SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Anda tentu tahu tentang 
Pancaindera. Sebutkan apa saja yang 
termasuk pancaindera dan fungsinya 
masing-masing pada kotak berikut ini 
............................................................................. 
............................................................................. 
............................................................................. 
.............................................................................. 
............................................................................. 
.............................................................................. 
Bagaimana apakah sudah selesai anda 
menuliskannya, sekarang cocokkan 
jawaban anda dengan uraian berikut 
ini: 
Pancaindera adalah organ-organ akhir 
yang dikhususkan untuk mene­rima 
jenis rangsangan tertentu. Serabut 
saraf yang melayaninya merupa­kan 
alat perantara yang membawa kesan 
rasa (sensory impression) dari or­gan 
indera menuju otak, di mana perasaan 
itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa 
timbul dari luar, seperti sentuhan, 
pengecapan, penglihatan, pencium­an, 
dan suara. Lainnya timbul dari dalam, 
antara lain lapar, haus dan rasa sakit. 
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf 
sensorik dilengkapi dengan ujung 
­akhir- 
khusus guna mengumpulkan 
rangsangan perasaan yang khas itu; di 
mana setiap organ berhubungan. 
Nampaknya, kita seolah-olah 
mengecap dengan ujung saraf pada 
lidah, mendengar dengan saraf 
dalam telinga, dan seterusnya, tetapi 
sesungguh­nya 
otaklah yang menilai 
semua perasaan itu. 
Saraf optikus atau urat saraf kranial 
kedua adalah saraf sensorik un­tuk 
penglihatan. Saraf ini timbul dari 
sel-sel ganglion dalam retina yang 
bergabung untuk membentuk saraf 
optikus. Saraf ini bergerak ke belakang 
secara medial dan melintasi kanalis 
optikus memasuki rongga kranium 
lantas kemudian menuju khiasma 
optikum. Saraf penglihatan memiliki 
tiga pembungkus yang serupa dengan 
yang ada pada meningen otak. Lapisan 
luarnya kuat dan fibrus serta bergabung 
dengan sklera, lapisan te­ngah 
halus 
seperti arakhnoid, sementara lapisan 
dalam adalah vakuler (mengandung 
banyak pembuluh darah). 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Gb. 27 — Saluran Optik (Evelyn P., 
2002) 
Pada saat serabut-serabut itu mencapai 
khiasma optikum, maka sepa­ruh 
dari 
serabut-serabut itu akan menuju 
ke traktus optikus sisi seberang­nya, 
sementara separuhnya lagi menuju 
traktus optikus sisi yang sama . Melalui 
perantaraan serabut-serabut ini, 
maka setiap serabut nervus optikus 
dihubungkan dengan kedua sisi otak. 
Pusat visuil terletak pada kortex lobus 
oksipitalis otak. Bola mata adalah 
organ penglihat. Bola mata terletak 
dalam tulang orbita, serta dilindungi 
oleh sejumlah struktur seperti kelopak 
mata, alis, konkonjunktiva dan alat-alat 
lakrimal (aparatus lakrimalis). 
BOLA MATA 
Umumnya mata dilukiskan sebagai 
bola, tetapi sebetulnya lonjong dan 
bukan bulat seperti bola. Bola mata 
mempunyai garis menengah kira-kira 
2,5 sentimeter, bagian depannya 
bening, serta terdiri dari tiga lapisan: 
lapisan luar, fibrus, yang merupakan 
lapisan penyangga, lapisan tengah, 
vaskuler, dan lapisan dalam lapisan saraf. 
Ada enam otot penggerak mata, 
empat dari antaranya lurus, sementara 
dua yang lain agak serong. Otot-otot 
itu terletak sebelah dalam orbita, dan 
bergerak dari dinding tulang orbita 
untuk dikaitkan pada pembungkus 
skle­rotik 
mata sebelah belakang 
kornea. Otot-otot lurus terdiri dari 
otot rek­tus 
mata superior, inferior, 
medial, dan lateral. Otot-otot ini 
menggerak­kan 
mata ke atas, ke bawah, 
ke dalam dan ke sisi luar bergantian. 
Otot-otot oblik adalah otot inferior 
dan superior. Otot oblik superior 
menggerakkan mata ke bawah dan 
ke sisi luar, sementara otot oblik in­ferior 
menggerakkan mata ke atas 
dan juga ke sisi luar. Mata bergerak 
se­rentak, 
dalam arti kedua mata 
bergerak bersamaan ke kanan atau 
ke kiri, ke atas atau ke bawah, dan 
seterusnya. Serabut-serabut saraf 
yang mela­yani 
otot-otot ini adalah 
nervi motores okuli, yaitu saraf 
kranial ketiga, keempat dan keenam. 
Biasanya, sumbu kedua mata 
mengarah secara serentak pada satu 
titik yang sama tetapi, akibat adanya 
paralisa pada sebuah atau beberapa 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
otot, maka mata tidak dapat mengarah 
secara serentak lagi, maka timbullah 
apa yang dinamakan mata juling atau 
strabismus. Keadaan sedemikian dapat 
berupa bawaan, ataupun diperoleh 
kemudian. Apabila penderita tidak da­pat 
tertolong dengan menggunakan 
kaca mata ataupun dengan pendidik­an 
kembali, maka operasi dapat 
dilaksanakan, yang harus diikuti 
latihan-­latihan 
dan pendidikan kembali. 
Sklera adalah pembungkus yang kuat 
dari fibrus. Sklera membentuk pu­tih 
mata dan bersambung pada bagian 
depan dengan sebuah jendela mem­bran 
yang bening, yaitu kornea. 
Sklera melindungi struktur mata 
yang sa­ngat 
halus, serta membantu 
mempertahankan bentuk biji mata. 
Khoroid atau lapisan tengah berisi 
pembuluh darah, yang merupakan ran­ting- 
ranting arteria oftalmika, cabang 
dari arteria karotis interna. Lapisan 
vaskuler ini membentuk iris yang 
berlubang di tengahnya, atau yang 
dise­but 
pupil (manik) mata. Selaput 
berpigmen sebelah belakang iris 
meman­carkan 
warnanya, dan dengan 
demikian menentukan apakah sebuah 
mata itu berwarna biru, coklat, kelabu 
dan seterusnya. Khoroid bersambung 
pada bagian depannya dengan iris, 
dan tepat di belakang iris, selaput ini 
menebal guna membentuk korpus 
siliare, sehingga korpus siliare terletak 
antara khoroid dan iris. Korpus siliare 
itu berisi serabut otot sirkuler dan 
serabut-serabut yang letaknya seperti 
jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi 
otot sirkuler, menyebabkan pupil mata 
juga berkontraksi. 
Semuanya ini bersama-sama 
membentuk traktus uvea, yang terdiri 
dari iris, korpus siliare dan selaput 
khoroid. Peradangan pada masing-masing 
bagian, berturut-turut disebut 
iritis, siklitis dan khoroiditis, ataupun 
ber­sama- 
sama disebut uveitis. Bila 
salah satu bagian dari traktus ini 
menga‑lami 
peradangan, maka penyakitnya 
akan segera menjalar ke bagian trak­tus 
lain di sekitarnya. 
Retina adalah lapisan sarafi pada mata, 
yang terdiri dari sejumlah lapisan 
serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang 
dan kerucut. Semuanya 
termasuk dalam konstruksi retina, yang 
merupakan jaringan saraf halus yang 
menghantarkan impuls saraf dari luar 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
menuju diskus optik, yang merupakan 
titik di mana saraf optik meninggalkan 
biji mata. Titik ini disebut bintik buta, 
oleh karena tidak mempunyai retina. 
Bagian yang paling peka pada retina 
adalah makula, yang terletak tepat 
external terhadap diskus optik, persis 
berhadapan dengan pusat pupil. 
Jika kita teliti biji mata mulai dari 
depan hingga ke belakang, maka akan 
terlihat bagian-bagian berikut: 
Kornea, yang merupakan bagian depan 
yang transparan dan bersam­bung 
dengan sklera yang putih dan tidak 
tembus cahaya. Kornea terdiri atas 
beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah 
epitelium berlapis yang bersambung 
dengan konjunktiva. Bilik anterior 
(kamera okuli anterior), yang terletak 
antara kornea dan iris. 
Iris adalah tirai berwarna di depan 
lensa yang bersambung dengan sela­put 
khoroid. Iris berisi dua kelompok 
serabut otot tak sadar atau otot po­los 
kelompok yang satu mengecilkan 
ukuran pupil, sementara kelom­pok 
yang lain melebarkan ukuran pupil itu. 
Pupil, bintik tengah yang berwarna 
hitam, yang merupakan celah da­lam 
iris, melalui mana cahaya masuk guna 
mencapai retina. 
Bilik posterior (kamera okuli posterior) 
terletak di antara iris dan len­sa. 
Baik 
bilik anterior, maupun bilik posterior 
diisi dengan aqueus humor. 
Aqueus humor. Cairan ini berasal dari 
badan siliari dan diserap kern­bali 
ke 
dalam aliran darah pada sudut antara 
iris dan kornea melalui vena halus yang 
dikenal sebagai Saluran Sehlemm. 
Lensa adalah sebuah benda transparan 
bikonvex (cembung depan-be­lakang) 
yang terdiri dari beberapa lapisan. 
Lensa terletak persis di bela­kang 
iris. Membran yang dikenal sebagai 
ligamentum suspensorium ter­dapat 
di 
depan maupun di belakang lensa itu, 
yang berfungsi untuk mengaitkan lensa 
itu pada badan siliari. Bila ligamentum 
suspensorium mengendor, maka lensa 
mengerut dan menebal, sebaliknya 
bila ligamen menegang, lensa 
menjadi gepeng. Mengendornya lensa 
dikendalikan 
oleh kontraksi otot siliari. 
Vitreus Humor. Darah sebelah belakang 
biji mata, mulai dari lensa hingga retina, 
diisi dengan cairan penuh albumen 
berwarna keputih­putihan 
seperti agar-agar, 
yaitu humor vitreus. Humor vitreus 
ber­fungsi 
untuk memberi bentuk dan 
kekokohan pada mata, serta mem­pertahankan 
hubungan antara retina 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dengan selaput khoroid dan sklerotik. 
Fungsi mata. Mata adalah indera 
penglihatan. Mata dibentuk untuk 
me­nerima 
rangsangan berkas-berkas 
cahaya pada retina, lantas dengan 
perantaraan serabut-serabut nervus 
optikus, mengalihkan rangsangan ini 
ke pusat penglihatan pada otak, untuk 
ditafsirkan. 
Kornea bekerja sebagai jendela 
bening yang melindungi struktur 
halus yang berada di belakangnya, 
serta membantu memfokuskan 
bayangan pada retina. Kornea tidak 
mengandung pembuluh darah. 
Diperhatikan dari atas ke bawah dapat 
dilihat titik fokus pada mata normal, 
pada hiper‑metropia, 
pada miopia. Garis terputus-putus 
menunjuk titik focus.( lihat 
gambar 29) 
Gb. 29 — Titik-titik Refraksi(Evelyn P., 
2002) 
Iris, yang memiliki celah di tengahnya, 
yaitu pupil, adalah sebuah ca­kram 
yang dapat bergerak, dan berfungsi 
sebagai tirai yang melindungi retina, 
serta mengendalikan jumlah cahaya 
yang memasuki mata. 
Lensa adalah organ fokus utama, 
yang membiaskan berkas-berkas 
cahaya yang terpantul dari benda-benda 
yang dilihat, menjadi bayangan 
yang jelas pada retina. Lensa berada 
dalam sebuah kapsul elastik yang 
dikaitkan pada korpus siliare khoroid 
oleh ligamentum suspensorium. 
Dengan mempergunakan otot siliare, 
permukaan anterior lensa dapat le­bih 
atau agak kurang dicembungkan, guna 
memfokuskan benda-benda dekat 
atau jauh. Hal ini disebut akomodasi 
visuil. 
Lapisan khoroid yang berpigmen 
menggelapkan bilik tengah mata, 
kira-kira dapat dibandingkan dengan 
bagian dalam kodak yang diberi. 
berwarna gelap. 
Retina adalah mekanisme pensarafan 
untuk penglihatan. Retina me­muat 
ujung-ujung nervus optikus, serta 
dapat disamakan dengan lem­peng 
film 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dalam fotografi. 
Gb. 30— Batang-batang dan kerucut-kerucut( 
Evelyn P., 2002) 
Diagram yang memperlihatkan 
lapisan-lapisan utama retina. 
Memperhatikan dari hawah ke 
atas akan terlihat herbagai 
struktur yang menerima cahaya 
dan yang mengalihkannya ke se 
sel ganglion. Axon-axon sel ganglion 
membentuk serabut saraf optik 
(Untuk uraian sinapsus saraf lihat 
gambar 30) 
Bila sebuah bayangan tertangkap 
(tertangkap mata), maka berkas-ber­kas 
cahaya benda yang dilihat, menembus 
kornea, aqueus humor, lensa dan badan 
vitreus guna merangsang ujung-ujung 
saraf dalam retina. Rangsangan yang 
diterima retina bergerak melalui traktus 
optikus me­nuju 
daerah visuil dalam 
otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah 
visuil menerima berita dari kedua mata, 
sehingga menimbulkan lukisan dan 
bentuk. 
Kamera biasa, hanya mempergunakan 
sebuah lensa. Pada mata, di samping 
lensa yang serupa kristal itu sangat 
penting dalam memfokus­kan 
bayangan pada retina, seluruh keempat 
struktur itu berfungsi se­bagai 
lensa, 
yaitu: kornea, aqueus humor, lensa dan 
badan vitreus. 
Seperti yang selalu terjadi dalam 
menafsirkan semua perasaan yang 
datang dari luar, maka sejumlah 
stasiun penghubung bertugas untuk 
mengirimkan perasaan, dalam hal 
ini penglihatan. Sebagian stasiun 
penghubung itu berada dalam retina, 
yang dapat dilihat dengan mem­perhatikan 
Sebelah dalam tepi retina, 
terdapat lapisan­lapisan 
batang-batang 
dan kerucutAerucut yang adalah sel-sel 
penglihat khusus yang peka terhadap 
cahaya. Sela-sela berupa lingkaran 
yang ter­dapat 
di antaranya, disebut 
granula. Ujung proximal batang-batang 
dan kerucut-kerucut itu membentuk 
sinapsis (penghubung) pertama 
dengan lapisan sel bipoler dalam 
retina. Proses kedua yang dilakukan 
sel-sel itu adalah membentuk sinapsis 
kedua dengan sel-sel ganglion besar, 
juga da­lam 
retina. Axon-axon sel-sel 
ini merupakan serabut-serabut dalam 
ner­vus 
optikus. Serabut-serabut saraf 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
ini bergerak ke belakang, mula-mula 
mencapai pusat yang lebih rendah 
dalam badan-badan khusus talamus, 
lantas akhirnya mencapai pusat visuil 
khusus dalam lobus oksipitalis otak, di 
mana penglihatan ditafsirkan. 
BAGIAN-BAGIAN MATA 
Alis. Alis adalah dua potong kulit tebal 
melengkung yang ditumbuhi bu­lu. 
Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah 
bawahnya, serta berfungsi me­lindungi 
mata dari sinar matahari yang kelewat 
terik. 
Kelopak mata. Kelopak mata 
merupakan dua lempengan, yaitu lem­peng 
tarsal yang terdiri dari jaringan 
fibrus yang sangat padat, serta dilapisi 
kulit dan dibatasi konjuktiva. Jaringan 
di bawah kulit ini tidak mengandung 
lemak. Kelopak mata atas lebih 
besar daripada kelopak mata bawah, 
serta digerakkan ke atas oleh otot 
levator palpebrae. Kelo­pak- 
kelopak 
itu ditutup oleh otot-otot melingkar, 
yaitu muskulus or­bikularis 
okuli. Bulu 
mata dikaitkan pada pinggiran kelopak 
mata, ser­ta 
melindungi mata dari debu 
dan cahaya. 
Penjelasan tentang peradangan (pada 
mata), lihat Catatan Klinik. 
Fungsi refraksi mata. Sebagaimana 
telah diuraikan di atas, berkas-ber­kas 
cahaya yang jatuh di atas mata akan 
menimbulkan bayangan yang telah 
difokuskan pada retina. Bayangan itu 
menembus dan diubah oleh kornea, 
lensa, badan-badan aqueus dan viterus. 
Kendati demikian, lensa merupakan 
alat utama yang membiaskan cahaya, 
lantas memfokuskan bayangannya 
pada retina. Pada mata normal, berkas-berkas 
ini bersatu untuk menangkap 
sebuah titik pada retina, sebagaimana 
dilukiskan pada gambar 30, dan pada 
titik itulah bayangan difokuskan. 
Secara klinik kelainan refraksi adalah 
akibat kerusakan pada ako­modasi 
visuil, 
entah itu sebagai akibat perubahan biji 
mata, maupun kelainan pada lensa. 
Pada Hipermetropia atau rabun jauh, 
ukuran ma­ta, 
atau lebarnya mata dari 
belakang sampai ke depan adalah 
pendek atau kecil, sehingga lensa 
memfokuskan bayangan di belakang 
retina, sementara pada miopia atau 
rabun dekat, ukuran biji mata dari 
bela­kang 
sampai ke depan melebihi 
ukuran yang normal, sehingga lensa 
memfokuskan bayangan di depan 
retina. 
Astigmatisme adalah kesalahan refraksi 
yang terjadi k arena berkas-ber­kas 
cahaya jatuh pada garis-garis di atas 
retina, dan buk an pada titik-ti­tik 
tajam. 
Hal ini disebabkan oleh berubahnya 
bentuk lengkungan lensa. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Keadaan itu dapat ditolong dengan 
mengenakan kaca mata berlensa 
cembung, guna menambahkan bagian 
yang kurang cembung pada lensa 
mata yang abnormal itu. 
Gb. 31 — Diagram dari Peralatan 
Lakrimal(Evelyn P., 2002) 
Presbiopia adalah istilah yang 
digunakan untuk melukiskan kesalahan 
akomodasi yang terjadi pada orang-orang 
tua, atau orang-orang yang 
se­dang 
menginjak usia lanjut. Lensa 
kehilangan elastisitasnya, daya ten­ting 
berkurang, sehingga tidak dapat 
memfokuskan bayangan sebuah benda 
yang berada dekat dengan mata. Di 
lain pihak, penglihatan jauh tetap baik. 
Orang yang menderita presbiopia, 
biasanya memegang ko­ran 
agak jauh 
dari dirinya, agar dapat membaca 
koran itu. Kekurangan ini dapat 
diperbaiki dengan mempergunakan 
lensa cembung. 
Konjunktiva adalah selaput lendir yang 
melapisi sisi dalam kelopak ma­ta, 
serta menutupi bagian depan sklera. 
Selaput itu bersambung dengan 
selaput lendir yang melapisi saluran 
air mata, kantong air mata, dan juga 
bersambung dengan saluran naso-lakrimal. 
Bila kelopak mata ditutup, 
maka kelopak itu dapat berubah 
menjadi kantong tertutup, sehingga 
obat tetes mata dapat diteteskan ke 
dalam kantong itu. Tetesan-tetesan 
obat itu harus diteteskan pada bagian 
luar fornix yang merupakan kan­tong 
samping atau kantong tambahan, 
di mana konjunktiva yang menu­tupi 
bola mata, berada dekat dengan 
kelopak mata. Dengan demikian te­tesan- 
tetesan obat itu sudah dapat 
membawakan pengaruh atau akibat 
untuk mata, sebelum hanyut dalam 
saluran air mata. Cara ini sehaiknya 
dipakai juga jika hendak mencuci mata. 
Peralatan lakrimal. Kelenjar-kelenjar 
air mata terdiri dari kelenjar majemuk, 
yang terletak pada sudut luar, sebelah 
atas rongga orbita. Ke­lenjar- 
kelenjar 
itu mengeluarkan air mata yang berada 
pada pinggir atas dan luar mata, 
lantas dituangkan ke dalam kantong 
konjunktiva, dari saluran kelenjar 
lakrimal. Bila kelopak mata dikedipkan, 
maka air mata akan menggenangi 
seluruh permukaan bola mata. 
Sebagian besar cairan itu menguap, 
sementara selebihnya mengalirkan 
dari sudut dalam mata menuju saluran 
lakrimal, kemudian memasuki hidung 
melalui saluran naso-lakrimal. Aliran 
air mata bertambah karena adanya 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
zat perang­sang 
(seperti gas air mata 
misalnya) dan juga karena emosi. 
Secara klinik, hambatan saluran air 
mata mungkin disebabkan kema­cetan 
dalam saluran air mata yang sempit 
itu. Bila gejala kemacetan ini ada, 
keadaannya akan bertambah jelek bila 
penderita terkena angin di­ngin 
atau 
suatu gangguan. Pengobatannya agak 
sulit. Kadang-kadang keadaan dapat 
ditolong dengan memperbesar saluran 
air mata dengan cara memasukkan 
sonde halus ke dalamnya. Bila 
obstruksinya tetap ada, maka kantong 
lakrimal sebaiknya di-exsisi. 
Dakriosistitis akut adalah infeksi 
yang timbul sebagai akibat macetnya 
kantong lakrimal. Abses pun timbul, 
yang menggejala berupa timbulnya 
pembengkakan berwarna kemerah-merahan 
yang terasa sakit sekali, di 
bawah kantus sebelah dalam. 
Catatan Klinik 
Enuklasi mata (pengambilan mata) 
dilakukan karena mata yang terkena 
cedera, karena ku­til 
yang gangs, 
ataupun karena rasa sakit mata 
buta yang tak tertahankan. Operasi 
akan mengakibatkan cacat pada si 
pasien, maka pertimbangan yang 
sangat matting diperlukan, pada saat 
memintakan persetujuan si pasien dan 
anggota keluarganya. Perencanaan 
tentang bagian mata yang akan 
di-exsisi harus dilakukan dengan 
saksama. Perencanaan sedemikian 
juga dijalankan pada saat hendak 
melakukan pemotongan atau exsisi 
pada suatu anggota ha­dan 
yang lain. 
Kelopak mata dapat terkena infeksi. 
Hordeolum adalah radang pada folikel 
pada pinggiran kelopak mata, di mana 
bulu mata harus dicabut, sementara 
lukanya dapat diobati dengan ca­ra 
memanaskannya. 
Kista Meibom adalah kista sebakeus 
pinggiran kelopak mata, yang harus 
disingkirkan dan diobati. 
Blefaritis adalah peradangan kelopak 
mata; di mana kelopak mata berwarna 
merah, perih dan gatal. Semua keruping 
harus dibuang, disusul dengan 
kompres panas, sebelum pengobat­an 
dimulai. 
Ektropion, atau terlipat-keluarnya 
kelopak mata, yang mungkin 
disebabkan oleh ulkus atau luka. 
Entropion atau terlipat-ke dalamnya 
kelopak mata, yang terjadi akibat 
adanya kon­traksi 
sesudah ulkus atau 
luka: dimana bulu mata menusuk mata, 
yang menimbulkan rasa sa­kit. 
Epifora adalah mengalir ke luarnya 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
cairan konjuktiva hingga pipi, yang 
terjadi karena ter­hambatnya 
saluran 
lakrimal pada eversio kelopak mata 
dan pada konjunktivitis. Ptosis adalah 
kelemahan kelopak mata sebelah atas. 
Konjunktivitis atau peradangan pada 
konjunktivita, dapat akut atau khronik; 
yang disebab­kan 
oleh berbagai jenis 
organisme. Salah sebuah atau kedua-dua 
mata terasa panas dan se­olah-olah 
mengandung pasir, kelopak mata 
bengkak, konjunktiva berwarna merah, 
mata ber­air 
serta tidak tahan cahaya, 
atau fotofobia. Pengobatan ditujukan 
pada penyebabnya. 
Trakhoma, adalah salah satu bentuk 
peradangan konjunktivitis, sebagai 
akibat infeksi vi­rus 
pada konjunktiva. 
Trakhoma sangat banyak terdapat di 
negara-negara sedang berkembang. 
Trakhoma adalah penyebab utama 
terjadinya kebutaan yang menimpa 
sebagian umat manusia di seluruh 
dunia. 
Penyakit dan cedera pada kornea. Luka-luka 
kecil umumnya dapat sembuh bila 
dirawat dengan saksama; sementara 
luka-luka parah dapat menimbulkan 
ulkus kornea yang perih sekali, 
sehingga perlindungan dan pengo­batan 
sangat dibutuhkan. Keratitis 
adalah peradangan pada kornea. 
Pencangkokan kornea dijalankan 
untuk menggantikan kornea yang 
berparut atau tidak be­ning 
lagi 
dengan kornea yang normal. Kornea 
yang normal ini biasanya diambil dari 
sebuah mata yang baru saja dienuklasi, 
ataupun dari seorang donor yang 
baru saja meninggal, de­ngan 
kata 
lain memberikan kornea yang bening, 
sehingga memungkinkan si penerima 
dapat melihat lagi. Bank-bank yang 
menyediakan kornea, dewasa ini telah 
ada. 
Lensa. Katarak, adalah mengaburnya 
lensa, dapat menyerang sebagian, 
ataupun keseluruhan lensa tersebut. 
Katarak ini dapat bersifat kongenital, 
disebabkan oleh cedera atau 
komplikasi pada diabetes; Sementara 
katarak senilis sering kali disebabkan 
oleh perubahan degeneratif pada 
orang-orang yang menginjak masa-masa 
usia lanjut. Exsisi lensa dengan 
cara operasi te­lah 
dapat dilakukan. 
Persiapan sebelum dan perawatan 
sesudah operasi ini harus dilaksana­kan 
dengan sangat teliti. 
Glaukoma ditimbulkan oleh adanya 
penambahan tekanan dalam mata, 
yang dapat akut ataupun khronik. 
Glaukoma disebabkan oleh adanya 
cairan dalam bilik anterior yang belum 
sempat disalurkan ke luar, sehingga 
tegangan yang ditimbulkannya, dapat 
menimbulkan te­kanan 
pada saraf 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
optik, yang lama kelamaan dapat 
menghilangkan daya melihat pada 
mata. 
Glaukoma akut terjadi mendadak 
dan disertai dengan rasa sakit akut 
yang tak tertahan­ka, 
n. Pengobatan 
glaukoma akut dapat dilakukan dengan 
mempergunakan obat-obat mio­tika, 
guna mengadakan kontraksi pupil: 
melakukan pengompresan dengan 
air panas; ataupun memberi diuretika 
guna meringankan tekanan intra-okuler. 
Trepanasi dilakukan dengan 
cara membuat perforasi kecil, sehingga 
memungkinkan cairan yang ada dalam 
bilik anterior dapat mengalir ke luar 
secara tetap. Cara itu sebetulnya adalah 
suatu prosedur intra-okuler, sehing­ga 
juga .memerlukan perawatan post-operatif 
yang sama telitinya seperti 
perawatan post-ope­ratif 
pada operasi 
katarak. 
Glaukoma simpel (khronik) 
menimbulkan kesukaran dalam arti 
glaukoma jenis ini dapat berkembang 
bertahun-tahun tanpa disadari, 
sementara tekanan intra-okuler yang 
khas itu per­lahan- 
lahan bertambah 
juga. Satu-satunya pengobatan setelah 
glaukoma itu akhirnya dike­tahui, 
adalah memasukkan obat miotika 
secara terus-menerus sepanjang 
sisa hidup si pen­derita, 
yang sudah 
tentu membutuhkan disiplin yang 
sangat keras. Oleh karena itu, adalah 
penting sekali bahwa seseorang yang 
hendak memeriksakan badannya, agar 
memeriksakan matanya juga pada 
seorang ahli mata. Perlu diketahui 
bahwa glaukoma simple adalah salah 
satu penyebab umum terjadinya 
kebutaan di negara-negara Barat. 
Seperti diketahui, retina adalah organ 
penglihat, sehingga terlepasnya retina 
adalah suatu ke­adaan 
yang parah. 
Keadaan parah sedemikian biasanya 
ditangani seorang ahli bedah, di 
mana mungkin saja dilakukan reseksi 
sklera; ataupun melakukan diatermi 
pada sklera, di mana sklera dibakar 
sedikit, sehingga bila terjadi perekatan 
(adhesi), retina akan dilekatkan 
kern- ball pada sklera. “Cryosurgery” 
atau mengadakan operasi dengan 
pendinginan, akan mem­bawa 
hasil 
yang sama. Masa post-operatif pada 
kedua kasus ini jauh lebih lama dari 
masa post-operatif yang dibu­tuhkan 
bila diadakan exsisi lensa, sementara 
posisi pasien pada saat is dirawat akan 
ditentu­kan 
oleh ahli bedah. 
Kebutaan. Di seluruh dunia, terdapat 
lebih dari 10 juta orang buta, dan 
diperkirakan bahwa lebih dari 
separuhnya dapat ditolong, jika 
saja tindakan pencegahan dan 
pembedahan modern dilaksanakan 
tepat pada waktunya. Di negara Barat, 
sebab terbanyak terjadinya kebutaan 
adalah kecelakaan dan glaukoma 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
simple, seperti yang telah disinggung 
di atas. Kebanyakan kebutaan terjadi 
di daerah tropis, termasuk trakhoma 
yang telah disinggung di atas, cacar 
dan onkhoseriasis, sejenis penyakit 
yang lazim terdapat di Asia Tengah 
dan Afrika, yang disebar­kan 
nyamuk-nyamuk 
yang terdapat di pinggir 
sungai. Di sana kebutaan itu disebut 
“kebutaan sungai”.Seseorang tidak 
dapat mengabaikan fakta jumlah 
orang yang menderita, bahkan jika itu 
mengenai soal kebutaan sekalipun, 
hanya dengan cara melemparkan 
bahan-bahan kimia yang sangat 
berbahaya pada wajah penderita-penderita 
itu, yang biasa dilakukan 
orang-orang tidak bertanggung jawab, 
ataupun penjahat-penjahat sejenis 
itu. Catatan singkat tentang kelainan­kelainan 
pada refraksi, sementara 
tentang obstruksi lakrimal dan dakri­osistitis. 
PANCAINDERA: TELINGA DAN 
PENDENGARAN 
Telinga adalah organ 
pendengaran. Saraf yang melayani 
indera ini ada­lah 
saraf kranial 
kedelapan atau neruus auditorius. 
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu 
telinga luar, telinga tengah dan rongga 
telinga dalam. 
Telinga Luar terdiri atas aurikel atau 
pinna, menggerakan dan membantu 
mengumpulkan gelombang suara; 
dan meatus auditorius externa yang 
menjorok ke da­lam 
menjauhi pinna, 
serta menghantarkan getaran suara 
menuju membra­na 
timpani.Liang 
ini berukuran panjang sekitar 2,5 
sentimeter sepertiga luarnya ada­lah 
tulang rawan sementara dua 
pertiga dalamnya berupa tulang. 
Bagian tulang rawan tidak lurus serta 
bergerak ke arah atas dan belakang. 
Liang ini dapat diluruskan dengan cara 
mengangkat daun telinga ke atas dan 
ke belakang. Hal ini biasanya dilakukan 
bila kita hendak menyemprot te­linga. 
Cairan semprotan itu harus diarahkan 
ke dinding posterior dan dinding atas 
dari liang telinga. Setelah disemprot 
dan diperiksa, cairan sele­bihnya 
dapat 
dikibaskan ke luar oleh pasien. 
Aurikel berbentuk tidak teratur serta 
terdiri dari tulang rawan dan jaringan 
fibrus, kecuali pada ujung paling 
bawah, yaitu cuping telinga, yang 
terutama terdiri dari lemak 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Gb. 32’— Irisan Telinga, yang 
memperlihatkan bagian-bagian 
yang membentuk Pendengar 
Externa, Tengah dan Dalam(Evelyn 
P., 2002) 
Ada tiga kelompok otot yang terletak 
pada bagian depan, atas dan bela­kang 
telinga. Kendati demikian, manusia 
hanya sanggup menggerakkan 
telinganya sedikit sekali, sehingga 
hampir-hampir tidak kelihatan. 
Telinga Tengah atau rongga timpani 
adalah bilik kecil yang mengandung 
udara. Rongga itu terletak sebelah 
dalam membrana timpani atau 
gendang telinga, yang memisahkan 
rongga itu dari meatus auditorius 
externa. Rong­ga 
itu sempit serta 
memiliki dinding tulang dan dinding 
membranosa, se­mentara 
pada bagian 
belakangnya bersambung dengan 
antrum mastoid da­lam 
prosesus 
mastoideus pada tulang temporalis, 
melalui sebuah celah yang disebut 
aditus. 
Gb. 33 — Labirin tulang dari Telinga, 
memperlihatkan tingkap vestibuler 
dan kokhlear(Evelyn P., 2002) 
Tuba Eustakhius bergerak ke depan 
dari rongga telinga tengah menuju 
naso-farinx, lantas terbuka. Dengan 
demikian tekanan udara pada kedua 
sisi gendang telinga dapat diatur 
seimbang melalui meatus auditorius 
ex­terna, 
serta melalui tuba Eustakhius 
(faringo timpanik). Celah tuba Eusta­khius 
akan tertutup jika dalam keadaan 
biasa, dan akan terbuka setiap kali kita 
menelan. Dengan demikian tekanan 
udara dalam ruang timpani diper­tahankan 
tetap seimbang dengan 
tekanan udara dalam atmosfer, 
sehingga cedera atau ketulian akibat 
tidak seimbangnya tekanan udara, 
dapat dihin­darkan. 
Adanya hubungan 
dengan naso-farinx ini, memungkinkan 
infeksi pada hidung atau tenggorokan 
dapat menjalar masuk ke dalam rongga 
te­linga 
tengah. 
Tulang-tulang pendengaran adalah 
tiga tulang kecil yang tersusun pada 
rongga telinga tengah seperti rantai 
yang bersambung dari membrana tim­pani 
menuju rongga telinga dalam. 
Tulang sebelah luar adalah malleus, 
berbentuk seperti martil dengan 
gagang yang terkait pada membrana 
tim­pani, 
sementara kepalanya menjulur 
ke dalam ruang timpani. 
Tulang yang berada di tengah adalah 
inkus atau landasan, sisi luarnya ber­ 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
sendi dengan malleus, sementara sisi 
dalamnya bersendi dengan sisi dalam 
sebuah tulang kecil, yaitu stapes. 
Stapes atau tulang sanggurdi, yang 
dikaitkan pada inkus dengan ujung­nya 
yang lebih kecil, sementara dasarnya 
yang bulat panjang terkait pada 
membran yang menutup fenestra 
vestibuli, atau tingkap-jorong. Rang­kaian 
tulang-tulang ini berfungsi 
untuk mengalirkan getaran suara 
dari gendang telinga menuju rongga 
telinga dalam. 
Prosesus Mastoideus adalah bagian 
tulang temporalis yang terletak di 
bela­kang 
telinga; sementara ruang 
udara yang berada pada bagian 
atasnya ada­lah 
antrum mastoideus 
yang berhubungan dengan rongga 
telinga tengah. Infeksi dapat menjalar 
dari rongga telinga tengah hingga 
antrum mastoid, dan dengan demikian 
menimbulkan mastoiditis (lihat juga 
Catatan Kli­nik). 
Rongga Telinga Dalam berada dalam 
bagian os petrosum tulang tempora­lis. 
Rongga telinga dalam itu terdiri dari 
berbagai rongga yang menyerupai 
saluran-saluran dalam tulang 
temporalis. Rongga-rongga itu disebut 
la­birin 
tulang, dan dilapisi membran 
sehingga membentuk labirin mem­branosa. 
Saluran-saluran bermembran 
ini mengandung cairan dan ujung­ujung 
akhir saraf pendengaran dan 
keseimbangan. 
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian. 
Vestibula yang merupakan bagian 
tengah, dan tempat bersambungnya 
ba­gian- 
bagian yang lain, ibarat 
sebuah pintu yang menuju ruang 
tengah (yes- fibula) pada sebuah 
rumah. 
Saluran setengah lingkaran 
bersambung dengan vestibula. Ada tiga 
jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran 
superior, posterior dan lateral. Saluran 
la­teral 
letaknya horisontal, sementara 
ketiga-tiganya saling membuat sudut 
tegaklurus satu sama lain. Pada salah 
satu ujung setiap saluran terdapat 
penebala,n yang disebut ampula. 
(Gerakan cairan yang merangsang 
ujung-­ujung 
akhir saraf khusus dalam 
ampula inilah yang menyebabkan 
kita sa­dar 
akan kedudukan kita. 
Bagian telinga dalam ini berfungsi 
untuk mem­bantu 
serebelum dalam 
mengendalikan keseimbangan, serta 
kesadaran akan kedudukan tubuh kita). 
Kokhlea adalah sebuah tabung 
berbentuk spiral yang membelit dirinya 
laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan 
itu melingkari sebuah sumbu 
berbentuk kerucut yang memiliki 
bagian tengah dari tulang, dan disebut 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
modiulus. 
Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran 
membranosa yang mengan­dung 
ujung-ujung akhir saraf pendengaran. 
Cairan dalam labirin mem­branosa 
disebut endolimfe, sementara cairan 
di luar labirin membranosa dan dalam 
labirin tulang disebut perilimfe. Ada 
dua tingkap dalam ruang melingkar ini 
Fenestra vestibuli (yang juga disebut 
fenestra ovalis, lantaran ben­tuknya 
yang bulat panjang) ditutup oleh 
tulang stapes, 
Fenestra kokhlea (yang juga disebut 
fenestra rotunda, lantaran bentuknya 
bundar) ditutup oleh sebuah membrana 
.Kedua-duanya menghadap ke telinga 
dalam. Adanya tingkap-tingkap ini 
dalam labirin tulang bertujuan agar 
getaran dapat dialihkan dari rongga 
te­linga 
tengah, guna dilangsungkan 
dalam perilimfe (perilimfe adalah 
cairan yang praktis tidak dapat 
dipadatkan). Getaran dalam perilimfe 
dialihkan menuju endolimfe, dan 
dengan demikian merangsang ujung-ujung 
akhir sa­raf 
pendengaran. 
Nervus Auditorius (saraf pendengaran) 
terdiri dari dua bagian: Salah satu 
daripadanya pengumpulan sensibilitas 
dari bagian vestibuler rongga teli­nga 
dalam, yang mempunyai hubungan 
dengan keseimbangan. Serabut-se­rabut 
saraf ini bergerak menuju 
nukleus vestibularis yang berada 
pada titik pertemuan antara pons dan 
medula oblongata, lantas kemudian 
bergerak terus menuju serebelum. 
Bagian kokhlearis pada nervus 
auditorius adalah saraf pendengar 
yang sebenarnya. Serabut-serabut 
sarafnya mula-mula dipancarkan 
kepada sebuah nukleus khusus yang 
berada tepat di belakang talamus, 
lantas dari sana dipancarkan lagi 
menuju pusat penerima akhir dalam 
kortex otak yang terletak pada bagian 
bawah lobus temporalis. 
Gb. 34 -- Saraf pendengaran 
menunjukkan bagian depan dan 
rumah sipuh(Evelyn P., 2002). 
Cedera pada saraf kokhlearis akan 
berakibat ketulian saraf, sementara 
cedera pada saraf vestibularis akan 
berakibat vertigo, ataxia dan nistag­mus. 
Pendengaran. Suara ditimbulkan oleh 
getaran atmosfer yang dikenal se­bagai 
gelombang suara, yang kecepatan dan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
volumenya berbeda-beda. Ge­lombang 
suara bergerak melalui rongga telinga 
luar yang menyebabkan membrana 
timpani bergetar. Getaran-getaran 
tersebut selanjutnya diterus­kan 
menuju 
inkus dan stapes, melalui malleus yang 
terkait pada mem­brana 
itu. Karena 
gerakan-gerakan yang timbul pada 
setiap tulang ini sen­diri, 
maka tulang-tulang 
itu memperbesar getaran, yang 
kemudian disa­lurkan 
melalui fenestra 
vestibuler menuju perilimfe. Getaran 
perilimfe dia­lihkan 
melalui membran 
menuju endolimfe dalam saluran 
kokhlea, dan rangsangan mencapai 
ujung-ujung akhir saraf dalam organ 
Corti, un­tuk 
kemudian diantarkan 
menuju otak oleh nervus auditorius. 
Perasaan-pendengaran ditafsirkan 
otak sebagai suara yang enak atau 
tidak enak, hingar-bingar atau musikal. 
Istilah-istilah ini digunakan dalam arti­nya 
yang seluas-luasnya. Gelombang 
suara yang tak teratur menghasilkan 
keributan atau kehingarbingaran, 
sementara gelombang suara berirama 
teratur menghasilkan bunyi musikal 
enak. Suara merambat dengan kece­patan 
343 meter per detik dalam udara 
tenang, pada suhu 15.5°C. 
Keseimbangan. Nervus vestibularis 
yang tersebar hingga kanalis semisir­kuleris, 
mengantarkan impuls-impuls 
menuju otak. Impuls-impuls itu di­bangkitkan 
dalam kanal-kanal tadi, 
karena adanya peruhahan kedudukan 
cairan dalam kanal atau saluran-saluran 
itu. Hal ini mempunyai hubungan erat 
dengan kesadaran kedudukan kepala 
terhadap badan. Apabila se­seorang 
sekonyong-konyong didorong ke 
arah satu sisi, maka kepala orang itu 
cenderung untuk miring ke arah lain 
(berlawanan dengan arah badan yang 
didorong) guna mempertahankan 
keseimbangan, berat badan diatur, 
posisi berdiri dipertahankan, dan 
jatuhnya badan dapat dihindarkan. 
Peru­bahan 
kedudukan cairan dalam 
saluran semisirkuler inilah yang 
merang­sang 
impuls, yang segera 
dijawab badan berupa gerak reeks, 
guna memin­dahkan 
berat badan serta 
mempertahankan keseimbangan. 
Catatan Klinik 
Infeksi pada telinga. Meatus 
auditorius externa adalah daerah 
yang dapat terserang furunkulo‑sis, 
sebuah bisul atau bisul-bisul 
multipel dalam Iiangnya, yang 
membawa rasa sakit yang he-bat 
sekali. Antibiotika dapat 
diberikan selain pengompresan 
hangat pada bagian yang sakit 
itu.Tersumbatnya tuba Eustakhius 
mungkin merupakan akibat 
infeksi ataupun karena adanya 
adenoid. 
Telinga Tengah. Otitis media, atau 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
infeksi telinga tengah, dapat terjadi 
setelah seseorang dise­rang 
influensa, 
campak dan sinusitis. Antibiotika 
diberikan, selain pengompresan 
hangat pada hagian yang sakit itu. 
Mastoiditis akut dapat terjadi setelah 
otitis media. Prosesus mastoideus 
menjadi lembek, bengkak, yang 
disertai rasa sakit, sementara suhu 
badan meninggi dan denyut nadi 
bertambah cepat. Keadaan seperti itu 
jarang terjadi, tetapi bila terjadi, dan 
keadaan tidak membaik kendati telah 
diberikan pengobatan antibiotika, 
maka pembedahan pun dapat 
dijalankan. 
Otitis suppurativa khronika dan 
mastoiditis khronik dapat menyusul 
infeksi akut. Syukurlah penyakit telinga 
tengah, agak jarang dewasa ini; tetapi 
karena telinga tengah terle­tak 
dekat 
dengan selaput otak, maka meningitis, 
abses extra-dural, abses otak dan 
infeksi atau trombosis sinus lateralis 
dapat timbul sebagai komplikasi. 
Telinga Dalam. Ada dua kemungkinan 
gangguan: Labirintitis, yang biasanya 
disebabkan oleh menjalarnya infeksi 
dari telinga tengah; dan sering kali 
simptom-simptom berupa pening, 
muntah-muntah dan tuli, lama 
kelamaan menghilang. 
Penyakit meniere menggejala berupa 
timhulnya serangan pusing mendadak 
disertai tuli dan tinitus. Sering kali 
keadaan dapat ditolong dengan 
memberikan obat penenang ringan, 
beserta perhatian terhadap keadaan 
kehidupan penderita. 
Keseimbangan kadang-kadang 
terganggu sementara, setelah adanya 
operasi tertentu pada te­linga, 
seperti 
stapedektomi; dan akibat mabuk 
perjalanan. Kedua gangguan itu dapat 
cepat di­semhuhkan 
dengan salah 
sebuah antihistamin yang terkandung 
dalam preparat paten, seperti 
Dramamine. Keseimbangan dan 
langkah berjalan mungkin terganggu 
secara tetap, sebagai akibat cedera 
yang menyerang kepala. 
Pengaruh kegaduhan sulit ditentukan. 
Tidur terganggu. Beberapa 
ketegangan mental yang di­sebabkan 
oleh kegaduhan, akan mengakibatkan 
bertambah cepatnya denyut nadi 
serta hiper­tensi. 
Konsentrasi dan 
efisiensi dapat terganggu, yang dapat 
mengarah kepada suatu bahaya lain, 
di mana si penderita tidak dapat 
mendengar teriakan atau tanda 
peringatan, sehingga mungkin dapat 
mengakibatkan kecelakaan. 
Kesempurnaan mendengar dapat 
dirusakkan oleh kegaduhan. 
Kegaduhan dapat menga­kibatkan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
hilangnya pendengaran; secara terus-menerus 
berada di tengah-tengah 
kegaduhan in­dustri 
dan lalu lintas, 
dapat berakibat hilangnya kepekaan 
mendengar, yang bahkan dapat 
mengarah kepada ketulian. 
Tingkat kegaduhan dinyatakan dalam 
desibel (db) yang membandingkan 
tingkat tekanan suara, tetapi hukan 
mencatat kegaduhan itu sendiri. 
Berikut ini beberapa contoh tingkat 
suara itu: 60-70 desibel: pembicaraan 
biasa; 80-90 desibel: lalu lintas ramai; 
dan 140-150: mendekati bunyi mesin 
jet. 
Tingkat maksimum kegaduhan yang 
dapat ditahan telinga manusia adalah 
130 desibel, kendati dianjurkan 
sebaiknya manusia jangan sampai 
dihadapkan pada tingkat suara setinggi 
itu. Berlama-lama menghadapi 
suatu intensitas 90 sampai 95 dapat 
merusak pendengaran. Mereka yang 
secara terus-menerus menghadapi 
kegaduhan, seperti di pabrik, dianjurkan 
un­tuk 
mengadakan pengontrolan 
pendengaran secara teratur, di 
camping diberikan perlengkap­an 
pelindung telinga. Pelindung telinga 
dan penyumbat telinga dari plastik, 
dewasa ini banyak tersedia. 
Ketulian. Sebab-sebab ketulian 
terlalu banyak untuk disebutkan 
di sini. Kendati demikian, hagian 
terpenting dalam perawatan ketulian 
adalah mencari sebab-sebabnya 
serta berusaha sedemikian rupa agar 
keadaannya jangan sampai menjadi 
semakin jelek. Seorang yang tuli 
itu terasing dari pergaulan dengan 
orang lain, kendati keadaannya juga 
dapat ditolong dengan bantuan alat 
pembantu mendengar, atau dengan 
operasi sekalipun. 
Ketulian pada anak-anak hendaknya 
diketahui secepat mungkin. Alat-alat 
pembantu untuk anak-anak pun 
sudah banyak tersedia dewasa ini. 
Seorang anak yang tuli harus sering 
diajak bicara, atau is harus mengalami 
keterlamhatan secara mental maupun 
sosial. 
INDERA PENGECAP 
Pancaindera adalah organ-organ 
akhir yang dikhususkan untuk 
mene­rima 
jenis rangsangan tertentu. 
Serabut saraf yang melayaninya 
merupa­kan 
alat perantara yang 
membawa kesan rasa (sensory 
impression) dari or­gan 
indera menuju 
otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. 
Beberapa kesan rasa timbul dari 
luar, seperti sentuhan, pengecapan, 
penglihatan, pencium­an, 
dan suara. 
Lainnya timbul dari dalam, antara lain 
lapar, haus dan rasa sakit. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf 
sensorik dilengkapi dengan ujung­akhir- 
khusus guna mengumpulkan 
rangsangan perasaan yang khas itu; di 
mana setiap organ berhubungan. 
Nampaknya, kita seolah-olah 
mengecap dengan ujung saraf pada 
lidah, mendengar dengan saraf 
dalam telinga, dan seterusnya, tetapi 
sesungguh­nya 
otaklah yang menilai 
semua perasaan itu. 
Penjelasan tentang rasa sentuhan telah 
diuraikan pada catatan mengenai kulit. 
Pada hekekatnya, lidah mempunyai 
hubungan yang sangat erat dengan 
indera khusus pengecap. Lidah 
sebagian besar terdiri dari dua 
kelompok otot. Otot intrinsik lidah 
melakukan semua gerakan halus, 
sementara otot extrinsik mengaitkan 
lidah pada bagian-bagian sekitarnya 
serta melaksa­nakan 
gerakan-gerakan- 
kasar yang sangat penting 
pada saat mengunyah dan menelan. 
Lidah mengaduk-aduk makanan, 
menekannya pada langit­langit 
dan 
gigi. dan akhirnya mendorongnya 
masuk farinx. 
Lidah terletak pada dasar mulut, 
sementara pembuluh darah dan urat 
sa­raf 
masuk dan keluar pada akarnya. 
Ujung serta pinggiran lidah ber­sentuhan 
dengan gigi-gigi bawah, 
sementara dorsum merupakan 
permuka­an 
melengkung pada bagian 
atas lidah. Bila lidah digulung ke 
belakang, maka tampaklah permukaan 
bawahnya yang disebut frenulum 
linguae, se­buah 
struktur ligamen halus 
yang mengaitkan bagian posterior 
lidah pada dasar mulut. Bagian anterior 
lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, 
maka ujung lidah meruncing, dan bila 
terletak tenang di dasar mulut, maka 
ujung lidah berbentuk bulat. 
Selaput lendir (membran mukosa) 
lidah selalu lembab, dan pada waktu 
sehat berwarna merah jambu. 
Permukaan atasnya seperti beludru 
dan ditu­tupi 
papil-papil, yang terdiri 
atas tiga jenis. 
- Papillae sirkumvalata. Ada 
delapan hingga dua belas 
buah dari jenis ini yang terletak 
pada bagian dasar lidah. 
Papillae sirkumvalata adalah 
jenis papillae yang terbesar, 
dan masing-masing dikelilingi 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
semacam lekukan se­perti 
parit. 
Papillae ini tersusun berjejer 
membentuk huruf V pada 
bagian belakang lidah. 
- Papillae fungiformis menyebar 
pada permukaan ujung dan sisi 
lidah, dan berbentuk jamur. 
- Papilae filiformis adalah yang 
terbanyak dan menyebar pada 
seluruh per­mukaan 
lidah. Organ-ujung 
untuk pengecapan adalah 
puting-puting penge­cap 
yang 
sangat banyak terdapat dalam 
dinding papillae sirkumvalata 
dan­fungiforum. 
Papilae filiform 
lebih berfungsi untuk menerima 
rasa sentuh, daripada rasa 
pengecapan yang sebenarnya. 
Selaput lendir langit-langit dan 
farinx juga bermuatan puting-puting 
pengecap. 
Ada empat macam rasa kecapan: 
manis, pahit, asam dan asin. Keba­nyakan 
makanan memiliki ciri harum 
dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu me­rangsang 
ujung saraf penciuman, 
dan bukan ujung saraf pengecapan. 
Supa­ya 
dapat dirasakan, semua 
makanan harus menjadi cairan, serta 
harus sungguh-sungguh bersentuhan 
dengan ujung saraf yang mampu 
menerima rangsangan yang berbeda-beda. 
Puting pengecap yang berbeda-beda 
me­nimbulkan 
kesan rasa yang 
berbeda-beda juga. 
Lidah memiliki pelayanan pensarafan 
yang majemuk. Otot-otot lidah 
mendapat pensarafan dari urat saraf 
hipoglosus (Saraf otak kedua belas). 
Daya perasaannya dibagi menjadi 
“perasaan umum”, yang menyangkut 
taktil perasa seperti membedakan 
ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, 
suhu dan sebagainya, dan “rasa 
pengecap khusus”. 
Impuls perasaan umum bergerak 
mulai dari bagian anterior lidah da­lam 
serabut saraf lingual yang merupakan 
sebuah cabang urat saraf kra­nial 
kelima, sementara impuls indera 
pengecap bergerak dalam khorda 
timpani bersama saraf lingual, lantas 
kemudian bersatu dengan saraf kra­nial 
ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. 
Saraf kranial kesembilan, saraf 
glossofaringeal, membawa, baik 
impuls perasaan umum, maupun 
impuls perasaan khusus dari sepertiga 
posterior lidah. 
Dengan demikian indera pengecapan 
lidah dilayani oleh saraf kranial kelima, 
ketujuh dan kesembilan, sementara 
gerakan-gerakannya dipersarafi oleh 
saraf kranial kedua belas. 
Secara klinik, indera pengecap, 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
seperti juga indera penciuman (lihat 
di se­belah), 
sangat peka dan dapat 
hilang karena pilek atau gangguan 
pada mu­lut, 
lambung dan saluran 
pencernaan. Seorang dokter, yang 
dapat juga di­bantu 
oleh seorang 
perawat, memeriksanya dengan 
seksama, apakah in­dera 
pengecap itu 
kering atau lembab, membengkak, 
lembek dan pucat, atau mengecil dan 
berwarna merah, berbulu, pecah atau 
retak-retak. 
Glositis, atau peradangan lidah, bisa 
akut ataupun kronis, dengan gejala-ge­jala 
berupa adanya ulkus dan lendir 
yang menutupi lidah. Peradangan ini 
biasanya timbul pada pasien yang 
mengalami gangguan pencernaan 
atau­pun 
infeksi pada gigi. Lidah lembek 
dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan 
pada pinggirannya. Biasanya, glositis 
kronis menghilang, apabila kesehat­an 
badan membaik dan pemeliharaan 
higiene mulut yang baik. 
Lekoplakia ditandai oleh adanya 
bercak-bercak putih yang tebal pada 
per­mukaan 
lidah (juga pada selaput 
lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya 
ter­lihat 
pada perokok. 
PENCIUMAN 
Nervus olfaktorius atau 
saraf kranial pertama melayani ujung 
organ pencium. Serabut-serabut 
saraf ini timbul pada bagian atas 
selaput lendir hidung, yang dikenal 
sebagai bagian olfaktorik hidung. 
Gb. 36 — Filamen-filamen serabut 
saraf Olfaktorius(Evelyn P., 2002) 
Nervus olfaktorius dilapisi sel-sel yang 
sangat khusus, yang mengeluarkan 
fibril-fibril halus untuk berjalin dengan 
serabut-serabut dari bulbus olfak­torius. 
Bulbus olfaktorius yang pada 
hakekatnya merupakan bagian dari 
otak yang terpencil, adalah bagian 
yang agak berbentuk bulbus (mem­besar) 
dari saraf olfaktorius yang 
terletak di atas lempeng kribiformis 
tu­lang 
etmoid. Dari bulbus olfaktorius, 
perasaan bergerak melalui traktus ol­faktorius 
dengan perantaraan beberapa 
stasiun penghubung, hingga men­capai 
daerah penerimaan akhir dalam 
pusat olfaktori pada lobus tern­poralis 
otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. 
Rasa penciuman dirangsang oleh gas 
yang terhirup ataupun oleh unsur­unsur 
halus. Rasa penciuman ini sangat 
peka, dan kepekaannya mudah hi­ 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
lang, bila dihadapkan pada suatu bau 
yang sama untuk suatu waktu yang 
cukup lama. Contoh. Orang-orang 
yang berada dalam suatu ruangan 
yang sesak dan pengap, akan segera 
tidak merasakan bau yang tidak enak, 
se­mentara 
di lain pihak bau itu akan 
segera menyerang hidung orang yang 
baru datang dari lingkungan udara 
segar, yang masuk ke dalam ruangan 
itu. Rasa penciuman juga diperlemah, 
bila selaput lendir hidung sangat ke­ring, 
sangat basah atau membengkak, 
seperti halnya seseorang yang dise­rang 
pilek. Bau-bauan dilukiskan 
sebagai bau harum dan bau busuk. 
Rasa penciuman yang hilang sama 
sekali dapat juga merupakan komplikasi 
suatu cedera pada kepala. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 24

More Related Content

What's hot (19)

Makalah mata
Makalah mataMakalah mata
Makalah mata
 
histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalisAnatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
 
INDRA
INDRAINDRA
INDRA
 
lina
linalina
lina
 
Review anfis mata 1
Review anfis mata 1 Review anfis mata 1
Review anfis mata 1
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Presentasi mata
Presentasi mataPresentasi mata
Presentasi mata
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Anatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mataAnatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mata
 
Anatomi Fisiologi Pengindraan
Anatomi Fisiologi PengindraanAnatomi Fisiologi Pengindraan
Anatomi Fisiologi Pengindraan
 
Nervous system
Nervous systemNervous system
Nervous system
 
Power point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mataPower point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mata
 
Opthalmologi
OpthalmologiOpthalmologi
Opthalmologi
 
Anatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mataAnatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mata
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
 
Anatomi otak dan vertebrata
Anatomi otak dan vertebrataAnatomi otak dan vertebrata
Anatomi otak dan vertebrata
 
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatanPersepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
 

Similar to PENDIDIKAN_JARAK_JAUH (20)

Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Gambar bagian mata
Gambar bagian mataGambar bagian mata
Gambar bagian mata
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
Sistem penglihatan
Sistem penglihatanSistem penglihatan
Sistem penglihatan
 
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)
 
PANCA INDERA (MATA)
PANCA INDERA (MATA)PANCA INDERA (MATA)
PANCA INDERA (MATA)
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Mata
MataMata
Mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Bagian Bagian Mata
Bagian Bagian MataBagian Bagian Mata
Bagian Bagian Mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Bab ii 2
Bab ii 2Bab ii 2
Bab ii 2
 
Indra Pada Manusia
Indra Pada ManusiaIndra Pada Manusia
Indra Pada Manusia
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

PENDIDIKAN_JARAK_JAUH

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Anda tentu tahu tentang Pancaindera. Sebutkan apa saja yang termasuk pancaindera dan fungsinya masing-masing pada kotak berikut ini ............................................................................. ............................................................................. ............................................................................. .............................................................................. ............................................................................. .............................................................................. Bagaimana apakah sudah selesai anda menuliskannya, sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini: Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk mene­rima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupa­kan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari or­gan indera menuju otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, pencium­an, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit. Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung ­akhir- khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu; di mana setiap organ berhubungan. Nampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya, tetapi sesungguh­nya otaklah yang menilai semua perasaan itu. Saraf optikus atau urat saraf kranial kedua adalah saraf sensorik un­tuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung untuk membentuk saraf optikus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga kranium lantas kemudian menuju khiasma optikum. Saraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sklera, lapisan te­ngah halus seperti arakhnoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah). Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Gb. 27 — Saluran Optik (Evelyn P., 2002) Pada saat serabut-serabut itu mencapai khiasma optikum, maka sepa­ruh dari serabut-serabut itu akan menuju ke traktus optikus sisi seberang­nya, sementara separuhnya lagi menuju traktus optikus sisi yang sama . Melalui perantaraan serabut-serabut ini, maka setiap serabut nervus optikus dihubungkan dengan kedua sisi otak. Pusat visuil terletak pada kortex lobus oksipitalis otak. Bola mata adalah organ penglihat. Bola mata terletak dalam tulang orbita, serta dilindungi oleh sejumlah struktur seperti kelopak mata, alis, konkonjunktiva dan alat-alat lakrimal (aparatus lakrimalis). BOLA MATA Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya bening, serta terdiri dari tiga lapisan: lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga, lapisan tengah, vaskuler, dan lapisan dalam lapisan saraf. Ada enam otot penggerak mata, empat dari antaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot itu terletak sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus skle­rotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri dari otot rek­tus mata superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerak­kan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar bergantian. Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik in­ferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak se­rentak, dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang mela­yani otot-otot ini adalah nervi motores okuli, yaitu saraf kranial ketiga, keempat dan keenam. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah secara serentak pada satu titik yang sama tetapi, akibat adanya paralisa pada sebuah atau beberapa Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan otot, maka mata tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka timbullah apa yang dinamakan mata juling atau strabismus. Keadaan sedemikian dapat berupa bawaan, ataupun diperoleh kemudian. Apabila penderita tidak da­pat tertolong dengan menggunakan kaca mata ataupun dengan pendidik­an kembali, maka operasi dapat dilaksanakan, yang harus diikuti latihan-­latihan dan pendidikan kembali. Sklera adalah pembungkus yang kuat dari fibrus. Sklera membentuk pu­tih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela mem­bran yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sa­ngat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata. Khoroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ran­ting- ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang dise­but pupil (manik) mata. Selaput berpigmen sebelah belakang iris meman­carkan warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu dan seterusnya. Khoroid bersambung pada bagian depannya dengan iris, dan tepat di belakang iris, selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak antara khoroid dan iris. Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkuler, menyebabkan pupil mata juga berkontraksi. Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri dari iris, korpus siliare dan selaput khoroid. Peradangan pada masing-masing bagian, berturut-turut disebut iritis, siklitis dan khoroiditis, ataupun ber­sama- sama disebut uveitis. Bila salah satu bagian dari traktus ini menga‑lami peradangan, maka penyakitnya akan segera menjalar ke bagian trak­tus lain di sekitarnya. Retina adalah lapisan sarafi pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan menuju diskus optik, yang merupakan titik di mana saraf optik meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil. Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga ke belakang, maka akan terlihat bagian-bagian berikut: Kornea, yang merupakan bagian depan yang transparan dan bersam­bung dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan konjunktiva. Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan sela­put khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot po­los kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelom­pok yang lain melebarkan ukuran pupil itu. Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah da­lam iris, melalui mana cahaya masuk guna mencapai retina. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan len­sa. Baik bilik anterior, maupun bilik posterior diisi dengan aqueus humor. Aqueus humor. Cairan ini berasal dari badan siliari dan diserap kern­bali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai Saluran Sehlemm. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonvex (cembung depan-be­lakang) yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa terletak persis di bela­kang iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium ter­dapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi untuk mengaitkan lensa itu pada badan siliari. Bila ligamentum suspensorium mengendor, maka lensa mengerut dan menebal, sebaliknya bila ligamen menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendornya lensa dikendalikan oleh kontraksi otot siliari. Vitreus Humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi dengan cairan penuh albumen berwarna keputih­putihan seperti agar-agar, yaitu humor vitreus. Humor vitreus ber­fungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta mem­pertahankan hubungan antara retina Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dengan selaput khoroid dan sklerotik. Fungsi mata. Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk me­nerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada di belakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Diperhatikan dari atas ke bawah dapat dilihat titik fokus pada mata normal, pada hiper‑metropia, pada miopia. Garis terputus-putus menunjuk titik focus.( lihat gambar 29) Gb. 29 — Titik-titik Refraksi(Evelyn P., 2002) Iris, yang memiliki celah di tengahnya, yaitu pupil, adalah sebuah ca­kram yang dapat bergerak, dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata. Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat le­bih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visuil. Lapisan khoroid yang berpigmen menggelapkan bilik tengah mata, kira-kira dapat dibandingkan dengan bagian dalam kodak yang diberi. berwarna gelap. Retina adalah mekanisme pensarafan untuk penglihatan. Retina me­muat ujung-ujung nervus optikus, serta dapat disamakan dengan lem­peng film Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dalam fotografi. Gb. 30— Batang-batang dan kerucut-kerucut( Evelyn P., 2002) Diagram yang memperlihatkan lapisan-lapisan utama retina. Memperhatikan dari hawah ke atas akan terlihat herbagai struktur yang menerima cahaya dan yang mengalihkannya ke se sel ganglion. Axon-axon sel ganglion membentuk serabut saraf optik (Untuk uraian sinapsus saraf lihat gambar 30) Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap mata), maka berkas-ber­kas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus me­nuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk. Kamera biasa, hanya mempergunakan sebuah lensa. Pada mata, di samping lensa yang serupa kristal itu sangat penting dalam memfokus­kan bayangan pada retina, seluruh keempat struktur itu berfungsi se­bagai lensa, yaitu: kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun penghubung itu berada dalam retina, yang dapat dilihat dengan mem­perhatikan Sebelah dalam tepi retina, terdapat lapisan­lapisan batang-batang dan kerucutAerucut yang adalah sel-sel penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang ter­dapat di antaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan sel bipoler dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga da­lam retina. Axon-axon sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam ner­vus optikus. Serabut-serabut saraf Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam lobus oksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan. BAGIAN-BAGIAN MATA Alis. Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bu­lu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi me­lindungi mata dari sinar matahari yang kelewat terik. Kelopak mata. Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lem­peng tarsal yang terdiri dari jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjuktiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan ke atas oleh otot levator palpebrae. Kelo­pak- kelopak itu ditutup oleh otot-otot melingkar, yaitu muskulus or­bikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, ser­ta melindungi mata dari debu dan cahaya. Penjelasan tentang peradangan (pada mata), lihat Catatan Klinik. Fungsi refraksi mata. Sebagaimana telah diuraikan di atas, berkas-ber­kas cahaya yang jatuh di atas mata akan menimbulkan bayangan yang telah difokuskan pada retina. Bayangan itu menembus dan diubah oleh kornea, lensa, badan-badan aqueus dan viterus. Kendati demikian, lensa merupakan alat utama yang membiaskan cahaya, lantas memfokuskan bayangannya pada retina. Pada mata normal, berkas-berkas ini bersatu untuk menangkap sebuah titik pada retina, sebagaimana dilukiskan pada gambar 30, dan pada titik itulah bayangan difokuskan. Secara klinik kelainan refraksi adalah akibat kerusakan pada ako­modasi visuil, entah itu sebagai akibat perubahan biji mata, maupun kelainan pada lensa. Pada Hipermetropia atau rabun jauh, ukuran ma­ta, atau lebarnya mata dari belakang sampai ke depan adalah pendek atau kecil, sehingga lensa memfokuskan bayangan di belakang retina, sementara pada miopia atau rabun dekat, ukuran biji mata dari bela­kang sampai ke depan melebihi ukuran yang normal, sehingga lensa memfokuskan bayangan di depan retina. Astigmatisme adalah kesalahan refraksi yang terjadi k arena berkas-ber­kas cahaya jatuh pada garis-garis di atas retina, dan buk an pada titik-ti­tik tajam. Hal ini disebabkan oleh berubahnya bentuk lengkungan lensa. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Keadaan itu dapat ditolong dengan mengenakan kaca mata berlensa cembung, guna menambahkan bagian yang kurang cembung pada lensa mata yang abnormal itu. Gb. 31 — Diagram dari Peralatan Lakrimal(Evelyn P., 2002) Presbiopia adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang-orang tua, atau orang-orang yang se­dang menginjak usia lanjut. Lensa kehilangan elastisitasnya, daya ten­ting berkurang, sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan sebuah benda yang berada dekat dengan mata. Di lain pihak, penglihatan jauh tetap baik. Orang yang menderita presbiopia, biasanya memegang ko­ran agak jauh dari dirinya, agar dapat membaca koran itu. Kekurangan ini dapat diperbaiki dengan mempergunakan lensa cembung. Konjunktiva adalah selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak ma­ta, serta menutupi bagian depan sklera. Selaput itu bersambung dengan selaput lendir yang melapisi saluran air mata, kantong air mata, dan juga bersambung dengan saluran naso-lakrimal. Bila kelopak mata ditutup, maka kelopak itu dapat berubah menjadi kantong tertutup, sehingga obat tetes mata dapat diteteskan ke dalam kantong itu. Tetesan-tetesan obat itu harus diteteskan pada bagian luar fornix yang merupakan kan­tong samping atau kantong tambahan, di mana konjunktiva yang menu­tupi bola mata, berada dekat dengan kelopak mata. Dengan demikian te­tesan- tetesan obat itu sudah dapat membawakan pengaruh atau akibat untuk mata, sebelum hanyut dalam saluran air mata. Cara ini sehaiknya dipakai juga jika hendak mencuci mata. Peralatan lakrimal. Kelenjar-kelenjar air mata terdiri dari kelenjar majemuk, yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga orbita. Ke­lenjar- kelenjar itu mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir atas dan luar mata, lantas dituangkan ke dalam kantong konjunktiva, dari saluran kelenjar lakrimal. Bila kelopak mata dikedipkan, maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu menguap, sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran lakrimal, kemudian memasuki hidung melalui saluran naso-lakrimal. Aliran air mata bertambah karena adanya Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan zat perang­sang (seperti gas air mata misalnya) dan juga karena emosi. Secara klinik, hambatan saluran air mata mungkin disebabkan kema­cetan dalam saluran air mata yang sempit itu. Bila gejala kemacetan ini ada, keadaannya akan bertambah jelek bila penderita terkena angin di­ngin atau suatu gangguan. Pengobatannya agak sulit. Kadang-kadang keadaan dapat ditolong dengan memperbesar saluran air mata dengan cara memasukkan sonde halus ke dalamnya. Bila obstruksinya tetap ada, maka kantong lakrimal sebaiknya di-exsisi. Dakriosistitis akut adalah infeksi yang timbul sebagai akibat macetnya kantong lakrimal. Abses pun timbul, yang menggejala berupa timbulnya pembengkakan berwarna kemerah-merahan yang terasa sakit sekali, di bawah kantus sebelah dalam. Catatan Klinik Enuklasi mata (pengambilan mata) dilakukan karena mata yang terkena cedera, karena ku­til yang gangs, ataupun karena rasa sakit mata buta yang tak tertahankan. Operasi akan mengakibatkan cacat pada si pasien, maka pertimbangan yang sangat matting diperlukan, pada saat memintakan persetujuan si pasien dan anggota keluarganya. Perencanaan tentang bagian mata yang akan di-exsisi harus dilakukan dengan saksama. Perencanaan sedemikian juga dijalankan pada saat hendak melakukan pemotongan atau exsisi pada suatu anggota ha­dan yang lain. Kelopak mata dapat terkena infeksi. Hordeolum adalah radang pada folikel pada pinggiran kelopak mata, di mana bulu mata harus dicabut, sementara lukanya dapat diobati dengan ca­ra memanaskannya. Kista Meibom adalah kista sebakeus pinggiran kelopak mata, yang harus disingkirkan dan diobati. Blefaritis adalah peradangan kelopak mata; di mana kelopak mata berwarna merah, perih dan gatal. Semua keruping harus dibuang, disusul dengan kompres panas, sebelum pengobat­an dimulai. Ektropion, atau terlipat-keluarnya kelopak mata, yang mungkin disebabkan oleh ulkus atau luka. Entropion atau terlipat-ke dalamnya kelopak mata, yang terjadi akibat adanya kon­traksi sesudah ulkus atau luka: dimana bulu mata menusuk mata, yang menimbulkan rasa sa­kit. Epifora adalah mengalir ke luarnya Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 11
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan cairan konjuktiva hingga pipi, yang terjadi karena ter­hambatnya saluran lakrimal pada eversio kelopak mata dan pada konjunktivitis. Ptosis adalah kelemahan kelopak mata sebelah atas. Konjunktivitis atau peradangan pada konjunktivita, dapat akut atau khronik; yang disebab­kan oleh berbagai jenis organisme. Salah sebuah atau kedua-dua mata terasa panas dan se­olah-olah mengandung pasir, kelopak mata bengkak, konjunktiva berwarna merah, mata ber­air serta tidak tahan cahaya, atau fotofobia. Pengobatan ditujukan pada penyebabnya. Trakhoma, adalah salah satu bentuk peradangan konjunktivitis, sebagai akibat infeksi vi­rus pada konjunktiva. Trakhoma sangat banyak terdapat di negara-negara sedang berkembang. Trakhoma adalah penyebab utama terjadinya kebutaan yang menimpa sebagian umat manusia di seluruh dunia. Penyakit dan cedera pada kornea. Luka-luka kecil umumnya dapat sembuh bila dirawat dengan saksama; sementara luka-luka parah dapat menimbulkan ulkus kornea yang perih sekali, sehingga perlindungan dan pengo­batan sangat dibutuhkan. Keratitis adalah peradangan pada kornea. Pencangkokan kornea dijalankan untuk menggantikan kornea yang berparut atau tidak be­ning lagi dengan kornea yang normal. Kornea yang normal ini biasanya diambil dari sebuah mata yang baru saja dienuklasi, ataupun dari seorang donor yang baru saja meninggal, de­ngan kata lain memberikan kornea yang bening, sehingga memungkinkan si penerima dapat melihat lagi. Bank-bank yang menyediakan kornea, dewasa ini telah ada. Lensa. Katarak, adalah mengaburnya lensa, dapat menyerang sebagian, ataupun keseluruhan lensa tersebut. Katarak ini dapat bersifat kongenital, disebabkan oleh cedera atau komplikasi pada diabetes; Sementara katarak senilis sering kali disebabkan oleh perubahan degeneratif pada orang-orang yang menginjak masa-masa usia lanjut. Exsisi lensa dengan cara operasi te­lah dapat dilakukan. Persiapan sebelum dan perawatan sesudah operasi ini harus dilaksana­kan dengan sangat teliti. Glaukoma ditimbulkan oleh adanya penambahan tekanan dalam mata, yang dapat akut ataupun khronik. Glaukoma disebabkan oleh adanya cairan dalam bilik anterior yang belum sempat disalurkan ke luar, sehingga tegangan yang ditimbulkannya, dapat menimbulkan te­kanan pada saraf Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan optik, yang lama kelamaan dapat menghilangkan daya melihat pada mata. Glaukoma akut terjadi mendadak dan disertai dengan rasa sakit akut yang tak tertahan­ka, n. Pengobatan glaukoma akut dapat dilakukan dengan mempergunakan obat-obat mio­tika, guna mengadakan kontraksi pupil: melakukan pengompresan dengan air panas; ataupun memberi diuretika guna meringankan tekanan intra-okuler. Trepanasi dilakukan dengan cara membuat perforasi kecil, sehingga memungkinkan cairan yang ada dalam bilik anterior dapat mengalir ke luar secara tetap. Cara itu sebetulnya adalah suatu prosedur intra-okuler, sehing­ga juga .memerlukan perawatan post-operatif yang sama telitinya seperti perawatan post-ope­ratif pada operasi katarak. Glaukoma simpel (khronik) menimbulkan kesukaran dalam arti glaukoma jenis ini dapat berkembang bertahun-tahun tanpa disadari, sementara tekanan intra-okuler yang khas itu per­lahan- lahan bertambah juga. Satu-satunya pengobatan setelah glaukoma itu akhirnya dike­tahui, adalah memasukkan obat miotika secara terus-menerus sepanjang sisa hidup si pen­derita, yang sudah tentu membutuhkan disiplin yang sangat keras. Oleh karena itu, adalah penting sekali bahwa seseorang yang hendak memeriksakan badannya, agar memeriksakan matanya juga pada seorang ahli mata. Perlu diketahui bahwa glaukoma simple adalah salah satu penyebab umum terjadinya kebutaan di negara-negara Barat. Seperti diketahui, retina adalah organ penglihat, sehingga terlepasnya retina adalah suatu ke­adaan yang parah. Keadaan parah sedemikian biasanya ditangani seorang ahli bedah, di mana mungkin saja dilakukan reseksi sklera; ataupun melakukan diatermi pada sklera, di mana sklera dibakar sedikit, sehingga bila terjadi perekatan (adhesi), retina akan dilekatkan kern- ball pada sklera. “Cryosurgery” atau mengadakan operasi dengan pendinginan, akan mem­bawa hasil yang sama. Masa post-operatif pada kedua kasus ini jauh lebih lama dari masa post-operatif yang dibu­tuhkan bila diadakan exsisi lensa, sementara posisi pasien pada saat is dirawat akan ditentu­kan oleh ahli bedah. Kebutaan. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 10 juta orang buta, dan diperkirakan bahwa lebih dari separuhnya dapat ditolong, jika saja tindakan pencegahan dan pembedahan modern dilaksanakan tepat pada waktunya. Di negara Barat, sebab terbanyak terjadinya kebutaan adalah kecelakaan dan glaukoma Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan simple, seperti yang telah disinggung di atas. Kebanyakan kebutaan terjadi di daerah tropis, termasuk trakhoma yang telah disinggung di atas, cacar dan onkhoseriasis, sejenis penyakit yang lazim terdapat di Asia Tengah dan Afrika, yang disebar­kan nyamuk-nyamuk yang terdapat di pinggir sungai. Di sana kebutaan itu disebut “kebutaan sungai”.Seseorang tidak dapat mengabaikan fakta jumlah orang yang menderita, bahkan jika itu mengenai soal kebutaan sekalipun, hanya dengan cara melemparkan bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya pada wajah penderita-penderita itu, yang biasa dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab, ataupun penjahat-penjahat sejenis itu. Catatan singkat tentang kelainan­kelainan pada refraksi, sementara tentang obstruksi lakrimal dan dakri­osistitis. PANCAINDERA: TELINGA DAN PENDENGARAN Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indera ini ada­lah saraf kranial kedelapan atau neruus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam. Telinga Luar terdiri atas aurikel atau pinna, menggerakan dan membantu mengumpulkan gelombang suara; dan meatus auditorius externa yang menjorok ke da­lam menjauhi pinna, serta menghantarkan getaran suara menuju membra­na timpani.Liang ini berukuran panjang sekitar 2,5 sentimeter sepertiga luarnya ada­lah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak ke arah atas dan belakang. Liang ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun telinga ke atas dan ke belakang. Hal ini biasanya dilakukan bila kita hendak menyemprot te­linga. Cairan semprotan itu harus diarahkan ke dinding posterior dan dinding atas dari liang telinga. Setelah disemprot dan diperiksa, cairan sele­bihnya dapat dikibaskan ke luar oleh pasien. Aurikel berbentuk tidak teratur serta terdiri dari tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping telinga, yang terutama terdiri dari lemak Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Gb. 32’— Irisan Telinga, yang memperlihatkan bagian-bagian yang membentuk Pendengar Externa, Tengah dan Dalam(Evelyn P., 2002) Ada tiga kelompok otot yang terletak pada bagian depan, atas dan bela­kang telinga. Kendati demikian, manusia hanya sanggup menggerakkan telinganya sedikit sekali, sehingga hampir-hampir tidak kelihatan. Telinga Tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrana timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rong­ga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, se­mentara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid da­lam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Gb. 33 — Labirin tulang dari Telinga, memperlihatkan tingkap vestibuler dan kokhlear(Evelyn P., 2002) Tuba Eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-farinx, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius ex­terna, serta melalui tuba Eustakhius (faringo timpanik). Celah tuba Eusta­khius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani diper­tahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara, dapat dihin­darkan. Adanya hubungan dengan naso-farinx ini, memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga te­linga tengah. Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrana tim­pani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah malleus, berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membrana tim­pani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani. Tulang yang berada di tengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya ber­ Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 15
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan sendi dengan malleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu stapes. Stapes atau tulang sanggurdi, yang dikaitkan pada inkus dengan ujung­nya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membran yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap-jorong. Rang­kaian tulang-tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam. Prosesus Mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di bela­kang telinga; sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya ada­lah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah. Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid, dan dengan demikian menimbulkan mastoiditis (lihat juga Catatan Kli­nik). Rongga Telinga Dalam berada dalam bagian os petrosum tulang tempora­lis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut la­birin tulang, dan dilapisi membran sehingga membentuk labirin mem­branosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung­ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian. Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya ba­gian- bagian yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang tengah (yes- fibula) pada sebuah rumah. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior dan lateral. Saluran la­teral letaknya horisontal, sementara ketiga-tiganya saling membuat sudut tegaklurus satu sama lain. Pada salah satu ujung setiap saluran terdapat penebala,n yang disebut ampula. (Gerakan cairan yang merangsang ujung-­ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah yang menyebabkan kita sa­dar akan kedudukan kita. Bagian telinga dalam ini berfungsi untuk mem­bantu serebelum dalam mengendalikan keseimbangan, serta kesadaran akan kedudukan tubuh kita). Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan disebut Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 16
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan modiulus. Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang mengan­dung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin mem­branosa disebut endolimfe, sementara cairan di luar labirin membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfe. Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini Fenestra vestibuli (yang juga disebut fenestra ovalis, lantaran ben­tuknya yang bulat panjang) ditutup oleh tulang stapes, Fenestra kokhlea (yang juga disebut fenestra rotunda, lantaran bentuknya bundar) ditutup oleh sebuah membrana .Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam. Adanya tingkap-tingkap ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat dialihkan dari rongga te­linga tengah, guna dilangsungkan dalam perilimfe (perilimfe adalah cairan yang praktis tidak dapat dipadatkan). Getaran dalam perilimfe dialihkan menuju endolimfe, dan dengan demikian merangsang ujung-ujung akhir sa­raf pendengaran. Nervus Auditorius (saraf pendengaran) terdiri dari dua bagian: Salah satu daripadanya pengumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler rongga teli­nga dalam, yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-se­rabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, lantas kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan kepada sebuah nukleus khusus yang berada tepat di belakang talamus, lantas dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam kortex otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis. Gb. 34 -- Saraf pendengaran menunjukkan bagian depan dan rumah sipuh(Evelyn P., 2002). Cedera pada saraf kokhlearis akan berakibat ketulian saraf, sementara cedera pada saraf vestibularis akan berakibat vertigo, ataxia dan nistag­mus. Pendengaran. Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal se­bagai gelombang suara, yang kecepatan dan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan volumenya berbeda-beda. Ge­lombang suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diterus­kan menuju inkus dan stapes, melalui malleus yang terkait pada mem­brana itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sen­diri, maka tulang-tulang itu memperbesar getaran, yang kemudian disa­lurkan melalui fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dia­lihkan melalui membran menuju endolimfe dalam saluran kokhlea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ Corti, un­tuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. Perasaan-pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar-bingar atau musikal. Istilah-istilah ini digunakan dalam arti­nya yang seluas-luasnya. Gelombang suara yang tak teratur menghasilkan keributan atau kehingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musikal enak. Suara merambat dengan kece­patan 343 meter per detik dalam udara tenang, pada suhu 15.5°C. Keseimbangan. Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis semisir­kuleris, mengantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls itu di­bangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya peruhahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila se­seorang sekonyong-konyong didorong ke arah satu sisi, maka kepala orang itu cenderung untuk miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi berdiri dipertahankan, dan jatuhnya badan dapat dihindarkan. Peru­bahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang merang­sang impuls, yang segera dijawab badan berupa gerak reeks, guna memin­dahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Catatan Klinik Infeksi pada telinga. Meatus auditorius externa adalah daerah yang dapat terserang furunkulo‑sis, sebuah bisul atau bisul-bisul multipel dalam Iiangnya, yang membawa rasa sakit yang he-bat sekali. Antibiotika dapat diberikan selain pengompresan hangat pada bagian yang sakit itu.Tersumbatnya tuba Eustakhius mungkin merupakan akibat infeksi ataupun karena adanya adenoid. Telinga Tengah. Otitis media, atau Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 18
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan infeksi telinga tengah, dapat terjadi setelah seseorang dise­rang influensa, campak dan sinusitis. Antibiotika diberikan, selain pengompresan hangat pada hagian yang sakit itu. Mastoiditis akut dapat terjadi setelah otitis media. Prosesus mastoideus menjadi lembek, bengkak, yang disertai rasa sakit, sementara suhu badan meninggi dan denyut nadi bertambah cepat. Keadaan seperti itu jarang terjadi, tetapi bila terjadi, dan keadaan tidak membaik kendati telah diberikan pengobatan antibiotika, maka pembedahan pun dapat dijalankan. Otitis suppurativa khronika dan mastoiditis khronik dapat menyusul infeksi akut. Syukurlah penyakit telinga tengah, agak jarang dewasa ini; tetapi karena telinga tengah terle­tak dekat dengan selaput otak, maka meningitis, abses extra-dural, abses otak dan infeksi atau trombosis sinus lateralis dapat timbul sebagai komplikasi. Telinga Dalam. Ada dua kemungkinan gangguan: Labirintitis, yang biasanya disebabkan oleh menjalarnya infeksi dari telinga tengah; dan sering kali simptom-simptom berupa pening, muntah-muntah dan tuli, lama kelamaan menghilang. Penyakit meniere menggejala berupa timhulnya serangan pusing mendadak disertai tuli dan tinitus. Sering kali keadaan dapat ditolong dengan memberikan obat penenang ringan, beserta perhatian terhadap keadaan kehidupan penderita. Keseimbangan kadang-kadang terganggu sementara, setelah adanya operasi tertentu pada te­linga, seperti stapedektomi; dan akibat mabuk perjalanan. Kedua gangguan itu dapat cepat di­semhuhkan dengan salah sebuah antihistamin yang terkandung dalam preparat paten, seperti Dramamine. Keseimbangan dan langkah berjalan mungkin terganggu secara tetap, sebagai akibat cedera yang menyerang kepala. Pengaruh kegaduhan sulit ditentukan. Tidur terganggu. Beberapa ketegangan mental yang di­sebabkan oleh kegaduhan, akan mengakibatkan bertambah cepatnya denyut nadi serta hiper­tensi. Konsentrasi dan efisiensi dapat terganggu, yang dapat mengarah kepada suatu bahaya lain, di mana si penderita tidak dapat mendengar teriakan atau tanda peringatan, sehingga mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan. Kesempurnaan mendengar dapat dirusakkan oleh kegaduhan. Kegaduhan dapat menga­kibatkan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 19
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan hilangnya pendengaran; secara terus-menerus berada di tengah-tengah kegaduhan in­dustri dan lalu lintas, dapat berakibat hilangnya kepekaan mendengar, yang bahkan dapat mengarah kepada ketulian. Tingkat kegaduhan dinyatakan dalam desibel (db) yang membandingkan tingkat tekanan suara, tetapi hukan mencatat kegaduhan itu sendiri. Berikut ini beberapa contoh tingkat suara itu: 60-70 desibel: pembicaraan biasa; 80-90 desibel: lalu lintas ramai; dan 140-150: mendekati bunyi mesin jet. Tingkat maksimum kegaduhan yang dapat ditahan telinga manusia adalah 130 desibel, kendati dianjurkan sebaiknya manusia jangan sampai dihadapkan pada tingkat suara setinggi itu. Berlama-lama menghadapi suatu intensitas 90 sampai 95 dapat merusak pendengaran. Mereka yang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan, seperti di pabrik, dianjurkan un­tuk mengadakan pengontrolan pendengaran secara teratur, di camping diberikan perlengkap­an pelindung telinga. Pelindung telinga dan penyumbat telinga dari plastik, dewasa ini banyak tersedia. Ketulian. Sebab-sebab ketulian terlalu banyak untuk disebutkan di sini. Kendati demikian, hagian terpenting dalam perawatan ketulian adalah mencari sebab-sebabnya serta berusaha sedemikian rupa agar keadaannya jangan sampai menjadi semakin jelek. Seorang yang tuli itu terasing dari pergaulan dengan orang lain, kendati keadaannya juga dapat ditolong dengan bantuan alat pembantu mendengar, atau dengan operasi sekalipun. Ketulian pada anak-anak hendaknya diketahui secepat mungkin. Alat-alat pembantu untuk anak-anak pun sudah banyak tersedia dewasa ini. Seorang anak yang tuli harus sering diajak bicara, atau is harus mengalami keterlamhatan secara mental maupun sosial. INDERA PENGECAP Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk mene­rima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupa­kan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari or­gan indera menuju otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, pencium­an, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 20
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung­akhir- khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu; di mana setiap organ berhubungan. Nampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya, tetapi sesungguh­nya otaklah yang menilai semua perasaan itu. Penjelasan tentang rasa sentuhan telah diuraikan pada catatan mengenai kulit. Pada hekekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksa­nakan gerakan-gerakan- kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit­langit dan gigi. dan akhirnya mendorongnya masuk farinx. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat sa­raf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah ber­sentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permuka­an melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, se­buah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditu­tupi papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis. - Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing dikelilingi Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 21
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan semacam lekukan se­perti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah. - Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur. - Papilae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh per­mukaan lidah. Organ-ujung untuk pengecapan adalah puting-puting penge­cap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata dan­fungiforum. Papilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan puting-puting pengecap. Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam dan asin. Keba­nyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu me­rangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supa­ya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda me­nimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari urat saraf hipoglosus (Saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan umum”, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya, dan “rasa pengecap khusus”. Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah da­lam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf kra­nial kelima, sementara impuls indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf kra­nial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf kranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun impuls perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah. Dengan demikian indera pengecapan lidah dilayani oleh saraf kranial kelima, ketujuh dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf kranial kedua belas. Secara klinik, indera pengecap, Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 22
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan seperti juga indera penciuman (lihat di se­belah), sangat peka dan dapat hilang karena pilek atau gangguan pada mu­lut, lambung dan saluran pencernaan. Seorang dokter, yang dapat juga di­bantu oleh seorang perawat, memeriksanya dengan seksama, apakah in­dera pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan pucat, atau mengecil dan berwarna merah, berbulu, pecah atau retak-retak. Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-ge­jala berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan atau­pun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glositis kronis menghilang, apabila kesehat­an badan membaik dan pemeliharaan higiene mulut yang baik. Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada per­mukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya ter­lihat pada perokok. PENCIUMAN Nervus olfaktorius atau saraf kranial pertama melayani ujung organ pencium. Serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung, yang dikenal sebagai bagian olfaktorik hidung. Gb. 36 — Filamen-filamen serabut saraf Olfaktorius(Evelyn P., 2002) Nervus olfaktorius dilapisi sel-sel yang sangat khusus, yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfak­torius. Bulbus olfaktorius yang pada hakekatnya merupakan bagian dari otak yang terpencil, adalah bagian yang agak berbentuk bulbus (mem­besar) dari saraf olfaktorius yang terletak di atas lempeng kribiformis tu­lang etmoid. Dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus ol­faktorius dengan perantaraan beberapa stasiun penghubung, hingga men­capai daerah penerimaan akhir dalam pusat olfaktori pada lobus tern­poralis otak, di mana perasaan itu ditafsirkan. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup ataupun oleh unsur­unsur halus. Rasa penciuman ini sangat peka, dan kepekaannya mudah hi­ Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 23
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan lang, bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk suatu waktu yang cukup lama. Contoh. Orang-orang yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan pengap, akan segera tidak merasakan bau yang tidak enak, se­mentara di lain pihak bau itu akan segera menyerang hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar, yang masuk ke dalam ruangan itu. Rasa penciuman juga diperlemah, bila selaput lendir hidung sangat ke­ring, sangat basah atau membengkak, seperti halnya seseorang yang dise­rang pilek. Bau-bauan dilukiskan sebagai bau harum dan bau busuk. Rasa penciuman yang hilang sama sekali dapat juga merupakan komplikasi suatu cedera pada kepala. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 24