SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
SUKU SIMALUNGUN
Suku Simalungun atau juga disebut Batak Simalungun adalah
salah satu suku asli dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia,
yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya.
Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal
dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke
dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun
adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga,
dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut
menjadi 4 marga besar di Simalungun.

Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan
wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat
di sebelah timur mereka.

                                      Asal-usul
                                      Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku
                                      Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa
                                      nenek moyang Suku Simalungun berasal dari luar Indonesia.
                                                                                 [1]
                                      Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang         :

                                          1. Gelombang pertama (Simalungun Proto ),
                                      diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan
                                      pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5,
                                      menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya
                                      menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan
       kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
    2. Gelombang kedua (Simalungun Deutero), datang dari suku-suku di
       sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.

Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa
rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari
Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai
Batubara.

Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau
Toba dan Samosir.

Pustaha Parpandanan Na Bolag (pustaka Simalungun kuno) mengisahkan bahwa Parpandanan Na
Bolag (cikal bakal daerah Simalungun) merupakan kerajaan tertua di Sumatera Timur yang
wilayahnya bermula dari Jayu (pesisir Selat Malaka) hingga ke Toba. Sebagian sumber lain
menyebutkan bahwa wilayahnya meliputi Gayo dan Alas di Aceh hingga perbatasan sungai Rokan
di Riau.

Kini, di Kabupaten Simalungun sendiri, Akibat derasnya imigrasi, suku Simalungun hanya menjadi
mayoritas di daerah Simalungun Atas.

Kehidupan masyarakat Simalungun
Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan padi dan jagung, karena
padi adalah makanan pokok
sehari-hari dan jagung
adalah makanan tambahan
jika hasil padi tidak
mencukupi. Jual-beli
diadakan dengan barter,
bahasa yang dipakai adalah
bahasa dialek. "Marga"
memegang peranan penting
dalam soal adat Simalungun.
Jika dibandingkan dengan
keadaan Simalungun dengan
suku Batak yang lainnya
sudah jauh berbeda.



Sistem Politik
Pada masa sebelum Belanda masuk ke Simalungun, suku ini terbagi ke dalam 7 daerah yang terdiri
dari 4 Kerajaan dan 3 Partuanan.[4]

Kerajaan tersebut adalah:

    1. Siantar (menandatangani surat tunduk pada belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No.25)
    2. Panei (Januari 1904, SK No.6)
    3. Dolok Silou
    4. Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21)

Sedangkan Partuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar "tuan") tersebut terdiri atas:

    1. Raya (Januari 1904, SK No.6)
    2. Purba
    3. Silimakuta

Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah secara swaparaja. Setelah Belanda datang maka ketiga
Partuanan tersebut dijadikan sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri secara sah dan dipersatukan
dalam Onderafdeeling Simalungun.
Dengan Beslit tanggal 24 April 1906 nomor 1 kemudian diperkuat lagi dengan Besluit tanggal 22
Januari 1908 nomor 57, Raja Siantar Sang Nahualu dinyatakan dijatuhkan dari tahtanya selaku
Raja Siantar oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintahan kerajaan Siantar, menunggu akil
baligh Tuan Kodim dipimpin oleh suatu Dewan Kerajaan terdiri dari Tuan Marihat, Tuan Sidamanik
dan diketuai oleh Kontelir Simalungun.

Setelah dibuangnya Raja Siantar Sang Naualuh dan Perdana Menterinya Bah Bolak oleh Belanda
dalam tahun 1906 ke Bengkalis, maka sudah ratalah kini jalan untuk memaksakan Dewan Kerajaan
Siantar yang diketuai Kontelir Belanda itu dan dibentuklah Besluit tanggal 29-7-1907 nomor 254
untuk membuat Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) takluknya Siantar kepada Pemerintah
Hindia Belanda. Dari isi surat-surat dokumen Belanda dapatlah direka yang tersirat bahwa
dimakzulkannya dari tahta Siantar Tuan Sang Nahualu dan dibuangnya ia bersama perdana
menterinya Bah Bollak ke Bengkalis 1906, adalah terutama karena background : Ia bersama
hampir seluruh Orang-orang Besar Kerajaan Siantar adalah anti penjajahan Belanda; bahwa
merembesnya propaganda Islam ke Simalungun khususnya dan Tanah Batak umumnya tidaklah
disenangi oleh penjajah Belanda.

Pada 16 Oktober 1907 oleh Tuan Torialam (Tuan Marihat) dan Tuan Riah Hata (Tuan Sidamanik),
melalui Verklaring (Surat Ikrar), dinyatakan tunduk kepada Belanda.

Dalam butir satu dari Verklaring yang memakai aksara Arab Melayu dengan Bahasa Melayu dan
aksara Latin dengan Bahasa Belanda itu, tertulis, “

Ten eerste: dat het landschap Siantar een gedeelte uitmaakt van Nederlandsch Indie en derhalve
staat onder de heerschappij van Nederland..” (Pertama: bahwa wilayah Siantar merupakan bagian
dari Hindia Belanda dan karena itu berada di bawah kerajaan Belanda…). Masih ditambahkan
bahwa akan setia kepada Ratu Belanda dan Gubernur Jenderal.

Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar
akhirnya di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh
bukan dari permaisuri, yang masih teramat muda, Tuan Riah Kadim menjadi raja pengganti.
Tuhan Riah Kadim yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending
Guillaume di Purba. Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar
Tuan Naga Huta dan diakui Belanda sebagai Raja.( Suntingan dari Muhar Omtatok , Erond Damanik
dan Juandaha Raya Purba Dasuha).


Selain 3 partuanan yang tersebut atas masih terdapat beberapa partuaan yang lain antara lain:

    1. Parbalogan (tuan parbalogan op.Dja Saip Saragih Napitu) yang wilayahnya dari parmahanan
       hingga ke tigaras
    2. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha , Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha , Toean Gurasa
       Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , Toean Intan Pulo Bosar Sipolha , Tuan Kalabosar (
Dolok Maraja Sipolha ), Tuan Paraloangin ( Jambur Na Bolag Sipolha ), Tuan
        Parangsangbosi ( Paribuan Sipolha ) semua Keturunan Raja Naposo Damanik.
    3. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup , salah satu keturunannya
        adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Hutabolon Sipolha )
        orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten
        Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora
        br.Damanik, Mayun br. Damanik.
    4. Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin , keturunannya sebagai
        berikut pada no 5 , 6 , 7 :
    5. Tuan Paraloangin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel
        Sinaga Prapat dari Parapat salah satu keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik (
        Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ) keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol
        Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik
        MA. ( Jerman ).
    6. Tuan Parangsangbosi Damanik ( Tuan Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah
        Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar).
    7. Tuan Kalabosar Damanik ( Tuan Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir.
        Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa
        Damanik.
    8. Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI
        (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol
        Damanik.
    9. Sipintu angin (tuan op.S.Saragih Turnip) merupakan orang tua dari Saragih Ras. Yang
        hingga kini tugunya (tugu hoda bottar)masih terlihat di Perbatasan Panatapan Ds.Tigaras


DENGAN KORT VERKLARING, 16 OKTOBER 1907, BELANDA MEMBAGI KERAJAAN SIANTAR MENJADI 37
PERBAPAAN dan tuan SAUADIM, DAMANIK KE XV, PERBAPAAN DARI BANDAR diangkat BELANDA
MENJADI RAJA SIANTAR yang berakhir sampai tahun Revolusi Simalungun 1946.

3. SURAT IKRAR

Bahwa ini ikrar kami :

Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik.

Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang
tersebut di bawah ini , yaitu :

Pasal yang pertama.

Bermula ikrar kami bahwa sesungguhnya negeri Siantar jadi suatu bahagian daripada Hindia
Nederland , maka takluklah negeri Siantar itu kepada kerajaan Belanda , maka wajiblah atas kami
selama-lamanya bersetia kepada Baginda Sri Maharaja Belanda dan kepada wakil baginda yaitu Sri
Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland , maka oleh Sri Paduka yang
dipertuan besar Gubernur dikurniakan kepada kami jabatan pemerintahan di dalam Negeri
Siantar.

Pasal yang kedua.

Maka mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa kami tiada akan membicarakan suatu apa dari
pada ikwal kami dengan Raja - raja yang asing , melainkan musuh Baginda Sri Maharaja itu musuh
kami , begitu juga sahabat Sri Maharaja Belanda itu Sahabat kami adanya.

Pasal yang ketiga.

Bahwa mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa sesungguhnya segala peraturan hal ikwal Siantar
, baik yang telah diaturkan , baik yang akan diikrarkan oleh atau dengan nama Baginda Sri Paduka
yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland atau wakilnya semua pengaturan itu
kami hendak menjalankan akan segala perintah yang diperintahkan kepada kami , baik oleh Sri
paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal baik oleh wakilnya , semua perintah itu kami
hendak menurutkan juga adanya. Demikianlah Ikrar yang telah kami mengaku dengan bersumpah
di Pematang Siantar pada enam belas Oktober 1907, dan tersurat tiga helai yang sama bunyinya.

Si Tori Alam

Si Ria Hata

( Anggota dari komisi Kerajaan Siantar )

Disaksikan oleh Si Jure Lucan O'Brien , Controleur Simalungun. Ikrar ini disyahkan dan dikuatkan
pada tanggal 22 Januari , 1908.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda

d.t.o

( V.Heutz )

4. Proces - Verbal / Berita Acara.

Pada hari ini tanggal 16 Oktober 1907 hadir di hadapan saya Jure Lucan O'Brien . Controleur
Simalungun.

Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien ,
Controleur van Simeloengoen.

    1. Si Saoeadim , Toean Van Bandar
    2. Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain
        Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010)
    3. Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe
    4. Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar
    5. Si Mia , Toean Van Si Malangoe
6. Si Kama , Roumah Suah
    7. Si Bisara , Nagodang
    8. Si Djommaihat , Toean Kahaha
    9. Si Djarainta , Toean Boentoe
    10.Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar
    11.Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda
    12.Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar
    13.Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar
    14.Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga
    15.Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar
    16.Si Naman , Toean Van Lingga
    17.Si Djaha , Toean Van Bangoen
    18.Si Djibang , Toean Van Dolok Malela
    19.Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
    20.Si Lampot , Toean Van Djorlang Hataran
    21.Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
    22.Si Djadi , Toean Van Sakuda
    23.Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
    24.Si Djaoelak , Toean Van Tamboen
    25.Si Tahan Batoe , Toean Van Si Polha
    26.Si Ria Kadi , Toean Van Manik Si Polha
    27.Si Ganjang , Toean Van Repa
    28.Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe
    29.Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang
    30.Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing
    31.Si Mahata , Toean anggi Van Sidamanik
    32.Si Bandar , Toean Manik Hataran
    33.Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea
    34.Si Rian , Toean Van Manik Maradja
    35.Si Marihat , Toean Van Perbalogan
    36.Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe
    37.Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer

Dimana mereka sebagai para kepala kerajaan / perbapaan , dihadapan saya telah menerangkan
dan bersetuju dengan keterangan yang dibuat ini hari oleh komisi kerajaan Siantar dengan
kehadirannya atas sumpah dan dikuatkan dalam ikrar ini. Demikian diperbuat ikrar ini
berdasarkan berita acara dengan tiga rangkap.

Pematang Siantar , 16 Oktober 1907.-
Controleur Simalungun.

d.t.o

( Jure Lucan O'Brien )

( dalam Tulisan , Jahutar Damanik , NPV : 2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan
Kebangkitan Bangsa Indonesia , Medan medio 1981 cetak ulang tahun 1987 )



Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah
dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya.

Bahasa & Aksara
Suku Simalungun menggunakan Bahasa Simalungun (bahasa
simalungun: hata/sahap Simalungun) sebagai bahasa Ibu. Derasnya
pengaruh dari suku-suku di sekitarnya mengakibatkan beberapa
bagian Suku Simalungun menggunakan bahasa Melayu, Karo, Batak,
dan sebagainya. Penggunaan Bahasa Batak sebagian besar
disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh
penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada Suku Ini.

Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara Surat
Sisapuluhsiah.

Kepercayaan
Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan
dengan pemakaian mantera-mantera dari "Datu" (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh
nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa yang disebut Naibata,
yaitu Naibata di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Naibata di tengah (dilambangkan dengan
warna Merah), dan Naibata di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). 3 warna yang mewakili
Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun
dari pakaian sampai hiasan rumahnya.

Orang Simalungun percaya bahwa manusia dikirim ke dunia
oleh naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang dapat
juga menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat
dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus
disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang mati
sebagai Simagot. Baik Sinumbah maupun Simagot harus
diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan
memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sesembahan
tersebut.[8]
Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran
Budha pada Masyarakat Simalungun.

Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti
dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun
yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Buddhayang menunggangi Gajah (Budha).

Marga
Harungguan Bolon
Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronimSISADAPUR, yaitu:

   Sinaga
   Saragih
   Damanik
   Purba

Keempat marga ini merupakan hasil dari
“Harungguan Bolon” (permusyawaratan
besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling
menyerang dan tidak saling bermusuhan
(marsiurupan bani hasunsahan na legan,
rup mangimbang munssuh).                        Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba, Simalungun

Keempat raja itu adalah[10]:

Raja Nagur bermarga Damanik
   Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik
   berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat,
   paling cerdas).

   Damanik adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang
   bernama Simalungundi provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Damanik berarti Simada
   Manik (pemilik manik), yang mana dalam bahasa Simalungun Manik berarti Tonduy, Sumangat,
   Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas). TM. Muhar
   Omtatok menguraikan bahwa Damanik merupakan marga tertua dari suku Simalungun dan
   Batak. TM Muhar Omtatok juga mengungkapkan bahwa Damanik telah ada sejak kepercayaan
   lokal ada di Sumatera.

   Asal-usul
Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga Damanik dan marga-marga lain
dalam Suku Simalungun berasal dari Nagore (India Selatan) dan Pegunungan Assam (India Timur)
di sekitar abad ke-5 , menyusuriBirma, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke
Sumatera Timur dan mendirikan Kerajaan Nagur dari raja dinasti Damanik.[1]

Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-
raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke Aceh, Langkat, Bangun Purba,
hingga ke Bandar Khalipah sampaiBatubara.

Pada abad ke-12, keturunan Raja Nagur mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola I dari India,
yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga
terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:[2]

    Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja
    Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
    Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur,
    Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
    Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)

Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong,
Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.

Jika dirunut dari Dinasti Nagur, Damanik merupakan turunan dari Raja Nagur, yaitu Marah Silau –
yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja
Sidamanik dan Tuan Raja Bandar, Soro Tilu – yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar
gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih,
Simaringga, Sarasan, Sola, serta Timo Raya – yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan
keturunannya Damanik Tomok)

Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong,
Manik Raja yang mengaku sub-clan Damanik di Simalungun.

Damanik merupakan morga (marga) asli dan tertua di Simalungun. Jika Damanik diberi arti Simada
Manik (pemilik manik), maka Damanik berarti Pemilik Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan
(bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).

Sejak zaman Nagur, Damanik telah menjadi leader bagi tamadun marga lainnya. Sebagai marga
bangsawan awal, Damanik mengatur tatanan kesimalungunan.

Jika direnungkan bahwa tiap-tiap raja goraha non Damanik adalah menantu Damanik sebagai Raja
kala itu. Bukan sebuah ungkapan berlebihan jika Damanik mempengaruhi dan mewarnai etnografi,
linguistik, sosiokultur maupun genetika marga lain.

Jika sebagian saudara kita, mengaitkan Damanik dengan Manik. Tentu Damanik boleh berbangga
atas tawaran persaudaraan tersebut. Namun jika dilihat dari perjalanan panjang morga Damanik
dalam tinjauan habonaron, maka sebuah kebenaran tidaklah boleh ditiadakan.

Justru kata ‘Damanik’ dan ‘Manik’ yang hanya dibedakan suku kata ‘Da’ menjadi menarik untuk
dikaji.
Jika didengar bunyi-bunyi lingual condong berubah karena lingkungannya. Dengan demikian,
perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak
sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih
merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain. perubahan itu masih
dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi, apabila perubahan bunyi itu sudah sampai berdampak
pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan
alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan
fonemis.

Penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan
disebut Zeroisasi dalam ilmu bahasa. Peristiwa ini biasa terjadi pada penuturan bahasa-bahasa di
dunia, termasuk bahasa-bahasa di Indonesia.

Dalam bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu, kita menemukan banyak kata yang
berubah dari aslinya. Misalnya, kata Sahaya menjadi Saya, Dahulu menjadi Dulu, Tetapi menjadi
Tapi, dan lainnya.

Jika di Simalungun, kata Danau disebut Laut, sebutan yang diperuntukkan untuk sumber kumparan
air yang besar, yang juga diperuntukkan untuk menyebut kata laut seperti dalam Bahasa Indonesia.
Kata ‘Laut’ tersebut mengalami perubahan ketika disebutkan dalam bahasa Karo, menjadi ‘Lau’,
dan terus bergeser pada bahasa Batak Toba menjadi ‘ Tao”. Sehingga keasliannya bisa kita
urutkan menjadi: Laut (Simalungun) – Lau (Karo) – Tao (Batak Toba).

Jika diklasifikasikan zeroisasi, paling tidak ada tiga jenis, yaitu aferesis, apokop, dan sinkop. Kata
Damanik dan Manik masuk dalam Aferesis, yaitu proses penghilangan atau penanggalan satu atau
lebih fonem pada awal kata. Misalnya: tetapi menjadi tapi, peperment menjadi permen, upawasa
menjadi puasa. Pada kata-kata itu tampak jelas yang mana kata terdahulu dan kata berikutnya.
Kata Tetapi, Pepermint dan Upawasa adalah lebih tua ketimbang kata Tapi, Permen maupun
Puasa.

Begitu halnya dengan Damanik dan Manik,yang tampak terjawab kini. Yaitu Damanik adalah lebih
tua atau terdahulu ketimbang Manik.

Disini dikatakan bahwa Damanik bukanlah afiliasi atau sub-clan dari marga lain, baik yang ada di
Simalungun maupun di luar Simalungun.


“PERJALANAN SIMALUNGUN/DAMANIK DALAM TINJAUAN
HABONARON”
Oleh Sauhur ( M. Muhar Omtatok )
DAMANIK DAN RANJI SERAT TUBUH

Ranji Serat Tubuh merupakan keilmuan kuno di masa animisme dan dinamisme. Ilmu ini
memuasalkan huruf dengan titik-titik maya di tubuh manusia. Huruf atau carakan Jawa yakni ha na
ca ra ka dan seterusnya diyakini penghayatnya sebagai sabda pangandikanipun dari Tuhan di
Tanah Jawa.

Ketika agama-agama berikutnya masuk ke Nusantara, Keilmuan kuno ini mengalami adaptasi.
Huruf Hijaiyah dalam Bahasa Arab yang masuk ke Nusantara bersama masuknya Islam. Dianggap
juga memiliki kharisma mistis, sehingga Ilmu Ranji Tubuh-pun menggunakan huruf-huruf import
tersebut.

Keilmuan warisan leluhur ini sering pula dikaitkan dengan elemen-elemen tertentu, misalnya Bumi,
Air, Api, Udara, dan Ether. Filsuf Yunani, Empedocles (492-432 SM) menyebutnya sebagai 4 ‘akar‘
atau 4 ‘dasar‘. Hippocrates (460~377 SM), Bapak Kedokteran, juga menggunakan konsep keempat
elemen ini untuk pengobatan, yaitu teori bahwa penyakit timbul akibat ketidakseimbangan 4 cairan
dalam tubuh (Humorism). Di India, kelima elemen ini sudah dikenal sejak dari munculnya
kebudayaan atau filsafat Hindu dan Buddha. Begitu juga di China dan Jepang.

Di India, Ilmu Ranji Tubuh hingga kini sangat popular. Diyakini bahwa pada tubuh memiliki titik-titik
maya yang mereka sebut dengan Chakra. Maka Aura sebagai manifestasi warna tubuh, dikatakan
muncul dari chakra tersebut.

Di Simalungun, Ranji Serat Tubuh sudah teramat lama ada, sebelum Islam, Kristen dan lainnya
masuk ke Tanoh Namadear ini. Keilmuan sejenis di Simalungun disebut Adjion Rahoet Mahoerei.
Keilmuan ini Dipergunakan sebagai ‘Bohal Manggoluh’ bagi Pandihar (Pesilat) serta penghayat
keilmuan Hadatuan (Pengobatan Tradisi). Di Simalungun klasik, keilmuan ini menggunakan huruf-
huruf dari Surat sappuluh Siah yang dikolaborasikan dengan titik-titik tubuh serta langkah tubuh.

Bagi pemuda-pemuda yang belajar Mandihar (bersilat) dan Hadatuan di Simalungun kala itu,
dianjurkan untuk menghormati pimpinan-pimpinan gaib dari abjad diatas, dengan ritual khusus yang
menyediakan sesaji berupa Ayam Merah yang disusun diatas daun dan diletakkan di tikar yang
masih baru, sira pege yaitu cocolan garam, lada dan jahe 7 iris, bunga kembang sepatu 7 tangkai.
Semua bahan ini dilingkari dengan benang putih.Dalam sebuah pustaha laklak diterangkan, bahan
diatas dilengkapi dengan nira, air, rudang, minyak saloh, beras sangrai yang dibuat tepung, 19
lembar sirih, kue nitak (tepung beras dicampur gula aren) serta huruf-huruf dari Aksara Simalungun
yang telah disediakan.

Seluruh murid mengelilingi tikar tempat sesaji dan huruf yang diletakkan, lalu sang Datu membacai
mantra. Berikut contoh mantra yang saya yakini sudah mendapat pengaruh unsur luar, yaitu:
“Borkat ma hamu RAJA I DABIYA, Borkat ma hamu TUAN DIBORAKU, Borkat ma hamu ASAL
NABU, Borkat ma hamu SITUNAGORI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALLI, Borkat ma hamu si
ALAM SADIYA, Borkat ma hamu si ALAM SADIA SAH, Borkat ma hamu si ALAM JAHARI, Borkat
ma hamu TUWAN MARJANDIHI, Borkat ma hamu RAJA SIPORAT NANGGAR, Borkat ma hamu
RAJA ENDAH DUNIYA, Borkat ma hamu RAJA DI PUSUK SUNGEI, Borkat ma hamu TUWAN
NABI ALI MUHAMMAD, Borkat ma hamu TUWAN SI NAHAR NANGKIR, Borkat ma hamu
OMPUNG ANGLAH TAALA, Borkat ma hamu PUWANG AJI BORAIL, harannya ham Puwang ni
Surat Sapuluh Siyah, na mannaikhon hosah, iya Tuwanku Jungjunganku” .
Lalu murid disuruh memilih huruf yang disukainya secara intuitif. huruf inilah yang bisa dijadikannya
sebagai pegangan berupa jimat dan sebagainya untuk menyatukan diri dengan alam gaib. huruf
yang dipilih bisa di jadikan mantra handalan. Dalam Pustaha Laklak, ada beberapa mantra yang
digunakan dengan membaca huruf yang dipilih tadi, membacanya dengan mandoding yaitu
bersenandung; misalnya untuk Pagar Pertahanan.

Kembali ke Adjion Rahoet Mahoerei atau Ilmu Ranji Serat Tubuh ala Simalungun. Dalam keilmuan
yang dalam tulisan ini sekadar sebagai bahan kajian saja, ada disebutkan 4 huruf inti sebagai pusat
Tonduy, Sumangat yang mampu melahirkan kekuatan tenagadalam. Empat huruf itu adalah ‘Da –
Ma – Na – K’.

‘Da – Ma – Na – K’ disebutkan mempunyai tempat khusus di tubuh. (Da) berfungsi sebagai ‘Daoh-
daoh’, yaitu memukul dari posisi tidak langsung namun bisa melumpuhkan lawan. Da ini terletak
pada titik di kening diantara dua alis dan beberapa tempat lain dengan jurus dihar tertentu pula.

(Ma) berfungsi sebagai ‘Magang’, yaitu membuat tubuh berkharisma dan disegani lawan maupun
kawan. Ma ini terletak pada titik di atas mata sebelah atas alis dan tempat lain pada tubuh.

(Na) berfungsi sebagai ‘Nae’, yaitu kaki yang mampu melangkah gesit dan melangkah ke sasaran
yang tepat. Na terletak pada titik di bawah kemaluan serta di beberapa titik lain pada tubuh.

Sedangkan (K) tidak berhuruf karena ia adalah ‘Kurusani’, yaitu elemen induk besi yang diyakini
sudah diberikan ‘Naibata’ sejak lahir di dalam tubuh. Jika dilatih dan dihidupkan, Kurusani atau
indung ni bosi ini mampu membuat kebal, kekuatan dan ketahanan tubuh.

Dari uraian ini, saya menarik hipotesa bahwa selain berasal dari Simada Manik yaitu yang memiliki
kharisma spiritual; Damanik adalah sebutan yang berasal dari urutan huruf ‘Da – Ma – Na – K’
tersebut, hingga selanjutnya disebut ‘Da – Ma – Ni – K’.

Kelebihan yang terkandung dari serat ranji tubuh ‘Da – Ma – Na – K’, yang mampu melumpuhkan
lawan, memiliki tubuh berkharisma dan disegani lawan maupun kawan, mampu melangkah gesit
dan melangkah ke sasaran yang tepat serta terlahir kebal, kuat dan memiliki ketahanan tubuh,
adalah ejawantah dari Marga Damanik, sejak masa awal, Nagur, Siantar dan kiranya sampai kini.

Inilah bukti “PERJALANAN SIMALUNGUN/DAMANIK DALAM TINJAUAN HABONARON”,
sebagai etnis/marga tua yang berbudaya dan memiliki peradaban yang tinggi.

Sistem Politik

Pada masa sebelum Belanda masuk ke Simalungun, suku ini terbagi ke dalam 7 daerah yang terdiri
dari 4 Kerajaan dan 3 Partuanan.[4]

Kerajaan tersebut adalah:

  1. Siantar (menandatangani surat tunduk pada belanda tanggal 23 Oktober 1889,
SK No.25)
  2. Panei (Januari 1904, SK No.6)
  3. Dolok Silou
4. Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21)


Sedangkan Partuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar "tuan") tersebut terdiri atas:

  1. Raya (Januari 1904, SK No.6)
  2. Purba
  3. Silimakuta


Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah secara swaparaja. Setelah Belanda datang maka ketiga
Partuanan tersebut dijadikan sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri secara sah dan dipersatukan
dalam Onderafdeeling Simalungun.

Dengan Beslit tanggal 24 April 1906 nomor 1 kemudian diperkuat lagi dengan Besluit tanggal 22
Januari 1908 nomor 57, Raja Siantar Sang Nahualu dinyatakan dijatuhkan dari tahtanya selaku
Raja Siantar oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintahan kerajaan Siantar, menunggu akil
baligh Tuan Kodim dipimpin oleh suatu Dewan Kerajaan terdiri dari Tuan Marihat, Tuan Sidamanik
dan diketuai oleh Kontelir Simalungun.

Setelah dibuangnya Raja Siantar Sang Naualuh dan Perdana Menterinya Bah Bolak oleh Belanda
dalam tahun 1906 ke Bengkalis, maka sudah ratalah kini jalan untuk memaksakan Dewan Kerajaan
Siantar yang diketuai Kontelir Belanda itu dan dibentuklah Besluit tanggal 29-7-1907 nomor 254
untuk membuat Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) takluknya Siantar kepada Pemerintah Hindia
Belanda. Dari isi surat-surat dokumen Belanda dapatlah direka yang tersirat bahwa dimakzulkannya
dari tahta Siantar Tuan Sang Nahualu dan dibuangnya ia bersama perdana menterinya Bah Bollak
ke Bengkalis 1906, adalah terutama karena background : Ia bersama hampir seluruh Orang-orang
Besar Kerajaan Siantar adalah anti penjajahan Belanda; bahwa merembesnya propaganda Islam
ke Simalungun khususnya dan Tanah Batak umumnya tidaklah disenangi oleh penjajah Belanda.

Pada 16 Oktober 1907 oleh Tuan Torialam (Tuan Marihat) dan Tuan Riah Hata (Tuan Sidamanik),
melalui Verklaring (Surat Ikrar), dinyatakan tunduk kepada Belanda.

Dalam butir satu dari Verklaring yang memakai aksara Arab Melayu dengan Bahasa Melayu dan
aksara Latin dengan Bahasa Belanda itu, tertulis, “

Ten eerste: dat het landschap Siantar een gedeelte uitmaakt van Nederlandsch Indie en derhalve
staat onder de heerschappij van Nederland..” (Pertama: bahwa wilayah Siantar merupakan bagian
dari Hindia Belanda dan karena itu berada di bawah kerajaan Belanda…). Masih ditambahkan
bahwa akan setia kepada Ratu Belanda dan Gubernur Jenderal.

Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar akhirnya
di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh bukan dari
permaisuri, yang masih teramat muda, Tuan Riah Kadim menjadi raja pengganti. Tuhan Riah Kadim
yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending Guillaume di Purba.
Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar Tuan Naga Huta dan
diakui Belanda sebagai Raja.( Suntingan dari Muhar Omtatok , Erond Damanik dan Juandaha Raya
Purba Dasuha).


Selain 3 partuanan yang tersebut atas masih terdapat beberapa partuaan yang lain antara lain:

    1. Parbalogan (tuan parbalogan op.Dja Saip Saragih Napitu) yang wilayahnya dari
        parmahanan hingga ke tigaras
    2. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha , Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha , Toean
        Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , Toean Intan Pulo Bosar Sipolha , Tuan
        Kalabosar ( Dolok Maraja Sipolha ), Tuan Paraloangin ( Jambur Na Bolag Sipolha ), Tuan
        Parangsangbosi ( Paribuan Sipolha ) semua Keturunan Raja Naposo Damanik.
    3. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup , salah satu keturunannya
        adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Hutabolon Sipolha )
        orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten
        Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora
        br.Damanik, Mayun br. Damanik.
    4. Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin , keturunannya
        sebagai berikut pada no 5 , 6 , 7 :
    5. Tuan Paraloangin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel
        Sinaga Prapat dari Parapat salah satu keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik
        ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ) keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol
        Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik
        MA. ( Jerman ).
    6. Tuan Parangsangbosi Damanik ( Tuan Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah
        Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar).
    7. Tuan Kalabosar Damanik ( Tuan Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir.
        Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa
        Damanik.
    8. Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI
        (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol
        Damanik.
    9. Sipintu angin (tuan op.S.Saragih Turnip) merupakan orang tua dari Saragih Ras. Yang
        hingga kini tugunya (tugu hoda bottar)masih terlihat di Perbatasan Panatapan Ds.Tigaras


DENGAN KORT VERKLARING, 16 OKTOBER 1907, BELANDA MEMBAGI KERAJAAN SIANTAR
MENJADI 37 PERBAPAAN dan tuan SAUADIM, DAMANIK KE XV, PERBAPAAN DARI BANDAR
diangkat BELANDA MENJADI RAJA SIANTAR yang berakhir sampai tahun Revolusi Simalungun
1946.

3. SURAT IKRAR
Bahwa ini ikrar kami :

Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik.

Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang
tersebut di bawah ini , yaitu :

Pasal yang pertama.

Bermula ikrar kami bahwa sesungguhnya negeri Siantar jadi suatu bahagian daripada Hindia
Nederland , maka takluklah negeri Siantar itu kepada kerajaan Belanda , maka wajiblah atas kami
selama-lamanya bersetia kepada Baginda Sri Maharaja Belanda dan kepada wakil baginda yaitu Sri
Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland , maka oleh Sri Paduka yang
dipertuan besar Gubernur dikurniakan kepada kami jabatan pemerintahan di dalam Negeri Siantar.

Pasal yang kedua.

Maka mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa kami tiada akan membicarakan suatu apa dari
pada ikwal kami dengan Raja - raja yang asing , melainkan musuh Baginda Sri Maharaja itu musuh
kami , begitu juga sahabat Sri Maharaja Belanda itu Sahabat kami adanya.

Pasal yang ketiga.

Bahwa mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa sesungguhnya segala peraturan hal ikwal Siantar
, baik yang telah diaturkan , baik yang akan diikrarkan oleh atau dengan nama Baginda Sri Paduka
yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland atau wakilnya semua pengaturan itu
kami hendak menjalankan akan segala perintah yang diperintahkan kepada kami , baik oleh Sri
paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal baik oleh wakilnya , semua perintah itu kami
hendak menurutkan juga adanya. Demikianlah Ikrar yang telah kami mengaku dengan bersumpah
di Pematang Siantar pada enam belas Oktober 1907, dan tersurat tiga helai yang sama bunyinya.

Si Tori Alam

Si Ria Hata

( Anggota dari komisi Kerajaan Siantar )

Disaksikan oleh Si Jure Lucan O'Brien , Controleur Simalungun. Ikrar ini disyahkan dan dikuatkan
pada tanggal 22 Januari , 1908.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda

d.t.o

( V.Heutz )



4. Proces - Verbal / Berita Acara.

Pada hari ini tanggal 16 Oktober 1907 hadir di hadapan saya Jure Lucan O'Brien . Controleur
Simalungun.
Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien ,
Controleur van Simeloengoen.

  1.    Si   Saoeadim , Toean Van Bandar
  2.    Si   Badjandin , Toean Van Bandar Poelau
  3.    Si   Kani , Toean Van Bandar Bajoe
  4.    Si   Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar
  5.    Si   Mia , Toean Van Si Malangoe
  6.    Si   Kama , Roumah Suah
  7.    Si   Bisara , Nagodang
  8.    Si   Djommaihat , Toean Kahaha
  9.    Si   Djarainta , Toean Boentoe
 10.    Si   Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar
 11.    Si   Silim , Toean Van Bandar Sakoeda
 12.    Si   Djontahali , Toean Van Mariah Bandar
 13.    Si   Rimmahala , Toean Van Naga Bandar
 14.    Si   Kadim , Toean Van Bandar Tonga
 15.    Si   Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar
 16.    Si   Naman , Toean Van Lingga
 17.    Si   Djaha , Toean Van Bangoen
 18.    Si   Djibang , Toean Van Dolok Malela
 19.    Si   Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
 20.    Si   Lampot , Toean Van Djorlang Hataran
 21.    Si   Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
 22.    Si   Djadi , Toean Van Sakuda
 23.    Si   Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
 24.    Si   Djaoelak , Toean Van Tamboen
 25.    Si   Tahan Batoe , Toean Van Si Polha
 26.    Si   Ria Kadi , Toean Van Manik Si Polha
 27.    Si   Ganjang , Toean Van Repa
 28.    Si   Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe
 29.    Si   Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang
 30.    Si   Djaoeroeng , Toean Van Gadjing
 31.    Si   Mahata , Toean anggi Van Sidapmanik
 32.    Si   Bandar , Toean Manik Hataran
 33.    Si   Takkang , Toean Van Tamboen Rea
 34.    Si   Rian , Toean Van Manik Maradja
 35.    Si   Marihat , Toean Van Perbalogan
 36.    Si   Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe
 37.    Si   Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer


Dimana mereka sebagai para kepala kerajaan / perbapaan , dihadapan saya telah menerangkan
dan bersetuju dengan keterangan yang dibuat ini hari oleh komisi kerajaan Siantar dengan
kehadirannya atas sumpah dan dikuatkan dalam ikrar ini. Demikian diperbuat ikrar ini berdasarkan
berita acara dengan tiga rangkap.

Pematang Siantar , 16 Oktober 1907.-

Controleur Simalungun.

d.t.o
( Jure Lucan O'Brien )

( dalam Tulisan , Jahutar Damanik , NPV : 2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan
Kebangkitan Bangsa Indonesia , Medan medio 1981 cetak ulang tahun 1987 )


Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah
dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya.

Raja Banua Sobou bermarga Saragih
  Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun,
  tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang
  undang-undang.

  Saragih adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang
  bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

  Etimologi
  Secara Etimologis, Saragih berasal dari "simada ragih" dalam bahasa Simalungun, yang mana
  "ragih" berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti pemilik aturan atau pengatur,
  penyusun atau pemegang undang-undang.

  Asal-usul
  Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari
  Selatan India, yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat,
  daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampaiBatubara.

  Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah
  pinggiran Toba dan Samosir[1].

  Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah
  seorang Puanglima (Panglima) dari kerajaan Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan
  selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di Raya (di sekitar daerah yang kini
  disebut Pematang Raya, Simalungun).

  Daftar Raja Kerajaan Raya:

  1.   Tuan Si Pinang Sori
  2.   Raja Raya, Tuan Lajang Raya
  3.   Raja Raya Simbolon (Namanya memakai nama wilayah kerajaannya, sebab tidak diketahui
  lagi siapa nama aslinya)
  4.   Raja Gukguk
  5.   Raja Unduk
  6.   Raja Denggat
7.   Raja Minggol
8.   Raja Poso
9.   Raja Nengel
10. Raja Bolon
11. Raja Martuah
12. Raja Raya Tuan Morahkalim
13. Raja Raya Tuan Jimmahadim, Tuan Huta Dolog
14. Raja Raya Tuan Rondahaim
15. Raja Raya Tuan Sumayan (Kapoltakan)
16. Raja Raya Tuan Gomok (Bajaraya)
17. Tuan Yan Kaduk Saragih Garingging

Sebagian suku Batak Toba mengklaim bahwa marga Saragih dari suku Simalungun berasal
dari Samosir (daerah yang dipercayai sebagai asal-usul suku Batak Toba) dan termasuk
kelompok marga-marga yang disebut Parna (PomparAn ni Raja Nai Ambaton). Paham ini
banyak ditentang oleh Marga Saragih karena belum adanya dokumen yang mendukung hal ini
dan terutama karena bertentangan dengan isi pustaha (dokumen tua Simalungun) dan
buku tarombo (silsilah dan sejarah marga) yang diteruskan secara turun temurun di kalangan
marga Saragih.

Submarga Saragih
Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain:

 1. Garingging
         1. Dasalak
         2. Dajawak
         3. Permata
 2. Damuntei
 3. Sumbayak
 4. Siadari
 5. Siallagan
 6. Sidabalok
 7. Sidabukke
 8. Sidabutar
 9. Sidauruk
 10.Sigalingging
 11.Sijabat
 12.Simanihuruk
 13.Simarmata
14.Sitanggang
   15.Sitio
   16.Napitu
   17.Rumahorbo
   18.Tamba
   19.Tinambunan
   20.Turnip
   21.Nasionggang
   22.Saing



    Tokoh terkenal SARAGIH
Tokoh-tokoh terkenal yang bermarga Saragih adalah:
      tokoh

   H. A. Yunus Saragih, Bupati Langkat Bill Amirsjah
   Rondahaim Saragih.


   "Bill" Amirsjah Rondahaim Saragih Garingging
                                     Garingging,
   musisi jazz terkenal yang lama merantau ke luar
   negri.
   Prof. Dr. Bungaran Saragih menteri
                      Saragih,
   Pertanian di kabinet Indonesia Bersatu danKabinet
   Gotong Royong Pemerintahan Indonesia.
   Edy Aman Saragih, Bupati pertama Kabupaten Nias
   Selatan.
   Henry Saragih, koordinator Internasional La Via
                      dinator
   Campesina dan Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI).
                       Umum
   Guru Jason Saragih, Bapak / Pelopor Pendidikan Simalungun.
                    h,
   dr. Djasamen Saragih, warga Simalungun pertama yang
   menjadi Dokter



   Pdt. Djaulung Wismar Saragih Sumbayak
      Orang Simalungun pertama yang menjadi
      seorang pendeta.[2]
      Penyusun Kamus Simalungun pertama.
      Orang Indonesia pertama yang menterjemahkan Alkitab
                                (bahasa Simalungun).[3]
      ke dalam bahasa Nusantara (
   Kimar Saragih, ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara.
Kristupa Saragih, fotografer terkenal Indonesia dan pengasuh dari fotografer.net.
   Muhar Omtatok
       Budayawan & Spritualis,
       Ketua Forum Komunikasi Paranormal & Penyembuh Alternatif Ind - FKPPAI Sumut
       Ketua Umum Majelis Kaji Metafisika
       Sekretaris Umum Yayasan Simalungun Sauhur
   Tuan Rondahaim Saragih Garingging, raja Raya, pejuang yang ditunjuk menjadiraja
   goraha (panglima perang) kerajaan-kerajaan di Simalungun dalam melawanBelanda.
   Tambah Tuah Saragih, (lebih dikenal dengan julukan Pangulu Damak) spiritualis
   TS Mardjans Saragih, mantan Danrem Kalimantan Barat dan Kasdam Tanjung Pura



Raja Banua Purba bermarga Purba
Purba adalah salah satu marga atau morga dari empat marga asli dari suku Simalungun yang
aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia

Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat
masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.



    Kerajaan Purba
    Purba adalah marga dari Raja di kerajaan Banua Purba, salah satu kerajaan yang pernah ada
    di daerah Simalungun. Raja Purba memiliki keturunan: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha
    (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang,
    Tondang, Sihala, Raya.

    Pada abad ke-18 ada
    beberapa
    marga Simamora dariBakk
    ara melalui Samosir untuk
    kemudian menetap
    diHaranggaol dan
    mengaku dirinya Purba.
    Purba keturunan
    Simamora (kemungkinan
    Purba Sigulang
    Batu),Purba Manorsa
    (Purba manorsa adalah
    purba parhorbo yang
    asalnya dari Toba yaitu huta simamora nabolak terus merantau ke simanalungun) dan tinggal di
Tangga Batu dan Purbasaribu. Sebagian orang percaya bahwa keturunan Simamora inilah
yang menjadi leluhur marga Purba yang ada di daerah Simalungun. Keturunan Simamora ini
menetap dan beranak cucu di daerah tersebut dan keturunannya dianggap sebagai orang
Simalungun dan bukan lagi keturunan orang Toba (beda dengan Purba Sigulang Batu), yang
menjadi leluhurnya. semakin lama keturunan Purba ini semakin banyak hingga jumlahnya
menjadi lebih besar dari Purba Sigulang Batu yang tidak merantau ke tanah Simalungun.

Pada tahun 1996, salah satu putra dari Raja Siboro diculik dan dinyatakan menghilang berserta
ketiga saudaranya.

Raja-Raja Kerajaan Purba Pak-Pak di Pematang Purba

1. Tuan Pangultop Ultop (1624-1648)
2. Tuan Ranjiman (1648-1669)
3. Tuan Nanggaraja (1670-1692)
4. Tuan Batiran (1692-1717)
5. Tuan Bakkaraja (1718-1738)
6. Tuan Baringin (1738-1769)
7. Tuan Bona Batu (1769-1780)
8. Tuan Raja Ulan (1781-1769)
9. Tuan Atian (1800-1825)
10.       Tuan Horma Bulan (1826-1856)
11.       Tuan Raondop (1856-1886)
12.       Tuan Rahalim (1886-1921)
13.       Tuan Karel Tanjung (1921-1931)
14.       Tuan Mogang (1933-1947)
15.       Tuan Ricky Herianto Purba (1985- sekarang )
Submarga Purba
Purba terdiri dari banyak sub-
                             -marga, antara lain:

                         1. G
                            GIRSANG
                               1. Girsang Jabu Bolon
                               2. Girsang Na Godang
                               3. Girsang Parhara
                               4. Girsang Rumah Parik

                               5. Girsang Bona Gondang                Figure 1_YAN APUL
                                                                           GIRSANG
    2. Pakpak
    3. Raya
    4. Siboro
    5. Siborom Tanjung
    6. Sidasuha
             1. Sidadolog
             2. Sidagambir
    7. Sigumonrong
    8. Sihala
                                                                  Figure 2_JUNIVER GIRSANG
    9. Silangit
    10.Tambak
    11.Tambun Saribu
    12.Tanjung
    13.Tondang
    14.Tua

    Selain dari sub marga di atas, beberapa suku yang hidup di
    sekitar daerah Simalungun juga berbaur dengan penduduk
                                                                     Figure 3_Drs. Persadaan
    bermarga Purba dan mengakibatkan timbulnya afiliasi marga
                                                        marga-            Girsang, M.Si
    marga lain dengan marga Purba, antara lain: Manorsa,
                        rga
    Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon.
Purba Tanjung
Purba Tanjung berasal dari Sipinggan, Simpang Haranggaol,
                       ari
Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Beberapa sumber
               ,
menyatakan bahwa "Tanjung" pada marga ini berasal dari lokasi
kampung Sipinggan yang merupakan sebuah Tanjung di Danau
Toba, arah Haranggaol.
                                                                  Figure 4_Junimart Girsang
Keturunan Purba Tanjung berasal dari garis keturunan Ompung
Marsahan Omas (dalam bahasa Indonesia berarti Bercawan Emas, karena kebiasaannya minum
dari cawan Emas), yang adalah keturunan Purba Parhorbo. Marsahaan Omas memiliki keturunan
bernama Bongguran yang memiliki kebiasaan "maranggir" (mandi air jeruk purut) di sekitar
kampung Nagori, dengan menggunakan cawan emas.

Marsahan Omas memiliki 3 keturunan:

    1. Tuan Siborna
    2. Nahoda Raja
    3. Namora Soaloon

Nahoda Raja memiliki anak bernama Raja Omo yang merupakan Purba Tanjung pertama yang
bermukim di Sipinggan.

Daftar silsilah Purba Tanjung adalah sebagai berikut:

    1. Raja Omo
    2. Raja Girahma
    3. Raja Na Ijombai Gabur
    4. Raja Napinajongjong
    5. Raja Daniel Igor Jakarta (3 bersaudara), menghilang
    6. Raja Pusia
    7. Paulus Purba Tanjung (6 bersaudara)
    8. Markus Purba Tanjung (P Siantar)
    9. James M. Purba Tanjung (Bandung)
    10.Gabriel Radewa Purba Tanjung (Bandung)

Raja Saniang Naga bermarga Sinaga
Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa
dan Tanah Longsor.

    Sinaga adalah salah satu marga pada suku Simalungun. Pada masyarakat
    Simalungun marga Sinaga merupakan bagian dari perkumpulan empat marga
    besar SISADAPUR. Pada versi lain, Sinaga juga dianggap sebagai salah
    satumarga pada Suku bangsa Batak yang berasal dari Pulau Samosir.

    Asal-usul
    Versi BATAK Toba
    Menurut versi Toba, Sinaga adalah satu diantara marga-marga tertua di dalam
    kumpulan Marga Suku Batak. Dalam cerita masyarakat Batak, Raja Batak memiliki anak yang
    bernama Guru Tetea Bulan yang menikahi Putri Khayangan dan melahirkan dua anak yaitu Nai
    Lontungan dan Sumba. Nai Lontungan kemudian memiliki 5 putra yaitu Raja Uti, Saribu Raja,
Limbong Mulana, Sagala Raja, Silau Raja, dan 1 putri yaitu Boru Pareme. Saribu Raja menikahi
   Boru Pareme dan memiliki keturunan yang diberi nama Si Raja Lontung. Si Raja Lontung
   menikahi Ibu Kandungnya tadi dan memiliki 4 anak, yaitu:
   Sinaga, Situmorang, Pandiangan dan Nainggolan. Si Raja Lontung kemudian merantau ke
   TepianDanau Toba dan menikah dengan Boru Limbong dan memiliki anak 3 anak
   (Simatupang, Aritonang dan Siregar) dan 2 orang putri yang masing-masing menikah dengan
   marga Sihombing dan Simamora. Anak Si Raja Lontung yang pertama yaitu Sinaga memiliki
   Tiga Putra yaitu:

1. Bonor
2. Ratus
3. Uruk.

   Ketiga anaknya ini kemudian masing-masing memiliki Tiga Putra.

   Berdasarkan silsilah diataslah maka di Marga Sinaga terdapat sebuah Istilah yaitu Si Sia Ama,
   Si Tolu Ompu yang berarti "memiliki Sembilan Bapak dan Tiga Ompu(kakek)."

   Dalam perkembangannya Keturunan Sinaga merantau ke seluruh wilayah Tanah Batak, hal
   tersebut mengakibatkan terciptanya marga-marga baru (sub Marga) Sinaga, namun marga-
   marga baru tersebut tetap meyakini bahwa leluhur mereka adalah Sinaga. Adapun Marga-
   Marga tersebut antara lain Parangin-angin (Karo).
   Versi BATAK Simalungun
   Menurut versi Simalungun, Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku Simalungun saat
   terjadi “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar (Raja Nagur, Raja
   Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga) untuk tidak saling menyerang dan tidak
   saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).

   Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah
   Jawa, Batangiou di Asahan. Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada
   abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan
   Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga. Menurut Taralamsyah Saragih, nenek
   moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga
   Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan
   Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (Sibijaon).[1]

   Beberapa sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari India,
   salah satunya adalah menurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari Tuan Djorlang Hatara.
   Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah
   Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar yang memang
   memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta
   bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.[2]
Submarga Sinaga
    Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya menimbulkan afiliasi marga-
    marga lain dengan Sinaga. Marga-marga tersebut antara lain Sipayung, Sihaloho, Sinurat,
    dan Sitopu.



    Tokoh terkenal
    Dolorosa Sinaga, pematung terkenal Indonesia
    MSM Sinaga, mantan Bupati Kabupaten Tapanuli Utara
    Restu Sinaga
    Saktiawan Sinaga, atlet sepak bola anggota tim
    nasional Indonesia
    Cirus Sinaga, Jaksa
    Indra Perdana Sinaga, Vokalis Band LYLA




Marga-marga perbauran SIMALUNGUN
Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo,
dan Pakpakmenimbulkan marga-marga baru.

Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga Asli Simalungun tetapi kadang merasakan
dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan
Sirait.

Perkerabatan Simalungun
Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah karena
penentu partuturan (perkerabatan) di Simalungun adalah hasusuran (tempat asal nenek moyang)
dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa
dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga
anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal-usul anda)?"

Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe
lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak
berarti, asal penuh kasih).

Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja
Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja
dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa
dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari
Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja
Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.

Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partutur
                                                                partuturan. Partuturan ini
menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan (
                                                   (pardihadihaon), dan dibagi kedalam
                                                                 ),
beberapa kategori sebagai berikut:[11]




   Tutur Manorus / Langsung
       Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.
            rabatan

       Tutur Holmouan / Kelompok
       Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun

             Tutur Natipak / Kehormatan
       Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai
                                                                             ber
       tanda hormat.


Pakaian Adat
Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya,
                  suku
pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari
penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo).
Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada
                     malungun
kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan
berbagai ornamennya.

Ulos pada mulanya identik dengan ajimat,
dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat
religius magis dan dianggap keramat serta
memiliki daya istimewa untuk memberikan
                             memberika
perlindungan. Menurut beberapa penelitian
penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak,
memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen
di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos,
                     ,
khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.[12]

Secara legenda ulos dianggap sebagai salah satu
dari 3 sumber kehangatan bagi manusia
(selain Api dan Matahari), namun dipandang
                        ),
sebagai sumber kehangatan yang paling nyaman
karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api).
                                                                                   (sep
Seperti suku lain di rumpun Batak, Simalungun memiliki kebiasaan "mambere hiou" (memberikan
ulos) yang salah satunya melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada
penerima Hiou. Hiou dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala,
penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain-lain.

Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya
Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita
misalnya ragipanei, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Hiou
dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang
disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup
bagian bawah (abit).

Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria
Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan,
disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga
menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari
kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini
suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.

More Related Content

What's hot

Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanProses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanFrestiany Regina Putri
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara Earl Furqan T
 
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...cindyBenedicta
 
Kerajaan cirebon
Kerajaan cirebonKerajaan cirebon
Kerajaan cirebonSulthan Isa
 
Kerajaan singosari
Kerajaan singosariKerajaan singosari
Kerajaan singosariTita Rosita
 
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu NonhomogenPDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu Nonhomogenbagus222
 
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)Lianita Dian
 
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnyaFitriHastuti2
 
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Muhamad Tsani Farhan
 
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnyaFitriHastuti2
 
Kerajaan samudra pasai ppt #01
Kerajaan samudra pasai ppt #01 Kerajaan samudra pasai ppt #01
Kerajaan samudra pasai ppt #01 Fara Prihandini
 

What's hot (20)

Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanProses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
 
Kerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranKerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaran
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Kerajaan singasari
Kerajaan singasariKerajaan singasari
Kerajaan singasari
 
Kerajaan Pajang
Kerajaan PajangKerajaan Pajang
Kerajaan Pajang
 
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan  Mataram  IslamKerajaan  Mataram  Islam
Kerajaan Mataram Islam
 
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
 
Kerajaan cirebon
Kerajaan cirebonKerajaan cirebon
Kerajaan cirebon
 
Kerajaan singosari
Kerajaan singosariKerajaan singosari
Kerajaan singosari
 
Keajaan singosari
Keajaan singosariKeajaan singosari
Keajaan singosari
 
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu NonhomogenPDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
 
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)
Legenda Ciung Wanara dan Unsur Intrinsiknya (Bahasa Indonesia & Sunda)
 
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan samudra pasai politik ekonomi dan letak geografisnya
 
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kesultanan cirebon politik ekonomi dan letak geografisnya
 
Masa pemerintahan van den bosch
Masa pemerintahan van den boschMasa pemerintahan van den bosch
Masa pemerintahan van den bosch
 
Kerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegaraKerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegara
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Kerajaan samudra pasai ppt #01
Kerajaan samudra pasai ppt #01 Kerajaan samudra pasai ppt #01
Kerajaan samudra pasai ppt #01
 

Similar to SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE

Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Maluku
Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan MalukuKerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Maluku
Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Malukuvaniatalita1
 
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdf
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdfSEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdf
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdfAmbaraDwiYulianto
 
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreKerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreMonich Rhd
 
Setya_sejarah kerajaan gowa tallo
Setya_sejarah kerajaan gowa talloSetya_sejarah kerajaan gowa tallo
Setya_sejarah kerajaan gowa tallorony setya
 
Kerajaan ternate tidore lengkap
Kerajaan ternate tidore lengkapKerajaan ternate tidore lengkap
Kerajaan ternate tidore lengkapfikri mbendol
 
Kerajaan ternate tidore (fikRi)
Kerajaan ternate tidore (fikRi)Kerajaan ternate tidore (fikRi)
Kerajaan ternate tidore (fikRi)fikri lutfi
 
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29pamboedi
 
Kerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraKerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraLuiz Hafidz
 
Kerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidoreKerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidoreMhd Canales
 
Kerajaan sumatra barat
Kerajaan sumatra baratKerajaan sumatra barat
Kerajaan sumatra baratNdud Endud
 
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayu
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan MelayuSejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayu
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayuhamdan che hassan
 
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian Tengah
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian TengahKerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian Tengah
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian TengahPejuangKeadilan2
 
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYU
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYUSejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYU
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYUhamdan che hassan
 

Similar to SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE (20)

Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Maluku
Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan MalukuKerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Maluku
Kerajaan Banjar, Gowa-Tallo, dan Maluku
 
Budaya kerinci
Budaya kerinciBudaya kerinci
Budaya kerinci
 
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdf
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdfSEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdf
SEJARAH KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDOESIA.pdf
 
Sejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan GowaSejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan Gowa
 
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate TidoreKerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
Kerajaan Gowa tallo - Ternate Tidore
 
Setya_sejarah kerajaan gowa tallo
Setya_sejarah kerajaan gowa talloSetya_sejarah kerajaan gowa tallo
Setya_sejarah kerajaan gowa tallo
 
Kerajaan ternate tidore lengkap
Kerajaan ternate tidore lengkapKerajaan ternate tidore lengkap
Kerajaan ternate tidore lengkap
 
Kebudayaan bata ks
Kebudayaan bata ksKebudayaan bata ks
Kebudayaan bata ks
 
Kerajaan ternate tidore
Kerajaan ternate tidoreKerajaan ternate tidore
Kerajaan ternate tidore
 
Kerajaan ternate tidore (fikRi)
Kerajaan ternate tidore (fikRi)Kerajaan ternate tidore (fikRi)
Kerajaan ternate tidore (fikRi)
 
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
 
Kerajaan islam maluku
Kerajaan islam maluku Kerajaan islam maluku
Kerajaan islam maluku
 
Kerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraKerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggara
 
Kerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidoreKerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidore
 
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-TalloKerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo
 
Kerajaan sumatra barat
Kerajaan sumatra baratKerajaan sumatra barat
Kerajaan sumatra barat
 
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayu
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan MelayuSejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayu
Sejarah Tingkatan 1 Bab 8 Kerajaan Melayu
 
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian Tengah
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian TengahKerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian Tengah
Kerajaan Tojo (Todjo) di Sulawesi Bagian Tengah
 
Sejarah Sintang
Sejarah SintangSejarah Sintang
Sejarah Sintang
 
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYU
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYUSejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYU
Sejarah Tingkatan 1: Bab 8 KERAJAAN NEGERI MELAYU
 

More from ELJUNI EDIN GIRSANG

Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Appendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceAppendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Contoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceContoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...ELJUNI EDIN GIRSANG
 

More from ELJUNI EDIN GIRSANG (20)

Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
 
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
 
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
 
Wom honda
Wom hondaWom honda
Wom honda
 
Wom suzuki
Wom suzukiWom suzuki
Wom suzuki
 
Wom kawasaki
Wom kawasakiWom kawasaki
Wom kawasaki
 
Wom tvs
Wom tvsWom tvs
Wom tvs
 
Wom bajaj
Wom bajajWom bajaj
Wom bajaj
 
Wom yamaha
Wom yamahaWom yamaha
Wom yamaha
 
Appendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceAppendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinance
 
Surveyor Multifinance
Surveyor Multifinance Surveyor Multifinance
Surveyor Multifinance
 
PSAK No 51
PSAK No 51PSAK No 51
PSAK No 51
 
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
 
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
 
Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007
 
Kegiatan pp syariah
Kegiatan pp syariahKegiatan pp syariah
Kegiatan pp syariah
 
Contoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceContoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinance
 
Sosialisas fit n_proper_1
Sosialisas  fit n_proper_1Sosialisas  fit n_proper_1
Sosialisas fit n_proper_1
 
Kegiatan pp syariah_&_akad1
Kegiatan pp syariah_&_akad1Kegiatan pp syariah_&_akad1
Kegiatan pp syariah_&_akad1
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
 

Recently uploaded

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 

Recently uploaded (14)

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 

SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE

  • 1. SUKU SIMALUNGUN Suku Simalungun atau juga disebut Batak Simalungun adalah salah satu suku asli dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah timur mereka. Asal-usul Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku Simalungun berasal dari luar Indonesia. [1] Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang : 1. Gelombang pertama (Simalungun Proto ), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik. 2. Gelombang kedua (Simalungun Deutero), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun. Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara. Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir. Pustaha Parpandanan Na Bolag (pustaka Simalungun kuno) mengisahkan bahwa Parpandanan Na Bolag (cikal bakal daerah Simalungun) merupakan kerajaan tertua di Sumatera Timur yang wilayahnya bermula dari Jayu (pesisir Selat Malaka) hingga ke Toba. Sebagian sumber lain
  • 2. menyebutkan bahwa wilayahnya meliputi Gayo dan Alas di Aceh hingga perbatasan sungai Rokan di Riau. Kini, di Kabupaten Simalungun sendiri, Akibat derasnya imigrasi, suku Simalungun hanya menjadi mayoritas di daerah Simalungun Atas. Kehidupan masyarakat Simalungun Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan padi dan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. "Marga" memegang peranan penting dalam soal adat Simalungun. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda. Sistem Politik Pada masa sebelum Belanda masuk ke Simalungun, suku ini terbagi ke dalam 7 daerah yang terdiri dari 4 Kerajaan dan 3 Partuanan.[4] Kerajaan tersebut adalah: 1. Siantar (menandatangani surat tunduk pada belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No.25) 2. Panei (Januari 1904, SK No.6) 3. Dolok Silou 4. Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21) Sedangkan Partuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar "tuan") tersebut terdiri atas: 1. Raya (Januari 1904, SK No.6) 2. Purba 3. Silimakuta Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah secara swaparaja. Setelah Belanda datang maka ketiga Partuanan tersebut dijadikan sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri secara sah dan dipersatukan dalam Onderafdeeling Simalungun.
  • 3. Dengan Beslit tanggal 24 April 1906 nomor 1 kemudian diperkuat lagi dengan Besluit tanggal 22 Januari 1908 nomor 57, Raja Siantar Sang Nahualu dinyatakan dijatuhkan dari tahtanya selaku Raja Siantar oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintahan kerajaan Siantar, menunggu akil baligh Tuan Kodim dipimpin oleh suatu Dewan Kerajaan terdiri dari Tuan Marihat, Tuan Sidamanik dan diketuai oleh Kontelir Simalungun. Setelah dibuangnya Raja Siantar Sang Naualuh dan Perdana Menterinya Bah Bolak oleh Belanda dalam tahun 1906 ke Bengkalis, maka sudah ratalah kini jalan untuk memaksakan Dewan Kerajaan Siantar yang diketuai Kontelir Belanda itu dan dibentuklah Besluit tanggal 29-7-1907 nomor 254 untuk membuat Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) takluknya Siantar kepada Pemerintah Hindia Belanda. Dari isi surat-surat dokumen Belanda dapatlah direka yang tersirat bahwa dimakzulkannya dari tahta Siantar Tuan Sang Nahualu dan dibuangnya ia bersama perdana menterinya Bah Bollak ke Bengkalis 1906, adalah terutama karena background : Ia bersama hampir seluruh Orang-orang Besar Kerajaan Siantar adalah anti penjajahan Belanda; bahwa merembesnya propaganda Islam ke Simalungun khususnya dan Tanah Batak umumnya tidaklah disenangi oleh penjajah Belanda. Pada 16 Oktober 1907 oleh Tuan Torialam (Tuan Marihat) dan Tuan Riah Hata (Tuan Sidamanik), melalui Verklaring (Surat Ikrar), dinyatakan tunduk kepada Belanda. Dalam butir satu dari Verklaring yang memakai aksara Arab Melayu dengan Bahasa Melayu dan aksara Latin dengan Bahasa Belanda itu, tertulis, “ Ten eerste: dat het landschap Siantar een gedeelte uitmaakt van Nederlandsch Indie en derhalve staat onder de heerschappij van Nederland..” (Pertama: bahwa wilayah Siantar merupakan bagian dari Hindia Belanda dan karena itu berada di bawah kerajaan Belanda…). Masih ditambahkan bahwa akan setia kepada Ratu Belanda dan Gubernur Jenderal. Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar akhirnya di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh bukan dari permaisuri, yang masih teramat muda, Tuan Riah Kadim menjadi raja pengganti. Tuhan Riah Kadim yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending Guillaume di Purba. Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar Tuan Naga Huta dan diakui Belanda sebagai Raja.( Suntingan dari Muhar Omtatok , Erond Damanik dan Juandaha Raya Purba Dasuha). Selain 3 partuanan yang tersebut atas masih terdapat beberapa partuaan yang lain antara lain: 1. Parbalogan (tuan parbalogan op.Dja Saip Saragih Napitu) yang wilayahnya dari parmahanan hingga ke tigaras 2. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha , Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha , Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , Toean Intan Pulo Bosar Sipolha , Tuan Kalabosar (
  • 4. Dolok Maraja Sipolha ), Tuan Paraloangin ( Jambur Na Bolag Sipolha ), Tuan Parangsangbosi ( Paribuan Sipolha ) semua Keturunan Raja Naposo Damanik. 3. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup , salah satu keturunannya adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Hutabolon Sipolha ) orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora br.Damanik, Mayun br. Damanik. 4. Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin , keturunannya sebagai berikut pada no 5 , 6 , 7 : 5. Tuan Paraloangin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel Sinaga Prapat dari Parapat salah satu keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ) keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik MA. ( Jerman ). 6. Tuan Parangsangbosi Damanik ( Tuan Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar). 7. Tuan Kalabosar Damanik ( Tuan Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir. Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa Damanik. 8. Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol Damanik. 9. Sipintu angin (tuan op.S.Saragih Turnip) merupakan orang tua dari Saragih Ras. Yang hingga kini tugunya (tugu hoda bottar)masih terlihat di Perbatasan Panatapan Ds.Tigaras DENGAN KORT VERKLARING, 16 OKTOBER 1907, BELANDA MEMBAGI KERAJAAN SIANTAR MENJADI 37 PERBAPAAN dan tuan SAUADIM, DAMANIK KE XV, PERBAPAAN DARI BANDAR diangkat BELANDA MENJADI RAJA SIANTAR yang berakhir sampai tahun Revolusi Simalungun 1946. 3. SURAT IKRAR Bahwa ini ikrar kami : Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik. Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang tersebut di bawah ini , yaitu : Pasal yang pertama. Bermula ikrar kami bahwa sesungguhnya negeri Siantar jadi suatu bahagian daripada Hindia Nederland , maka takluklah negeri Siantar itu kepada kerajaan Belanda , maka wajiblah atas kami selama-lamanya bersetia kepada Baginda Sri Maharaja Belanda dan kepada wakil baginda yaitu Sri
  • 5. Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland , maka oleh Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur dikurniakan kepada kami jabatan pemerintahan di dalam Negeri Siantar. Pasal yang kedua. Maka mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa kami tiada akan membicarakan suatu apa dari pada ikwal kami dengan Raja - raja yang asing , melainkan musuh Baginda Sri Maharaja itu musuh kami , begitu juga sahabat Sri Maharaja Belanda itu Sahabat kami adanya. Pasal yang ketiga. Bahwa mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa sesungguhnya segala peraturan hal ikwal Siantar , baik yang telah diaturkan , baik yang akan diikrarkan oleh atau dengan nama Baginda Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland atau wakilnya semua pengaturan itu kami hendak menjalankan akan segala perintah yang diperintahkan kepada kami , baik oleh Sri paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal baik oleh wakilnya , semua perintah itu kami hendak menurutkan juga adanya. Demikianlah Ikrar yang telah kami mengaku dengan bersumpah di Pematang Siantar pada enam belas Oktober 1907, dan tersurat tiga helai yang sama bunyinya. Si Tori Alam Si Ria Hata ( Anggota dari komisi Kerajaan Siantar ) Disaksikan oleh Si Jure Lucan O'Brien , Controleur Simalungun. Ikrar ini disyahkan dan dikuatkan pada tanggal 22 Januari , 1908. Gubernur Jenderal Hindia Belanda d.t.o ( V.Heutz ) 4. Proces - Verbal / Berita Acara. Pada hari ini tanggal 16 Oktober 1907 hadir di hadapan saya Jure Lucan O'Brien . Controleur Simalungun. Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien , Controleur van Simeloengoen. 1. Si Saoeadim , Toean Van Bandar 2. Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010) 3. Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe 4. Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar 5. Si Mia , Toean Van Si Malangoe
  • 6. 6. Si Kama , Roumah Suah 7. Si Bisara , Nagodang 8. Si Djommaihat , Toean Kahaha 9. Si Djarainta , Toean Boentoe 10.Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar 11.Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda 12.Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar 13.Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar 14.Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga 15.Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar 16.Si Naman , Toean Van Lingga 17.Si Djaha , Toean Van Bangoen 18.Si Djibang , Toean Van Dolok Malela 19.Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe 20.Si Lampot , Toean Van Djorlang Hataran 21.Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar 22.Si Djadi , Toean Van Sakuda 23.Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas 24.Si Djaoelak , Toean Van Tamboen 25.Si Tahan Batoe , Toean Van Si Polha 26.Si Ria Kadi , Toean Van Manik Si Polha 27.Si Ganjang , Toean Van Repa 28.Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe 29.Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang 30.Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing 31.Si Mahata , Toean anggi Van Sidamanik 32.Si Bandar , Toean Manik Hataran 33.Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea 34.Si Rian , Toean Van Manik Maradja 35.Si Marihat , Toean Van Perbalogan 36.Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe 37.Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer Dimana mereka sebagai para kepala kerajaan / perbapaan , dihadapan saya telah menerangkan dan bersetuju dengan keterangan yang dibuat ini hari oleh komisi kerajaan Siantar dengan kehadirannya atas sumpah dan dikuatkan dalam ikrar ini. Demikian diperbuat ikrar ini berdasarkan berita acara dengan tiga rangkap. Pematang Siantar , 16 Oktober 1907.-
  • 7. Controleur Simalungun. d.t.o ( Jure Lucan O'Brien ) ( dalam Tulisan , Jahutar Damanik , NPV : 2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan Kebangkitan Bangsa Indonesia , Medan medio 1981 cetak ulang tahun 1987 ) Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya. Bahasa & Aksara Suku Simalungun menggunakan Bahasa Simalungun (bahasa simalungun: hata/sahap Simalungun) sebagai bahasa Ibu. Derasnya pengaruh dari suku-suku di sekitarnya mengakibatkan beberapa bagian Suku Simalungun menggunakan bahasa Melayu, Karo, Batak, dan sebagainya. Penggunaan Bahasa Batak sebagian besar disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada Suku Ini. Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara Surat Sisapuluhsiah. Kepercayaan Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari "Datu" (dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa yang disebut Naibata, yaitu Naibata di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Naibata di tengah (dilambangkan dengan warna Merah), dan Naibata di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). 3 warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya. Orang Simalungun percaya bahwa manusia dikirim ke dunia oleh naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang dapat juga menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang mati sebagai Simagot. Baik Sinumbah maupun Simagot harus diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sesembahan tersebut.[8]
  • 8. Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun. Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di beberapa tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti (Hindu) dan Sang Buddhayang menunggangi Gajah (Budha). Marga Harungguan Bolon Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronimSISADAPUR, yaitu: Sinaga Saragih Damanik Purba Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh). Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba, Simalungun Keempat raja itu adalah[10]: Raja Nagur bermarga Damanik Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas). Damanik adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungundi provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), yang mana dalam bahasa Simalungun Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas). TM. Muhar Omtatok menguraikan bahwa Damanik merupakan marga tertua dari suku Simalungun dan Batak. TM Muhar Omtatok juga mengungkapkan bahwa Damanik telah ada sejak kepercayaan lokal ada di Sumatera. Asal-usul Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga Damanik dan marga-marga lain dalam Suku Simalungun berasal dari Nagore (India Selatan) dan Pegunungan Assam (India Timur)
  • 9. di sekitar abad ke-5 , menyusuriBirma, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan Kerajaan Nagur dari raja dinasti Damanik.[1] Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja- raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke Aceh, Langkat, Bangun Purba, hingga ke Bandar Khalipah sampaiBatubara. Pada abad ke-12, keturunan Raja Nagur mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola I dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:[2] Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar) Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola) Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok) Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun. Jika dirunut dari Dinasti Nagur, Damanik merupakan turunan dari Raja Nagur, yaitu Marah Silau – yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar, Soro Tilu – yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola, serta Timo Raya – yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok) Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang mengaku sub-clan Damanik di Simalungun. Damanik merupakan morga (marga) asli dan tertua di Simalungun. Jika Damanik diberi arti Simada Manik (pemilik manik), maka Damanik berarti Pemilik Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas). Sejak zaman Nagur, Damanik telah menjadi leader bagi tamadun marga lainnya. Sebagai marga bangsawan awal, Damanik mengatur tatanan kesimalungunan. Jika direnungkan bahwa tiap-tiap raja goraha non Damanik adalah menantu Damanik sebagai Raja kala itu. Bukan sebuah ungkapan berlebihan jika Damanik mempengaruhi dan mewarnai etnografi, linguistik, sosiokultur maupun genetika marga lain. Jika sebagian saudara kita, mengaitkan Damanik dengan Manik. Tentu Damanik boleh berbangga atas tawaran persaudaraan tersebut. Namun jika dilihat dari perjalanan panjang morga Damanik dalam tinjauan habonaron, maka sebuah kebenaran tidaklah boleh ditiadakan. Justru kata ‘Damanik’ dan ‘Manik’ yang hanya dibedakan suku kata ‘Da’ menjadi menarik untuk dikaji.
  • 10. Jika didengar bunyi-bunyi lingual condong berubah karena lingkungannya. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama. Dengan kata lain. perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi, apabila perubahan bunyi itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis. Penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan disebut Zeroisasi dalam ilmu bahasa. Peristiwa ini biasa terjadi pada penuturan bahasa-bahasa di dunia, termasuk bahasa-bahasa di Indonesia. Dalam bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu, kita menemukan banyak kata yang berubah dari aslinya. Misalnya, kata Sahaya menjadi Saya, Dahulu menjadi Dulu, Tetapi menjadi Tapi, dan lainnya. Jika di Simalungun, kata Danau disebut Laut, sebutan yang diperuntukkan untuk sumber kumparan air yang besar, yang juga diperuntukkan untuk menyebut kata laut seperti dalam Bahasa Indonesia. Kata ‘Laut’ tersebut mengalami perubahan ketika disebutkan dalam bahasa Karo, menjadi ‘Lau’, dan terus bergeser pada bahasa Batak Toba menjadi ‘ Tao”. Sehingga keasliannya bisa kita urutkan menjadi: Laut (Simalungun) – Lau (Karo) – Tao (Batak Toba). Jika diklasifikasikan zeroisasi, paling tidak ada tiga jenis, yaitu aferesis, apokop, dan sinkop. Kata Damanik dan Manik masuk dalam Aferesis, yaitu proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada awal kata. Misalnya: tetapi menjadi tapi, peperment menjadi permen, upawasa menjadi puasa. Pada kata-kata itu tampak jelas yang mana kata terdahulu dan kata berikutnya. Kata Tetapi, Pepermint dan Upawasa adalah lebih tua ketimbang kata Tapi, Permen maupun Puasa. Begitu halnya dengan Damanik dan Manik,yang tampak terjawab kini. Yaitu Damanik adalah lebih tua atau terdahulu ketimbang Manik. Disini dikatakan bahwa Damanik bukanlah afiliasi atau sub-clan dari marga lain, baik yang ada di Simalungun maupun di luar Simalungun. “PERJALANAN SIMALUNGUN/DAMANIK DALAM TINJAUAN HABONARON” Oleh Sauhur ( M. Muhar Omtatok ) DAMANIK DAN RANJI SERAT TUBUH Ranji Serat Tubuh merupakan keilmuan kuno di masa animisme dan dinamisme. Ilmu ini memuasalkan huruf dengan titik-titik maya di tubuh manusia. Huruf atau carakan Jawa yakni ha na
  • 11. ca ra ka dan seterusnya diyakini penghayatnya sebagai sabda pangandikanipun dari Tuhan di Tanah Jawa. Ketika agama-agama berikutnya masuk ke Nusantara, Keilmuan kuno ini mengalami adaptasi. Huruf Hijaiyah dalam Bahasa Arab yang masuk ke Nusantara bersama masuknya Islam. Dianggap juga memiliki kharisma mistis, sehingga Ilmu Ranji Tubuh-pun menggunakan huruf-huruf import tersebut. Keilmuan warisan leluhur ini sering pula dikaitkan dengan elemen-elemen tertentu, misalnya Bumi, Air, Api, Udara, dan Ether. Filsuf Yunani, Empedocles (492-432 SM) menyebutnya sebagai 4 ‘akar‘ atau 4 ‘dasar‘. Hippocrates (460~377 SM), Bapak Kedokteran, juga menggunakan konsep keempat elemen ini untuk pengobatan, yaitu teori bahwa penyakit timbul akibat ketidakseimbangan 4 cairan dalam tubuh (Humorism). Di India, kelima elemen ini sudah dikenal sejak dari munculnya kebudayaan atau filsafat Hindu dan Buddha. Begitu juga di China dan Jepang. Di India, Ilmu Ranji Tubuh hingga kini sangat popular. Diyakini bahwa pada tubuh memiliki titik-titik maya yang mereka sebut dengan Chakra. Maka Aura sebagai manifestasi warna tubuh, dikatakan muncul dari chakra tersebut. Di Simalungun, Ranji Serat Tubuh sudah teramat lama ada, sebelum Islam, Kristen dan lainnya masuk ke Tanoh Namadear ini. Keilmuan sejenis di Simalungun disebut Adjion Rahoet Mahoerei. Keilmuan ini Dipergunakan sebagai ‘Bohal Manggoluh’ bagi Pandihar (Pesilat) serta penghayat keilmuan Hadatuan (Pengobatan Tradisi). Di Simalungun klasik, keilmuan ini menggunakan huruf- huruf dari Surat sappuluh Siah yang dikolaborasikan dengan titik-titik tubuh serta langkah tubuh. Bagi pemuda-pemuda yang belajar Mandihar (bersilat) dan Hadatuan di Simalungun kala itu, dianjurkan untuk menghormati pimpinan-pimpinan gaib dari abjad diatas, dengan ritual khusus yang menyediakan sesaji berupa Ayam Merah yang disusun diatas daun dan diletakkan di tikar yang masih baru, sira pege yaitu cocolan garam, lada dan jahe 7 iris, bunga kembang sepatu 7 tangkai. Semua bahan ini dilingkari dengan benang putih.Dalam sebuah pustaha laklak diterangkan, bahan diatas dilengkapi dengan nira, air, rudang, minyak saloh, beras sangrai yang dibuat tepung, 19 lembar sirih, kue nitak (tepung beras dicampur gula aren) serta huruf-huruf dari Aksara Simalungun yang telah disediakan. Seluruh murid mengelilingi tikar tempat sesaji dan huruf yang diletakkan, lalu sang Datu membacai mantra. Berikut contoh mantra yang saya yakini sudah mendapat pengaruh unsur luar, yaitu: “Borkat ma hamu RAJA I DABIYA, Borkat ma hamu TUAN DIBORAKU, Borkat ma hamu ASAL NABU, Borkat ma hamu SITUNAGORI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALLI, Borkat ma hamu si ALAM SADIYA, Borkat ma hamu si ALAM SADIA SAH, Borkat ma hamu si ALAM JAHARI, Borkat ma hamu TUWAN MARJANDIHI, Borkat ma hamu RAJA SIPORAT NANGGAR, Borkat ma hamu RAJA ENDAH DUNIYA, Borkat ma hamu RAJA DI PUSUK SUNGEI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALI MUHAMMAD, Borkat ma hamu TUWAN SI NAHAR NANGKIR, Borkat ma hamu OMPUNG ANGLAH TAALA, Borkat ma hamu PUWANG AJI BORAIL, harannya ham Puwang ni Surat Sapuluh Siyah, na mannaikhon hosah, iya Tuwanku Jungjunganku” .
  • 12. Lalu murid disuruh memilih huruf yang disukainya secara intuitif. huruf inilah yang bisa dijadikannya sebagai pegangan berupa jimat dan sebagainya untuk menyatukan diri dengan alam gaib. huruf yang dipilih bisa di jadikan mantra handalan. Dalam Pustaha Laklak, ada beberapa mantra yang digunakan dengan membaca huruf yang dipilih tadi, membacanya dengan mandoding yaitu bersenandung; misalnya untuk Pagar Pertahanan. Kembali ke Adjion Rahoet Mahoerei atau Ilmu Ranji Serat Tubuh ala Simalungun. Dalam keilmuan yang dalam tulisan ini sekadar sebagai bahan kajian saja, ada disebutkan 4 huruf inti sebagai pusat Tonduy, Sumangat yang mampu melahirkan kekuatan tenagadalam. Empat huruf itu adalah ‘Da – Ma – Na – K’. ‘Da – Ma – Na – K’ disebutkan mempunyai tempat khusus di tubuh. (Da) berfungsi sebagai ‘Daoh- daoh’, yaitu memukul dari posisi tidak langsung namun bisa melumpuhkan lawan. Da ini terletak pada titik di kening diantara dua alis dan beberapa tempat lain dengan jurus dihar tertentu pula. (Ma) berfungsi sebagai ‘Magang’, yaitu membuat tubuh berkharisma dan disegani lawan maupun kawan. Ma ini terletak pada titik di atas mata sebelah atas alis dan tempat lain pada tubuh. (Na) berfungsi sebagai ‘Nae’, yaitu kaki yang mampu melangkah gesit dan melangkah ke sasaran yang tepat. Na terletak pada titik di bawah kemaluan serta di beberapa titik lain pada tubuh. Sedangkan (K) tidak berhuruf karena ia adalah ‘Kurusani’, yaitu elemen induk besi yang diyakini sudah diberikan ‘Naibata’ sejak lahir di dalam tubuh. Jika dilatih dan dihidupkan, Kurusani atau indung ni bosi ini mampu membuat kebal, kekuatan dan ketahanan tubuh. Dari uraian ini, saya menarik hipotesa bahwa selain berasal dari Simada Manik yaitu yang memiliki kharisma spiritual; Damanik adalah sebutan yang berasal dari urutan huruf ‘Da – Ma – Na – K’ tersebut, hingga selanjutnya disebut ‘Da – Ma – Ni – K’. Kelebihan yang terkandung dari serat ranji tubuh ‘Da – Ma – Na – K’, yang mampu melumpuhkan lawan, memiliki tubuh berkharisma dan disegani lawan maupun kawan, mampu melangkah gesit dan melangkah ke sasaran yang tepat serta terlahir kebal, kuat dan memiliki ketahanan tubuh, adalah ejawantah dari Marga Damanik, sejak masa awal, Nagur, Siantar dan kiranya sampai kini. Inilah bukti “PERJALANAN SIMALUNGUN/DAMANIK DALAM TINJAUAN HABONARON”, sebagai etnis/marga tua yang berbudaya dan memiliki peradaban yang tinggi. Sistem Politik Pada masa sebelum Belanda masuk ke Simalungun, suku ini terbagi ke dalam 7 daerah yang terdiri dari 4 Kerajaan dan 3 Partuanan.[4] Kerajaan tersebut adalah: 1. Siantar (menandatangani surat tunduk pada belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No.25) 2. Panei (Januari 1904, SK No.6) 3. Dolok Silou
  • 13. 4. Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21) Sedangkan Partuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar "tuan") tersebut terdiri atas: 1. Raya (Januari 1904, SK No.6) 2. Purba 3. Silimakuta Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah secara swaparaja. Setelah Belanda datang maka ketiga Partuanan tersebut dijadikan sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri secara sah dan dipersatukan dalam Onderafdeeling Simalungun. Dengan Beslit tanggal 24 April 1906 nomor 1 kemudian diperkuat lagi dengan Besluit tanggal 22 Januari 1908 nomor 57, Raja Siantar Sang Nahualu dinyatakan dijatuhkan dari tahtanya selaku Raja Siantar oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintahan kerajaan Siantar, menunggu akil baligh Tuan Kodim dipimpin oleh suatu Dewan Kerajaan terdiri dari Tuan Marihat, Tuan Sidamanik dan diketuai oleh Kontelir Simalungun. Setelah dibuangnya Raja Siantar Sang Naualuh dan Perdana Menterinya Bah Bolak oleh Belanda dalam tahun 1906 ke Bengkalis, maka sudah ratalah kini jalan untuk memaksakan Dewan Kerajaan Siantar yang diketuai Kontelir Belanda itu dan dibentuklah Besluit tanggal 29-7-1907 nomor 254 untuk membuat Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) takluknya Siantar kepada Pemerintah Hindia Belanda. Dari isi surat-surat dokumen Belanda dapatlah direka yang tersirat bahwa dimakzulkannya dari tahta Siantar Tuan Sang Nahualu dan dibuangnya ia bersama perdana menterinya Bah Bollak ke Bengkalis 1906, adalah terutama karena background : Ia bersama hampir seluruh Orang-orang Besar Kerajaan Siantar adalah anti penjajahan Belanda; bahwa merembesnya propaganda Islam ke Simalungun khususnya dan Tanah Batak umumnya tidaklah disenangi oleh penjajah Belanda. Pada 16 Oktober 1907 oleh Tuan Torialam (Tuan Marihat) dan Tuan Riah Hata (Tuan Sidamanik), melalui Verklaring (Surat Ikrar), dinyatakan tunduk kepada Belanda. Dalam butir satu dari Verklaring yang memakai aksara Arab Melayu dengan Bahasa Melayu dan aksara Latin dengan Bahasa Belanda itu, tertulis, “ Ten eerste: dat het landschap Siantar een gedeelte uitmaakt van Nederlandsch Indie en derhalve staat onder de heerschappij van Nederland..” (Pertama: bahwa wilayah Siantar merupakan bagian dari Hindia Belanda dan karena itu berada di bawah kerajaan Belanda…). Masih ditambahkan bahwa akan setia kepada Ratu Belanda dan Gubernur Jenderal. Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar akhirnya di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh bukan dari permaisuri, yang masih teramat muda, Tuan Riah Kadim menjadi raja pengganti. Tuhan Riah Kadim yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending Guillaume di Purba. Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar Tuan Naga Huta dan
  • 14. diakui Belanda sebagai Raja.( Suntingan dari Muhar Omtatok , Erond Damanik dan Juandaha Raya Purba Dasuha). Selain 3 partuanan yang tersebut atas masih terdapat beberapa partuaan yang lain antara lain: 1. Parbalogan (tuan parbalogan op.Dja Saip Saragih Napitu) yang wilayahnya dari parmahanan hingga ke tigaras 2. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha , Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha , Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , Toean Intan Pulo Bosar Sipolha , Tuan Kalabosar ( Dolok Maraja Sipolha ), Tuan Paraloangin ( Jambur Na Bolag Sipolha ), Tuan Parangsangbosi ( Paribuan Sipolha ) semua Keturunan Raja Naposo Damanik. 3. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup , salah satu keturunannya adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Hutabolon Sipolha ) orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora br.Damanik, Mayun br. Damanik. 4. Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin , keturunannya sebagai berikut pada no 5 , 6 , 7 : 5. Tuan Paraloangin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel Sinaga Prapat dari Parapat salah satu keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ) keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik MA. ( Jerman ). 6. Tuan Parangsangbosi Damanik ( Tuan Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar). 7. Tuan Kalabosar Damanik ( Tuan Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir. Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa Damanik. 8. Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol Damanik. 9. Sipintu angin (tuan op.S.Saragih Turnip) merupakan orang tua dari Saragih Ras. Yang hingga kini tugunya (tugu hoda bottar)masih terlihat di Perbatasan Panatapan Ds.Tigaras DENGAN KORT VERKLARING, 16 OKTOBER 1907, BELANDA MEMBAGI KERAJAAN SIANTAR MENJADI 37 PERBAPAAN dan tuan SAUADIM, DAMANIK KE XV, PERBAPAAN DARI BANDAR diangkat BELANDA MENJADI RAJA SIANTAR yang berakhir sampai tahun Revolusi Simalungun 1946. 3. SURAT IKRAR
  • 15. Bahwa ini ikrar kami : Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik. Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang tersebut di bawah ini , yaitu : Pasal yang pertama. Bermula ikrar kami bahwa sesungguhnya negeri Siantar jadi suatu bahagian daripada Hindia Nederland , maka takluklah negeri Siantar itu kepada kerajaan Belanda , maka wajiblah atas kami selama-lamanya bersetia kepada Baginda Sri Maharaja Belanda dan kepada wakil baginda yaitu Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland , maka oleh Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur dikurniakan kepada kami jabatan pemerintahan di dalam Negeri Siantar. Pasal yang kedua. Maka mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa kami tiada akan membicarakan suatu apa dari pada ikwal kami dengan Raja - raja yang asing , melainkan musuh Baginda Sri Maharaja itu musuh kami , begitu juga sahabat Sri Maharaja Belanda itu Sahabat kami adanya. Pasal yang ketiga. Bahwa mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa sesungguhnya segala peraturan hal ikwal Siantar , baik yang telah diaturkan , baik yang akan diikrarkan oleh atau dengan nama Baginda Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland atau wakilnya semua pengaturan itu kami hendak menjalankan akan segala perintah yang diperintahkan kepada kami , baik oleh Sri paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal baik oleh wakilnya , semua perintah itu kami hendak menurutkan juga adanya. Demikianlah Ikrar yang telah kami mengaku dengan bersumpah di Pematang Siantar pada enam belas Oktober 1907, dan tersurat tiga helai yang sama bunyinya. Si Tori Alam Si Ria Hata ( Anggota dari komisi Kerajaan Siantar ) Disaksikan oleh Si Jure Lucan O'Brien , Controleur Simalungun. Ikrar ini disyahkan dan dikuatkan pada tanggal 22 Januari , 1908. Gubernur Jenderal Hindia Belanda d.t.o ( V.Heutz ) 4. Proces - Verbal / Berita Acara. Pada hari ini tanggal 16 Oktober 1907 hadir di hadapan saya Jure Lucan O'Brien . Controleur Simalungun.
  • 16. Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien , Controleur van Simeloengoen. 1. Si Saoeadim , Toean Van Bandar 2. Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau 3. Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe 4. Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar 5. Si Mia , Toean Van Si Malangoe 6. Si Kama , Roumah Suah 7. Si Bisara , Nagodang 8. Si Djommaihat , Toean Kahaha 9. Si Djarainta , Toean Boentoe 10. Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar 11. Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda 12. Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar 13. Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar 14. Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga 15. Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar 16. Si Naman , Toean Van Lingga 17. Si Djaha , Toean Van Bangoen 18. Si Djibang , Toean Van Dolok Malela 19. Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe 20. Si Lampot , Toean Van Djorlang Hataran 21. Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar 22. Si Djadi , Toean Van Sakuda 23. Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas 24. Si Djaoelak , Toean Van Tamboen 25. Si Tahan Batoe , Toean Van Si Polha 26. Si Ria Kadi , Toean Van Manik Si Polha 27. Si Ganjang , Toean Van Repa 28. Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe 29. Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang 30. Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing 31. Si Mahata , Toean anggi Van Sidapmanik 32. Si Bandar , Toean Manik Hataran 33. Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea 34. Si Rian , Toean Van Manik Maradja 35. Si Marihat , Toean Van Perbalogan 36. Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe 37. Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer Dimana mereka sebagai para kepala kerajaan / perbapaan , dihadapan saya telah menerangkan dan bersetuju dengan keterangan yang dibuat ini hari oleh komisi kerajaan Siantar dengan kehadirannya atas sumpah dan dikuatkan dalam ikrar ini. Demikian diperbuat ikrar ini berdasarkan berita acara dengan tiga rangkap. Pematang Siantar , 16 Oktober 1907.- Controleur Simalungun. d.t.o
  • 17. ( Jure Lucan O'Brien ) ( dalam Tulisan , Jahutar Damanik , NPV : 2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan Kebangkitan Bangsa Indonesia , Medan medio 1981 cetak ulang tahun 1987 ) Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya. Raja Banua Sobou bermarga Saragih Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang. Saragih adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Etimologi Secara Etimologis, Saragih berasal dari "simada ragih" dalam bahasa Simalungun, yang mana "ragih" berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang. Asal-usul Beberapa versi sumber sejarah menyatakan bahwa leluhur marga saragih berasal dari Selatan India, yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampaiBatubara. Akibat desakan suku setempat, mereka kemudian bergerak ke daerah pinggiran Toba dan Samosir[1]. Marga Saragih pertama (Hasusuran-1) itu sendiri muncul saat salah seorang Puanglima (Panglima) dari kerajaan Nagur dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan satu kerajaan baru di Raya (di sekitar daerah yang kini disebut Pematang Raya, Simalungun). Daftar Raja Kerajaan Raya: 1. Tuan Si Pinang Sori 2. Raja Raya, Tuan Lajang Raya 3. Raja Raya Simbolon (Namanya memakai nama wilayah kerajaannya, sebab tidak diketahui lagi siapa nama aslinya) 4. Raja Gukguk 5. Raja Unduk 6. Raja Denggat
  • 18. 7. Raja Minggol 8. Raja Poso 9. Raja Nengel 10. Raja Bolon 11. Raja Martuah 12. Raja Raya Tuan Morahkalim 13. Raja Raya Tuan Jimmahadim, Tuan Huta Dolog 14. Raja Raya Tuan Rondahaim 15. Raja Raya Tuan Sumayan (Kapoltakan) 16. Raja Raya Tuan Gomok (Bajaraya) 17. Tuan Yan Kaduk Saragih Garingging Sebagian suku Batak Toba mengklaim bahwa marga Saragih dari suku Simalungun berasal dari Samosir (daerah yang dipercayai sebagai asal-usul suku Batak Toba) dan termasuk kelompok marga-marga yang disebut Parna (PomparAn ni Raja Nai Ambaton). Paham ini banyak ditentang oleh Marga Saragih karena belum adanya dokumen yang mendukung hal ini dan terutama karena bertentangan dengan isi pustaha (dokumen tua Simalungun) dan buku tarombo (silsilah dan sejarah marga) yang diteruskan secara turun temurun di kalangan marga Saragih. Submarga Saragih Saragih terdiri dari banyak sub-marga, antara lain: 1. Garingging 1. Dasalak 2. Dajawak 3. Permata 2. Damuntei 3. Sumbayak 4. Siadari 5. Siallagan 6. Sidabalok 7. Sidabukke 8. Sidabutar 9. Sidauruk 10.Sigalingging 11.Sijabat 12.Simanihuruk 13.Simarmata
  • 19. 14.Sitanggang 15.Sitio 16.Napitu 17.Rumahorbo 18.Tamba 19.Tinambunan 20.Turnip 21.Nasionggang 22.Saing Tokoh terkenal SARAGIH Tokoh-tokoh terkenal yang bermarga Saragih adalah: tokoh H. A. Yunus Saragih, Bupati Langkat Bill Amirsjah Rondahaim Saragih. "Bill" Amirsjah Rondahaim Saragih Garingging Garingging, musisi jazz terkenal yang lama merantau ke luar negri. Prof. Dr. Bungaran Saragih menteri Saragih, Pertanian di kabinet Indonesia Bersatu danKabinet Gotong Royong Pemerintahan Indonesia. Edy Aman Saragih, Bupati pertama Kabupaten Nias Selatan. Henry Saragih, koordinator Internasional La Via dinator Campesina dan Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI). Umum Guru Jason Saragih, Bapak / Pelopor Pendidikan Simalungun. h, dr. Djasamen Saragih, warga Simalungun pertama yang menjadi Dokter Pdt. Djaulung Wismar Saragih Sumbayak Orang Simalungun pertama yang menjadi seorang pendeta.[2] Penyusun Kamus Simalungun pertama. Orang Indonesia pertama yang menterjemahkan Alkitab (bahasa Simalungun).[3] ke dalam bahasa Nusantara ( Kimar Saragih, ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara.
  • 20. Kristupa Saragih, fotografer terkenal Indonesia dan pengasuh dari fotografer.net. Muhar Omtatok Budayawan & Spritualis, Ketua Forum Komunikasi Paranormal & Penyembuh Alternatif Ind - FKPPAI Sumut Ketua Umum Majelis Kaji Metafisika Sekretaris Umum Yayasan Simalungun Sauhur Tuan Rondahaim Saragih Garingging, raja Raya, pejuang yang ditunjuk menjadiraja goraha (panglima perang) kerajaan-kerajaan di Simalungun dalam melawanBelanda. Tambah Tuah Saragih, (lebih dikenal dengan julukan Pangulu Damak) spiritualis TS Mardjans Saragih, mantan Danrem Kalimantan Barat dan Kasdam Tanjung Pura Raja Banua Purba bermarga Purba Purba adalah salah satu marga atau morga dari empat marga asli dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana. Kerajaan Purba Purba adalah marga dari Raja di kerajaan Banua Purba, salah satu kerajaan yang pernah ada di daerah Simalungun. Raja Purba memiliki keturunan: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya. Pada abad ke-18 ada beberapa marga Simamora dariBakk ara melalui Samosir untuk kemudian menetap diHaranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora (kemungkinan Purba Sigulang Batu),Purba Manorsa (Purba manorsa adalah purba parhorbo yang asalnya dari Toba yaitu huta simamora nabolak terus merantau ke simanalungun) dan tinggal di
  • 21. Tangga Batu dan Purbasaribu. Sebagian orang percaya bahwa keturunan Simamora inilah yang menjadi leluhur marga Purba yang ada di daerah Simalungun. Keturunan Simamora ini menetap dan beranak cucu di daerah tersebut dan keturunannya dianggap sebagai orang Simalungun dan bukan lagi keturunan orang Toba (beda dengan Purba Sigulang Batu), yang menjadi leluhurnya. semakin lama keturunan Purba ini semakin banyak hingga jumlahnya menjadi lebih besar dari Purba Sigulang Batu yang tidak merantau ke tanah Simalungun. Pada tahun 1996, salah satu putra dari Raja Siboro diculik dan dinyatakan menghilang berserta ketiga saudaranya. Raja-Raja Kerajaan Purba Pak-Pak di Pematang Purba 1. Tuan Pangultop Ultop (1624-1648) 2. Tuan Ranjiman (1648-1669) 3. Tuan Nanggaraja (1670-1692) 4. Tuan Batiran (1692-1717) 5. Tuan Bakkaraja (1718-1738) 6. Tuan Baringin (1738-1769) 7. Tuan Bona Batu (1769-1780) 8. Tuan Raja Ulan (1781-1769) 9. Tuan Atian (1800-1825) 10. Tuan Horma Bulan (1826-1856) 11. Tuan Raondop (1856-1886) 12. Tuan Rahalim (1886-1921) 13. Tuan Karel Tanjung (1921-1931) 14. Tuan Mogang (1933-1947) 15. Tuan Ricky Herianto Purba (1985- sekarang )
  • 22. Submarga Purba Purba terdiri dari banyak sub- -marga, antara lain: 1. G GIRSANG 1. Girsang Jabu Bolon 2. Girsang Na Godang 3. Girsang Parhara 4. Girsang Rumah Parik 5. Girsang Bona Gondang Figure 1_YAN APUL GIRSANG 2. Pakpak 3. Raya 4. Siboro 5. Siborom Tanjung 6. Sidasuha 1. Sidadolog 2. Sidagambir 7. Sigumonrong 8. Sihala Figure 2_JUNIVER GIRSANG 9. Silangit 10.Tambak 11.Tambun Saribu 12.Tanjung 13.Tondang 14.Tua Selain dari sub marga di atas, beberapa suku yang hidup di sekitar daerah Simalungun juga berbaur dengan penduduk Figure 3_Drs. Persadaan bermarga Purba dan mengakibatkan timbulnya afiliasi marga marga- Girsang, M.Si marga lain dengan marga Purba, antara lain: Manorsa, rga Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon. Purba Tanjung Purba Tanjung berasal dari Sipinggan, Simpang Haranggaol, ari Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Beberapa sumber , menyatakan bahwa "Tanjung" pada marga ini berasal dari lokasi kampung Sipinggan yang merupakan sebuah Tanjung di Danau Toba, arah Haranggaol. Figure 4_Junimart Girsang Keturunan Purba Tanjung berasal dari garis keturunan Ompung
  • 23. Marsahan Omas (dalam bahasa Indonesia berarti Bercawan Emas, karena kebiasaannya minum dari cawan Emas), yang adalah keturunan Purba Parhorbo. Marsahaan Omas memiliki keturunan bernama Bongguran yang memiliki kebiasaan "maranggir" (mandi air jeruk purut) di sekitar kampung Nagori, dengan menggunakan cawan emas. Marsahan Omas memiliki 3 keturunan: 1. Tuan Siborna 2. Nahoda Raja 3. Namora Soaloon Nahoda Raja memiliki anak bernama Raja Omo yang merupakan Purba Tanjung pertama yang bermukim di Sipinggan. Daftar silsilah Purba Tanjung adalah sebagai berikut: 1. Raja Omo 2. Raja Girahma 3. Raja Na Ijombai Gabur 4. Raja Napinajongjong 5. Raja Daniel Igor Jakarta (3 bersaudara), menghilang 6. Raja Pusia 7. Paulus Purba Tanjung (6 bersaudara) 8. Markus Purba Tanjung (P Siantar) 9. James M. Purba Tanjung (Bandung) 10.Gabriel Radewa Purba Tanjung (Bandung) Raja Saniang Naga bermarga Sinaga Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor. Sinaga adalah salah satu marga pada suku Simalungun. Pada masyarakat Simalungun marga Sinaga merupakan bagian dari perkumpulan empat marga besar SISADAPUR. Pada versi lain, Sinaga juga dianggap sebagai salah satumarga pada Suku bangsa Batak yang berasal dari Pulau Samosir. Asal-usul Versi BATAK Toba Menurut versi Toba, Sinaga adalah satu diantara marga-marga tertua di dalam kumpulan Marga Suku Batak. Dalam cerita masyarakat Batak, Raja Batak memiliki anak yang bernama Guru Tetea Bulan yang menikahi Putri Khayangan dan melahirkan dua anak yaitu Nai Lontungan dan Sumba. Nai Lontungan kemudian memiliki 5 putra yaitu Raja Uti, Saribu Raja,
  • 24. Limbong Mulana, Sagala Raja, Silau Raja, dan 1 putri yaitu Boru Pareme. Saribu Raja menikahi Boru Pareme dan memiliki keturunan yang diberi nama Si Raja Lontung. Si Raja Lontung menikahi Ibu Kandungnya tadi dan memiliki 4 anak, yaitu: Sinaga, Situmorang, Pandiangan dan Nainggolan. Si Raja Lontung kemudian merantau ke TepianDanau Toba dan menikah dengan Boru Limbong dan memiliki anak 3 anak (Simatupang, Aritonang dan Siregar) dan 2 orang putri yang masing-masing menikah dengan marga Sihombing dan Simamora. Anak Si Raja Lontung yang pertama yaitu Sinaga memiliki Tiga Putra yaitu: 1. Bonor 2. Ratus 3. Uruk. Ketiga anaknya ini kemudian masing-masing memiliki Tiga Putra. Berdasarkan silsilah diataslah maka di Marga Sinaga terdapat sebuah Istilah yaitu Si Sia Ama, Si Tolu Ompu yang berarti "memiliki Sembilan Bapak dan Tiga Ompu(kakek)." Dalam perkembangannya Keturunan Sinaga merantau ke seluruh wilayah Tanah Batak, hal tersebut mengakibatkan terciptanya marga-marga baru (sub Marga) Sinaga, namun marga- marga baru tersebut tetap meyakini bahwa leluhur mereka adalah Sinaga. Adapun Marga- Marga tersebut antara lain Parangin-angin (Karo). Versi BATAK Simalungun Menurut versi Simalungun, Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku Simalungun saat terjadi “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar (Raja Nagur, Raja Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga) untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh). Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan. Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga. Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (Sibijaon).[1] Beberapa sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari India, salah satunya adalah menurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari Tuan Djorlang Hatara. Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.[2]
  • 25. Submarga Sinaga Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya menimbulkan afiliasi marga- marga lain dengan Sinaga. Marga-marga tersebut antara lain Sipayung, Sihaloho, Sinurat, dan Sitopu. Tokoh terkenal Dolorosa Sinaga, pematung terkenal Indonesia MSM Sinaga, mantan Bupati Kabupaten Tapanuli Utara Restu Sinaga Saktiawan Sinaga, atlet sepak bola anggota tim nasional Indonesia Cirus Sinaga, Jaksa Indra Perdana Sinaga, Vokalis Band LYLA Marga-marga perbauran SIMALUNGUN Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpakmenimbulkan marga-marga baru. Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga Asli Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan Sirait. Perkerabatan Simalungun Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah karena penentu partuturan (perkerabatan) di Simalungun adalah hasusuran (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal-usul anda)?" Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih). Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari
  • 26. Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging. Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partutur partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan ( (pardihadihaon), dan dibagi kedalam ), beberapa kategori sebagai berikut:[11] Tutur Manorus / Langsung Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri. rabatan Tutur Holmouan / Kelompok Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun Tutur Natipak / Kehormatan Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai ber tanda hormat. Pakaian Adat Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, suku pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada malungun kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan memberika perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, , khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.[12] Secara legenda ulos dianggap sebagai salah satu dari 3 sumber kehangatan bagi manusia (selain Api dan Matahari), namun dipandang ), sebagai sumber kehangatan yang paling nyaman karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api). (sep
  • 27. Seperti suku lain di rumpun Batak, Simalungun memiliki kebiasaan "mambere hiou" (memberikan ulos) yang salah satunya melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima Hiou. Hiou dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain-lain. Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita misalnya ragipanei, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Hiou dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit). Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.