Materi kuliah kimdas tentang stoikiometri. Cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html.
Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin inti atom yang bermuatan listrik. Spektroskopi nmr didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti – inti atom tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :
1. Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada suatu senyawa organik.
2. Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3. Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan struktur molekul organik.
Materi kuliah kimdas tentang stoikiometri. Cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html.
Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin inti atom yang bermuatan listrik. Spektroskopi nmr didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti – inti atom tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :
1. Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada suatu senyawa organik.
2. Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3. Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan struktur molekul organik.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. JURUSAN FISIKA PRAPASCA
FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
STRUKTUR KRISTAL
Oleh :
NIA SASRIA
(1113200046)
Teknologi dan Pengetahuan Bahan
2. Struktur Atom
Atom
Elektron
Inti Atom
Proton Neutron
Molekul
Senyawa
Ion
Anion
Kation
Unsur
Dengan, X = lambang unsur tersebut
A = massa atom unsur tersebut
Z = nomor atom unsur tersebut
Dengan, ∑p = jumlah proton dalam atom suatu unsur
∑e = jumlah elektron dalam atom suatu unsur
∑n = jumlah netron dalam atom suatu unsur
Notasi Unsur
4. Konfigurasi Elektron
Gol Periode
I A 1
II A 1
I A 2
VI A 2
Aturan Hund
(tingkat energi kulit)
Aturan Aufbau
(orbital penuh dan
setengah penuh)
5. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan Kuantum Magnetik (m) Bilangan Kuantum Spin (s)
n = 1 sesuai dengan kulit K
n = 2 sesuai dengan kulit L
n = 3 sesuai dengan kulit M
dan seterusnya
sub kulit s, maka l = 0
sub kulit p, maka l = 1
sub kulit d, maka l = 2
sub kulit f, maka l = 3
l = 0 (sub kulit s), m = 0
l = 1 (sub kulit p), m = -1, 0, +1
l = 2 (sub kulit d), m = -2, -1, 0, +1, +2
l = 3 (sub kulit f) , m = -3, -2, 0, +1, +2, +3
Dalam satu orbital harga spin :
+½ atau –½
3s1 n = 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = +½Contoh :
7. Ikatan Atom
Ikatan Atom Primer Ikatan Atom Sekunder
LogamIonik Kovalen
Polar Non Polar
Hidrogen
Dipol - dipol
Van Der Waals
Dipol – non dipol
Gaya Dispersi (London)
10. Suatu ukuran terhadap derajat
kepolaran Besaran vektor yang
menggunakan moment
ikatan
µ = Q x r
Peter Debye
Satuan “Debye”
µ = momen dipol (D, debye)
Q = selisih muatan (Coulomb)
r = jarak antara muatan positif dengan
muatan negatif (m)
Momen Dipol
11. Ikatan Atom Hidrogen
Ikatan Van Der Waals
Gaya ikatan antar
molekul yang
disebabkan oleh molekul
yang terpolarisasi
Ikatan Atom Sekunder
Ikatan Atom
12. Gaya tarik menarik
antara 2 muatan yang
belawanan yang saling
bersebelahan
Cth : HCl dan HCl
Gaya tarik menarik antara
molekul dipol dengan
molekul dipol terinduksi
Cth : HCl dan Cl2
Gaya interaksi sesaat antara
molekul-molekul non dipol
Cth : Cl2 dan Cl2
Ikatan Dipol-dipol
Ikatan Dipol-nondipol
Gaya Dispersi (London)
Ikatan Van Der Waals
13. Monocrystal AmorfPolycrystal
Atom-atom
tersusun teratur
dan berulang
dalam pola tiga
dimensi
Kumpulan kristal-
kristal tunggal yang
sangat kecil dan
saling menumpuk
membentuk benda
padat
Keteraturan
susunan atom-
atomnya berjangka
pendek.
Kristalisasi
14. Pegintian Kristal
Pertumbuhan Kristal
• Dalam keadaan cair dan temperatur tinggi, atom-atom tidak
memiliki susunan teratur dan mudah bergerak.
• Pada temperatur rendah, atom semakin sulit bergerak. Sehingga
atom akan menata diri dan membentuk lattice.
• Pada temperatur dingin, sekelompok atom akan menyusun diri
membentuk inti kristal.
• Semakin turun temperatur, maka atom-atom akan bergabung
dengan inti kristal dan akan tumbuh dengan menarik atom-atom
dari cairan yang tidak sempat tumbuh untuk mengisi kekosongan
pada lattice.
• Kemudian akan terbentuk dendrit yang tumbuh kesegala arah
dan saling bersentuhan dengan dendrit lainnya.
Kristalisasi
15. Struktur butiranPertumbuhan Kristal komplit
Sisa cairan yang terakhir akan membeku di sela-sela dendrit
dan akan membentuk grain boundary.
Kristalisasi
16. Kristal adalah susunan
atom-atom secara teratur
dan continu pada arah tiga
dimensi
Sel satuan adalah susunan
terkecil dari kristal yang
berulang
Parameter kisi struktur kristal
Panjang sisi a, b, c
Sudut antara sumbu a, b,
y
b
a
c
b a
x
z
Struktur Kristal
17. Sistem Kristal
Arah kristal dinyatakan sebagai
vektor dalam [uvw]
uvw merupakan bilangan bulat
Himpunan arah terdiri dari :
[100], [110], [111]
[100]
b
a
c
x
[111]
[110]
z
y
18. Menentukan Indeks Miller
Arah Kristal
Prosedur menentukan arah kristal
x y z
Proyeksi a/2 b 0
Proyeksi (dalam a, b, c)
½ 1 0
Kebalikannya 1 2 0
Penentuan [120]
c
y
b
a
x
Proyeksi pd
sb y= b
z
Proyeksi pd
sb x= a/2
20. Menentukan Indeks Miller
Bidang Kristal
Prosedur menentukan bidang
kristal
x y z
Perpotongan a b c/2
Perpotongan (dalam a, b dan c)
0 1 ½
Kebalikannya 0 1 2
Penentuan (012)
c
y
b
a
x
z
bid.(012)
z’
x’
22. Kristal Kubik Berpusat Ruang
(BCC)
Sel Primitif Sel Konvensional
Jumlah titik lattice pada:
sel primitif = 8 x 1/8
= 1 buah
sel konvensional = (8 x 1/8) + 1
= 2 buah
Rumus Jari-jari atomnya :
23. Kristal Kubik Berpusat Sisi
(FCC)
Sel Primitif Sel Konvensional
Jumlah titik lattice pada:
sel primitive = 8 x 1/8
= 1 buah
sel konvensional = (8 x 1/8) + (6 x ½)
= 4 buah
Rumus Jari-jari atomnya :
24. Kristal Heksagonal Tumpukan
Padat
Sel Primitif Sel Konvensional
Jumlah titik lattice pada:
sel primitive = 12 x 1/6 = 2 buah
sel konvensional = 2 x 6 x 1/6 (pada sudut lapisan bawah dan atas)
+ 2 x ½ (pada pusat lapisan bawah dan atas)
+ 3 (lapisan tengah)
= 6 buah
26. Cacat Titik
Vacancy
“kekosongan”, tidak
terisinya suatu posisi
atom pada lattice
Intertisial
“salah tempat”, posisi yang
seharusnya kosong justru
ditempati atom
Substitutional
adanya “atom asing” yang
menggantikan tempat yang
seharusnya diisi oleh atom
27. Cacat Frenkel
Kation yang meninggalkan tempat di
mana seharusnya ia berada dan
masuk ke tempat di antara anion
Cacat Schottky
Jika kekosongan kation
berpasangan dengan kekosongan
anion
28. Cacat Garis (dislokasi)
Cacat garis (dislokasi) adalah cacat pada kristal karena atom-atom yang
tersusun tidak segaris atau tidak tersusun dengan benar.
Dislokasi pinggir
atau dislokasi garis
Dislokasi sekrup
(screw) atau ulir
Dislokasi campuran
29. Dislokasi Garis
Dislokasi dimana terdapat sebuah bidang atom extra atau setengah bidang
atom, dan sisinya berakhir ditengah-tengah (di dalam) kristal.
Dislokasi sisi
disimbolkan dengan
30. Dislokasi Ulir
Dislokasi yang terjadi karena gaya
geser dimana bagian atas depan
kristal bergeser ke kanan sebesar
satu atom terhadap bagian bawah
31. Dislokasi Campuran
Jika pada material dijumpai kedua
jenis dislokasi diatas maka material
tersebut mempunyai dislokasi
campuran
32. Cacat Bidang
Cacat bidang adalah batas yang mempunyai dua dimensi yang biasanya memisahkan
daerah-daerah pada material yang mempunyai struktur kristal dan/atau orientasi
kristalografi yang berbeda
Batas butir
Batas butir memisahkan dua butir atau kristal
kecil yang mempunyai orientasi kristalografi
yang berbeda pada material polikristal
Batas butir tipe khusus dimana atom-
atom pada sebuah sisi batas berada
pada posisi cermin dari atom-atom pada
sisi lainnya
Batas kembar
33. Cacat Volume
• Cacat ruang dapat berupa pori-pori
atau salah susun (stacking fault).
• Pada kristal kubus di samping,
atom-atom membentuk susunan
berlapis (B-A-C-B-A-C-B-A-).
• Apabila salah satu lapisan hilang
(A, B atau C) terbentuklah cacat
salah susun.
Lapisan B hilang
membentuk stacking fault
Pemisahan muatan positif dan negatif pada molekul yang disebabkan oleh kedekatannya dengan molekul dipol / polar yang bersifat sementara.
Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti.
Elektron yang bergerak dapat menginduksi sesaat pada tetangganya sehingga molekul tetangganya menjadi polar terinduksi sesaat.
Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul dipol sesaat
Amorf terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya