Dokumen ini mencatat kasus seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang dirawat karena sindrom syok dengue. Pasien mengalami demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta trombosit rendah. Ia didiagnosis dengan dengue hemoragik grade IV karena prolongasi syok. Pasien diberi terapi cairan intravena, transfusi darah, dan antibiotik. Setelah beberapa hari, gejala dan hasil laboratoriumnya membaik.
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
Kontribusi Sub SMF/Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam untuk IDC (Infectious Diseases Community) Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus medis seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun dengan keluhan demam berkepanjangan dan gejala sistemik lainnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita systemic lupus erythematosus (SLE).
Pasien wanita berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit karena gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang, gastritis, dan dispepsia yang ditandai dengan nyeri perut, banyaknya BAB cair, mual dan muntah. Diagnosis didukung oleh pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pasien dirawat selama 14 hari dan kondisinya membaik dengan penatalaksanaan infus cairan dan antibiotik.
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
Pasien wanita berusia 43 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang sudah berlangsung selama 3 jam. Pasien didiagnosis mengalami gagal jantung kongestif berdasarkan riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 6 bulan dan riwayat sering mengalami sesak nafas. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif seperti nadi cepat, pernapasan cepat, dan bunyi jantung gallop.
Presentasi Kasus Kecil : CKD Stage V, Hipertensi Stage 2, DM tipe 2, CHF NYHA 2
SMF Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
Kontribusi Sub SMF/Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam untuk IDC (Infectious Diseases Community) Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus medis seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun dengan keluhan demam berkepanjangan dan gejala sistemik lainnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita systemic lupus erythematosus (SLE).
Pasien wanita berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit karena gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang, gastritis, dan dispepsia yang ditandai dengan nyeri perut, banyaknya BAB cair, mual dan muntah. Diagnosis didukung oleh pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pasien dirawat selama 14 hari dan kondisinya membaik dengan penatalaksanaan infus cairan dan antibiotik.
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
Pasien wanita berusia 43 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang sudah berlangsung selama 3 jam. Pasien didiagnosis mengalami gagal jantung kongestif berdasarkan riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 6 bulan dan riwayat sering mengalami sesak nafas. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif seperti nadi cepat, pernapasan cepat, dan bunyi jantung gallop.
Presentasi Kasus Kecil : CKD Stage V, Hipertensi Stage 2, DM tipe 2, CHF NYHA 2
SMF Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Dokumen tersebut berisi identitas dan riwayat kesehatan pasien bernama An CPA berusia 3 tahun 7 bulan. Terdapat informasi mengenai keluarga, riwayat kehamilan, perkembangan, imunisasi, dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium. Didiagnosis dengan bronkopneumonia dan anemia.
Pasien berusia 43 tahun dirujuk dari RS Marthen Indey ke RSPAD Gatot Soebroto karena diduga menderita malaria berat disertai gagal ginjal akut dan hemoglobinuria setelah sebelumnya mengalami demam tinggi selama 4 hari."
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Pasien perempuan berusia 9 tahun mengalami bengkak di sekitar mata dan wajah selama 6 hari. Pemeriksaan menunjukkan edema, hipoalbuminemia, dan proteinuria yang mengindikasikan diagnosis sindrom nefrotik. Terapi steroid diberikan dan gejala mulai membaik.
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
Laporan kasus ini membahas kasus seorang wanita usia 31 tahun dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF) tingkat I yang dirawat selama 3 hari. Pasien mengeluh demam, nyeri sendi, nyeri kepala, dan muntah sejak 3 hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di daerah epigastrik dan hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, serta tes Dengue NS1 Ag positif. Diagnosis yang
Pasien laki-laki berusia 8 bulan datang dengan keluhan diare selama 12 hari. Pemeriksaan menemukan status gizi kurang, tanda-tanda dehidrasi ringan, dan bakteri pada feses. Diagnosis kerja adalah diare akut virus dengan dehidrasi ringan sedang.
[Ringkasan]
Laki-laki 40 tahun dengan keluhan muntah-muntah, nyeri ulu hati, dan ikterus sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan demam sejak 3 minggu. Riwayat diabetes melitus selama 4 tahun dengan hiperurisemia dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan sklera ikterik dan nyeri epigastrium. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis, hiperurisemia, dan dis
Pasien wanita usia 32 tahun dirawat karena nyeri ulu hati, mual, demam, dan mencret selama sehari. Pemeriksaan menunjukkan suhu tubuh 37,6 derajat, nadi 84 kali/menit, dan nyeri di epigastrium. Laboratorium menunjukkan kadar leukosit 13,13 ribu/ul, SGOT 132 U/L, SGPT 60 U/L. Diagnosa pasien adalah demam, dispepsia, dan sakit kepala.
Dokumen tersebut berisi tentang ringkasan laporan kasus seorang anak perempuan berusia 2 tahun dengan keluhan sesak nafas dan demam yang dirawat di rumah sakit. Pemeriksaan menemukan adanya bronkopneumonia berat dan anemia berat yang diduga disebabkan oleh thalassemia.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien wanita berusia 65 tahun dengan diagnosis gangren kaki kiri akibat diabetes melitus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka yang tidak sembuh di kaki kiri pasien beserta gejala hiperglikemia. Pasien kemudian menjalani amputasi dan perawatan pasca operasi. Dokumen ini juga membahas tentang definisi, patogenesis, dan faktor-faktor risiko terjadinya komplikasi kaki pada pasien diabetes.
Dokumen tersebut berisi identitas dan riwayat kesehatan pasien bernama An CPA berusia 3 tahun 7 bulan. Terdapat informasi mengenai keluarga, riwayat kehamilan, perkembangan, imunisasi, dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium. Didiagnosis dengan bronkopneumonia dan anemia.
Pasien berusia 43 tahun dirujuk dari RS Marthen Indey ke RSPAD Gatot Soebroto karena diduga menderita malaria berat disertai gagal ginjal akut dan hemoglobinuria setelah sebelumnya mengalami demam tinggi selama 4 hari."
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Pasien perempuan berusia 9 tahun mengalami bengkak di sekitar mata dan wajah selama 6 hari. Pemeriksaan menunjukkan edema, hipoalbuminemia, dan proteinuria yang mengindikasikan diagnosis sindrom nefrotik. Terapi steroid diberikan dan gejala mulai membaik.
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
Laporan kasus ini membahas kasus seorang wanita usia 31 tahun dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF) tingkat I yang dirawat selama 3 hari. Pasien mengeluh demam, nyeri sendi, nyeri kepala, dan muntah sejak 3 hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di daerah epigastrik dan hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, serta tes Dengue NS1 Ag positif. Diagnosis yang
Pasien laki-laki berusia 8 bulan datang dengan keluhan diare selama 12 hari. Pemeriksaan menemukan status gizi kurang, tanda-tanda dehidrasi ringan, dan bakteri pada feses. Diagnosis kerja adalah diare akut virus dengan dehidrasi ringan sedang.
[Ringkasan]
Laki-laki 40 tahun dengan keluhan muntah-muntah, nyeri ulu hati, dan ikterus sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan demam sejak 3 minggu. Riwayat diabetes melitus selama 4 tahun dengan hiperurisemia dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan sklera ikterik dan nyeri epigastrium. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis, hiperurisemia, dan dis
Pasien wanita usia 32 tahun dirawat karena nyeri ulu hati, mual, demam, dan mencret selama sehari. Pemeriksaan menunjukkan suhu tubuh 37,6 derajat, nadi 84 kali/menit, dan nyeri di epigastrium. Laboratorium menunjukkan kadar leukosit 13,13 ribu/ul, SGOT 132 U/L, SGPT 60 U/L. Diagnosa pasien adalah demam, dispepsia, dan sakit kepala.
Dokumen tersebut berisi tentang ringkasan laporan kasus seorang anak perempuan berusia 2 tahun dengan keluhan sesak nafas dan demam yang dirawat di rumah sakit. Pemeriksaan menemukan adanya bronkopneumonia berat dan anemia berat yang diduga disebabkan oleh thalassemia.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien wanita berusia 65 tahun dengan diagnosis gangren kaki kiri akibat diabetes melitus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka yang tidak sembuh di kaki kiri pasien beserta gejala hiperglikemia. Pasien kemudian menjalani amputasi dan perawatan pasca operasi. Dokumen ini juga membahas tentang definisi, patogenesis, dan faktor-faktor risiko terjadinya komplikasi kaki pada pasien diabetes.
Pasien laki-laki berumur 44 tahun mengeluh sesak nafas yang semakin parah selama 3 hari terakhir disertai sembab pada kedua tungkai dan perut. Riwayat penyakit jantung dan diabetes selama beberapa bulan. Pemeriksaan menunjukkan gagal jantung kronis dengan edema paru dan hipertensi.
Tatalaksana
- Pemberian suplemen zat besi oral (ferrous sulfate 200 mg 3x1)
- Pemberian asam folat oral 1x1
- Pemantauan Hb setiap 2 minggu
- Jika tidak respons, pertimbangkan transfusi darah
- Edukasi diet kaya zat besi dan asam folat
- Pantau gejala anemia (lemah lemas, pusing)
Diagnosis
- Pemeriksaan sumsum tulang (jika tidak respons terapi) untuk mengecek adanya infeksi kronis atau kanker
Wanita 30 tahun dirawat karena sesak nafas dan mual. Pemeriksaan menemukan murmur jantung dan edema kaki. Rontgen paru menunjukkan pembesaran jantung. Diagnosis sementara CHF dan sindroma dispepsia, akan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mendiagnosis penyakit jantung.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan demam, mual, dan muntah darah. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan trombositopenia. Diagnosis yang ditetapkan adalah Dengue Hemorrhagic Fever grade II.
Pasien wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan demam, sesak nafas, dan lemas. Didiagnosis menderita infeksi saluran kemih, gagal jantung kongestif, sindrom mielodisplasia, peningkatan enzim hati, dan inanisi. Dilakukan berbagai pemeriksaan dan terapi suportif, namun kondisi pasien terus memburuk dengan gejala sesak nafas yang semakin parah.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
Pasien wanita berusia 22 tahun dengan keluhan utama gusi berdarah selama 6 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan gusi berdarah, mata konjungtiva pucat dan ikterik, serta bintik merah di kulit dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hemoglobin 8 g/dL, trombositopenia, dan peningkatan bilirubin total. Diagnosis awal adalah sindrom hemolitik uremik.
MR 4 Periode maret arthritis gout akut.pptxIndahTI
Dokumen tersebut merupakan laporan pasien bernama Tn. Suharman berusia 70 tahun yang dirawat di RS Hasanuddin karena keluhan nyeri pada telapak kaki dan sendi kaki. Pasien didiagnosis dengan gout arthritis akut berdasarkan adanya nyeri dan tanda-tanda kardinal pada kaki serta kadar asam urat tinggi. Pasien juga didiagnosis dengan anemia normositik normokrom karena riwayat pendarahan saluran cerna dan ulkus pept
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Anak laki-laki berusia 23 bulan dirawat karena kejang demam ringan dan diare akut tanpa dehidrasi berat. Ia dirawat untuk pengawasan kejang dan mengetahui penyebabnya, serta mendapatkan rehidrasi oral dan infus untuk diarenya. Setelah kondisinya membaik, anak dipulangkan dengan resep obat lanjutan.
Similar to Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue (20)
Oleh discusses imaging techniques for evaluating abdominal trauma in children. Key points include:
1. Computed tomography (CT) is the imaging method of choice for abdominal trauma due to its ability to detect injuries to solid organs and cavities. Sonography can also detect free fluid but has limitations.
2. Common injuries seen in children include liver lacerations and hematomas, splenic injuries like lacerations and fragmentation, and renal injuries such as contusions, lacerations, and hematomas.
3. Injuries are graded based on severity using standardized scales to determine need for intervention. Close monitoring is important as some injuries like smaller liver hematomas may resolve without surgery.
Formula Asam Amino dan Formula Protein Terhidrolisis pada BBLSRArgo Dio
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian formula protein terhidrolisis dan formula asam amino pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir sangat rendah. Formula-formula tersebut dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi prematur yang sulit mendapatkan asi ibu atau asi prematur. Formula-formula tersebut mengandung protein yang dihidrolisis sehingga berukuran lebih kecil untuk memudahkan pencernaan dan absorbsi oleh bayi prematur.
Juring gizi : AminoAcid Formula in PretermArgo Dio
The results are important because they show that using amino acid-based formula as a rescue strategy for feeding intolerance significantly reduced:
- Time to reach full enteral feeding (23.6 days vs 14 days)
- Time on parenteral nutrition (22.5 days vs 10.8 days)
- Time on central venous catheter (19.2 days vs 8 days)
This suggests amino acid-based formula is an effective strategy for improving important outcomes in very low birth weight infants with intrauterine growth restriction and feeding intolerance. The clinical significance is that it allows these high-risk infants to transition off parenteral nutrition and intravenous access more rapidly.
Penelitian ini menilai nilai diagnostik dan prognostik procalcitonin (PCT) dan C-reactive protein (CRP) pada anak dengan malnutrisi berat yang terinfeksi. Subyek penelitian adalah 205 anak dengan malnutrisi berat di Nigeria yang dikelompokkan berdasarkan hasil diagnostik infeksi menjadi bakteremia, pneumonia, infeksi saluran kemih, diare infeksi, dan infeksi non-bakterial. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
Analgesic Effect of Breast Milk Versus Sucrose for Analgesia During Heel Lanc...Argo Dio
Critical Medical Journal Appraisal.
TITLE : "Analgesic Effect of Breast Milk Versus Sucrose for Analgesia During Heel Lance in Late Preterm Infants"
by. Eva Simonse, Paul G. H. Mulder and Ron H. T. van Beek
Pediatrics 2012
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
1. Argadia Yuniriyadi
Seorang Anak Laki-laki dengan Sindrom
Syok Dengue
Sajian Kasus Yunior
Pembimbing :
Dr. Rustam Siregar, SpA
2.
3.
4.
5. Nama : An. F
Umur : 13 tahun (Lahir 1 Februari 2000)
Jns kelamin : Laki-laki
Alamat :
MRS : 26 Februari 2013
Pengamatan : 26 Februari – 5 Maret 2013
No. CM : 01180779
Ayah
Nama Tn. S
Umur 32 tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan Wiraswasta
Suku/Agama Jawa / Islam
IBU
Nama Ny. R
Umur 28 tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Suku/Agama Jawa / Islam
6. KELUHAN UTAMA
23 Feb 2013
Jam 05.00 24 Feb 2013
Jam 05.00
25 Feb 2013
Jam 05.00
26 Feb 2013
Jam 05.00
7. 23 Feb 2013
Jam 05.00 24 Feb 2013
Jam 05.00
25 Feb 2013
Jam 05.00
26 Feb 2013
Jam 05.00
3 Hari SMRS
• Demam : Mendadak tinggi, terus
menerus, pada pagi hari
• Batuk, pilek, sesak (-)
• Mual, muntah, diare, nyeri perut (-)
• BAK & BAB tidak ada keluhan
• Nyeri kepala disertai nyeri pada mata
• Nyeri otot, nyeri sendi
8. 23 Feb 2013
Jam 05.00 24 Feb 2013
Jam 05.00
25 Feb 2013
Jam 05.00
26 Feb 2013
Jam 05.00
Hari SMRS
• PUSKESMAS trombosit 93 ribu/mm3
• Rujuk ke RSDM
• Demam (+)
• Batuk, pilek, sesak (-)
• Mual, muntah, diare, nyeri perut (-)
• Mimisan, gusi berdarah, berak pada kulit (-)
• BAK ↓
• BAB warna kuning, 1x/24jam, lunak
• Nyeri kepala disertai nyeri pada mata, nyeri otot, nyeri sendi (+)
9. Riwayat penyakit Dahulu
• Riwayat menderita penyakit serupa disangkal.
• Riwayat mondok disangkal
• Riwayat batuk dan pilek sebelumnya disangkal.
• Riwayat alergi sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit dalam keluarga
• Riwayat penyakit serupa disangkal
• 1 tetangga mondok karena demam
10. Riwayat kehamilan
• Usia ibu saat hamil 28 tahun.
• Rutin Kontrol & Vitamin (+) Riw. Sakit (-)
Riwayat kelahiran
• Lahir spontan, 9 bulan, ditolong bidan, langsung
menangis, BBL : 3200 gr, PB : 50 cm
Riwayat perkembangan
• Tungkurap : usia 2 bulan,
• duduk : usia 5 bulan,
• Berdiri : usia 9 bulan
• mulai belajar berjalan sejak usia 12 bulan.
• Saat ini penderita sekolah SMP. Bergaul dengan teman sebayanya. Prestasi rata-
rata. Tidak pernah tinggal kelas.
Kesan: perkembangan sesuai usia
11. Riwayat Imunisasi
• BCG I, Hepatitis B I, II, III, DPT I, II, III, Polio 0, I, II, III, IV dan
Campak. Dilakukan di Puskesmas terdekat hingga umur 10
bulan.
• Waktu kelas 1 SD pasien mendapatkan suntikan vaksin kembali
• Kesan : Imunisasi dasar lengkap dan sesuai jadwal
Riwayat Asupan Nutrisi
• ASI : lahir – 1 tahun
• MP ASI : sejak usia 4 bulan
• Sebelum Sakit : Frekuensi 2-3 kali perhari , ¾ porsi orang
dewasa, sayur dan lauk bervariasi
• Kesan : Kualitas dan kuantitas nutrisi cukup
13. Keadaan umum: lemah, tampak sakit sedang, kesadaran somnolen
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Frekuensi nadi : 140x/menit, teratur, isi dan tegangan lemah
Frekuensi nafas : 30 x/menit, teratur, kedalaman cukup
Suhu per aksila : 37,10 C
14.
15. • Kepala : rambut hitam, tidak mudah dicabut
• Mata : konjungtiva palpebra anemis (-),
pupil bulat isokor diameter 2 mm/2 mm
reflek cahaya pupil (+/+),
edema palpebra (+/+)
Telinga : sekret tidak ada, pendengaran kesan
normal, membran timpani intak
Hidung : napas cuping hidung (-)
tidak ada sekret, perdarahan (-)
Tenggorok : faring tidak hiperemis
tonsil T1-T1, tidak hiperemis
Mulut : sianosis sirkum oral (-)
Leher : pembesaran kelanjar getah bening (-)
Aksilla : pembesaran kelanjar getah bening (-)
16. • Thoraks : iga gambang (-), retraksi(-)
• Jantung : I : tidak tampak iktus kordis
P : iktus kordis di SIC IV LMCS tidak
kuat angkat
P : Batas kanan di SIC II LPSD,
batas kiri atas di SIC II LPSS,
batas kanan bawah di SIC IV LPSD,
apeks di SIC IV LMCS.
Kesan batas jantung tidak melebar.
A : Bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
• Paru I : bentuk dada simetris saat diam
maupun saat bergerak
P : gerakan dada kanan sama dengan
kiri, fremitus raba kanan sama
dengan kiri
P : sonor di kedua lapang paru
A : suara napas vesikuler, suara
tambahan (-).
17. • Abd : I : dinding perut sejajar dinding dada
A : suara bising usus normal
P : timpani, pekak beralih (+)
P : supel, hepar teraba 4 jari BACD dan
2 jari PX , lien tidak teraba, asites
(+), lingkar perut: 50 cm
Hepar
Nyeri
Tekan
19. 1. O2 Nasal 2 liter per menit
2. Diet Nasi lauk pauk 1600 kkal/hari
3. IVFD (10ml/kg/jam) 250 ml/jam selama 1-2 jam
4. Paracetamol 250 mg p.o (bila t>38,0 oC)
KU/VS/jam
Balance Cairan
20. = IVFD RL (ml/kg/jam)
0 2
Jam
6
= Hematiokrit
= Trombosit
10
7
5
83 84
41
40
2 Jam Post terapi cairan :
S : demam (-). BAK (+) sedikit, muntah (-
), mimisan (-)
O : KU Lemah, kesadaran somnolen
VS HR = 90 x/m
RR = 26 x/m
TD = 90/60 mmHg
t = 37,2 0C
Mata : edema palpebra (+)
Paru : SDV (+), ST (-)
Abdomen : Ascites (-), nyeri tekan (-)
Ext : Akral dingin (-), adp lemah, crt <2
detik
A : DHF derajat III
P : IVFD 10ml/kg/jam 7ml/kg/jam
Lab :
Hb : 14,1 g/dl
Hmt 41%
AT 83 rb/ul
AL 4,3 rb/ul
21. = IVFD RL (ml/kg/jam)
0 2
Jam
6
= Hematiokrit
= Trombosit
10
7
5
83 84
41
40
6 Jam Post terapi cairan :
S : demam (-). BAK (+) sedikit, muntah (-
), mimisan (-)
O : KU Lemah, kesadaran somnolen
VS HR = 96 x/m
RR = 20 x/m
TD = 90/60 mmHg
t = 37,0 0C
Mata : edema palpebra (+)
Paru : SDV (+), ST (-)
Abdomen : Ascites (+), nyeri tekan (-)
Ext : Akral dingin (-), adp lemah, crt <2
detik
A : DHF derajat III
P : IVFD 7ml/kg/jam 5ml/kg/jam
Lab :
Hb : 13,5 g/dl
Hmt 40%
AT 84 ribu/ul
AL 4,3 ribu/ul
22. = IVFD RL (ml/kg/jam)
0 2
Jam
6
= Hematiokrit
= Trombosit
10
7
5
83 84
41
40
9 Jam Post terapi cairan :
S : Muntah 1x , tidak nyemprot, ½ gelas
minuman, berisi cairan warna hitam
O : KU Lemah, gelisah kesadaran apatis
VS HR = 102 x/m, tegangan lemah
RR = 24 x/m
TD = 80/60 mmHg
t = 36,8 0C
Mata : edema palpebra (+)
Paru : SDV (+), ST (-)
Abdomen : Ascites (-), nyeri tekan (+)
di ulu hati
Ext : Akral dingin (+), adp lemah, crt
>2 detik
A : DHF derajat III
P : IVFD asering 10ml/kg/jam
9
23. = IVFD RL (ml/kg/jam)
0 2
Jam
6
= Hematiokrit
= Trombosit
10
7
5
83 84
41
40
11 Jam Post terapi cairan :
S : Muntah (-), BAK (-), nyeri perut (+),
O : KU Lemah, gelisah kesadaran apatis
VS HR = 110 x/m
RR = 30 x/m
TD = 80 mmHg perpalpasi
t = 36,9 0C
Mata : edema palpebra (+)
Paru : SDV (+), ST (-)
9 11
Abdomen : Ascites (-), nyeri tekan (+)
di ulu hati
Ext : Akral dingin (+), crt >2 detik, ADP
tidak teraba
A : DHF derajat IV (Prolonge Syok)
P : 1. Bolus HAES (10 ml/kg)
2. konsul PICU
Mx : monitoring KUVS tiap jam.
Masuk PICU,
24. 12 Jam Post terapi cairan :
S : Muntah (-), BAK (-), nyeri perut (+),
O : KU Lemah, gelisah kesadaran apatis, ,
GCS : E4V5Mx
VS HR = 90 x/m
RR = 27 x/m
TD = 80/60
t = 36,6 0C
Mata : edema palpebra (+)
Paru : SDV (+), ST (-)
Abdomen : ascites (-),
Ext : teraba lemah, ADP teraba lemah,
akral dingin (-)
Diagnosis
DHF grade IV
Terapi
02 nasal, 2lpm
Puasa sementara, Dipasang NGT,
dialirkan
Terapi cairan asering 10ml/kg/jam
Inf. Norepinefrine (0,1mg/kg/menit)
25. 25
Tgl 27 Februari 2013 (DPH II)
S Lemas, demam (-) bebas demam 1 hari, tidak muntah, pasien bisa buang air
kencing namun keruh serta pasien mengeluhkan gusi berdarah
O tampak gelisah, Kesadaran apatis
Tanda Vital : HR 110 x/menit, RR 23 x/menit, t = 37,2 0C, TD 90/60 mmHg,
NGT (+) produk warna hitam ± 300 ml,
pemeriksaan paru : RBB (+) pada regio kanan bawah,
abdomen : Ascites (+), NY +)
Ext : adp kuat, CRT <2detik, akral dingin (-)
Diuresis = 0,85 ml/kg/jam
A DHF derajat IV karena Prolonge syok (SSD)
P Tx tambah :
Inj. Ampicillin 500mg/6jam, IV
Sucralfat 3x500mg. P.O
Koreksi Hipoalbumin
26. 26
LABORATORIUM 09.00
Hemoglobin 14,7 g/dl
Hematokrit 44 %
Lekosit 3,5 rb /ul
Trombosit 44.000/ul
Prothrombin Time (PT) 15 detik,
aPTT 32,2 detik,
SGOT 61 µ/L,
SGPT 12 µ/L,
Albumin 1,8 gram/dl,
protein total 3,5 gram/L,
natrium 123 mEq/L,
Kalium 5,1 mEq/L, dan
Clorida 103 mEq/L
27. 27
Tgl 28 Februari – 1 Maret 2013 (DPH III-IV)
S demam (-) bebas demam 3 hari buang air kencing banyak, tidak didapat
mimisan dan gusi berdarah, nafsu makan masih kurang
O kesadaran komposmentis
laju nadi 90 x/m, RR 25 x/m, t = 36,4 0C, TD 110/60 mmHg.
Edema palpebra sudah tidak didapatkan lagi,
produk NGT sudah bersih, dan pemeriksaan yang lain masih tetap.
Diuresis saat itu 1,76 ml/kgBB/jam
A SSD dengan riwayat prolonge syok.
P Mulai terapi diet nasi bubur 1600 kkal/hari
Terapi cairan rumatan 1540 ml/hari
Koreksi anemia dengan tranfusi PRC 250ml
28. 28
LABORATORIUM 09.00
Hemoglobin 9,1 g/dl
Hematokrit 28 %
Lekosit 3,6 rb /ul
Trombosit 35.000/ul
Protein total 5,6 g/dl.
Albumin 3,1 g/dl,
natrium 127 mmol/L,
Kalium 3,6 mmol/L.
Klorida 100 mmol/l.
IgG anti Dengue = positif,
IgM anti dengue = positif.
29. 29
Tgl 2-4 Maret 2013 (DPH 5-7)
S pasien tidak demam, nafsu makan membaik, tidak didapatkan mimisan,
maupun gusi berdarah, BAK warna kuning jernih, buang air besar konsistensi
lembek dan warna coklat
O keadaan umum : baik, kesadaran komposmentis,
VS : HR = 90 x/m, RR = 25 x/m, t = 36,5 0C, TD 110/60 mmHg.
Edema palpebra tidak didapatkan,
PARU : dalam batas normal dan sudah tidak didapatkan rongki basah basal.
ascites (-) dan nyeri tekan (-).
Ext : akral dingin (-), CRT < 2 detik, ADP kuat
Diuresis saat itu 1,9 ml/kgBB/jam.
A SSD dengan riwayat prolonge syok.
P Terapi cairan dihentikan
Inj.ampicilin diganti amoxicillin 3x500mg P.O
Inf norepinefrin stop
Pasien di pindah untuk alih rawat di bangsal
31. S Demam (-), nafsu makan membaik,
BAK banyak dengan warna kuning jernih
Mutah (-), mimisan(-), gusi berdarah (-)
O keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
Nadi = 80 x/m, RR = 20 x/m, t = 36,5 0C, TD = 100/60 mmHg,
Edema palpebra tidak didapatkan, pemeriksaan paru dalam
batas normal dan sudah tidak didapatkan rongki basah basal.
Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan ascites dan nyeri
tekan. Pemeriksaan ektrimitas tidak didapatkan akral dingin,
CRT kurang dari 2 detik, arteri pedis dorsal teraba kuat,
pemeriksaan lain tetap
Diuresis saat itu 2,2 ml/kgBB/jam
A Riwayat Sindrom Syok Dengue
P Pasien diperbolehkan untuk pulang dan rawat jalan.
40. An F, 13 Tahun
• Febris hari 4, disertai :
nyeri kepala, nyeri pada
mata bagian kepala, nyeri
sendi, nyeri otot
• Px Fisik : Edema palpebra,
pembesaran hepar,
ascites,
• Disertai tanda gangguan
sirkulasi (kesadaran apatis,
Tekanan nadi 20 mmHg,
arteri teraba lemah, dan
nadi cepat, akral dingin,
CRT < 2 detik
• Trombositopenia
41. An F, 13 Tahun
• Febris hari 4, disertai :
nyeri kepala, nyeri pada
mata bagian kepala, nyeri
sendi, nyeri otot
• Px Fisik : Edema
palpebra, pembesaran
hepar, ascites,
• Disertai tanda gangguan
sirkulasi (kesadaran
apatis, Tekanan nadi 20
mmHg, arteri teraba
lemah, dan nadi
cepat, akral dingin, CRT < 2
detik
• Trombositopenia
42. Sindrom Syok Dengue (DHF III)*
Tanda Syok
Urine Output menurun
Perbaikan Tidak Membaik
Perbaikan
Hmt Naik Hmt Turun
Perbaikan
Turunkan cairan dari 10ml/kg/jam menjadi 7, 5 3,
1,5 ml/kg/jam, dilajutkan selama 24-48 jam
Dilanjutkan 24-48 jam
O2 nasal atau masker
IVFD kristaloid isotonic 10 ml/kg/jam
selama 1-2 jam
Periksa ABCS dan
koreksi
IVFD koloid
(Dextran 40)
Tranfusi WBC
10ml/kg/jam atau
PRC 5 ml/kg
Turunkan cairan dari
10ml/kg/jam menjadi 7, 5
3, 1,5 ml/kg/jam, dilajutkan
selama 24-48 jam
*pada kasus DHF derajat IV, cairan
diberikan sebanyak 20ml/kg/jam selama 10-
15 menit atau sampai tekanan darah
normal, kemudian diturunkan menjadi 10
ml/kg/jam
43. Pada kasus ini
Syok teratasi
Nafsu makan baik
Urine output baik
Prognosis baik
44. Permasalahan :
Permasalahan pada DSS?? Bagaimana cara memprediksinya?
PICO
P : Anak dengan infeksi dengue
I : Tanda dan gejala klinis
C :
O : Prognosis terjadinya perdarahan
Metode Penelusuran bukti
Keyword : ”Bleeding”,”Risk”, Dengue”. Didapatkan 1 jurnal dengan judul :
45.
46. 1. Was a defined, representative sample of patients assembled at a common
(usually early) point in the course of their disease?
Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas dan taat asas
Ya
1. Was patient follow-up sufficiently long and complete?
Apakah pengamatan pasien dilakukan cukup panjang dan memadai?
Ya
1. Were objective outcome criteria applied in a "blind" fashion?
Apakah hasil dinilai secara obyektif, bila mungkin tersamar?
Tidak
1. If subgroups with different prognoses are identified, was there adjustment
for important prognostic factors?
Apakah diidentifikasikan kelompok dengan prognosis berbeda?
Ya
1. Was there validation in an independent group ("test-set") of patients?
Adakah hasil validasi pada kelompok subyek independen yang lain?
Tidak
KESIMPULAN :
Penelitian ini valid
VALIDITAS
Are the results of this prognosis study valid?
•Apakah bukti tentang aspek prognosis ini valid?
47. How likely are the outcomes over
time?
Nilai Hmt>36,8%
OR = 2,31
Trombosit <50.000 /ul
OR = 2,34 untuk resiko terjadinya
perdarahan
OR = 3,4 untuk perdarahan mukosa
Kesimpulan : Penting
IMPORTANCY
•Are the valid results of this prognosis study important?
Apakah bukti tentang prognosis yang valid ini penting
48. Were the study patients similar to your own?
Apakah regimen terapi ini tersedia untuk pasien?
Ya
Kesimpulan
Penelitian ini dapat diaplikasikan
APPLICABLE
Can you apply this valid, important evidence about a treatment in caring
for your patient
KESIMPULAN JURNAL :
VALID, PENTING, DAPAT DIAPLIKASIKAN