MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
Add_TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU DALAM PPK BAGI DOKTER KEMKES 12 Desember 2023.pptx
1. TATALAKSANA KASUS PENYAKIT PARU
DALAM PPK BAGI DOKTER FKTP
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/1936/2022
BIDANG JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PERUMAHSAKITAN
PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA
MEGANTARA SUPRIYADI
2. Standar Pelayanan Kedokteran
• Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) Nomor 11 Tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
• Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar
penyakit terdapat 144 penyakit yang harus dikuasai penuh dan 275
keterampilan klinik
3. Tingkat kemampuan dokter menurut SKDI :
• 1 : mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, mengetahui informasi
paling tepat, menentukan rujukan paling tepat, menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
• 2 : mendiagnosis secara klinik dan merujuk paling tepat penanganan pasien dan
mampu menindaklanjuti kembali dari rujukan
• 3A : Terapi pendahuluan kasus bukan gawat darurat, mampu menentukan
rujukan dan mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
• 3B : memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada
pasien, mampu menentukan rujukan dan mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
• 4A : Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
• 4B : Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
4. Pemilihan jenis penyakit dalam pedoman praktek klinik
1. Penyakit yang prevalensinya cukup tinggi.
2. Penyakit dengan risiko tinggi.
3. Penyakit yang membutuhkan pembiayaan tinggi
5. 1. TUBERKULOSIS (TBC) , Tingkat Kemampuan 4A
2. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Tingkat Kemampuan COVID-
19 Ringan 4A
3. HIV/AIDS TANPA KOMPLIKASI, Tingkat Kemampuan 4A
4. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Tingkat Kemampuan PPOK
eksaserbasi akut 3B
5. Skrining PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Tingkat
Keterampilan: 4A
6. Pemeriksaan Spirometri
7. Skrining Kanker Paru, Tingkat Keterampilan: 4A
8. Pemeriksaan utama penegakan diagnosis pasti pasien TB Ekstra
Paru dewasa memerlukan rujukan ke fasilitas rujukan yang
mampu melakukan
• Pengambilan sampel uji dan melakukan pemeriksaan bakteriologis
yaitu pemeriksaan TCM atau pemeriksaan BTA dari sampel uji yang
diambil dari organ yang terkena.
• (1) uji cairan serebrospinal (cerebro spinal fluid/CSF) pada kecurigaan
TB meningitis,
• (2) kelenjar getah bening melalui pemeriksaan biopsi aspirasi jarum
haluspada pasien dengan kecurigaan TB kelenjar,
• (3) contoh uji jaringan pada pasien dengan kecurigaan TB jaringan
lainnya.
9. Pemeriksaan penunjang yang memerlukan rujukan
(1) Pemeriksaan radiologis dengan foto thorax untuk mendapatkan
bukti koeksistensi TB Paru.
(2) Foto radiologis dari organ seperti tulang dan sendi apabila ada
kecurigaan TB.
(3) Pemeriksaan penunjang berupa CT Scan atau MRI bila ada
kecurigaan mengarah ke meningitis TB atau TB di SSP.
(4) Tes HIV untuk pasien TB ekstra paru dewasa yang menjalani
pengobatan wajib dilakukan. TB ekstra paru pada ODHIV bisa
menunjukkan staging klinis ODHIV yang bersangkutan.
10. KRITERIA RUJUKAN FKRTL
1. TB paru klinis
2. TB paru dengan komplikasi
3. TB paru dengan komorbid ( sebagai contoh DM, HIV, CKD )
4. Pasien TB Paru dewasa berusia lanjut (>65 tahun)
5. TB paru dengan keadaan khusus (Drug induced liver injury,
kehamilan, alergi obat ( bisa ditambahkan kondisi lainnya)
6. TB resisten obat
7. TB ekstra paru
11. KRITERIA RUJUKAN FKRTL TB EKSTRA PARU
• Pasien TB Limfadenitis dengan komplikasi atau penyulit.
• Pasien ke TB ekstra paru : TB Meningitis, TB Spondilitis, TB
Peritonitis, TB Kulit, TB milier, TB Saluran kemih TB pericarditis, TB
mata, TB SSP, TB gastro intestinal, TB sendi
• TB ekstra paru dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan
komorbid) yang tidak terkontrol. Pasien yang sudah
terkontrol/stabil dirujuk kembali ke FKTP.
13. Kriteria terduga TB RO terdiri dari beberapa
kelompok sebagai berikut:
a) Pasien TB gagal kategori 2
b) Pasien TB kategori 2 yang tidak konversi
c) Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB tidak standar
d) Pasien TB gagal kategori 1
e) Pasien TB kategori 1 yang tidak konversi
f) Pasien TB yang kambuh/relaps
g) Pasien TB dari kembali setelah putus berobat
h) Terduga TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR
i) Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak respons terhadap pemberian OAT
14. Terduga TB RO yang berasal dari kelompok pasien
dengan riwayat pengobatan TB RO sebelumnya
a) Pasien TB RO yang gagal pengobatan
b) Pasien TB RO kasus kambuh
c) Pasien TB RO yang kembali setelah putus berobat
15. Terduga TB RO anak, yaitu anak dengan gejala
TB disertai salah satu
a) Kontak erat dg pasien TB RO (serumah, sekolah, penitipan anak)
b) Kontak erat dengan pasien meninggal akibat TB, gagal pengobatan,
tidak patuh berobat, pengobatan kat 2
c) Anak dalam terapi OAT 2-3 bulan dengan dosis dan ketaatan
berobat namun tidak menunjukkan perbaikan
d) Memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
e) Anak TB HIV tidak responsif dengan pengobatan TB yang adekuat
17. PPOK
• PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati
• Karakteristik : hambatan aliran udara yang persisten, progresif dan berhubungan dengan
peningkatan respons inflamasi kronis di paru terhadap partikel dan gas berbahaya.
• Pemeriksaan penunjang :
• Spirometri , Peak flow meter (arus puncak respirasi), Pulse oximetry, Analisis gas darah,
Foto toraks, Pemeriksaan darah rutin
• Tujuan penatalaksanaan di FKTP:
1. Mengurangi laju beratnya penyakit
2. Mempertahankan PPOK yang stabil
3. Mengatasi eksaserbasi ringan 1) Oksigen 2) Bronkodilator
4. Merujuk ke rumah sakit penatalaksanaan PPOK stabil
5. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan
keadaan stabil.
18. Gambaran biologis, klinis dan fisiologis Asma & PPOK
ASMA PPOK
ONSET < 40 TAHUN > 40 TAHUN
R. MEROKOK BUKAN PENYEBAB/
MEMPERBURUK KONTROL
INDEKS BRINKMAN > SEDANG
PRODUK SPUTUM JARANG SERING
ALERGI SERING JARANG
R. KELUARGA ++ +
GEJALA KLINIS INTERMITEN & BERVARIASI PERSISTEN & PROGRESIF
PERJALANAN PENYAKIT STABIL (DGN EKSASERBASI) PROGRESIF (DGN
EKSASERBASI)
GEJALA MALAM + -
19. Gambaran biologis, klinis dan fisiologis Asma & PPOK
ASMA PPOK
AKTIVITAS & LATIHAN KADANG MEMPERBURUK
GEJALA
SERING MEMPERBURUK
GEJALA
BARREL CHEST JARANG SERING
FOTO TORAKS SERING NORMAL EMFISEMATOUS
REVERSIBILITI ++++ +
COMORBID JARANG SERING
RESPONS THD
BRONKODILATOR
++++ ++
RESPONS THD
KORTIKOSTEROID
BAIK TIDAK KONSISTEN
MORTALITI RENDAH TINGGI
28. SPIROMETRI
Spirometri adalah pemeriksaan objektif dengan alat spirometer
untuk mengetahui fungsi atau faal paru
28
Spirometer adalah alat untuk
mengukur ventilasi yaitu
mengukur volume statik dan
volume dinamik paru
29. TUJUAN SPIROMETRI
• Menilai fungsi atau status faal paru
(normal, restriksi, obstruksi,
campuran)
• Menegakkan diagnosis
• Mengevaluasi respons terapi
• Memantau perjalanan penyakit
• Menentukan prognosis
• Menentukan toleransi tindakan
bedah
29
Pasien dengan keluhan sesak napas
Batuk kronis
Perokok
Bekerja dengan pajanan tertentu
Evaluasi pasien dalam terapi (asma,
PPOK)
Toleransi tindakan/ pembedahan