Pasien wanita berusia 22 tahun dengan keluhan utama gusi berdarah selama 6 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan gusi berdarah, mata konjungtiva pucat dan ikterik, serta bintik merah di kulit dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hemoglobin 8 g/dL, trombositopenia, dan peningkatan bilirubin total. Diagnosis awal adalah sindrom hemolitik uremik.
1. LAPORAN JAGA
PPDS ILMU PENYAKIT DALAM
Minggu Pagi, 02 Oktober 2022
Jam 08.00 – 20.00 WIB
Supervisor Existing : dr. Siti Adewiyah, SpPD-KKV
Supervisor Pinere : dr. T. Mamfaluti, SpPD
Third Call : dr. Lisa Fariani
Second Call Antar Ruang 1 : dr. Rina Syafitra
Second Call Antar Ruang 2 : dr. Amelia Cassandra
Second Call Antar Pinere : dr. M. Iqbal Rasyidin
IGD Pinere : dr. Marcellinus Triyuono Dairo
IGD : dr. Muhammad Thaifur
dr. Muhammad Luthfi
dr. Arif Rahman Hakim
First Call Aqsa 1 : dr. Asri Mukti Nanta
First Call Aqsa 2 : dr. Alisa andalia
First Call Aqsa 3 : dr. Mirza Heltomi
First Call Zamzam : dr. Irfandy Chairi Sulaiman Lubis
First Call Jejaring : dr. Erick Sebastian
1
2. Identitas
Nama : Nn. BI
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Status pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Aceh Barat
Pendidikan terakhir : SLTA
Agama : Islam
No RM : 1-31-85-35
Keluhan utama :
Gusi Berdarah sejak 6 hari SMRS
2
3. IGD RSUDZA (AUTO ANAMNESA)
• Pasien dirujuk dari RS KESDAM dengan diagnosa pansitopenia. Pasien datang
dengan keluhan gusi berdarah yang dialami selama 6 hari SMRS. Gusi berdarah
dialami terus menerus. Riwayat mimisan, sariawan berulang, luka pada mulut dan
gusi disangkal.
• Riwayat demam muncul 1 hari sebelum dirawat di RS KESDAM. Demam hanya
berlangsung selama 1 hari. Demam tidak disertai menggigil, demam muncul tidak
tergantung waktu dan turun dengan obat penurun panas.
• Pasien mengeluhkan muncul bintik bintik merah hampir diseluruh tubuh sejak 6
hari SMRS dan paling banyak muncul dikedua kaki. Bintik bintik merah muncul
bersamaan dengan gusi berdarah. Rasa gatal disangkal.
• Pasien mengeluhkan muncul bercak kemerahan di kedua mata sejak 4 hari SMRS.
Awalnya bercak merah hanya muncul pada mata kiri, 2 hari kemudian muncul
bercak merah pada mata kanan. Gangguan penglihatan tidak dikeluhkan. Riwayat
trauma pada mata disangkal.
• Keluhan rambut rontok, lebam lebam di kulit, dan nyeri sendi disangkal
• Pusing, jantung berdebar, nyeri dada dan telinga berdenging tidak ada.
• Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan disangkal
• Mual, muntah, muntah darah atau muntah hitam tidak dikeluhkan.
4. IGD RSUDZA (AUTO ANAMNESA)
• BAK tidak ada keluhan. BAK dengan frekuensi 4 -5 kali perhari dengan volume 1 – 1
½ aqua gelas per kali BAK. Riwayat BAK berpasir, Nyeri saat BAK, dan BAK
berwarna kemerahan disangkal.
• BAB dengan frekuensi 1 kali perhari, BAB berwarna cokelat kehitaman. Riwayat
BAB hitam seperti aspal dikeluhkan dalam 3 hari terakhir dengan frekuensi 1 kali
perhari, konsistensi keras. Riwayat BAB bercampur darah segar disangkal.
• Pasien Sebelumnya dirawat di RS KESDAM selama 4 hari dan mendapat transfusi
darah merah sebanyak 1 kantong. Pasien belum pernah dirawat dengan keluhan
yang sama. Pasien dirujuk ke RSUDZA untuk diagnostik dan tatalaksana lanjutan.
5. Riwayat
Riwayat Pemakaian Obat
Paracetamol 3x500mg
Riwayat minum jamu-jamuan tidak ada
Riwayat mengkonsumsi obat pengencer
darah tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat alergi makan dan udara disangkal
Riwayat penyakit autoimun disangkal
Riwayat peyakit kelainan darah disangkal
5
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
kelainan darah
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
autoimun
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
alergi makanan dan udara.
Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :
Pasien seorang mahasiswi disalah satu
perguruan tinggi negeri
Pasien merupakan mahasiswi jurusan ilmu
kimia
Riwayat kontak dengan bahan bahan kimia
diakui pasien
Pasien tidak tinggal Bersama orangtua
Pasien memiliki 1 orang adik laki laki
Pasien berobat menggunakan BPJS.
6. 6
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4M6V5 (Compos mentis)
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit, regular, tekanan/volume cukup
RR : 18 x/menit, tidak kussmaul
T : 36,8° C
SPO2 : 99% room air
NRS : 1
BB : 55 kg
TB : 158 cm
IMT : 22,0 kg/m2 (Normoweight)
9. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Simetris, bentuk dada normal, iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus kordis teraba pada LMCS ICS V sinistra
thrill (-), heaving (-), lifting (-), tapping (-)
Perkusi Batas kiri jantung : ICS V Linea midclavicula sinistra
Batas Pinggang jantung : ICS III Linea parasternalis sinistra,
Batas kanan jantung : ICS V Linea parasternalis dextra
Auskultasi Aorta : BJ1 < BJ2, murmur (-)
Pulmonal: BJ1 < BJ2, murmur (-)
Trikuspidal : BJ1 > BJ2, murmur (-)
Mitral : BJ1 > BJ2, murmur (-)
9
10. Pemeriksaan Thoraks Depan
10
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, barrel chest (-), sela iga normal
(+), retraksi intercostal (-), retraksi
supraklavikula (-), benjolan(-)
Simetris, barrel chest (-), sela iga
normal (+), retraksi intercostal (-),
retraksi supraklavikula (-), benjolan(-)
Palpasi Sela iga normal, emfisema subkutis (-),
benjolan(-), nyeri tekan (-),
SF kanan = kiri
Sela iga normal, emfisema subkutis (-),
benjolan(-), nyeri tekan (-)
SF kiri = kanan
Perkusi Sonor
Sonor
sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Auskultasi
Suara
pernapasan
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Suara
tambahan
Rhonki (-)
wheezing (-)
Rhonki (-)
wheezing (-)
11. Pemeriksaan Thoraks Belakang
11
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, sela iga normal, retraksi
intercostal (-), retraksi intercostal (-),
benjolan(-), tulang belakang normal
Simetris, sela iga normal, retraksi
intercostal (-), retraksi intercostal (-),
benjolan(-), tulang belakang normal
Palpasi Sela iga normal, emfisema subkutis (-),
benjolan(-), nyeri tekan (-),
SF kanan = kiri
Sela iga normal, emfisema subkutis (-),
benjolan(-), nyeri tekan (-)
SF kiri = kanan
Perkusi Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Auskultasi
Suara
pernapasan
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Vesikular
Suara
tambahan
Rhonki (-)
wheezing (-)
Rhonki (-)
wheezing (-)
12. Abdomen
Inspeksi Simetris, distensi (-), collateral vein (-), pergerakan peristaltik
abdomen dan pulsasi (-)
Auskultasi Bising usus normal, bruit arterial (-)
Perkusi Timpani, area troube tidak terisi, shifting dullness (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), defance muscular (-), hepar, lien tidak teraba,
fluktuatif (-), ballotement (-), nyeri ketok CVA (-), massa (-), turgor
kulit kembali cepat.
12
Ekstremitas
Ektremitas
superior
Clubbing finger (-/-), udem (-/-), ikterik (-/-), pucat (+/+), petechie
(+/+)
Ektremitas inferior Pitting udem (-/-), ikterik (-/-), pucat (+/+), petechie (+/+), Refleks
patologis (-/-),
19. Foto Thoraks 02 Oktober 2022
19
1.Identitas
Jenis kelamin : Perempuan
Marker : (+)
Klinis : Gusi Berdarah
20. FOTO THORAKS AP (02 Oktober 2022)
2. Posisi Foto :
AP, ditandai clavicula tidak mendatar, scapula overlap lapangan paru, dan tampak
depan adalah costae anterior
3. Kualitas Film :
- inspirasi cukup : 6 iga anterior dan 8 iga posterior
- KV cukup: Vertebra terlihat sampai vertebra torakal 5
- Asimetris : Klavikula tidak sejajar dan sternum tidak tepat berada di tengahnya
4. Bandingkan (kanan dan kiri), Tidak terpasang tube maupun kabel
5. Menilai bagian-bagian pada foto thoraks:
a. CTR 55 %
b. Cor: Aorta dilatasi (-), pinggang jantung (+), apeks jantung tertanam (-),
gambaran double contour pada batas jantung kanan (-), boot Shape (-)
c. Paru :
− Parenkim : infiltrat (-) pada paru kiri dan kanan. Kavitas (-), nodul (-),
emfisematus (-), Fibrotik (-) Metastasis: (-)
− Corakan bronkovaskular, cephalisasi (-)
c. Vaskular : Dilatasi aorta (-), vaskularisasi paru meningkat
d. Trakea: berada ditengah
e. Bronkus utama : normal
f. Hilus : menebal (-) bilateral
g. Pleura: penebalan pada pleura (-)
h. Jaringan lunak: tak tampak sweling, tak tampak emfisema subkutis
i. Tulang intake, tak tampak fraktur
j. Mediastinum: pembesaran (-)
k. Sela iga melebar (-)
L Diafragma kanan: elevasi (-), tenting (-) bentuk flattening (-)
m. Diafragma kiri: elevasi (-), tenting (-) bentuk kubah/flatening (-), tidak ada
udara bebas di bawah diafragma, diafragma datar (-)
n. Sudut kostofrenikus kanan dan kiri tajam
Kesan foto thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
20
1.Identitas
Jenis kelamin : Perempuan
Marker : (+)
Klinis : Gusi berdarah
30. 1. Bisitopenia
Atas Dasar
Anamnesa
• Gusi berdarah yang dialami selama 6 hari SMRS.
• Riwayat demam 1 hari sebelum dirawat
• Bintik merah hampir diseluruh tubuh sejak 6 hari SMRS
• Bercak merah pada kedua mata
• Riwayat BAB hitam seperti aspal dikeluhkan dalam 3 hari
terakhir
• Riwayat kontak dengan bahan bahan kimia diakui pasien
• Pasien Sebelumnya dirawat di RS KESDAM selama 4 hari
dan mendapat transfusi darah merah sebanyak 1 kantong
Pemeriksaan Tanda Vital
• Kesadaran : E4M6V5 (Compos mentis)
• TD : 110/70 mmHg
• N : 84 x/menit, regular,
tekanan/volume cukup
• RR : 18 x/menit, tidak kussmaul
• T : 36,8° C
• SPO2 : 99% room air
• NRS : 1
• IMT : 22,0 kg/m2 (Normoweight)
Pemeriksaan Fisik
• Mata: Conjungtiva palpebra inferior pucat (+/+), subkonjungtiva
hemorage (+/+)
• Bibir dan mulut : mucosa pucat (+), bekuan darah (+), gusi
berdarah (+)
• Extremitas : oedem (-/-), pucat (+/+), petechie (+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium:
Anemia Sedang normokrom normositer (Hb : 8 g/dL, MCV/
MCH/MCHC : 81/29/36)
Trombositopenia : 2
Anti dengue Ig M: negatif
Anti dengue Ig G: Positif
Dipikirkan suatu Bisitopenia ec dd:
• Anemia Aplastik
• Leukimia Akut
• Autoimun Disease
Rencana Terapi
Non Farmakologi
• Tirah Baring
• Diet MB 1900 Kkal/hari
• Ivfd Nacl 0,9% 20 tpm
• Transfusi PRC: (10-8) x 55 x 3 = 330 cc = 2 kolf
• Transfusi TC: : 1 unit/10 kgBB = 5 kolf
Farmakologi
• Iv methylprednisolone 250mg/12jam
• Iv lansoprazole 30mg/24jam
• Iv asam traneksamat 500mg/8 jam
Rencana Diagnostik
• MDT
• BMP
31. 1. Bisitopenia
Rencana Monitoring
• Pantau tanda tanda perdarahan aktif
• Pantau hemodinamik
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa :
• Menjelaskan tentang keadaan penyakit pasien saat ini
• Menjelaskan rencana tujuan tindakan/prosedur diagnostik penyakit pasien.
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai resiko perdarahan yang dapat terjadi
• Menjelaskan rencana terapi yang akan diberikan bila diagnosis pasti telah ditetapkan.
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar tetap berbaring tempat tidur dan mengurangi aktivitas