner tertentu yang mempunyai bilangan kuantum utama n dantertentu yang mempunyai bilangan kuantum utama n dan bilangan kuantum orbitalbilangan kuantum orbital l dipakai singkatanl dipakai singkatan nnl.l. Jika elektron berada dikeadaan stasioner 2s artinya elektronJika elektron berada dikeadaan stasioner 2s artinya elektron tersebut mempunyai bilangan kuantum utama n=2 dantersebut mempunyai bilangan kuantum utama n=2 dan bilangan kuantum orbitalbilangan kuantum orbital ll=0 (subkulit s mempunyai=0 (subkulit s mempunyai l=l=0)0)
  • 10. Tabel 1. Ringkasan notasi kulit dan subkulit Jumlah elektron dalam suatu kulit dicari dengan rumus : (2n2 ) n Nama kulit l Nama subkulit 1 K 0 s 2 L 1 p 3 M 2 d 4 N 3 f 5 O 4 g 6 P 5 h ….. ….. ….. …..
  • 11. Contoh soal:Contoh soal: 1. Sebutkan bilangan kuantum utama dan orbital yang dimiliki oleh elektron yang berada pada lintasan stasioner 3p dan 3 d. Apakah ada lintasan 3 f ? Jawab : Singkatan penulisan keadaan elektron : nl Keadaan 3p mempunyai n=3 dan l =1(subkulit p untuk l =1) Keadaan 3d mempunyai n=3 dan l =2(subkulit d untuk l =2) Keadaan 3f menunjukkan bahwa n=3 dan l=3. Keadaan ini tidak ada karena nilai terbesar l harus sama dengan n-1
  • 12. 2. Berapakah banyaknya elektron maksimum yang2. Berapakah banyaknya elektron maksimum yang dapat menempati kulit M, N, O dan P?dapat menempati kulit M, N, O dan P? Jawab :Jawab : Jumlah elektron maksimum dalam suatu kulit dicari dengan rumus : (2n2 ) Kulit M (n=3), banyaknya elektron maksimum : 18 elektronKulit M (n=3), banyaknya elektron maksimum : 18 elektron Kulit N (n=4), banyaknya elektron maksimum: 32 elektronKulit N (n=4), banyaknya elektron maksimum: 32 elektron Kulit O (n=5), banyaknya elektron maksimum: 50 elektronKulit O (n=5), banyaknya elektron maksimum: 50 elektron Kulit P (n=6), banyaknya elektron maksimum : 72 elektronKulit P (n=6), banyaknya elektron maksimum : 72 elektron
  • 13. • Jika ada N atom yang berdekatan, maka tingkat energi akan terpecah (membentuk suatu pita energi jika N sangat besar). • Tiap pita energi mampu menampung : 2(2l +1) N elektron. Contoh : Logam Natrium yang memiliki N atomContoh : Logam Natrium yang memiliki N atom  Pita 1s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron  Pita 2s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron  Pita 2p, menampung 2(2x1+1)N = 6N elektron  Pita 3s, menampung 2(2x0+1)N = 2N elektron
  • 14. Konduktivitas Zat Padat • Berdasarkan daya konduktivitas zat padat, ada 3 macam sifat yaitu : 1. Konduktor 2. Semikonduktor 3. Isolator • Sifat konduktivitas zat padat, dapat dijelaskan dengan teori pita energi.
  • 15. Konduktor • Pita terakhir (pita konduksi) terisi setengah penuh. • Celah energi biasanya tdk ada, justru ada beberapa pita yang bertumpuk/over laping. Jurang Energi 3s 2p 2s 1s
  • 16. Sifat Konduksi Listrik Konduktor Natrium dengan konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s1 Kulit terluar 3s hanya ditempati satu elektron (setengah penuh). Akibatnya elektron bebas yang menempati pita 3s dengan mudah bergerak dalam kristal, menghasilkan arus listrik. 1s 2s 2p 3s
  • 17.
  • 18.
  • 19. Semikonduktor • Pita terakhir (pita konduksi) kosong. • Celah energi/energy gap sempit. • Contoh : Silikon, Germanium Energy gap
  • 20. Konduktivitas Semikonduktor Semikonduktor yang baru kita bicarakan adalah semikonduktor netral, dengan jumlah proton dan elektron sama. Ketika sebuah elektron melompat dari pita valensi ke pita konduksi, maka pita valensi mengalami perubahan. Elektron yang berpindah menimbulkan sebuah kekosongan pada pita valensi (hole)
  • 21. Konduktivitas Konduktor dan Semikonduktor Hambatanjenis(x108Ωm) T Konduktor Hambatanjenis(x108Ωm) T Semikonduktor Konduktivitas konduktor berkurang karena kenaikan suhu, sedangkan pada semikonduktor justru bertambah dengan kenaikan suhu.