Kasus tersebut menceritakan pentingnya soft skill bagi tenaga medis khususnya dokter. Dekan Fakultas Kedokteran menyatakan bahwa sikap ramah dokter terhadap pasien sangat penting untuk membuat pasien nyaman dan puas, bahkan dapat menjadi obat yang paling mujarab. Layanan kesehatan saat ini tidak hanya terfokus pada pemeriksaan dan pengobatan, tetapi juga harus memberikan layanan prima yang memu
4. Pengertian softskill
1. Suatu kemampuan, bakat, atau
keterampilan yang ada di dalam diri setiap
manusia.
2. Kemampuan yang dilakukan dengan cara
non teknis, artinya tidak berbentuk atau
tidak kelihatan wujudnya.
3. Perilaku individu yang tidak terlihat
wujudnya dan bersifat personal maupun
interpersonal yang dapat berkembang dan
meningkatkan kualitas diri seseorang.
6. Softskill Personal
• Softskill personal adalah kemampuan
yang di manfaatkan untuk kepentingan
diri sendiri. Misalnya, dapat
mengendalikan emosi dalam diri, dapat
menerima nasehat orang lain, mampu
memanajemen waktu, dan selalu berpikir
positif.
7. Softskill Inter personal
• Kemampuan yang dimanfaatkan untuk
diri sendiri dan orang lain.
Contohnya, kita mampu berhubungan
atau berinteraksi dengan orang lain.
8. Komponen penunjanng softskill
1. Living skill (Kemampuan bagaimana
menghadapi masalah hidup)
2. Thinking skill ( Kemampuan bagaimana
berpikir kreatif dalam hidup )
3. Leadership skill ( Kemampuan
kepemimpinan )
9. Tenaga kesehatan
• Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan yang dimaksud tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan,
memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang memerlukan kewenangan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan.
10. • Setiap profesi dapat dipastikan memiliki
standar kompetensi, begitu pula dengan
profesi sebagai tenaga kesehatan.
Penguasaan standar kompetensi oleh
tenaga kesehatan berperan penting bagi
pelayanan kesehatan dan berkaitan
langsung dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Pentingnya Soft skill Bagi
Tenaga Besehatan
11. Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat
(2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996
1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan
asisten apoteker;
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan,
penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian;
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis
7. Terapis wicara;
8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis,
teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan,
refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan
perekam medis.
12. • Isu atau permasalahan dari batas-batas
kesewenangan atau kompetensi
profesional telah menjadi topik
pembicaraan dari beberapa
pembelajaran karena banyak sekali
ditemukan kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan yang disebut sebagai kelalaian
yang dialami pasien dengan perawatan
tim kesehatan.
13. • Penelitian dari Australia menyatakan ada
16,6% pasien terkena kejadian yang
tidak diinginkan, dan 51% di antaranya
telah tertangani, sedangkan 13,7%
pasien yang mengalami ketidaknyamanan
tersebut mengalami kelumpuhan
permanen serta 4,9% kasus lainnya
teridentifikasi pasien telah meninggal.
14. Contoh kasus
• REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sikap ramah dokter terhadap
pasien merupakan kunci kenyamanan dan kepuasan pasien. Bahkan bisa
menjadi obat yang paling mujarab untuk mengobati penyakit.
• Demikian dikatakan Dekan Fakultas Kedokteran UII, Isnatin Miladiyah
pada Sumpah Dokter 21 FK UII di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY), Rabu (26/6). Ada 12 dokter baru yang diambil sumpahnya,
kemarin, dan hingga kini FK UII telah menghasilkan sebanyak 623
dokter.
• Layanan kesehatan, lanjut Isnatin, bukan lagi hanya pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan saja. Namun sudah harus menyesuaikan
dengan layanan industri jasa. "Saat ini, pasien menuntut layanan prima
yang bisa memberikan kepuasan dan kenyamanan," kata Isnatin. Karena
itu, kata Isnatin, dokter dituntut mengutamakan profesionalitas dalam
bekerja. Untuk bisa profesional, bisa dimulai dengan sesuatu yang
sederhana, misalnya, bersikap ramah, santun, serta menghormati pasien
dan keluarganya," katanya.
15. Kasus diatas menceritakan bahwasannya
dokter/tenaga medis harus memiliki sifat yang
ramah terhadap pasien agar pasien tersebut
merasa nyaman. Kenyamanan pasien tersebut
dapat menjadi mujarab bagi mereka. Layanan
kesehatan bukan lagi hanya pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan saja. Namun sudah
harus menyesuaikan dengan layanan industri
jasa. "Saat ini, pasien menuntut layanan prima
yang bisa memberikan kepuasan dan
kenyamanan," kata Isnatin. Karena itu, dokter
dituntut mengutamakan profesionalitas dalam
bekerja selain itu dokter juga dituntut
memiliki hard skill dan soft skill karena
didalam dunia kerja justru soft skill-lah yang
banyak dibutuhkan seorang tenaga kesehatan.