Dokumen tersebut merangkum berbagai teknik analisis statistik sosial yang digunakan untuk menguji hipotesis, meliputi uji beda rata-rata dua variabel, analisis variansi, uji proporsi, uji korelasi, uji regresi, dan beberapa uji nonparametrik.
Proses Poisson menjelaskan proses stokastik yang menghitung kejadian-kejadian yang terjadi secara acak dalam interval waktu tertentu. Proses ini memiliki parameter laju yang menentukan rata-rata kejadian per satuan waktu, serta memenuhi sifat-sifat kenaikan yang bebas dan stasioner. "[/ringkuman]
Dokumen tersebut membahas tentang uji nonparametrik untuk satu sampel, dimana dijelaskan bahwa uji nonparametrik digunakan ketika asumsi uji parametrik tidak terpenuhi. Dua contoh uji nonparametrik untuk satu sampel yang dijelaskan adalah Sign Test untuk menguji rata-rata dan Chi-Square Test untuk menguji kesesuaian antara frekuensi yang diamati dengan yang diharapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis secara umum dan contoh-contohnya. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, dan rumusan hipotesis membantu mengarahkan penelitian. Ada hipotesis nol dan alternatif yang diuji untuk menerima atau menolak hipotesis. Contoh pengujian hipotesis satu rata-rata dan hipotesis mengenai kemampuan mesin stensil jug
Dokumen tersebut membahas tentang integral lipat tiga pada berbagai koordinat ruang dan contoh-contoh perhitungannya. Terdapat penjelasan mengenai integral lipat tiga pada koordinat Kartesius, tabung, dan bola serta penggantian variabel dan contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis graf serta konsep dasar graf seperti simpul, sisi, derajat simpul, dan tetanggaan. Dijelaskan pula contoh-contoh penerapan graf dalam berbagai bidang seperti matematika, kimia, biologi, dan teknik informatika.
Proses Poisson menjelaskan proses stokastik yang menghitung kejadian-kejadian yang terjadi secara acak dalam interval waktu tertentu. Proses ini memiliki parameter laju yang menentukan rata-rata kejadian per satuan waktu, serta memenuhi sifat-sifat kenaikan yang bebas dan stasioner. "[/ringkuman]
Dokumen tersebut membahas tentang uji nonparametrik untuk satu sampel, dimana dijelaskan bahwa uji nonparametrik digunakan ketika asumsi uji parametrik tidak terpenuhi. Dua contoh uji nonparametrik untuk satu sampel yang dijelaskan adalah Sign Test untuk menguji rata-rata dan Chi-Square Test untuk menguji kesesuaian antara frekuensi yang diamati dengan yang diharapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis secara umum dan contoh-contohnya. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, dan rumusan hipotesis membantu mengarahkan penelitian. Ada hipotesis nol dan alternatif yang diuji untuk menerima atau menolak hipotesis. Contoh pengujian hipotesis satu rata-rata dan hipotesis mengenai kemampuan mesin stensil jug
Dokumen tersebut membahas tentang integral lipat tiga pada berbagai koordinat ruang dan contoh-contoh perhitungannya. Terdapat penjelasan mengenai integral lipat tiga pada koordinat Kartesius, tabung, dan bola serta penggantian variabel dan contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis graf serta konsep dasar graf seperti simpul, sisi, derajat simpul, dan tetanggaan. Dijelaskan pula contoh-contoh penerapan graf dalam berbagai bidang seperti matematika, kimia, biologi, dan teknik informatika.
Probabilitas adalah tingkat keyakinan terjadinya suatu peristiwa yang dihitung menggunakan pendekatan klasik, frekuensi relatif, dan subjektif. Terdapat tiga pendekatan untuk menghitung probabilitas yaitu pendekatan klasik, frekuensi relatif, dan subjektif.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang vektor, subruang, basis dan dimensi, serta beberapa contoh aplikasi ruang vektor seperti metode optimasi, sistem kontrol, dan operation research.
1. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan apakah beberapa sampel independen berasal dari populasi yang sama atau berbeda.
2. Metode pengujiannya melibatkan penggantian nilai data dengan peringkat dan menghitung statistik uji H untuk dibandingkan dengan nilai kritis.
3. Jika H lebih besar dari nilai kritis, maka ditolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik analisis regresi, dimulai dari pengertian regresi sebagai teknik memprediksi variabel terikat berdasarkan variabel bebas, kemudian memberikan contoh penerapan regresi linear sederhana untuk menguji pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah analisis regresi dijelaskan mulai dari menentukan persamaan regresi, membuat diagram scatter plot, hingga men
FORMALISME,LOGIKALISME DAN INTUISIONISMENYAK MAULANA
Dari tiga aliran besar filsafat matematika yaitu formalisme, logisisme, dan intuisionisme, tidak ada kesepakatan yang bulat di antara para ilmuan matematika mengenai penafsiran matematika. Masing-masing aliran memiliki pandangan berbeda tanpa ada titik kesepakatan yang sempurna.
Dokumen tersebut membahas tentang integral garis, integral lipat dua dan tiga, serta metode penghitungan integral garis menggunakan metode Riemann. Metode Riemann melibatkan partisi interval dan penjumlahan Riemann untuk mendekati integral garis. Teorema integral garis memberikan hubungan antara kerja medan gaya konservatif dengan perbedaan fungsi potensial di titik awal dan akhir kurva.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis, termasuk pengertian, jenis-jenis, dan langkah-langkah pelaksanaannya. Beberapa jenis uji hipotesis yang dijelaskan adalah uji hipotesis rata-rata populasi, uji hipotesis beda dua rata-rata populasi, dan uji hipotesis proporsi populasi. Contoh-contoh soal juga diberikan beserta penyelesaiannya untuk memperjelas penjelasan.
Probabilitas adalah tingkat keyakinan terjadinya suatu peristiwa yang dihitung menggunakan pendekatan klasik, frekuensi relatif, dan subjektif. Terdapat tiga pendekatan untuk menghitung probabilitas yaitu pendekatan klasik, frekuensi relatif, dan subjektif.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang vektor, subruang, basis dan dimensi, serta beberapa contoh aplikasi ruang vektor seperti metode optimasi, sistem kontrol, dan operation research.
1. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan apakah beberapa sampel independen berasal dari populasi yang sama atau berbeda.
2. Metode pengujiannya melibatkan penggantian nilai data dengan peringkat dan menghitung statistik uji H untuk dibandingkan dengan nilai kritis.
3. Jika H lebih besar dari nilai kritis, maka ditolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik analisis regresi, dimulai dari pengertian regresi sebagai teknik memprediksi variabel terikat berdasarkan variabel bebas, kemudian memberikan contoh penerapan regresi linear sederhana untuk menguji pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah analisis regresi dijelaskan mulai dari menentukan persamaan regresi, membuat diagram scatter plot, hingga men
FORMALISME,LOGIKALISME DAN INTUISIONISMENYAK MAULANA
Dari tiga aliran besar filsafat matematika yaitu formalisme, logisisme, dan intuisionisme, tidak ada kesepakatan yang bulat di antara para ilmuan matematika mengenai penafsiran matematika. Masing-masing aliran memiliki pandangan berbeda tanpa ada titik kesepakatan yang sempurna.
Dokumen tersebut membahas tentang integral garis, integral lipat dua dan tiga, serta metode penghitungan integral garis menggunakan metode Riemann. Metode Riemann melibatkan partisi interval dan penjumlahan Riemann untuk mendekati integral garis. Teorema integral garis memberikan hubungan antara kerja medan gaya konservatif dengan perbedaan fungsi potensial di titik awal dan akhir kurva.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis, termasuk pengertian, jenis-jenis, dan langkah-langkah pelaksanaannya. Beberapa jenis uji hipotesis yang dijelaskan adalah uji hipotesis rata-rata populasi, uji hipotesis beda dua rata-rata populasi, dan uji hipotesis proporsi populasi. Contoh-contoh soal juga diberikan beserta penyelesaiannya untuk memperjelas penjelasan.
Uji Mann-Whitney digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel independen dengan skala nominal atau ordinal secara nonparametrik. Prosedurnya meliputi penentuan hipotesis nol dan alternatif, mengurutkan data gabungan, menghitung jumlah peringkat untuk setiap sampel, dan membandingkan nilai statistik U yang diperoleh dengan nilai kritis U tabel. Jika U hitung lebih besar dari U tabel, hipotesis nol tidak ditolak.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai rumus-rumus statistika yang digunakan untuk menganalisis data sampel, termasuk sampel tunggal, sampel berkorelasi, dan sampel bebas. Contoh-contoh penyelesaian masalah dengan menggunakan rumus-rumus tersebut juga diberikan untuk memudahkan pemahaman.
Distribusi hipergeometrik amat mirip penggunaannyaa dengan binomial . Perbedaannya
terletak pada cara pengambilan sampelnya. Untuk kasus binomial, diperlukan kebebasan
antara usaha . Akibatnya bila binomial diterapkan, misalnya pada sampling dari sejumlah
barang (sekotak kartu, sejumlah barang produksi), sampling harus dikerjakan dengan
pengambilan setiap barang setelah diamati. Sedangkan, distribusi hipergeometrik tidak
memerlukan kebebasan dan didasarkan pada sampling tanpa pengambilan. Penggunaan
distribusi hipergeometrik terdapat pada pengujian yang dilakukan terhadap barang yang diuji
mengakibatkan barang yang teruji tersebut menjadi rusak, jadi tidak dapat dikembalikan.
Contohnya pada pengujian elektronik, dan pengendalian mutu.
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)reno sutriono
Uji normalitas dan homogenitas merupakan uji statistik yang penting untuk memilih jenis uji statistik selanjutnya. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas untuk menguji kesamaan varians antar kelompok data. Dokumen ini menjelaskan dua jenis uji normalitas, yaitu Chi Kuadrat dan Liliefors, serta dua jenis uji homogenitas, yaitu Uji F dan Bartlett.
Uji Persyaratan Analisis Data membahas pengujian asumsi-asumsi statistika parametrik seperti normalitas, homogenitas, dan linearitas yang harus dipenuhi sebelum menggunakan analisis parametrik tertentu seperti uji perbedaan, korelasi, dan regresi. Metode pengujian mencakup uji Kolmogorov-Smirnov, Bartlett, dan uji linearitas dengan contoh soal penyelesaiannya secara manual menggunakan IBM SPSS.
Dokumen tersebut berisi ringkasan materi pelajaran IPA kelas 7 semester 1 yang terdiri dari 5 paket pelajaran tentang objek IPA dan pengamatannya, klasifikasi benda, klasifikasi makhluk hidup, organisasi kehidupan, dan perubahan benda. Diberikan juga soal latihan untuk setiap paket pelajaran dan soal uji kompetensi di akhir dokumen.
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyAgung Handoko
Dokumen tersebut membahas model regresi dengan variabel terikat dummy menggunakan data survei terhadap 40 responden untuk memprediksi kemungkinan seseorang memiliki kolesterol tinggi berdasarkan umur, jenis kelamin, dan sejarah keluarga. Analisis data menggunakan SPSS meliputi identifikasi data hilang, kode variabel, uji signifikansi model, penilaian kelayakan model, dan pengujian koefisien regresi.
Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana
suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Distribusi ini
dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss yang bernama
J. Bernoulli (1654-1705).
Teks tersebut membahas tentang pengertian dan penentuan kuasa ujian statistik, termasuk definisi kuasa ujian, kesalahan tipe I dan II, faktor-faktor yang mempengaruhi kuasa ujian, dan teknik-teknik penentuan ukuran sampel seperti menggunakan jadual Krejcie dan Morgan, rumus Cochran, dan perangkat lunak GPower dengan mempertimbangkan ukuran efek dan kuasa ujian.
Ada tiga permasalahan yang disajikan dalam dokumen tersebut. Pertama, menguji perbedaan nilai pretes dan postes setelah pembelajaran dengan metode tertentu menggunakan uji t berpasangan. Kedua, menguji perbedaan berat badan sebelum dan sesudah mengkonsumsi obat tertentu menggunakan uji t berpasangan. Ketiga, menguji perbedaan tinggi dan berat badan antara pria dan wanita menggunakan uji t independen.
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta IndonesiaTitis Setya Wulandari
Dokumen tersebut berisi modul ujian akhir semester 5 sosiometrika yang mencakup 10 bab yang membahas tentang indeks sosiometri individu dan kelompok, dekomposisi korelasi, analisis uji hipotesis, gini rasio, sosiogram, dan model jalur.
Dokumen tersebut membahas tentang logika sebagai proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Logika dibedakan menjadi logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif berangkat dari fakta khusus untuk menarik kesimpulan umum, sedangkan logika deduktif menarik kesimpulan dari premis-premis umum. Dokumen ini juga membahas sumber-sumber pengetahuan seperti pengalaman, intuisi, dan wahyu.
Dokumen tersebut membahas konsep perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perilaku didefinisikan sebagai aktivitas yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku dibentuk oleh motivasi, stimulus, sikap, dan lingkungan sosial ekonomi seseorang.
Dokumen tersebut merangkum berbagai tahapan perkembangan manusia mulai dari masa pranatal hingga masa tua, meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial pada setiap tahapan."
Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi pendidikan dan penghargaan yang diberikan Mendikbud kepada siswa Indonesia atas penelitian mereka yang diluncurkan ke luar angkasa oleh NASA. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian, ruang lingkup, tujuan, dan pentingnya mempelajari sosiologi pendidikan.
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...Universitas Islam Balitar
Proses sosial adalah cara berinteraksi antara individu dan kelompok untuk menentukan sistem dan norma dalam masyarakat. Interaksi sosial terjadi ketika ada kontak dan komunikasi sosial antara individu atau kelompok, dan bentuknya dapat berupa kerjasama, persaingan, atau konflik.
Tiga tahap perkembangan sosiologi menurut Auguste Comte yaitu tahap teologis, metafisik, dan positif. Ia juga membedakan sosiologi statis yang mempelajari hubungan antar masyarakat dan sosiologi dinamis yang terkait dengan perubahan sosial. Teori-teori sosiologi sesudah Comte berkembang melalui berbagai mazhab seperti geografi, organis, psikologi, ekonomi, dan hukum.
1. Modul ini membahas teori-teori perilaku organisasi yang meliputi variabel-variabel penting seperti produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti individu, kelompok, dan organisasi. 2. Modul ini juga membahas perilaku kewarganegaraan organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti budaya organisasi, kepribadian, dan persepsi terhadap dukungan organis
Bab 9 membahas budaya organisasi, termasuk pengertian, nilai, dimensi, jenjang, dan karakteristik budaya organisasi. Budaya organisasi didefinisikan sebagai seperangkat asumsi, nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi dan menjadi pedoman perilaku anggotanya. Nilai budaya organisasi memiliki dua dimensi yaitu kandungan dan kekuatan. Budaya organisasi juga memiliki tiga jenjang yakni artifacts, values, dan assumptions.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan teori-teori motivasi, termasuk teori kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori prestasi McClelland.
2) Beberapa teori motivasi fokus pada faktor-faktor apa yang memotivasi seseorang, sementara teori lain berfokus pada proses pemberian motivasi.
3) Pemahaman tentang teori-teori motivasi penting unt
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...Universitas Islam Balitar
Bab 7 membahas tentang nilai, sikap, dan kepuasan kerja. Pembahasan mencakup pengertian nilai, perbedaan antara nilai dan norma, etika dan moral, serta pengertian sikap dan kepuasan kerja. Hal ini penting untuk memahami perilaku organisasi.
Bab 6 membahas kepemimpinan dan kekuasaan. Terdapat pengertian kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan, teori kepemimpinan seperti sifat, perilaku, situasional dan atribusi, serta pentingnya transparansi dalam kepemimpinan dan rekonstruksi kepemimpinan transparansi melalui prinsip-prinsip komunikatif, konsistensi, kohesivitas dan partisipatif. J
Pada bagian ini dibahas tentang
pengertian persepsi, faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan
persepsi, kesalahan persepsi,
pengertian komunikasi, peroses dan
unsur komunikasi
Bab ini membahas tentang perilaku kelompok dalam organisasi, termasuk teori pembentukan kelompok, bentuk-bentuk kelompok, dan faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok. Teori pembentukan kelompok yang dijelaskan meliputi teori kedekatan, teori Homans, dan teori pertukaran. Kelompok dapat berbentuk primer, formal, atau informal. Faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok mencakup faktor eksternal seperti strategi organis
Pada bagian ini dibahas tentang
perilaku individu dalam organisasi.
Dengan dasar pemahaman ini akan
menjadi landasan bagi mahasiswa
untuk memahami pengertian perilaku
organisasi, perilaku individu dalam
organisasi, sifat-sifat individu dalam
organisasi, kepribadian serta
determinansi kepribadian
Persepsi terdiri dari 3 proses yaitu pengindraan, atensi, dan interpretasi. Pengindraan melibatkan panca indera untuk menerima stimulus dari lingkungan. Atensi melibatkan pemrosesan secara sadar sebagian kecil informasi yang didapat. Interpretasi melibatkan proses memberi arti terhadap stimulus tersebut. Budaya mempengaruhi persepsi melalui unsur-unsur seperti kepercayaan, nilai, pandangan dunia, dan organisasi sosial. Kes
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. PENELITIAN STATISTIK SOSIAL
Dibuat untuk memenuhi tugas
MATA KULIAH
ANALISIS STATISITIK SOSIAL
Dibina oleh Prof.Dr.Ir.Sugiyanto,Ms
Oleh:
Novi Catur Muspita
NIM:116040400111001
Mahasiswa Program Pacasarjana Ilmu Pertanian
Minat Sosiologi Pedesaan
PASCA SARJANA ILMU PERTANIAN
MINAT SOSIOLOGI PEDESAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
1
2. KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia–Nya kepada kami, sehingga pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan penulisan artikel tentang Ekologi Manusia dan pembangunan..
Dalam melakukan proses pembuatan artikel ini, kami banyak menerima
bimbingan sekaligus bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami, khususnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Sugiyanto, M,S dan Bapak Ir. Hamid Hidayat,Ms selaku
Dosen Pembimbing mata kuliah Statistik Penelitian Sosial atas bimbingan
dan arahannya sehingga kegiatan ini dapat terselesaikan.
2. Semua pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, kami
sampaikan banyak terima kasih atas bantuanya selama ini.
Semoga atas bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan
ridho dari Allah SWT dan menjadi amal ibadah bagi kita semua.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan ini,
untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca guna
sebagai evaluasi selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Malang, Januari 2012
Penulis
2
3. DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
I. TEKNIK PENYAJIAN DATA.................................................... 1
Grafik........................................................................................................ 3
II. UJI BEDA DUA VARIABEL..................................................... 5
Uji t .......................................................................................................... 5
Uji z.......................................................................................................... 7
III. ANALISIS SIDIK RAGAM.................................................................... 9
IV. UJI PROPORSI (KHI-KUADRAT) LEBIH DARI DUA VARIABEL.. 12
V. UJI KORELASI PEARSON................................................................... 14
VI. UJI REGRESI......................................................................................... 16
UJI HIPOTESIS RATA-RATA SATU ANGKATAN.................................. 19
UJI HIPOTESIS RATA-RATA BEBERAPA ANGKATAN........................ 20
ANALISIS REGRESI KONFIRMASI.......................................................... 22
ANALISIS DATA KATEGORIK 2 2........................................................ 25
ANALISIS DATA KATEGORIK p q....................................................... 27
ANALISIS VARIANSI DUA ARAH............................................................ 29
UJI MANN-WHITNEY................................................................................. 34
UJI KORELASI RANK................................................................................. 37
UJI KRUSKAL-WALLIS.............................................................................. 40
UJI FRIEDMAN............................................................................................ 42
3
4. UJI DURBIN.................................................................................................. 44
UJI BELL-DOKSUM..................................................................................... 47
BAB I
TEKNIK PENYAJIAN DATA
Data di bawah ini adalah hasil psikotest terhadap calon mahasiswa suatu fakultas
pada tahun ajaran 2011/2012 dengan skor maksimum untuk penilaian adalah 25,
di mana data berikut merupakan data fiktif.
18 21 10 12 12 17 12
13 22 11 12 12 16 8
16 20 10 10 16 16 19
4 7 10 17 20 14 19
10 23 6 7 14 14 19
10 10 11 12 15 15 13
15 18 23 5 14 19 13
17 3 19 9 15 13 19
16 10 19 12 16 15 16
16 8 20 15 15 14 13
1). Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 70 = 7,144 7
, sehingga jumlah Kelas yang digunakan sebanyak 7 kelas
2). Menghitung Rentang Data
Data terbesar = 23
Data terkecil = 3
Rentang Data = 23 – 3 = 20
4
5. 3) Menghitung Panjang Kelas
Panjang Kelas = 3
4). Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Psikotest
No. Kelas Frekuensi Prosentase Frekuensi
Kumulatif
"kurang
dari"
Frekuensi
Kumulatif
"lebih dari"
1 0 – 3 1 1.43% 1 70
2 4 – 7 5 7.14% 6 65
3 8 – 11 13 18.57% 19 52
4 12 – 15 24 34.29% 43 28
5 16 – 19 20 28.57% 63 8
6 20 – 23 7 10.00% 70 1
Jumlah 70 100%
Dari Tabel di atas, panjang kelas terakhir hanya sampai pada nilai 23, di mana
panjang kelas tersebut disesuaikan dengan data yang ada, yaitu data yang paling
besar hanya sampai dengan 23.
5
6. Gambar 1.1. Histogram Nilai Psikotest Calon Mahasiswa
Gambar 1.2. Poligon Nilai Psikotest Calon Mahasiswa
6
7. Gambar 1.3. Ogif “kurang dari” dan Ogif “lebih dari” Nilai Psikotest Calon
Mahasiswa
Gambar 1.4. Diagram Pie Nilai Psikotest Calon Mahasiswa
7
9. II. UJI BEDA DUA VARIABEL
Uji t
Pemerintah memberikan dana ke jurusan pertanian dari 9 universitas untuk
menguji kemampuan menghasilkan dua varietas gandum baru. Tiap varietas
ditanam di petak sawah yang sama luasnya dan hasilnya (kg per petak) adalah
sebagai berikut:
Universitas Varietas A Varietas B
1 38 45
2 23 25
3 35 31
4 41 38
5 44 50
6 29 33
7 37 36
8 31 40
9 38 43
Rata-rata 35,11 37,89
Anggap distribusi mendekati normal, apakah secara statistik kedua varietas
tersebut menghasilkan hasil produksi yang berbeda nyata?
Untuk memastikan hal ini diperlukan analisa statistik dengan menggunakan uji t.
Perumusan hipotesa
a). Perumusan hipotesa substantif :
Diduga rata-rata Varietas A dan varietas B berbeda.
b). Perumusan hipotesa statistik
H0 : µ1 = µ2
Hi : µ1 ≠ µ2
9
10. , dimana
µ1 : Rata-rata dari populasi hasil varietas A
µ2 : Rata-rata dari populasi hasil varietas B
Penentuan Taraf Uji ( Level of Significance )
5% ( = 0,05 )
Rumus t hitung :
, sedangkan untuk dan :
No. X1 X2
1 0,066 0,085 2,888889 7,111111 8,345679 50,5679
2 0,079 0,085 -12,1111 -12,8889 146,679 166,1235
3 0,069 0,091 -0,11111 -6,88889 0,012346 47,45679
4 0,076 0,096 5,888889 0,111111 34,67901 0,012346
5 0,071 0,093 8,888889 12,11111 79,01235 146,679
6 0,087 0,095 -6,11111 -4,88889 37,34568 23,90123
7 0,071 0,079 1,888889 -1,88889 3,567901 3,567901
8 0,073 0,078 -4,11111 2,111111 16,90123 4,45679
9 0,067 0,065 2,888889 5,111111 8,345679 26,12346
10 0,062 0,068 2,888889 7,111111 8,345679 50,5679
Total 316 341 0 0 334,8889 468,8889
10
11. , sehingga thitung diperoleh sebagai berikut:
Untuk , dengan = 0,05, dan derajat bebas ,
diperoleh = 2,119
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan, nilai statistik tersebut lebih kecil daripada ttabel
(0,876 < 2,119) sehingga H0 diterima, sehingga ditarik kesimpulan bahwa rata-
rata hasil Varietas A dan Varietas B tidak berbeda nyata.
Uji z
Kekuatan dua jenis benang dibandingkan, Lima puluh potong dari tiap jenis diuji
di bawah keadaan yang sama. Jenis A mempunyai rataan daya tahan 78,3 Kg
dengan simpangan baku Kg, sedangkan jenis B mempunyai rataan daya
tahan 87,2 Kg dengan simpangan baku Kg. Apakah daya tahan benang
A dan B secara statistik berbeda nyata?
11
12. Perumusan hipotesa
a). Perumusan hipotesa substantif :
Diduga benang A dan B memiliki daya tahan yang berbeda.
b). Perumusan hipotesa statistik
H0 : µA = µB
Hi : µA ≠ µB
, dimana
µA : Rata-rata daya tahan benang A
µB : Rata-rata daya tahan benang B
Penentuan Taraf Uji ( Level of Significance )
5% ( = 0,05 )
, karena uji yang digunakan dua arah (2-tailed), maka
Rumus z hitung :
Kesimpulan:
12
13. Dari hasil perhitungan, nilai statistik tersebut lebih besar daripada ztabel
(7,466 > 1,96) maka H0 ditolak, sehingga ditarik kesimpulan bahwa daya tahan
benang A dan B berbeda nyata pada taraf nyata 5%.
13
14. III. ANALISIS SIDIK RAGAM
Enam Mesin sedang dipertimbangkan untuk dipakai dalam pembuatan karet
penutup. Mesin tersebut dibandingkan berdasarkan daya rntang barang yang
dihasilkan.
Berikut ini adalah pengukuran daya rentang dalam kg per cm2
Tabel Data Daya Rentang Barang
No. Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5 Mesin 6
1. 1,75 1,64 2,03 1,46 1,75 1,83
2. 1,69 1,92 1,57 1,67 1,92 1,62
3. 1,58 1,77 1,78 2,08 1,65 1,75
4. 1,54 1,89 2,05 2,01
5. 1,86 1,89
Total 5,02 8,73 9,16 5,21 7,37 7,21
Model Analisis:
, di mana:
= nilai pengamatan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j
= banyaknya perlakuan, yaitu sebanyak 6 perlakuan (Tabung A, B, C, D, E,
dan F)
= banyaknya ulangan ( = 3, = 5, = 5, = 3, = 4, dan
= 4)
= Nilai tengah umum
= Pengaruh perlakuan ke- i
14
15. = Kesalahan percobaan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j
Perumusan Hipotesis
a. Hipotesis Substantif
H0 : Tidak ada perbedaan daya rentang untuk semua mesin
Hi : Ada perbedaan daya rentang untuk setidaknya satu pasang mesin
b. Hipotesis Statistik
H0 :
Hi : Paling tidak ada sepasang rata-rata daya tahan mesin yang
tidak sama
Kaidah Pengujian
Analisia Keragaman
a. Jumlah Kuardat Total (JK)
b. Faktor Koreksi (FK)
15
16. 75,97
c. Jumlah Kuardat Total (JKT)
d. Jumlah Kuardat Perlakuan (JKP)
0,0767
e. Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
Tabel Analisis Keragaman
Sumber
Keragaman
deraja
t
bebas
Jumlah
Kuarda
t
Kuadra
t
Tengah
F hit
F tabel
5% 1%
Perlakuan 5 0,08 0,02
0,46 2,77 4,25
Galat 18 0,60 0,03
Total 23 0,68
16
17. ,
6). Kesimpulan
Oleh karena , baik pada tingkat nyata 5% ( )
maupun 1% ( ), sehingga ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima.
Oleh karena itu disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan daya rentang barang
untuk keenam jenis mesin tersebut.
17
18. IV. UJI PROPORSI (KHI-KUADRAT) LEBIH DARI DUA VARIABEL
Suatu Pusat Kesehatan universitas melakukan percobaan untuk menentukan
tingkat kesembuhan yang diberikan oleh 6 merek obat batuk. Tiap obat batuk
dicobakan pada 50 mahasiswa dan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Data Pengamatan 6 merek Obat Batuk
Kondisi sesudah meminum obat
Obat Batuk
Jumlah
A B C D E F
Tidak Sembuh 11 13 9 12 17 12 74
Agak Tertolong 32 28 27 19 22 17 145
Sembuh 7 9 14 19 11 21 81
Jumlah 50 50 50 50 50 50 300
Hipotesa Substantif : Diduga bahwa keenam obat batuk sama baiknya.
Hipotesa Statistik : H0 : P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6
Hi : P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ P4 ≠ P5 ≠ P6
Kaidah Pengujian : H0 diterima apabila
Hi diterima apabila
Pengujian:
18
19. Tabel Analisis
Kondisi Obat Batuk f0 fh f0 - fh
(f0 –
fh)2
Tidak
Sembuh
A 11 12,333 -1,333 1,778 0,144
B 13 12,333 0,667 0,444 0,036
C 18 12,333 5,667 32,111 2,604
D 14 12,333 1,667 2,778 0,225
E 17 12,333 4,667 21,778 1,766
F 22 12,333 9,667 93,444 7,577
Agak
Tertolong
A 13 24,167 -11,167 124,694 5,160
B 15 24,167 -9,167 84,028 3,477
C 20 24,167 -4,167 17,361 0,718
D 16 24,167 -8,167 66,694 2,760
E 17 24,167 -7,167 51,361 2,125
F 24 24,167 -0,167 0,028 0,001
Sembuh
A 15 13,500 1,500 2,250 0,167
B 16 13,500 2,500 6,250 0,463
C 17 13,500 3,500 12,250 0,907
D 15 13,500 1,500 2,250 0,167
E 15 13,500 1,500 2,250 0,167
F 22 13,500 8,500 72,250 5,352
Kesimpulan:
19
20. Oleh karena ( ), maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa H0 ditolak atau Hi diterima. Hal ini berarti dapat disimpulkan
bahwa terdapat keterkaitan antara merek obat batuk dan kesembuhan seseorang
atau perbedaan merek obat batuk berpengaruh terhadap kesembuhan seseorang, di
mana hal ini berarti terdapat perbedaan antara merek obat batuk (keenam merek
obat batuk tidak sama baiknya).
20
21. V. UJI KORELASI PEARSON
Data berikut diperoleh dalam penelitian hubungan antara berat dan ukuran dada
bayi yang baru lahir:
Data Bayi
No.
Berat (Kg)
(X)
Ukuran Dada
(cm) (Y)
1 2,75 29,5
2 2,15 26,3
3 4,41 32,2
4 5,52 36,5
5 3,21 27,2
6 4,32 27,7
7 2,31 28,3
8 4,3 30,3
9 3,71 28,7
Hipotesa Substantif : H0: Tidak ada keeratan yang signifikan antara berat bayi
dan ukuran dada bayi
Hi: Terdapat keeratan yang signifikan antara berat bayi dan ukuran dada bayi
Hipotesa Statistik : H0 :
Hi :
Kaidah Pengujian : H0 diterima apabila
Hi diterima apabila
Pengujian:
21
22. Korelasi digunakan korelasi product moment Pearson sebagai berikut:
, di mana:
N : jumlah pengamatan
X : variabel independen (berat bayi)
Y : variabel independen (dada bayi)
Tabel Analisis
No.
Berat
Bayi
(X)
Ukuran
Dada
Bayi
(Y)
1 0,414 29,186
-
0,881
-
0,133 0,776 0,018 0,117
2 0,383 29,266
-
1,481
-
3,333 2,194 11,111 4,937
3 0,399 26,215 0,779 2,567 0,607 6,588 1,999
4 0,402 30,162 1,889 6,867 3,568 47,151 12,970
5 0,442 38,867
-
0,421
-
2,433 0,177 5,921 1,025
6 0,422 37,831 0,689
-
1,933 0,475 3,738 -1,332
7 0,466 44,576
-
1,321
-
1,333 1,745 1,778 1,761
8 0,5 46,097 0,669 0,667 0,447 0,444 0,446
9 0,514 59,698 0,079
-
0,933 0,006 0,871 -0,074
Total 32,68 266,7 0 0 9,995 77,62 21,851
22
23. Kesimpulan:
Oleh karena ( ), maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat keeratan yang signifikan antara
berat bayi dan ukuran dada bayi.
23
24. VI. UJI REGRESI
Suatu ujian masuk ke universitas yang diuji adalah matematika. Nilai ujian masuk
dan ujian akhir matematika 20 mahasiswa tercatat sebagai berikut:
Nilai Ujian Masuk Nilai Ujian Akhir Nilai Ujian Masuk Nilai Ujian Akhir
50 53 90 54
35 41 80 91
35 61 60 48
40 56 60 71
55 68 60 71
65 36 40 47
35 11 55 53
60 70 50 68
90 79 65 57
35 59 50 79
Hipotesa Substantif : Diduga terdapat hubungan dan pengaruh nilai ujian masuk
mahasiswa terhadap nilai ujian akhirnya.
Penentuan persamaan garis regresi:
24
27. Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan, nilai statistik thitung lebih besar daripada (6,724 >
2,101) sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, ditarik kesimpulan bahwa model
regresi yang terbentuk signifikan (nyata) dalam memebrikan infprmasi tentang
hubungan antara nilai ujian masuk terhadap nilai ujian akhir.
UJI HIPOTESIS RATA-RATA POPULASI UNTUK SATU ANGKATAN
1. Dari suatu populasi dengan ingin diketahui apakah rata-ratanya
tidak sama dengan 80.000. Untuk itu diambil sampel sebesar 100. Dari
sampel didapat .
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, soal A, no. 4.2.4. Tes Formatif 2 hal. 20
Hipotesis Uji:
H0 : µ = 80.000
Hi : µ 80.000
Uji yang digunakan adalah uji Z, karena diketahuinya ragam populasi ( ) sebesar
4.000, sehingga distribusi yang digunakan dalam pengujian ini adalah distribusi Z.
Uji hipotesis adalah uji dua sisi, sehingga
Daerah penolakan: atau
27
28. Pengujian Hipotesis:
Kesimpulan:
Dari hasil pengujian tersebut, diperoleh bahwa , maka H0
diterima.
Jadi, ditarik kesimpulan bahwa rata-rata populasi sama dengan 80.000.
28
29. UJI HIPOTESIS RATA-RATA POPULASI UNTUK BEBERAPA
ANGKATAN
2. Waktu Pembekuan darah (dalam detik) 24 binatang yang secara random
diberi perlakuan (A, B, C, D) sebagai berikut:
A 62 60 63 59
B 63 67 71 64 65 66
C 68 66 71 67 68 68
D 56 62 60 61 63 64 63 59
Ingin diketahui apakah 4 perlakuan tersebut berbeda nyata.
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, soal B, no. 4.3.4. Tes Formatif 3 hal. 36
Hipotesis Uji:
H0 :
Hi : paling sedikit sepasang tidak sama
, , ,
29
31. Tabel Anava
Sumber Variasi JK db RK F
Antara 112 3 76 13,57
Dalam 228 20 5,6
Total 340 23
untuk
yang berarti H0 ditolak.
Jadi, ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh perlakuan yang signifikan
terhadap waktu pembekuan darah binatang.
31
32. ANALISIS REGRESI KONFIRMASI
3. X = variabel pengganti tahun
Y = jumlah pasien Rumah Sakit Umum (ratusan)
Tahun 1973 1974 1975 1976 1977 1978
X 1 2 3 4 5 6
Y 398 436 458 513 569 631
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.3.4. Tes Formatif 3 hal. 72
Grafik Scatter Plot
32
33. Dari Grafik di atas, tampak adanya peningkatan jumlah pasien dari tahun ke tahun
dan tidak ada outlier pada data. Selain itu, tampak pula bahwa hubungan antara X
dan Y merupakan hubungan linier, sehingga model regresi perlu untuk dicoba.
Persamaan regresi:
No. X Y XY X2
Y2
1 1 398 398 1 158.404 385,190 12,810
2 2 436 872 4 190.096 431,448 4,552
3 3 458 1.374 9 209.764 477,705 -19,705
4 4 513 2.052 16 263.169 523,962 -10,962
5 5 569 2.845 25 323.761 570,219 -1,219
6 6 631 3.786 36 398.161 616,476 14,524
Jumlah 21 3.005 11.327 91 1.543.355 3.005 0
, jadi persamaan regresi yang diperoleh:
33
34. Diperoleh proposi variansi Y yang tidak bias diterangkan oleh persamaan regresi
estimasi adalah:
, sehingga diperoleh proporsi Y yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi (
), yaitu sebesar:
Apakah ada hubungan linier dalam populasi?
34
35. Selanjutnya digunakan uji F untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi
populasi sebagai berikut:
Hipotesis Uji:
H0 :
Hi :
Daerah penolakan
Statistik uji yang digunakan:
Kesimpulan:
(165,375 > 7,709), berarti H0 ditolak pada taraf nyata 0,05 atau
terdapat hubungan linier dalam populasi, sehingga model regresi sudah tepat
digunakan untuk data tersebut.
35
36. ANALISIS DATA KATEGORIK
DATA CACAH DALAM DATA KATEGORIK 2 2
Tiga Ratus Mahasiswa diklasifikasikan menurut nilai rata-rata ujian akhir
SLTA dan IP tingkat semester I dipergunakan tinggi yang ingin diketahui
apakah kedua faktor independen ( )
Nilai Ujian
IP
Jumlah
Tinggi (B) Rendah (BC
)
Tinggi (A) 110 90 200
Rendah (AC
) 20 80 100
Jumlah 130 170 300
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, soal I., no. 4.1.4. Tes Formatif 1 hal. 90
Hipotesis Uji:
H0 : (A dan B saling independen / Tidak ada
hubungan antara Nilai Ujian Akhir SMA dan IP Semester I
Hi : (A dan B tidak independen / Terdapat hubungan
antara Nilai Ujian Akhir SMA dan IP Semester I
36
37. Daerah Penolakan H0 W > 7,879.
Kesimpulan:
(33,258 > 7,879), berarti H0 ditolak pada taraf nyata 0,005 atau
terdapat hubungan antara Nilai Ujian Akhir SMA dan IP Semester I
37
38. ANALISIS DATA KATEGORIK
DATA CACAH DALAM DATA KATEGORIK p q
Yang ingin diketahui apakah wanita tidur kurang nyenyak setelah
mempunyai anak. ( ) Untuk itu dilakukan survey terhadap 60
wanita yang telah mempunyai anak dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Jumlah
Anak
Keadaan Tidur dibanding dengan
Sebelum Punya Anak
Jumlah
Kurang
Nyenyak
Sama
Lebih
Nyenyak
1 25 5 0 30
2 10 4 1 15
3 atau lebih 5 7 3 15
Jumlah 40 16 4 60
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, soal II., no. 4.2.4. Tes Formatif 2 hal. 109
Tabel Silang Disertai dengan Nilai Ekspektasi
Jumlah
Anak
Keadaan Tidur dibanding dengan
Sebelum Punya Anak
Jumlah
Kurang
Nyenyak
Sama
Lebih
Nyenyak
1 25 (20) 5 (8) 0 (2) 30
2 10 (10) 4 (4) 1 (1) 15
3 atau lebih 5 (10) 7 (4) 3 (1) 15
Jumlah 40 16 4 60
38
39. Hipotesis Uji:
H0 : , ,
(Tidak ada hubungan antara jumlah anak yang dimiliki dan keadaan tidur
dibanding dengan sebelum punya anak)
Hi : , ,
(Terdapat hubungan antara jumlah anak yang dimiliki dan keadaan tidur
dibanding dengan sebelum punya anak)
Daerah Penolakan H0 W > 14,860.
39
40. Kesimpulan:
(13,125 < 14,860), berarti H0 diterima pada taraf nyata 0,005 atau
tidak terdapat hubungan antara jumlah anak yang dimiliki dan keadaan tidur
dibanding dengan sebelum punya anak
Apabila keeratan antara kedua faktor diukur, maka:
, di mana
ANALISIS VARIANSI DUA ARAH
Ingin diketahui adanya pengaruh variabel baris dan kolom beserta
interaksinya untuk data dalam tabel 9.25
Tabel 9.25
Variabel Variabel Kolom
40
41. Baris 1 2
1 574 564 550 1.092 1.086 1.065
2 524 573 551 1.028 1.073 998
3 576 540 592 1.066 1.045 1.055
Sumber: BUKU MATERI POKOK ANALISIS DATA STATISTIK STA 211 / 3
SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.2.4. Tes Formatif 2 hal. 144
Tabel Analisis
Variabel
Baris
Variabel Kolom
Jumlah
1 2
1 574 564 550 1.092 1.086 1.065 4.931
2 524 573 551 1.028 1.073 998 4.747
3 576 540 592 1.066 1.045 1.055 4.874
Jumlah 5.044 9.508 14.552
41
43. Tabel ANAVA
Sumber
Variansi
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Bebas
Kuadrat
Rata-rata
F hitung Fα
Baris 2.957,444 2 1.478,722 2,778 3,885
Kolom 1.107.072 1 1.107.072 2.080,094 4,747
Interaksi 1.126,333 2 563,167 1,058 3,885
Kesalahan 6.386,667 12 532,222
Total 1.117.542 17 65.737,79
Dari tabel di atas, tampak bahwa F hitung untuk interaksi < Fα (1,058 < 3,885),
sehingga disimpulkan bahwa interaksi antara baris dan kolom tidak berbeda
secara signifikan atau tidak ada interaksi yang nyata antara baris dan kolom. Oleh
karena itu, selanjutnya tabel ANAVA berubah dengan menambahkan Sumber
Variansi Interaksi dan Kesalahan, sehingga diperoleh Tabel ANAVA seperti
berikut:
Tabel ANAVA baru:
Sumber
Variansi
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Bebas
Kuadrat
Rata-rata
F hitung Fα
Baris 2.957,444 2 1.478,722 2,755 3,885
Kolom 1.107.072 1 1.107.072 2.062,959 4,747
Kesalahan 7.513 14 536,643
Total 1.117.542 17 65.737,79
Dari tabel di atas, tampak bahwa F hitung untuk baris < Fα (2,755 < 3,885), sehingga
disimpulkan bahwa efek baris tidak signifikan.
Sedangkan, untuk Sumber Variansi Kolom, diperoleh bahwa F hitung untuk
kolom > Fα (2.062,959 > 4,747), sehingga disimpulkan bahwa efek kolom signifikan
dalam memberikan perbedaan pada data.
43
44. UJI MANN-WHITNEY
Diketahui dua kelompok pasien, A (pria) da B (wanita), masing-masing
pasien diberi obat yang sama. Setelah sebulan berat badan pasien diukur
ternyata bertambah (dalam ons) seperti yang terdapat pada data di bawah
ini:
Kelompok A:
11,9 11,7 9,5 9,4 8,7 8,2 7,7 7,4 7,4
7,1 6,9 6,8 6,3 5,0 4,2 4,1 2,2
Kelompok B:
6,6 5,8 5,4 5,1 5,0
4,3 3,9 3,3 2,4 1,7
44
45. Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.1.4. Tes Formatif
1 hal. 13
Rumus uji Mann-Whitney:
,di mana
Hipotesis Uji:
H0 : (Dua populasi adalah identik)
Hi : (Dua populasi berbeda hanya lokasinya)
Tabel Rank Gabungan Dua Sampel
A B Rank
1.7 1
2.2 2
2.4 3
3.3 4
3.9 5
45
46. 4.1 6
4.2 7
4.3 8
5 9.5
5 9.5
5.1 11
5.4 12
5.8 13
6.3 14
6.6 15
6.8 16
6.9 17
7.1 18
7.4 19.5
7.4 19.5
7.7 21
8.2 22
8.7 23
9.4 24
9.5 25
11.7 26
11.9 27
Dari Tabel tersebut, diperoleh jumlah rank untuk A adalah 296,5 ( ).
Untuk , diperoleh:
46
47. dan
Kesimpulan:
yang berarti H0 ditolak.
Jadi, ditarik du populasi berbeda secara signifikan atau pertambahan berat pria
dan wanita berbeda pada taraf nyata 5%.
47
48. UJI KORELASI RANK
Untuk mengetahui apakah tekanan darah systolic dan diastolic yang
diamati dokter-dokter adalah independen, digunakan data berikut:
Dokter 1 2 3 4 5 6 7
Systolic 141.8 140.2 131.8 132.5 135.7 141.2 143.9
Diastolic 89.7 74.4 83.5 77.8 85.8 86.5 89.4
Dokter 8 9 10 11 12 13
Systolic 140.2 140.8 131.7 130.8 135.6 143.6
Diastolic 89.3 88 82.2 84.6 84.4 86.3
Ingin diketahui apakah dokter yang membaca systolic semakin tinggi akan
membaca diastolic juga akan semakin tinggi.
Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, soal B, no. 4.2.4. Tes
Formatif 2 hal. 27
Hipotesis Uji:
H0 : dan independen (Pembacaan systolic dan diastolic independen)
Hi : dan tidak independen (Pembacaan systolic dan diastolic tidak
independen)
48
50. Untuk :
yang berarti H0 ditolak.
Jadi, ditarik kesimpulan bahwa pembacaan systolic dan diastolic tidak independen
atau dapat disimpulkan pula bahwa semakin tinggi dokter dalam membaca
systolic, maka akan semakin tinggi pula dokter dalam membaca diastolic.
50
51. UJI KRUSKAL-WALLIS
Seandainya ada 4 macam program latihan untuk karyawan. Tiap program
diikuti 5 karyawan yang diambil secara acak. Setelah selesai program itu
diadakan ujiam dan hasilnya diurutkan (diambil rank) untuk 20 karyawan
yang mengikuti program lain. Hasilnya sebagai berikut (hasil Rank):
Program
1 2 3 4
4 1 20 18
6 8 19 15
7 12 16 17
2 3 14 13
10 11 5 9
Ingin diketahui apakah 4 program latihan tersebut menghasilkan distribusi nilai
yang iidentik.
Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.3.4. Tes Formatif
3 hal. 52
Hipotesis Uji:
H0 : Semua populasi (semua program latihan) memiliki distribusi yang identik
Hi : Paling sedikit terdapat satu program latihan yang cenderung memiliki
pengamatan-pengamatan yang lebih besar disbanding dengan populasi yang lain.
Tabel Analisis
No
Program
1 2 3 4
1 4 1 20 18
2 6 8 19 15
3 7 12 16 17
51
52. 4 2 3 14 13
5 10 11 5 9
Jumlah 29 35 74 72
Statistik Uji Kruskal-Wallis:
Dari program yang dilakukan terdapat 4 program latihan (k = 4), sehingga daerah
penolakan yang digunakan:
H0 ditolak
Kesimpulan:
Untuk , (9,72 > 7,815), berarti H0 ditolak pada taraf nyata
0,05 dan disimpulkan bahwa keempat program latihan tersebut memiliki distribusi
nilai yang identik.
UJI FRIEDMAN
52
53. Pengamatan tentang waktu reaksi pasien terhadap tiga macam obat (A, B,
C) terdapat di bawah ini. Disini ada 10 pasien yang diamati, tiap pasien
mendapat tiga macam obat tersebut.
Pasien
Macam Obat
A B C
1 10 10 15
2 10 15 20
3 11 15 12
4 8 12 10
5 7 12 9
6 15 10 15
7 14 12 18
8 10 14 17
9 9 9 12
10 10 14 16
Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.2.4. Tes Formatif
2 hal. 68
Hipotesis Uji:
H0 : Perlakuan memiliki efek yang identik
Hi : Paling sedikit terdapat satu perlakuan cenderung menghasilkan nilai
pengamatan yng lebih besar dibandingkan dengan paling sedikit satu perlakuan
yang lain
Statistik Uji Friedman:
53
54. Daerah Penolakan H0 T > 9,487.
Tabel Data dalam bentuk Rank
Pasien
Macam Obat
A B C
1 1.5 1.5 3
2 1 2 3
3 1 3 2
4 1 3 2
5 1 3 2
6 2.5 1 2.5
7 2 1 3
8 1 2 3
9 1.5 1.5 3
10 1 2 3
Jumlah 13.5 20 26.5
Kesimpulan:
(8,45 < 9,487), berarti H0 ditolak pada taraf nyata 0,05 atau
disimpulkan bahwa terdapat paling satu perlakuan cenderung menghasilkan nilai
pengamatan yng lebih besar dibandingkan dengan paling sedikit satu perlakuan
54
55. yang lain. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa perlakuan berupa tiga macam
obat (A, B, C) memberikan efek yang berbeda terhadap pasien.
UJI DURBIN
Data di bawah ini menunjukkan daya tahan bahan yang terbuat dari karet
(ada 5 macam) diukur dalam kg. Setiap kali diadakan pengujian terhadap 2
macam bahan. Hasilnya seperti di bawah ini.
Blok
Macam bahan dari karet
1 2 3 4 5
1 35 16 - - -
2 20 - 10 - -
3 13 - - 26 -
4 25 - - - 21
5 - 16 5 - -
6 - 21 - 24 -
7 - 27 - - 16
8 - - 20 37 -
9 - - 15 - 20
10 - - - 31 17
Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.1.4. Tes Formatif
1 hal. 93
Hipotesis Uji:
55
56. H0 : Perlakuan memiliki efek yang identik
Hi : Paling sedikit terdapat satu perlakuan cenderung menghasilkan nilai
pengamatan yng lebih besar dibandingkan dengan paling sedikit satu perlakuan
yang lain
Tabel Data dalam bentuk Rank
Blok
Macam bahan dari karet
1 2 3 4 5
1 2 1 - - -
2 2 - 1 - -
3 1 - - 2 -
4 2 - - - 1
5 - 2 1 - -
6 - 1 - 2 -
7 - 2 - - 1
8 - - 1 2 -
9 - - 1 - 2
10 - - - 2 1
Jumlah 7 6 4 8 5
Dari tabel tersebut diperoleh:
(banyaknya perlakuan)
(banyaknya blok yang muncul pada tiap perlakuan)
(banyaknya perlakuan yang muncul pada tiap blok)
Statistik Uji Durbin:
56
57. Untuk
Daerah Penolakan H0 T > 9,487.
Pengujian Hipotesis:
Kesimpulan:
(8 < 9,487), berarti H0 diterima pada taraf nyata 0,05 atau perlakuan
memberikan efek yang sama pada data. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa
perlakuan berupa 5 macam karet berbeda memberikan efek sama (tidak
memberikan efek yang berbeda) terhadap daya tahan bahan.
57
58. UJI BELL-DOKSUM
1. Diketahui nilai ujian Matematika (X) dan Statistika (Y) dari mahasiswa
seperti di bawah ini.
Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 40 70 45 65 75 50 57 72 66 48
Y 65 90 55 70 80 40 60 75 73 62
Ingin diketahui apakah ada keterkaitan antara nilai ujian Matematika dan
Statistika dari mahasiswa.
Sumber: BUKU MATERI POKOK METODE STATISTIKA
NONPARAMETRIK STA 214 / 3 SKS / MODUL 6 – 9, no. 4.1.4. Tes Formatif
1 hal. 95
Hipotesis Uji:
H0 : dan independen (nilai ujian Matematika dan Statistika)
Hi : dan tidak independen (nilai ujian Matematika dan Statistika)
Ukuran Korelasi Bell-Doksum
58
60. 5 -0,59 3 2,83 10 1,08 1,01
6 -0,53 4 1,01 9 -0,53 -0,94
7 -1,32 2 0,82 8 -0,35 -0,18
8 -0,35 5 -0,16 4 0,52 0,82
9 0,45 8 -0,05 5 0,41 0,77
10 -1,78 1 -0,18 3 -0,59 -0,16
, di mana bilangan acak untuk z1 dan z2 diperoleh dari Tabel Simpangan Normal
Acak dimulai dari baris ke- 8 seperti berikut:
-0,32 0,41 0,52 1,08 -0,59 -0,53 -1,32 -0,35
0,45 -1,78 0,77 -0,37 -0,94 0,37 2,83 1,01
0,82 -0,16 -0,05 -0,18
Pengujian Hipotesis:
Dari tabel di atas, tampak bahwa , maka H0 diterima,
sehingga disimpulkan tidak ada keterkaitan antara nilai ujian Statistika dan
Matematika.
60
61. Kajian Pustaka
Praptono,MA, Drs.1985. Buku Materi Pokok, Metode Statistika Nonparametrik,
sta 214/3 Sks / modul 6-9, Jakarta: Universitas terbuka
Kartika, Sri Haryatmi, Buku Materi Pokok, Analisis Data Statistik, sta 211/3 Sks /
modul 6-9, Jakarta: Universitas Terbuka
61