SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui,semua Negara pasti mempunyai peraturan-peraturan dan
hukum,dan begitu juga dengan Negara Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara
hukum, yang mempunyai peraturan-peraturan hukum, yang sifatnya memaksa seluruh
masyarakat atau rakyat Indonesia harus patuh terhadap peraturan-peraturan atau
kebijakan-kebijakan hukum di Indonesia bahkan juga memaksa orang asing yang
berada di wilayah Indonesia untuk patuh terhadap hukum yang ada di Negara
indonesia.dan Negara pun membentuk badan penegak hukum guna mempermudah
dalam mewujudkan Negara yang adil dan makmur. Tetapi tidak dapat dipungkiri di
Negara kita masih banyak kesalahan dalam menegakan hukum di Negara kita. Dan
masih banyak juga ketidak adilan dalam melaksanakan hukum yang berlaku.tetapi itu
bukanlah salah dalam perumusan hukum,melainkan salah satu keteledoran badan-badan
pelaksa hukum di Indonesia.
Akibat dari keteledoran tersebut banyak sekali pelangaran-pelangaran hukum,dan
pelangar-pelangar hukum yang seharusnya di adili dan dikenakan sanksi yang
seharusnya, malah dibiarkan begitu saja dan hal ini sangat berdampak buruk bagi masa
depan negara ini.
Oleh karena itu kita akan membahas apa bagaimana penegakan hukum di Indonesia
dan bagaimana upaya-upaya penegakan hukum di negara kita ini. untuk memulihkan
atau membentuk negara yang memiliki hukum yang tegas dan sesuai dengan undangundang yang berlaku.

II. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut,
1. Apa pengertian penegakan hukum ?
2. Siapa saja aparat penegak hukum di negeri ini ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum ?
4. Apa saja masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia ?

III. Tujuan
Dari rumusan di atas, ada beberapa tujuan rumusan masalah sebagai berikut,
1
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian penegakan hukum
2. Mahasiswa dapat mengetahui aparat penegak hukum di Indonesia
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum di Indonesia
4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah penegakan hukum yang
terjadi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penegakan Hukum
“Negara Indonesia adalah Negara hukum”, dalam UUD 1945 pasal 1
ayat 3 amandemen ketiga. Dalam penjelasan UUD 1945 mengenai sistem
pemerintahan Negara disebutkan bahwa ”Negara Indonesia berdasarkan
atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat)”. Prinsip dasar yang dianut dalam hukum dasar tersebut
memberikan gambaran hokum menjadi landasan kehidupan masyarakat.
Atau dengan kata lain yang ingin ditegakkan dalam Negara ini adalah
supremasi hokum bukan supremasi kekuasaan.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Dalam menegakkan hukum, ada tiga hal yang harus diperhatikan,
yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Oleh karena itu
Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu
usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum, dan
kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide itulah
yang merupakan hakikat dari penegakan hukum.
Penegakan hukum harus berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,
karena hukum diciptakan semata-mata untuk kepetingan masyarakat.
Sehingga dengan adanya penegakan hukum diharapkan masyarakat dapat
hidup aman, damai, adil, dan sejahtera.Penegakan hukum merupakan
suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan
kemanfaatan sosial menjadi kenyataan.
Jadi penegakan hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan
ide-ide.Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam

3
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Ditinjau dari sudut subyeknya:
1) Dalam arti luas, proses penegakan hukum melibatkan semua
subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normative atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan
hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan
aturan hukum.
2) Dalam arti sempit, penegakan hukum hanya diartikan sebagai
upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
seharusnya.

b. Ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya:
1) Dalam arti luas, penegakan hukum yang mencakup pada nilai-nilai
keadilan yang di dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun
nilai-nilai keadilan yang ada dalam bermasyarakat.
2) Dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut
penegakkan peraturan yang formal dan tertulis.

2. Aparat Penegak Hukum
Hukum dapat tercipta bila masyarakat sadar akan hukum tanpa membuat
kerugian pada orang lain. Penegakkan Hukum di Indonesia tidak terlepas dari
peran para aparat penegak hukum. Menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud aparat penehak hukum oleh
undang-undang ini adalah sebagai berikut:
a. Penyelidik ialah pejabat polisi negara Repulik Indonesia atau pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyelidikkan.
b. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh hukum tetap.
4
c. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang
ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan ketetapan hakim.
d. Hakim yaitu pejabat peradilan Negara yang diberi kewenangan oleh
undang-undang untuk mengadili.
e. Penasehat hukum ialah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan
oleh undang-undang untuk memberikan bantuan hukum.
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak
hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur
penegak hukum yang teribat dalam proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi,
polisi, penasehat hkum, jaksa, hakim dan petugas sipil pemasyarakatan.Dalam
proses bekerjanya aparatur penegak hukum, terdapat tiga elemen penting yang
mempengaruhi, yaitu:
a. Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana
pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya.
b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai
kesejahteraan aparatnya.
c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupun
yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum
materiilnya maupun hukum acaranya.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum sebagai berikut:
a. Faktor hukumnya sendiri
Semakin

baik

suatu

peraturan

hukum

akan

semakin

baik

memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik suatu
peraturan hukum akan semakin sukarlah menegakkannya. Secara umum,
peraturan hukum yang baik adalah peraturan hukum yang berlaku secara
yuridis, sosiologis dan filosofis.
1) Secara Yuridis:
Setiap peraturan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Ini berarti bahwa setiap
peraturan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan
peraturan hukum yang lebih tinggi derajatnya. Misalnya, Undang5
Undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
2) Secara Sosiologis:
Bilamana peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh
masyarakat
diberlakukan

kepada

siapa

menurut

peraturan

hukum

tersebut

“Anerkennungstheorie”,

ditujukan/

“The

recognition

Theory”). Teori ini bertolak belakang dengan “Machttheorie”, Power
Theory”) yang menyatakan, bahwa peraturan hukum mempunyai
kelakuan sosiologis, apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa,
diterima ataupun tidak oleh warga masyarkat.
3) Secara Filosofis:
Apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum
(rechtsidde) sebagai nilai positif yang tertinggi. Dalam negara Indonesia,
cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi adalah masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Faktor Penegak Hukum
Yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum..
Mentalitas penegak hukum merupakan titik sentral daripada proses
penegakan hukum. Hal ini disebabkan, oleh karena pada masyarakat
Indonesia masih terdapat kecenderungan yang kuat, untuk senantiasa
mengidentifikasikan hukum dengan penegaknya. Apabila penegaknya
bermental baik, maka dengan sendirinya hukum yang diterapkannya juga
baik. Kalau saja penegak hukum tidak disukai, maka secara serta merta
hukum yang diterapkan juga dianggap buruk.
Secara

sosiologi

setiap penegak hukum

kedudukan (status) atau peranan (role).

tersebut

mempunyai

Kedudukan sosial merupakan

posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang isinya adalah hak dan
kewajiban.Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan
penilaian pribadi yang memegang peranan karena:
1) Tidak ada perundingan undang-undang yang sedemikian lengkap,
sehingga dapat mengatur perilaku manusia.
2) Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundang-undangan dengan
perkembangan masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian.
6
3) Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan.
4) Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan khusus.

c. Faktor sarana atau Fasilitas
Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang
berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,
keuangan yang cukup dan seterusnya. Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi
maka mustahil penegak hukum akan mencapai tujuannya.Misalnya, untuk
membuktikan apakah suatu tanda tangan palsu atau tidak, kepolisian di
daerah tidak dapat mengetahui secara pasti, karena tidak mempunyai alat
untuk memeriksanya, sehingga terpaksa dikirim ke Jakarta.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa sarana atau fasilitas
sangat menentukan dalam penegak hukum. Tanpa sarana atau fasilitas yang
memadai, penegak hukum tidak akan dapat berjalan lancar, dan penegak
hukum tidak mungkin menjalankan peranan yangg seharusnya.
d. Faktor Masyarakat
Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin
memungkinkan penegakan hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka akan semakin sukar untuk
melaksanakan penegak hukum yang baik.
Kesadaran

hukum

merupakan

suatu

pandangan,

pengetahuan,

penghayatan dan ketaatan masyarakat akan adanya hukum.Pandangan itu
berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agama, ekonomi,
politik, dan sebagainya. Pandangan itu selalu berubah, oleh karena itu
hukum pun selalu berubah. Maka diperlukan upaya dari kesadaran hukum,
yakni:
1) Pengetahuan hukum
2) Pemahaman hukum
3) Sikap terhadap norma-norma
4) Perilaku hukum.
e. Faktor Kebudayaan

7
Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari
hukum yang berlaku, nilai-nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi
yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa
yang dianggap buruk (sehinga dihindari). Maka, kebudayaan Indonesia
merupakan dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku. Disamping itu
berlaku pula hukum tertulis (perundang-undangan), yang dibentuk oleh
golongan tertentu dalam masyarakat yang mempunyai kekuasaan dan
wewenang untuk itu. Hukum perundang-undangan tersebut harus dapat
mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat, agar hukum
perundang-undangan tersebut dapat berlaku secara aktif.
Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa azas
yang tujuannya adalah agar undang-undang tersebut mempunyai dampak
yang positif. Azas-azas tersebut antara lain:
1) Undang-undang tidak berlaku surut,
2) Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,
3) Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi,
4) Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang
yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama,
5) Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undangundang yang berlaku terdahulu.
4. Masalah-Masalah Penegakan Hukum yang Terjadi di Indonesia
Penegakkan hukum di Indonesia sudah lama menjadi persoalan serius bagi
masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak, karena persoalan keadilan telah
lama diabaikan bahkan di fakultas-fakultas hukum hanya diajarkan bagaimana
memandang dan menafsirkan peraturan perundang-undangan. Persoalan
keadilan atau yang menyentuh rasa keadilan masyarakat diabaikan dalam
sistem pendidikan hukum di Indonesia.
Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang serius dalam kontek penegakkan
hukum. Para hakim yang notabene merupakan produk dari sekolah-sekolah
hukum yang bertebaran di Indonesia tidak lagi mampu menangkap inti dari
semua permasalahan hukum dan hanya melihat dari sisi formalitas hukum.
Sehingga tujuan hukum yang sesungguhnya malah tidak tercapai.

8
Sebagai contoh, seluruh mahasiswa hukum atau ahli-ahli hukum
mempunyai pengetahuan dengan baik bahwa kebenaran materil, kebenaran
yang dicapai berdasarkan kesaksian-kesaksian, adalah hal yang ingin dicapai
dalam sistem peradilan pidana. Namun, kebanyakan dari mereka gagal
memahami bahwa tujuan diperolehnya kebenaran materil sesungguhnya hanya
dapat dicapai apabila seluruh proses pidana berjalan dengan di atas rel hukum.
Namun pada kenyataannya proses ini sering diabaikan oleh para hakim ketika
mulai mengadili suatu perkara. Penangkapan yang tidak sah, penahanan yang
sewenang-wenang, dan proses penyitaan yang dilakukan secara melawan
hukum telah menjadi urat nadi dari sistem peradilan pidana. Hal ini terutama
dialami oleh kelompok masyarakat miskin. Itulah kenapa, meski dijamin dalam
UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, prinsip persamaan di
muka hukum gagal dalam pelaksanaannya.
Kebenaran formil, kebenaran yang berdasarkan bukti-bukti surat, adalah
kebenaran yang ingin dicapai dalam proses persidangan perdata. Namun, tujuan
ini tentunya tidak hanya melihat keabsahan dari suatu perjanjian, tetapi juga
harus dilihat bagaimana keabsahan tersebut dicapai dengan kata lain proses
pembuatan perjanjian justru menjadi titik penting dalam merumuskan apa yang
dimaksud dengan kebenaran formil tersebut. Namun, pengadilan ternyata
hanya melihat apakah dari sisi hukum surat-surat tersebut mempunyai kekuatan
berlaku yang sempurna dan tidak melihat bagaimana proses tersebut terjadi.
Persoalan diatas makin kompleks, ketika aparat penegak hukum (hakim,
jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai
tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. Suatu tindakan yang
terkadang dilatarbelakangi salah satunya oleh alasan rendahnya kesejahteraan
dari para aparat penegak hukum tersebut (kecuali mungin advokat). Namun
memberikan gaji yang tinggi juga tidak menjadi jaminan bahwa aparat penegak
hukum tersebut tidak lagi melakukakn tindakan tercela dan melawan hukum,
karena praktek-praktek melawan hukum telah menjadi bagian hidup setidak
merupakan pemandangan yang umum dilihat sejak mereka duduk di bangku
mahasiswa sebuah fakultas hukum.
Persoalannya adalah bagaimana mengatasi ini semua, tentunya harus
dimulai dari pembenahan sistem pendidikan hukum di Indonesia yang harus
9
juga diikuti dengan penguatan kode etik profesi dan organisasi profesi bagi
kelompok advokat, pengaturan dan penguatan kode perilaku bagi hakim, jaksa,
dan polisi serta adanya sanksi yang tegas terhadap setiap terjadinya tindakan
tercela, adanya transparansi informasi hukum melalui putusan-putusan
pengadilan yang dapat diakses oleh masyarakat, dan adanya kesejahteraan dan
kondisi kerja yang baik bagi aparat penegak hukum.
Berbicara masalah reformasi hukum, tentu tidak terlepas dari peran
berbagai pihak termasuk aparatur dan institusi yang bergerak di bidang hukum.
Peran yang jelas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan keterlibatan
pihak lain terutama aparatur pemerintah yang bergerak diluar bidang hukum
dan masyarakat secara umum. Peran ini tentu saja tidak hanya terletak pada
bagaimana sistem hukum yang ada bisa dibenahi, tapi juga bagaimana sistem
hukum yang diformulasikan dalam bentuk aturan-aturan hukum baik materiil
maupun formal itu ditegakkan secara konsekuen. Dalam situasi dimana institusi
formal yang bertanggung jawab melakukan reformasi di bidang hukum belum
memberikan perubahan yang berarti, kehadiran state auxiliary agencies seperti
KPK, Komnas HAM, KON dan KHN tentu diharapkan mampu memainkan
peran yang signifikan dalam upaya pembaharuan hukum.
Sistem hukum yang baik harus dimulai dari moral penegak hukum yang
baik. Ada adagium yang melekat dalam proses hukum kita, yaitu kalau
berurusan dengan hukum, ketika kehilangan kambing maka akan kehilangan
sapi. Karena baik polisi, jaksa, hakim, maupun pengacara terlibat dalam suatu
mafia peradilan. Mereka melakukan proses jual beli, berdagang hukum diantara
pelaku hukum tersebut. Itulah tantangan besar bagi masyarakat untuk
memperjuangkan hukum yang bersih, independen, dan bebas dari kepentingan
politik ataupun kepentingan lainnya. Itu agenda yang teramat penting dan
seharusnya dipelopori oleh institusi penegak hukum.
Penegakan hukum dalam mewujudkan keadilan harus selaras dengan
mentalitas yang bermoral bagi aparat penegak hukum. Hukum sebagai
panglima mewujudkan keadilan menjadi barometer dalam kemajuan bidang
lainnya. Sehingga kemajuan sektor lainnya dapat berjalan dalam koridor
hukum yang baik. Penegakan hukum dalam masyarakat yang pluralis harus
memperkuat tatanan kehidupan sesuai Pancasila, UUD 1945, semangat
10
bhinneka tunggal ika, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
memperkuat

keutuhan

NKRI.

Proses ini harus dikontrol oleh rakyat secara aktif dalam bentuk partisipasi
politik mereka. Martabat manusia tidak boleh dilanggar oleh siapapun termasuk
oleh negara, kepastian ini harus diatur dalam perundang-undangan yang
pembuatannya melibatkan partisipasi rakyat. Kemerdekaan pengadilan dan
hakim dari intervensi siapa pun atau apapun merupakan syarat mutlak suatu
negara yang berdasarkan hukum. Dan partisipasi rakyat dalam pembuatan
perundangan-undangan yang akan dijalankan oleh pengadilan adalah mutlak
sebagai pengejawantahan dari hak menentukan nasib sendiri.
Beberapa contoh masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia
antara lain :
a. Kasus century yang menyebabkan banyaknya terseret nama-nama petinggi
Negara yang sampai saat ini belum jelas penyelesaiannya.
b. Proyek hambalang dimana kasus ini adalah dugaan tindak pidana korupsi
yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris
PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi
Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain
sebagainya yang sampai sekarang masih belum terselesaikan.
c. Kasus gayus tambunan yang melakukan tindak pidana korupsi, pencucian
uang dan penggelapan uang saat ini sudah menghilang kasusnya dan tanpa
kabar.
d. Kasus Akil Mochtar yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap
dalam sengketa Pilkada di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah
dan Lebak, Banten sampai saat ini masih belum terselesaikan.
Selain kasus-kasus di atas, masih banyak lagi kasus-kasus yang terjadi di negeri
ini sebagai bukti bahwa penegakan hukum yang terjadi di negeri ini masih
bermasalah dan carut-marut tidak ada habisnya. Baik di kota-kota besar
maupun di wilayah lain di Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
2. Aparat penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi
penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum antara lain:
hukumnya sendiri/substansi, Penegak Hukum, Sarana atau Fasilitas,
Masyarakat, Kebudayaan/Culture.
4. Masalah penegakan hukum yang terjadi di negeri ini semakin carutmarut, untuk mewujudkan penegakan hukum yang sesungguhnya
dibutuhkan kesadaran dan perbaikan mutu dari semua pihak yang
terlibat di dalamnya.
B. Saran
Kami menyadari makalah ini masih mempunyai kekurangan dan demi
penyempurnaan makalah ini.maka kami membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat positif/membangun dari pembaca.dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.

12

More Related Content

What's hot (17)

Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumMakalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
 
Isi makalah santi
Isi makalah santiIsi makalah santi
Isi makalah santi
 
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakimRuu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakim
 
Urgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilanUrgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilan
 
Penegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaPenegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesia
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
 
Konstitusi rule of law
Konstitusi rule of lawKonstitusi rule of law
Konstitusi rule of law
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Studi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negaraStudi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negara
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 

Similar to PENGERTIAN PENEGAKAN HUKUM

PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdf
PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdfPPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdf
PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdfDinanofrianiFitri
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesiafeggyernes
 
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdfSistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdfsuciwulan166
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesianoidmedia virtual
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumIr. Soekarno
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamrayhanf
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfRendySahputra1
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...lenianggr
 

Similar to PENGERTIAN PENEGAKAN HUKUM (20)

K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
TUGAS IMUR.pptx
TUGAS IMUR.pptxTUGAS IMUR.pptx
TUGAS IMUR.pptx
 
Penegakkan Hukum
Penegakkan HukumPenegakkan Hukum
Penegakkan Hukum
 
SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdf
PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdfPPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdf
PPT DINA NOFRIANI FITRI 2314080004 kewarganegaraan.pdf
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdfSistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesia
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan ham
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
 

More from atuulll

Makalah pengetahuan bahan industri pangan
Makalah pengetahuan bahan industri panganMakalah pengetahuan bahan industri pangan
Makalah pengetahuan bahan industri panganatuulll
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometriatuulll
 
Makalah Perangkat komputer
Makalah Perangkat komputer Makalah Perangkat komputer
Makalah Perangkat komputer atuulll
 
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan JaringanMakalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan Jaringanatuulll
 
Sistem Politik Islam dan Demokrasii
Sistem Politik Islam dan DemokrasiiSistem Politik Islam dan Demokrasii
Sistem Politik Islam dan Demokrasiiatuulll
 
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep Islam
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep IslamIlmu dan teknologi pangan dalam konsep Islam
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep Islamatuulll
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLatuulll
 
Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi atuulll
 

More from atuulll (8)

Makalah pengetahuan bahan industri pangan
Makalah pengetahuan bahan industri panganMakalah pengetahuan bahan industri pangan
Makalah pengetahuan bahan industri pangan
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometri
 
Makalah Perangkat komputer
Makalah Perangkat komputer Makalah Perangkat komputer
Makalah Perangkat komputer
 
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan JaringanMakalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
 
Sistem Politik Islam dan Demokrasii
Sistem Politik Islam dan DemokrasiiSistem Politik Islam dan Demokrasii
Sistem Politik Islam dan Demokrasii
 
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep Islam
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep IslamIlmu dan teknologi pangan dalam konsep Islam
Ilmu dan teknologi pangan dalam konsep Islam
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi Sistem politik islam dan demokrasi
Sistem politik islam dan demokrasi
 

PENGERTIAN PENEGAKAN HUKUM

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui,semua Negara pasti mempunyai peraturan-peraturan dan hukum,dan begitu juga dengan Negara Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara hukum, yang mempunyai peraturan-peraturan hukum, yang sifatnya memaksa seluruh masyarakat atau rakyat Indonesia harus patuh terhadap peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan hukum di Indonesia bahkan juga memaksa orang asing yang berada di wilayah Indonesia untuk patuh terhadap hukum yang ada di Negara indonesia.dan Negara pun membentuk badan penegak hukum guna mempermudah dalam mewujudkan Negara yang adil dan makmur. Tetapi tidak dapat dipungkiri di Negara kita masih banyak kesalahan dalam menegakan hukum di Negara kita. Dan masih banyak juga ketidak adilan dalam melaksanakan hukum yang berlaku.tetapi itu bukanlah salah dalam perumusan hukum,melainkan salah satu keteledoran badan-badan pelaksa hukum di Indonesia. Akibat dari keteledoran tersebut banyak sekali pelangaran-pelangaran hukum,dan pelangar-pelangar hukum yang seharusnya di adili dan dikenakan sanksi yang seharusnya, malah dibiarkan begitu saja dan hal ini sangat berdampak buruk bagi masa depan negara ini. Oleh karena itu kita akan membahas apa bagaimana penegakan hukum di Indonesia dan bagaimana upaya-upaya penegakan hukum di negara kita ini. untuk memulihkan atau membentuk negara yang memiliki hukum yang tegas dan sesuai dengan undangundang yang berlaku. II. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut, 1. Apa pengertian penegakan hukum ? 2. Siapa saja aparat penegak hukum di negeri ini ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum ? 4. Apa saja masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia ? III. Tujuan Dari rumusan di atas, ada beberapa tujuan rumusan masalah sebagai berikut, 1
  • 2. 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian penegakan hukum 2. Mahasiswa dapat mengetahui aparat penegak hukum di Indonesia 3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia 4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Penegakan Hukum “Negara Indonesia adalah Negara hukum”, dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3 amandemen ketiga. Dalam penjelasan UUD 1945 mengenai sistem pemerintahan Negara disebutkan bahwa ”Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”. Prinsip dasar yang dianut dalam hukum dasar tersebut memberikan gambaran hokum menjadi landasan kehidupan masyarakat. Atau dengan kata lain yang ingin ditegakkan dalam Negara ini adalah supremasi hokum bukan supremasi kekuasaan. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam menegakkan hukum, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Oleh karena itu Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide itulah yang merupakan hakikat dari penegakan hukum. Penegakan hukum harus berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, karena hukum diciptakan semata-mata untuk kepetingan masyarakat. Sehingga dengan adanya penegakan hukum diharapkan masyarakat dapat hidup aman, damai, adil, dan sejahtera.Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Jadi penegakan hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan ide-ide.Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam 3
  • 4. kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Ditinjau dari sudut subyeknya: 1) Dalam arti luas, proses penegakan hukum melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normative atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. 2) Dalam arti sempit, penegakan hukum hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. b. Ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya: 1) Dalam arti luas, penegakan hukum yang mencakup pada nilai-nilai keadilan yang di dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang ada dalam bermasyarakat. 2) Dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakkan peraturan yang formal dan tertulis. 2. Aparat Penegak Hukum Hukum dapat tercipta bila masyarakat sadar akan hukum tanpa membuat kerugian pada orang lain. Penegakkan Hukum di Indonesia tidak terlepas dari peran para aparat penegak hukum. Menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud aparat penehak hukum oleh undang-undang ini adalah sebagai berikut: a. Penyelidik ialah pejabat polisi negara Repulik Indonesia atau pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikkan. b. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh hukum tetap. 4
  • 5. c. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan ketetapan hakim. d. Hakim yaitu pejabat peradilan Negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk mengadili. e. Penasehat hukum ialah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang untuk memberikan bantuan hukum. Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang teribat dalam proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hkum, jaksa, hakim dan petugas sipil pemasyarakatan.Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum, terdapat tiga elemen penting yang mempengaruhi, yaitu: a. Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya. b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya. c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materiilnya maupun hukum acaranya. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum sebagai berikut: a. Faktor hukumnya sendiri Semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin baik memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik suatu peraturan hukum akan semakin sukarlah menegakkannya. Secara umum, peraturan hukum yang baik adalah peraturan hukum yang berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis. 1) Secara Yuridis: Setiap peraturan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Ini berarti bahwa setiap peraturan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi derajatnya. Misalnya, Undang5
  • 6. Undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 2) Secara Sosiologis: Bilamana peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat diberlakukan kepada siapa menurut peraturan hukum tersebut “Anerkennungstheorie”, ditujukan/ “The recognition Theory”). Teori ini bertolak belakang dengan “Machttheorie”, Power Theory”) yang menyatakan, bahwa peraturan hukum mempunyai kelakuan sosiologis, apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, diterima ataupun tidak oleh warga masyarkat. 3) Secara Filosofis: Apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum (rechtsidde) sebagai nilai positif yang tertinggi. Dalam negara Indonesia, cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi adalah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Faktor Penegak Hukum Yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.. Mentalitas penegak hukum merupakan titik sentral daripada proses penegakan hukum. Hal ini disebabkan, oleh karena pada masyarakat Indonesia masih terdapat kecenderungan yang kuat, untuk senantiasa mengidentifikasikan hukum dengan penegaknya. Apabila penegaknya bermental baik, maka dengan sendirinya hukum yang diterapkannya juga baik. Kalau saja penegak hukum tidak disukai, maka secara serta merta hukum yang diterapkan juga dianggap buruk. Secara sosiologi setiap penegak hukum kedudukan (status) atau peranan (role). tersebut mempunyai Kedudukan sosial merupakan posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang isinya adalah hak dan kewajiban.Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan penilaian pribadi yang memegang peranan karena: 1) Tidak ada perundingan undang-undang yang sedemikian lengkap, sehingga dapat mengatur perilaku manusia. 2) Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundang-undangan dengan perkembangan masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian. 6
  • 7. 3) Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan. 4) Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan khusus. c. Faktor sarana atau Fasilitas Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan seterusnya. Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegak hukum akan mencapai tujuannya.Misalnya, untuk membuktikan apakah suatu tanda tangan palsu atau tidak, kepolisian di daerah tidak dapat mengetahui secara pasti, karena tidak mempunyai alat untuk memeriksanya, sehingga terpaksa dikirim ke Jakarta. Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa sarana atau fasilitas sangat menentukan dalam penegak hukum. Tanpa sarana atau fasilitas yang memadai, penegak hukum tidak akan dapat berjalan lancar, dan penegak hukum tidak mungkin menjalankan peranan yangg seharusnya. d. Faktor Masyarakat Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka akan semakin sukar untuk melaksanakan penegak hukum yang baik. Kesadaran hukum merupakan suatu pandangan, pengetahuan, penghayatan dan ketaatan masyarakat akan adanya hukum.Pandangan itu berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agama, ekonomi, politik, dan sebagainya. Pandangan itu selalu berubah, oleh karena itu hukum pun selalu berubah. Maka diperlukan upaya dari kesadaran hukum, yakni: 1) Pengetahuan hukum 2) Pemahaman hukum 3) Sikap terhadap norma-norma 4) Perilaku hukum. e. Faktor Kebudayaan 7
  • 8. Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa yang dianggap buruk (sehinga dihindari). Maka, kebudayaan Indonesia merupakan dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku. Disamping itu berlaku pula hukum tertulis (perundang-undangan), yang dibentuk oleh golongan tertentu dalam masyarakat yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk itu. Hukum perundang-undangan tersebut harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat, agar hukum perundang-undangan tersebut dapat berlaku secara aktif. Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa azas yang tujuannya adalah agar undang-undang tersebut mempunyai dampak yang positif. Azas-azas tersebut antara lain: 1) Undang-undang tidak berlaku surut, 2) Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, 3) Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, 4) Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama, 5) Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undangundang yang berlaku terdahulu. 4. Masalah-Masalah Penegakan Hukum yang Terjadi di Indonesia Penegakkan hukum di Indonesia sudah lama menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak, karena persoalan keadilan telah lama diabaikan bahkan di fakultas-fakultas hukum hanya diajarkan bagaimana memandang dan menafsirkan peraturan perundang-undangan. Persoalan keadilan atau yang menyentuh rasa keadilan masyarakat diabaikan dalam sistem pendidikan hukum di Indonesia. Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang serius dalam kontek penegakkan hukum. Para hakim yang notabene merupakan produk dari sekolah-sekolah hukum yang bertebaran di Indonesia tidak lagi mampu menangkap inti dari semua permasalahan hukum dan hanya melihat dari sisi formalitas hukum. Sehingga tujuan hukum yang sesungguhnya malah tidak tercapai. 8
  • 9. Sebagai contoh, seluruh mahasiswa hukum atau ahli-ahli hukum mempunyai pengetahuan dengan baik bahwa kebenaran materil, kebenaran yang dicapai berdasarkan kesaksian-kesaksian, adalah hal yang ingin dicapai dalam sistem peradilan pidana. Namun, kebanyakan dari mereka gagal memahami bahwa tujuan diperolehnya kebenaran materil sesungguhnya hanya dapat dicapai apabila seluruh proses pidana berjalan dengan di atas rel hukum. Namun pada kenyataannya proses ini sering diabaikan oleh para hakim ketika mulai mengadili suatu perkara. Penangkapan yang tidak sah, penahanan yang sewenang-wenang, dan proses penyitaan yang dilakukan secara melawan hukum telah menjadi urat nadi dari sistem peradilan pidana. Hal ini terutama dialami oleh kelompok masyarakat miskin. Itulah kenapa, meski dijamin dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, prinsip persamaan di muka hukum gagal dalam pelaksanaannya. Kebenaran formil, kebenaran yang berdasarkan bukti-bukti surat, adalah kebenaran yang ingin dicapai dalam proses persidangan perdata. Namun, tujuan ini tentunya tidak hanya melihat keabsahan dari suatu perjanjian, tetapi juga harus dilihat bagaimana keabsahan tersebut dicapai dengan kata lain proses pembuatan perjanjian justru menjadi titik penting dalam merumuskan apa yang dimaksud dengan kebenaran formil tersebut. Namun, pengadilan ternyata hanya melihat apakah dari sisi hukum surat-surat tersebut mempunyai kekuatan berlaku yang sempurna dan tidak melihat bagaimana proses tersebut terjadi. Persoalan diatas makin kompleks, ketika aparat penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. Suatu tindakan yang terkadang dilatarbelakangi salah satunya oleh alasan rendahnya kesejahteraan dari para aparat penegak hukum tersebut (kecuali mungin advokat). Namun memberikan gaji yang tinggi juga tidak menjadi jaminan bahwa aparat penegak hukum tersebut tidak lagi melakukakn tindakan tercela dan melawan hukum, karena praktek-praktek melawan hukum telah menjadi bagian hidup setidak merupakan pemandangan yang umum dilihat sejak mereka duduk di bangku mahasiswa sebuah fakultas hukum. Persoalannya adalah bagaimana mengatasi ini semua, tentunya harus dimulai dari pembenahan sistem pendidikan hukum di Indonesia yang harus 9
  • 10. juga diikuti dengan penguatan kode etik profesi dan organisasi profesi bagi kelompok advokat, pengaturan dan penguatan kode perilaku bagi hakim, jaksa, dan polisi serta adanya sanksi yang tegas terhadap setiap terjadinya tindakan tercela, adanya transparansi informasi hukum melalui putusan-putusan pengadilan yang dapat diakses oleh masyarakat, dan adanya kesejahteraan dan kondisi kerja yang baik bagi aparat penegak hukum. Berbicara masalah reformasi hukum, tentu tidak terlepas dari peran berbagai pihak termasuk aparatur dan institusi yang bergerak di bidang hukum. Peran yang jelas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan keterlibatan pihak lain terutama aparatur pemerintah yang bergerak diluar bidang hukum dan masyarakat secara umum. Peran ini tentu saja tidak hanya terletak pada bagaimana sistem hukum yang ada bisa dibenahi, tapi juga bagaimana sistem hukum yang diformulasikan dalam bentuk aturan-aturan hukum baik materiil maupun formal itu ditegakkan secara konsekuen. Dalam situasi dimana institusi formal yang bertanggung jawab melakukan reformasi di bidang hukum belum memberikan perubahan yang berarti, kehadiran state auxiliary agencies seperti KPK, Komnas HAM, KON dan KHN tentu diharapkan mampu memainkan peran yang signifikan dalam upaya pembaharuan hukum. Sistem hukum yang baik harus dimulai dari moral penegak hukum yang baik. Ada adagium yang melekat dalam proses hukum kita, yaitu kalau berurusan dengan hukum, ketika kehilangan kambing maka akan kehilangan sapi. Karena baik polisi, jaksa, hakim, maupun pengacara terlibat dalam suatu mafia peradilan. Mereka melakukan proses jual beli, berdagang hukum diantara pelaku hukum tersebut. Itulah tantangan besar bagi masyarakat untuk memperjuangkan hukum yang bersih, independen, dan bebas dari kepentingan politik ataupun kepentingan lainnya. Itu agenda yang teramat penting dan seharusnya dipelopori oleh institusi penegak hukum. Penegakan hukum dalam mewujudkan keadilan harus selaras dengan mentalitas yang bermoral bagi aparat penegak hukum. Hukum sebagai panglima mewujudkan keadilan menjadi barometer dalam kemajuan bidang lainnya. Sehingga kemajuan sektor lainnya dapat berjalan dalam koridor hukum yang baik. Penegakan hukum dalam masyarakat yang pluralis harus memperkuat tatanan kehidupan sesuai Pancasila, UUD 1945, semangat 10
  • 11. bhinneka tunggal ika, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam memperkuat keutuhan NKRI. Proses ini harus dikontrol oleh rakyat secara aktif dalam bentuk partisipasi politik mereka. Martabat manusia tidak boleh dilanggar oleh siapapun termasuk oleh negara, kepastian ini harus diatur dalam perundang-undangan yang pembuatannya melibatkan partisipasi rakyat. Kemerdekaan pengadilan dan hakim dari intervensi siapa pun atau apapun merupakan syarat mutlak suatu negara yang berdasarkan hukum. Dan partisipasi rakyat dalam pembuatan perundangan-undangan yang akan dijalankan oleh pengadilan adalah mutlak sebagai pengejawantahan dari hak menentukan nasib sendiri. Beberapa contoh masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia antara lain : a. Kasus century yang menyebabkan banyaknya terseret nama-nama petinggi Negara yang sampai saat ini belum jelas penyelesaiannya. b. Proyek hambalang dimana kasus ini adalah dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya yang sampai sekarang masih belum terselesaikan. c. Kasus gayus tambunan yang melakukan tindak pidana korupsi, pencucian uang dan penggelapan uang saat ini sudah menghilang kasusnya dan tanpa kabar. d. Kasus Akil Mochtar yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dalam sengketa Pilkada di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Lebak, Banten sampai saat ini masih belum terselesaikan. Selain kasus-kasus di atas, masih banyak lagi kasus-kasus yang terjadi di negeri ini sebagai bukti bahwa penegakan hukum yang terjadi di negeri ini masih bermasalah dan carut-marut tidak ada habisnya. Baik di kota-kota besar maupun di wilayah lain di Indonesia. 11
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 2. Aparat penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum antara lain: hukumnya sendiri/substansi, Penegak Hukum, Sarana atau Fasilitas, Masyarakat, Kebudayaan/Culture. 4. Masalah penegakan hukum yang terjadi di negeri ini semakin carutmarut, untuk mewujudkan penegakan hukum yang sesungguhnya dibutuhkan kesadaran dan perbaikan mutu dari semua pihak yang terlibat di dalamnya. B. Saran Kami menyadari makalah ini masih mempunyai kekurangan dan demi penyempurnaan makalah ini.maka kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat positif/membangun dari pembaca.dan semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca. 12