Apa itu asam amino?
Senyawa penyusun protein yang terdiri dari gugus amino dan gugus karboksilat
Asam amino bersifat larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform.
* Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi daripada asam karboksilat oleh karena itu secara struktural asam amino bermuatan dan memiliki polaritas tinggi
Apa itu asam amino?
Senyawa penyusun protein yang terdiri dari gugus amino dan gugus karboksilat
Asam amino bersifat larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform.
* Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi daripada asam karboksilat oleh karena itu secara struktural asam amino bermuatan dan memiliki polaritas tinggi
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Fungsi Protein
Sebagai enzim
Sebagai alat pengangkut, dilaksanakan oleh jenis protein tertentu diantaranya hemoglobin, mioglobin, dan transferin.
Sebagai pengatur pergerakan, dilaksanakan antara lain oleh protein-protein penyusun otot.
Sebagai pertahanan tubuh dari pengaruh benda asing berbahaya, seperti virus.
Sebagai medium bagi perambatan impuls syaraf.
Makalah tentang protein dan lemak, ditulis oleh mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang pada matakuliah Dasar Gizi. Menjelaskan ciri-ciri, klasifikasi, fungsi, kebutuhan, dan sumber protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Sintesis protein merupakan proses vital dalam tubuh yang melibatkan dua tahapan utama: transkripsi dan translasi. Kedua proses ini memiliki perbedaan signifikan, mulai dari lokasi terjadinya hingga hasil akhir yang dihasilkan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan transkripsi dan translasi serta peran keduanya dalam pembentukan protein
Dalam biologi molekuler, sintesis protein (disebut juga biosintesis protein) adalah proses pembentukan partikel protein yang di dalamnya melibatkan sintesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengodean asam nukleat untuk menjadi asam amino
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
4. Struktur ini terdiri atas
asam-asam amino yang
dihubungkan satu sama
lain secara kovalen
melalui ikatan peptida.
Ujung dari polipeptida
yang terbentuk ini
memiliki sifat kimia yang
berbeda.
Arah polipeptida
dituliskan baik N→C (kiri
ke kanan) maupun C→N
(kanan ke kiri).
Struktur primer
5. Struktur ini terbentuk oleh ikatan hidrogen
antara dua bagian rantai yang pararel
sehingga membentuk lembaran yang
berlipat-lipat
Struktur ini terbentuk oleh ikatan
hidrogen antara atom O pada gugus
CO dengan atom H pada gugus NH
sehingga membentuk spiral
Struktur sekunder
6. Struktur tersier
Contoh struktur
tersier yaitu
protein globular
dan protein
fiber
Struktur ini
dibangun oleh
struktur primer
dan sekunder
yang distabilkan
oleh beberapa
interaksi
sehingga
strukturnya
menjadi
kompleks.
7. Protein yang memiliki struktur tersier dapat saling berinteraksi dan
bergabung menjadi suatu multimer.
Protein pembentuk multimer dinamakan subunit.
2 subunit disebut dimer, trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk 4 subunit.
Struktur kuartener
Multimer yang
terbentuk dari
subunit-subunit
identik disebut
dengan awalan
homo–
Jika subunitnya
berbeda-beda
dinamakan hetero–.
Misalnya
hemoglobin yang
dinamakan
heterotetramer.
9. fungsi protein
Enzim Glukosa oksidase yang mengkatalisis glukosa
menjadi asam glukonat.
Transport Hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,
sedangkan mioglobin mengangkut dan
mendistribusikan oksigen dalam otot.
Nutrient Ovalbumin merupakan protein utama putih telur,
kasein sebagai protein utama dalam susu
Kontraktil Aktin dan myosin yang berfungsi untuk bergerak di
dalam sistem kontraktil dan otot kerangka
Struktural Kolagen adalah protein utama dalam urat dan tulang
rawan yang memiliki kekuatan dan liat
Proteksi Immunoglobin sebagai protein pelindung tubuh dari
benda-benda asing seperti virus dan bakteri
11. sintesis protein
Transkripsi
• Proses pembentukan mRNA dari fragmen
salah satu rantai DNA, sehingga terjadi
proses pemindahan informasi genetik dari
DNA ke mRNA.
Translasi
• proses penerjemahan urutan nukleotida atau
kodon yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein.
12. ADN mencetak ARNd
dalam proses
transkripsi yang
berlangsung di dalam
inti.
ARNd keluar dari
dalam inti bergabung
dengan ribosom di
sitoplasma.
Datang ARNt
membawa asam
amino yang sesuai
dengan kodon.
Terjadi ikatan antar
asam amino
sehingga terbentuk
protein.
sintesis protein
Editor's Notes
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida yang terbentuk dari gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amin dari asam amino yang lain.Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur.
Rantai peptida biasa disebut “backbone” atau tulang punggung
Gugus R biasa disebut gugus samping.
Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein.
satu mempunyai gugus amino bebas (ujung N atau amino,NH2-) dan ujung satunya mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil, COOH-).
Pada gambar sebelah kiri, terlihat bahwa struktur alfa-helix terbentuk oleh ‘backbone‘ ikatan peptida yang membentuk spiral dimana jika dilihat tegak lurus dari atas, arah putarannya adalah searah jarum jam menjauhi pengamat (dinamakan alfa). Satu putaran terdiri atas 3.6 residu asam amino dan struktur ini terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH (ditandai dengan garis warna oranye).
Seperti halnya alfa-helix, struktur beta-sheet juga terbentuk karena adanya ikatan hidrogen, namun seperti terlihat pada gambar sebelah kanan, ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian rantai yang pararel sehingga membentuk lembaran yang berlipat-lipat.
Pemanasan dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogen yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisi hidrofobik dari gugus samping polipentida akan tebuka. Hal ini menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal peristiwa ini dinamakan koagulasi.
Perubahan pH yang sangat ekstrim akhibat penambahan asam kuat atau basa kuat akan merusak interaksi ionik yang terbentuk antar gugus R polar dari asam amino penyusun protein. Hal ini juga berakhibat sama pada perusakan struktur protein. Kehadiran ion logam berat dapat memutuskan ikatan disulfida (S-S) yang menstabilkan tekukan – tekukan yang dibentuk oleh polipeptida dalam membangun struktur protein
Penambahan larutan garam encer pada protein globular akan meningkatkan kelarutan protein. Beberapa interaksi hidrofilik antara molekul protein dan air akan semakin kuat dengan kehadiran garam pada konsentrasi rendah peristiwa ini dinamakan salting in. Namun apabila larutan garam pekat yang ditambahkan maka kelarutan protein akan menurun. Kehadiran garam pada konsentrasi tinggi menyebabkan peristiwa solvasi air pada molekul protein berpindah ke garam sehingga menurunkan tingkat kelarutan protein. peristiwa ini disebut salting out.
Beberapa jenis protein fungsional seperti enzim dan hormon yang telah terdenaturasi akan kehilangan sifat dalam biokatalisisnya. Hal ini menyebabkan terhambatnya beberapa jenis reaksi biokimia yang dikatalisis oleh enzim atau hormon yang bersangkutan.
Apabila berada pada kondisi yang sesuai, protein yang telah terdenaturasi akan dapat mengalami renaturasi atau penyusunan kembali struktur protein yang meliputi struktur sekunder, tersier dan kuartenernya.