1. STRATEGI MENGELOLA LABORATORIUM KIMIA
1. PENDAHULUAN
Laboratorium adalah suatu tempat atau ruangan tertutup dimana percobaan
dan penyelidikan dilakukan. Laboratorium juga merupakan sebagai sumber
belajar untuk membuktikan kebenaran dari konsep yang sudah dipelajari siswa.
Sehingga untuk memenuhi tujuan dari pembelajaran tersebut dibutuhkan
laboratorium yang aman dan nyaman serta memenuhi standar keselamatan.
Laboratorium yang bersifat aman memiliki makna telah tersedianya keamanan
dan penanggulangan terhadap zat-zat kimia yang berbahaya. Sehingga seseorang
yang akan melakukan penelitian terhadap zat-zat berbahaya sekalipun merasa
aman karena telah dilakukan solusi setiap resiko yang akan terjadi, dan tidak perlu
khawatir untuk menghabiskan waktu belajar yang lama di dalam laboratorium.
Sedangkan laboratorium yang bersifat nyaman memiliki makna bahwa segala
kebutuhan dan keperluan dapat dilakukan dengan ketersediaan sarana prasarana
yang memadai dan mudah diakses bila akan digunakan. Untuk meningkatkan
efesiensi dan efektifitas laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik. Semua ini akan berjalan dengan baik jika dikelola oleh manajemen yang
baik.
Laboratorium kimia merupakan salah satu laboratorium yang cukup berbahaya
dalam melaksanakan percobannya, sehingga sering kali kita mengabaikan
percobaan kimia yang dianggap berbahaya meskipun harapan pada tujuan
pembelajaran hal ini harus dilakukan. Pelaksaan percobaan kimia sebenarnya
dapat dilakukan dengan baik apabila ada penanganan dan pengoperasian
laboratorium yang baik dan benar. Untuk mendapatkan penanganan dan
pengoperasian yang baik dan benar perlu dilakukan suatu strategi pengelolaan
yang baik dalam penanganan alat, bahan dan tata letak laboratorium disamping
kesadaran dalam menggunakan peralatan laboratorium yang baik dan benar.
Pengelolaan laboratorium hendaknya merupakan tanggung jawab bersama
baik si pengelola dan si pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat
2. harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja. Dan hendaknya pemerintah juga harus serius dalam mengelola
laboratorium baik dari segi anggaran yang dibutuhkan untuk terpenuhinya
laboratorium yang bersifat aman, nyaman dan keselamatan yang terjamin bagi
siapapun yang bekerja di dalamnya.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium
selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan sewaktu kerja di laboratorium dan penanganannya bila
terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman
dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai dengan tanggung jawab
dan mengikuti peraturan.
Pengelola laboratorium biasanya terdiri dari: (1)
Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda
namun tetap sinergi dalam pencapaian tunuan bersama yang telah ditetapkan
(Sugiharto, 2008).
2. STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM
Dalam mengelola laboratorium khususnya laboratorium kimia ada hal-hal
yang harus dilakukan demi tercapainya laboratorium yang ideal yaitu:
2.1. Tata Ruang Laboratorium
Dalam menata ruang laboratorium, hendaknya tidah boleh dipercayakan
kepada arsitektur bangunan saja tetapi harus ada arahan dari pengelola
laboratorium yang tentu memahami seperti apakah tata ruang laboratorium yang
memenuhi standar keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasiannya. Sebelum
membangun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah lokasi bangunan laboratorium dan ukuran ruang.
Lokasi bangunan laboratorium kimia hendaknya harus terpisah dari
laboratorium lainnya mengingat tingkat resiko kecelakaan yang lebih besar dari
laboratorium kimia dari pada laboratorium biologi, fisika, matematika ataupun
lainnya. Lokasi bangunan juga tidak terletak pada arah angin yang menuju
3. bangunan lain atau pemukiman untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.
Bangunan juga harus dekat dengan sumber air dan tidak menempel dengan
gedung lain serta mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan
penindak lanjutan misalnya terjadi kebakaran.
Ada bebarapa komponen yang harus tersedia dari tata ruang laboratorium
yang ideal, yaitu :
1. Pintu Masuk 12. Ruang Bekerja
2. Pintu Keluar 13. Ruang Istirahat
3. Pintu Darurat 14. Ruang Ibadah
4. Ruang Persiapan 15. Ruang Prasarana Kebersihan
5. Ruang Peralatan 16. Ruang Keselamatan Kerja
6. Ruang Penangas 17. Lemari Praktikan
7. Ruang Penyimpanan 18. Lemari Gelas
8. Ruang Staff 19. Lemari Alat-Alat Optik
9. Ruang Teknisi 20. Pintu Jendela dengan Kawat Kasa
10. Ruang Administrasi 21. FAN
11. Ruang Seminar 22. Perangkat Pendingin (AC)
2.2. Alat yang Baik dan Terkalibrasi
Dalam menggunakan alat laboratorium, hendaknya pengelola melakukan
pengenalan terlebih dahulu kepada pengguna bagaimana menggunakan peralatan
yang ada di laboratorium. Ada beberapa peralatan yang harus disertai petunjuk
dalam penggunaannya, hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya kerusakan
mengingat peralatan kimia yang terbilang cukup mahal harganya. Sehingga
diharapkan teknisi laboratorium harus senantiasa ada di tempat karena tidak
menutup kemungkinan akan ada alat yang tidak berfungsi dengan baik ketika
hendak digunakan.
Adapun persyaratan dalam penggunaan alat hendaknya harus dalam kondisi
yang baik. Kriteria baik disini adalah siap digunakan, bersih, berfungsi dengan
baik dan terkalibrasi. Ada beberapa peralatan yang letaknya harus disusun secara
teratur pada tempat tertentu berupa rak meja yang digunakan. Peralatan
4. hendaknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Peralatan yang sudah
dipakai harus segera dicuci dan diletakkan kepada tempat semula. Semua alat
hendaknya ada penutupnya (cover) seperti plastik transparan atau disimpan dalam
lemari khusus penyimpanan alat-alat. Alat-alat yang tidak ditutup akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya merusak alat tersebuat. Semua itu dapat dilakukan
jikalau dilakukan dengan kepedulian dan disiplin terhadap peraturan demi
kebaikan bersama.
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menyimpan alat laboratorium
yaitu bahan dasar pembuatan alat, bobot alat, kepekaan alat terhadap lingkungan,
pengaruh alat lain serta kelengkapan alat dalam satu set. Dalam menata dan
menyimpan alat laboratorium didasarkan pada :
a. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium
dan keadaan alat dan bahan.
b. Kepentingan pemakaian ditentukan berdasarkan kemudahan mencari dan
dicapai, keamanan dalam menyimpan dan pengambilan.
Perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium yang akan digunakan
hendaknya:
a. Membawa alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
b. Menggunakan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
c. Menjaga kebersihan alat
d. Menyimpan alat
2.3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur dalam laboratorium meliputi sarana dan prasarana yang
mendukung terhadap kelengkapan dan kenyamanan penggunaan laboratorium.
Sarana dan prasarana ini terdiri dari sarana utama dan sarana pendukung.
a. Sarana utama
Sarana utama mencakup lokasi laboratorium, konstruksi bangunan
laboratorium dan sarana lain seperti pintu utama, pintu darurat, jenis meja
praktikum/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis lampu, jenis
5. ventilasi, jenis AC, jenis pintu, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan
kimia, jenis alat optic, jenis timbangan, jenis pembuangan limbah serta instrument
lainnya, dan kondisi laboratorium.
b. Sarana pendukung
Mencakup terhadap ketersediaan energy listrik, gas, air, lemari asam, kipas
angin (blower), kotak obat-obatan, peralatan P3K, alat komunikasi, papan tulis,
pendukung keselamatan kerja seperti hidran untuk memadamkan api darurat jika
terjadi kebakaran.
2.4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium diperlukan agar proses pendokumenan dapat
berjalan dengan baik dan tersimpan dengan baik dari tahun ke tahun. Hal ini juga
bertujuan untuk mencegah duplikasi, kehilangan, penyalahgunaan, overlapping
permintaan, memudahkan operasional dan pemeliharaan serta memudahkan
pengontrolan dan pengecekan setiap alat.
Sebagai contoh pola pengadministrasian adalah meliputi data ruangan
laboratorium, kart barang, daftar barang, daftar pengeluaran/ penerimaan barang,
daftar usulan/ permintaan barang kartu alat, daftar alat, serta daftar alat (alat
kimia, kursi, meja dll) yang sudah tidak digunakan karena rusak ataupun sudah
ada peralatan yang baru dan di simpan dalam penginventarisasian barang, kartu
zat, daftar zat, daftar pengeluaran/ penerimaan zat serta daftar usulan atau
permintaan zat.
Dalam pengadminitrasian ruangan laboratorium, setiap laboratorium harus
memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada,
jaringan listrik, kebutuhan air dan gas. Dalam pengadministrasian fasilitas umum,
barang-barang didata dalam kartu barang dan daftar barang dan didata
berdasarkan abjad. Begitu juga untuk zat, zat didata dalam kartu zat dan daftar zat
begitu juga untuk alat. Selain itu, pengelola juga harus membuat laporan (setiap
semester ataupun tahun sesuai kesepakatan) dalam setiap kegiatan sehingga
apapun yang terjadi tidak luput dari pengawasan kepala laboratorium. Setiap
6. laporan akan dievaluasi secara bersama apa saja yang harus diperbaiki untuk
kedepannya.
2.5. Organisasi Laboratorium
Dalam mengelola laboratorium diperlukan sebuah organisasi untuk
pengelolaan segala aktifitas di laboratorium. Tanpa organisasi laboratorium yang
baik laboratorium secanggih apapun tidak akan berjalan dengan baik
pengoperasiannya. Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi
pekerjaan serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Adapun
struktur organisasi laboratorium adalah sebagai berikut:
2.6. Fasilitas Pendanaan
Pendanaan merupakan salah satu faktor utama dari berjalannya
pembangunan dan kegiatan laboratorium. Dengan pendanaan yang baik fasilitas
serta sarana dan prasarana dapat dipenuhi dengan maksimal. Pengelolaan disini
berguna untuk mengatur keuangan yang masuk dan keluar dari organisasi
laboratorium. Sehingga tidak terjadi kekurangan dana atau kebocoran dana pada
hal-hal yang kurang tidak penting. Untuk laboratorium sains anggaran harus
disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran berjalan, sehingga memiliki
waktu yang cukup untuk mempertimbangkan pembatalan dan memberikan
keputusan terhadap pemesanan dan pengadaan alat dan bahan. Untuk melakukan
persiapan pendanaan ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Memeriksa semua persediaan alat dan zat.
2. Memeriksa alat-alat yang rusak, alat atau bahan yang hilang, barang yang
habis serta alat-alat baru yang dibutuhkan.
3. Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa/ mahasiswa pada tahun ajaran
yang akan dating.
4. Memeriksa fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-lain.
5. Memeriksa harga-harga alat/ bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga
tersebut pada tahun mendatang.
7. 6. Meminta informasi dari guru/ dosen untuk menyiapkan daftar alat dan bahan
yang dibutuhkan selama tahun ajaran berjalan.
7. Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritisasi untuk penyelesaian
kebutuhan alat/ bahan secara bersama (kepala laboratorium dan staf).
2.7. Inventarisasi Laboratorium
Inventarisasi peralatan dan bahan kimia sangat penting untuk dilakukan
karena ini merupakan aset penting yang sangat berharga sehingga harus dilakukan
secara teliti dan cermat. Hal ini dilakukan juga mengingat harga peralatan
laboratorium dan bahan kimia yang sangat mahal dan sulit didapatkan sehingga
harus disimpan sebaik-baiknya dari kehilangan, pencurian, kerusakan fatal,
penyalahgunaan dan kebakaran.
Inventarisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan,
meningkatkan proses pekerjaan dan hasil, mencegah pemakaian berlebihan,
meningkatkan kerjasama laboratorium, mencegah penyalahgunaan, mengurangi
biaya operasional, meningkatkan kualitas kerja, mengurangi resiko kerusakan dan
mendukung terciptanya kondisi yang aman. Dengan demikian perlu dibuat
pengaturan penggunaan, penyimpanan, pendataan dan pengamanan peralatan dan
bahan kimia di laboratorium.
Cara penyimpanan alat dan bahan berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat:
1. Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti: logam, kaca, porselen, plastic dan karet.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak
terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan
dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif besar, disimpan pada tempat yang
tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
8. 5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuaensi pemakaian alat.
Apabila alat tersebut sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada
tempat yang mudah diambil.
2.8. Pengamanan Laboratorium
Akifitas di laboratorium memang rentan terjadi kecelakaan, hal ini
dikarenakan rentannya suat zat bereaksi terhadap zat lainnya. Namun bahaya
tersebut dapat dihindari jika aktifitas di laboratorium dilaksanakan sesuai
prosedur. Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan aktifitas manusia.
Kecelakaan merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia yang terjadi
dalam sekejap dan menimbulkan kerusakan baik jasmani dan jiwa. Untuk itu
perlunya pengetahuan terhadap hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam
menangani alat, bahan serta zat kimia. Berikut aturan umum yang berkaitan
dengan keamanan laboratorium, yaitu:
1. Penataan ruangan yang baik sangatlah penting untuk keamanan kerja di
laboratorium. Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk
jalan lewat dan tempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
2. Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat
seperti kotak P3K, pemadam kebakaran, botol cuci mata dll.
3. Gunakan perlengkapan keamanan bila sedang melakukan eksperimen.
4. Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan
terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut.
5. Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan
tertentu.
6. Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang. Bekerja sendirian di
laboratorium juga perlu dicegah.
7. Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas,
kertas, dsb.
8. Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan.
Setiap orang harus mengetahui bagaimana menggunakan semua
perlengkapan keselamatan. Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan sangat
9. diutamakan. Alat-alat darurat terdiri dari: alarm kebakaran, alat dan bahan
pemadam kebakaran, pancuran keselamatan, botol pencuci mata, pintu darurat dan
selimut kebakaran.
2.9. Disiplin dan Keterampilan Laboran
Disipin merupakan salah satu faktor yang harus diterapkan demi
terwujudnya efisiensi kerja yang tinggi dan demi terbentuknya manajemen
laboratorium yang ideal. Disiplin ini harus dilakukan oleh seluruh pengguna
laboratorium seperti laboran, asisten, mahasiswa serta petugas kebersihan. Setiap
orang yang berkepentingan terhadap laboratorium harus mentaati peraturan yang
telah ditetapkan seperti menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Semua
peraturan dilakukaan dan hendaknya dapat bekerjasama dengan baik satu sama
lain.
Selain disiplin, laboran/ teknisi hendaknya memiliki keterampilan dalam
mengelola laboratorium. Keterampilan dapat ditingkatkan dengan memberikan
pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan
(workshop) maupun magang di tempat yang dinilai lebih professional atau
bimbingan langsung dari dosen yang sesuai dengan bidangnya.
2.10. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Dalam mengelola laboratorium diperlukan keterampilan laboran dan setiap
anggota yang terlibat atau bekerja di laboratorium. Untuk mendapatkan
keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan keahlian yang didapat dari jalur
pendidikan formal, pelatihan dalam seminar ataupun pelatihan secara khusus oleh
dosen yang berkompetensi.
2.11. Peraturan Dasar di Laboratorium
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran aktifitas di
laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Dilarang makan dan minum di laboratorium.
10. 2. Diharuskan menggunakan baju laboratorium dan sarung tangan saat zat
kimia terlebih bagi zat berbahaya.
3. Dilarang merokok, karena mengandung bahaya seperti kontaminasi
melalui tangan, ada api/ uap /gas yang mudah terbakar dan uap/ gas
beracun akan terhisap melalui pernapasan.
4. Dilarang meludah untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
5. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran dan gempa.
6. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya.
7. Diharuskan menulis label yang lengkap.
8. Dilarang menghisap atau menyedot dengan mulut.
9. Semua peraturan harus ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
2.12. Pengelolaan Limbah Laboratorium
Pengelolaan limbah laboratorium dilakukan untuk mengurangi efek buruk
dari material terhadap lingkungan. Adapun cara pembuangan limbah sebagai
berikut:
1. Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah
menurut tipe bahan kimia yang berkaitan.
2. Wadah diberi label (A-J).
3. Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu
kategori tidak bereaksi satu sama lain.
4. Pengecekan untuk kandungan asama dan basa.
5. Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan dengan menyediakan larutan
penetralan.
Dalam pembuangan limbah tidak boleh langsung ke lingkungan atau ke
saluran air karena limbah dapat memberi potensi polusi terhadap air. Hal yang
harus diperhatikan juga adalah wadah penampung limbah harus disesuaikan
dengan limbahnya, apakah penampungnya tersebut sesuai atau justru
menimbulkan bahaya dan kerusakan fatal.
11. 3. KESIMPULAN
Strategi mengelola laboratorium kimia yang baik sangatlah penting
dilakukan agar tercipta suasana kerja di laboratorium yang menyenangkan dan
menjadi tempat yang aman dan tidak membosankan bagi pengguna laboratorium.
Faktor-faktor yang harus diterapkan demi terciptanya laboratorium yang aman dan
ideal adalah bagaimana mengelola dengan baik tata ruang laboratorium, alat yang
baik dan terkalibrasi, infrastruktur laboratorium, administrasi laboratorium,
organisasi laboratorium, fasilitas pendanaan, inventarisasi laboratorium,
pengamanan laboratorium, disiplin dan keterampilan laboratorium, pengaturan
dasar di laboratorium dan pengelolaan limbah laboratorium.
Untuk mengelola semua faktor tersebut harus diterapkan dengan penanaman
nilai disiplin, kerjasama yang baik dan pengetahuan yang cukup mengenai
peralatan, bahan serta zat kimia dan bagaimana cara memperlakukan serta
penyimpanannya yang sesuai dengan prosedur. Jika semua peraturan sudah
dijalankan sebagaimana mestinya dengan penuh rasa ikhlas, penuh kesadaran dan
tanggung jawab maka laboratorium yang aman dan nyaman (ideal) akan tercipta
dan akan bermanfaat bagi semua orang yang menggunakannya dan tentunya
belajar di laboratorium menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan karena kenyamanan
dan keselamatan yang terjamin.
4. DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Yusuf H., (2004), Keselamatan dan Keamanan Laboratorium, Pusat
Pelatihan Pengelolaan Laboratorium. Bandung.
Situmorang, Manihar, (2014), Bahan Kuliah Pengelolaan Laboratorium, PPS
Unimed, Medan.
Moran, L., dan Masciangioli, T., (2010), Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia (Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak),
The National Academic Press, Washington.
Tim Dosen Pengelolaan Laboratorium, (2009), Pengelolaan Laboratorium
FMIPA Unimed, Unimed, Medan.