Kasus ini menggambarkan insiden pertengkaran antara dua siswa, Anto dan Dino, yang berujung pada kontak fisik. Kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya dan meminta Dino untuk memperbaiki kesalahannya dengan mengganti kancing seragam Anto yang terlepas akibat tindakannya.
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
Kasus ini menceritakan tentang perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket yang menyebabkan 3 kancing kemeja Anto terlepas. Ibu Suti selaku kepala sekolah memanggil kedua siswa tersebut dan mencoba menenangkan situasi dengan menanyakan keyakinan sekolah serta meminta Dino memperbaiki kesalahannya. Dino setuju untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan menjahitkan kembali kancing kemeja Anto.
Kasus ini menceritakan tentang pertengkaran antara Dino dan Anto di lapangan basket yang berujung pada kontak fisik dimana Dino menarik kemeja Anto hingga 3 kancingnya lepas. Ibu Suti selaku kepala sekolah menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan metode restitusi dengan bertanya tentang keyakinan sekolah, meminta Dino memperbaiki kesalahannya, dan akhirnya Dino setuju untuk memperbaiki kemeja Anto dengan
Studi kasus 4 menggambarkan insiden pertengkaran antara Anto dan Dino saat bermain basket di sekolah. Dino menjadi emosi dan menarik paksa kemeja Anto hingga copot 3 kancingnya. Kepala sekolah Ibu Suti berusaha menenangkan keduanya dengan menanyakan perspektif masing-masing serta solusi perbaikan masalah sesuai keyakinan sekolah.
Kasus ini menceritakan tentang perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket yang menyebabkan 3 kancing kemeja Anto terlepas. Ibu Suti selaku kepala sekolah memanggil kedua siswa tersebut dan mencoba menenangkan situasi dengan menanyakan keyakinan sekolah serta meminta Dino memperbaiki kesalahannya. Dino setuju untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan menjahitkan kembali kancing kemeja Anto.
Kasus ini menceritakan tentang pertengkaran antara Dino dan Anto di lapangan basket yang berujung pada kontak fisik dimana Dino menarik kemeja Anto hingga 3 kancingnya lepas. Ibu Suti selaku kepala sekolah menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan metode restitusi dengan bertanya tentang keyakinan sekolah, meminta Dino memperbaiki kesalahannya, dan akhirnya Dino setuju untuk memperbaiki kemeja Anto dengan
Kasus 3 mengisahkan tentang Ibu Dani yang sedang mengajar Bahasa Inggris namun Fajar terlihat tidak memperhatikan dan bahkan tertidur. Ibu Dani menyuruh Fajar maju ke depan untuk mengerjakan soal namun Fajar tidak bisa. Ibu Dani kemudian mengambil posisi kontrol sebagai pemberi rasa bersalah dengan mengatakan tidak kasihan pada Ibu Dani.
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptxDevano9
Kasus 4 mencatat insiden perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket sekolah. Guru piket melerai dan membawa keduanya ke ruang kepala sekolah, Ibu Suti. Ibu Suti berusaha menenangkan Dino yang marah dan mendengarkan keluh kesahnya. Ibu Suti mengingatkan bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan namun meminta Dino memikirkan cara lain untuk menyelesaikan masalah di masa depan. Ibu
Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok 2 (2).pdfRestuKuswara3
Contoh Ruang Kolaborasi CGP.
Pada ruang kolaborasi ini kami membahas tentang Budaya Positif yang bisa diterapkan pada siswa sesuatu dengan kasus yang dipaparkan
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Ruang Kolaborasi.pptx Tugas Calob Guru Penggerakjohan199969
Assalamualikum wr.wb
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Berikut ini adalah salah satu tugas yang ada pada pendidikan guru penggerak
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Unggah Hasil Diskusi Kelompok
Kasus 3 mengisahkan tentang Ibu Dani yang sedang mengajar Bahasa Inggris namun Fajar terlihat tidak memperhatikan dan bahkan tertidur. Ibu Dani menyuruh Fajar maju ke depan untuk mengerjakan soal namun Fajar tidak bisa. Ibu Dani kemudian mengambil posisi kontrol sebagai pemberi rasa bersalah dengan mengatakan tidak kasihan pada Ibu Dani.
Tugas 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Kel 2.pptxDevano9
Kasus 4 mencatat insiden perkelahian antara Anto dan Dino di lapangan basket sekolah. Guru piket melerai dan membawa keduanya ke ruang kepala sekolah, Ibu Suti. Ibu Suti berusaha menenangkan Dino yang marah dan mendengarkan keluh kesahnya. Ibu Suti mengingatkan bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan namun meminta Dino memikirkan cara lain untuk menyelesaikan masalah di masa depan. Ibu
Ruang Kolaborasi 1.4 Kelompok 2 (2).pdfRestuKuswara3
Contoh Ruang Kolaborasi CGP.
Pada ruang kolaborasi ini kami membahas tentang Budaya Positif yang bisa diterapkan pada siswa sesuatu dengan kasus yang dipaparkan
KELOMPOK-1_1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok.pptxgustiantelaumbanua58
Kasus ini menunjukkan adanya konflik antara Anto dan Dino yang berujung pada kontak fisik. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menangani kasus ini dengan pendekatan restoratif adalah:
Kepada Anto:
- Anto, apa yang terjadi sebenarnya saat kalian bermain basket tadi?
- Bagaimana perasaanmu saat insiden itu terjadi?
- Apa yang menurutmu dapat dilakukan agar insiden seperti ini tidak terulang kembali
Ruang Kolaborasi.pptx Tugas Calob Guru Penggerakjohan199969
Assalamualikum wr.wb
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Berikut ini adalah salah satu tugas yang ada pada pendidikan guru penggerak
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Unggah Hasil Diskusi Kelompok
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. TUGAS RUANG KOLABORASI
MODUL 1.4 - BUDAYA
POSITIF
NETWA KESRIATI ,M.Pd
FASILITATOR
SITI DARMIATUN ,M.Pd
PENGAJAR PRAKTIK
2. Kelompok 3
STUDI KASUS MODUL 1.4
FAUZAN DAVIS
FITRIA ELVI SETYA NINGSIH EFRIANI AVER
SRI ISMAWATI
3. Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru
pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP.
Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan
ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti
Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali
malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi
menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-
ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa
tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan
kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan
mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok
dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap
saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah
mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka
telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan
Ibu Eni sebagai guru pengganti.
KASUS 1
4. Dalam kasus di atas, langkah-langkah
restitusi apa saja yang sudah dijalankan
oleh Ibu Santi?
Validasi tindakan yang
salah (Validate the
Misbehavior); “Ibu Santi
menanggapi bahwa
tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka
sungguh-sungguh ingin
meminta maaf. “
Menanyakan keyakinan
(Seek the Belief) “apa
yang akan mereka
lakukan untuk
memperbaiki kesalahan,
apakah ada gagasan dari
mereka ?”
5. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali
sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat?
Sudah Sesuai
Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
Mengadakan sebuah diskusi
kelompok dengan teman-
teman sekelasnya dengan
tema penerapan keyakinan
kelas terutama tentang
sikap saling menghormati
dan bagaimana
penerapannya di kehidupan
sehari-hari di sekolah
mengirim
email
kepada
Ibu Eni
Memberitahu Kepala
Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada
ketiadaan guru, maka
mereka akan
mengusulkan Ibu Eni
sebagai guru pengganti
6. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah
diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan
Natali? Jelaskan jawaban Anda
Posisi
Teman & Pemantau
Pembuat Rasa Bersalah
Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan
Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk tetap
fokus pada pengerjaan tugas,
“Ayolah tugasnya dikerjakan,
nanti Ibu ditegur Bapak Kepala
Sekolah kalau kalian tidak
kerjakan tugas.
7. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda
menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
Saya mendukung langkah restitusi yang
dilakukan ibu santi, bahkan saya akan
memfasilitasi apa yang dibutuhkan
dalam proses restitusi tersebut, seperti
apa yang dibutuhkan saat diskusi
kelompok
8. Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di
gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di
peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina
menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras
pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan
sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak,
kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan
sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu
dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan
memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan
lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
KASUS 2
9. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang
diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah
indikatornya?
. Meskipun Sabrina sadar
berbuat salah tetapi pak
Lukman tetap menunjuk
Sabrina yang bersalah dan
memberi hukuman dengan
menyuruh Sabrina
mencopot sepatu
seharian, sehingga Sabrina
tidak berani keluar kelas
PENGHUKUM DAN
PEMBUAT RASA
BERSALAH
10. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan
dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan
diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
1.Sabrina, Apakah kamu
mengetahui peraturan sekolah
tentang pemakain warna
sepatu?
2. ‘ya, jadi kamu salah, kira-
kira bagaimana kamu akan
memperbaiki kesalahan
mu?”
3. “Apa kamu siap
berkomitmen depan nya
untuk tidak mengulangi
lagi? 4. Baik itu bisa dilakukan. Apakah
akan menjadi masalah bagi mu untuk
mentaati peraturan sekolah memakai
sepatu hitam setiap hari nya ?
5. “Baik. Saya hargai
usahamu, untuk memperbaiki
diri.”
11. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam
Disiplin dalam
mentaati
peraturan
sekolah
Mandiri dan tanggung
jawab ; menuntut murid
menjadi pribadi yang
mandiri yang mampu
menyiapkan kebutuhan nya
sendiri tanpa bantuan
orang tua
12. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak
Lukman mengenai kasus tersebut?
Tindakan pak lukman dirasa kurang tepat, karena menurut saya
harusnya Pak Lukman juga ada toleransi kemanusiaan, dengan
melihat riwayat pelanggaran yang sudah dilakukan Sabrina selama
ini, jika Sabrina selama ini merupakan siswa yang disiplin dan belum
pernah melanggar peraturan sekolah maka perlu diberi
peringatan dan belum diberi hukuman dengan membuka sepatu
seharian, tetapi jika Sabrina sudah melakukan pelanggaran berkali
kali maka peraturan harus tegas dijalankan. Hal ini bukan berarti
membuktikan sabrina tidak bersalah, akan tetapi sedikit alasan
kemanusiaan untuk meringankan kasus Sabrina
13. Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau
memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya.
“Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun
tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya
diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya.
“Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-
kira siapa yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar,
seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk
pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu
Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu
sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
KASUS 3
14. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani
dalam pendekatannya kepada Fajar?
, hal ini dapat dilihat dari pernyataan buk
dani ; “Gimana kamu Fajar, kamu tidak
kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-
capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan
sama Ibu?”
Pembuat rasa
bersalah
15. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan
apa yang diperlukan oleh Fajar?
Kebutuhan dasar yang dibutuhkan fajar
adalah, kebutuhan kebebasan (kebutuhan
akan pilihan). Hal ini terlihat dari sikap fajar
yang acuh tak acuh ketika belajar Bahasa
inggris. Berkemungkinan fajar tidak suka
mata pelajaran Bahasa inggris
16. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan
seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan
1.‘fajar !! apakah kamu ingat
kesepakatan kelas kita, bahwa murid
harus mengikuti pembelajaran dengan
baik ?’
2.‘fajar !! apakah kamu tahu
konsekwensinya kaluu tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik ?’
17. Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar
dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
1. Menstabilkan Identitas
·Memanggil fajar untuk menggali
informasi tentang prilakunya dalam
belajar, kemudian mengatakan bahwa
mengantuk itu adalah hal yang wajar
kita alami, namun tindakan tidur-
tiduran dalam pembelajaran itu tidak
baik
3. Menanyakan keyakinan
·Apakah fajar menyadari kalau
tindakan Fajar itu sudah melanggar
kesepakatan kelas yang sudah
disepakati bersama?
·Apa yang akan Fajar lakukan pada
pembelajaran berikutnya?
2. Menvalidasi Tindakan
yang salah
·Ibu tahu mungkin Fajar punya
alasan mengapa sampai tidur-
tiduran saat belajar Bahasa Inggris
di kelas
·Adalah prilku lain yang positif yang
bisa Fajar lakukan agar tidak lagi
tidur-tiduran saat pembelajaran?
18. Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut.
Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas.
Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala
sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.”
Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat
kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino
memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya
kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya
diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun
kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar
dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah
kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan,
“Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang
mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak,
memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto.
Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama
dan bersenda gurau kembali.
KASUS 4
19. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti?
Manajer
Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan
demikian?
karena bu suti tidak memberikan
hukuman, tidak membuat orang
merasa salah, hanya bertanya yang
membuat murid bercerita terkait
masalahnya dan mengajak
memperbaiki masalahnya,
membimbing murid untuk dapat
mengatur dirinya
20. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto
dikuatkan oleh Ibu Suti?
Dino dikuatkan dengan kalimat bu Suti membuat
kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa
mempertahankan diri adalah hal yang penting.
Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja,
bersediakah kamu? Kemudian kalimat "Yang
mengajari saya siapa bu?" Dengan cepat Ibu Suti
menjawab, "Pak Irfan, guru Tata Busana".
Anto dikuatkan dengan
mendengar kalimat bu Suti ke
Dino dan melihat bajunya yang
sudah diperbaiki kancingnya oleh
Dino
21. Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam
kasus tersebut? Jelaskan!
Bertanggung jawab karena
Dino memperbaiki / menjahit
kancing baju Anto yang dia
rusak
Percaya Diri karena Dino
percaya diri belajar
memperbaiki kancing yang
dibimbing oleh Pak Irfan (Guru
Tata Busana)
22. REFLEKSI
KASUS 1-4
Dilihat dari kasus 1-4 dapat di ambil refleksi bahwa dari 5 posisi
kontrol tersebut yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai
pendidik adalah posisi sebagai manajer, sehingga setiap ada
permasalahan didalam sekolah pada siswa, guru menyelesaikan
dengan menerapkan segitiga restitusi