SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
Sosialisasi SE Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis
di Indonesia
Jakarta, 3 Mei 2021
• Tuberkulosis (TBC) masih merupakan ancaman kesehatan masyarakat
di Indonesia.
• Kasus TBC di Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan sejumlah
845.000 kasus dengan insidensi 312 per 100.000 (WHO Global TBC
Report 2020).
• Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus terbesar kedua di
dunia setelah India.
• Untuk menuju target eliminasi TBC tahun 2030, perlu adanya strategi
percepatan penemuan dan pengobatan yang mencakup perluasan
akses dan penyediaan layanan yang bermutu dan terstandar.
Pendahuluan
• Perubahan besar dalam penegakan diagnosis dan pengobatan TBC
telah direkomendasikan oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO
operational handbook on tuberculosis – Module 3: rapid diagnostics for
tuberculosis.
• Perubahan paradigma dalam penegakan diagnosis TBC dan TBC RO
yang harus dilakukan:
✓ Lebih dini
✓ Lebih akurat
✓ Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
✓ Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi obat TBC.
Pendahuluan
• Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
• Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah
melakukan kajian rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO tersebut
dan akan menerapkannya dalam tatalaksana TBC di Indonesia.
Pendahuluan
• Surat edaran tentang perubahan alur dan pengobatan tuberkulosis
dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi:
- Dinas Kesehatan Provinsi
- Dinas Kesehatan Kab/Kota
- Rumah Sakit/Balai Kesehatan Pelaksana Layanan TBC RO
- Fasilitas layanan Kesehatan lain
- Tenaga Kesehatan
- Pemangku kepentingan lainnya dalam menatalaksana pasien TBC
Sasaran SE Dirjen P2P No. 936/2021
3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021
Diagnosis Pengobatan
Pemantauan
Pengobatan
A B C
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang
digunakan untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru
maupun TBC ekstra paru, baik riwayat pengobatan TBC baru maupun
yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan pada semua
golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC
paru) dan non dahak (untuk terduga TBC ekstra paru, yaitu dari
cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang saat ini sudah mempunyai alat TCM.
A. Diagnosis
Terduga TBC
MTB pos Rif sensitif**
MTB pos Rif resistan* MTB Negatif
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan uji kepekaan
INH pada pasien dengan
riwayat pengobatan
sebelumnya
Pemeriksaan molekuler (LPA
lini dua / TCM XDR dll.)
Pengobatan TBC
RO paduan
jangka pendek
Pemeriksaan paket standar
uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
radiologis / antibiotik
spektrum luas
Resistan terhadap
obat gol.
flurokuinolon
Sensitif terhadap
obat gol.
flurokuinolon
Pengobatan TBC RO
paduan individu
Abnormalitas
paru yang
mengarah TB /
tidak ada
perbaikan klinis
Gambaran paru
tampak normal/
perbaikan klinis
Pengobatan TBC
SO dengan OAT
lini satu
Resistan INH Sensitif INH
Pengobatan
TBC
monoresistan
INH
Bukan TBC
**Inisiasi pengobatan
dengan OAT lini satu
Lanjutkan
OAT lini satu
MTB pos Rif
Indeterminate**
No result, error,
invalid
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan
pengobatan
berdasarkan hasil
TCM
Pemeriksaan ulang
TCM***
*** Pengulangan hanya 1 kali.
Hasil pengulangan yang menjadi
acuan
* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari
kriteria terduga TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan.
Alur penegakan Diagnosis TBC
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak yaitu
Sewaktu-Sewaktu, Sewaktu – Pagi maupun Pagi – Sewaktu, dengan
jarak 1 jam dari pengambilan dahak pertama ke pengambilan
dahak kedua.
Standar kualitas dahak yang digunakan adalah dahak dengan
volume 3-5 ml dan mukopurulen.
Hasil pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif
sensitif, MTB pos Rif indeterminate, MTB negatif dan hasil gagal (error,
invalid, no result).
A. Diagnosis
Beberapa ketentuan terkait hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pasien dengan hasil MTB pos, Rif Resistan berdasarkan riwayat
pengobatannya terdiri dari:
1) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru atau tidak ada kontak erat dengan TBC
RO harus dilakukan pengulangan TCM sebanyak 1 kali, dan hasil pengulangan yang
memberikan hasil MTB pos yang menjadi acuan.
2) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru dengan riwayat kontak erat dengan
pasien TBC RO atau terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya
dinyatakan sebagai pasien TBC Rifampisin resistan dan selanjutnya dilakukan inisiasi
pengobatan TBC RO.
3) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC ekstra paru tanpa riwayat pengobatan TBC
sebelumnya sebaiknya diulang TCM sebanyak 1 kali dengan spesimen yang berbeda.
Apabila tidak dimungkinkan untuk dilakukan pengulangan terkait kesulitan
mendapatkan spesimen baru, pertimbangkan kondisi klinis pasien.
A. Diagnosis
b. Pasien yang terkonfirmasi sebagai pasien TBC Rifampisin resistan
akan dilanjutkan dengan pemeriksaan molekuler (LPA lini dua atau
TCM XDR) dan pemeriksaan paket standar uji kepekaan fenotipik.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan akan mengirimkan spesimen dahak
dari pasien tersebut ke laboratorium rujukan sesuai jejaring rujukan
yang berlaku.
Hasil pemeriksaan ini akan menentukan paduan pengobatan TBC RO
yang akan diberikan terhadap pasien.
A. Diagnosis
c. Pasien dengan hasil MTB pos Rif sensitif berdasarkan riwayat
pengobatannya terdiri dari:
1) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru akan dilakukan
inisiasi pengobatan dengan OAT kategori 1.
2) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC dengan riwayat
pengobatan sebelumnya (kambuh, gagal, loss to follow up, tidak
konversi) akan dilanjutkan dengan pemeriksaan uji kepekaan
terhadap INH.
Inisiasi atau melanjutkan pengobatan dengan OAT Kategori 1
dilakukan sambil menunggu hasil uji kepekaan terhadap INH.
Apabila hasil uji kepekaan menunjukkan INH resistan akan
diberikan paduan pengobatan TBC monoresistan INH.
A. Diagnosis
d. Pasien dengan hasil MTB indeterminate akan dilakukan pengulangan
oleh laboratorium TCM sebanyak 1 kali untuk memastikan status
resistansi terhadap rifampisin. Gunakan dahak dengan kualitas baik
yaitu volume 3-5 ml dan mukopurulen.
e. Pasien dengan hasil TCM gagal (invalid, error, no result) akan
dilakukan pengulangan oleh laboratorium TCM untuk memastikan
pasien positif atau negatif TBC dan mengetahui status resistansi
terhadap rifampisin. Gunakan sisa sampel jika masih tersedia.
Pada kondisi volume sampel kurang dari 2 ml, gunakan dahak kedua.
Apabila dahak kedua tidak tersedia, kumpulkan dahak baru dengan
kualitas baik yaitu volume 3-5 ml dan mukopurulen.
A. Diagnosis
f. Pasien dengan hasil MTB negatif dapat dilakukan pemeriksaan foto
toraks dan/atau pemberian antibiotik spektrum luas. Pasien tersebut
dapat didiagnosis sebagai TBC klinis sesuai pertimbangan klinisi.
g. Penegakan diagnosis TBC secara klinis harus didahului dengan
pemeriksaan bakteriologis sesuai dengan butir A.1 di atas.
h. Fasilitas Pelayanan Kesehatan bersama dinas kesehatan setempat
harus mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis
dibandingkan dengan pasien TBC terkonfirmasi klinis. Proporsi antara
terkonfirmasi bakteriologis dan terdiagnosis klinis idealnya adalah
60:40.
A. Diagnosis
6. Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum/tidak mempunyai TCM,
harus merujuk terduga TBC atau dahak dari terduga TBC tersebut ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM.
Merujuk dahak lebih direkomendasikan dibanding merujuk terduga
TBC terkait alasan pengendalian infeksi.
7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring
rujukan dan menetapkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM menjadi
pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
di sekitarnya.
8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber
daya di fasilitas pelayanan kesehatan yang akan mengoperasikan
TCM.
A. Diagnosis
9. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses
layanan TCM berupa kesulitan transportasi, jarak dan kendala
geografis maka penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopis.
10. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus
dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan TCM.
Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM terdekat.
Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak.
Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi
terhadap Rifampisin.
A. Diagnosis
Tindak lanjut hasil pemeriksaan TCM pada pasien yang terdiagnosis TBC
melalui pemeriksaan mikroskopis adalah sebagai berikut:
a. Pasien terdiagnosis sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis dari
pemeriksaan mikroskopis.
1) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin
resistan, pertimbangkan kriteria terduga (baru atau memiliki
riwayat pengobatan sebelumnya) dan mengikuti alur sesuai poin
A.5.a di atas.
2) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin
sensitif, MTB pos Rifampisin indeterminate, MTB negatif dan hasil
gagal (error, invalid, no result) maka hasil TCM tidak mengubah
diagnosis pasien sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis.
A. Diagnosis
b. Pasien terdiagnosis sebagai TBC klinis dengan hasil BTA negatif.
1) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin
resistan, pertimbangkan kriteria terduga (baru atau memiliki
riwayat pengobatan sebelumnya) dan mengikuti alur sesuai poin
A.5.c di atas.
2) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampsisin
sensitif, MTB pos Rifampisin indeterminate, lanjutkan pengobatan,
pasien dinyatakan sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis.
3) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB negatif atau hasil
gagal lanjutkan pengobatan, pasien tetap sebagai TBC
terdiagnosis klinis.
A. Diagnosis
Terkait dengan tatalaksana pengobatan, perubahan yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis
harian.
OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap.
Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan
Rifampisin indeterminate dengan riwayat pengobatan
sebelumnya.
B. Pengobatan
2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk
pengobatan Pasien TBC.
Mulai tahun 2021 Program TBC tidak menyediakan OAT Kategori 2.
Akan tetapi bila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di instalasi
farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan
Kesehatan, maka harus dimanfaatkan sampai habis.
3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria
dengan riwayat pengobatan sebelumnya (kambuh, gagal dan loss to
follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
B. Pengobatan
4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam
sediaan tablet dispersible untuk pengobatan TBC RO anak dan TPT
anak kontak dengan pasien TBC RO.
Sediaan ini mudah dikonsumsi oleh anak, namun pemanfaatannya
masih terbatas.
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota agar melakukan sosialisasi
supaya OAT RO anak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
B. Pengobatan
1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan
mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan
mikroskopis dan biakan.
*Pada SE Dirjen P2P No. 936/2021 tertulis TBC SO (salah ketik)
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriAndi Kristian
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdf
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdfPETUNJUK PENGISIAN IKP.pdf
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdfYoungky Putra
 
320925861-SK-tim-TB-dots.docx
320925861-SK-tim-TB-dots.docx320925861-SK-tim-TB-dots.docx
320925861-SK-tim-TB-dots.docxSangidYahya3
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptxPerubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptxHerlanNanda
 
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxPDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxProdukHerbalDXN
 
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docxerna606977
 
Formulir permohonan bakteriologi tb 5
Formulir permohonan bakteriologi tb 5Formulir permohonan bakteriologi tb 5
Formulir permohonan bakteriologi tb 5Ricky Gunawan
 
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docxCristy665562
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Yusneri Ahs
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahHMRojali
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukSiti Aisyah
 
Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVAMeironi Waimir
 

What's hot (20)

Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdf
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdfPETUNJUK PENGISIAN IKP.pdf
PETUNJUK PENGISIAN IKP.pdf
 
320925861-SK-tim-TB-dots.docx
320925861-SK-tim-TB-dots.docx320925861-SK-tim-TB-dots.docx
320925861-SK-tim-TB-dots.docx
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptxPerubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
Perubahan Alur Diagnosa dan Pengobatan TBC.pptx
 
Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxPDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
 
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx
360267698-INDIKATOR-MUTU-UKM-docx.docx
 
PD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara SehatPD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara Sehat
 
Formulir permohonan bakteriologi tb 5
Formulir permohonan bakteriologi tb 5Formulir permohonan bakteriologi tb 5
Formulir permohonan bakteriologi tb 5
 
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx
5.5.2.a Data supervisi atau hasil audit Program PPI.docx
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVA
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 

Similar to TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf

Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...duniamayaakses
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb royosef sugi
 
TB-RESISTEN-OBAT.pptx
TB-RESISTEN-OBAT.pptxTB-RESISTEN-OBAT.pptx
TB-RESISTEN-OBAT.pptxssuser25e9281
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.pptlinggagumelar2
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...maharanimariam
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptBankSoal8
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptxNur Harini Purba
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdfwisnukuncoro11
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...MuhammadNurDelaphanE
 
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...linda399806
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
 
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdf
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdfg Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdf
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdfssamsungbokk
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxhasbi63
 

Similar to TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf (20)

Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
Materi 4_Pengaturan Rujukan Pemeriksaan Lab Inisiasi Pengobatan TBC RO di PKM...
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
 
TB-RESISTEN-OBAT.pptx
TB-RESISTEN-OBAT.pptxTB-RESISTEN-OBAT.pptx
TB-RESISTEN-OBAT.pptx
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.pptDIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
 
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
2. Pengobatan TBC RO Paduan 6 Bulan_Prof. Dr. dr. Arto Yuwono, Sp.PD.pdf
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
TB - MDR
TB - MDRTB - MDR
TB - MDR
 
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember ...
 
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
 
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdf
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdfg Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdf
g Layanan TBC Anak dan 8888888888888Remaja.pdf
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
 

Recently uploaded

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

TB-2021-Sosialisasi SE Alur dan Pengobatan TBC_3 Mei 2021.pdf

  • 1. Sosialisasi SE Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia Jakarta, 3 Mei 2021
  • 2. • Tuberkulosis (TBC) masih merupakan ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia. • Kasus TBC di Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan sejumlah 845.000 kasus dengan insidensi 312 per 100.000 (WHO Global TBC Report 2020). • Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus terbesar kedua di dunia setelah India. • Untuk menuju target eliminasi TBC tahun 2030, perlu adanya strategi percepatan penemuan dan pengobatan yang mencakup perluasan akses dan penyediaan layanan yang bermutu dan terstandar. Pendahuluan
  • 3. • Perubahan besar dalam penegakan diagnosis dan pengobatan TBC telah direkomendasikan oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO operational handbook on tuberculosis – Module 3: rapid diagnostics for tuberculosis. • Perubahan paradigma dalam penegakan diagnosis TBC dan TBC RO yang harus dilakukan: ✓ Lebih dini ✓ Lebih akurat ✓ Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC ✓ Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi obat TBC. Pendahuluan
  • 4. • Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini di bidang kesehatan. • Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah melakukan kajian rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO tersebut dan akan menerapkannya dalam tatalaksana TBC di Indonesia. Pendahuluan
  • 5. • Surat edaran tentang perubahan alur dan pengobatan tuberkulosis dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi: - Dinas Kesehatan Provinsi - Dinas Kesehatan Kab/Kota - Rumah Sakit/Balai Kesehatan Pelaksana Layanan TBC RO - Fasilitas layanan Kesehatan lain - Tenaga Kesehatan - Pemangku kepentingan lainnya dalam menatalaksana pasien TBC Sasaran SE Dirjen P2P No. 936/2021
  • 6. 3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021 Diagnosis Pengobatan Pemantauan Pengobatan A B C
  • 7. 1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis 2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra paru, baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan pada semua golongan umur termasuk pada ODHA. 3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC paru) dan non dahak (untuk terduga TBC ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan). 4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan yang saat ini sudah mempunyai alat TCM. A. Diagnosis
  • 8. Terduga TBC MTB pos Rif sensitif** MTB pos Rif resistan* MTB Negatif Pemeriksaan TCM Pemeriksaan uji kepekaan INH pada pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya Pemeriksaan molekuler (LPA lini dua / TCM XDR dll.) Pengobatan TBC RO paduan jangka pendek Pemeriksaan paket standar uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan radiologis / antibiotik spektrum luas Resistan terhadap obat gol. flurokuinolon Sensitif terhadap obat gol. flurokuinolon Pengobatan TBC RO paduan individu Abnormalitas paru yang mengarah TB / tidak ada perbaikan klinis Gambaran paru tampak normal/ perbaikan klinis Pengobatan TBC SO dengan OAT lini satu Resistan INH Sensitif INH Pengobatan TBC monoresistan INH Bukan TBC **Inisiasi pengobatan dengan OAT lini satu Lanjutkan OAT lini satu MTB pos Rif Indeterminate** No result, error, invalid Pemeriksaan ulang TCM dan sesuaikan pengobatan berdasarkan hasil TCM Pemeriksaan ulang TCM*** *** Pengulangan hanya 1 kali. Hasil pengulangan yang menjadi acuan * Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari kriteria terduga TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. Alur penegakan Diagnosis TBC
  • 9. 5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak yaitu Sewaktu-Sewaktu, Sewaktu – Pagi maupun Pagi – Sewaktu, dengan jarak 1 jam dari pengambilan dahak pertama ke pengambilan dahak kedua. Standar kualitas dahak yang digunakan adalah dahak dengan volume 3-5 ml dan mukopurulen. Hasil pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate, MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result). A. Diagnosis
  • 10. Beberapa ketentuan terkait hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pasien dengan hasil MTB pos, Rif Resistan berdasarkan riwayat pengobatannya terdiri dari: 1) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru atau tidak ada kontak erat dengan TBC RO harus dilakukan pengulangan TCM sebanyak 1 kali, dan hasil pengulangan yang memberikan hasil MTB pos yang menjadi acuan. 2) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru dengan riwayat kontak erat dengan pasien TBC RO atau terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya dinyatakan sebagai pasien TBC Rifampisin resistan dan selanjutnya dilakukan inisiasi pengobatan TBC RO. 3) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC ekstra paru tanpa riwayat pengobatan TBC sebelumnya sebaiknya diulang TCM sebanyak 1 kali dengan spesimen yang berbeda. Apabila tidak dimungkinkan untuk dilakukan pengulangan terkait kesulitan mendapatkan spesimen baru, pertimbangkan kondisi klinis pasien. A. Diagnosis
  • 11. b. Pasien yang terkonfirmasi sebagai pasien TBC Rifampisin resistan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan molekuler (LPA lini dua atau TCM XDR) dan pemeriksaan paket standar uji kepekaan fenotipik. Fasilitas Pelayanan Kesehatan akan mengirimkan spesimen dahak dari pasien tersebut ke laboratorium rujukan sesuai jejaring rujukan yang berlaku. Hasil pemeriksaan ini akan menentukan paduan pengobatan TBC RO yang akan diberikan terhadap pasien. A. Diagnosis
  • 12. c. Pasien dengan hasil MTB pos Rif sensitif berdasarkan riwayat pengobatannya terdiri dari: 1) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC baru akan dilakukan inisiasi pengobatan dengan OAT kategori 1. 2) Pasien berasal dari kriteria terduga TBC dengan riwayat pengobatan sebelumnya (kambuh, gagal, loss to follow up, tidak konversi) akan dilanjutkan dengan pemeriksaan uji kepekaan terhadap INH. Inisiasi atau melanjutkan pengobatan dengan OAT Kategori 1 dilakukan sambil menunggu hasil uji kepekaan terhadap INH. Apabila hasil uji kepekaan menunjukkan INH resistan akan diberikan paduan pengobatan TBC monoresistan INH. A. Diagnosis
  • 13. d. Pasien dengan hasil MTB indeterminate akan dilakukan pengulangan oleh laboratorium TCM sebanyak 1 kali untuk memastikan status resistansi terhadap rifampisin. Gunakan dahak dengan kualitas baik yaitu volume 3-5 ml dan mukopurulen. e. Pasien dengan hasil TCM gagal (invalid, error, no result) akan dilakukan pengulangan oleh laboratorium TCM untuk memastikan pasien positif atau negatif TBC dan mengetahui status resistansi terhadap rifampisin. Gunakan sisa sampel jika masih tersedia. Pada kondisi volume sampel kurang dari 2 ml, gunakan dahak kedua. Apabila dahak kedua tidak tersedia, kumpulkan dahak baru dengan kualitas baik yaitu volume 3-5 ml dan mukopurulen. A. Diagnosis
  • 14. f. Pasien dengan hasil MTB negatif dapat dilakukan pemeriksaan foto toraks dan/atau pemberian antibiotik spektrum luas. Pasien tersebut dapat didiagnosis sebagai TBC klinis sesuai pertimbangan klinisi. g. Penegakan diagnosis TBC secara klinis harus didahului dengan pemeriksaan bakteriologis sesuai dengan butir A.1 di atas. h. Fasilitas Pelayanan Kesehatan bersama dinas kesehatan setempat harus mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan dengan pasien TBC terkonfirmasi klinis. Proporsi antara terkonfirmasi bakteriologis dan terdiagnosis klinis idealnya adalah 60:40. A. Diagnosis
  • 15. 6. Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum/tidak mempunyai TCM, harus merujuk terduga TBC atau dahak dari terduga TBC tersebut ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM. Merujuk dahak lebih direkomendasikan dibanding merujuk terduga TBC terkait alasan pengendalian infeksi. 7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring rujukan dan menetapkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM menjadi pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan di sekitarnya. 8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber daya di fasilitas pelayanan kesehatan yang akan mengoperasikan TCM. A. Diagnosis
  • 16. 9. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses layanan TCM berupa kesulitan transportasi, jarak dan kendala geografis maka penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis. 10. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan TCM. Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM terdekat. Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak. Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi terhadap Rifampisin. A. Diagnosis
  • 17. Tindak lanjut hasil pemeriksaan TCM pada pasien yang terdiagnosis TBC melalui pemeriksaan mikroskopis adalah sebagai berikut: a. Pasien terdiagnosis sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis dari pemeriksaan mikroskopis. 1) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin resistan, pertimbangkan kriteria terduga (baru atau memiliki riwayat pengobatan sebelumnya) dan mengikuti alur sesuai poin A.5.a di atas. 2) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin sensitif, MTB pos Rifampisin indeterminate, MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result) maka hasil TCM tidak mengubah diagnosis pasien sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis. A. Diagnosis
  • 18. b. Pasien terdiagnosis sebagai TBC klinis dengan hasil BTA negatif. 1) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampisin resistan, pertimbangkan kriteria terduga (baru atau memiliki riwayat pengobatan sebelumnya) dan mengikuti alur sesuai poin A.5.c di atas. 2) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB pos Rifampsisin sensitif, MTB pos Rifampisin indeterminate, lanjutkan pengobatan, pasien dinyatakan sebagai TBC terkonfirmasi bakteriologis. 3) Apabila hasil TCM lanjutan menunjukkan MTB negatif atau hasil gagal lanjutkan pengobatan, pasien tetap sebagai TBC terdiagnosis klinis. A. Diagnosis
  • 19. Terkait dengan tatalaksana pengobatan, perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian. OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap. Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk: 1) Pasien TBC HIV 2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit 3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan Rifampisin indeterminate dengan riwayat pengobatan sebelumnya. B. Pengobatan
  • 20. 2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021 Program TBC tidak menyediakan OAT Kategori 2. Akan tetapi bila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di instalasi farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka harus dimanfaatkan sampai habis. 3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan sebelumnya (kambuh, gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian. B. Pengobatan
  • 21. 4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk pengobatan TBC RO anak dan TPT anak kontak dengan pasien TBC RO. Sediaan ini mudah dikonsumsi oleh anak, namun pemanfaatannya masih terbatas. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota agar melakukan sosialisasi supaya OAT RO anak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. B. Pengobatan
  • 22. 1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan mikroskopis. 2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan mikroskopis dan biakan. *Pada SE Dirjen P2P No. 936/2021 tertulis TBC SO (salah ketik) C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan