Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dasar perkerasan jalan dan parameter desain perkerasan lentur jalan. Secara ringkas, dibahas tentang sejarah perkembangan perkerasan jalan sejak zaman Romawi, jenis-jenis perkerasan, dan parameter yang diperlukan dalam desain perkerasan seperti beban lalu lintas, stabilitas tanah dasar, kualitas bahan, faktor lingkungan, dan kriteria keruntuhan struktur perkerasan.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
1. Konstruksi jalan fleksibel belum mampu memenuhi target umur rencana jalan karena pengaruh cuaca panas dan beban overload kendaraan.
2. Konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak K400 sebagai pondasi atas dan HRS sebagai lapisan atas dirancang untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan biaya yang lebih rendah.
3. Analisis struktur menunjukkan bahwa konstruksi jalan komposit ini mampu menahan beban mu
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan jalan dan proses perkerasannya. Pembangunan jalan melibatkan pengalihan bentuk muka bumi untuk membuka ruang lalu lintas. Proses perkerasan jalan meliputi berbagai lapisan mulai dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah dan atas, hingga lapisan permukaan. Masing-masing lapisan memiliki fungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Dokumen tersebut merupakan proposal skripsi yang membahas tentang kombinasi fraksi agregat Palu dan Kerang Dayu Paser untuk campuran perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan agregat lokal sebagai bahan campuran dan mengetahui karakteristik campuran yang menggabungkan kedua jenis agregat tersebut. Penelitian akan menguji kombinasi fraksi kasar Palu dan fraksi halus Kerang Dayu pada campuran aspal ber
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Jalan mempunyai peranan penting dalam transportasi dan ekonomi
2. Aspal beton digunakan sebagai material utama pembangunan jalan karena murah dan kuat
3. Rancangan campuran aspal beton melibatkan pemilihan agregat dan aspal serta proporsi yang tepat
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis-jenis, dan syarat pondasi yang baik dalam membangun rumah. Pondasi adalah bagian dasar bangunan yang berfungsi menopang struktur di atasnya dan meneruskan beban ke tanah. Terdapat beberapa jenis pondasi seperti pondasi dangkal, dalam, tiang, dan rakit, yang digunakan sesuai kondisi tanah dan kedalaman lapisan tanah keras. Syarat pondasi antara lain daya dukung tanah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kadar aspal dengan karakteristik campuran perkerasan jalan lentur dan umur pelayanannya. Kadar aspal yang tepat diperlukan untuk mencapai nilai karakteristik yang memenuhi spesifikasi teknis sehingga dapat memaksimalkan umur pelayanan perkerasan jalan.
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi bangunan dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis dan desain pondasi. Beberapa jenis pondasi yang dijelaskan adalah pondasi batu kali, pondasi batu bata, serta tahapan-tahapan pemasangan pondasi secara umum. Faktor kunci yang perlu diperhatikan antara lain kondisi tanah, beban bangunan, dan biaya konstruksi. Pondasi bertujuan untuk mend
Pondasi berfungsi untuk menerima beban dan menyalurkan beban ke lapisan tanah di bawahnya. Terdapat dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam, di mana pondasi dangkal lebih murah dan mudah dibuat untuk struktur kecil hingga menengah pada tanah yang kondisinya medium hingga baik.
Ada beberapa jenis pondasi utama yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu:
1) Pondasi batu kali dan batu bata, yang biasa digunakan untuk bangunan sederhana berlantai satu.
2) Pondasi telapak dan sumuran, yang lebih kuat dan digunakan untuk bangunan bertingkat.
3) Pondasi pelat beton dan tiang pancang, yang sepenuhnya terbuat dari beton bertulang dan digunakan untuk bangun
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pondasi yang dapat diterapkan pada bangunan mulai dari pondasi dangkal seperti telapak, batu kali, umpak, hingga pondasi dalam seperti tiang pancang, sumuran, dan bor pile. Jenis pondasi ditentukan oleh faktor berat beban dan keadaan tanah di lokasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konstruksi pondasi bangunan seperti pondasi batu kali, batu bata, pelat beton bertulang, dan tiang pancang. Jenis-jenis pondasi tersebut digunakan sesuai kondisi tanah dan beban bangunan di atasnya.
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendistribusikan beban bangunan ke lapisan tanah. Terdapat berbagai jenis pondasi dangkal seperti pondasi setempat, menerus, pelat, cakar ayam, dan sarang laba-laba yang sesuai untuk berbagai kondisi tanah. Pemilihan jenis pondasi mempertimbangkan faktor tanah, beban, dan daya dukung tanah.
1. Konstruksi jalan fleksibel belum mampu memenuhi target umur rencana jalan karena pengaruh cuaca panas dan beban overload kendaraan.
2. Konstruksi jalan komposit menggunakan beton pracetak K400 sebagai pondasi atas dan HRS sebagai lapisan atas dirancang untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan biaya yang lebih rendah.
3. Analisis struktur menunjukkan bahwa konstruksi jalan komposit ini mampu menahan beban mu
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan jalan dan proses perkerasannya. Pembangunan jalan melibatkan pengalihan bentuk muka bumi untuk membuka ruang lalu lintas. Proses perkerasan jalan meliputi berbagai lapisan mulai dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah dan atas, hingga lapisan permukaan. Masing-masing lapisan memiliki fungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Dokumen tersebut merupakan proposal skripsi yang membahas tentang kombinasi fraksi agregat Palu dan Kerang Dayu Paser untuk campuran perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan agregat lokal sebagai bahan campuran dan mengetahui karakteristik campuran yang menggabungkan kedua jenis agregat tersebut. Penelitian akan menguji kombinasi fraksi kasar Palu dan fraksi halus Kerang Dayu pada campuran aspal ber
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Jalan mempunyai peranan penting dalam transportasi dan ekonomi
2. Aspal beton digunakan sebagai material utama pembangunan jalan karena murah dan kuat
3. Rancangan campuran aspal beton melibatkan pemilihan agregat dan aspal serta proporsi yang tepat
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis-jenis, dan syarat pondasi yang baik dalam membangun rumah. Pondasi adalah bagian dasar bangunan yang berfungsi menopang struktur di atasnya dan meneruskan beban ke tanah. Terdapat beberapa jenis pondasi seperti pondasi dangkal, dalam, tiang, dan rakit, yang digunakan sesuai kondisi tanah dan kedalaman lapisan tanah keras. Syarat pondasi antara lain daya dukung tanah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kadar aspal dengan karakteristik campuran perkerasan jalan lentur dan umur pelayanannya. Kadar aspal yang tepat diperlukan untuk mencapai nilai karakteristik yang memenuhi spesifikasi teknis sehingga dapat memaksimalkan umur pelayanan perkerasan jalan.
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi bangunan dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis dan desain pondasi. Beberapa jenis pondasi yang dijelaskan adalah pondasi batu kali, pondasi batu bata, serta tahapan-tahapan pemasangan pondasi secara umum. Faktor kunci yang perlu diperhatikan antara lain kondisi tanah, beban bangunan, dan biaya konstruksi. Pondasi bertujuan untuk mend
Pondasi berfungsi untuk menerima beban dan menyalurkan beban ke lapisan tanah di bawahnya. Terdapat dua jenis pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam, di mana pondasi dangkal lebih murah dan mudah dibuat untuk struktur kecil hingga menengah pada tanah yang kondisinya medium hingga baik.
Ada beberapa jenis pondasi utama yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu:
1) Pondasi batu kali dan batu bata, yang biasa digunakan untuk bangunan sederhana berlantai satu.
2) Pondasi telapak dan sumuran, yang lebih kuat dan digunakan untuk bangunan bertingkat.
3) Pondasi pelat beton dan tiang pancang, yang sepenuhnya terbuat dari beton bertulang dan digunakan untuk bangun
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pondasi yang dapat diterapkan pada bangunan mulai dari pondasi dangkal seperti telapak, batu kali, umpak, hingga pondasi dalam seperti tiang pancang, sumuran, dan bor pile. Jenis pondasi ditentukan oleh faktor berat beban dan keadaan tanah di lokasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konstruksi pondasi bangunan seperti pondasi batu kali, batu bata, pelat beton bertulang, dan tiang pancang. Jenis-jenis pondasi tersebut digunakan sesuai kondisi tanah dan beban bangunan di atasnya.
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendistribusikan beban bangunan ke lapisan tanah. Terdapat berbagai jenis pondasi dangkal seperti pondasi setempat, menerus, pelat, cakar ayam, dan sarang laba-laba yang sesuai untuk berbagai kondisi tanah. Pemilihan jenis pondasi mempertimbangkan faktor tanah, beban, dan daya dukung tanah.
Ankota provides software solutions to reduce healthcare costs for the elderly through products that manage care delivery in the home rather than hospitals and clinics, with a proven leadership team and over 20 customers. Their new Care Coordination product called Ankota XChange aims to further reduce readmissions and costs by facilitating smooth care transitions from hospitals to home.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi asam dan basa menurut beberapa teori kimia, yaitu:
1) Teori Arrhenius yang mendefinisikan asam sebagai zat yang menghasilkan ion H+ dan basa sebagai zat yang menghasilkan ion OH- ketika larut dalam air.
2) Teori Bronsted-Lowry yang mendefinisikan asam sebagai donor proton dan basa sebagai akseptor proton.
3) Teori Lewis yang mendefinisikan asam sebagai ak
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya, termasuk perkerasan lentur, perkerasan kaku, serta lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan seperti lapisan tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Dokumen ini membahas tentang analisis biaya proyek, pengendalian pelaksanaan proyek, dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Mencakup istilah-istilah terkait, struktur perkerasan lentur dan kaku, serta persyaratan material dan pelaksanaan pekerjaan jalan.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
1. BAB I
PRINSIP DASAR PERKERASAN JALAN
Sejarah Perkembangan Jalan
Pada awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup ataupun
sumber air. Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada zaman keemasan Romawi. Pada
saat itu terdapat 3 kelas struktur (3 lapisan) jalan yang dipergunakan yaitu tanah yang diratakan,
jalan kerikil dan jalan yang diperkeras.
Pada Abad 18 Robert Phillips adalah pelopor perancang jalan ia menyampaikan sebuah disertasi
yang menyatakan jika jalan dibuat di atas tanah lempung, dan diatasnya dihamparkan koral,
maka permukaan jalan tersebut akan menjadi padat dan kokoh setelah dilewati oleh kendaraan
dengan syarat jalan tersebut mempunyai sistem drainase yang baik.Setelah itu mulai muncul
ilmuan seperti John Metcalf , John Louden Mac Adam (1756-1836), Pierre Marie Jerome
Tresaguet (1716-1796), Thomas Telford (1757-1834).
Perkerasan jalan Pada Abad 20 dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah
ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi perkerasan jenis ini
tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler dan
Karl Benz pada tahun 1880. Pada masa ini banyak dibuat jalan bebas hambatan yaitu jalan dua
arah yang jumlah jalan masuk dan keluarnya dibatasi.
Jenis Perkerasan Jalan
1.struktur perkerasan lentur , yang didasarkan pada analisis sistem lapisan dimana beban
kendaraan dipikul oleh semua lapisan perkerasan sebagai satu kesatuan serta bersifat memikul
dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
2.struktur perkerasan kaku , didasarkan pada analisis 1tructural terhadap pelat beton yang
dianggap memikul beban kendaraan melalui kelenturan (bending) yang tinggi dari pelat beton
tersebut.
3. Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement) , struktur perkerasan kaku yang
dikombinasikan dengan struktur perkerasan lentur dapat berupa struktur perkerasan lentur diatas
struktur perkerasan kaku. Namun dalam proses desain, struktur perkerasan komposit ini harus
tetap dianalisis apakah sebagai perkerasan lentur atau sebagai perkerasan kaku.
Lapisan permukaan harus mampu menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh masing-masing lapisan.
a. Tanah Dasar (Subgrade Course) , dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasidengan
kapur atau bahan lainnya.
.
b.Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course) , Lapis Pondasi Bawah adalah Lapis Perkerasan
yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Salah satu Fungsi lapisan pondasi seperti
untuk mendukung dan menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
2. c.Lapis Pondasi Atas (LPA) , JENIS yang umum digunakan di Indonesia seperti Agregat
bergradasi baik(Batu Pecah Kelas A,B,dan C) , Pondasi Macadam , Pondasi Telford , Penetrasi
Macadam (Lapen) , SERTA Aspal Beton Pondasi (Asphalt Concrete Base/Asphalt treated Base)
d. Lapis Permukaan (Surface Course) , , lapis permukaan dibuat dengan menggunakan bahan
pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan
daya tahan yang lama.
3. BAB II
PARAMETER DESAIN PERKERASAN
LENTUR JALAN
A. BEBAN LALU LINTAS
Beban lalu lintas yang diperlukan dalam desain struktur perkerasan jalan adalah jurnlah
total perulangan beban sumbu standar ekivalen yang diperkirakan akan lewat pada lajur rencana
jalan yang sedang didesain selama masa layan. Berikut adalah tahapan perhitungan beban lalu
lintas tersebut.
1. Data Lalu Lintas : Jenis data lalu lintas yang umumnya diperlukan untuk keperluan
desain struktur perkerasan adalah Volume lalu lintas harian rata-rata dalam
setahun (LHR), Faktor distribusi lalu lintas ke dalam lajur rencana ( C ),
Perkiraan tingkat pertumbuhan lalu lintas tahunan selama masa layan.
2. Angka Ekivalen Beban Sumbu: Angka ekivalen kendaraan adalah angka yang
menunjukkan jumlah lintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan
menyebabkan kerusakan yang sama atau penurunan indeks permukan yang sama apabila
kendaraan tersebut lewat satu kali.
3. Angka Ekivalen Kendaraan : jumlah angka ekivalen dari sumbu depan dan sumbu
belakang yang dipengaruhi oleh letak titik berat kendaraan, dan bervariasi sesuai dengan
muatan dari kendaraan tersebut
4. Lintas Ekivalen : dibedakan atas; Lintas ekivalen awal umur rencana = LEP, Lintas
Ekivalen akhir umur rencana = LEA, dan Lintas ekivalen selama umur rencana (AE
18 KSAL)
5. Total kumulatif beban sumbu estándar:
LER= N ... (II-6)
(11-6) 10 x 365
Dimana
N = Total kumulatif beban sumbu standar (SS)
LER = Lintas Ekivalen Rencana
4. B. Stabilitas Tanah Dasar
struktur perkerasan didesain untuk dapat menahan dan menyalurkan beban roda
kendaraan sedemikian rupa sehingga tegangan yang disalurkan pada lapisan-lapisan
perkerasan dan tanah dasar yang ada di bawahnya masih mampu dipikul oleh
masing-masing lapisan tersebut sesuai dengan kapasitasnya
C. Kwalitas Bahan Perkerasan
kwalitas bahan perkerasan dinyatakan dengan nilai Stabilitas Marshall (SM) untuk
material beraspal, nilai kuat tekan (M) untuk material yang distabilisasi dengan semen
atau kapur dan nilai CBR untuk material tanpa ikatan,
D. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, seperti curah hujan, permeabiitas tanah, perlengkapan drainase
geometrik jalan, karakteristik pengoperisian kendaraan dan temperatur udara, dapat
mempengaruhi masa layan struktur perkerasan,
E. Kriteria Keruntuhan
Metoda Analisa Kornponen sebagai metoda empiris menetapkan kriteria keruntuhan
struktur perkerasan dengan menggunakan Index Permukaan (IP) dengan skala 0 - 5. Nilai
0 menyatakan kondisi jalan yang telah rusak dan nilai 5 untuk jalan yang kondisinya
masih sangat baik
F. KONDISI STRUKTUR PERKERASAN LAMA
Kondisi struktur perkerasan lama diperlukan untuk perhitungan tebal lapis tambahan
dengan menggunakan Metoda Analisa Komponen. Penilaian kondisi struktur perkerasan
lama dilakukan dengan mengamati secara visual kondisi dari masing-masing lapisan
perkerasan melalui pembongkaran (coring/testpit).
1.
2.