Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan jalan dan proses perkerasannya. Pembangunan jalan melibatkan pengalihan bentuk muka bumi untuk membuka ruang lalu lintas. Proses perkerasan jalan meliputi berbagai lapisan mulai dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah dan atas, hingga lapisan permukaan. Masing-masing lapisan memiliki fungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas.
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Praktikum tentang pembuatan aspal dengan baik berdasarkan spesifikasi AC. Praktikum yang dilakukan sebagai berikut, Abrasi/keausan, Berat Jenis Agregat, Analisa Saringan, Comb. Agregat dan JMF ( Joint Mix Formula), Berat Jenis Aspal, Daktilitas, Ekstraksi, Titik Nyala, Titik Leleh, Penetrasi, Uji Marshall, Kehilangan Berat.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2015
PROSEDUR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Menghitung tebal rencana perkerasan lentur (flexible) dan kaku (rigid) menggunakan manual perkerasan jalan raya dan analisis komponen.
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Praktikum tentang pembuatan aspal dengan baik berdasarkan spesifikasi AC. Praktikum yang dilakukan sebagai berikut, Abrasi/keausan, Berat Jenis Agregat, Analisa Saringan, Comb. Agregat dan JMF ( Joint Mix Formula), Berat Jenis Aspal, Daktilitas, Ekstraksi, Titik Nyala, Titik Leleh, Penetrasi, Uji Marshall, Kehilangan Berat.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2015
PROSEDUR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Menghitung tebal rencana perkerasan lentur (flexible) dan kaku (rigid) menggunakan manual perkerasan jalan raya dan analisis komponen.
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
Bahan Presentasi Mata Kuliah Perkerasan Jalan Raya
Kelompok 4 (herlyn, emilia, tanty, fitria)
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
2014
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGintan mustika
Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada warga dusun nipis berkaitan infrastruktur jalan dari mulai pengertian, macam perkerasan jalan serta tahap-tahap pelaksanaan pembangunan jalan dengan tipe rigid pavement. kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh mahasiswa teknik sipil universitas tidar.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. Pembangunan jalan adalah
proses pembukaan
ruangan untuk lalu lintas
yang mengatasi berbagai
rintangan geografi yang
melibatkan pengalihan
bentuk muka bumi.
Proses pembuatan jalan
disebut dengan perkerasan
jalan, Proses ini juga
melibatkan pelbagai jenis
mesin pembangun jalan.
4. Perkerasan jalan adalah
campuran antara agregat
dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani
beban lalu lintas.
Muka bumi harus diuji
kemampuannya dalam
menampung beban
kendaraan, seperti tanah
yang yang lembut akan
diganti dengantanah yang
lebih keras lalu dilapisi
lagi dengan lapisan
permukaan yang terbuat
dari semen/ aspal.
5. Pekerjaan Jalan
Lokasi pekerjaan tersebar sepanjang jalan.
Pekerjaan utama :
Pekerjaan tanah
Pekerjaan struktur perkerasan jalan
○ Perkerasan lentur
○ Perkerasan kaku
Pekerjaan bangunan pelengkap jalan
Perkerasan Lentur
Perkerasan Kaku
Perkerasa
n
Lentur
6. Perkerasan
Lentur
Terdiri dari lapisan-lapisan yang
berada di atas tanah dasar padat.
Lapisan-lapisan tersebut
berfungsi untuk menerima dan
menyebarkan beban.
Beban kendaraan dilimpahkan
melalui bidang kontak roda berupa
beban terbagi rata P0.
Beban tersebut diterima oleh
lapisan permukaan dan
disebarkan ke tanah dasar
menjadi P1 yang lebih kecil dari
daya dukung tanah dasar.
Konstruksi
Perkerasan
Subgrade
(tanah
dasar)
Lap.
Perkerasan
Beban
W
P1
7. Karakteristik Perkerasan Lentur
Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga memberi
kenyamanan bagi pengguna jalan.
Seluruh lapisan ikut menanggung beban.
Penyebaran tegangan ke lapisan tanah dasar.
Pada umumnya menggunakan bagan pengikat aspal.
Usia rencana maksimum 20 tahun.
8. 4 Bagian Lapisan Konstruksi Perkerasan Lentur
Jalan Raya:
1. Lapisan permukaan
(surface course)
2. Lapisan pondasi atas
(base course)
4. Lapisan tanah dasar
(subgrade)
3. Lapisan pondasi bawah
(subbase course)
1. Muatan kendaraan berupa gaya
vertikal
2. Gaya rem kendaraan berupa gaya
horizontal
3. Pukulan roda kendaraan berupa
getaran-getaran.
Sedangkan beban lalu lintas yang
bekerja di atas konstruksi
perkerasan dapat dibedakan atas:
9. Kriteria Perkerasan Lentur
Perencanaan Structural
Perencanaan Functional1. Penetrasi macadam (lapen), merupakan lapis perkerasan yang
terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka
dan seragam yang diikat oleh aspal.
2. Lasbutag merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri
dari campuran antara agregat.
3. Laston (lapis tipis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada
konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat
yang mempunyai gradasi menerus.
1. Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam,
dengan tebal maksimum 2 cm.
2. Burda (laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan
dengan tebal padat maksimum 3,5 cm.
3. Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan
dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm.
4. Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal
taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch.
5. Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu
yang dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1 cm.
6. Lataston (lapis tipis aspal beton), dikenal dengan nama hot rolled sheet (HRS),
merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, mineral pengisi (filler) dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Tebal padat antara 2,5-3,0 cm.
10. Tanah Dasar (SubGrade)
Tanah Dasar (Sub Grade) adalah permukaan tanah asli/
permukaan galian atau permukaan tanah timbunan yang
dipadatkan dan merupakan bagian lapisan paling bawah
dari lapisan perkerasan.
Rata-rata persyaratan CBR yang dikehendaki dalam
perencanaan perkerasan >3%.
Tanah Da
11. Lapisan ini Berfungsi untuk:
Bagian dari konstruksi perkerasan yang menerima
seluruh pembebanan yang terjadi di atasnya.
Merupakan permukaan dasar untuk perletakan
eleman-elemen perkerasan.
Merupakan bentuk dasar dari lapisan perkerasan.
Tanah Da
12. Persoalan Tanah Dasar
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam
tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
Sifat pengembangan dan penyusutan dari tanah tertentu
akibat perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata.
Lendutan selama dan sesudah pembebanan lalu lintas
terjadi.
Tanah Da
13. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase
Course)
Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Course) adalah bagian
lapisan perkerasan antara lapisan pondasi atas dan tanah
dasar
Bagian dari kontruksi perkerasan untuk menyebarkan beban
roda ke tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat,
mempunyai CBR < 20% dan Plastisitas Index (PI) > 10%.
Pondasi B
14. Fungsi Lapis Pondasi Bawah
Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban
roda ketanah dasar.
Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah
relatif murah dibandingkan dengan lapisan diatasnya.
Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
Lapis pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Pondasi B
15. Lapisan Pondasi Atas (BaseCourse)
Lapisan pondasi atas (Base Course) adalah bagian lapisan
perkerasan jalan yang terletak antara lapis permukaan dan
lapis pondasi bawah.
Karena terletak tepat di bawah permukaan perkerasan,
maka lapisan ini menerima pembebanan yang paling berat
akibat muatan, oleh karena itu material yang digunakan
harus berkualitas tinggi.
Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan CBR > 50% Plastisitas Index
(PI) < 4%.
Pondasi A
16. Syarat Pondasi Atas
Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak
mengandung kotoran lumpur, bersisi tajam dan kaku.
Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat,
artinya butiran batuan harus mempunyai susunan
gradasi yang saling mengisi antara butiran agregat
kasar, agregat sedang dan agregat halus sehingga
rongga semakin kecil.
Pondasi
17. Fungsi Lapisan Pondasi Atas
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya.
Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi
bawah.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Pondasi
18. Lapisan permukaan (SurfaceCourse)
Lapisan permukaan (Surface Course) adalah
lapisan perkerasan yang terletak paling atas
yang langsung bersentuhan dengan beban lalu
lintas.
Lapisan
19. Fungsi Lapis Permukaan
Sebagai bahan perkerasan yang berfungsi menahan beban
roda.
Lapisan yang kedap air, sehingga air yang jatuh diatasnya
tidak meresap kelapisan dibawahnya dan melemahkan
lapisan-lapisan tersebut
Lapisan aus yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan bawah ,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain.
Lapisan