SlideShare a Scribd company logo
FUEL CELL 
Dikutip dari ”Prinsip-prinsip Konversi Energi” [ArchieW. Culp, Jr.] diterjemahkan oleh Darwin Sitompul 
 1  T . 
Batere dan fuel cell prinsip operasinya sama, perbedaannya terdapat 
pada bahan bakarnya, dengan batere mempunyai jumlah bahan bakar 
atau energi tetap sedangkan fuel cell mempunyai bahan bakar yang 
terus-menerus diisikan. Beberapa batere dapat beroperasi dapat-balik 
dengan produk reaksi kimia dipisahkan kembali ke reaktan semula 
dengan mengisikan daya listrik dalam batere pada waktu pengisian 
(charging). Batere digunakan sebagai sistem penyimpan energi dan 
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu batere primer dan sekunder. 
Batere primer (seperti sel konvensional ”C” dan ”D”) tidak dapat diisi 
kembali, sedangkan batere sekunder (seperti batere mobil dengan 
asam dan timah) dapat diisi kembali berkali-kali. 
Batere dan fuel cell komposisinya sama, keduanya terdiri dari dua 
elektrode yang dipisahkan oleh larutan elektrolit atau matriks. Dalam 
fuel cell, reaktan bahan bakar, pada umumnya hidrogen (H2) atau 
karbon monoksida (CO) diberikan ke salah satu elektrode berpori dan 
oksigen (O2) atau udara dimasukkan ke dalam elektrode berpori yang 
lain. 
Elektrode suatu fuel cell harus memenuhi tiga hal, yaitu: 
(1) Berpori, agar bahan bakar dan elektrolit dapat menembusnya untuk 
1 
KONVERSI ENERGI KIMIA MENJADI LISTRIK 
Contoh implementasi energi kimia menjadi listrik secara langsung, 
adalah batere dan fuel cell (sel bahan bakar). Mengingat pada sistem 
ini perubahan energi tidak melewati fase energi panas, maka tidak 
dibatasi oleh siklus mesin kalor dapat-balik (reversible) eksternal, yaitu: 
L 
H 
th T 
memperoleh kontak yang cukup. Ukuran pori elektrode sangat 
penting. Ukuran terlalu besar akan mengakibatkan gas bahan 
bakar ”menggelembung” dan hilang keluar, sedangkan ukuran
terlalu kecil akan terjadi kontak yang tidak cukup antara reaktan 
dan elektrolit mengakibatkan kapasitas sel berkurang. 
(2) Mengandung katalisator kimia untuk memecah ikatan bahan bakar 
menjadi atom, agar menjadi lebih reaktif. Katalisator paling 
populer yang digunakan saat ini adalah platina dan nikel yang 
disinter. 
2 
(3) Dapat melewatkan elektron ke terminal. 
Diagram skematis fuel cell, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 
Gambar 1 Diagram skematis fuel cell 
Larutan elektrolit harus mempunyai permiabilitas tinggi terhadap ion H+ 
atau OH- yang dihasilkan sebagai produk salah satu elektrode. Ion
yang sama ditransfer ke elektrode lain dan dikombinasikan dengan 
reaktans lain. Elektron berpindah melalui sirkuit luar ke elektrode yang 
lain dengan produk oksidasi dibentuk. 
Sel ”membakar” oksigen dan hidrogen dan mempunyai elektrolit asam, 
ion antaranya adalah H+ dan reaksi umumnya: 
Reaksi anode: 2H2  4 e- + 4H+ ..........................................(“a”), 
Reaksi katode: 4e- + 4H+ + O2  2H2O .................................(”b”). 
Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit asam, seperti ditunjukkan 
pada Gambar 2. 
Gambar 2 Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit asam 
Beberapa fuel cell menggunakan elektrolit padat yang pada 
kenyataannya adalah suatu membran pertukaran ion. Salah satu 
membran terdiri dari resin sulphenated polystyrene berbentuk bubuk 
halus berada dalam bentuk polimer lembam. Membran ini fleksibel, 
mempunyai kekuatan mekanik yang baik, lembam secara kimiawi, dan 
tahan terhadap gas pereaksi (reaktan). Sementara membran 
membiarkan ion-ion lewat, ia mempunyai resistans listrik yang relatif 
tinggi, meskipun tebalnya hanya kira-kira 3 mm. Jenis konverter ini 
telah digunakan sebagai sumber daya tambahan pada misi ruang 
angkasa orbital Gemini pertama dengan 2 awak. Fuel cell jenis ini 
bersama suatu jenis fuel cell yang lain, seperti ditunjukkan pada 
Gambar 1. 
Dalam fuel cell oksigen-hidrogen dan mempunyai elektrolit alkalin 
(seperti potassium hidroksida), ion antaranya adalah OH- dan reaksi 
umumnya: 
3
Reaksi anode: 2H2 + 4OH-  4H2O + 4 e- .................................(”c”), 
Reaksi katode: 2H2O + O2 + 4e-  4OH- ..................................(”d”). 
Diagram skematis fuel cell mempunyai elektrolit alkalin dengan reaksi 
dimaksud seperti ditunjukkan pada Gambar 3. 
Gambar 3 Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit alkalin 
Kinerja fuel cell 
Energi total yang dilepaskan dalam setiap reaksi kimia adalah sama 
dengan perubahan entalpi pembentukan (H ), nilainya sama dengan 
entalpi pembentukan pereaksi dikurangi jumlah entalpi pembentukan 
produk: 
H  Hpereaksi  Hproduk .......................…………….(1). 
Perubahan entalpi pembentukan (H ) setara dengan nilai pembakaran 
atas (HHV, higher heating value) bahan bakar. 
Nilai H seperti ditunjukkan pada Tabel 1, untuk oksidasi bermacam-macam 
bahan bakar pada 250C (298K) dan 1 atm. Umumnya, semua 
4 
elemen alami mempunyai nilai H sama dengan nol.
Tabel 1 Entalpi pembentukan H 0 dan energi bebas Gibbs 
G0 dari senyawa dan ion (pada 298K dan 1 atmosfer) 
5 
Senyawa 
atau ion 
Entalpi pembentukan H 0 
(joule/kg.mol) 
Energi bebas Gibbs G0 
(joule/kg.mol) 
CO -110 x 106 -137,5 x 106 
CO2 -394 x 106 -395 x 106 
CH4 -74,9 x 106 -50,8 x 106 
Air -286 x 106 -237 x 106 
Uap air -241 x 106 -228 x 106 
LiH +128 x 106 +105 x 106 
NaCO2 -1122 x 106 -1042 x 106 
CO3-- -675 x 106 -529 x 106 
H+ 0 0 
Li+ -277 x 106 -293 x 106 
OH- -230 x 106 -157 x 106 
Dalam reaksi pembakaran berikut: 
C + O2  CO2 ........................................................................(“e”). 
Perubahan entalpi pembentukan (H ) pada reaksi tersebut: 
0 0 ( 394 x 106 ) 
2 2 H  HC  HO  HCO     
H  394 x 10 joule atau 
2 
6 
kg.mol CO 
H  8,953 x 106 joule 
kg C 
H  32,81 x 106 joule atau 
kg C 
H 14,107 Btu 
lb.m C 
Ingat: bilangan atom dan massa 
Secara teoritis, semua energi dalam entalpi pembentukan dapat diubah 
menjadi energi listrik, jika tidak ada bagian yang dibentuk menjadi 
energi lain. Kenyataannya, pada reaksi dapat-balik sejumlah energi 
kimia diubah menjadi energi panas dan sisanya diubah menjadi energi 
listrik. Jumlah minimum energi panas yang timbul dalam setiap reaksi
dapat-balik adalah T dS . Mengingat fuel cell adalah proses isotermal, 
maka T dS  T  dS  T S . Hal itu berarti, jumlah energi listrik yang 
ditimbulkan We dalam fuel cell, adalah: 
We  H  T S ....................................................………………….(2). 
Listrik dibangkitkan per kg.mol bahan bakar adalah sama dengan 
H  T S untuk suatu reaksi dapat-balik, tetapi akan lebih kecil dari 
nilai tersebut, jika terdapat reaksi tidak dapat-balik dalam sel. 
Energi bebas Gibbs ( G ) ialah suatu fungsi termodinamika yang 
didefinisikan sebagai entalpi dikurangi perkalian suhu (T ) dan entropi 
(S ), atau dalam persamaan berikut: 
G  H  T.S ..............................................................................(3). 
Penurunan persamaan (3) untuk proses isotermal (dT  0), adalah: 
dG  dH  T.dS atau G  H  T.S ....................................(4). 
Persamaaan (2) berubah menjadi: 
We  G ...........................................................................(5), 
dengan perubahan energi bebas Gibbs untuk reaksi yang diberikan G, 
adalah: 
G  Gpereaksi  Gproduk ……………….........................(6). 
Energi bebas Gibbs adalah fungsi tekanan dan suhu di mana reaksi 
terjadi. Hubungan sifat termodinamika secara umum, adalah: 
T .dS  dH V.dP atau dH  T.dS  V .dP ...............................(7). 
Substitusi persamaan (6) ke persamaan (4), diperoleh: 
dG V .dP ................................................................................(8). 
Untuk setiap mol unsur gas, 
6 
V  Ru T , dengan: 
P 
Ru = konstanta gas universal (sebagai konstanta fisika), nilainya: 
= 8,314 kJ per kg.mol.derajat kelvin 
= 0,08314 bar.meter3 per kg.mol.derajat kelvin 
= 1545 ft.lbf per lbm.mol.degree rankeine 
= 1.9857 Btu per lbm.mol.degree rankeine 
maka untuk proses isotermal, persamaan (8) berubah menjadi:
7 
P 
dG R T 
0 0 
   
P 
u 
G 
G 
dP 
P 
P 
dG R T dP 
0 0 
atau    
P 
u 
G 
G 
P 
atau 
G G R T P   u .................................................................(9). 
0 
0 ln 
P 
Mengingat G0 adalah nilai energi bebas Gibbs untuk tekanan 1 
atmosfer, dengan P0 1,0, jika P adalah tekanan unsur dalam satuan 
[atm.], persamaan (9) menjadi: 
G  G0  Ru T ln P..................................................................(10). 
Perhatikan: 
Reaksi kimia untuk suatu fuel cell berikut: 
aA + bB  cC + dD ................................................................(“f”). 
Diketahui: 
Pereaksi (A dan B) dan produk (C dan D), semua berbentuk gas pada 
suhu T dan tekanan bagian PA, PB, PC, dan PD. Perubahan energi bebas 
Gibbs untuk reaksi tersebut menjadi: 
G  G0  R T ln P P ...............................................(11). 
d 
D 
c 
C 
b 
B 
a 
A 
u 
P P 
Dalam beberapa kasus, produk hasil reaksi mungkin berbentuk cairan. 
Untuk kasus pada persamaan (11) dapat digunakan dengan 
memberikan komponen tekanan parsial x , Px, diganti  x , dengan  x 
disebut aktivitas komponen x dan mempunyai nilai sama dengan 
tekanan parsial dari komponen x hanay jika komponen memenuhi 
hukum gas ideal. 
Mengingat G dan H dinyatakan dalam satuan energi (yaitu: joule) 
per kilogram.mol, maka mengandung arti We adalah energi listrik yang 
berhubungan dengan lewatnya 1 kg.mol elektron melalui sirkuit listrik. 
Satu kg.mol elektron sama dengan angka dalam bilangan Avogadro 
(6,023 x 1026) dan muatan satu elektron adalah 1,602 x 10-19 C; 
Sehingga dikatakan, bahwa muatan untuk 1 kg.mol elektron adalah 
9,649 x 107 coulomb (C) per kg.mol elektron, didefinisikan sebagai 1
(satu) Faraday ( Fy ) atau nilai konstanta Faraday. Untuk n mol 
elektron dilepaskan dalam reaksi dan tegangan dalam sel adalah Eg , 
maka nilai We sama dengan n Fy Eg , sehingga persamaan (5) 
menjadi: 
n Fy Eg  G.......................................................…………………(12). 
Nilai maksimum tegangan dalam sel, adalah: 
 . ……………………….…..…………(14). 
Efisiensi konversi aktual, sebenarnya lebih rendah dari nilai yang 
diberikan pada persamaan (14) dan dapat dihitung menurut: 
 , . 
 . ………………........................……….………(15), 
dengan vL adalah nilai tegangan output dari fuel cell. 
Nilai efisiensi 60-70% dapat diberikan oleh hampir semua fuel cell 
tanpa menaikkan suhu setinggi yang diperlukan oleh suatu siklus kalor. 
Sebagaimana telah dikemukakan, peningkatan suhu operasi akan 
menurunkan output aktual dan efisiensi konversi. 
Kinerja fuel cell adalah fungsi dari karakteristik operasi sel. 
Sebagaimana batere, tegangan output fuel cell akan turun, jika output 
8 
   0  ln .................................................(13). 
d 
D 
c 
C 
b 
B 
a 
A 
E E R T 
y 
u 
g g n F 
  
Persamaan (13) dikenal sebagai persamaan Nerst. Catatan, bahwa 
kenaikan suhu (T ) fuel cell akan menurunkan nilai tegangan output (ke 
luaran) dan pada akhirnya akan menurunkan nilai output energi listrik. 
Sebagaimana telah dikemukakan di awal, bahwa suatu fuel cell tidak 
dibatasi oleh efisiensi suatu mesin kalor dapat-balik eksternal, tetapi 
pada dasarnya terdapat nilai batas (limit) dari nilai efisiensi. Efisiensi 
konversi maksimum: 
T S 
 , . 1 . 
H 
G 
 
 
maks  
H 
We maks 
H 
 
  
 
 
n F v 
We akt y L 
akt  
H 
H 
 

listrik fuel cell naik. Terdapat 3 (tiga) macam kerugian tegangan utama 
sehubungan dengan pengoperasian sel, yaitu: 
(a) Kerugian tegangan akibat polarisasi kimia atau polarisasi 
penggerakan vC , adalah tegangan yang dibutuhkan untuk 
melepas ion dari elektrode di mana ion tersebut terbentuk. 
(b) Kerugian tegangan akibat resistans dalam, adalah sama dengan 
hasil kali i  Ri , di mana i adalah aliran arus dan Ri adalah 
resistans dalam sel. 
(c) Kerugian tegangan (akibat beban yang sangat besar) berupa 
polarisasi-konsentrasi yang disebabkan efek elektrostatika dan 
gradien konsentrasi yang disebabkan kekosongan ion di suatu 
tempat di sekitar elektrode pada daya output yang tinggi. 
Karakteristik tegangan-arus fuel cell, seperti ditunjukkan pada Gambar 
4. 
9 
tegangan tanpa beban 
turun tegangan akibat polarisasi kimia, vC 
turun tegangan akibat resistans dalam, i.Ri 
daerah operasi sel 
te 
ga 
nga 
n 
turun tegangan 
akibat konsentrasi-polarisasi 
turun tegangan 
sepanjang resistans luar, 
vL 
arus output (A) 
Gambar 4 Karakteristik arus-tegangan fuel cell
Jenis-jenis fuel cell 
Semua jenis fuel cell yang beroperasi merupakan fuel cell bersuhu 
rendah menggunakan hidrogen dan oksigen sebagai pereaksi. 
Kebanyakan sel tersebut beroperasi pada suhu di bawah 500K, 
sedangkan penurunan suhu dapat memperbaiki efisiensi konversi, 
jumlah oksidasi, atau daya output sel dapat dinaikkan dengan 
menaikkan tekanan sistem dan/atau menaikkan suhu. 
Fuel cell redoks, adalah suatu fuel cell hidrogen-oksigen yang berbeda 
dengan fuel cell normal, di mana reaksi kimia tidak terjadi di elektrode. 
Diagram skematis fuel cell redoks, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. 
10 
<tidak ditampilkan> 
Gambar 5 Diagram skematis fuel cell jenis redoks 
Sel redoks mempunyai dua larutan elektrolit yang dipisahkan oleh 
membran peubah ion dan gas pereksi bergelembung lewat masing-masing 
elektrolit. Sel tersebut lebih kecil efisiensinya dibanding sel 
konvensional, tetapi mempunyai resistans lebih rendah dan kehilangan 
polarisasi lebih kecil, di samping mempunyai rapat arus lebih tinggi. 
Keungggulan utama sel redoks, adalah kemampuannya untuk 
beroperasi dengan pereaksi relatif tidak begitu murni. 
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan fuel cell 
bersuhu tinggi yang dapat beroperasi dengan bahan bakar yang tidak 
murni dan tidak mahal seperti hidrokarbon. Untuk dapat menggunakan 
hidrokarbon sebagai bahan bakar, bahan ini pertama-tama harus 
dipecah dulu menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Penggunaan 
dua gas bahan bakar (karbon monoksida dan oksigen) dalam fuel cell 
menyulitkan pemilihan elektrolit untuk sistem dimaksud. Selanjutnya, 
sistem beroperasi pada suhu di atas 1200K, pemakaian cairan, dan 
elektrolit lain yang mempunyai titik didih rendah terhalang. 
CONTOH SOAL 
Hitung tegangan output dan efisiensi konversi teoritis suatu fuel cell 
oksigen-hidrogen yang beroperasi pada suhu 6000C. Diasumsikan, 
bahwa hidrogen diberikan pada 1,1 atmosfer dan oksigen diberikan dari
udara pada tekanan 1,2 atmosfer, dan produk uap bertekanan 1 
atmosfer. 
Penyelesaian: 
Mengacu ke Tabel 1., diperoleh: 
G0 (untuk uap) = 228 x 106 [J/kg.mol] H2O 
H0 (untuk uap) = 241 x 106 [J/kg.mol] H2O 
H0 (untuk air) = 286 x 106 [J/kg.mol] H2O 
Mengacu ke persamaan (12) diperoleh persamaan: n Fy Eg0  G0 . 
Untuk reaksi dimaksud: H2 + O2  2H2O 
11 
   
. 
228 10 . 
g 7 
 
  
 
  
 
  
 
  
 
  
 
E  
 
G 
 
 
mol e 
x C 
mol H O 
mol e 
kg mol H O 
x W s 
n F 
y 
2 
2 
6 
0 
0 
2 9,649 10 
Eg0  1,181volt 
Tekanan parsial O2 dalam pereaksi = 1,2 (0,21) 
= 0,252 atm. 
(Ingat: dalam udara terdapat 21%O2 dan 79%N2) 
Tekanan parsial H2 dalam pereaksi = 1,1 atm. 
Tekanan parsial H2O dalam produk = 1,0 atm. 
Digunakan persamaan (13): 
1 1/ 2 
P P 
H O 
ln 2 2 
1 
E  E 0 
 R T 
H O 
2 
y 
u 
g g 
P 
n F 
1 1/ 2 
ln 1,1 (0,252) 
1,181 8314 (873) 
  
7 1,0 
1 
2 (9,649 10 ) 
  
x 
Eg 
Eg  1,181 0,022 1,159 volt 
Efisiensi konversi maksimum menggunakan persamaan (14):
12 
T S 
 , . 1 . 
H 
G 
 
 
maks  
H 
We maks 
H 
 
  
 
 
 . 
Sebelumnya dihitung terlebih dahulu: 
1 1/ 2 
P P 
H O 
ln 2 2 
1 
0 
H O 
2 
u 
P 
G  G  R T 
1 1/ 2 
G  228 x 10  8314 (873) ln 1,1 (0,252) 
1 
6 
1,0 
G x joule 
kg mol H O 
2 
223,7 106 
 
  
Kemudian diperoleh: 
0,7822 78,22% 
x 
223,7 10 
maks . 
6 
286 10 
6 
 
 
G 
.    
 
x 
H

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Prisilia Meifi Mondigir
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Ady Purnomo
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
GGM Spektafest
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
Wisnu Grizzly
 
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusTermodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
jayamartha
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
Mutiara Cess
 
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSTEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSshofia ranti
 
96619533 etil-benzene
96619533 etil-benzene96619533 etil-benzene
96619533 etil-benzene
AlbiFR
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
Siti Avirda
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Universitas Gadjah Mada
 
Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensial
FKIP UHO
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
SMP IT Putra Mataram
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
Mahammad Khadafi
 

What's hot (20)

Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusTermodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSTEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
 
96619533 etil-benzene
96619533 etil-benzene96619533 etil-benzene
96619533 etil-benzene
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
 
Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensial
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Hukum henry
Hukum henryHukum henry
Hukum henry
 

Viewers also liked

Sel nikel cadmium oktober,2013
Sel nikel cadmium oktober,2013Sel nikel cadmium oktober,2013
Sel nikel cadmium oktober,2013Raha Sia
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Bogor
 
Jenis jenis baterai
Jenis jenis bateraiJenis jenis baterai
Jenis jenis baterai
Atika Fauziyyah
 
Makalah baterai lithium
Makalah baterai lithiumMakalah baterai lithium
Makalah baterai lithiumAlbari Taufik
 
Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion
Sulistiyo Wibowo
 
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
shashank chetty
 
Dye sensitized solar cells
Dye sensitized solar cellsDye sensitized solar cells
Dye sensitized solar cells
Dileep V Raj
 

Viewers also liked (9)

Fuel Cell
Fuel CellFuel Cell
Fuel Cell
 
Sel nikel cadmium oktober,2013
Sel nikel cadmium oktober,2013Sel nikel cadmium oktober,2013
Sel nikel cadmium oktober,2013
 
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel VoltaPresentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Jenis jenis baterai
Jenis jenis bateraiJenis jenis baterai
Jenis jenis baterai
 
Makalah baterai lithium
Makalah baterai lithiumMakalah baterai lithium
Makalah baterai lithium
 
Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion
 
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
Dye Sensitized Solar cell (DSSC)
 
Dye sensitized solar cells
Dye sensitized solar cellsDye sensitized solar cells
Dye sensitized solar cells
 

Similar to Sekilas tentang Fuel Cell

jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
070bebiardilaningsih
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.ppt
HaruGinting1
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
18046Ajinia
 
3. termokimia
3. termokimia3. termokimia
3. termokimia
FerdiSyahdani2
 
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWANTERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
DIANTO IRAWAN
 
Tugas ii termokimia
Tugas ii termokimiaTugas ii termokimia
Tugas ii termokimiasuwanto89
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
Rahthino Giovanni
 
Bahan ajar entalpi (1)
Bahan ajar entalpi (1)Bahan ajar entalpi (1)
Bahan ajar entalpi (1)
SumariyaDesi
 
TERMOKIMIA
TERMOKIMIATERMOKIMIA
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
Haelis Muslimah
 
Termokimia(1)
Termokimia(1)Termokimia(1)
Termokimia(1)
Tri Ningrum
 
Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3
mokhalfanz
 
Termokimia_Kimia Dasar_2014
Termokimia_Kimia Dasar_2014Termokimia_Kimia Dasar_2014
Termokimia_Kimia Dasar_2014
Ratih Juniarti Maulida
 
termokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdftermokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdf
udinbaihaqi485
 
ppt.energi ikatan.pptx
ppt.energi ikatan.pptxppt.energi ikatan.pptx
ppt.energi ikatan.pptx
IndahAyudia1
 
Bab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamikaBab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamika
Willy Chandra
 

Similar to Sekilas tentang Fuel Cell (20)

jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.ppt
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
 
3. termokimia
3. termokimia3. termokimia
3. termokimia
 
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWANTERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
TERMOKIMIA by DIANTO IRAWAN
 
Tugas ii termokimia
Tugas ii termokimiaTugas ii termokimia
Tugas ii termokimia
 
Modul thermokimia
Modul thermokimiaModul thermokimia
Modul thermokimia
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Bahan ajar entalpi (1)
Bahan ajar entalpi (1)Bahan ajar entalpi (1)
Bahan ajar entalpi (1)
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
TERMOKIMIA
TERMOKIMIATERMOKIMIA
TERMOKIMIA
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia(1)
Termokimia(1)Termokimia(1)
Termokimia(1)
 
Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3
 
Termokimia_Kimia Dasar_2014
Termokimia_Kimia Dasar_2014Termokimia_Kimia Dasar_2014
Termokimia_Kimia Dasar_2014
 
termokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdftermokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdf
 
ppt.energi ikatan.pptx
ppt.energi ikatan.pptxppt.energi ikatan.pptx
ppt.energi ikatan.pptx
 
Perubahan entalphi
Perubahan entalphiPerubahan entalphi
Perubahan entalphi
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Bab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamikaBab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamika
 

More from Bogor

sintesis jaringan
sintesis jaringansintesis jaringan
sintesis jaringan
Bogor
 
partial fraction expansion (foster first form)
partial fraction expansion (foster first form)partial fraction expansion (foster first form)
partial fraction expansion (foster first form)
Bogor
 
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
Bogor
 
Persamaan Diferensial orde 1
Persamaan Diferensial orde 1Persamaan Diferensial orde 1
Persamaan Diferensial orde 1Bogor
 
Kriteria(kinerja)
Kriteria(kinerja)Kriteria(kinerja)
Kriteria(kinerja)
Bogor
 
Pemanfaatan Potensi Gas Bio
Pemanfaatan Potensi Gas BioPemanfaatan Potensi Gas Bio
Pemanfaatan Potensi Gas Bio
Bogor
 
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
Bogor
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Bogor
 
Ringkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellRingkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar Cell
Bogor
 
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
Bogor
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busBogor
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBogor
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraBogor
 

More from Bogor (13)

sintesis jaringan
sintesis jaringansintesis jaringan
sintesis jaringan
 
partial fraction expansion (foster first form)
partial fraction expansion (foster first form)partial fraction expansion (foster first form)
partial fraction expansion (foster first form)
 
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
Implementasi Automatic Packet Reporting System (APRS) Untuk Paket Data Pemant...
 
Persamaan Diferensial orde 1
Persamaan Diferensial orde 1Persamaan Diferensial orde 1
Persamaan Diferensial orde 1
 
Kriteria(kinerja)
Kriteria(kinerja)Kriteria(kinerja)
Kriteria(kinerja)
 
Pemanfaatan Potensi Gas Bio
Pemanfaatan Potensi Gas BioPemanfaatan Potensi Gas Bio
Pemanfaatan Potensi Gas Bio
 
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
Hydrothermal Coordination (scheduling_problem)
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
 
Ringkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellRingkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar Cell
 
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
PV =contoh.soal&penyelesaiannya=
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans bus
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastraTulisan ilmiah vs tulisan sastra
Tulisan ilmiah vs tulisan sastra
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 

Recently uploaded (11)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 

Sekilas tentang Fuel Cell

  • 1. FUEL CELL Dikutip dari ”Prinsip-prinsip Konversi Energi” [ArchieW. Culp, Jr.] diterjemahkan oleh Darwin Sitompul  1  T . Batere dan fuel cell prinsip operasinya sama, perbedaannya terdapat pada bahan bakarnya, dengan batere mempunyai jumlah bahan bakar atau energi tetap sedangkan fuel cell mempunyai bahan bakar yang terus-menerus diisikan. Beberapa batere dapat beroperasi dapat-balik dengan produk reaksi kimia dipisahkan kembali ke reaktan semula dengan mengisikan daya listrik dalam batere pada waktu pengisian (charging). Batere digunakan sebagai sistem penyimpan energi dan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu batere primer dan sekunder. Batere primer (seperti sel konvensional ”C” dan ”D”) tidak dapat diisi kembali, sedangkan batere sekunder (seperti batere mobil dengan asam dan timah) dapat diisi kembali berkali-kali. Batere dan fuel cell komposisinya sama, keduanya terdiri dari dua elektrode yang dipisahkan oleh larutan elektrolit atau matriks. Dalam fuel cell, reaktan bahan bakar, pada umumnya hidrogen (H2) atau karbon monoksida (CO) diberikan ke salah satu elektrode berpori dan oksigen (O2) atau udara dimasukkan ke dalam elektrode berpori yang lain. Elektrode suatu fuel cell harus memenuhi tiga hal, yaitu: (1) Berpori, agar bahan bakar dan elektrolit dapat menembusnya untuk 1 KONVERSI ENERGI KIMIA MENJADI LISTRIK Contoh implementasi energi kimia menjadi listrik secara langsung, adalah batere dan fuel cell (sel bahan bakar). Mengingat pada sistem ini perubahan energi tidak melewati fase energi panas, maka tidak dibatasi oleh siklus mesin kalor dapat-balik (reversible) eksternal, yaitu: L H th T memperoleh kontak yang cukup. Ukuran pori elektrode sangat penting. Ukuran terlalu besar akan mengakibatkan gas bahan bakar ”menggelembung” dan hilang keluar, sedangkan ukuran
  • 2. terlalu kecil akan terjadi kontak yang tidak cukup antara reaktan dan elektrolit mengakibatkan kapasitas sel berkurang. (2) Mengandung katalisator kimia untuk memecah ikatan bahan bakar menjadi atom, agar menjadi lebih reaktif. Katalisator paling populer yang digunakan saat ini adalah platina dan nikel yang disinter. 2 (3) Dapat melewatkan elektron ke terminal. Diagram skematis fuel cell, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1 Diagram skematis fuel cell Larutan elektrolit harus mempunyai permiabilitas tinggi terhadap ion H+ atau OH- yang dihasilkan sebagai produk salah satu elektrode. Ion
  • 3. yang sama ditransfer ke elektrode lain dan dikombinasikan dengan reaktans lain. Elektron berpindah melalui sirkuit luar ke elektrode yang lain dengan produk oksidasi dibentuk. Sel ”membakar” oksigen dan hidrogen dan mempunyai elektrolit asam, ion antaranya adalah H+ dan reaksi umumnya: Reaksi anode: 2H2  4 e- + 4H+ ..........................................(“a”), Reaksi katode: 4e- + 4H+ + O2  2H2O .................................(”b”). Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit asam, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit asam Beberapa fuel cell menggunakan elektrolit padat yang pada kenyataannya adalah suatu membran pertukaran ion. Salah satu membran terdiri dari resin sulphenated polystyrene berbentuk bubuk halus berada dalam bentuk polimer lembam. Membran ini fleksibel, mempunyai kekuatan mekanik yang baik, lembam secara kimiawi, dan tahan terhadap gas pereaksi (reaktan). Sementara membran membiarkan ion-ion lewat, ia mempunyai resistans listrik yang relatif tinggi, meskipun tebalnya hanya kira-kira 3 mm. Jenis konverter ini telah digunakan sebagai sumber daya tambahan pada misi ruang angkasa orbital Gemini pertama dengan 2 awak. Fuel cell jenis ini bersama suatu jenis fuel cell yang lain, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam fuel cell oksigen-hidrogen dan mempunyai elektrolit alkalin (seperti potassium hidroksida), ion antaranya adalah OH- dan reaksi umumnya: 3
  • 4. Reaksi anode: 2H2 + 4OH-  4H2O + 4 e- .................................(”c”), Reaksi katode: 2H2O + O2 + 4e-  4OH- ..................................(”d”). Diagram skematis fuel cell mempunyai elektrolit alkalin dengan reaksi dimaksud seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Diagram skematis fuel cell dengan elektrolit alkalin Kinerja fuel cell Energi total yang dilepaskan dalam setiap reaksi kimia adalah sama dengan perubahan entalpi pembentukan (H ), nilainya sama dengan entalpi pembentukan pereaksi dikurangi jumlah entalpi pembentukan produk: H  Hpereaksi  Hproduk .......................…………….(1). Perubahan entalpi pembentukan (H ) setara dengan nilai pembakaran atas (HHV, higher heating value) bahan bakar. Nilai H seperti ditunjukkan pada Tabel 1, untuk oksidasi bermacam-macam bahan bakar pada 250C (298K) dan 1 atm. Umumnya, semua 4 elemen alami mempunyai nilai H sama dengan nol.
  • 5. Tabel 1 Entalpi pembentukan H 0 dan energi bebas Gibbs G0 dari senyawa dan ion (pada 298K dan 1 atmosfer) 5 Senyawa atau ion Entalpi pembentukan H 0 (joule/kg.mol) Energi bebas Gibbs G0 (joule/kg.mol) CO -110 x 106 -137,5 x 106 CO2 -394 x 106 -395 x 106 CH4 -74,9 x 106 -50,8 x 106 Air -286 x 106 -237 x 106 Uap air -241 x 106 -228 x 106 LiH +128 x 106 +105 x 106 NaCO2 -1122 x 106 -1042 x 106 CO3-- -675 x 106 -529 x 106 H+ 0 0 Li+ -277 x 106 -293 x 106 OH- -230 x 106 -157 x 106 Dalam reaksi pembakaran berikut: C + O2  CO2 ........................................................................(“e”). Perubahan entalpi pembentukan (H ) pada reaksi tersebut: 0 0 ( 394 x 106 ) 2 2 H  HC  HO  HCO     H  394 x 10 joule atau 2 6 kg.mol CO H  8,953 x 106 joule kg C H  32,81 x 106 joule atau kg C H 14,107 Btu lb.m C Ingat: bilangan atom dan massa Secara teoritis, semua energi dalam entalpi pembentukan dapat diubah menjadi energi listrik, jika tidak ada bagian yang dibentuk menjadi energi lain. Kenyataannya, pada reaksi dapat-balik sejumlah energi kimia diubah menjadi energi panas dan sisanya diubah menjadi energi listrik. Jumlah minimum energi panas yang timbul dalam setiap reaksi
  • 6. dapat-balik adalah T dS . Mengingat fuel cell adalah proses isotermal, maka T dS  T  dS  T S . Hal itu berarti, jumlah energi listrik yang ditimbulkan We dalam fuel cell, adalah: We  H  T S ....................................................………………….(2). Listrik dibangkitkan per kg.mol bahan bakar adalah sama dengan H  T S untuk suatu reaksi dapat-balik, tetapi akan lebih kecil dari nilai tersebut, jika terdapat reaksi tidak dapat-balik dalam sel. Energi bebas Gibbs ( G ) ialah suatu fungsi termodinamika yang didefinisikan sebagai entalpi dikurangi perkalian suhu (T ) dan entropi (S ), atau dalam persamaan berikut: G  H  T.S ..............................................................................(3). Penurunan persamaan (3) untuk proses isotermal (dT  0), adalah: dG  dH  T.dS atau G  H  T.S ....................................(4). Persamaaan (2) berubah menjadi: We  G ...........................................................................(5), dengan perubahan energi bebas Gibbs untuk reaksi yang diberikan G, adalah: G  Gpereaksi  Gproduk ……………….........................(6). Energi bebas Gibbs adalah fungsi tekanan dan suhu di mana reaksi terjadi. Hubungan sifat termodinamika secara umum, adalah: T .dS  dH V.dP atau dH  T.dS  V .dP ...............................(7). Substitusi persamaan (6) ke persamaan (4), diperoleh: dG V .dP ................................................................................(8). Untuk setiap mol unsur gas, 6 V  Ru T , dengan: P Ru = konstanta gas universal (sebagai konstanta fisika), nilainya: = 8,314 kJ per kg.mol.derajat kelvin = 0,08314 bar.meter3 per kg.mol.derajat kelvin = 1545 ft.lbf per lbm.mol.degree rankeine = 1.9857 Btu per lbm.mol.degree rankeine maka untuk proses isotermal, persamaan (8) berubah menjadi:
  • 7. 7 P dG R T 0 0    P u G G dP P P dG R T dP 0 0 atau    P u G G P atau G G R T P   u .................................................................(9). 0 0 ln P Mengingat G0 adalah nilai energi bebas Gibbs untuk tekanan 1 atmosfer, dengan P0 1,0, jika P adalah tekanan unsur dalam satuan [atm.], persamaan (9) menjadi: G  G0  Ru T ln P..................................................................(10). Perhatikan: Reaksi kimia untuk suatu fuel cell berikut: aA + bB  cC + dD ................................................................(“f”). Diketahui: Pereaksi (A dan B) dan produk (C dan D), semua berbentuk gas pada suhu T dan tekanan bagian PA, PB, PC, dan PD. Perubahan energi bebas Gibbs untuk reaksi tersebut menjadi: G  G0  R T ln P P ...............................................(11). d D c C b B a A u P P Dalam beberapa kasus, produk hasil reaksi mungkin berbentuk cairan. Untuk kasus pada persamaan (11) dapat digunakan dengan memberikan komponen tekanan parsial x , Px, diganti  x , dengan  x disebut aktivitas komponen x dan mempunyai nilai sama dengan tekanan parsial dari komponen x hanay jika komponen memenuhi hukum gas ideal. Mengingat G dan H dinyatakan dalam satuan energi (yaitu: joule) per kilogram.mol, maka mengandung arti We adalah energi listrik yang berhubungan dengan lewatnya 1 kg.mol elektron melalui sirkuit listrik. Satu kg.mol elektron sama dengan angka dalam bilangan Avogadro (6,023 x 1026) dan muatan satu elektron adalah 1,602 x 10-19 C; Sehingga dikatakan, bahwa muatan untuk 1 kg.mol elektron adalah 9,649 x 107 coulomb (C) per kg.mol elektron, didefinisikan sebagai 1
  • 8. (satu) Faraday ( Fy ) atau nilai konstanta Faraday. Untuk n mol elektron dilepaskan dalam reaksi dan tegangan dalam sel adalah Eg , maka nilai We sama dengan n Fy Eg , sehingga persamaan (5) menjadi: n Fy Eg  G.......................................................…………………(12). Nilai maksimum tegangan dalam sel, adalah:  . ……………………….…..…………(14). Efisiensi konversi aktual, sebenarnya lebih rendah dari nilai yang diberikan pada persamaan (14) dan dapat dihitung menurut:  , .  . ………………........................……….………(15), dengan vL adalah nilai tegangan output dari fuel cell. Nilai efisiensi 60-70% dapat diberikan oleh hampir semua fuel cell tanpa menaikkan suhu setinggi yang diperlukan oleh suatu siklus kalor. Sebagaimana telah dikemukakan, peningkatan suhu operasi akan menurunkan output aktual dan efisiensi konversi. Kinerja fuel cell adalah fungsi dari karakteristik operasi sel. Sebagaimana batere, tegangan output fuel cell akan turun, jika output 8    0  ln .................................................(13). d D c C b B a A E E R T y u g g n F   Persamaan (13) dikenal sebagai persamaan Nerst. Catatan, bahwa kenaikan suhu (T ) fuel cell akan menurunkan nilai tegangan output (ke luaran) dan pada akhirnya akan menurunkan nilai output energi listrik. Sebagaimana telah dikemukakan di awal, bahwa suatu fuel cell tidak dibatasi oleh efisiensi suatu mesin kalor dapat-balik eksternal, tetapi pada dasarnya terdapat nilai batas (limit) dari nilai efisiensi. Efisiensi konversi maksimum: T S  , . 1 . H G   maks  H We maks H      n F v We akt y L akt  H H  
  • 9. listrik fuel cell naik. Terdapat 3 (tiga) macam kerugian tegangan utama sehubungan dengan pengoperasian sel, yaitu: (a) Kerugian tegangan akibat polarisasi kimia atau polarisasi penggerakan vC , adalah tegangan yang dibutuhkan untuk melepas ion dari elektrode di mana ion tersebut terbentuk. (b) Kerugian tegangan akibat resistans dalam, adalah sama dengan hasil kali i  Ri , di mana i adalah aliran arus dan Ri adalah resistans dalam sel. (c) Kerugian tegangan (akibat beban yang sangat besar) berupa polarisasi-konsentrasi yang disebabkan efek elektrostatika dan gradien konsentrasi yang disebabkan kekosongan ion di suatu tempat di sekitar elektrode pada daya output yang tinggi. Karakteristik tegangan-arus fuel cell, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. 9 tegangan tanpa beban turun tegangan akibat polarisasi kimia, vC turun tegangan akibat resistans dalam, i.Ri daerah operasi sel te ga nga n turun tegangan akibat konsentrasi-polarisasi turun tegangan sepanjang resistans luar, vL arus output (A) Gambar 4 Karakteristik arus-tegangan fuel cell
  • 10. Jenis-jenis fuel cell Semua jenis fuel cell yang beroperasi merupakan fuel cell bersuhu rendah menggunakan hidrogen dan oksigen sebagai pereaksi. Kebanyakan sel tersebut beroperasi pada suhu di bawah 500K, sedangkan penurunan suhu dapat memperbaiki efisiensi konversi, jumlah oksidasi, atau daya output sel dapat dinaikkan dengan menaikkan tekanan sistem dan/atau menaikkan suhu. Fuel cell redoks, adalah suatu fuel cell hidrogen-oksigen yang berbeda dengan fuel cell normal, di mana reaksi kimia tidak terjadi di elektrode. Diagram skematis fuel cell redoks, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. 10 <tidak ditampilkan> Gambar 5 Diagram skematis fuel cell jenis redoks Sel redoks mempunyai dua larutan elektrolit yang dipisahkan oleh membran peubah ion dan gas pereksi bergelembung lewat masing-masing elektrolit. Sel tersebut lebih kecil efisiensinya dibanding sel konvensional, tetapi mempunyai resistans lebih rendah dan kehilangan polarisasi lebih kecil, di samping mempunyai rapat arus lebih tinggi. Keungggulan utama sel redoks, adalah kemampuannya untuk beroperasi dengan pereaksi relatif tidak begitu murni. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan fuel cell bersuhu tinggi yang dapat beroperasi dengan bahan bakar yang tidak murni dan tidak mahal seperti hidrokarbon. Untuk dapat menggunakan hidrokarbon sebagai bahan bakar, bahan ini pertama-tama harus dipecah dulu menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Penggunaan dua gas bahan bakar (karbon monoksida dan oksigen) dalam fuel cell menyulitkan pemilihan elektrolit untuk sistem dimaksud. Selanjutnya, sistem beroperasi pada suhu di atas 1200K, pemakaian cairan, dan elektrolit lain yang mempunyai titik didih rendah terhalang. CONTOH SOAL Hitung tegangan output dan efisiensi konversi teoritis suatu fuel cell oksigen-hidrogen yang beroperasi pada suhu 6000C. Diasumsikan, bahwa hidrogen diberikan pada 1,1 atmosfer dan oksigen diberikan dari
  • 11. udara pada tekanan 1,2 atmosfer, dan produk uap bertekanan 1 atmosfer. Penyelesaian: Mengacu ke Tabel 1., diperoleh: G0 (untuk uap) = 228 x 106 [J/kg.mol] H2O H0 (untuk uap) = 241 x 106 [J/kg.mol] H2O H0 (untuk air) = 286 x 106 [J/kg.mol] H2O Mengacu ke persamaan (12) diperoleh persamaan: n Fy Eg0  G0 . Untuk reaksi dimaksud: H2 + O2  2H2O 11    . 228 10 . g 7                 E   G   mol e x C mol H O mol e kg mol H O x W s n F y 2 2 6 0 0 2 9,649 10 Eg0  1,181volt Tekanan parsial O2 dalam pereaksi = 1,2 (0,21) = 0,252 atm. (Ingat: dalam udara terdapat 21%O2 dan 79%N2) Tekanan parsial H2 dalam pereaksi = 1,1 atm. Tekanan parsial H2O dalam produk = 1,0 atm. Digunakan persamaan (13): 1 1/ 2 P P H O ln 2 2 1 E  E 0  R T H O 2 y u g g P n F 1 1/ 2 ln 1,1 (0,252) 1,181 8314 (873)   7 1,0 1 2 (9,649 10 )   x Eg Eg  1,181 0,022 1,159 volt Efisiensi konversi maksimum menggunakan persamaan (14):
  • 12. 12 T S  , . 1 . H G   maks  H We maks H       . Sebelumnya dihitung terlebih dahulu: 1 1/ 2 P P H O ln 2 2 1 0 H O 2 u P G  G  R T 1 1/ 2 G  228 x 10  8314 (873) ln 1,1 (0,252) 1 6 1,0 G x joule kg mol H O 2 223,7 106    Kemudian diperoleh: 0,7822 78,22% x 223,7 10 maks . 6 286 10 6   G .     x H