SlideShare a Scribd company logo
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Kelompok 7
Ariyuna Fitriani N.S (133060018980)
Mutiara Marganita (133060018140)
Ramos Manurung (133060019100)
Viona Yomeda Purba (13306001902)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar merupakan perwujudan dari kegiatan ekonomi, pasar muncul karena pemenuhan
akan kebutuhan yang semakin beragam. Pada awalnya dikenal dengan sistem barter,
disini dilakukan pertukaran barang dengan barang lain, dari sini pasar terus berkembang
dengan pesatnya sampai sekarang berbagai jenis pasar bermunculan dengan celah-
celah ekonomi berdasarkan permintaan pasar. Pasar pada umumnya merupakan tempat
bertemunya atau proses hubungan timbal balik antara para penjual dan pembeli dimana
di dalam pasar tersebut menjual berbagai macam kebutuhan manusia seperti kebutuhan
pangan, sandang dan papan. Pasar merupakan tulang punggung perekonomian
masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat
yang berada di kalangan kelas atas. pasar kadangkalanya diartikan hanya ada seorang
atau sekelompok orang yang bersekutu untuk menguasai pasar tersebut. Karena dari
beberapa pengertian itulah pasar dapat digolongkan dari beberapa jenis diantaranya
pasar kompetitif, monopoli, monopolistik, dan oligopoli. Semua unsur yang berkaitan
dengan hal ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi,
ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang
terikat dengan permainan-permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan
tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan,
pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan
untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk
masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai
salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan
menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha
yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori
perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi,
khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel
(kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi
suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini
sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
BAB II
ISI
A. Pengertian Pasar Oligopoli
Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopoli pertama kali
digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916, yaitu “Utopia” 11.
Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi
ketika perusahaan di pasar lebih dari satu. Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali
diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur
les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian,
teori tersebut dibantah oleh Bertrand . Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini
teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah
satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader).
Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar
oligopoly, tindakan satu penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Jika
produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya berbeda
corak disebut oligopoli beda corak (differentiated oligopoly).
Setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di
mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.
Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-
perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal
di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga
menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli
menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri
yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan
industri kertas.
Asumsi yang mendasari kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price
maker. Penjual bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga
mengakui bahwa aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan
sebaliknya. Kedua, penjual bertindak secara strategik. Asumsi ketiga, kemungkinan
masuk pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin masuk pasar
(blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker. Setiap pembeli tidak bisa
mempengaruhi harga pasar.
Pasar oligopoli model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini
keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi
produsen patah. Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar
dengan MC-nya, memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat
berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini
bermakna bahwa adanya perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh
terhadap tingkat output dan harga keseimbangan perusahaan. Berbentuk patah kurva
permintaan yang dihadapi oligopolis ini mencerminkan perilaku oligopolis di pasar, yaitu
apabila ia menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengharapkan produsen pesaingnya
akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi kalau ia menaikkan harga jual maka
produsen pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaan. Bentuk kurva permintaan
yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian oligopolis terhadap perkiraan
perusahaan pesaing apabila ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang
terjadi di pasar cenderung tetap tidak berubah-ubah.
Menurut Sweezy, ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu
oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga
karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan
kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat
tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun. Hal ini menyebabkan
kurva permintaan yang dihadapi oligopolis merupakan kurva yang patah (kinked demand
curve).
B. Faktor-faktor Penyebab terbentuknya Pasar Oligopoli
a. Efisiensi Skala Besar
Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya
produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat
efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses produksi.
Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal. Efisiensi
ekonomi menyangkut pada biaya produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi
yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga yang bisa diterima pasar
dan produsen. Kompleksitas manajemen (tingkat kerumitan). Tingkat kerumitan dalam
manajemen pengelolaan di suatu perusahaan. Dalam dunia nyata, perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan
mesin, umumnya berstruktur oligopoly Tekhnologi padat modal (capital intensive) yang
dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru
tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Keadaan diatas merupakan
hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan pesaing. Tidak mengherankan
jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli,dan pasar
monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga.
Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena dalam industri
oligopoli, kemampuan keuntungan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk
bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan manajemen
yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industry yang persaingannya lebih
kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam
pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
C. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI
a. Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoly
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di samping itu
pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling
memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil
keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan
sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus
dari pasar oligopoli.
b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu.
Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar
misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan aluminium) dan industry
bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada pasar oligopoly juga
memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir
seperti industry mobil, industry rokok, industry pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Terdapat banyak pembeli di pasar
Seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli di pasar oligopoli sangat banyak.
d. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar.
Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja
(konglomerasi). Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling
menunjang. Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan
telefon seluler (esia)
e. Adanya hambatan bagi pesaing baru.
Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peranan
untuk menghambat perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut.
f. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen).
h. Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif.
Untuk menciptakan brand image, menarik market share dan mencegah pesaing baru.
Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan dapat
dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti
ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang ,
dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan -
keunggulan produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.
i. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru
Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena
image dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding
perusahaan yang baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau
konsumen tidak tau kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.
j. Harga Jual Tidak Mudah Berubah
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan
harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil
terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup
menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan
berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk
perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan
kualitas yang hampir sama.
Walaupun, pada dasarnya belum ada seorang ekonom pun yang dapat menggambarkan
kurva pasar oligopoli. Berdasarkan ciri tersebut, maka seorang ahli ekonomi P. Sweezy
memperkenalkan kurva permintaan patah (Kinked Demand). Menurutnya, kurva
permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli patah pada satu titik harga tertentu
untuk mencerminkan perilaku produsen oligopoli.
Kurva permintaan patah
(kinked demand).
Asumsi tentang teori kurva permintaan patah di antaranya:
1) industri telah dewasa, baik dengan diferensiasi produk maupun tanpa diferensiasi
produk,
2) jika suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan lainnya akan mengikuti
dan menandingi penurunan harga tersebut,
3) jika perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industri tidak akan
mengikutinya.
D. KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI
1. Terdapat Beberapa Penjual (Few Sellers)
Hanya terdapat beberapa penjual yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa
pasar masing-masing perusahaan di pasar cukup signifikan. Jumlah perusahaan yang
lebih sedikit dibanding pasar persaingan sempurna ataupun persaingan monopolistik
disebabkan oleh terdapatnya hambatan masuk ke dalam pasar.
2. Saling Ketergantungan (Interdependence)
Pada struktur pasar persaingan sempurna maupun persaingan monopolistis, keputusan
perusahaan atas harga dan kuantitas hanya mempertimbangkan tingkat permintaan di
pasar dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sementara di pasar oligopoli, keputusan
strategis perusahaan
sangat ditentukan oleh perilaku strategis perusahaan lain yang ada di pasar.
Bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan :
a. Sejumlah besar perusahaan-perusahaan dominan, dengan beberapa yang kecil
lainnya,
b. Suatu produk yang distandarisasikan maupun dibedakan,
c. Kekuatan dari perusahaan-perusahaan dominan terhadap harga, namun ketakutan
akan pembalasan,
d. Hambatan-hambatan secara teknologi dan ekonomi untuk menjadi suatu perusahaan
yang dominan,
e. penggunaan persaingan non harga yang ekstensif akibat ketakutan akan perang harga.
Suatu bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa
perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan-
perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk
membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai 10
perusahaan dengan pangsa pasar yang besar.
Penyebab-penyebab yang paling dikenal untuk pemusatan yang tinggi dalam pasar-pasar
bentuk oligopoli adalah
- skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu,
- siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah
- keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung, dan
- hambatan-hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan.
Laba dari perusahaan-perusahaan dalam oligopoli ditentukan persis dalam cara yang
sama dengan bentuk-bentuk pasar lainnya: dari kuantitas optimum dimana pendapatan
marjinal sama dengan biaya marjinal, harga ditentukan dari kurva permintaan serta biaya
unit terhadap rata-rata kurva total biaya. Bagaimanapun juga, penentuan ini mungkin
dipengaruhi oleh kurva permintaan yang bengkok. Lebih lanjut lagi, dalam suatu oligopoli
yang kolusif, seluruh perusahaan bertindak seakan-akan mereka membuat satu monopoli
dan keluarannya dibagi diantara perusahaan-perusahaan.
E. MACAM-MACAM PASAR OLIGOPOLI
 Oligopoli murni : menjual barang yang homogen. Biasanya banyak dijumpai dalam
industri yang menghasilkan bahan mentah. Contoh : pasar semen, produsen
bensin
 Oligopoli diferensial : menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu
umumnya adalah barang akhir. Contoh : pasar mobil, pasar sepeda motor
F. BARANG-BARANG YANG DI HASILKAN
Adapun barang- barang yang dihasilkan oleh pasar oligopoli antara lain :
a) Barang standar, banyak dijumpai pada industri oligopoli yang menghasilkan bahan
mentah (misal aluminium) dan bahan baku (misal semen, bahan bangunan)
b) Barang berbeda corak (differentiated product), pada umumnya dijumpai pada industri
yang menghasilkan barang akhir (rokok, shampo)
G. Faktor – Faktor Penghambat Pasar Oligopoli
a. Hak paten yang tidak memungkinkan perusahaan lain memproduksi barang yang sama.
b. Modal yang di butuhkan terlalu besar, para pengusaha enggan untuk menanggung risiko
yang besar.
c. Perusahaan lama telah terkenal sehingga sulit untuk tersaingi sehingga menimbulkan
risiko yang besar bagi perusahaan baru.
d. Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan
untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan
tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat
memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual
produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang
baru.
e. Ongkos produksi yang berbeda antar perusahaan
Yang dijelaskan diatas adalah ongkos produksi per unt berbeda sebagai akibat dati tingkat
(jumlah) produksi berbeda. Di samping itu ongkos produksi dapat pula berbeda pada
tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat produksi, ongkos produksi per
unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang baru lebih tinggi dari yang dikeluarkan
perusahaan lama. Oleh karenanya perusahaan baru tidak dapat menjual baranganya
semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat kemasukan perusahaan
baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perpedaan ongkos
produksi tersebut.
H. Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Oligopoli
a. Kelebihan pasar oligopoli
1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Pasar oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk, secara umum
pembeli memperkirakan akan lebih baik membeli produk yang mana yang dibutuhkan
yang mana yang mampu memenuhhi kebutuhan, jadi para pembeli tidak akan di tawarkan
dengan agresif oleh perusahaan dalam pasar ini, namun pembelilah yang menentukan
akan membeli produk dari perusahaan mana.
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Dalam pasar Oligopoli ini tentu penelitian - penelitian akan banyak terjadi ,contohnya
penelitian tentang minat pembeli yang banyak membeli dari perusahaan lain di banding
dengan perusahaan kita , ini merupakan penelitian untuk pengembangan produk yang
perusahaan ini miliki agar dapat menarik pembeli dari perusahaan pesaing berkat
keunggulan kualitas yang dimiliki.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
Didalam pasar Oligopoli ini kepuasan konsumen atau pembeli sangat berpengaruh karena
bisa saja dengan ketidak puasannya seorang pembeli dapat membuat pembeli lain ikut
tidak puas dan beralih dengan produk lain dari perusahaan yang lain pula. oleh sebab itu
banyak perusahaan bersikap baik dalam halnya pelayanan dan memperhatikan kepuasan
pembeli agar pembeli bersikap loyal dan dapat membeli produk perusahaan ini dengan
jenjang waktu yang lama.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Didalam pasar olihopoli ini penerapan teknologi terbaru sangatlah bermanfaat, jika
teknologi yang semakin berkembang tidak diikuti oleh perusahaan bisa jadi pembeli akan
membeli produk dari perusahaan lain yang memberi penerapan teknologi terbaru. oleh
karena itu penerapan teknologi terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk
mengembangkan produknya agar lebih di minati.
b. Kelemahan pasar oligopoli
1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Dalam pasar oligopoli ini sering kali terjadi ketimpangan distribusi pendapatan,dimana
perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak sekali peminatnya lebih
banyak mendistribusikan produk dagangnya yang mengakibatkan hasil pendapatan yang
banyak pula. sedangkan perusahaan yang kurang di minati pembeli otomatis akan
mendistribusikan barang dangangnya dalam jumlah yang sedikit dan memperoleh
pendapatan yang kecil.
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
Didalam pasar oligopoli ini harga sangat bergantung, terkadang harga yang mahal itu
menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak peminatnya oleh karena itu
perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini sangat jarang menaikan harga, itupun
jika naik hanya sedikit dan tidak berpengaruh terhadap minat pembeli sehingga jauh untuk
terjadinya inflasi.
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena
semangat bersaing kurang
Didalam pasar oligopoli ini timbul pemborosan akibat biaya produksi yang besar namun
pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan perusahaan yang kurang peminat bekerjasama
dengan perusahaan oligopolis lainnya yang juga kurang peminat untuk bersaing dengan
perusahaan pemimpin pasar, mengapa bisa boros? karena biasanya dua perusahaan
yang mempunyai satu produk kerjasama akan menimbulkan sedikit penghasilan namun
biaya produksi yang sama. akibatnya biaya produksi dan penghasilan perusahaan
tersebut goyan dan bisa menyebabkan pemborosan.
4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
Didalam pasar oligopoli ini timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi,
ini dikarenakan minat pembeli yang cenderung memihak terhadap pemimpin pasar yang
mengakibatkan faktor produksi perusahaan yang baru memulai eksistensinya kurang
minat dari pembeli.
5. Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru
Didalam pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha karena
minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat sulit untuk
perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari pembeli.
6. Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam pasar oligopoly
Didalam pasar oligopoli ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang
mampu bersaing dengan pemimpin pasar, ini mengebabkan monopoli perusahaan ini
berlanjut dengan menyaingin produk barang lainnya yang belum perusahaan ini kuasai.
perusaaan ini berkemungkinan menyaring banyak pembeli karena produk yang lama
sudah banyak peminat dan jika perusahaan ini menonopoli produknya sama dengan
produk lain yang banyak di minati pembeli ,boleh jadi dengan produk terbarunya
perusahaan ini dengan mudah menyaingi perusahaan lama lainnya yang memiliki produk
yang belum di miliki oleh perusahaan ini.
I. PEMUSATAN OLIGOPOLI
Suatu bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa
perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan-
perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk
membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai
10 perusahaan dengan pangsa pasar yang besar.
Penyebab-penyebab Pemusatan Oligopoli
a. skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu,
b. siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah,
c. keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung, dan
d. hambatan-hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan.
J. Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
a. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan
harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan
tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing
perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada
OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi
yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang
sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata,
yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di
pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama
b. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga
dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah
pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya). Terdapat beberapa hal
yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan
jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
1) Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar
harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya
langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya
2) Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah
produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan
diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau
menurunkan harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar.
3) Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada
penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka
perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
K. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli.
Kedua industri ini sangat padat modal, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif
dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta
mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru
yang terlibat.
Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli
menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi.
Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara
semakin murah. Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi
seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga
mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan
masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara
lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng
menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke
Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini
terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing
dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen,
media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat.
Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal.
Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi
tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan
sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item
biaya yang dikurangi. Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat
dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan
internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan
masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar
telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya
adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di
Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya
Pertamina harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan
efektivitas dalam kegiatan usahanya.
L. Model Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya,
tidak ada satu pun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.
Berikut ini akan disampaikan beberapa model oligopoli yang dikembangkan oleh para
ekonom.
a. Model Permintaan Yang Patah (Kinked Demand Model)
Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau
ada produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan
kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga.
Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan
menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang
lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam
pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan).
b. Model Cournot (Cournot Model)
Model Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang
ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model ini
adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, maka perusahaan
tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan
menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan
yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar.
Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah total output yang dihasilkan
oleh dua perusahaan dengan permintaan pasar.
a. Model Stackelberg (Stackelberg Model)
Dalam model Stackelberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu
bertindak sebagai pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut
(follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk
menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan
maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan pemimpin ini,
perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada model Cournot, yaitu
menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah tingkat outputnya.
b. Model Perusahaan Dominan (The Dominant Firm Model)
Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut dari model Stackelberg.
Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin
dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa
perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournut, melainkan
mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing sempurna.
Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai penerima harga
(price taker), yaitu akan menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan
pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi dimana marginal costnya sama
dengan tingkat harga.
M. Dampak Positif dan Negatif Pasar Oligopoli
a. Dampak Positif Pasar Oligopoli
 Karena keuntungan yang besar maka dapat menciptakan inovasi yang sangat
berguna, bahkan lebih baik dari monopoli.
 Oligopolis biasanya menggunakan sebagian dari kentungan mereka untuk
Penelitian dan Pengembangan sehingga memberi dampak positif bagi
kemajuan teknologi
b. Dampak Negatif Pasar Oligopoli
 Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
 Kemungkinan adanya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen tidak
beroperasi pada AC minimum.
 Kemungkinan adanya "eksploitasi" terhadap konsumen maupun buruh
seperti kasus monopoli.
 Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang kronis; dan ini merugikan masyarakat secara makro.
N. Perilaku Oligopoli
Perilaku oligopoli tidak dapat digambarkan secara menyeluruh dan umum, tetapi
merupakan teori-teori khusus yang menggambarkan perilaku untuk mencapai tujuannya
(kinerja industri). Kesulitan pertama karena adanya indeterminate, yakni tidak ada titik
keseimbangan yang deterministik. Beberapa teori yang diuraikan tadi adalah sekadar
ilustrasi bagaimana berbagai teori itu disusun dan dirumuskan dengan asumsi-asumsinya
masing-masing. Setiap pengritik, akan melihat bahwa kelemahan-kelemahan teori itu
terletak pada asumsi-asumsinya. Para ahli organisasi industri bertolak dari struktur telah
mencoba melakukan kajian tentang perilaku industri oligopoli yang kolusif, yakni model
pimpinan harga. Hal ini pun masih dibagi lagi atas tiga tipe, yakni tipe yang mempunyai
biaya rendah, perusahaan yang dominan, dan barometrik. Teori ini menganggap bahwa
perusahaan yang berskala besar mengetahui seluruh biaya perusahaan dan permintaan
pasar. Semakin rendah tingkat harga semakin besar bagian kebutuhan pasar yang dapat
dipasok oleh perusahaan yang berskala besar.
O. TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
Teori Permainan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat berperilaku dalam
situasi-situasi strategis.
Teori permainan (game theory) mencoba menjelaskan perilaku perusahaan dalam pasar
duopoli secara lebih realistis. Menurut teori ini, duopolis tidak selalu mengambil keputusan
secara kompetitif, tetapi juga kerja sama (cooperatif). Strategi manapun yang dipilih,dasar
pertimbangannya adalah berapa besar hasil yang diperoleh (pay off).
Model Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma Model)
Model ini ingin menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil keputusan dalam
keadaan tidak dapat berkomunikasi dengan teman atau lawannya. Moddel dibangun
berdasarkan cerita bahwa dua narapidana tertangkap setelah bekerja sama dalam
melakukan suatu kejahatan.hal yang harus dilakukan adalah apakah mereka harus
mengakui kejahatannya didepan polisi pemeriksa. Hasil pay off yang diperoleh dari setiap
keputusan digambarkan sebagai berikut ini.
Jika kedua narapidana mengambil keputusan mengaku, setiap orang akan dipenjara 3
tahun. sebaliknya jika sama-sama tidak mengaku masing-masing hanya akan dipenjara 1
tahun. bila hanya salah satu mengaku, yang tidak mengaku akan dipenjara 5 tahun
sedang yang mengaku tidak dipenjara, keputusan yang paling menguntungkan adalah bila
keduanya tidak mengaku, karena masing-masing hanya akan dipenjara 1 tahun. tetapi
mereka tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi karena ditahan dalam ruangan yang
terpisah. Khawatir karena yang laian mengakui kesalahan, maka kedua narapidana
mengambil keputusan untuk mengaku dan masing-masing menjalani hukuman penjara
selama 3 tahun.
Model narapidana dapat di adaptasi untuk menganalisis keputusan masing-masing
duopolis dalam menentukan harga jual. Misalnya perusahaan otomotif A adalah pasangan
duopolis perusahaan otomotif B. Mereka harus mengambil keputusan tentang harga jual
mobil mereka. Keputusan dan hasilnya seperti dalam matriks dibawah ini.
A B
Harga mobil 125 juta/unit Harga mobil 150 juta/unit
Harga mobil 125 juta/unit A=15.000 B=15.000 A=12.000 B=30.000
Harga mibil 150 juta/unit A=30.000 B=5.000 A=25.000 B=25.000
Bila perusahaan A dan B masing-masing menetapkan harga 125 juta per unit, setiap
perusahaan akan menjual sebanyak 15.000 unit mobil. Bila sama-sama menjual dengan
harga 150 juta per unit, masing-masing menjual sebanyak 25.000 unit mobil. Karena
berada pada keadaan dilema seperti yang dihadapi narapidana diatas, maka keputusan
apapun yang diambil oleh perusahaan A, perusahaan B memilih untuk menetapkan harga
mobil sebesar 125 juta per unit. Mengapa ? sebab dengan menetapkan harga sebesar
125 juta per unit, perusahaan B akan dapat menjual mobil minimal dengan jumalah
penjualan perusahaan A (15.000 unit) jika perusahaan A memutuskan harga sama. Tetapi
jika perusahaan A menetapkan harga lebih mahal, perusahaan B akan mampu menjula
30.000 unit.
Jika perusahaan B menetapkan harga 150 juta per unit, kondisinya berbahaya sebab
perusahaan A dapat menjual mobil sebanyak 30.000 unit, sedangka perusahaan B hanya
5000 unit seandainya perusahaan A menetapkan harga 125 juta. Jika Anda adalah
Direktur perusahaan A atau B, apa yang akan anda putuskan ?
BAB III
STUDI KASUS
STRUKTUR PASAR TELKOMSEL DAN INDOSAT: OLIGOPOLI KOLUSIF?
“Temasek Holding (Pte) Ltd atau biasa disebut Temasek memiliki empat puluh satu
persen saham di PT Indosat Tbk dan tiga puluh lima persen di PT Telkomsel”
Berdasarkan data kepemilikan saham ini, maka tidak salah jika masyarakat berasumsi
bahwa ada konflik kepentingan dalam penanganan operasional manajemen di kedua
perusahaan telekomunikasi tersebut, yang cukup besar market share-nya di Indonesia.
Ketika sebuah perusahaan didirikan dan selanjutnya menjalankan kegiatannya, yang
menjadi tujuan utama dari perusahaan tersebut adalah mencari keuntungan setinggi-
tingginya dengan prinsip pengeluaran biaya yang seminimum mungkin. Begitu juga,
dengan prinsip pemilikan saham. Pemilikan saham sama artinya dengan pemilikan
perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh seseorang atau badan atau lembaga korporasi
tentunya bertujuan bagaimana caranya kepemilikan tersebut dapat menghasilkan
keuntungan terhadap diri si pemiliki saham tersebut. Bicara keuntungan tentunya kita tidak
hanya bicara tentang keuntungan financial, tetapi juga tentang keuntungan non financial,
seperti memiliki informasi penting, penguasaan efektif, pengatur kebijakan, dan lain-
lainnya. Oleh sebab itu, kepemilikan saham Temasek di kedua perusahaan tersebut
menarik untuk diamati dalam rangka mencermati apakah ada tercipta persaingan tidak
sempurna untuk kepemilikan saham tersebut dalam bentuk OLIGOPOLI KOLUSIF?
Seperti halnya yang diketahui masyarakat bahwa Temasek adalah perusahaan holding
yang sangat besar di Singapura dengan bentuk badan hukum Private Limited. Pada
awalnya Temasek masuk ke pasar telekomunikasi Indonesia melalui divestasi PT Indosat
Tbk pada tahun 2002 dengan cara pembelian saham tidak langsung, artinya pada saat itu
yang membeli saham Indosat adalah Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT)
melalui suatu perusahaan yang khusus didirikan untuk membeli saham Indosat, yaitu
Indonesia Communication Limited (ICL). Sedangkan STT sendiri adalah perusahaan
telekomunikasi terbesar kedua di Singapura yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh
Temasek Holding Pte Ltd. Jadi, dari susunan atau pola kepemilikan saham yang berlapis-
lapis di Indosat, tersirat ada sesuatu kepentingan yang tidak hanya bertujuan untuk
mencari keuntungan financial semata tetapi lebih dari itu. Pertanyaannya adalah apakah
keuntungan non financial yang sebenarnya dicari Temasek? Jawaban sederhana atas
pertanyaan ini adalah : Perjalanan waktu yang akan menentukan. Tetapi sebenarnya
tujuan tersebut dapat diketahui segera jika pihak Indonesia memiliki niat untuk
mengetahuinya. Hal ini tentunya akan mudah menemukannya dengan berbagai metode
atau teknik investigasi untuk menemukan maksud dan niat dibalik pembelian saham
Indosat oleh Temasek tersebut.
Sepak terjang Temasek di dunia telekomunikasi Indonesia semakin lengkap, dengan
masuknya Temasek ke Perusahaan PT Telkomsel melalui Singapore Telecommunications
Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile). Dimana kepemilikan saham SingTel Mobile di PT
Telkomsel adalah sebesar tiga puluh lima persen. Sedangkan Temasek sendiri memiliki
kepemilikan saham di SingTel Mobile.
Dengan adanya kepemilikan saham tidak langsung oleh Temasek pada PT Telkomsel dan
PT Indosat Tbk telah memunculkan dugaan terjadinya praktek kartel dan oligopoli di
bidang jasa layanan seluler. Hal ini disebabkan untuk jasa layanan seluler khususnya di
jalur GSM, hanya ada tiga ‘pemain besar’ yaitu PT Telkomsel, PT Indosat dan PT
Excelcomindo Pratama, Tbk (XL). Ini artinya sekitar 75 market share telekomunikasi
Indonesia di “kuasai” oleh Temasek dan dugaan awal terjadinya praktek Oligopoli kolusif
di pasar telekomunikasi Indonesia.
Selanjutnya, yang menjadi bahan pertanyaan kita semua adalah apakah yang dimaksud
dengan Oligopoli kolusif? Di dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Usaha Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dijelaskan bahwa
yang dimaksud Oligopoli kolusif ialah Perjanjian yang dilarang antara pelaku usaha
dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa melebihi 75% dari market share atas satu jenis
barang atau jasa tertentu. Jika ketentuan Undang-Undang ini ditafsirkan secara otentik
maka pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha ekonomi baru dikatakan melakukan
oligopoli kalau memenuhi dua unsur, yaitu adanya unsur perjanjian dan unsur market
share lebih dari 75%. Sehingga jika kemudian ditafsirkan secara a contrario maka, pelaku
usaha yang tidak membuat perjanjian dan memiliki market share dibawah atau sama
dengan 74%, tidak memenuhi definisi melakukan praktek oligopoli sehingga tidak
melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Dari ketentuan Undang-Undang ini
jelas terlihat bahwa sesungguhnya Undang-Undang sendirilah yang membatasi pengertian
dan ruang lingkup praktek oligopoli yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat.
Pengertian dan ruang lingkup ini membuat penegakkan hukum terhadap praktek Oligopoli
ini menjadi kaku dan merugikan kepentingan pesaing yang dimatikan dan juga bahkan
mungkin konsumen barang atau jasa dari pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli
tadi.
Istilah Oligopoli sendiri memiliki arti “beberapa penjual”. Hal ini bisa diartikan minimum 2
perusahaan dan maksimum 15 perusahaan. Hal ini terjadi disebabkan adanya barrier to
entry yang mampu menghalangi pelaku usaha baru untuk masuk ke dalam pasar. Jumlah
yang sedikit ini menyebabkan adanya saling ketergantungan (mutual interdepedence)
antar pelaku usaha[1]. Ciri yang paling penting dari praktek oligopoli ialah bahwa setiap
pelaku usaha dapat mempengaruhi harga pasar dan mutual interdependence. Praktek ini
umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan
potensial untuk masuk ke dalam pasar dan untuk menikmati laba super normal di bawah
tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas (limiting process) sehingga
menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli
menjadi tidak ada[2]. Sehingga apabila pelaku-pelaku usaha yang tadi melakukan kolusi
maka mereka akan bekerja seperti satu perusahaan yang bergabung untuk
memaksimalkan laba dengan cara berlaku kolektif seperti layaknya perusahaan
monopoli[3], inilah yang disebut disebut praktek oligopoli kolusif. Perilaku ini akan
mematikan pesaing usaha lainnya dan sangat membebankan ekonomi masyarakat.
Kembali pada kasus pemilikan saham Temasek di PT Indosat, Tbk., dan PT Telkomsel.
Walaupun tidak ada perjanjian diantara PT Telkomsel dengan PT Indosat, Tbk., tetapi
persoalan oligopoli sebenarnya tidak boleh hanya dilihat dari sekedar apakah ada
perjanjian atau tidak? atau berapa persentase market share-nya?. Di dalam dunia
telekomunikasi Indonesia khususnya untuk provider GSM, hanya ada tiga perusahaan
besar. Sehingga jelas jika terbukti kedua perusahaan tersebut melakukan “kerjasama”,
maka akan ada praktek oligopoli yang kolusif. Sedikitnya perusahaan yang bergerak di
sektor ini membuat mereka harus memiliki pilihan sikap, koperatif atau non koperatif.
Suatu pelaku usaha/perusahaan akan bersikap non koperatif jika mereka berlaku sebagai
diri sendiri tanpa ada perjanjian eksplisit maupun implisit dengan pelaku
usaha/perusahaan lainnya. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya perang harga.
Sedangkan beberapa pelaku usaha/perusahaan beroperasi dengan model koperatif untuk
mencoba meminimalkan persaingan. Jika pelaku usaha dalam suatu oligopoli secara aktif
bersikap koperatif satu sama lain, maka mereka telibat dalam KOLUSI.
Pada kasus Temasek, jelas terlihat sebagai pemegang saham tentunya menginginkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Policy ‘mengeruk’ keuntungan ini tentunya
dituangkan di seluruh aspek yang menjadi unit bisnis usahanya, termasuk didalamnya
adalah PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk. Sehingga dengan status kepemilikan di dua
perusahaan tersebut akan dapat mengoptimalkan maksud dan tujuan Temasek tersebut.
Caranya memaksimumkan keuntungan tersebut adalah kolusi antara PT Telkomsel dan
PT Indosat, Tbk., dengan mempertimbangkan saling ketergantungan mereka, sehingga
mereka menghasilkan output dan harga monopoli serta mendapatkan keuntungan
monopoli. Hal ini dapat terlihat dari penentuan tarif pulsa GSM antara PT Telkomsel dan
PT Indosat, Tbk., dimana boleh dikatakan tarif harga pulsa GSM di Indonesia adalah salah
satu yang termahal di dunia. Padahal, negara-negara tetangga sekitar sudah dapat
menerapkan harga unit pulsa yang sangat murah dan menguntungkan masyarakat serta
tidak mematikan persaingan usaha. Apalagi notabene-nya, di negara Temasek sendiri
harga unit pulsa boleh dikatakan sangat murah. Lantas, kenapa di Indonesia harga pulsa
menjadi sangat mahal?. Padahal secara konsep teknologi, dimungkinkan penggunaan
untuk menekan harga unit pulsa menjadi sangat murah, contohnya adalah pada teknologi
CDMA Flexi dan Esia yang sering dihambat perkembangan oleh “pihak-pihak tertentu”
yang tidak menginginkan perkembangan bisnis usaha ini. Padahal jelas-jelas
menguntungkan masyarakat.
Coba lihat selisih harga tarif pulsa antara produk PT Telkomsel dan PT Indosat yang tidak
begitu jauh. Selisih tarif yang sangat kecil ini mengindikasikan dugaan awal terjadinya
praktek Oligopoli Kolusif diantara mereka. Penentuan tarif harga yang sangat mahal ini,
jelas adalah pengeksploitasian ekonomi masyarakat dan boleh dikatakan sebagai
Kolonialisme Gaya Baru.
Jika indikasi awal sudah ditemukan, pertanyaan selanjutnya apakah pihak Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mampu untuk menyelesaikan persoalan ini? Yang
jelas adalah salah satu mandat dari KPPU adalah untuk mengawasi pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dimana salah satu tujuan dari Undang-Undang ini
adalah MENJAGA KEPENTINGAN UMUM DAN MENINGKATKAN EFISIENSI EKONOMI
NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jadi kita tunggu saja aksi dari KPPU melihat praktek
oligopoli yang dilakukan PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk., berani atau tidak? dan
pertanyaan selanjutnya adalah berpihak ke rakyat (baca: kepentingan umum) atau tidak?
Mari kita tunggu bersama-sama walaupun tanpa batas waktu..
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Perusahaan-perusahaan oligopoli ingin menjadi seperti monopoli, memaksimalkan
keuntungan mereka dengan membentuk kartel, tetapi kepentingan pribadi membuat
mereka mendekati kondisi kompetitif. Maka, perusahaan-perusahaan oligopoli dapat
menjadi seperti perusahaan monopoli atau seperti perusahaan kompetitif, bergantung
pada jumlah perusahaan dalam oligopoli tersebut, dan pada seberapa besar
kecenderungan mereka bekerja sama. Kisah dilema para tahanan menunjukkan bahwa
kepentingan pribadi dapat menjadi penghalang, alasan mengapa oligopoli dapat gagal
dalam memelihara kerja sama, meskipun ketika kerja sama adalah langkah yang terbaik
guna mencapai kepentingan mereka.
Saran
Perusahaan yang ingin memasuki pasar oligopoli harus mempersiapkan segala situasi
dan kondisi yang mungkin akan terjadi dan harus sudah siap dengan solusi untuk
menyelesaikannya. Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting disamping
promosi melalui iklan. Ketika sebuah perusahaan baru muncul dengan membawa barang
yang lebih berkualitas dari barang sebelumnya, dengan harga yang sama atau bahkan
lebih murah maka perusahaan baru tersebut dapat bersaing dalam hal kepuasan
konsumen. Hal tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang. Jadi, tingkatkan terus
kreativitas dan ide-ide cemerlang untuk meningkatkan kualitas produk. Terlebih apabila
bisa menemukan produk baru walaupun satu jenis tetapi lain dari yang lain (mempunyai
identitas khusus).
Bagi pembaca selamat belajar, berfikir dan berkreasi untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan oleh
karena itu, kritik, masukan dan saran sangat penulis harapkan. Atas perhatian pembaca,
penulis sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://tuangkan.wordpress.com/2009/03/07/pasar-oligopoli-definisi-karakter-karakter/
2. Mankiw, N. Gregory, 2004.Teori Ekonomi Mikro.Third Edition. Thomson
South Western.
3. http://windahapsari.blogspot.com/2012/03/struktur-pasar-pasar-oligopoli.html
4. http://www.slideshare.net/efvolutionzunior/pasar-oligopoli-11575650
5. http://chimon-chimon.blogspot.com/2011/11/pasar-oligopoli.html
6. http://yudistira-himawan.blogspot.com/2011/09/rangkuman-teori-ekonomi-mikro-bab-
11.html
7. http://dimaskung.blogspot.com/2012/12/teori-ekonomi-mikro-pasar-oligopoli.html
8. http://ayha-ayhaonaaa.blogspot.com/2012/03/makalah-pengantar-mikro-pasar-
oligopoli.html
9. http://khairul-anas.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-pasar-oligopoli.html

More Related Content

What's hot

Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Yesica Adicondro
 
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Universitas Negeri Jakarta
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
Opissen Yudisyus
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Ameerican Ahmedas
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
19091997sovi
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
gadis sriyamti
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
Sari Riani
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
ramafajar6969
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistik
satriyo wibowo
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopolifauzie zie
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi iiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Quinta Nursabrina
 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi
Ivan Hutapea
 
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam OrganisasiEssai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
Evi Imroatu Fadhillah
 
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptx
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptxPresentasi tentang pasar oligopoli.pptx
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptxLelys x'Trezz
 

What's hot (20)

Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
 
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistik
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
 
Em.13
Em.13Em.13
Em.13
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi iiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi
 
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam OrganisasiEssai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
Essai Penerapan Sistem Informasi di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Organisasi
 
6 eksternalitas
6  eksternalitas6  eksternalitas
6 eksternalitas
 
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptx
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptxPresentasi tentang pasar oligopoli.pptx
Presentasi tentang pasar oligopoli.pptx
 

Viewers also liked

Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar Oligopoli
Juliana1498
 
Tugas studi kasus p.bisnis
Tugas studi kasus p.bisnisTugas studi kasus p.bisnis
Tugas studi kasus p.bisnisIrvan Malvinas
 
Hukum bisnis : hukum persaingan usaha
Hukum bisnis : hukum persaingan usahaHukum bisnis : hukum persaingan usaha
Hukum bisnis : hukum persaingan usaha
Yudha Kusuma
 
Duopoli
DuopoliDuopoli
Duopoli
mas karebet
 
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transferRiski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
RiskiMahadi
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Majid Abdullah
 
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
Nida Shafiyanti
 
Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Abdul Haris
 
Analisa persaingan telkomsel vs xl
Analisa persaingan telkomsel vs xlAnalisa persaingan telkomsel vs xl
Analisa persaingan telkomsel vs xlNafisatul Layli Q
 
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Gusti Rusmayadi
 

Viewers also liked (13)

Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar Oligopoli
 
Swot indosat
Swot indosatSwot indosat
Swot indosat
 
Tugas studi kasus p.bisnis
Tugas studi kasus p.bisnisTugas studi kasus p.bisnis
Tugas studi kasus p.bisnis
 
Hukum bisnis : hukum persaingan usaha
Hukum bisnis : hukum persaingan usahaHukum bisnis : hukum persaingan usaha
Hukum bisnis : hukum persaingan usaha
 
Duopoli
DuopoliDuopoli
Duopoli
 
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transferRiski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
 
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
 
Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)
 
Cerita rakyat
Cerita rakyatCerita rakyat
Cerita rakyat
 
Analisa persaingan telkomsel vs xl
Analisa persaingan telkomsel vs xlAnalisa persaingan telkomsel vs xl
Analisa persaingan telkomsel vs xl
 
Pasar produk
Pasar produkPasar produk
Pasar produk
 
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
Teori keputusan decision tree ketidakpastian_gtr2013
 

Similar to 1 j tugas makalah pie kelompok 7

Kelompok 15 (Oligopoly).pptx
Kelompok 15 (Oligopoly).pptxKelompok 15 (Oligopoly).pptx
Kelompok 15 (Oligopoly).pptx
adisa26
 
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docxKULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
Habsy Hotib
 
Pasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdfPasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdf
ConradMayner
 
PERTEMUAN 7 (2).pdf
PERTEMUAN 7 (2).pdfPERTEMUAN 7 (2).pdf
PERTEMUAN 7 (2).pdf
FauziahNurHutauruk
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
Sriwijaya University, Indonesia
 
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Fhila Del Via
 
Pasar oligopoly dan duopoly
Pasar oligopoly dan duopolyPasar oligopoly dan duopoly
Pasar oligopoly dan duopoly
Verry Allan
 
Pasar oligopoly dan dupoly
Pasar oligopoly dan dupolyPasar oligopoly dan dupoly
Pasar oligopoly dan dupoly
mm 51 Untag
 
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY  Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
ahmadgamal28
 
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMABentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Teuku Ichsan
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
ifanefendi
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopolifauzie zie
 
Macam Macam Pasar ekonomi
Macam Macam Pasar ekonomiMacam Macam Pasar ekonomi
Macam Macam Pasar ekonomiAriel Juliano
 
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Taufik Habibie
 
Ekonomi (Oligopoli)
Ekonomi (Oligopoli)Ekonomi (Oligopoli)
Ekonomi (Oligopoli)
Salsabilla Billa
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
stephaniejessey
 
Slide Pasar Oligopoli
Slide Pasar OligopoliSlide Pasar Oligopoli
Slide Pasar Oligopoli
Haafizha Kiromi
 
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptxPresentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
nabilaaa17
 

Similar to 1 j tugas makalah pie kelompok 7 (20)

Kelompok 15 (Oligopoly).pptx
Kelompok 15 (Oligopoly).pptxKelompok 15 (Oligopoly).pptx
Kelompok 15 (Oligopoly).pptx
 
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docxKULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
 
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
Partisipasi Koperasi Dalam Berbagai Pasar (BAB 7)
 
Pasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdfPasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdf
 
PERTEMUAN 7 (2).pdf
PERTEMUAN 7 (2).pdfPERTEMUAN 7 (2).pdf
PERTEMUAN 7 (2).pdf
 
Bentuk bentuk pasar
Bentuk bentuk pasarBentuk bentuk pasar
Bentuk bentuk pasar
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
 
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
Tugas eko 12, Fhiladelvia, Ranti Pusriana, Pasar Persaingan Sempurna & Pasar ...
 
Pasar oligopoly dan duopoly
Pasar oligopoly dan duopolyPasar oligopoly dan duopoly
Pasar oligopoly dan duopoly
 
Pasar oligopoly dan dupoly
Pasar oligopoly dan dupolyPasar oligopoly dan dupoly
Pasar oligopoly dan dupoly
 
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY  Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
Pasar OLIGOPOLY DAN DUOPOLY
 
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMABentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
Bentuk Bentuk Pasar Ekonomi, Materi Kelas X SMA
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Macam Macam Pasar ekonomi
Macam Macam Pasar ekonomiMacam Macam Pasar ekonomi
Macam Macam Pasar ekonomi
 
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
 
Ekonomi (Oligopoli)
Ekonomi (Oligopoli)Ekonomi (Oligopoli)
Ekonomi (Oligopoli)
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
 
Slide Pasar Oligopoli
Slide Pasar OligopoliSlide Pasar Oligopoli
Slide Pasar Oligopoli
 
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptxPresentasi P ilmu ekonomi.pptx
Presentasi P ilmu ekonomi.pptx
 

Recently uploaded

Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 

Recently uploaded (17)

Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 

1 j tugas makalah pie kelompok 7

  • 1. D I S U S U N O L E H Kelompok 7 Ariyuna Fitriani N.S (133060018980) Mutiara Marganita (133060018140) Ramos Manurung (133060019100) Viona Yomeda Purba (13306001902)
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasar merupakan perwujudan dari kegiatan ekonomi, pasar muncul karena pemenuhan akan kebutuhan yang semakin beragam. Pada awalnya dikenal dengan sistem barter, disini dilakukan pertukaran barang dengan barang lain, dari sini pasar terus berkembang dengan pesatnya sampai sekarang berbagai jenis pasar bermunculan dengan celah- celah ekonomi berdasarkan permintaan pasar. Pasar pada umumnya merupakan tempat bertemunya atau proses hubungan timbal balik antara para penjual dan pembeli dimana di dalam pasar tersebut menjual berbagai macam kebutuhan manusia seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan. Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. pasar kadangkalanya diartikan hanya ada seorang atau sekelompok orang yang bersekutu untuk menguasai pasar tersebut. Karena dari beberapa pengertian itulah pasar dapat digolongkan dari beberapa jenis diantaranya pasar kompetitif, monopoli, monopolistik, dan oligopoli. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan-permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi,
  • 3. khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
  • 4. BAB II ISI A. Pengertian Pasar Oligopoli Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopoli pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916, yaitu “Utopia” 11. Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar lebih dari satu. Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand . Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya. Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader). Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoly, tindakan satu penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya berbeda corak disebut oligopoli beda corak (differentiated oligopoly). Setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan- perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
  • 5. Asumsi yang mendasari kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price maker. Penjual bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga mengakui bahwa aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan sebaliknya. Kedua, penjual bertindak secara strategik. Asumsi ketiga, kemungkinan masuk pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin masuk pasar (blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker. Setiap pembeli tidak bisa mempengaruhi harga pasar. Pasar oligopoli model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen patah. Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar dengan MC-nya, memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna bahwa adanya perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga keseimbangan perusahaan. Berbentuk patah kurva permintaan yang dihadapi oligopolis ini mencerminkan perilaku oligopolis di pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengharapkan produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi kalau ia menaikkan harga jual maka produsen pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaan. Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian oligopolis terhadap perkiraan perusahaan pesaing apabila ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang terjadi di pasar cenderung tetap tidak berubah-ubah. Menurut Sweezy, ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun. Hal ini menyebabkan kurva permintaan yang dihadapi oligopolis merupakan kurva yang patah (kinked demand curve). B. Faktor-faktor Penyebab terbentuknya Pasar Oligopoli
  • 6. a. Efisiensi Skala Besar Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal. Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga yang bisa diterima pasar dan produsen. Kompleksitas manajemen (tingkat kerumitan). Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di suatu perusahaan. Dalam dunia nyata, perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoly Tekhnologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Keadaan diatas merupakan hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen. b. Kompleksitas Manajemen Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli,dan pasar monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena dalam industri oligopoli, kemampuan keuntungan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industry yang persaingannya lebih kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen. C. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI a. Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoly terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di samping itu pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan
  • 7. sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli. b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu. Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan aluminium) dan industry bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil, industry rokok, industry pesawat terbang, dan lain-lain. c. Terdapat banyak pembeli di pasar Seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli di pasar oligopoli sangat banyak. d. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia) e. Adanya hambatan bagi pesaing baru. Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut. f. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen). h. Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif. Untuk menciptakan brand image, menarik market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan - keunggulan produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing. i. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut. j. Harga Jual Tidak Mudah Berubah
  • 8. Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama. Walaupun, pada dasarnya belum ada seorang ekonom pun yang dapat menggambarkan kurva pasar oligopoli. Berdasarkan ciri tersebut, maka seorang ahli ekonomi P. Sweezy memperkenalkan kurva permintaan patah (Kinked Demand). Menurutnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli patah pada satu titik harga tertentu untuk mencerminkan perilaku produsen oligopoli. Kurva permintaan patah (kinked demand). Asumsi tentang teori kurva permintaan patah di antaranya: 1) industri telah dewasa, baik dengan diferensiasi produk maupun tanpa diferensiasi produk, 2) jika suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan lainnya akan mengikuti dan menandingi penurunan harga tersebut,
  • 9. 3) jika perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. D. KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI 1. Terdapat Beberapa Penjual (Few Sellers) Hanya terdapat beberapa penjual yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar masing-masing perusahaan di pasar cukup signifikan. Jumlah perusahaan yang lebih sedikit dibanding pasar persaingan sempurna ataupun persaingan monopolistik disebabkan oleh terdapatnya hambatan masuk ke dalam pasar. 2. Saling Ketergantungan (Interdependence) Pada struktur pasar persaingan sempurna maupun persaingan monopolistis, keputusan perusahaan atas harga dan kuantitas hanya mempertimbangkan tingkat permintaan di pasar dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sementara di pasar oligopoli, keputusan strategis perusahaan sangat ditentukan oleh perilaku strategis perusahaan lain yang ada di pasar. Bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan : a. Sejumlah besar perusahaan-perusahaan dominan, dengan beberapa yang kecil lainnya, b. Suatu produk yang distandarisasikan maupun dibedakan, c. Kekuatan dari perusahaan-perusahaan dominan terhadap harga, namun ketakutan akan pembalasan, d. Hambatan-hambatan secara teknologi dan ekonomi untuk menjadi suatu perusahaan yang dominan, e. penggunaan persaingan non harga yang ekstensif akibat ketakutan akan perang harga. Suatu bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan- perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai 10 perusahaan dengan pangsa pasar yang besar.
  • 10. Penyebab-penyebab yang paling dikenal untuk pemusatan yang tinggi dalam pasar-pasar bentuk oligopoli adalah - skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu, - siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah - keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung, dan - hambatan-hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan. Laba dari perusahaan-perusahaan dalam oligopoli ditentukan persis dalam cara yang sama dengan bentuk-bentuk pasar lainnya: dari kuantitas optimum dimana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal, harga ditentukan dari kurva permintaan serta biaya unit terhadap rata-rata kurva total biaya. Bagaimanapun juga, penentuan ini mungkin dipengaruhi oleh kurva permintaan yang bengkok. Lebih lanjut lagi, dalam suatu oligopoli yang kolusif, seluruh perusahaan bertindak seakan-akan mereka membuat satu monopoli dan keluarannya dibagi diantara perusahaan-perusahaan. E. MACAM-MACAM PASAR OLIGOPOLI  Oligopoli murni : menjual barang yang homogen. Biasanya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah. Contoh : pasar semen, produsen bensin  Oligopoli diferensial : menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contoh : pasar mobil, pasar sepeda motor F. BARANG-BARANG YANG DI HASILKAN Adapun barang- barang yang dihasilkan oleh pasar oligopoli antara lain : a) Barang standar, banyak dijumpai pada industri oligopoli yang menghasilkan bahan mentah (misal aluminium) dan bahan baku (misal semen, bahan bangunan) b) Barang berbeda corak (differentiated product), pada umumnya dijumpai pada industri yang menghasilkan barang akhir (rokok, shampo) G. Faktor – Faktor Penghambat Pasar Oligopoli a. Hak paten yang tidak memungkinkan perusahaan lain memproduksi barang yang sama.
  • 11. b. Modal yang di butuhkan terlalu besar, para pengusaha enggan untuk menanggung risiko yang besar. c. Perusahaan lama telah terkenal sehingga sulit untuk tersaingi sehingga menimbulkan risiko yang besar bagi perusahaan baru. d. Skala Ekonomis Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru. e. Ongkos produksi yang berbeda antar perusahaan Yang dijelaskan diatas adalah ongkos produksi per unt berbeda sebagai akibat dati tingkat (jumlah) produksi berbeda. Di samping itu ongkos produksi dapat pula berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat produksi, ongkos produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang baru lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama. Oleh karenanya perusahaan baru tidak dapat menjual baranganya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini menghambat kemasukan perusahaan baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perpedaan ongkos produksi tersebut. H. Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Oligopoli a. Kelebihan pasar oligopoli 1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli. Pasar oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk, secara umum pembeli memperkirakan akan lebih baik membeli produk yang mana yang dibutuhkan yang mana yang mampu memenuhhi kebutuhan, jadi para pembeli tidak akan di tawarkan dengan agresif oleh perusahaan dalam pasar ini, namun pembelilah yang menentukan akan membeli produk dari perusahaan mana. 2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
  • 12. Dalam pasar Oligopoli ini tentu penelitian - penelitian akan banyak terjadi ,contohnya penelitian tentang minat pembeli yang banyak membeli dari perusahaan lain di banding dengan perusahaan kita , ini merupakan penelitian untuk pengembangan produk yang perusahaan ini miliki agar dapat menarik pembeli dari perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang dimiliki. 3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual. Didalam pasar Oligopoli ini kepuasan konsumen atau pembeli sangat berpengaruh karena bisa saja dengan ketidak puasannya seorang pembeli dapat membuat pembeli lain ikut tidak puas dan beralih dengan produk lain dari perusahaan yang lain pula. oleh sebab itu banyak perusahaan bersikap baik dalam halnya pelayanan dan memperhatikan kepuasan pembeli agar pembeli bersikap loyal dan dapat membeli produk perusahaan ini dengan jenjang waktu yang lama. 4. Adanya penerapan teknologi baru Didalam pasar olihopoli ini penerapan teknologi terbaru sangatlah bermanfaat, jika teknologi yang semakin berkembang tidak diikuti oleh perusahaan bisa jadi pembeli akan membeli produk dari perusahaan lain yang memberi penerapan teknologi terbaru. oleh karena itu penerapan teknologi terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk mengembangkan produknya agar lebih di minati. b. Kelemahan pasar oligopoli 1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan Dalam pasar oligopoli ini sering kali terjadi ketimpangan distribusi pendapatan,dimana perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak sekali peminatnya lebih banyak mendistribusikan produk dagangnya yang mengakibatkan hasil pendapatan yang banyak pula. sedangkan perusahaan yang kurang di minati pembeli otomatis akan mendistribusikan barang dangangnya dalam jumlah yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil. 2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
  • 13. Didalam pasar oligopoli ini harga sangat bergantung, terkadang harga yang mahal itu menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak peminatnya oleh karena itu perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini sangat jarang menaikan harga, itupun jika naik hanya sedikit dan tidak berpengaruh terhadap minat pembeli sehingga jauh untuk terjadinya inflasi. 3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang Didalam pasar oligopoli ini timbul pemborosan akibat biaya produksi yang besar namun pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan perusahaan yang kurang peminat bekerjasama dengan perusahaan oligopolis lainnya yang juga kurang peminat untuk bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar, mengapa bisa boros? karena biasanya dua perusahaan yang mempunyai satu produk kerjasama akan menimbulkan sedikit penghasilan namun biaya produksi yang sama. akibatnya biaya produksi dan penghasilan perusahaan tersebut goyan dan bisa menyebabkan pemborosan. 4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi Didalam pasar oligopoli ini timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi, ini dikarenakan minat pembeli yang cenderung memihak terhadap pemimpin pasar yang mengakibatkan faktor produksi perusahaan yang baru memulai eksistensinya kurang minat dari pembeli. 5. Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru Didalam pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha karena minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat sulit untuk perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari pembeli. 6. Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam pasar oligopoly Didalam pasar oligopoli ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang mampu bersaing dengan pemimpin pasar, ini mengebabkan monopoli perusahaan ini berlanjut dengan menyaingin produk barang lainnya yang belum perusahaan ini kuasai.
  • 14. perusaaan ini berkemungkinan menyaring banyak pembeli karena produk yang lama sudah banyak peminat dan jika perusahaan ini menonopoli produknya sama dengan produk lain yang banyak di minati pembeli ,boleh jadi dengan produk terbarunya perusahaan ini dengan mudah menyaingi perusahaan lama lainnya yang memiliki produk yang belum di miliki oleh perusahaan ini. I. PEMUSATAN OLIGOPOLI Suatu bentuk pasar oligopoli dikarakterisasikan berdasarkan kehadiran beberapa perusahaan yang dominan. Disana mungkin terdapat sejumlah besar perusahaan- perusahaan kecil, tetapi hanya perusahaan besar yang memiliki kekuatan untuk membalas. Ini berakibat dalam suatu pemusatan industri tinggi dimana hanya 2 sampai 10 perusahaan dengan pangsa pasar yang besar. Penyebab-penyebab Pemusatan Oligopoli a. skala ekonomis yang ada dalam produksi barang-barang tertentu, b. siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah, c. keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung, dan d. hambatan-hambatan lainnya seperti perkembangan teknologi dan periklanan. J. Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli a. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly) Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama b. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
  • 15. Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya). Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut : 1) Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya 2) Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar. 3) Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya. K. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat modal, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah. Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara
  • 16. lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya. Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi. Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertamina harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya. L. Model Oligopoli Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satu pun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Berikut ini akan disampaikan beberapa model oligopoli yang dikembangkan oleh para ekonom. a. Model Permintaan Yang Patah (Kinked Demand Model) Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga.
  • 17. Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan). b. Model Cournot (Cournot Model) Model Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, maka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan pasar. a. Model Stackelberg (Stackelberg Model) Dalam model Stackelberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu bertindak sebagai pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah tingkat outputnya. b. Model Perusahaan Dominan (The Dominant Firm Model) Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut dari model Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournut, melainkan mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai penerima harga (price taker), yaitu akan menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan
  • 18. pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga. M. Dampak Positif dan Negatif Pasar Oligopoli a. Dampak Positif Pasar Oligopoli  Karena keuntungan yang besar maka dapat menciptakan inovasi yang sangat berguna, bahkan lebih baik dari monopoli.  Oligopolis biasanya menggunakan sebagian dari kentungan mereka untuk Penelitian dan Pengembangan sehingga memberi dampak positif bagi kemajuan teknologi b. Dampak Negatif Pasar Oligopoli  Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.  Kemungkinan adanya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC minimum.  Kemungkinan adanya "eksploitasi" terhadap konsumen maupun buruh seperti kasus monopoli.  Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang kronis; dan ini merugikan masyarakat secara makro. N. Perilaku Oligopoli Perilaku oligopoli tidak dapat digambarkan secara menyeluruh dan umum, tetapi merupakan teori-teori khusus yang menggambarkan perilaku untuk mencapai tujuannya (kinerja industri). Kesulitan pertama karena adanya indeterminate, yakni tidak ada titik keseimbangan yang deterministik. Beberapa teori yang diuraikan tadi adalah sekadar ilustrasi bagaimana berbagai teori itu disusun dan dirumuskan dengan asumsi-asumsinya masing-masing. Setiap pengritik, akan melihat bahwa kelemahan-kelemahan teori itu terletak pada asumsi-asumsinya. Para ahli organisasi industri bertolak dari struktur telah mencoba melakukan kajian tentang perilaku industri oligopoli yang kolusif, yakni model pimpinan harga. Hal ini pun masih dibagi lagi atas tiga tipe, yakni tipe yang mempunyai biaya rendah, perusahaan yang dominan, dan barometrik. Teori ini menganggap bahwa
  • 19. perusahaan yang berskala besar mengetahui seluruh biaya perusahaan dan permintaan pasar. Semakin rendah tingkat harga semakin besar bagian kebutuhan pasar yang dapat dipasok oleh perusahaan yang berskala besar. O. TEORI PERMAINAN (GAME THEORY) Teori Permainan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat berperilaku dalam situasi-situasi strategis. Teori permainan (game theory) mencoba menjelaskan perilaku perusahaan dalam pasar duopoli secara lebih realistis. Menurut teori ini, duopolis tidak selalu mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi juga kerja sama (cooperatif). Strategi manapun yang dipilih,dasar pertimbangannya adalah berapa besar hasil yang diperoleh (pay off). Model Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma Model) Model ini ingin menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil keputusan dalam keadaan tidak dapat berkomunikasi dengan teman atau lawannya. Moddel dibangun berdasarkan cerita bahwa dua narapidana tertangkap setelah bekerja sama dalam melakukan suatu kejahatan.hal yang harus dilakukan adalah apakah mereka harus mengakui kejahatannya didepan polisi pemeriksa. Hasil pay off yang diperoleh dari setiap keputusan digambarkan sebagai berikut ini. Jika kedua narapidana mengambil keputusan mengaku, setiap orang akan dipenjara 3 tahun. sebaliknya jika sama-sama tidak mengaku masing-masing hanya akan dipenjara 1 tahun. bila hanya salah satu mengaku, yang tidak mengaku akan dipenjara 5 tahun
  • 20. sedang yang mengaku tidak dipenjara, keputusan yang paling menguntungkan adalah bila keduanya tidak mengaku, karena masing-masing hanya akan dipenjara 1 tahun. tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi karena ditahan dalam ruangan yang terpisah. Khawatir karena yang laian mengakui kesalahan, maka kedua narapidana mengambil keputusan untuk mengaku dan masing-masing menjalani hukuman penjara selama 3 tahun. Model narapidana dapat di adaptasi untuk menganalisis keputusan masing-masing duopolis dalam menentukan harga jual. Misalnya perusahaan otomotif A adalah pasangan duopolis perusahaan otomotif B. Mereka harus mengambil keputusan tentang harga jual mobil mereka. Keputusan dan hasilnya seperti dalam matriks dibawah ini. A B Harga mobil 125 juta/unit Harga mobil 150 juta/unit Harga mobil 125 juta/unit A=15.000 B=15.000 A=12.000 B=30.000 Harga mibil 150 juta/unit A=30.000 B=5.000 A=25.000 B=25.000 Bila perusahaan A dan B masing-masing menetapkan harga 125 juta per unit, setiap perusahaan akan menjual sebanyak 15.000 unit mobil. Bila sama-sama menjual dengan harga 150 juta per unit, masing-masing menjual sebanyak 25.000 unit mobil. Karena berada pada keadaan dilema seperti yang dihadapi narapidana diatas, maka keputusan apapun yang diambil oleh perusahaan A, perusahaan B memilih untuk menetapkan harga mobil sebesar 125 juta per unit. Mengapa ? sebab dengan menetapkan harga sebesar 125 juta per unit, perusahaan B akan dapat menjual mobil minimal dengan jumalah penjualan perusahaan A (15.000 unit) jika perusahaan A memutuskan harga sama. Tetapi jika perusahaan A menetapkan harga lebih mahal, perusahaan B akan mampu menjula 30.000 unit. Jika perusahaan B menetapkan harga 150 juta per unit, kondisinya berbahaya sebab perusahaan A dapat menjual mobil sebanyak 30.000 unit, sedangka perusahaan B hanya 5000 unit seandainya perusahaan A menetapkan harga 125 juta. Jika Anda adalah Direktur perusahaan A atau B, apa yang akan anda putuskan ?
  • 21. BAB III STUDI KASUS STRUKTUR PASAR TELKOMSEL DAN INDOSAT: OLIGOPOLI KOLUSIF? “Temasek Holding (Pte) Ltd atau biasa disebut Temasek memiliki empat puluh satu persen saham di PT Indosat Tbk dan tiga puluh lima persen di PT Telkomsel” Berdasarkan data kepemilikan saham ini, maka tidak salah jika masyarakat berasumsi bahwa ada konflik kepentingan dalam penanganan operasional manajemen di kedua perusahaan telekomunikasi tersebut, yang cukup besar market share-nya di Indonesia. Ketika sebuah perusahaan didirikan dan selanjutnya menjalankan kegiatannya, yang menjadi tujuan utama dari perusahaan tersebut adalah mencari keuntungan setinggi- tingginya dengan prinsip pengeluaran biaya yang seminimum mungkin. Begitu juga, dengan prinsip pemilikan saham. Pemilikan saham sama artinya dengan pemilikan perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh seseorang atau badan atau lembaga korporasi tentunya bertujuan bagaimana caranya kepemilikan tersebut dapat menghasilkan keuntungan terhadap diri si pemiliki saham tersebut. Bicara keuntungan tentunya kita tidak hanya bicara tentang keuntungan financial, tetapi juga tentang keuntungan non financial, seperti memiliki informasi penting, penguasaan efektif, pengatur kebijakan, dan lain- lainnya. Oleh sebab itu, kepemilikan saham Temasek di kedua perusahaan tersebut menarik untuk diamati dalam rangka mencermati apakah ada tercipta persaingan tidak sempurna untuk kepemilikan saham tersebut dalam bentuk OLIGOPOLI KOLUSIF? Seperti halnya yang diketahui masyarakat bahwa Temasek adalah perusahaan holding yang sangat besar di Singapura dengan bentuk badan hukum Private Limited. Pada awalnya Temasek masuk ke pasar telekomunikasi Indonesia melalui divestasi PT Indosat Tbk pada tahun 2002 dengan cara pembelian saham tidak langsung, artinya pada saat itu yang membeli saham Indosat adalah Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) melalui suatu perusahaan yang khusus didirikan untuk membeli saham Indosat, yaitu Indonesia Communication Limited (ICL). Sedangkan STT sendiri adalah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Singapura yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh Temasek Holding Pte Ltd. Jadi, dari susunan atau pola kepemilikan saham yang berlapis-
  • 22. lapis di Indosat, tersirat ada sesuatu kepentingan yang tidak hanya bertujuan untuk mencari keuntungan financial semata tetapi lebih dari itu. Pertanyaannya adalah apakah keuntungan non financial yang sebenarnya dicari Temasek? Jawaban sederhana atas pertanyaan ini adalah : Perjalanan waktu yang akan menentukan. Tetapi sebenarnya tujuan tersebut dapat diketahui segera jika pihak Indonesia memiliki niat untuk mengetahuinya. Hal ini tentunya akan mudah menemukannya dengan berbagai metode atau teknik investigasi untuk menemukan maksud dan niat dibalik pembelian saham Indosat oleh Temasek tersebut. Sepak terjang Temasek di dunia telekomunikasi Indonesia semakin lengkap, dengan masuknya Temasek ke Perusahaan PT Telkomsel melalui Singapore Telecommunications Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile). Dimana kepemilikan saham SingTel Mobile di PT Telkomsel adalah sebesar tiga puluh lima persen. Sedangkan Temasek sendiri memiliki kepemilikan saham di SingTel Mobile. Dengan adanya kepemilikan saham tidak langsung oleh Temasek pada PT Telkomsel dan PT Indosat Tbk telah memunculkan dugaan terjadinya praktek kartel dan oligopoli di bidang jasa layanan seluler. Hal ini disebabkan untuk jasa layanan seluler khususnya di jalur GSM, hanya ada tiga ‘pemain besar’ yaitu PT Telkomsel, PT Indosat dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk (XL). Ini artinya sekitar 75 market share telekomunikasi Indonesia di “kuasai” oleh Temasek dan dugaan awal terjadinya praktek Oligopoli kolusif di pasar telekomunikasi Indonesia. Selanjutnya, yang menjadi bahan pertanyaan kita semua adalah apakah yang dimaksud dengan Oligopoli kolusif? Di dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Usaha Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dijelaskan bahwa yang dimaksud Oligopoli kolusif ialah Perjanjian yang dilarang antara pelaku usaha dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa melebihi 75% dari market share atas satu jenis barang atau jasa tertentu. Jika ketentuan Undang-Undang ini ditafsirkan secara otentik
  • 23. maka pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha ekonomi baru dikatakan melakukan oligopoli kalau memenuhi dua unsur, yaitu adanya unsur perjanjian dan unsur market share lebih dari 75%. Sehingga jika kemudian ditafsirkan secara a contrario maka, pelaku usaha yang tidak membuat perjanjian dan memiliki market share dibawah atau sama dengan 74%, tidak memenuhi definisi melakukan praktek oligopoli sehingga tidak melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Dari ketentuan Undang-Undang ini jelas terlihat bahwa sesungguhnya Undang-Undang sendirilah yang membatasi pengertian dan ruang lingkup praktek oligopoli yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. Pengertian dan ruang lingkup ini membuat penegakkan hukum terhadap praktek Oligopoli ini menjadi kaku dan merugikan kepentingan pesaing yang dimatikan dan juga bahkan mungkin konsumen barang atau jasa dari pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli tadi. Istilah Oligopoli sendiri memiliki arti “beberapa penjual”. Hal ini bisa diartikan minimum 2 perusahaan dan maksimum 15 perusahaan. Hal ini terjadi disebabkan adanya barrier to entry yang mampu menghalangi pelaku usaha baru untuk masuk ke dalam pasar. Jumlah yang sedikit ini menyebabkan adanya saling ketergantungan (mutual interdepedence) antar pelaku usaha[1]. Ciri yang paling penting dari praktek oligopoli ialah bahwa setiap pelaku usaha dapat mempengaruhi harga pasar dan mutual interdependence. Praktek ini umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan untuk menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas (limiting process) sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada[2]. Sehingga apabila pelaku-pelaku usaha yang tadi melakukan kolusi maka mereka akan bekerja seperti satu perusahaan yang bergabung untuk memaksimalkan laba dengan cara berlaku kolektif seperti layaknya perusahaan monopoli[3], inilah yang disebut disebut praktek oligopoli kolusif. Perilaku ini akan mematikan pesaing usaha lainnya dan sangat membebankan ekonomi masyarakat. Kembali pada kasus pemilikan saham Temasek di PT Indosat, Tbk., dan PT Telkomsel. Walaupun tidak ada perjanjian diantara PT Telkomsel dengan PT Indosat, Tbk., tetapi persoalan oligopoli sebenarnya tidak boleh hanya dilihat dari sekedar apakah ada perjanjian atau tidak? atau berapa persentase market share-nya?. Di dalam dunia
  • 24. telekomunikasi Indonesia khususnya untuk provider GSM, hanya ada tiga perusahaan besar. Sehingga jelas jika terbukti kedua perusahaan tersebut melakukan “kerjasama”, maka akan ada praktek oligopoli yang kolusif. Sedikitnya perusahaan yang bergerak di sektor ini membuat mereka harus memiliki pilihan sikap, koperatif atau non koperatif. Suatu pelaku usaha/perusahaan akan bersikap non koperatif jika mereka berlaku sebagai diri sendiri tanpa ada perjanjian eksplisit maupun implisit dengan pelaku usaha/perusahaan lainnya. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya perang harga. Sedangkan beberapa pelaku usaha/perusahaan beroperasi dengan model koperatif untuk mencoba meminimalkan persaingan. Jika pelaku usaha dalam suatu oligopoli secara aktif bersikap koperatif satu sama lain, maka mereka telibat dalam KOLUSI. Pada kasus Temasek, jelas terlihat sebagai pemegang saham tentunya menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Policy ‘mengeruk’ keuntungan ini tentunya dituangkan di seluruh aspek yang menjadi unit bisnis usahanya, termasuk didalamnya adalah PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk. Sehingga dengan status kepemilikan di dua perusahaan tersebut akan dapat mengoptimalkan maksud dan tujuan Temasek tersebut. Caranya memaksimumkan keuntungan tersebut adalah kolusi antara PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk., dengan mempertimbangkan saling ketergantungan mereka, sehingga mereka menghasilkan output dan harga monopoli serta mendapatkan keuntungan monopoli. Hal ini dapat terlihat dari penentuan tarif pulsa GSM antara PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk., dimana boleh dikatakan tarif harga pulsa GSM di Indonesia adalah salah satu yang termahal di dunia. Padahal, negara-negara tetangga sekitar sudah dapat menerapkan harga unit pulsa yang sangat murah dan menguntungkan masyarakat serta tidak mematikan persaingan usaha. Apalagi notabene-nya, di negara Temasek sendiri harga unit pulsa boleh dikatakan sangat murah. Lantas, kenapa di Indonesia harga pulsa menjadi sangat mahal?. Padahal secara konsep teknologi, dimungkinkan penggunaan untuk menekan harga unit pulsa menjadi sangat murah, contohnya adalah pada teknologi CDMA Flexi dan Esia yang sering dihambat perkembangan oleh “pihak-pihak tertentu” yang tidak menginginkan perkembangan bisnis usaha ini. Padahal jelas-jelas menguntungkan masyarakat. Coba lihat selisih harga tarif pulsa antara produk PT Telkomsel dan PT Indosat yang tidak
  • 25. begitu jauh. Selisih tarif yang sangat kecil ini mengindikasikan dugaan awal terjadinya praktek Oligopoli Kolusif diantara mereka. Penentuan tarif harga yang sangat mahal ini, jelas adalah pengeksploitasian ekonomi masyarakat dan boleh dikatakan sebagai Kolonialisme Gaya Baru. Jika indikasi awal sudah ditemukan, pertanyaan selanjutnya apakah pihak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mampu untuk menyelesaikan persoalan ini? Yang jelas adalah salah satu mandat dari KPPU adalah untuk mengawasi pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dimana salah satu tujuan dari Undang-Undang ini adalah MENJAGA KEPENTINGAN UMUM DAN MENINGKATKAN EFISIENSI EKONOMI NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jadi kita tunggu saja aksi dari KPPU melihat praktek oligopoli yang dilakukan PT Telkomsel dan PT Indosat, Tbk., berani atau tidak? dan pertanyaan selanjutnya adalah berpihak ke rakyat (baca: kepentingan umum) atau tidak? Mari kita tunggu bersama-sama walaupun tanpa batas waktu..
  • 26. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Perusahaan-perusahaan oligopoli ingin menjadi seperti monopoli, memaksimalkan keuntungan mereka dengan membentuk kartel, tetapi kepentingan pribadi membuat mereka mendekati kondisi kompetitif. Maka, perusahaan-perusahaan oligopoli dapat menjadi seperti perusahaan monopoli atau seperti perusahaan kompetitif, bergantung pada jumlah perusahaan dalam oligopoli tersebut, dan pada seberapa besar kecenderungan mereka bekerja sama. Kisah dilema para tahanan menunjukkan bahwa kepentingan pribadi dapat menjadi penghalang, alasan mengapa oligopoli dapat gagal dalam memelihara kerja sama, meskipun ketika kerja sama adalah langkah yang terbaik guna mencapai kepentingan mereka. Saran Perusahaan yang ingin memasuki pasar oligopoli harus mempersiapkan segala situasi dan kondisi yang mungkin akan terjadi dan harus sudah siap dengan solusi untuk menyelesaikannya. Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting disamping promosi melalui iklan. Ketika sebuah perusahaan baru muncul dengan membawa barang yang lebih berkualitas dari barang sebelumnya, dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah maka perusahaan baru tersebut dapat bersaing dalam hal kepuasan konsumen. Hal tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang. Jadi, tingkatkan terus kreativitas dan ide-ide cemerlang untuk meningkatkan kualitas produk. Terlebih apabila bisa menemukan produk baru walaupun satu jenis tetapi lain dari yang lain (mempunyai identitas khusus). Bagi pembaca selamat belajar, berfikir dan berkreasi untuk masa depan yang lebih baik. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan oleh karena itu, kritik, masukan dan saran sangat penulis harapkan. Atas perhatian pembaca, penulis sampaikan terimakasih.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA 1. http://tuangkan.wordpress.com/2009/03/07/pasar-oligopoli-definisi-karakter-karakter/ 2. Mankiw, N. Gregory, 2004.Teori Ekonomi Mikro.Third Edition. Thomson South Western. 3. http://windahapsari.blogspot.com/2012/03/struktur-pasar-pasar-oligopoli.html 4. http://www.slideshare.net/efvolutionzunior/pasar-oligopoli-11575650 5. http://chimon-chimon.blogspot.com/2011/11/pasar-oligopoli.html 6. http://yudistira-himawan.blogspot.com/2011/09/rangkuman-teori-ekonomi-mikro-bab- 11.html 7. http://dimaskung.blogspot.com/2012/12/teori-ekonomi-mikro-pasar-oligopoli.html 8. http://ayha-ayhaonaaa.blogspot.com/2012/03/makalah-pengantar-mikro-pasar- oligopoli.html 9. http://khairul-anas.blogspot.com/2012/03/ciri-ciri-pasar-oligopoli.html