SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MalPraktek Fisioterapi
Dosen pembimbing :
Ana mekar dianti, Sst. FT
Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar istilah
malpraktek yang dilakukan oleh tenaga medis. Malpraktek
merupakan kelalaian seorang tenaga medis untuk mempergunakan
tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim
dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran di lingkungan yang sama.
Kelalaian yang dimaksud diantaranya adalah kelalaian pada
diagnosa, kelalaian pemberian obat, kelalaian pemberian terapi
atau kelalaian penanganan pasien oleh tenaga medis. Dalam
semua kasus malpraktek , pasien tentu adalah pihak yang
dirugikan. Kerugian yang ditanggung tidak hanya secara materil,
namun lebih dari itu. Bisa saja berupa kerugian secara kejiwaan
dan mental pasien beserta keluarga.
Terlepas dari fenomena tersebut, penulis tergelitik untuk
mengkaji bagaimana sebenarnya kasus malpraktek khususnya
dalam dunia fisioterapi jika dilihat dari hukum yang berlaku dii
Indonesia.
Rumusan masalah
Apa itu malpraktek?
Bagaimana
standar pelayanan
fisioterapi di
Indonesia?
Apa contoh kasus
malpraktek dalam
pelayanan
fisioterapi?
Bagaimana
standar
pelayanan
medik?
Bagaimana
pelayanan kasus
malpraktek di
Indonesia?
Tujuan
A. Mendeskripsikan pengertian malpraktek
B. Mendeskripsikan standar pelayanan
medik
C. Mendeskripsikan standar pelayanan
fisioterapi di Indonesia
D. Mendeskripsikan contoh kasus
malprkatek pelayanan fisioterapi
E. Mendeskripsikan pelayanan yang
seharusnya dilakukan terhadap kasus
malpraktek fisioterapi
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu untuk menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis mengenai malpraktek di
Indonesia khususnya tentang malpraktek
fisioterapi. Agar nantinya sebagai tenaga
medis tidak lalai dalam memberikan
pelayanan fisioterapi.
Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya
membahas tentang contoh malpraktek
fisioterapi di Indonesia serta keterkaitannya
dengan undang-undang yang berlaku.
LANDASAN TEORI
DEFINISI DAN PENGERTIAN MALPRAKTEK MEDIK
Malpraktek medik adalah kelalaian seorang dokter untuk
mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan
yang lasim dipergunakan dalam mengobati pasie atau orang yang
terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, malpraktek medic
adalah suatu tindakan atau perbuatan medic yang dilakukan atau
diselenggarakan dengan jalan yang tidak baik atau salah atau
tidak sesuai norma. Dapat pula diatikan sebagai suatu bentuk
kesalahan professional yang dapat menimbulkan luka-luka pada
pasien sebagai akibat langsung dari suatu perbuatan atau
kelalaian dokter.
STANDAR PELAYANAN MEDIK
Adalah suatu pedoman yang harus diikuti oleh dokter/dokter gigi
dalam menyelenggarakan praktek kedokteran. Standar
pelayanan medic ini juga sebagai pedoman dalam pengawasan
praktek dokter, pembinaan serta upaya peningkatan mutu
pelayanan medis di Indonesia yang efektif dan efisien. Selain itu
dimaksudkan juga untuk melindungi tenaga kesehatan dari
tuntutan yang tidak wajar dari masyarakat luas. Juga
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari praktek-
praktek kedokteran yang tidak sesuai dengan standar profesi
kedokteran.
Selain itu SPM ini dapat dijadikan tolok ukur mutu pelayanan
tenaga kesehatan dan dimaksudkan pula agar para tenaga medis
seragam dalam memberikan diagnose, dan setiap diagnose harus
memenuhi criteria minimal yang terdapat dalam standar
pelayanan medis dan standar pelayanan rumah sakit tersebut.
KASUS MALPRAKTEK MEDIK
DAN BUKAN MALPRAKTEK
MEDIK
a. Kasus malpraktek medik
b. b. Bukan kasus malpraktek
medik
PROSEDUR TUNTUTAN MEDIK
Untuk penanganan bukti-bukti hukum tentang kesalahan atau
kealpaan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan profesinya dan
cara penyelesaiannya, banyak kendala yuridis yang dijumpai dalam
pembuktian kesalahan atau kelalaian tersebut. Masalah ini berkait
dengan masalah kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh
orang pada umumnya sebagai anggota masyarakat, sebagai
penanggung jawab hak dan kewajiban menurut ketentuan yang
berlaku bagi profesi. Oleh karena menyangkut 2 (dua) disiplin ilmu
yang berbeda maka metode pendekatan yang digunakan dalam
mencari jalan keluar bagi masalah ini adalah dengan cara
pendekatan terhadap masalah medik melalui hukum. Untuk itu
berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia
(SEMA RI) tahun 1982, dianjurkan agar kasus-kasus yang
menyangkut dokter atau tenaga kesehatan lainnya seyogyanya tidak
langsung diproses melalui jalur hukum, tetapi dimintakan pendapat
terlebih dahulu kepada Majelis Kehormatan Etika Kedokteran
(MKEK).
JENIS JENIS MALPRAKTEK MEDIK
1.Malpraktek Etik
• Dibidang diagnostik
• Dibidang terapi
2.Malpraktek Yuridik
Malpraktek yuridik dibedakan menjadi :
a. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
3.Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)
a.Malpraktek pidana karena kesengajaan
(intensional)
b.Malpraktek pidana karena kecerobohan
(recklessness)
c.Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence)
d.Malpraktek Administratif (Administrative
Malpractice)
Standar pelayanan fisioterapi di Indonesia
Standar kompetensi fisioterapi adalah pernyataan-
pernyataan mengenai pelaksanaan tugas seorang
fisioterapis di tempat kerja yang digambarkan dalam
bentuk out put. Etika Fisioterapi Indonesia
Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan
pelayanan kepada individu dan masyarakat harus selalu
menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah
ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung
tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan
dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
Garis Besar Kode Etik Fisioterapi Indonesia
1. Menghargai hak dan martabat individu.
2. Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada siapapun yang membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan professional secara jujur, berkompeten
dan bertanggung jawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi
pelayanan kesehatan lain dalam merawat pasien/klien.
6. Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya
kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan
7. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan
selalu meningkatkan pengetahuan/ketrampilan.
8. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan
pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan
individu dan masyarakat.
Landasan hukum :
Pedoman pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan ini disusun berdasarkan :
1. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
3 .UU No.23 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
4. UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan propinsi
sebagai daerah otonom
7. Peraturan pemerintah No. 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Penyandang Cacat
8. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan fungsional pegawai Negeri
Sipil ( Lembaran Negara tahun 94 No 22 tambahan lembaran Negara No. 3547)
9. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintah Daerah
10. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2001 tentang penyelenggaraan dekonsentrasi
11. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
12. Peraturan menteri kesehatan RI NO.1575/MENKES/SK/XI/2005 tentang organisasi dan
tata kerja departemen kesehatan
13. Peraturan menteri kesehatan RI No. 104/MENKES/PER/11/1999 tentang rehabilitasi
medik
14. Peraturan menteri kesehatan RI No. 159B/MENKES/Per/11/1988 tentang rumah sakit
15. Kepmenkes RI No. 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan
KASUS
Dalam penyusunan makalah ini kami mengambil
kasus malpraktek pada sebuah kejadian yang
terjadi di RS Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan
Kita untuk memeriksakan adanya lendir di
tenggorokan seorang anak, namun sayang karena
malpraktek yang di lakukan oleh fisioterapis ini
anak tersebut meninggal dunia. Untuk lebih
lengkap tentang kisahnya, buka saja
http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-
6872.htm
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus yang telah penulis angkat, maka dapat di
dilihat bahwa malpraktek pada kasus diatas tergolong malpraktek
medik karena pasien mengalami kematian pada saat penanganan
medis yang menyimpang dari yang seharusnya. Seharusnya pada
saat penanganan pasien di beri oksigen, sehingga pasien masih
bisa bernafas.
Sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) bahwa
penyakit yang diderita pasien merupakan bagian dari fisioterapi
dada, yang bertujuan untuk melepaskan secret dari saluran nafas
bagian bawah yaitu dengan cara: membebaskan jalan nafas dari
akumulasi secret, mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret.
Kemudian peralatan yang digunakan yaitu: Kertas tisu, Bengkok,
Perlak/alas, Sputum pot berisi desinfektan, dan Air minum.
Prosedur pelaksanaannya:
1. Tahap PraInteraksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
Memberikan salam dan sapa kepada pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
Menjaga privacy pasien
Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat
mulut bila tidur miring)
Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien secara
bergantian
Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di
punggung pasien
Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan
perawat melakukan vibrasi
Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuat
Menampung lender dalam sputum pot
Melakukan auskultasi paru
Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
4. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan klie
Membereskan alat
Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh karena
pasien/klien fisioterapi secara penuh mempercayakan problematik atau permasalahan
gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi
yang bermutu dan bertanggung jawab. Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang
dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup kegiatan
profesi fisioterapi.
Guna meningkatkan kinerja profesi fisioterapi salah satunya diperlukan standar profesi
sebagai dasar setiap fisioterapis dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara profesional perlu disusun suatu
pedoman yang disebut “Standar Profesi Fisioterapi“, hal ini sesuai dengan Undang-
Undang No. 23 tentang Kesehatan. Dimana dinyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan
termasuk fisioterapi berkewajiban untuk mematuhi standar profesinya.
PENUTUP
Kesimpulan :
Dalam dunia fisioterapi, kasus malpraktek bisa mengancam
eksistensi jiwa seseorang yang berakibat pada hilangnya nyawa. Jika
ternyata tidak meninggal, bisa juga menimbulkan dampak cacat
permanen pada tubuh seorang pasien korban malpraktek.
Jadi, Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan
kepada individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi
berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
fisioterapi, menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap
perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
Saran:
Dalam melaksanakan intervensi profesi fisioterapi, tenaga
fisioterapi Indonesia diharapkan dapat menjalankan profesinya
sesuai dengan standar profesi fisioterapi yang telah ditetapkan.
Standar profesi fisioterapi tersebut diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam menjalankan profesi sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.
Fisioterapi

More Related Content

What's hot

Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanAya Wie Saya
 
Airway breathingmanagement
Airway breathingmanagementAirway breathingmanagement
Airway breathingmanagementitachi0805
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanRarasati Aningsih
 
Etika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidananEtika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidananalief ayu
 
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxaanbudi1
 
Konsep dasar teori dalam keperawatan
Konsep dasar teori  dalam keperawatanKonsep dasar teori  dalam keperawatan
Konsep dasar teori dalam keperawatanwenni0707
 
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalKeperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalocto zulkarnain
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananUFDK
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatan
 
Airway breathingmanagement
Airway breathingmanagementAirway breathingmanagement
Airway breathingmanagement
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
 
Stabilisasi
StabilisasiStabilisasi
Stabilisasi
 
Etika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidananEtika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidanan
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA
Word tugas muskuloskeletal AKBID PARAMATA RAHA
 
Anatomi pelvis
Anatomi pelvisAnatomi pelvis
Anatomi pelvis
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
 
Konsep dasar teori dalam keperawatan
Konsep dasar teori  dalam keperawatanKonsep dasar teori  dalam keperawatan
Konsep dasar teori dalam keperawatan
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalKeperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
 
Bab 1 kasus
Bab 1 kasusBab 1 kasus
Bab 1 kasus
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 

Similar to Fisioterapi

Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdpjj_kemenkes
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisImran Is
 
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptx
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptxPerlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptx
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptxARDS5
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
Aplikasi keperawatan mandiri
Aplikasi keperawatan mandiriAplikasi keperawatan mandiri
Aplikasi keperawatan mandiriakhmad roziq
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatJoni Iswanto
 
Peran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxPeran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxdestriRani
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfSyarifahRahma2
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)agengprasetyo4
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6muhammadyusuf738052
 

Similar to Fisioterapi (20)

Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptx
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptxPerlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptx
Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan.pptx
 
Etikum
EtikumEtikum
Etikum
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
Aplikasi keperawatan mandiri
Aplikasi keperawatan mandiriAplikasi keperawatan mandiri
Aplikasi keperawatan mandiri
 
Aspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawatAspek legal praktek perawat
Aspek legal praktek perawat
 
Peran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptxPeran PMIK.pptx
Peran PMIK.pptx
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
pedoman visite
pedoman visitepedoman visite
pedoman visite
 
Komunitas ske 2
Komunitas ske 2Komunitas ske 2
Komunitas ske 2
 
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)
Praktikmandirikeperawatan 130305183411-phpapp01(1)
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Om swastyastu
Om swastyastuOm swastyastu
Om swastyastu
 
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
 

More from Melda RD

Baksos KIta peduli
Baksos KIta peduliBaksos KIta peduli
Baksos KIta peduliMelda RD
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
ExtrapiramidalisMelda RD
 
ppt. How we learn
ppt. How we learnppt. How we learn
ppt. How we learnMelda RD
 
ppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonicppt. Ultrasonic
ppt. UltrasonicMelda RD
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurMelda RD
 
ppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmuppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmuMelda RD
 
fracture colles
fracture collesfracture colles
fracture collesMelda RD
 

More from Melda RD (8)

Baksos KIta peduli
Baksos KIta peduliBaksos KIta peduli
Baksos KIta peduli
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
ppt. How we learn
ppt. How we learnppt. How we learn
ppt. How we learn
 
ppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonicppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonic
 
Ppt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femurPpt. fraktur collum femur
Ppt. fraktur collum femur
 
ppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmuppt. kemuliaan ilmu
ppt. kemuliaan ilmu
 
fracture colles
fracture collesfracture colles
fracture colles
 

Fisioterapi

  • 1. MalPraktek Fisioterapi Dosen pembimbing : Ana mekar dianti, Sst. FT
  • 2. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar istilah malpraktek yang dilakukan oleh tenaga medis. Malpraktek merupakan kelalaian seorang tenaga medis untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama. Kelalaian yang dimaksud diantaranya adalah kelalaian pada diagnosa, kelalaian pemberian obat, kelalaian pemberian terapi atau kelalaian penanganan pasien oleh tenaga medis. Dalam semua kasus malpraktek , pasien tentu adalah pihak yang dirugikan. Kerugian yang ditanggung tidak hanya secara materil, namun lebih dari itu. Bisa saja berupa kerugian secara kejiwaan dan mental pasien beserta keluarga. Terlepas dari fenomena tersebut, penulis tergelitik untuk mengkaji bagaimana sebenarnya kasus malpraktek khususnya dalam dunia fisioterapi jika dilihat dari hukum yang berlaku dii Indonesia.
  • 3. Rumusan masalah Apa itu malpraktek? Bagaimana standar pelayanan fisioterapi di Indonesia? Apa contoh kasus malpraktek dalam pelayanan fisioterapi? Bagaimana standar pelayanan medik? Bagaimana pelayanan kasus malpraktek di Indonesia?
  • 4. Tujuan A. Mendeskripsikan pengertian malpraktek B. Mendeskripsikan standar pelayanan medik C. Mendeskripsikan standar pelayanan fisioterapi di Indonesia D. Mendeskripsikan contoh kasus malprkatek pelayanan fisioterapi E. Mendeskripsikan pelayanan yang seharusnya dilakukan terhadap kasus malpraktek fisioterapi
  • 5. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai malpraktek di Indonesia khususnya tentang malpraktek fisioterapi. Agar nantinya sebagai tenaga medis tidak lalai dalam memberikan pelayanan fisioterapi.
  • 6. Batasan Masalah Dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang contoh malpraktek fisioterapi di Indonesia serta keterkaitannya dengan undang-undang yang berlaku.
  • 7. LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGERTIAN MALPRAKTEK MEDIK Malpraktek medik adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lasim dipergunakan dalam mengobati pasie atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, malpraktek medic adalah suatu tindakan atau perbuatan medic yang dilakukan atau diselenggarakan dengan jalan yang tidak baik atau salah atau tidak sesuai norma. Dapat pula diatikan sebagai suatu bentuk kesalahan professional yang dapat menimbulkan luka-luka pada pasien sebagai akibat langsung dari suatu perbuatan atau kelalaian dokter.
  • 8. STANDAR PELAYANAN MEDIK Adalah suatu pedoman yang harus diikuti oleh dokter/dokter gigi dalam menyelenggarakan praktek kedokteran. Standar pelayanan medic ini juga sebagai pedoman dalam pengawasan praktek dokter, pembinaan serta upaya peningkatan mutu pelayanan medis di Indonesia yang efektif dan efisien. Selain itu dimaksudkan juga untuk melindungi tenaga kesehatan dari tuntutan yang tidak wajar dari masyarakat luas. Juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari praktek- praktek kedokteran yang tidak sesuai dengan standar profesi kedokteran. Selain itu SPM ini dapat dijadikan tolok ukur mutu pelayanan tenaga kesehatan dan dimaksudkan pula agar para tenaga medis seragam dalam memberikan diagnose, dan setiap diagnose harus memenuhi criteria minimal yang terdapat dalam standar pelayanan medis dan standar pelayanan rumah sakit tersebut.
  • 9. KASUS MALPRAKTEK MEDIK DAN BUKAN MALPRAKTEK MEDIK a. Kasus malpraktek medik b. b. Bukan kasus malpraktek medik
  • 10. PROSEDUR TUNTUTAN MEDIK Untuk penanganan bukti-bukti hukum tentang kesalahan atau kealpaan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan profesinya dan cara penyelesaiannya, banyak kendala yuridis yang dijumpai dalam pembuktian kesalahan atau kelalaian tersebut. Masalah ini berkait dengan masalah kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh orang pada umumnya sebagai anggota masyarakat, sebagai penanggung jawab hak dan kewajiban menurut ketentuan yang berlaku bagi profesi. Oleh karena menyangkut 2 (dua) disiplin ilmu yang berbeda maka metode pendekatan yang digunakan dalam mencari jalan keluar bagi masalah ini adalah dengan cara pendekatan terhadap masalah medik melalui hukum. Untuk itu berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia (SEMA RI) tahun 1982, dianjurkan agar kasus-kasus yang menyangkut dokter atau tenaga kesehatan lainnya seyogyanya tidak langsung diproses melalui jalur hukum, tetapi dimintakan pendapat terlebih dahulu kepada Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK).
  • 11. JENIS JENIS MALPRAKTEK MEDIK 1.Malpraktek Etik • Dibidang diagnostik • Dibidang terapi 2.Malpraktek Yuridik Malpraktek yuridik dibedakan menjadi : a. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice) 3.Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice) a.Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional) b.Malpraktek pidana karena kecerobohan (recklessness) c.Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence) d.Malpraktek Administratif (Administrative Malpractice)
  • 12. Standar pelayanan fisioterapi di Indonesia Standar kompetensi fisioterapi adalah pernyataan- pernyataan mengenai pelaksanaan tugas seorang fisioterapis di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk out put. Etika Fisioterapi Indonesia Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
  • 13. Garis Besar Kode Etik Fisioterapi Indonesia 1. Menghargai hak dan martabat individu. 2. Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang membutuhkan. 3. Memberikan pelayanan professional secara jujur, berkompeten dan bertanggung jawab. 4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi. 5. Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi pelayanan kesehatan lain dalam merawat pasien/klien. 6. Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan 7. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan pengetahuan/ketrampilan. 8. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
  • 14. Landasan hukum : Pedoman pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan ini disusun berdasarkan : 1. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan 2. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah 3 .UU No.23 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah 4. UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen 5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 6. Peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan propinsi sebagai daerah otonom 7. Peraturan pemerintah No. 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat 8. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan fungsional pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara tahun 94 No 22 tambahan lembaran Negara No. 3547) 9. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah 10. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2001 tentang penyelenggaraan dekonsentrasi 11. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 12. Peraturan menteri kesehatan RI NO.1575/MENKES/SK/XI/2005 tentang organisasi dan tata kerja departemen kesehatan 13. Peraturan menteri kesehatan RI No. 104/MENKES/PER/11/1999 tentang rehabilitasi medik 14. Peraturan menteri kesehatan RI No. 159B/MENKES/Per/11/1988 tentang rumah sakit 15. Kepmenkes RI No. 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan
  • 15. KASUS Dalam penyusunan makalah ini kami mengambil kasus malpraktek pada sebuah kejadian yang terjadi di RS Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita untuk memeriksakan adanya lendir di tenggorokan seorang anak, namun sayang karena malpraktek yang di lakukan oleh fisioterapis ini anak tersebut meninggal dunia. Untuk lebih lengkap tentang kisahnya, buka saja http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t- 6872.htm
  • 16. PEMBAHASAN Berdasarkan kasus yang telah penulis angkat, maka dapat di dilihat bahwa malpraktek pada kasus diatas tergolong malpraktek medik karena pasien mengalami kematian pada saat penanganan medis yang menyimpang dari yang seharusnya. Seharusnya pada saat penanganan pasien di beri oksigen, sehingga pasien masih bisa bernafas. Sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) bahwa penyakit yang diderita pasien merupakan bagian dari fisioterapi dada, yang bertujuan untuk melepaskan secret dari saluran nafas bagian bawah yaitu dengan cara: membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret, mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret. Kemudian peralatan yang digunakan yaitu: Kertas tisu, Bengkok, Perlak/alas, Sputum pot berisi desinfektan, dan Air minum.
  • 17. Prosedur pelaksanaannya: 1. Tahap PraInteraksi Mengecek program terapi Mencuci tangan Menyiapkan alat 2. Tahap Orientasi Memberikan salam dan sapa kepada pasien Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien 3. Tahap Kerja Menjaga privacy pasien Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring) Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di punggung pasien Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan perawat melakukan vibrasi Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuat Menampung lender dalam sputum pot Melakukan auskultasi paru Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
  • 18. 4. Tahap Terminasi Melakukan evaluasi tindakan Berpamitan dengan klie Membereskan alat Mencuci tangan Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh karena pasien/klien fisioterapi secara penuh mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab. Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup kegiatan profesi fisioterapi. Guna meningkatkan kinerja profesi fisioterapi salah satunya diperlukan standar profesi sebagai dasar setiap fisioterapis dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara profesional perlu disusun suatu pedoman yang disebut “Standar Profesi Fisioterapi“, hal ini sesuai dengan Undang- Undang No. 23 tentang Kesehatan. Dimana dinyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan termasuk fisioterapi berkewajiban untuk mematuhi standar profesinya.
  • 19. PENUTUP Kesimpulan : Dalam dunia fisioterapi, kasus malpraktek bisa mengancam eksistensi jiwa seseorang yang berakibat pada hilangnya nyawa. Jika ternyata tidak meninggal, bisa juga menimbulkan dampak cacat permanen pada tubuh seorang pasien korban malpraktek. Jadi, Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
  • 20. Saran: Dalam melaksanakan intervensi profesi fisioterapi, tenaga fisioterapi Indonesia diharapkan dapat menjalankan profesinya sesuai dengan standar profesi fisioterapi yang telah ditetapkan. Standar profesi fisioterapi tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan profesi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.