Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Pondasi adalah bagian penting dari konstruksi bangunan yang berfungsi menopang struktur atas dan meneruskan beban ke lapisan tanah. Terdapat dua jenis pondasi utama yaitu dangkal dan dalam, yang dibedakan berdasarkan kedalaman relatifnya. Pondasi dangkal digunakan untuk bangunan ringan pada tanah yang kuat, sedangkan pondasi dalam dipakai untuk tanah lemah. Jenis pondasi mencakup menerus, telapak, rakit,
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pondasi berdasarkan kedalamannya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal memiliki perbandingan antara kedalaman dengan lebar kurang dari 4 meter, sedangkan pondasi dalam lebih dari 10 meter. Jenis pondasi dangkal dijelaskan meliputi pondasi pasangan batu kali menerus, telapak, dan telapak menerus. Jenis pondasi dalam mencakup tiang pancang, caisson bor pile
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Pondasi adalah bagian penting dari konstruksi bangunan yang berfungsi menopang struktur atas dan meneruskan beban ke lapisan tanah. Terdapat dua jenis pondasi utama yaitu dangkal dan dalam, yang dibedakan berdasarkan kedalaman relatifnya. Pondasi dangkal digunakan untuk bangunan ringan pada tanah yang kuat, sedangkan pondasi dalam dipakai untuk tanah lemah. Jenis pondasi mencakup menerus, telapak, rakit,
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pondasi berdasarkan kedalamannya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal memiliki perbandingan antara kedalaman dengan lebar kurang dari 4 meter, sedangkan pondasi dalam lebih dari 10 meter. Jenis pondasi dangkal dijelaskan meliputi pondasi pasangan batu kali menerus, telapak, dan telapak menerus. Jenis pondasi dalam mencakup tiang pancang, caisson bor pile
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
Dokumen tersebut merupakan pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah dan definisi, ketentuan serta prosedur perencanaan perkerasan beton semen. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis perkerasan beton semen dan contoh perhitungan tebal pelat."
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan pembangunan jalan, mulai dari pemetaan, pembersihan lahan, pembentukan badan jalan, pemadatan tanah, penghamparan sub base dan base course. Tahapan-tahapan tersebut merupakan proses konstruksi jalan yang sistematis untuk mendapatkan jalan yang sesuai dengan standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan struktur baja, mulai dari tujuan pembelajaran, kelebihan dan kelemahan baja sebagai material struktur, sejarah penggunaan besi dan baja, serta jenis profil baja yang umum digunakan.
1. Dokumen membahas tentang teknik pondasi dan klasifikasi pondasi.
2. Ada dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal hanya beberapa meter ke dalam tanah sedangkan pondasi dalam lebih dalam.
3. Pondasi harus kuat menahan beban, dapat menyesuaikan pergerakan tanah, dan tahan bahan kimia.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur dan Kaku wahyu nurul aini
Dokumen tersebut merangkum prosedur perencanaan perkerasan jalan raya yang mencakup penentuan umur rencana, perhitungan nilai ESA, menentukan struktur perkerasan, segmen tanah dasar, desain fondasi, drainase, dan pelapisan bahu jalan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengaspalan jalan dan memberikan alternatif perkerasan kaku berdasarkan perhitungan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah gambut dan metode perbaikan tanah gambut dengan studi kasus penerapan metode cerucuk kayu dan geotekstil untuk perbaikan jalan di Kalimantan Selatan.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
Dokumen tersebut merupakan pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah dan definisi, ketentuan serta prosedur perencanaan perkerasan beton semen. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis perkerasan beton semen dan contoh perhitungan tebal pelat."
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan pembangunan jalan, mulai dari pemetaan, pembersihan lahan, pembentukan badan jalan, pemadatan tanah, penghamparan sub base dan base course. Tahapan-tahapan tersebut merupakan proses konstruksi jalan yang sistematis untuk mendapatkan jalan yang sesuai dengan standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan struktur baja, mulai dari tujuan pembelajaran, kelebihan dan kelemahan baja sebagai material struktur, sejarah penggunaan besi dan baja, serta jenis profil baja yang umum digunakan.
1. Dokumen membahas tentang teknik pondasi dan klasifikasi pondasi.
2. Ada dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal hanya beberapa meter ke dalam tanah sedangkan pondasi dalam lebih dalam.
3. Pondasi harus kuat menahan beban, dapat menyesuaikan pergerakan tanah, dan tahan bahan kimia.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur dan Kaku wahyu nurul aini
Dokumen tersebut merangkum prosedur perencanaan perkerasan jalan raya yang mencakup penentuan umur rencana, perhitungan nilai ESA, menentukan struktur perkerasan, segmen tanah dasar, desain fondasi, drainase, dan pelapisan bahu jalan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengaspalan jalan dan memberikan alternatif perkerasan kaku berdasarkan perhitungan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah gambut dan metode perbaikan tanah gambut dengan studi kasus penerapan metode cerucuk kayu dan geotekstil untuk perbaikan jalan di Kalimantan Selatan.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
Desain Perkerasan Lentur dan Kaku D3 Transpotasi'13 UNS Hudoyo Wahyu
Dokumen ini berisi rekomendasi desain perkerasan jalan untuk dua jenis perkerasan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Untuk perkerasan lentur, direkomendasikan menggunakan AC WC modifikasi dengan tebal 40 mm dan struktur pondasi FF6. Sedangkan untuk perkerasan kaku, direkomendasikan menggunakan tebal 305 mm, struktur pondasi LMC 150 mm dan agregat kelas A 150 mm, serta sambungan dowel dan bahu beton. Pada akhirny
Jalan terletak di Karanganyar menghubungkan Duyung-Pondok Kulon. Lebar 7m, satu lajur dua arah. Umur rencana jalan 20 tahun, beban lalu lintas 1.149 ton/hari. Rekomendasi perkerasan kaku tebal 305mm karena tanah lempung membutuhkan perbaikan tanah dasar yang mahal untuk perkerasan lentur.
Manual ini membahas perencanaan struktur perkerasan baru, pelebaran jalan, dan rekonstruksi untuk perkerasan lentur dan kaku. Terdapat dua jenis struktur perkerasan yaitu lentur dan kaku, yang masing-masing memiliki komponen seperti perkerasan, pondasi, dan tanah dasar. Manual ini digunakan untuk menghasilkan desain awal yang kemudian diperiksa menggunakan pedoman dan perangkat lunak desain yang relevan.
Desain perkerasan kaku dan lentur kelompok 9 unswsubs
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk jalan kolektor rural dengan dua metode, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Untuk perkerasan lentur, direkomendasikan menggunakan AC WC modifikasi dengan tebal 40 mm. Sedangkan untuk perkerasan kaku direkomendasikan menggunakan perkerasan kaku tebal 340 mm karena volume lalu lintas yang besar dan kondisi tanah.
1. Konstruksi jalan fleksibel belum mampu memenuhi target umur rencana jalan karena pengaruh cuaca panas dan beban overload kendaraan.
2. Konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak K400 sebagai pondasi atas dan HRS sebagai lapisan atas dirancang untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan biaya yang lebih rendah.
3. Analisis struktur menunjukkan bahwa konstruksi jalan komposit ini mampu menahan beban mu
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...Debora Elluisa Manurung
Perhitungan metode analitis pada penelitian ini menggunakan program KENPAVE. Langkah awal perencanaan ini adalah dengan mengasumsikan tebal lapis perkerasan. Dan juga dibutuhkan parameter modulus elastisitas dan poisson ratio. Dari data tersebut maka akan didapatkan nilai tegangan dan regangan pada struktur perkerasan. Dengan menggunakan analisa kerusakan struktur perkerasan, dari nilai regangan tarik horisontal dapat diperoleh jumlah repetisi beban yang terjadi dengan menggunakan persamaan retak fatik (Nf). Dari nilai regangan tekan vertikal juga dapat diperoleh jumlah repetisi beban dengan menggunakan persamaan kerusakan rutting (Nd). Hasil nilai Nf dan Nd harus lebih besar dari Nrencana.
Tinjauan pelaksanaan dan perhitungan perkerasan lentur pada proyekoktiaradwindah
1. Dokumen tersebut membahas pelaksanaan dan perhitungan perkerasan lentur pada proyek peningkatan struktur jalan.
2. Terdapat tinjauan pelaksanaan pekerjaan perkerasan dan analisis perhitungan tebal perkerasan.
3. Hasil perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode analisis komponen berbeda sedikit dengan tebal yang terdapat pada data proyek.
Material lereng (bisa tanah dan atau batu) menempel pada lereng batuan yg keras.. Analog dengan itu dalam Ilmu Fisika seperti gerak benda di bidang miring, benda akan begerak kalau ada penambahan masa benda dan atau karena ada pemotongan lereng di bagian bawah
alih fungsi lahan pada pegunungan Dieng di Wonosobo pasti menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Masyarakat Dieng mengubah fungsi hutan menjadi lahan pertanian kentang yang memang menguntungkan secara ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya, termasuk perkerasan lentur, perkerasan kaku, serta lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan seperti lapisan tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan."
Rigid pavement atau perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Terdapat beberapa metode perencanaan rigid pavement seperti konvensional, PPCP, dan AASHTO 1993. Metode konvensional meliputi pekerjaan tanah, lean concrete, dan rigid pavement dengan proses curing dan cutting.
Dokumen tersebut membahas tentang pengerjaan peningkatan jalan M. Natsir di Kabupaten Pasaman Barat yang dilakukan oleh CV. Muda Mandiri Sejahtera dengan nilai kontrak Rp. 974 juta. Namun, pengerjaannya terkesan asal-asalan karena dilakukan saat hujan. CV.MMS mengelak dan menuding wartawan atas pemberitaan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan jalan dan proses perkerasannya. Pembangunan jalan melibatkan pengalihan bentuk muka bumi untuk membuka ruang lalu lintas. Proses perkerasan jalan meliputi berbagai lapisan mulai dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah dan atas, hingga lapisan permukaan. Masing-masing lapisan memiliki fungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas.
Dokumen ini membahas tentang perkerasan yang merupakan campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk mendukung beban lalu lintas. Fungsi utama perkerasan adalah menyebarkan beban kendaraan ke area permukaan tanah dasar yang lebih luas untuk mengurangi tegangan maksimum pada tanah dasar. Secara umum, perkerasan berfungsi untuk memberikan struktur kuat, permukaan yang rata, tahanan gelincir, mendistribusikan
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dasar perkerasan jalan dan parameter desain perkerasan lentur jalan. Secara ringkas, dibahas tentang sejarah perkembangan perkerasan jalan sejak zaman Romawi, jenis-jenis perkerasan, dan parameter yang diperlukan dalam desain perkerasan seperti beban lalu lintas, stabilitas tanah dasar, kualitas bahan, faktor lingkungan, dan kriteria keruntuhan struktur perkerasan.
Dokumen ini membahas tentang analisis biaya proyek, pengendalian pelaksanaan proyek, dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Mencakup istilah-istilah terkait, struktur perkerasan lentur dan kaku, serta persyaratan material dan pelaksanaan pekerjaan jalan.
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGintan mustika
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi pembangunan infrastruktur jalan di Desa Nipis, Kabupaten Magelang. Terdapat penjelasan tentang definisi perkerasan jalan, peran masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, jenis perkerasan jalan seperti lentur dan kaku beserta perbedaannya, serta metode pembuatan jalan beton meliputi persiapan lahan, pemasangan bekisting dan tulangan, pengecoran, hingga finishing.
1. Ada dua jenis pekerasan jalan yaitu pekerasan lentur yang terdiri dari beberapa lapis menggunakan aspal dan pekerasan kaku yang hanya terdiri dari satu lapis menggunakan semen.
2. Komponen-komponen pembentuk perkerasan jalan antara lain tanah dasar, lapis pondasi bawah, lapis pondasi, dan lapis permukaan, masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam mendukung beban lalu lintas. Bahan yang
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendistribusikan beban bangunan ke lapisan tanah. Terdapat berbagai jenis pondasi dangkal seperti pondasi setempat, menerus, pelat, cakar ayam, dan sarang laba-laba yang sesuai untuk berbagai kondisi tanah. Pemilihan jenis pondasi mempertimbangkan faktor tanah, beban, dan daya dukung tanah.
Pengantar
Perencanaan struktur yang tertanam harus mempertimbangkan karakteristik pembentuknya yaitu Struktur dan tanah dimana struktur tersebut ditanam
Deformasi struktur besarnya tergantung kepada kekakuan tanah disekeliling struktur, jenis tanah pengisi dan ada tidaknya galian
Pengantar
Tanah akan memberikan tekanan terhadap struktur. Tanah akan membentuk busur (arc) diatas struktur.
bentuk busur ini akan mengurangi tekanan pada struktur.
Gaya busur ini tergantung kepada kekuatan tanah dan koefisien gesekan antara tanah pengisi dan tanah disekitarny
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan ulang sistem drainase di Perumahan Bukit Cengkeh II Kota Depok untuk menangani masalah banjir.
2. Dilakukan analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dengan menggunakan metode distribusi Log Pearson III.
3. Dilakukan analisis hidraulika menggunakan program HEC-RAS untuk menentukan dimensi saluran drainase primer dan sek
Dokumen tersebut merangkum analisis produktivitas alat berat yang digunakan dalam pekerjaan agregat pada ruas jalan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dokumen menjelaskan perhitungan volume pekerjaan, jenis dan spesifikasi alat berat yang digunakan seperti excavator, dump truck, motor grader, dan vibrating roller. Dokumen ini menyimpulkan bahwa komposisi alat berat yang digunakan tepat dan mampu bekerja secara optimal unt
Rangkuman dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal type 36/72:
1. Dokumen ini membahas penyusunan RAB untuk pembangunan rumah tinggal type 36/72 di Depok tahun 2014 berdasarkan volume pekerjaan dan analisis harga satuan.
2. Total biaya pembangunan rumah ini adalah Rp213.321.480 dengan durasi pelaksanaan selama beberapa bulan.
3. Dokumen ini memberikan gambaran proses penyusunan
Dokumen tersebut membahas kasus proyek abadi pembangunan/perbaikan jalur Pantura yang cepat rusak. Dibahas penyebabnya yaitu kualitas konstruksi dan pengawasan yang kurang, serta tonase kendaraan yang melebihi kapasitas. Dianalisis berdasarkan UU Jasa Konstruksi dan dapat dikenai sanksi. Solusinya adalah mengalihkan beban ke kereta api dan laut, serta meningkatkan pengawasan dengan KPK.
Dokumen tersebut membahas sistem outrigger yang digunakan pada bangunan tinggi untuk mengurangi simpangan lateral. Sistem ini berupa struktur tambahan berbentuk rangka batang besar yang menghubungkan inti bangunan dengan kolom eksterior. Outrigger truss berfungsi menahan beban lateral dan mengontrol kerusakan struktural akibat gempa atau angin. Pemasangan outrigger truss hanya pada beberapa lantai sesuai kebutuhan bangunan untuk mengurangi
Dokumen tersebut membahas tentang sistem struktur tahan gempa dual system yang menggunakan kombinasi dinding geser dan rangka kaku. Sistem ini mengalokasikan beban lateral secara merata antara dinding geser dan rangka, dengan dinding geser menanggung sebagian besar beban pada bagian bawah dan rangka menanggung sisanya. Dokumen juga membahas tata letak optimal dinding geser, standar perencanaan sistem dual, dan kelebihan sistem ini d
Dokumen tersebut membahas sistem rangka bresing konsentrik khusus untuk menahan gaya gempa lateral pada struktur gedung. Sistem ini dirancang untuk memiliki kekakuan tinggi dengan menggunakan elemen pengaku berupa bresing yang berfungsi menahan gaya lateral. Bresing dirancang untuk mengalami pelelehan atau tekuk sebagai mekanisme penyerapan energi gempa.
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Debora Elluisa Manurung
Dokumen ini membahas studi kelayakan investasi pembangunan hotel Best Western Premier di Surakarta. Hotel ini terdiri atas 9 lantai di atas lahan seluas 2396 m2. Analisis kelayakan investasi yang digunakan meliputi Net Present Value, Benefit Cost Ratio, dan Internal Rate of Return. Dokumen ini juga menjelaskan aliran proses analisis kelayakan investasi hotel tersebut beserta asumsi-asumsi dan perhitungannya.
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...Debora Elluisa Manurung
Tes palu beton dilakukan pada 3 kolom di lantai 1 apartemen One Casablanca karena permukaan yang tidak sempurna. Hasil tes menunjukkan kuat tekan rata-rata 325,2 kg/cm2 atau 65% dari kuat tekan beton mutu. Kerja praktek memberi pengalaman berharga tentang proses pembangunan proyek.
Jembatan Selat Sunda direncanakan akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera dengan panjang 31 km dan lebar 60 m untuk memfasilitasi transportasi darat antar pulau, yang diharapkan dapat mendukung perekonomian dan pemerataan sosial antar wilayah tersebut serta memperkuat ketahanan nasional Indonesia secara keseluruhan.
Stratifikasi politik di Indonesia saat ini memiliki beberapa lapisan atau lembaga yang bertugas dalam penyusunan kebijakan nasional. Namun, lapisan-lapisan tersebut kurang efektif karena kebijakan yang dihasilkan kadang tidak tepat sasaran atau merugikan masyarakat. Sistem stratifikasi politik seharusnya memungkinkan partisipasi yang lebih besar dari berbagai lapisan masyarakat.
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kesamaan nilai perjuangan yang dapat menumbuhkan jiwa patriotik!
2. Jelaskan unsur Deklaratif dari terbentuknya sebuah Negara!
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi
kebutuhan hidupmasyarakat,kerusakan jalan dapat berdampak
pada kondisi sosial dan ekonomi terutama padasarana
transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu
perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang
(potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan
butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja
jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan
prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey,
perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan
pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan
tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur
pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan
fungsionalnya.
4. SEJARAH KONSTRUKSI
PERKERASAN
1. Jalan di tanah keras
2. Jalan di tanah dengan konstruksi batu-batuan (mesir kuno)
3. Jalan dengan menggunakan konstruksi batuan bergradasi (kerajaan romawi)
4. Jalan telford (abad 18), batuan bulat seragam yang diisi oleh batuan lebih kecil
sebagai pengisi rongga yang kosong (aggregate interlocking), digunakan pada jalan
yang memiliki tanah dasar lunak
5. Jalan makadam (akhir abad 18), batuan pecah menggunakan 3 ukuran butiran
(agregat gasar, pengunci dan penutup) yang dihamparkan untuk masing-masing
lapisan, digunakan sebagai lapis pondasi. Penetrasi makadam adalah perkerasan
makadam yang diberi pengikat aspal yang digunakan sebagai lapisan permukaan
6. Perkerasan dengan kualitas tinggi, biasanya digunakan campuran panas atau hot
mix, contoh: aspal beton (AC), hot rolled asphalt (HRA), hot rolled sheet (HRS),
split mastic asphalt (SMA), butonic mastic asphalt (BMA)
5. JENIS KONSTRUKSI LAINNYA
Fungsi perkerasan:
◦ Memperkuat tanah dan mendistribusikan beban ke tanah
(perkerasan lentur).
◦ Menerima dan menahan beban (perkerasan kaku: kayu gelondongan,
pelat baja, beton)
◦ Perkerasan kayu banyak digunakan di pedalaman kalimantan
(daerah berrawa atau gambut), perilaku seperti rakit atau jembatan
kayu di atas rawa.
◦ Perkerasan menggunakan pelat baja populer pada perang dunia ii
sebagai jalan rintisan dan landasan udara darurat, dapat dipasang
di daerah tanah datar dan cukup padat.
◦ Perkerasan beton, perkerasan lebih stabil, tidak korosif dan dapat
menahan seluruh beban lalu lintas, digunakan pada tanah dasar
yang kurang baik atau tidak stabil.
6. Perkerasan (pavement) adalah lapis tambahan yang diberikan di atas tanah
dasar dengan maksud untuk memperkuat daya dukung tanah dasar terhadap beban
kendaraan. Perkerasan yang digunakan untuk melayani lalu lintas darat disebut
perkerasan jalan. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan
pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai
adalah batuan pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai
adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus
dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu
lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa
seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis
kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi beban ringan,
sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah
variasi.Dan hal itu harus didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan
jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1
akan menerima beban besar dibanding jalan kelas 2
7. Secara umum ada tiga jenis perkerasan jalan yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku dan
perkerasan komposit. Perkerasan lentur adalah perkerasan yang bahan susunnya
menggunakan agregat dan aspal. Perkerasan kaku adalah perkerasan yang bahan susunnya
menggunakan agregat dan semen. Perkerasan komposit adalah perkerasan yang lapis
permukaan strukturalnya menggunakan pelat beton sedangkan lapis permukaan non
strukturalnya menggunakan agregat dan aspal.
Analisis masalah : tanah dasar berdaya dukung relatif rendah meskipun mungkin telah
dilakukan ground improvement. Jika tidak terdapat kendala dana maka konstruksi
perkerasan kaku lebih sesuai secara teknis dibandingkan jenis perkerasan jalan lainnya.
Kelemahannya adalah permukaan jalan relatif kurang rata sehingga jika dapat diberikan
wearing course berupa campuran beraspal maka dapat diperoleh permukaan yang lebih
nyaman untuk dilewati. Jika terdapat kendala dana maka perlu dipikirkan rencana perbaikan
tanah yang baik misalnya dengan pemasangan geosintetik. Jika daya dukung dapat
ditingkatkan maka dapat dilakukan pembangunan konstruksi perkerasan lentur. Baik
perkerasan lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit secara umum terdiri dari tiga
lapisan yaitu lapis permukaan (surface course), lapis pondasi (road foundation) dan tanah
dasar (subgrade). Lapis permukaan terdiri dari 2 lapisan yaitu lapis non struktural (wearing
course) dan lapis struktural (binder course). Lapis pondasi dapat terdiri dari 2 lapisan yaitu
LPA (base course) dan LPB (sub base course).
8. STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
9. PERKERASAN LENTUR
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan
kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau
tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
10. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
• Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari
sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat
tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan
misalnya kepadatan yang kurang baik.
11. Lapisan Pondasi Bawah
(Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
• Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama
hujan.
12. Lapisan pondasi atas
(base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume
pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
13. Lapisan Permukaan
(Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
14. PERKERASAN KAKU
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan
kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di
atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang
tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup
luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan
diperoleh dari plat beton sendiri.
15. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton
semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan,
yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi,
kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan
lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
16. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
• Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
• Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k),
menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
• Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
• Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama
air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya
air bebas terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan
lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan
17. Perkembangan perkerasan
kaku
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun
langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah
dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal
6 – 7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah
Perang Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting
terhadap unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap
terjadinya pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya
usaha-usaha untuk mengatasi pumping sangat penting untuk
diperhitungkan dalam perencanaan. Pada periode sebelumnya, tidak biasa
membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung / pinggir untuk
mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk
yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.
Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya
dan jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku
yang lebih tebal yaitu antara 9 – 10 inch.
18. Jenis-jenis perkerasan jalan
beton semen
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton
semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak.
Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen
terhadap adanya tulangan dowel.
Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja
tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang
beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-
negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.
19. Perkerasan Komposit
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi
perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur
(flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini
bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua
ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan
yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton
di bawahnya.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.
Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih
baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan
beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.
Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.