1. MENERAPKAN KONSEP
DAN TEORI MANAJEMEN
SDM
OLEH
1. Saddam husein sir
2. Nurhidayat Tamam Hadi
3. Yuliarti
4. zaimarni
MANAJEMEN SDM
PROGRAM STUDI PROGRAM MAGISTER
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PEMINATAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
3. LATAR BELAKANG
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu yang berhubungan erat dalam manajemen sumber daya
manusia kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan
strategis)dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja mengabdikan dirinya dalam
upaya dan manajemen kesehatan. Dalam manajemen sumber daya manusia kesehatan didalamnya terdapat
berbagai profesi antara lain tenaga kesehatan yang meliputi tenaga medis,non medis dan tenaga non
kesehatan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang optimal bagi masyarakat harus
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan
didukung oleh sumber daya kesehatan, termasuk tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan dengan jumlah terbesar, diharapkan dapat berperan
banyak dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Kemenkes RI, 2005).
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
4. Tujuan penulisan
01
Bagaimana teori
dan konsep
sumber daya
keperawatan
02
Bagaimana
kebijakan
perencanaan
kebutuhan tenaga
keshatan
03
Bagaimana situasi
ketenagaan
keperawtan di
Indonesia
menggunakan
frame work
04
Bagaimana
kebutuhan SDM
keperawatan di
unit kerja
05
Bagaimana
program
mepertahankan
SDM mencakup
pengelolaan dan
oengembangan
karir
6. TEORI DAN KONSEP SUMBER
DAYA KEPERAWATAN
Manajemen
keperawatan
Manajemen keperawatan secara
singkat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien/keluarga serta
masyarakat (Gillies dalam
Kuntoro, 2010).
SDM
Sumber Daya Manusia
Kesehatan adalah semua
orang yang kegiatan pokoknya
ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan,
yang terdiri atas orang-orang
yang memberikan pelayanan
kesehatan seperti dokter,
perawat, apoteker, teknisi
laboratorium, manajemen,
serta tenaga pendukung
seperti bagian keuangan, sopir
dan sebagainya (Menurut
WHO (2006) dalam Anna &
Fery (2012).
MANAJEMEN SUMBER
DAYA KEPERAWATAN
Manajemen Sumber Daya
Keperawatan adalah merupakan
proses estimasi terhadap jumlah
sumber daya manusia
keperawatan berdasarkan
tempat, ketrampilan dan
perilaku yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal (Ilyas,
2004).
7. Fungsi manajemen SDM
Menurut bessie & carol, 2010
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Kepersonalian (Staffing)
4. Pergerakan dan Pelaksanaan (Actuating)
5. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
8. Konsep kebijakan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
1. Undang-undang Keperawatan No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang
3. Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit Pasal 21 dan Pasal 22
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 0 6 6/Menkes/Sk/ I I /
2006 tentang Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam
Penanggulangan Bencana
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/Menkes/SK/2004
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota serta Rumah Sakit.
7. Permenkes N0 44 Tahun 2016 tentang pedoman Manjmen Puskesmas
Dasar hukum
9. Perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan
Yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kesehatan adalah upayapenetapan
jenis, jumlah, dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengn kebutuhan
pembangunan kesehatan.(Depkes,2004).
Diatur oleh PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.Perencanaan nasional tenaga kesehatan
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Sebagai turunan dari PP No. 32 tersebut, telah diterbitkan beberapa
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Kepmenkes No.850/Menkes/SK/XII/2000 Tahun 2000
(Depkes,2004) antara lain mengatur tentang kebijakan perencanaan tenaga kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan para perencanan pemerintah, masyarakat dan semua profesidi semua
tingkatan. Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004 Tahun 2004 (Depkes, 2004) antara lain mengatur
tentang pedoman penyusunan perencanaan sumberdaya kesehatan ditingkat provinsi, kabupaten/kota,
serta rumah sakit.
10. 4 metode penyusunan perencanaan
tenaga kesehatan
Health Need
Methode
Health Service
Demand Ratios Method
Health Service
Target Method
11. Situasi ketenagaan keperawatan di Indonesia menggunakan framework
Ketenagaan
keperawatan
diindonesia
Perawat adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan tinggi Keperawatan
baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan 8peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan
Undang-undang RI No 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan, jenis perawat
terdiri dari: Perawat Profesi dan
Perawat Vokasi
Prinsio dalam
ketenagakerjaan
● Pembagian kerja
● Pendelegasian
tugas
● Koordinasi
● Menajemen
waktu
Framework
ketengaan
keperawatan
● Kebijakan dan
perencanaan
● Pendidikan,
pelatihan, dan
pengembangan
● Penempatan
● Sistem insentif
● Kepuasan kerja
12. Kebutuhan SDM adalah jumlah SDM menurut
jenisnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
sejumlah beban kerja yang ada. Perencanaan
Kebutuhan SDM adalah proses sistematis dalam
upaya menetapkan jumlah, jenis, dan kualifikasi
SDM yang dibutuhkan
Kebutuhan tenaga SDM keperawatan diunit kerja
13. KLASIFIKASI PASIEN “DOUGLAS”
Kategori 1
1) Kebersihan diri, mandi,
ganti pakaian
dilakukan sendiri
2) Makan dan minum
dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan
pengawasan
4) Observasi tanda-tanda
vital setiap pergantian
shif
5) Minimal dengan status
psikologi stabil
6) Perawatan luka
sederhana
Kategori 2
1) Kebersihan diri
dibantu, makan
minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda
vital setiaap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan
injeksi
5) Klien dengan kateter
urin, pemasukan dan
pengeluaran dicatat
6) Klien dengan infus dan
klien dengan pleura
pungsi
Kategori 3
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam
dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2
jam
4) Makan dan minu melalui selang
lambung
5) Pengobatan intravena
6) Dilakukan
suction’gelisah/disorientasi
7) Perawatan luka kompleks
Self care/perawatan mandiri,
memerlukan waktu 1-2
jam/hari
Intermiate care/perawatan
partial, memerlukan waktu 3-
4 jam/hari
Total care/Intensif care,
memerlukan waktu 5-6
jam/hari
19. Dari gambar disamping
dapat dilihat bahwa
sebaran distribusi perawat
paling tinggi di Jawa yaitu
sebesar 49% sedangkan
sebaran distribusi perawat
paling rendah ada di
Maluku dan Papua yaitu
sebesar 4%.
Situasi ketenagaaan keperawatan di
indonesia dengan menggunakan framework
49%
4%
7%
10%
8%
22%
JAWA
PAPUA-MALUKU
BALI-NUSA
TENGGARA
SULAWESI
KALIMANTAN
SUMATERA
20. ● Dari gambar di atas
sebaran jenis perawat
non ners paling tinggi
yaitu sebesar 75%
dibanding perawat ners
yang hanya 20%
Perawat
non ners
69%
Perawat
Ners
27%
Asisten
Perawat
4%
21. Dari gambar di samping
bahwa sdm perawat di x
koto I berpendidikan d-III
tsebanyak 3 orang dan ners
belum ada.
Jumlah perawat puskesmas X koto 1
Perawat D3 Perawat Ners
22. Pendidikan, pelatihan dan
pengembangan di puskesmas x Koto
I pada perawat diberikan
kesempatan untuk kulliah sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
dinas kesehatan serta mengikuti
pelatihan sesuai dengan program
yang dipegang perawat.
FRAMEWORK KETENAGAAN KEPERAWATAN
DI INDONESIA
Kebijakan dan Perencanaan
di puskesmas x Koto I
Pendidikan, Pelatihan, dan
Pengembangan
Keterlibatan perawat sebagai
penanggung jawab program
khususnya dibidang
keperawatan dalam membuat
perencanaan RUK untuk
pelaksanaan tahun berikutnya
23. Penempatan
Penempatan perawat
di puskesmas x koto I
terdiri dari ruangan poli
umum, ruangan
Tindakan Medis dan
kunjungan rumah
(Home care) dimana 2
perawat tugas di poli
umum dan 1 di
Tindakan medis
pengembangan
Staf
puskesmas x koto I
sendiri sesuai
dengan yang
ditetapkan oleh
dinas kesehatan
melalui rekomendasi
kepala puskesmas
Sistem Insentif dan
kepuasan Kerja
Sistem insentif di puskesmas
X koto 1 untuk perawat selain
dari gaji pokok PNS/Kontrak
terdiri dari
1. Jasa Medis
2. Jasa BOK (badan
operasioal Kegiatan )
yang dimasukkan ke
RUK
3. Sedangkan Kepuasan
kerja puskesmas belum
ada yang menelit
dipuskesmas tersebut
tentang kepuasan kerja
perawat.
FRAMEWORK KETENAGAAN KEPERAWATAN
DI INDONESIA
24. Kebutuhan SDM menurut jenis yang dibutuhkan untuk melaksanakan sejumlah
beban kerja perawat dan metode pemenuhan SDM di puskesmas X koto 1 memakai
Metode Gilies 1994 digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan
dengan menggunakan rumus sbb:
Jumlah tenaga = (A x B x 365) : (hari libur 1 tahun x jam kerja per hari)
Keterangan :
A : jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B : jumlah pasien rata- rata per hari
Jumlah tenaga keperawatan puskesmas X koto 1 ada 3 perawat, sedangkan jumlah
pasien rata-rata 50/hari (3x50x360:48x5jam) + 5,703 dibulatkan menjadi 6 perawat
Kesimpulan : kurangnya tenaga perawat 3 orang.
Rencana Kebutuhan Tenaga atau Sumber Daya
Keperawatan di Unit Kerja
25. Pengembangan dan mempertahankan SDM
Kesehatan dipuskesmas X koto I khususnya untuk
perawat mempertimbangkan meliputi perencanaan
kebutuhan dan program sumber daya manusia yang
diperlukan sebagai berikut, Mutasi, Promos,
Pengawasan, Motivasi Kerja, Asessment Center,
Gugus Kendali Mutu dan Pendidikan dan Pelatihan
27. PENUTUP
KESIMPULAN
Sebaran distribusi perawat paling
tinggi di Jawa yaitu sebesar 49%
sedangkan sebaran distribusi
perawat paling rendah ada di
Maluku dan Papua yaitu sebesar
4%.
Sebaran jenis perawat non ners
paling tinggi yaitu sebesar 75%
dibanding perawat ners yang
hanya 20% sedangkan di
puskesmas x koto 1 sendiri 100%
non ners.
SARAN
Agar seluruh manajer keperawatan
menyusun perencanaan
ketenagaan keperawatan sesuai
dengan aturan dan standar yang
berlaku.
Beban kerja perawat di puskesmas
x koto I melebihi kapasitas karena
kurangnya tenaga keperawatan
dalam pelayanan poli umum dan
Tindakan Medis, jumlah tenaga
perawat berdasarkan formula
Gillies, puskesmas masih
membutuhkan tambahan 3
perawat.