SlideShare a Scribd company logo
Nama : Yokhebed Fransisca
No. Registrasi : 3315111296
Kelas : Pendidikan Kimia Reguler 2011
SPEKTRUM GARIS ATOM HIDROGEN
Atom hidrogen dengan satu elektron mempunyai spektrum paling sederhana.
Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan gas terdiri dari sejumlah deret garis-
garis spektrum dalam daerah inframerah, visible dan near ultraviolet.
Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis berisi gas hidrogen pada tekanan
rendah dengan elektroda pada tiap ujungnya. Jika dilewatkan tegangan tinggi (5000 volt),
tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang. Jika sinar tersebut
dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa warna.
Warna yang tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian
besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-
violet. Gambar berikut menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda, bagian kanan gambar
merupakan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah visible dari spektrum.
Hidrogen mengemisikan sinar ketika tereksitasi dengan adanya tegangan tinggi
karena ketika tak ada yang mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada tingkat energi
pertama (tingkat yang paling dekat dengan inti). Tetapi jika atom diberikan energi, elektron
akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi atau bahkan dilepaskan dari atom.
Tegangan tinggi pada tabung sinar hidrogen menyediakan energi tersebut. Molekul
hidrogen awalnya pecah menjadi atom-atom hidrogen (sehingga disebut spektrum emisi
atom hidrogen) dan elektron kemudian berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan
menyerap energi. Namun, elektron yang tereksitesi ke tingkat energi yang lebih tinggi
tersebut akan cenderung melepaskan energi lagi untuk kembali ke tingkat energi dasarnya.
Deret Balmer
Pada percobaan, spectrum cahaya dari atom hidrogen terlihat 4 garis dari cahaya
tampak, yaitu merah, cyan, biru dan violet. Keempat cahaya itu memiliki panjang gelombang
yang sesuai dengan emisi foton oleh transisi elektron tereksitasi ke tingkat kuantum yang
dijelaskan oleh bilangan kuantum utama, n = 2. Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi
sinar akan lebih tinggi. Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar
merah. Hal ini menyebabkan spektrum hidrogen berwarna merah, dengan menghitung
frekuensi sinar merah tersebut maka besarnya energi juga dapat dihitung. Energi tersebut
harus sama dengan perbedaan energi antara tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen.
Tingkat tak hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu elektron atom
hidrogen. Jika elektron melampaui energi tersebut elektron bukan lagi bagian dari atom.
Balmer sadar bahwa satu angka tunggal memiliki hubungan dengan setiap garis pada
spektrum hidrogen dalam daerah visible. Angka tersebut adalah 364.50682 nm. Dengan
angka ini, pada 1885 Balmer membuat rumus yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
𝞴 garis absorpi atau emisi yang sulit ditentukan dengan alat spektroskopi pada zaman itu.
dengan B adalah nilai konstan yaitu 364.50682 nm, n bernilai 2 dan m bernilai m > n.
Terdapat juga bilangan dari deret Balmer yang menampilkan bagian ultraviolet
degnan panjang gelombang kurang dari 400 nm.
Pada tahun 1888, fisikawan Johannes Rydberg menyederhanakan persamaan Balmer
sehingga dapat diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada
spektrum emisi hidrogen.
Dimana Ξ» adalah panjang gelombang cahaya absorbsi atau emisi dan RH adalah
konstanta Rydberg. Konstanta Rydberg terlihat pada persamaan Balmer adalah
dimana hasil akhirnya senilai dengan meter = 10,973,731.57
meterβˆ’1. Dan harga n untuk deret Balmer adalah n1=2. Berbagai kombinasi angka dapat
dimasukkan ke dalam rumus sehingga panjang gelombang dari suatu garis pada spektrum
emisi hidrogen dapat dihitung. Selain itu, terdapat kesamaan antara panjang gelombang
yang didapatkan dengan menggunakan rumus ini dengan yang diperoleh dari hasil analisis
spektrum aslinya.
Balmer juga meramalkan adanya sejumlah garis-garis spektrum yang pada waktu itu
belum ditemukan; garis-garis spektrum yang memenuhi persamaan di atas kemudian
disebut deret Balmer. Dalam kurun waktu kira-kira 40 tahun kemudian akhirnya ditemukan
beberapa deret garis lain yang mirip dengan deret Balmer. Deret baru ini kemudian diberi
nama sesuai dengan penemunya, yaitu Lyman (1906) pada daerah ultraviolet, Paschen
(1908) pada daerah inframerah-dekat, Brackett (1922) pada daerah inframerah, dan deret
Pfund (1923) pada daerah inframerah-jauh. Pada dasarnya, setiap deret menunjukkan pola
sebaran garis-garis yang cenderung konvergen dan melemah sejalan dengan makin
pendeknya panjang gelombang atau naiknya energi.
Pada tahun 1993, Niels Bohr membuat teori model atom yang membuktikan bahwa
spektrum hidrogen sesuai dengan rumus Rydberg dapat dijelaskan. Bohr menemukan
perpindahan elektron atom hidrogen harus memiliki energi terkuantisasi. Sesuai dengan
asumsi Bohr ketiga, saat elektron berpindah dari keadaan awal ke keadaan tereksitasi, atom
harus memancarkan radiasi dengan panjang gelombang. Dengan mengganti energi di atas
dengan rumus energi atom hidrogen di mana energi keadaan dasar adalah n dan keadaan
tereksitasi adalah m, maka
Untuk membuat hubungan antara Bohr, Rydberg, dan Lyman maka m diganti dengan 1.
Hasil ini mengartikan di mana setiap panjang gelombang garis emisi sebanding dengan
sebuah elektron yang kembali dari tingkat energi tertentu ke tingkat energi dasar.
Deret Lyman
Selanjutnya pada tahun 1906, ahli fisika dan kimia Theodore Lyman mempelajari
spektrum ultraviolet dari atom hidrogen tereksistasi dengan listrik. Ditemukan bahwa
spektrum radiasi hidrogen teremisi tidak kontinu. Deret Lyman adalah deret pertama dari
garis emisi hidrogen yang merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Garis makin
merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan
tidak mungkin diamati satu per satu sehingga terlihat seperti spektrum kontinu. Garis-garis
tersebut tampak sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Kemudian pada titik
tertentu akan terdapat deret limit yang menandakan bahwa deret terhenti. Pola yang sama
juga terlihat pada deret Balmer dan Paschen, tetapi deretnya menjadi makin dekat.
Deret Paschen
Pada tahun 1915, dengan bantuan seorang teknisi, Paschen mengambil masalah
garis helium Bohr. Garis sebelumnya ditafsirkan sebagai seri tajam hidrogen tapi sekarang
menjadi helium terionisasi. Pada awalnya pekerjaannya untuk memeriksa prediksi Bohr dari
perbedaan kecil antara konstanta Rydberg, N, untuk hidrogen dan helium, dan yang
terhambat oleh kelonggaran dari garis. Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam
glow negatif di dalam tabung silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama
tajam dan lengkap. Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda
berongga debit, di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya ke dalam
interior sebagian besar bidang-bebas dari katoda petak. Perangkat ini menunjukkan struktur
halus dari garis Bohr helium dengan kejelasan luar biasa dan lengkap.
πœ† = πœ† π‘™π‘–π‘šπ‘–π‘‘ (
𝑛2
𝑛2 βˆ’ 𝑛0
2
) π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑛0 = 3 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑛 = 𝑛0 + 1
Struktur dasar tingkat energi hidrogen sesuai dengan model atom Bohr di mana
setiap kulit mempunyai nilai kuantum utama n.
Balmer mengubah data panjang gelombang ini menjadi data bilangan gelombang
dan kemudian masing-masing perbedaan antara tiap dua garis terdekat disusun berurutan,
maka tampak bahwa bilangan-bilangan yang (praktis) sama muncul lagi pada deret
spektrum yang berbeda. Hal ini secara umum mengikuti pola rumus umum sebagai berikut:
P(n+1) - P(n) = B(n+2) - B(n+1) = L(n+3) - L(n+2)
Setiap perbedaan terkecil dari bilangan gelombang ataupun frekuensi dalam suatu deret
selalu merupakan anggota bagi deret yang lain, yang secara umum mengikuti pola:
L(n) - L(1) = B(n-1) dan B(n) - B(1) = P(n-1)
Persamaan di atas menunjukkan adanya hubungan yang khas antara deret spektrum yang
satu dengan deret yang lain. Pemeriksaan lebih lanjut diperoleh bahwa hubungan yang khas
tersebut oleh Ritz dapat dinyatakan dengan satu rumus umum:
Di mana RH = tetapan Rydberg ~ 109737 cm-1, n = bilangan bulat integer 1 dan n2 > n1.
Hubungan antara harga n dengan deret adalah sebagaiberikut:
n1 n2 Deret Daerah
1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ....... Lyman Ultraviolet, uv
2 3, 4, 5, 6, 7, 8, ............... Balmer Visibel (tampak))
3 4, 5, 6, 7, 8, 9, ………...... Paschen Inframerah-dekat, near-IR
4 5, 6, 7, 8, 9, ................... Brackett Inframerah
5 6, 7, 8, 9, ....................... Pfund Inframerah-jauh, far-IR
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap deret spektrum, makin besar
harga n2 harga garis-garis spektrum makin dekat satu sama lain yang akhirnya nampak
sangat berdekatan, konvergen menjadi satu sesuai dengan hasil pengamatan. Untuk n = ~
(tak hingga) akhirnya diperoleh harga batas bagi masing-masing deret.
Kenyataan bahwa pola spektrum atom hidrogen dikendalikan oleh besaran yang
berharga integer (n unit) merupakan hal yang mengesankan, karena integer unit adalah khas
bagi kehidupan manusia sehari-hari dalam melakukan perhitungan-perhitungan. Ini berarti
bahwa bilangan gelombang atau frekuensi atau energi hanya dapat berharga diskret atau
kuanta, suatu hal yang sangat sukar diterima oleh para ilmuwan pada saat itu.
Daftar Pustaka
C. Bluck, J. Gans, A. Gleixner, Prof. Heimbrodt, S. Stallmann. 2002. Spectral series of
hydrogen. BIGS.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti (3rd ed., Vol. II). Jakarta: Erlangga.
Clark, Jim. 2006. The Atomic Hydrogen Emission Spectrum. Diakses pada tanggal 7
September 2013 pada pukul 20.10 WIB.
http://www.chemguide.co.uk/atoms/properties/hspectrum.html.
Clark, Jim. 2009. Spektrum Emisi Atom Hidrogen. Diakses pada tanggal 7 September 2013
pada pukul 17.45 WIB. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/sifat_dasar_atom/spektrum-emisi-
atom-hidrogen/.
E. Parks, James.2002. The Hydrogen Balmer Series and Rydberg Constant. Tennessee:
Department of Physics and Astronomy 401 Nielsen Physics Building The University of
Tennessee Knoxville.
H. Sugiyarto, Kristian. 2012. Struktur Atom, Sistem Periodik Unsur dan Struktur Molekular .
Yogyakarta.
Krane, K. S. 1992. Fisika Modern. Jakarta: UI Press.
Wilkinson, G., & Cotton, F. A. (2009). Kimia Anorganik Dasar. Bandung: UI Press.

More Related Content

What's hot

Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
AyuShaleha
Β 
Elektrokimia dan Thermokimia
Elektrokimia dan ThermokimiaElektrokimia dan Thermokimia
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
SMA Negeri 9 KERINCI
Β 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
anggundiantriana
Β 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
Mhd Jabbar
Β 
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)
SMA Negeri 9 KERINCI
Β 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
Β 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
Farikha Uly
Β 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaFeren Jr
Β 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
University Of Jakarta
Β 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur KristalIda Farida Ch
Β 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
Fani Diamanti
Β 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
jayamartha
Β 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
Kevin Maulana
Β 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
Β 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
Ida Farida Ch
Β 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
jayamartha
Β 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
Dwi Karyani
Β 

What's hot (20)

Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Β 
Elektrokimia dan Thermokimia
Elektrokimia dan ThermokimiaElektrokimia dan Thermokimia
Elektrokimia dan Thermokimia
Β 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Β 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Β 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
Β 
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Β 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
Β 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
Β 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Β 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Β 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
Β 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
Β 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
Β 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Β 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
Β 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
Β 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
Β 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Β 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
Β 

Similar to Spektrum Garis Atom Hidrogen

Spektrum garis
Spektrum garisSpektrum garis
Spektrum garisYunus Muzakki
Β 
Spektrum garis
Spektrum garisSpektrum garis
Spektrum garisYunus Muzakki
Β 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomPrisilia Meifi Mondigir
Β 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
Fakhrun Nisa
Β 
TEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.pptTEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.ppt
RiezaAabeyiYldrm
Β 
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.pptTEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
NyoehNiar
Β 
TEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................pptTEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................ppt
ArdyForce
Β 
Atom bohr
Atom bohrAtom bohr
Atom bohr
Dhimas Cikal
Β 
Inti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisiInti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisi
eli priyatna laidan
Β 
Teori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisiTeori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisi
eli priyatna laidan
Β 
kimia
kimia kimia
kimia
Aprilia putri
Β 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
hafizona
Β 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
Putri Vairuz Fildza
Β 
Fisika Atom
Fisika AtomFisika Atom
Fisika Atom
fahmimn21
Β 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
Zhahirah Indrawati Green Freesh
Β 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
Lilis Sartika
Β 
04 praktikum struktur_atom
04 praktikum struktur_atom04 praktikum struktur_atom
04 praktikum struktur_atomKhoirunnisa Luthfi
Β 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
Iwan Setiawan
Β 
Mekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxMekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptx
yogipra2
Β 

Similar to Spektrum Garis Atom Hidrogen (20)

Ppt
PptPpt
Ppt
Β 
Spektrum garis
Spektrum garisSpektrum garis
Spektrum garis
Β 
Spektrum garis
Spektrum garisSpektrum garis
Spektrum garis
Β 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
Β 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
Β 
TEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.pptTEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.ppt
Β 
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.pptTEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
Β 
TEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................pptTEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................ppt
Β 
Atom bohr
Atom bohrAtom bohr
Atom bohr
Β 
Inti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisiInti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisi
Β 
Teori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisiTeori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisi
Β 
kimia
kimia kimia
kimia
Β 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
Β 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
Β 
Fisika Atom
Fisika AtomFisika Atom
Fisika Atom
Β 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
Β 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
Β 
04 praktikum struktur_atom
04 praktikum struktur_atom04 praktikum struktur_atom
04 praktikum struktur_atom
Β 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
Β 
Mekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxMekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptx
Β 

More from Yokhebed Fransisca

Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Yokhebed Fransisca
Β 
silabus
silabussilabus
program tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xiiprogram tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xii
Yokhebed Fransisca
Β 
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratoriuminstrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
Yokhebed Fransisca
Β 
Langkah langkah mencari jurnal online
Langkah langkah mencari jurnal onlineLangkah langkah mencari jurnal online
Langkah langkah mencari jurnal online
Yokhebed Fransisca
Β 
metode pembelajaran
metode pembelajaranmetode pembelajaran
metode pembelajaran
Yokhebed Fransisca
Β 
thalidomide
thalidomidethalidomide
thalidomide
Yokhebed Fransisca
Β 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Yokhebed Fransisca
Β 
5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)
Yokhebed Fransisca
Β 

More from Yokhebed Fransisca (11)

Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Β 
silabus
silabussilabus
silabus
Β 
RPP
RPPRPP
RPP
Β 
program tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xiiprogram tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xii
Β 
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratoriuminstrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
instrumen dan evaluasi kegiatan praktikum di laboratorium
Β 
Langkah langkah mencari jurnal online
Langkah langkah mencari jurnal onlineLangkah langkah mencari jurnal online
Langkah langkah mencari jurnal online
Β 
metode pembelajaran
metode pembelajaranmetode pembelajaran
metode pembelajaran
Β 
thalidomide
thalidomidethalidomide
thalidomide
Β 
Kanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmatKanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmat
Β 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Β 
5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)
Β 

Spektrum Garis Atom Hidrogen

  • 1. Nama : Yokhebed Fransisca No. Registrasi : 3315111296 Kelas : Pendidikan Kimia Reguler 2011 SPEKTRUM GARIS ATOM HIDROGEN Atom hidrogen dengan satu elektron mempunyai spektrum paling sederhana. Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan gas terdiri dari sejumlah deret garis- garis spektrum dalam daerah inframerah, visible dan near ultraviolet. Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis berisi gas hidrogen pada tekanan rendah dengan elektroda pada tiap ujungnya. Jika dilewatkan tegangan tinggi (5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang. Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra- violet. Gambar berikut menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda, bagian kanan gambar merupakan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah visible dari spektrum. Hidrogen mengemisikan sinar ketika tereksitasi dengan adanya tegangan tinggi karena ketika tak ada yang mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada tingkat energi pertama (tingkat yang paling dekat dengan inti). Tetapi jika atom diberikan energi, elektron akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi atau bahkan dilepaskan dari atom. Tegangan tinggi pada tabung sinar hidrogen menyediakan energi tersebut. Molekul hidrogen awalnya pecah menjadi atom-atom hidrogen (sehingga disebut spektrum emisi atom hidrogen) dan elektron kemudian berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi. Namun, elektron yang tereksitesi ke tingkat energi yang lebih tinggi tersebut akan cenderung melepaskan energi lagi untuk kembali ke tingkat energi dasarnya.
  • 2. Deret Balmer Pada percobaan, spectrum cahaya dari atom hidrogen terlihat 4 garis dari cahaya tampak, yaitu merah, cyan, biru dan violet. Keempat cahaya itu memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan emisi foton oleh transisi elektron tereksitasi ke tingkat kuantum yang dijelaskan oleh bilangan kuantum utama, n = 2. Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi. Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar merah. Hal ini menyebabkan spektrum hidrogen berwarna merah, dengan menghitung frekuensi sinar merah tersebut maka besarnya energi juga dapat dihitung. Energi tersebut harus sama dengan perbedaan energi antara tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen. Tingkat tak hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu elektron atom hidrogen. Jika elektron melampaui energi tersebut elektron bukan lagi bagian dari atom. Balmer sadar bahwa satu angka tunggal memiliki hubungan dengan setiap garis pada spektrum hidrogen dalam daerah visible. Angka tersebut adalah 364.50682 nm. Dengan angka ini, pada 1885 Balmer membuat rumus yang dapat digunakan untuk menentukan nilai 𝞴 garis absorpi atau emisi yang sulit ditentukan dengan alat spektroskopi pada zaman itu. dengan B adalah nilai konstan yaitu 364.50682 nm, n bernilai 2 dan m bernilai m > n. Terdapat juga bilangan dari deret Balmer yang menampilkan bagian ultraviolet degnan panjang gelombang kurang dari 400 nm. Pada tahun 1888, fisikawan Johannes Rydberg menyederhanakan persamaan Balmer sehingga dapat diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada spektrum emisi hidrogen. Dimana Ξ» adalah panjang gelombang cahaya absorbsi atau emisi dan RH adalah konstanta Rydberg. Konstanta Rydberg terlihat pada persamaan Balmer adalah dimana hasil akhirnya senilai dengan meter = 10,973,731.57 meterβˆ’1. Dan harga n untuk deret Balmer adalah n1=2. Berbagai kombinasi angka dapat dimasukkan ke dalam rumus sehingga panjang gelombang dari suatu garis pada spektrum emisi hidrogen dapat dihitung. Selain itu, terdapat kesamaan antara panjang gelombang
  • 3. yang didapatkan dengan menggunakan rumus ini dengan yang diperoleh dari hasil analisis spektrum aslinya. Balmer juga meramalkan adanya sejumlah garis-garis spektrum yang pada waktu itu belum ditemukan; garis-garis spektrum yang memenuhi persamaan di atas kemudian disebut deret Balmer. Dalam kurun waktu kira-kira 40 tahun kemudian akhirnya ditemukan beberapa deret garis lain yang mirip dengan deret Balmer. Deret baru ini kemudian diberi nama sesuai dengan penemunya, yaitu Lyman (1906) pada daerah ultraviolet, Paschen (1908) pada daerah inframerah-dekat, Brackett (1922) pada daerah inframerah, dan deret Pfund (1923) pada daerah inframerah-jauh. Pada dasarnya, setiap deret menunjukkan pola sebaran garis-garis yang cenderung konvergen dan melemah sejalan dengan makin pendeknya panjang gelombang atau naiknya energi. Pada tahun 1993, Niels Bohr membuat teori model atom yang membuktikan bahwa spektrum hidrogen sesuai dengan rumus Rydberg dapat dijelaskan. Bohr menemukan perpindahan elektron atom hidrogen harus memiliki energi terkuantisasi. Sesuai dengan asumsi Bohr ketiga, saat elektron berpindah dari keadaan awal ke keadaan tereksitasi, atom harus memancarkan radiasi dengan panjang gelombang. Dengan mengganti energi di atas dengan rumus energi atom hidrogen di mana energi keadaan dasar adalah n dan keadaan tereksitasi adalah m, maka Untuk membuat hubungan antara Bohr, Rydberg, dan Lyman maka m diganti dengan 1. Hasil ini mengartikan di mana setiap panjang gelombang garis emisi sebanding dengan sebuah elektron yang kembali dari tingkat energi tertentu ke tingkat energi dasar. Deret Lyman Selanjutnya pada tahun 1906, ahli fisika dan kimia Theodore Lyman mempelajari spektrum ultraviolet dari atom hidrogen tereksistasi dengan listrik. Ditemukan bahwa spektrum radiasi hidrogen teremisi tidak kontinu. Deret Lyman adalah deret pertama dari garis emisi hidrogen yang merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan
  • 4. tidak mungkin diamati satu per satu sehingga terlihat seperti spektrum kontinu. Garis-garis tersebut tampak sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Kemudian pada titik tertentu akan terdapat deret limit yang menandakan bahwa deret terhenti. Pola yang sama juga terlihat pada deret Balmer dan Paschen, tetapi deretnya menjadi makin dekat. Deret Paschen Pada tahun 1915, dengan bantuan seorang teknisi, Paschen mengambil masalah garis helium Bohr. Garis sebelumnya ditafsirkan sebagai seri tajam hidrogen tapi sekarang menjadi helium terionisasi. Pada awalnya pekerjaannya untuk memeriksa prediksi Bohr dari perbedaan kecil antara konstanta Rydberg, N, untuk hidrogen dan helium, dan yang terhambat oleh kelonggaran dari garis. Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam glow negatif di dalam tabung silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama tajam dan lengkap. Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda berongga debit, di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya ke dalam interior sebagian besar bidang-bebas dari katoda petak. Perangkat ini menunjukkan struktur halus dari garis Bohr helium dengan kejelasan luar biasa dan lengkap. πœ† = πœ† π‘™π‘–π‘šπ‘–π‘‘ ( 𝑛2 𝑛2 βˆ’ 𝑛0 2 ) π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝑛0 = 3 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑛 = 𝑛0 + 1 Struktur dasar tingkat energi hidrogen sesuai dengan model atom Bohr di mana setiap kulit mempunyai nilai kuantum utama n.
  • 5.
  • 6. Balmer mengubah data panjang gelombang ini menjadi data bilangan gelombang dan kemudian masing-masing perbedaan antara tiap dua garis terdekat disusun berurutan, maka tampak bahwa bilangan-bilangan yang (praktis) sama muncul lagi pada deret spektrum yang berbeda. Hal ini secara umum mengikuti pola rumus umum sebagai berikut: P(n+1) - P(n) = B(n+2) - B(n+1) = L(n+3) - L(n+2) Setiap perbedaan terkecil dari bilangan gelombang ataupun frekuensi dalam suatu deret selalu merupakan anggota bagi deret yang lain, yang secara umum mengikuti pola: L(n) - L(1) = B(n-1) dan B(n) - B(1) = P(n-1) Persamaan di atas menunjukkan adanya hubungan yang khas antara deret spektrum yang satu dengan deret yang lain. Pemeriksaan lebih lanjut diperoleh bahwa hubungan yang khas tersebut oleh Ritz dapat dinyatakan dengan satu rumus umum: Di mana RH = tetapan Rydberg ~ 109737 cm-1, n = bilangan bulat integer 1 dan n2 > n1. Hubungan antara harga n dengan deret adalah sebagaiberikut: n1 n2 Deret Daerah 1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ....... Lyman Ultraviolet, uv 2 3, 4, 5, 6, 7, 8, ............... Balmer Visibel (tampak)) 3 4, 5, 6, 7, 8, 9, ………...... Paschen Inframerah-dekat, near-IR 4 5, 6, 7, 8, 9, ................... Brackett Inframerah 5 6, 7, 8, 9, ....................... Pfund Inframerah-jauh, far-IR Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap deret spektrum, makin besar harga n2 harga garis-garis spektrum makin dekat satu sama lain yang akhirnya nampak sangat berdekatan, konvergen menjadi satu sesuai dengan hasil pengamatan. Untuk n = ~ (tak hingga) akhirnya diperoleh harga batas bagi masing-masing deret. Kenyataan bahwa pola spektrum atom hidrogen dikendalikan oleh besaran yang berharga integer (n unit) merupakan hal yang mengesankan, karena integer unit adalah khas bagi kehidupan manusia sehari-hari dalam melakukan perhitungan-perhitungan. Ini berarti bahwa bilangan gelombang atau frekuensi atau energi hanya dapat berharga diskret atau kuanta, suatu hal yang sangat sukar diterima oleh para ilmuwan pada saat itu.
  • 7. Daftar Pustaka C. Bluck, J. Gans, A. Gleixner, Prof. Heimbrodt, S. Stallmann. 2002. Spectral series of hydrogen. BIGS. Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti (3rd ed., Vol. II). Jakarta: Erlangga. Clark, Jim. 2006. The Atomic Hydrogen Emission Spectrum. Diakses pada tanggal 7 September 2013 pada pukul 20.10 WIB. http://www.chemguide.co.uk/atoms/properties/hspectrum.html. Clark, Jim. 2009. Spektrum Emisi Atom Hidrogen. Diakses pada tanggal 7 September 2013 pada pukul 17.45 WIB. http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/sifat_dasar_atom/spektrum-emisi- atom-hidrogen/. E. Parks, James.2002. The Hydrogen Balmer Series and Rydberg Constant. Tennessee: Department of Physics and Astronomy 401 Nielsen Physics Building The University of Tennessee Knoxville. H. Sugiyarto, Kristian. 2012. Struktur Atom, Sistem Periodik Unsur dan Struktur Molekular . Yogyakarta. Krane, K. S. 1992. Fisika Modern. Jakarta: UI Press. Wilkinson, G., & Cotton, F. A. (2009). Kimia Anorganik Dasar. Bandung: UI Press.